• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDY LITERATURE REVIEW TENTANG IMPLEMENTASI SIMRS PADA UNIT KERJA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DENGAN METODE HOT-HIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDY LITERATURE REVIEW TENTANG IMPLEMENTASI SIMRS PADA UNIT KERJA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DENGAN METODE HOT-HIT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 157

STUDY LITERATURE REVIEW TENTANG IMPLEMENTASI

SIMRS PADA UNIT KERJA REKAM MEDIS RAWAT JALAN

DENGAN METODE HOT-HIT

Tri Wulandari1 Deni Maisa Putra2

1. Student D3 Medical Record and Health Information STIKES Dharma Landbouw Padang, West Sumatra, Indonesia;

email: ttriwulandarii01@gmail.com

2. Lecturer at STIKES Dharma Landbouw Padang, West Sumatra, Indonesia; email: denimaisaputra@gmail.com

ABSTRAK

SIMRS merupakan suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi SIMRS Pada Unit Kerja Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode HOT-Fit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur untuk menelaah jurnal mengenai implementasi SIMRS pada unit kerja rekam medis rawat jalan dengan metode hot-fit, pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan data sekunder dan dianalisis secara deskriptif yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang ada, analisa data dilakukan dengan mencari kesamaan, ketidaksamaan, pandangan, ringkasan terhadap beberapa penelitian. Hasil dari 9 jurnal studi literatur bahwa dalam pelaksanaan SIMRS belum berjalan lancar. Hal ini disebabkan SIMRS yang diterapkan oleh rumah sakit dianggap kurang diperhatikan pihak terkait dan belum mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan SIMRS dengan baik seperti banyaknya petugas yang belum memahami dan mengerti, ini dikarenakan belum adanya dukungan, pengawasan dan evaluasi dari manajemen serta teknologi yang belum berjalan secara maksimal. Pada penelitian ini adalah SIMRS belum berjalan lancar karena petugas yang belum memahami dan mengerti dalam pelaksanaan SIMRS. Diharapkan dukungan, pengawasan, dan evaluasi dari manajemen secara khusus kepada petugas karna sangat penting dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan SIMRS. KataKunci : Implementasi SIMRS, Metode HOT-Fit, Rekam Medis

ABSTRACT

SIMRS is a communication information technology system that processes and integrates the entire hospital service process flow in the form of a network of coordination, reporting and administrative procedures to obtain accurate and accurate information and is part of the Health Information System. The purpose of this study was to determine how the implementation of SIMRS in the Outpatient Medical Record Work Unit with the HOT-Fit Method. The method used in this research is a literature study to examine journals regarding the implementation of SIMRS in the outpatient medical records work unit with the hot-fit method, data collection used is secondary data and is analyzed

(2)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 158

descriptively which is done by describing the facts. , data analysis is done by looking for similarities, inequalities, views, summaries of several studies. The results of 9 literature study journals show that the implementation of SIMRS has not run smoothly. This is because the SIMRS implemented by the hospital is considered to be under-paid attention to related parties and has not prepared everything related to SIMRS properly, such as many officers who do not understand and understand, this is because there is no support, supervision and evaluation from management and technology that has not yet been implemented maximally. In this study, the SIMRS was not running smoothly because the officers did not understand and understand the implementation of SIMRS. It is hoped that the support, supervision and evaluation of management in particular to officers because it is very important and the technology is in accordance with the needs to support the implementation of SIMRS.

Keywords: SIMRS Implementation, HOT-Fit Method, Medical Records

PENDAHULUAN

Salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Indikator mutu rekam medis yang baik adalah kelengkapan isi, akurat, tepat waktu dan pemenuhan aspek persyaratan hukum. Oleh sebab itu dalam mengelola rekam medis, setiap rumah sakit selalu mengacu kepada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis yang dibuat oleh rumah sakit yang bersangkutan. Pengelolaan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pengelolaan rekam medis untuk menunjang mutu pelayanan bagi rumah sakit yaitu pengelolaan rekam medis yang harus efktif dan efesian (Giyana, 2012).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1171/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit”. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem, mengumpulkan, menyajikan dan mengolah data rumah sakit sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan bagi rumah sakit.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan (Kaldian, 2015).

Terdapat lima komponen yang mendasari implementasi SIMRS yaitu sumber daya manusia (SDM), perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(3)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 159

(softwere), data, dan jaringan. SDM sebagai pengguna SIMRS merupakan faktor utama dalam penerimaan sebuah teknologi baru. Proses adopsi dalam penerapan SIMRS merupakan bagian perilaku manusia dan menentukan kelancaran penerapan SIMRS. Perangkat teknologi berperan pada tingkat kesulitan atau kemudahan dalam penerapan serta manfaat bagi individu maupun organisasi, sehingga masing-masing komponen dapat menjadi masalah dan menyebabkan gangguan dalam inplementasi SIMRS (Suyanto, 2015).

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan merupakan bagian yang sangat penting dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Proses pendaftaran pasien di TPPRJ merupakan kontak pertama kali antara petugas rekam medis dengan pasien rawat jalan atau keluarganya. Oleh karena itu, baik buruknya pelayanan di TPPRJ dapat menjadi acuan bagi pasien dalam menilai kualitas pelayanan rumah sakit (Tominanto, 2013).

Human Organization Technology (HOT) Fit Model ini dikemukakan oleh

Yusof M.M., Paul RJ dan Stregioulas, L. K (2008), mengemukakan model evaluasi ini memperjelas semua komponen yang terdapat dalam sistem informasi itu sendiri. Model ini terdapat tiga komponen penting dan mendasar yang mempengaruhi keberhasilan dalam adopsi sistem informasi. Secara umum dapat disebutkan bahwa komponen Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan

Teknologi (Technology) adalah komponen-kompoenen penting dalam

keberhasilan penerapan Sistem Informasi.

Menurut Penelitian Hariningsih (2014), tentang “Kajian Teori Model Penelitian Untuk Menilai Kesuksesan Dan Evaluasi Sistem Informasi Rumah Sakit” yang menyatakan bahwa Metode evaluasi HOT-FIT ini memperjelas semua komponen yang terdapat dalam sistem informasi itu sendiri, yang pertama yaitu manusia (human) yang menilai sistem informasi dari sisi penggunaan (system use), yang berhubungan dengan siapa yang menggunakan, pelatihan, pengalaman, pengetahuan, harapan, dan sikap menerima atau menolak sistem. Kedua yaitu organisasi (organisation) yang menilai sebuah sistem dari struktur organisasi dan lingkungan organisasi yang berhubungan dengan perencanaan, manajemen, pengendalian sistem, dukungan manajemen, dan pembiayaan dan ketiga adalah teknologi (technology) yang menilai dari sisi kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Husni (2019), tentang “Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (Simrs) Pada Unit Kerja Rekam Medis Di Rsu „Aisyiyah Padang” yang menyatakan bahwa Dalam penelitian ini didapatkan empat tema yaitu; human, organization, dan technology. Kurangnya tanggung jawab dan kedisiplinan petugas dalam penginputan data pasien. Dukungan manajemen diadakan pelatihan untuk meningkatkan kinerja, kualiatas petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan dan meninjauan serta mengevaluasi SOP dalam penerapan SIM rekam medis. Penerapan SIM rekam medis dari segi teknologi sudah tergolong baik, walauspun dalam pelaksanaan

(4)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 160

SIM rekam medis masih ada beberapa kendala namun selama hal tersebut tidak terlalu urgent masih bisa diatasi. Dalam komponen teknologi di RSU‟Aisyiyah petugas sudah berusaha untuk membuat SIM rekam medis berjalan dengan lancar. Hal ini serupa dengan penelitian Makalalag dkk (2017), tentang “Evaluasi Sistem Informasi Pelayanan Rekam Medis di RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara dengan Pendekatan Hot Fit Model” yang menyatakan bahwa ada ketidakcocokan antara faktor manusia, organisasi dan teknologi, seperti pengguna sistem dengan latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang rekam medis, belum adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengguna, masih kurangnya perhatian dari pihak manajemen dalam mengembangkan sistem informasi pelayanan rekam medis karena terkendala dengan anggaran yang tersedia serta fasilitas penunjang sistem rekam medis yang belum diperbaiki.

Pada penelitian Vadriasmi dan Putra (2020), tentang “Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Di TPPRJ Menggunakan Metode UTAUT Di RS TK.III Dr.Reksodiwiryo Padang” juga menyatakan bahwa dalam penerapan SIMRS di TPPRJ sudah berjalan dengan lancar, dengan adanya SIMRS di TPPRJ sangat membantu mereka dalam bekerja dan lebih efesien waktu dari manual ke sistem. Namun dalam Penerapannya ada beberapa petugas yang belum bertanggung jawab dan disiplin dalam penginputan data pasien. Ini dikarenakan belum ada dukungan dan motivasi dari manajemen secara khusus kepada petugas belum ada. Dukungan manajemen diadakan untuk meningkatkan kinerja petugas dalam bekerja. Penerapan SIMRS di TPPRJ dari segi teknologi sudah tergolong baik, walaupun masih ada kendala namun masih bisa diatasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan “Studi

Literatur Tentang Implementasi SIMRS Pada Unit Kerja Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Hot-Fit”.

METODE DAN MATERIAL

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang dianalisis dengan metode kajian

literature reiew. Objek dalam penelitian ini adalah SIMRS pada unit kerja rekam

medis rawat jalan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang merupakan data pendukung yang bersumber dari berbagai literature maupun referensi-referensi yang ada. Analisis data juga dilakukan dengan menggunakan teknik review literatur diantaranya mencari kesamaan (compare), cari ketidaksamaan (contrast), beri pandangan (critize), bandingkan (synthesize), dan ringkasan (summarize).

(5)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 161

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian didapatkan berdasarkan studi literatur dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menelaah Komponen Human (Manusia)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tona Doli Silitonga (2019) tentang pelaksanaan sistem informasi manajemen rumah sakit didapatkan hasil human (manusia) masih kurang dilihat dari segi kualitasnya, karena banyak yang kurang memahami dan mengerti, menginput data pasien belum tertib, masih menunda-nunda, kurangnya tenaga yang memiliki keahlian, keengganan untuk menggunakan sistem dan peningkatan kualitas tenaga disetiap instalasi dengan cara memberikan pelatihan SIMRS.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Husni (2019) tentang analisis implementasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) pada unit kerja rekam medis didapatkan hasil Proses penginputan data pasien belum adanya kedisiplinan dan tanggung jawab petugas, beban kerja petugas yang tidak sebanding dengan jumlah pasien, petugas sudah sesuai dengan pendidikan dan belum adanya pelatihan penggunaan sistem.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Darmawan dkk (2020) tentang evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) dengan metode hot-fit didapatkan hasil Indikator dari aspek manusia dikategorikan baik telah melaksanakan SIMRS, memudahkan petugas dalam membantu mengelolah informasi dan petugas telah mengikuti pelatihan untuk menggunakan SIMRS.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Thenu dkk (2016) tentang evaluasi sistem informasi manajemen puskesmas guna mendukung penerapan sikda generic menggunkan metode hot-fit didapatkan hasil penggunaan sistem masih kurang, karena kurangnya pelatihan dan tidak ada prosedur penggunaan, kepuasan pengguna hanya dirasakan oleh operator sebaliknya pengguna SIMPUS level tengah dan atas tidak puas.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Makalalag dkk (2017) tentang evaluasi sistem informasi pelayanan rekam medis dengan pendekatan hot-fit didapatkan hasil SDM yang sesuai bidang keilmuan masih kurang dalam segi jumlah, sehingga pemberdayaan tenaga yang tidak sesuai mengakibatkan beban kerja bertambah serta pengetahuan dan keterampilan pengguna sistem masih perlu ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmawanti dan Idawati (2019) tentang analisis kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit didapatkan hasil jumlah SDM memadai kecuali programmer, tidak ada pengadaan pelatihan rutin untuk meningkatkan kompetensi SDM, ketidakdisiplinan petugas, petugas melalaikan tanggung jawabnya dan tidak adanya reward.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Murnita dkk (2016) tentang evaluasi kinerja sistem informasi manajemen farmasi dengan pendekatan hot-fit model didapatkan hasil aspek human kurang baik (55%) Dalam pengoperasian sistem informasi farmasi petugas kurang terampil dalam penginputan data obat, tidak adanya pelatihan, petugas farmasi sulit dalam menghubungi petugas SIM untuk pembatalan nota di sistem.

(6)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 162

2. Menelaah Komponen Organization (Organisasi)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Husni (2019) tentang analisis implementasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) pada unit kerja rekam medis didapatkan hasil aspek organisasi dalam pelaksanaan SIM rekam medis belum berjalan lancar, tidak adanya reward atau penghargaan kepada petugas, belum adanya evaluasi dan SOP dalam penerapan SIM rekam medis.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Darmawan dkk (2020) tentang evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) dengan metode hot-fit didapatkan hasil dari aspek organisasi sudah cukup baik dapat memenuhi indikator dari organisasi bahwa disetiap unit selalu dilakukan pengawasan SIMRS, dari pihak kader/rekam medik melakukan pengawasan sehingga tidak terjadi hambatan dalam pengumpulan data SIMRS.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Thenu dkk (2016) tentang evaluasi sistem informasi manajemen puskesmas guna mendukung penerapan sikda generic menggunkan metode hot-fit didapatkan hasil jumlah personil operator data di tiap ruangan sudah cukup, penanggung jawab SIMPUS sudah ditentukan yang akan bertugas mengevaluasi kinerja masing-masing ruangan, tidak ada monitoring khusus, anggaran belum dapat mengatasi kebutuhan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Makalalag dkk (2017) tentang evaluasi sistem informasi pelayanan rekam medis dengan pendekatan hot-fit didapatkan hasil secara umum organisasi mendukung sistem informasi pelayanan, walaupun masih terdapat kekurangan dalam beberapa hal seperti untuk pengembangan unit rekam medis belum jelas berkaitan dengan masalah dana, dukungan dari manajemen masih kurang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Murnita dkk (2016) tentang evaluasi kinerja sistem informasi manajemen farmasi dengan pendekatan hot-fit model didapatkan hasil aspek organisasi kurang baik (57,5%) Belum adanya dukungan yang nyata dari pihak manajemen, tidak adanya SPO, tidak adanya dukungan dari manajemen, petugas SIM yang terkadang susah dihubungi dan tidak adanya pengawasan.

3. Menelaah Komponen Technology (Teknologi)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Husni (2019) tentang analisis implementasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) pada unit kerja rekam medis didapatkan hasil dari aspek teknologi SIM rekam medis sudah tegolong baik dan memberikan manfaat kepada petugas, walaupun ada beberapa kendala namun hal tersebut masih bisa diatasi. Seperti jaringan bermasalah tetapi petugas berusaha untuk membuat SIM berjalan dengan lancar.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Darmawan dkk (2020) tentang evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) dengan metode hot-fit didapatkan hasil dari aspek teknologi sudah cukup baik sudah dapat memenuhi indikator dari teknologi bahwa sudah menggunakan jaringan yang lebih cepat dan gangguan jaringan jarang terjadi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Thenu dkk (2016) tentang evaluasi sistem informasi manajemen puskesmas guna mendukung penerapan

(7)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 163

sikda generic menggunkan metode hot-fit didapatkan hasil kualitas sistem SIMPUS baik karena mudah digunakan dan cepat, kualitas informasi belum akurat karena belum memuat keseluruhan pelayanan, kualitas layanan lambat berkaitan dengan prosedur pendanaan dan jaringan kurang baik.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Makalalag dkk (2017) tentang evaluasi sistem informasi pelayanan rekam medis dengan pendekatan hot-fit didapatkan hasil informasi pelayanan rekam medis belum berjalan maksimal karena jaringan yang kurang baik serta rusaknya jaringan LAN, petugas dan admin memback-up data dengan menggunakan Ms.Excel dan formulir, kualitas informasi belum sesuai dengan yang diharapkan dan kualitas layanan belum maksimal.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Murnita dkk (2016) tentang evaluasi kinerja sistem informasi manajemen farmasi dengan pendekatan hot-fit model didapatkan hasil aspek technology tergolong baik (55%) hanya kurang akuratnya data obat yang tersedia pada sistem.

4. Menelaah Komponen Net-Benefit (Manfaat)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Darmawan dkk (2020) tentang evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) dengan metode hot-fit didapatkan hasil dari aspek manfaat cukup bermanfaat untuk pengguna SIMRS, SIMRS bermanfaat untuk menunjang peningkatan pelayanan rumah sakit serta meningkatkan kualitas pelayanan, koordinasi, efisiensi, responsibilitas, pengawasan, cepat, tepat, akurat dan menunjang peningkatan pelayanan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk (2016) tentang evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (simrs) dengan kerangka hot-fit didapatkan hasil adanya ketidaksesuaian (mis-fit) antara teknologi dan manusia yang berdampak pada persepsi manfaat yang kurang bagi pengguna. Faktor penghambat tersebut antara lain simrs tidak sesuai dengan kebutuhan, persepsi bahwa menggunakan pencatatan manual lebih mudah dan cepat, persepsi bahwa penggunaan SIMRS menambah beban kerja dan output SIMRS dianggap belum relevan dengan kebutuhan user.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dedy Setyawan (2016) tentang analisis implementasi pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) didapatkan hasil SIMRS meningkatkan kualitas kinerja manajemen karena semua unit telah menggunakan billing sistem yang membantu pengambilan keputusan dan pelayanan. Dilihat dari efisiensi, yaitu membantu pekerjaan menjadi lebih cepat seperti melakukan entry data serta data mudah diperiksa dan dipertanggung jawabkan kalau terjadi kesalahan karena sistemnya komputerisasi.

(8)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 164

PEMBAHASAN

Dalam melakukan telaah jurnal, dapat dilakukan dengan menggunakan teknik literature review antara lain menentukan kesamaannya (compare), menentukan ketidaksamaannya (contrast), beerikan pandangan (critize), bandingkan (synthesize), dan ringkasan (summarize).

1. Kesamaan (compare) 1. Human (manusia)

Terdapat kesamaan 6 dari 7 jurnal yang telah dianalisis pada human (manusia) bahwa masih banyak petugas yang kurang memahami dan mengerti dalam pelaksanaan SIMRS seperti petugas menginput data pasien belum tertib, petugas yang melalaikan tanggung jawabnya, keterampilan petugas yang masih kurang, petugas yang belum sesuai dengan bidang keilmuan atau pendidikan, ketidakpuasan petugas karna sistem belum sesuai kebutuhan, tidak adanya pelatihan dan petugas merasa dukungan dari manajemen yang masih kurang.

2. Organization (organisasi)

Terdapat kesamaan 4 dari 5 jurnal yang telah dianalisis pada organization (organisasi) bahwa dalam pelaksanaan SIMRS belum berjalan lancar dikarenakan dukungan dan pengembangan dari manajemen masih kurang seperti tidak adanya reward atau penghargaan kepada petugas, belum adanya evaluasi, SOP dan anggaran belum dapat mengatasi kebutuhan dalam penerapan SIMRS.

3. Technology (teknologi)

Terdapat kesamaan 4 dari 5 jurnal yang telah dianalisis pada technology (teknologi) bahwa teknologi belum berjalan secara lancar kualitas sistem yang masih terjadi kendala seperti jaringan yang sering bermasalah, kualitas informasi yang belum sesuai harapan dan kualitas layanan yang belum maksimal.

4. Net-Benefit (manfaat)

Terdapat kesamaan 2 dari 3 jurnal yang telah dianalisis pada net-benefit (manfaat) bahwa SIMRS cukup bermanfaat seperti SIMRS lebih cepat, tepat, mudah, akurat, membantu pengambilan keputusan, menunjang meningkatkan kinerja manajemen dalam pelayanan rumah sakit.

2. Ketidaksamaan (contrast) 1. Human (manusia)

Terdapat ketidaksamaan 2 dari 7 jurnal yang telah dianalisis pada human (manusia) seperti petugas merasakan kemudahan dalam penginputan maupun pengolahan data, petugas yang telah sesuai dengan bidang keilmuan atau pendidikan dan petugas mengikuti pelatihan tentang menggunakan SIMRS. Ketidaksamaan lainnya dari 9 jurnal yang telah dianalisis didapatkan bahwa 2 jurnal tidak membahas tentang human (manusia).

2. Organization (organisasi)

Terdapat ketidaksamaan 2 dari 5 jurnal yang telah dianalisis pada organization (organisasi) seperti adanya dukungan dari manajemen, adanya reward, ada penanggung jawab yang bertugas mengevaluasi, jumlah personil

(9)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 165

operator di tiap ruangan sudah cukup dan disetiap unit selalu dilakukan pengawasan SIMRS sehingga tidak terjadi hambatan dalam pengumpulan data SIMRS. Ketidaksamaan lainnya dari 9 jurnal yang telah dianalisis didapatkan bahwa 4 jurnal tidak membahas tentang organization

3. Technology (teknologi)

Terdapat ketidaksamaan 2 dari 5 jurnal yang telah dianalisis pada technology (teknologi) bahwa pada kualitas sistem, kualitas informasi dan kualiatas layanan sudah tergolong cukup baik dan memberikan manfaat kepada petugas seperti sudah menggunakan jaringan yang lebih cepat, gangguan jaringan yang jarang terjadi, mudah dan cepat dalam pengoperasian SIMRS. Ketidaksamaan lainnya dari 9 jurnal yang telah dianalisis didapatkan bahwa 4 jurnal tidak membahas tentang tecnology (teknologi).

4. Net-Benefit (manfaat)

Terdapat ketidaksamaan 1 dari 3 jurnal yang telah dianalisis pada net-benefit (manfaat) bahwa adanya ketidaksesuaian (mis-fit) antara teknologi dan manusia yang berdampak pada persepsi manfaat yang kurang bagi pengguna. Faktor penghambat tersebut seperti simrs tidak sesuai dengan kebutuhan, persepsi bahwa menggunakan pencatatan manual lebih mudah dan cepat, persepsi bahwa penggunaan SIMRS menambah beban kerja dan output SIMRS dianggap belum relevan dengan kebutuhan user. Ketidaksamaan lainnya dari 9 jurnal yang telah dianalisis didapatkan bahwa 6 jurnal tidak membahas tentang net-benefit (manfaat).

3. Pandangan (critisize)

Dari analisis dan telaah beberapa jurnal, terlihat SIMRS di sebagian rumah sakit masih banyak yang belum memenuhi kriteria yang seharusnya. Hal ini terjadi karena manusia (human) organisasi (organization) teknologi (technology) dan net-benefit (manfaat) yang masih terdapat kendala.

SIMRS yang telah diterapkan oleh rumah sakit dianggap kurang diperhatikan oleh pihak yang terkait dengan SIMRS, dimana kurangnya kesadaran terhadap implementasi SIMRS dan belum mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan SIMRS seperti belum adanya kebijakan yang mengatur tentang penggunaan SIMRS untuk memberikan arahan yang jelas, banyaknya petugas yang masih belum memahami dan mengerti dengan penggunaan aplikasi, kurangnya dukungan dari manajemen, kurangnya monitoring dan evaluasi, maupun teknologi yang kurang memadai sehingga kurangnya manfaat yang dirasakan.

Diharapkan kepada seluruh pihak rumah sakit agar lebih memperhatikan (human, organization, technology dan net-benefit) terkait dengan SIMRS yang bertujuan agar tidak terjadinya kendala dalam pelaksanaan SIMRS. Hendaknya pihak rumah sakit lebih memperhatikan SDM, serta monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SIMRS karna itu akan sangat mempengaruhi proses pelaksanaan SIMRS

(10)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 166

Menurut Murnita (2016), Penggunaan sistem yang efektif meningkatkan kepuasan pengguna sehingga pengguna dapat mengekplorasi dan memanfaatkan penuh filtur sistem informasi dan fungsinya, kepuasan pengguna yang lebih tinggi kemudian motivasi atau mengarahkan pengguna untuk meningkatkan kegunaan sistem.

Dimana hasil perbandingan dilihat dari human (manusia) bahwa masih banyak terjadi kendala yang dirasakan dan kepuasan pengguna yang masih kurang. Dilihat dari 7 jurnal yang di dapatkan bahwa petugas menginput data pasien belum tertib, petugas yang melalaikan tanggung jawabnya, keterampilan petugas yang masih kurang, petugas yang belum sesuai dengan bidang keilmuan atau pendidikan, ketidakpuasan petugas karna sistem belum sesuai kebutuhan, tidak adanya pelatihan dan petugas merasa dukungan dari manajemen yang masih kurang.

Menurut Pramasti (2014), budaya kerja yang baik serta adanya dukungan dan kerjasama dari pihak manajemen yang membuat sistem informasi dapat berjalan dengan baik.

Dimana hasil perbandingan dilihat dari organization (organisasi). Dilihat dari 5 jurnal yang di dapatkan dukungan dan pengembangan dari manajemen masih kurang seperti tidak adanya reward atau penghargaan kepada petugas, belum adanya evaluasi, SOP dan anggaran belum dapat mengatasi kebutuhan dalam penerapan SIMRS.

Menurut Nugraheni (2017), semakin tepat dan baik kualitas teknologi yang diterapkan pada manusia maka akan semakin bermanfaat sebuah sistem dikarenakan kepuasan dalam hal penggunaannya, sehingga kualitas kinerja dari karyawan akan meningkat.

Dimana hasil perbandingan dilihat dari technology (teknologi) belum berjalan lancar. Dilihat dari 5 jurnal yang didapatkan bahwa kualitas sistem yang masih terjadi kendala seperti jaringan yang sering bermasalah, kualitas informasi yang belum sesuai harapan dan kualitas layanan yang belum maksimal.

Menurut Larinse (2015), Net Benefit merupakan keseimbangan antara dampak positif dan negatif dari pengguna sistem informasi. Net Benefit dapat diakses menggunakan benefit langsung, efek pekerjaan, efisien dan efektifitas, menurunkan tingkat kesalahan, mengendalikan pengeluaran dan biaya. Semakin tinggi dampak positif yang dihasilkan semakin berhasil penerapan sistem informasi.

Dimana hasil perbandingan dilihat dari net-benefit (manfaat) yang sudah cukup bermanfaat. Dilihat dari 3 jurnal yang didaptkan bahwa SIMRS lebih cepat, tepat, mudah, akurat, membantu pengambilan keputusan, menunjang meningkatkan kinerja manajemen dalam pelayanan rumah sakit.

5. Ringkasan (Summarize)

1. Komponen human (manusia) dalam SIMRS

Dari telaah dan analisis terhadap jurnal yang penulis dapatkan sebanyak 7 jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa human (manusia) sangat berpengaruh pada pelaksanaan SIMRS dan masih banyak kendala yang dirasakan khususnya pada penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Dimana masih kurangnya

(11)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 167

tenaga yang ahli di bidangnya, masih banyaknya petugas yang kurang memahami dan mengerti dalam pelaksanaan SIMRS, proses penginputan data pasien yang masih belum sesuai atau belum lengkap, petugas yang masih melalaikan tunggung jawabnya dan petugas tidak mengikuti pelatihan tentang penggunaan SIMRS.

Hendaknya rumah sakit memonitoring, mengevaluasi serta memberikan pelatihan guna mengetahui kekurangan SIMRS dalam memenuhi kebutuhan pengguna karna itu akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pelaksanaan SIMRS yang lebih baik.

2. Komponen Organization (Organisasi) dalam SIMRS

Dari telaah dan analisis terhadap jurnal yang penulis dapatkan sebanyak 5 jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa organization (organisasi) sangat berpengaruh pada pelaksanaan SIMRS dan masih adanya kendala. Dimana untuk pengembangan unit rekam medis dan dukungan dari manajemen yang masih kurang, anggaran yang belum dapat mengatasi kebutuhan, tidak adanya monitoring atau evaluasi SIMRS, tidak adanya reward sebagai bentuk penghargaan, dan belum adanya SOP SIMRS sehingga ini dapat memberikan dampak pada pelaksanaan SIMRS.

Hendaknya perlu dilakukan evaluasi sebagai masukan bagi manajemen dan perlunya strategi seperti dukungan pemimpin, kerja tim, dan komunikasi yang efektif yang dibentuk untuk meningkatkan dalam penerapan SIMRS sesuai dengan tujuan yang akan dicapai rumah sakit.

3. Komponen Technology (Teknologi) dalam SIMRS

Dari telaah dan analisis terhadap jurnal yang penulis dapatkan sebanyak 5 jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa teknologi belum berjalan secara lancar. Dimana kualitas sistem yang masih terjadi kendala, ketersediaan sarana prasana yang belum sesuai, masih terjadinya eror pada sistem, jaringan yang sering bermasalah, kualitas informasi yang belum sesuai harapan dan kualitas layanan yang belum maksimal.

Hendaknya pada kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan rumah sakit lebih baik lagi untuk meningkatkan data yang akurat, lengkap dan up-todate karna berpengaruh terhadap penggunaan sistem, kepuasan pengguna dan pelaksanaan SIMRS yang lebih baik.

4. Komponen Net Benefit (Manfaat) dalam SIMRS

Dari telaah dan analisis terhadap jurnal yang penulis dapatkan sebanyak 3 jurnal tersebut dapat disimpulkan bawah net-benefit (manfaat) SIMRS sudah cukup bermanfaat. Dimana meningkatkan kualitas pelayanan, koordinasi, efisiensi, responsibility, pengawasan, cepat, tepat, akurat dan menunjang peningkatan pelayanan, membantu pekerjaan menjadi lebih cepat, seperti melakukan enty data, dapat diperiksa dan diperiksa dan dipertanggung jawabkan apabila terjadi kesalahan.

Oleh karena itu rumah sakit harus terus lebih memperhatikan pada setiap komponen dalam permasalahan implementasi SIMRS Karena berjalannya sistem dengan baik dan lancar akan berpengaruh terhadap kualitas SIMRS, kualitas pelayanan di rumah sakit dan tercapainya tujuan yang akan dicapai oleh rumah sakit sehingga SIMRS lebih bermanfaat.

(12)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 168

KESIMPULAN

1. Komponen human kekurangan tenaga yang ahli di bidangnya, petugas kurang memahami dan mengerti, proses penginputan data pasien yang masih belum sesuai atau belum lengkap, petugas yang masih melalaikan tunggung jawabnya dan petugas belum mengikuti pelatihan tentang SIMRS. 2. Komponen organisasi masih ada beberapa organisasi yang belum sesuai

seperti dukungan, pengawasan, pengembangan dari pihak manajemen kurang atau tidak ada, tidak adanya reward, belum adanya evaluasi dan SOP dalam penerapan SIMRS.

3. Komponen teknologi masih ada beberapa belum berjalan secara lancar kualitas sistem yang masih terjadi kendala seperti ketersediaan sarana prasana yang belum sesuai, masih terjadinya eror pada sistem, jaringan yang sering bermasalah, kualitas informasi yang belum sesuai harapan dan kualitas layanan yang belum maksimal.

4. Komponen manfaat SIMRS cukup bermanfaat seperti SIMRS cepat, tepat,

mudah, akurat, membantu pengambilan keputusan, menunjang

meningkatkan kinerja manajemen dalam pelayanan rumah sakit, tetapi ada yang berpandangan lain bahwa adanya ketidaksesuaian (miss-fit) antara teknologi dan manusia yang berdampak pada persepsi manfaat yang kurang bagi pengguna karna adanya beberapa faktor penghambat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan dan Dosen Pembimbing Bapak Ns. Deni Maisa Putra, S.Kep., M.Kep yang telah banyak membantu memberikan saran dan masukan.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Dermawan Putra, Muhammad Siri Dangnga, M. M. (2020). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Dengan Metode HOT FIT Di RSUD Andi Makkasau Kota Parepare. Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 1(1). Darmawanti, I. (2019). Analisis Kualitas Sistem Informasi Manajemen Rumah

Sakit Umum dr . Fauziah Bireun. 7(4).

Giyana, F. (2012). Analisis Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Kesehatan Masyarakat.

Hariningsih, E. (2014). Kajian Teori Model Penelitian Untuk Menilai Kesuksesan Dan Evaluasi Sistem Informasi Rumah Sakit. Manajemen Administrasi YPK

Yogyakarta.

Kaldian, F. (2015). Pentingnya Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Generik Open Source (SIMRS GOS) Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Ilmiah Dakwah Dan Komunikasi.

(13)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 169

Kitchenham & Charters. (2007). Guidelines for performing Systematic Literature

Reviews in Software Engineering. https://doi.org/10.1145/1134285.1134500

Makalalag, D., Agushybana, F., & Mawarni, A. (2017b). Evaluasi Sistem

Informasi Pelayanan Rekam Medis di RSJ Prof . Dr . V . L . Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara dengan Pendekatan Hot Fit Model. 5.

Muhimmah, A. B. S. dan I. (2013). Evaluasi Faktor-Faktor Kesuksesan

Implementasi Sistem Informasi manajemen Rumah Sakit di PKU Muhammadiyah Sruweng dengan Menggunakan Metode.

Murnita, R., Sediyono, E., & Purnami, C. T. (2016). Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi di RS Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 04(01).

Nugraheni, R. (2015). Analisis Pelayanan Rekam Medis Di Rumah Sakit X Kediri Jawa Timur Analysis Services Medical Record in Bhayangkara Hospitals Kediri-East Java. Jurnal Wiyata.

Putra, M. H. and D. M. (2019). Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Pada Unit Kerja Rekam Medis Di RSU ‟Aisyiyah Padang. Kesehatan Lentera’ Aisyiyah, 2 No.1.

Sari, M. M., Sanjaya, G. Y., & Meliala, A. (2016). Evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit ( SIMRS ) dengan kerangka HOT - FIT. Seminar

Nasional Teknologi Informasi Inonesia, 1(1).

Setyawan, D. (2016). Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Pada RSUD Kardinal Tegal. Computer

And Information Technology, 1(2).

Supriyanti, S., & Cholil, M. (2016). Aplikasi Technology Acceptance Model Pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Jurnal Manajemen Dayasaing.

Suyanto , Hidayat Taufiq, I. (2015). Faktor Penghambat Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD Blambangan Banyuwangi Inhibiting Factors in Hospital Information System Implementation at Blambangan General Hospital Banyuwangi. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Thenu, V. J., Sediyono, E., & Purnami, C. T. (2016). Evaluasi Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas Guna Mendukung Penerapan Sikda Generik Menggunakan Metode Hot Fit Di Kabupaten Purworejo. Jurnal Manajemen

Kesehatan Indonesia, 4(2). https://doi.org/10.14710/JMKI.4.2.2016.129-138

Tominanto, W. M. (2013). Sistem Informasi Berbasis Fingerprint Untuk Meningkatkan Pelayanan Pendaftaran Pasien Rawat Jalan. Ilmiah, Jurnal

Medis, Rekam Kesehatan, Informatika.

Tona Doli Silitonga. (2019). Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Jurnal Kesehatan Komunitas, 5, 161–165.

(14)

Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang

e-ISSN: 2715-5250 170

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Di TPPRJ Menggunakan Metode UTAUT Di RS TK.III Dr.Reksodiwiryo Padang. Administration & Health

Referensi

Dokumen terkait

mengabulkan tuntutan mereka yang pada intinya menyatakan bahwa Pasal 59 dan 64 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bertentangan dengan

Dengan begitu semangat dan upaya mendidik murid hidup dan bergelora; (6) Berkemampuan memahami bakat, tabiat dan watak peserta didik, dalam arti seorang pendidik

Bagian jalan yang sering menimbulkan permasalahan lalu lintas biasanya terjadi pada persimpangan yang merupakan tempat sumber konflik lalu lintas yang rawan terhadap

Beberapa penelitian terdahulu hasilnya masih belum konsisten, karena adanya inkonsisten dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, oleh karena itu periset berminat

Pada proses pelaksanaan pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan terdapat keterlambatan pelaksanaan pendistribusian berkas rekam medis ke poliklinik, hal ini

mendapatkan jumlah kebutuhan tenaga itu, untuk perhitungan WIS didapat 17,2 petugas, untuk DepKes 16,88 petugas, dan untuk On The Spot 17,19 petugas yang di butuhkan dengan

Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di Rumah Sak.it Umum Sinar Husni Medan.. Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam