• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah alat komunikasi yang sangat penting bagi setiap manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah alat komunikasi yang sangat penting bagi setiap manusia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah salah alat komunikasi yang sangat penting bagi setiap manusia agar dapat mempertahankan kehidupannya. Dapat dikatakan bahwa tidak ada satu orang manusia yang dapat mempertahankan kehidupannya bila tidak ada bahasa. Banyak orang yang belum dapat menyadari bagaimana pentingnya bahasa bagi manusia karena bahasa tidak dapat dilihat seperti wadah benda konkret lainnya yang sering dilihat oleh masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari, umpamanya buku, pensil, rumah, atau yang lain. Sebenarnya, bahasa itu adalah satu hal yang dapat dilihat dengan jelas. Seorang filosof Perancis, Rene Descartes di dalam Stumpf (1977:250) mengatakan “I think, therefore I am (Cogito ergo sum)”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bila seseorang tidak berpikir maka dia tidak ada, sebab dia ada karena dia bisa berpikir dengan menggunakan otaknya. Dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan produk budaya dan bersumber dari proses berpikir melalui otak. Jika bahasa tidak ada, maka manusia pun tidak ada karena tidak dapat berpikir. Hal ini menunjukkan bahwa bila ada manusia maka bahasa pun sudah jelas ada. Selanjutnya, dapat juga disadari bahwa untuk melakukan suatu kegiatan yang sangat mudah ataupun sangat kecil, seseorang harus menggunakan otak dan bahasa, misalnya ketika seseorang bermimpi pun memakai bahasa. Tanpa kehadiran bahasa dalam mimpi tersebut maka mimpi pun tidak bisa terjadi.

(2)

Ullman (2006:235) berkata,”Language is rooted in the biology of the brain.” Sesuai pernyataan Ullman dan Descartes bahwa bahasa dan otak dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan bila bahasa tidak ada maka manusia pun tidak ada.

Bahasa Karo adalah salah satu bahasa daerah yang termasuk kelompok bahasa Austronesia Barat yang digunakan oleh masyarakat Karo secara umum. Bahasa Karo adalah juga bahasa daerah yang penuturnya juga disebut suku Karo. Suku Karo mayoritas berdomisili di Provinsi Sumatera Utara. Masyarakat yang bukan suku Karo beranggapan bahwa suku Karo hanya tinggal di Kabupaten Karo, tetapi masyarakat suku Karo ada yang tinggal di Deli Serdang, dan Langkat. Di samping itu, dapat dijumpai suku Karo yang berdomisili atau tinggal di Kabupaten Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, Aceh Tenggara, dan Kodya Medan serta di tempat lain di luar daerah Sumatera Utara.

Penelitian dialektologi sangat menarik untuk diterapkan terhadap bahasa Karo. Dapat dipastikan bahwa bahasa-bahasa yang ada di dunia ini pada mulanya mempunyai protobahasa. Bynon (1979:71) dalam Nadra (2006:102) menyatakan bahasa purba (protobahasa) addalah merupakan rakitan teoritis yang dirancang dengan sistem bahasa-bahasa/ dialek-dialek yang mempunyai hubungan kesejarahan melalui rumusan kaidah-kaidah secara singkat. Secara sepintas dapat dikatakan bahwa sebelum kelima bahasa-bahasa Batak menjadi lima bahasa yang berbeda satu dengan lainnya maka dia berada dalam satu bahasa yang merupakan protobahasa (bahasa purba Batak). Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penuturnya maka bahasa Karo

(3)

sekarang ini sudah menjadi suatu protobahasa. Pada awalnya, ada satu bahasa yang diguakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi, kemudian menjadi protobahasa sebab di antara penuturnya sudah terjadi adanya perbedaan wicara yang selanjutnya menjadi perbedaan subdialek, kemudian menjadi dialek, dan ahirnya di waktu mendatang yang belum dapat ditetapkan kapan akan mencapai perbedaan bahasa. Demikian juga bahasa Karo yang merupakan salah satu dari bahasa-bahasa Batak. Bahasa-bahasa Batak ada lima, yaitu bahasa Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Pakpak, dan Batak Toba. Hal ini, nama bahasa-bahasa Batak dan penuturnya juga disebut Batak maka dapat diasumsikan bahwa bentuk protobahasa (bahasa purba) dari bahasa-bahasa Batak itu ada. Sejak kapankah bahasa Batak sudah menjadi protobahasa belum dapat dikethui karena belum pernah diteliti. Nadra (2006) menjelaskan bahwa suatu bahasa akan menjadi protobhasa ketika bahasa tersebut sudah mempunyai dialek atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perpisahan dialek dalam suatu bahasa akan meninggalkan protobahasa.

Menurut pengetahuan peneliti, belum ada ahli bahasa yang tertarik meneliti geografi dialek bahasa Karo. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menelitinya. Di samping itu, hal yang belum pernah diteli, berarti topik itu adalah topik baru.

Anttila (1972:47) menyatakan, “There is no language without variation, and this is true of nature in general: no two natuarl items are exactly alike. Such variation does not always attract our attention, but it has its uses; … Linguists always stress the point that no speaker pronounces the same sound twice in exactly the same ways.” Seiring dengan pendapat Anttila bahwa tidak ada bahasa yang tidak

(4)

mempunyai variasi, hanya tingkat perbedaan yang beraneka ragam. Untuk itu maka diberikan suatu tabel yang merupakan ukuran dan patokan untuk menentukan tingkat perbedaan dalam satu bahasa itu. Ayatrohaedi (1979 dan 2002) mengatakan bahwa Meillet memberikan ciri-ciri dialek seperti perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan. Selanjutnya, perlu juga diketahui bahwa belum ada alasan seseorang untuk mengatakan kapan suatu dialek akan berakhir dan kapan pula suatu bahasa dimulai.

Ada kecenderungan bahwa unsur satu bahasa bisa ditemukan berbeda yang disebabkan oleh faktor geografisnya. Cara penulisan di dalam satu bahasa bisa saja serupa, tetapi cara mengujarkannya bisa berbeda. Hal tersebut merupakan ciri beda fonologis. Antara lain dapat diambil contoh beda fonologis di dalam bahasa Inggris America. Secara umum orang Amerika untuk mengujarkan kata visit ditemukan dua versi, yaitu [visit] dan [vwisit], untuk kata coffee diujarkan [ka:fi] dan [ko:fi], untuk kata pot diujarkan [pot] dan [pa:t], dan lai-lain. Demikian juga di dalam bahasa Karo ada ditemukan untuk kata ‘padi’ diucapkan [pagε], [pagai], dan [pagei]. Untuk bahasa Inggris Amerika tersebut dikatakan bahwa untuk kata visit ucapan [v] adalah koresponsi dengan [vw], untuk kata coffee [a:] adalah koresponsi dengan [o:], untuk kata pot diucapkan ucapan [o] adalah koresponsi dengan [a:]. Dalam bahasa Karo untuk kata ‘padi’ tersebut ucapan [ε] mempunyai variasi [ai] dan [ei].

Kenyataan menunjukkan bahwa bahasa Karo sangat penting posisinya di kalangan mayarakat Karo. Hal ini dapat diketahui dengan munculnya mata pelajaran bahasa Karo di Sekolah Tingkat Dasar (SD) dan Sekolah Tingkat Menengah Pertama

(5)

(SMP) sebagai mata pelajaran yang bersifat muatan lokal. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pemakainya maka bahasa Karo juga harus dapat mengikuti perkembangan tersebut.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ayarohaedi (1983) bahwa suatu bahasa bisa saja mengalami dua situasi, yaitu (1) menjadi bahasa baku di kalangan mayarakat pemakai bahasa tersebut dan (2) menjadi punah. Berkenaan dengan kemungkinan situasi tersebut dapat dilihat bahwa bahasa Karo juga sama halnya dengan bahasa daerah lainnya yang ada di Indonesia, yaitu boleh saja mengalami hal yang serupa. Di sini dapat dilihat bahwa bahasa Karo juga sudah berkembang sedemikian rupa sehingga diperkirakan sudah berkembang dengan mengalami variasi, hanya saja sejauhmana variasi tersebut berkembang belum dapat diperkirakan sebelum penelitian ini selesai dilaksanakan.

Penelitian dialektologi bahasa Karo tidak kalah penting dengan penelitian linguistik lainnya karena hasil penelitian ini akan dapat menunjukkan variasi bahasa Karo sesuai pertumbuhan bahasa Karo di ketiga kabupaten. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman untuk meneliti bahasa Karo di luar daerah yang sudah diteliti sekarang.

Perrin (1980:142) berkata, “A dialect is the speech (words, sounds, stress, phrasing, grammatical habits) characteristic of a firly definite region or group, or more accurately, it is speech that does not attract attention to itself among the residents of a region (regional dialect) or among members of a group (group or class dialects, but that would be recognizably different to an outsider”. Dengan demikian,

(6)

dapat diketahui bahwa dialek itu adalah perbedaan unsur satu bahasa disebabkan oleh perbedaan daerah penggunanya dalam satu bahasa yang dipakai oleh sekelompok penuturnya berbeda di suatu daerah dengan daerah lain. Perbedaan atau pun variasi bisa saja terjadi dalam bidang fonologi leksikon. Dialek bisa saja dikaji menurut tingkat status sosial pemakainya ataupun menurut letak geografi di mana bahasa tersebut dipakai oleh penuturnya. Jika seseorang akan mengkaji dialek berdasarkan status sosialnya, maka ilmu yang digunakan ialah sosiolinguistik, tetapi bila seseorang mengkaji variasi yang terjadi dalam satu bahasa menurut geografi, maka yang digunakan adalah geografi dialek. Kedua bidang ilmu ini termasuk ke dalam bidang ilmu dialektologi.

1.2 Masalah

Penelitian geografi dialek bahasa layak dilakukan di daerah-daerah di Indonesia karena Indonesia mempunyai ribuan pulau serta lebih tujuh ratus bahasa daerah. Nadra (2009) menyatakan bahwa jumlah bahasa daerah di Indonesia ada ditemukan sebnyak 700-an. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti dialek salah satu bahasa daerah, yaitu bahasa Karo. Daerah pakai bahasa Karo tegolong luas serta jumlah penutur bahasa Karo pun relatif banyak. Bahasa-bahasa daerah itu sangat penting fungsinya untuk memenuhi kepentingan bangsa. Penutur asli bahasa Karo mempunyai kesetiaan yang tinggi terhadap bahasa Karo, karena walaupun mereka tinggal di kota, mereka tetap menggunakannya sebagai sarana berkomunikasi di lingkungan masyarakat Karo. Di samping itu, masyarakat Karo akan menggunakan

(7)

bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dalam keadaan atau situasi yang tertentu. Umpamanya, sewaktu mereka bepergian ke pusat-pusat perbelanjaan di kota dan mempunyai kepentingan dengan orang yang tidak mengerti bahasa Karo maka mereka menggunakan bahasa Indonesia.

Di dalam buku UUD 1945 BAB XIII pasal 32 butir 21 dinyatakan bahwa Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Dengan demikian maka penelitian ini juga sudah termasuk salah satu usaha untuk melestarikan bahasa Karo, sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia.

Pusat Bahasa, sebagai suatu lembaga di Indonesia sudah bekerja keras memperpanjang tangannya melalui para peneliti bahasa untuk mencatat jumlah bahasa daerah dan namanya serta aspek–aspek linguistik dalam setiap bahasa itu. Namun demikian, penelitian tersebut sampai saat ini belum juga selesai. Penelitian ini juga termasuk salah satu usaha untuk melestarikan bahasa daerah tersebut.

Bahasa Karo yang digunakan oleh masyarakat suku Karo yang bertempat tinggal di ketiga kabupaten, yaitu Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Langkat bervariasi menurut kajian geografis. Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

(1) Bagaimanakah deskripsi variasi fonologis bahasa Karo di ketiga kabupaten (Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Langkat)?

(2) Bagaimanakah deskripsi variasi leksikal bahasa Karo di ketiga kabupaten (Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Langkat)?

(8)

(3) Bagaimanakah gambaran peta variasi fonologis dan leksikal bahasa Karo di ketiga kabupaten tersebut?

(4) Ada berapa banyak dialek bahasa Karo di ketiga kabupaten tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan bahasa melalui geografi dialek. Suatu penelitian geografi dialek dapat menunjukkan gejala kebahasaan. Penelitian ini dapat menunjukkan daerah yang memakai bahasa Karo di ketiga kabupaten, yaitu Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Langkat sesuai dengan variasi dialek bahasa Karo.

Untuk mencari jumlah dialek bahasa Karo yang digunakan masyarakat penutur asli bahasa Karo di tiga kabupaten tersebut.

(1) Mendeskripsikan variasi fonologis bahasa Karo di ketiga kabupaten tersebut.

(2) Mendeskripsikan variasi leksikal bahasa Karo di ketiga kabupaten tersebut.

(3) Memetakan variasi fonologis dan leksikal yang berbeda ditemukan di setiap titik tempat pengamatan.

(4) Menentukan jumlah dialek bahasa Karo di ketiga kabupaten terebut.

(5) Menganalisis peta variasi fonologis dan leksikal bahasa Karo di ketiga kabupaten terebut.

Dengan tercapainya keempat tujuan di atas, dapat ditunjukkan kepada masyarakat Karo dan pemerintah daerah serta para pembaca mengenai dialek bahasa

(9)

Karo yang merupakan ciri khas masyarakat suku Karo. Dapat diketahui bahwa bila penelitian dialek bahasa Karo ini tidak dilakukan secara dini, maka masyarakat suku Karo akan rugi karena mereka tidak dapat mengetahui ciri khas mereka yang berkaitan dengan bahasa dan budaya. Sekarang ini pemerintah sedang giatnya mengembangkan atau memekarkan daerah, untuk itu hasil penelitian geogrfi dilek bahasa Karo dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: (1) menambah publikasi mengenai bahasa Karo,

(2) menambah publikasi tentang geografi dialek,

(3) menunjukkan variasi fonologis dan leksikal bahasa Karo secara rinci (fonologi dan leksikon).

(4) memenuhi salah satu pokok pikiran yang termaktub di dalam kitab UUD 1945 yang berisikan tentang bahasa daerah, salah satu di antaranya adalah bahasa Karo, (5) menunjang serta memperkaya kosa kata bahasa Indonesia,

(6) menghilangkan perasaan negatif antarpenutur bahasa Karo,

(7) membantu mereka yang ingin menambah wawasannya mengenai geografi dialek, khususnya dalam bahasa Karo, dan

(8) laporan akhir studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

1. 5 Anggapan Dasar

Anggapan dasar suatu penelitian merupakan jawaban tentatif terhadap suatu masalah yang akan dianalisis dalam suatu penelitian yang dirumuskan berdasarkan

(10)

pengetahuan yang ada dan tersebar. Pengetahuan ataupun pendapat yang belum pasti ini akan dijawab melalui penelitian ini. Mahsun (2005) mengatakan bahwa suatu penelitian bahasa yang bersifat kualitatif dan deskriptif tidak harus mencantumkan suatu anggapan dasar atau hipotesis terhadap penelitian yang akan dilakukan. Peneliti setuju dengan pendapat Mahsun tersebut, tetapi berhubung individu-individu masyarakat Karo sudah yakin bahwa bahasa Karo sudah mempunyai dialek maka peneliti memberikan suatu hipotesis untuk penelitian ini.

Sehubungan dengan luasnya daerah pemakaian bahasa Karo dan juga perkembangan kebudayaan masyarakat Karo, maka prestise salah satu dialek bahasa Karo juga semakin meningkat. Misalnya dialek bahasa Karo yang selalu muncul di upacara-upcara adat termasuk dialek menurut sosial dan geografi. Hal ini mengakibatkan bahwa sewaktu mereka kembali ke desanya akan dibawanya juga variasi yang mereka temukan. Di kalangan masyarakat Karo, mereka, masyarakat Karo yang tinggal di Kabupaten Langkat disebut Karo Jahe, mereka yang tinggal di Deli Serdang disebut Karo Deli, dan yang tinggal di Kabupaten Karo disebut Karo Gugung. Karo Gugung tersebut sudah terbagi menjadi tiga daerah, yaitu Karo Singalor Lau yang tinggal di Kecamatan Juhar, Tiga Binanga, Lau Baleng, dan Mardingding; Karo Deleng-Deleng bagi mereka yang tinggal di Kecamatan Kuta Buluh, Tiga Nderket, Naman, dan Payung; Karo Julu bagi mereka yang tinggal di Kecamatan Barus Jahe, Tiga Panah, Berastagi, dan Merek.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, pengusaha homestay yang menyediakan perkhidmatan dengan memberi penekanan berpandukan lima dimensi SERVQUAL berpeluang untuk meningkatkan imej perniagaan dan menarik

flavescens dilakukan dengan cara meng- hitung jumlah pucuk p+3 yang sehat dan yang terseranga dari 100 pucuk basah yang diambil secara acak, kemudian intensitas

Pada tanggal 22 April 2013, tentang Pengumuman atas dipublikasikannya Laporan Pertama Transparansi Penerimaan Negara dan Daerah, yang mengumumkan kepada masyarakat

merupakan implementasi dari halaman dashboard warga dalam home yang dapat dilihat dengan login terlebih dahulu yang tersedia di header maka akan muncul

Permasalahan yang ada pada SMAN 1 Paburan adalah proses pengolahan data keuangan khususnya proses pembayaran dana Sumbangan pendidikan (DSP) di SMA Negeri 1

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah.. Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan

Data yang sudah dalam tahap pengumpulan data dengan metode wawancara saat pagi hari di saat orang yang memberikan jawaban masih segar dan tidak mendapat banyak

Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Public Relations adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik (community