• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KOMPARASI LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PASIEN NIFAS DENGAN TERAPI SINAR DAN TANPA TERAPI SINAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI KOMPARASI LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PASIEN NIFAS DENGAN TERAPI SINAR DAN TANPA TERAPI SINAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 145 UJI KOMPARASI LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PASIEN NIFAS

DENGAN TERAPI SINAR DAN TANPA TERAPI SINAR Arifah Istiqomah, Eva Laili Rahmawati

Akademi Kebidanan Ummi Khasanah email : ariffah@ymail.com

ABSTRAK: Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 AKI di Indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsungnya antara lain adalah infeksi (11%). Salah satu infeksi pada ibu adalah infeksi nifas. Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas bisa berasal dari perlukaan pada jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnnya kuman. Salah satu perawatan untuk menghindari terjadi infeksi pada luka perineum adalah dengan terapi inframerah. Gelombang inframerah dapat membantu meredakan rasa nyeri, menyembuhkan infeksi, mengurangi peradangan, dan merangsang kesembuhan. Diketahuinya perbedaan lama penyembuhan luka perineum antara pasien nifas yang diberi terapi sinar dengan yang tidak diberi terapi sinar di BPM Wilayah Kulon Progo. Penelitian ini termasuk eksperimen semu dengan desain penelitian ini adalah Static Group Comparison. Populasi pada penelitian ini adalah 30 ibu yang bersalin di BPM Sri Suyantiningsih dan BPM Eko Murniati. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan lembar observasi. Hasil Penelitian dianalisis melalui uji Mann-Whitney U-Test. Karakteristik penelitian ini seluruh ibu nifas mayoritas berada pada usia reproduksi sehat, berpendidikan SMA, baru melahirkan pertama kali, dan pekerja swasta pada ibu yang diberi terapi sinar serta ibu rumah tangga yang tidak diberi terapi sinar. Nilai Mann-Whitney pada hasil stastistika adalah 41,5 dan nilai p value adalah 0,003 (p<0,05). Sehingga ada beda lama waktu penyembuhan luka perineum antara pasien nifas yang diberi terapi sinar dengan yang tidak diberi terapi sinar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa luka perineum yang diberi terapi sinar lebih cepat sembuh dibandingkan dengan yang tidak diberi terapi sinar.

Kata Kunci: Lama peyembuhan luka, perawatan luka perineum, terapi sinar

ABSTRACT: Comparison Test of Recovery Length in Perineum Wound to Patients Postpartum With Infra-red Therapy and No Infra-red Therapy. Based on the survey of Demographic and Indonesia Health (SDKI) 2012, the mortality mother rate in Indonesia reached 359/100,000 live births. The directly cause of this mortality is an infection (11%). One of the infection in mother is postpartum infection. The factor of this postpartum infection is from a wound in the birth path which as a goog medium to reproduce of the germs. One of treatments to avoid the infection of perineum wound is through Infra-Red therapy. Infra-Red wave can help patients to decrease the sore, cure the infection, lessen inflammation, and stimulate the recovery. To find of difference of lenght recovery in perineum wound between the patients with Infra-Red therapy and no Infra-Red therapy at BPM Kulon Progo. This research included in mien experiment and the research design was Static Group Comparison. The population of the data were 30 maternity mother in BPM Sri Suyantiningsih and BPM Eko Murniati. Data collectiom technique was through purposive sampling. The research instrument was using by observation sheet. Data were analyzed through Mann Whitney U-Test. The researcher found that the majorities of maternity mothers were in healthy reproduction age, Senior High School graduation, the first time of giving birth, private workers of the mothers who given by Infra-Red therapy, and the housewife no Infra-Red. The score of Mann Whitney in statistical result was 41,5 and p value was 0,003 (p < 0.05). Therefore, there were difference of lenght recovery in perineum wound between the patients with Infra-Red therapy and no Infra-Red therapy. Based on the research finding, it canbe concluded that perineum wound with Infra-Red therapy is faster to be cured than the patients without Infra-Red therapy.

(2)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 146 PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di suatu negara. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 AKI di Indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. AKI di Indonesia pergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) lima tahun yang lalu, AKI hanya 228/100.000 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2010 sebesar 263/100.000 angka kelahiran hidup. Angka kematian ibu mulai menjadi sorotan terkait sulitnya mencapai MDGs (Millenium Development Goals) yaitu 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (SDKI, 2012).

Sebagian besar penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, yaitu sebesar 90% terjadi saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsungnya antara lain akibat perdarahan (28%), eklamsia (24%), dan infeksi (11%). Sedangkan berdasarkan laporan rutin Pemantauan Wilayah SetempatKesehatanIbudanAnak (PWS-KIA) tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu karena perdarahan (39%), eklamsi (20%), infeksi (7%), lain-lain (33%) (Sulistyawati, 2010).

Salah satu infeksi pada ibu adalah infeksi nifas. Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas bisa berasal dari perlukaan pada jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnnya kuman. Hal ini diakibatkan oleh daya tahan tubuh ibu yang rendah saat melahirkan, perawatan yang kurang baik, dan kebersihan yang kurang terjaga. Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih atau jalan lahir. Penanganan komplikasi lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu post partum mengingat kondisi ibu masih lemah (Wiknjosatro,2005).

Akibat perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab akan menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kencing atau pun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kencing maupun infeksi pada jalan lahir. Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang ataupun kedalaman luka (Herawati, 2010).

Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ reproduksi seperti waktu sebelum hamil. Perawatan luka perineum, bekas jahitan sangatlah penting karena luka bekas jahitan jalan

(3)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 147 lahir ini dapat menjadi pintu masuk untuk kuman dan menimbulkan infeksi, ibu menjadi demam, luka basah, dan jahitan terbuka, bahkan ada yang mengeluarkan bau busuk dari jalan lahir (vagina). Perawatan luka jalan lahir ini dimulai sesegara mungkin setelah 2 jam dari persalinan normal. Dengan cara melatih dan menganjurkan ibu untuk mulai bergerak duduk dan latihan berjalan (Refni,2011).

Salah satu perawatan untuk menghindari terjadi infeksi pada luka perineum adalah dengan terapi inframerah. Gelombang inframerah dapat membantu meredakan rasa nyeri, menyembuhkan infeksi, mengurangi peradangan, dan merangsang kesembuhan. Semua gelombang cahaya yang dihasilkan cukup aman bagi semua lapisan kulit. Mulai dari lapisan epidermis teratas yang kuat, lapisan dermis dibawahnya yang berisi pembuluh-pembuluh darah dan ujungnya amat peka, hingga jaringan lemak subkutan yang paling bawah (Farrer, 1999).

Menurut studi pendahuluan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Sri Suyantiningsih telah menerapkan sistem penyembuhan luka perinium dengan cara disinar. Pada Bulan November 2014 penulis mendapati bahwa sembilan dari sepuluh ibu yang melahirkan mengalami ruptur perinum baik itu karena disengaja atau episotomi maupun tidak disengaja. 70% dari sembilan ibu mengalami penyembuhan luka jahitan perinum kurang dari tujuh hari setelah diberikan perawatan perinum dengan terapi inframerah. Adapun kriteria sembuh dalam hal ini adalah keringnya luka jahitan, ada kemerahan, mulai ada perlekatan jaringan yang terluka, dan tidak mengeluh nyeri saat BAB atau BAK.

Sedangkan pada Bulan November 2014 di BPM Eko Murniati, dari sembilan ibu yang bersalin, semua mengalami ruptur perinum baik itu karena episiotomi maupun tidak disengaja. Secara keseluruhan pada minggu pertama ibu nifas masih mengalami nyeri pada daerah perium saat buang air besar. Luka perinum mulai sembuh atau luka jahitan kering, adanya kemerahan, mulai ada perekatan jaringan yang terluka terlihat pada hari kesepuluh masa nifas.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan lama penyembuhan luka perineum antara pasien nifas yang diberi terapi sinar dengan yang tidak diberi terapi sinar di BPM Wilayah Kulon Progo.

(4)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 148 METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental semu. Desain yang digunakan adalah Static Group Comparison. Penelitian dilaksanakan di BPM Sri Suyatiningsih dan BPM Eko Murniati, Kulon Progo pada bulan Februari – April 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang ada di BPM Sri Suyantiningsih dan di BPM Eko Murniati masing-masing berjumlah 30 orang. Jumlah sample yang diambil adalah 15 responden pada kelompok ekperimental di BPM Sri Suyantiningsih dan 15 responden pada kelompok kontrol di BPM Eko Murniati. Pada penelitian ini mengunakan teknik Purposive sampling. Cara pengumpulan data dengan mengunakan lembar observasi yang diisi oleh ibunya sendiri. Data sekunder diambil dari rekamedis untuk mengetahui karakteristik ibu nifas

Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui karakterisitik responden yang terdiri dari usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, Hb, status gizi, dan penyebab ruptur. Lama kesembuhan luka perineum ibu nifas yang diberi terapi sinar inframerah yang dilihat dari kondisi luka. Sedangkan lama kesembuhan luka perinum ibu nifas yang tidak diberi terapi sinar juga dilihat dari kondisi luka. Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan lama penyembuhan luka perinum antara ibu nifas yang diberikan terapi sinar dengan yang tidak diberikan tarapi sinar digunakan uji Mann-Whitney U-Test. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

N % n % Umur (Tahun) <20 2 13 2 13 20-35 10 67 11 73 >35 3 20 2 13 Tingkat Pendidikan SMA 9 60 8 53 SMP 4 27 4 27 SD 2 13 3 20 Paritas 1 9 60 10 67 2 3 20 2 13

(5)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 149 3 3 20 3 20 Pekerjaan IRT - - 8 53 Buruh 1 7 1 7 Swasta 12 80 3 20 Tani 2 13 3 20 HB Trimester III (gr/dl) <11 2 13 2 13 11-12 13 87 12 80 >12 - - 1 7

Status Gizi Baik 15 100 15 100

Ruptur Perineum Derajad

II 15 100 15 100

Penyebab Ruptur

Laserasi 8 53 7 47

Episiotomi 7 47 8 53

Berdasarkan Tabel 1. Karakteristik responden sebagian besar termasuk dalam umur reproduksi sehat atau umur antara 20-35 tahun yaitu 67% pada kelompok eksperimen dan 73% pada kelompok control, berpendidikan terakhir SMA yaitu 60% pada kelompok eksperimen dan 53% pada kelompok control, baru melahirkan pertama kali yaitu 60% pada kelompok eksperimen dan 67% pada kelompok kontrol, HB saat trimester III berada antara 11-12 gr/dl, yaitu 87% pada kelompok eksperimen dan 80% pada kelompok kontrol, dan 100% berstatus gizi baik dan mengalami luka perineum derajad 2.

Responden pada kelompok eksperimen sebagian besar merupakan pekerja swasta yaitu 80%. Sedangkan dalam kelompok kontrol sebagian besar merupakan ibu rumah tangga yaitu 53%. Responden pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagian besar Responden pada kelompok eksperimen 53% penyebab ruptur perineum dikarenakan laserasi, sedangkan pada kelompok kontrol 53% penyebab ruptur perineum dikarenakan episiotomi.

(6)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 150 Tabel 2. Perbedaan Lama Penyembuhan Luka Perineum antara Pasien Nifas yang

Diberi Terapi Sinar dengan yang Tidak Diberi Terapi Sinar

Sembuh Hari ke- Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

N % N % 3 - - 1 7 5 3 20 - - 6 6 40 - - 7 4 27 3 20 >7 2 13 11 73

Berdasarkan Tabel 2. Pada kelompok eksperimen penyembuhan responden paling cepat pada hari kelima (20%) dan paling lambat lebih dari hari ketujuh (13%), sedangkan pada kelompok kontrol penyembuhan paling cepat pada hari ketiga (7%) dan paling lambat lebih dari hari ketujuh (73%).

Tabel 3. Hasil Uji Statistik antara Lama Penyembuhan Luka Perineum antara Pasien Nifas yang Diberi Terapi Sinar dengan yang Tidak Diberi Terapi Sinar

N Mean Mak Min SD CI U P

Value Kelompok Eksperimen 15 7 13,0 5,0 2,1 95%

41,5 0,003 Kelompok Kontrol 15 9 14,0 3,0 2,6 95%

Berdasarkan Tabel 3. Dari hasil uji Mann WhitneyU-test diatas terdapat pada kelompok eksperimen mempunyai rata-rata sembuh 7 hari, nilai maksimum 13,0, dan nilai minimum 5,0 dan pada kelompok kontrol mempunyai rata-rata sembuh 9 hari, nilai maksimum 14,0, dan nilai minimum 3,0. NilaiP value sebesar 0,003 (P<0,05). Dengan demikian H0 ditolak. Jadi, kesimpulannya adalah ada beda lama waktu

penyembuhan luka perineum antara pasien nifas yang diberi terapi sinar dengan yang tidak diberi terapi sinar.

(7)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 151 PEMBAHASAN

Masa nifas adalah masa dimulainya beberapa jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu setelah kelahiran. Saat masa nifas terkadang ada ibu yang mengalami luka pada perineum atau disengaja episiotomi untuk mempermudah kelahiran bayi. Salah satu perawatan luka tersebut adalah dengan cara disinar menggunakan sinar inframerah. Sinar inframerah adalah sinar dengan panjang gelombang 770nm-106nm, yang diarahkan ke

luka perineum dengan jarak 30 cm dan selama 15 menit. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kesembuhan luka perineum yang diberi terapi sinar lebih cepat sembuh di bandingkan dengan yang tidak diberi terapi sinar, dengan nilai hasil statistik Mann Whitney 41,5 dan nilai P value 0,003 < 0,05. Seperti yang dikemukakan oleh Farer (1999) sinar merupakan salah satu metode penyembuhan yang dapat digunakan untuk mempercepat terjadinya penyembuhan luka, membantu meredakan rasa nyeri, menyembuhkan infeksi, dan mengurangi peradangan. Sinar merupakan saran untuk mencegah terjadinya infeksi pada jalan lahir sehingga bisa mencegah terjadinya AKI. Terlepas dari kebiasaan kebersihan ibu untuk mengganti pembalut yang sangat bervariasi. Perbedaan rata-rata hari penyembuhan luka perineum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 2 hari, karena pada kelompok eksperimen rata-rata sembuh luka perineum adalah 7 hari dan pada kelompok kontrol rata-rata sembuh adalah 9 hari. Seperti pendapat Suparyanto (2012) formulasi dari sinar inframerah mampu membersihkan bakteri, jamur, dan virus dalam waktu relatif cepat, sehingga rata-rata sembuh pada kelompok eksperimen lebih cepat sembuh dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Sesuai dengan pendapat Kurniawan (2013), jika luka perineum diberi perlakuan memberikan beberapa efek yaitu efek fisiologis dan efek terapeutik. Efek fisiologi yang dihasilkan adalah meningkatnya metabolisme yang diakibatkan adanya panas sehingga meningkatkan pemberian oksigen dan nutrisi pada jaringan, vasodilatasi pembuluh darah yang bisa meningkatkan seldarah putih dan antibodi untuk pemeliharaan jaringan semakin baik, menimbulkan spasme yang mengakibatkan penumpkan asam laktat dan sisa pembakaran lain dapat dihilangkan, dan adanya destruksi jaringan yang membuat penderita bisa mentolelir rasa sakit. Efek terapeutik yang dihasilkan adalah mengurangi rasa sakit karena sirkulasi darah lancar sehingga sisa- sisa metabolisme terbuang, adanya kenaikan suhu yang bisa menghilangkan spasme otot dan membuat otot relaksasi, meningkatnya suplai darah ke jaringan sehingga membantu peyembuhan karena pemberian oksigen dan nutrisi pada jaringan menjadi lancar, dan adanya pengaktifan

(8)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 152 kelenjar keringat yang bisa membembantu pengeluaran sisa-sisa hasil metabolisme melalui keringat.

Perlekatan jaringan luka perineum pada pasien nifas yang diberi terapi sinar 40% sembuh pada hari keenam. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fitri (2013), yaitu bahwa luka perineum mulai membentuk jaringan baru pada hari keenam dan ketujuh. Hal tersebut berbeda dengan pasien nifas yang tanpa terapi sinar, karena pasien nifas 73% sembuh pada hari lebih dari hari ketujuh.

Kesembuhan luka perineum terjadi dengan cepat dikarenakan ibu nifas selain diberikan perawatan ibu nifas seperti pada umumnya juga diberi perlakuan terapi sinar dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari pada hari pertama postpartum, seperti yang di kemukakan oleh Soemarjono (2014). Jarak antara lampu dengan luka perineum adalah 30 cm dan dilakukan penyinaran selama 15 menit setiap kali pemberian terapi.

Namun demikian, ada ibu nifas yang diberi terapi sinar terkena anemi ringan atau HB <11 gr/dl pada trimester III sebanyak 13% responden mengakibatkan lama penyembuhan luka, seperti yang dituturkan oleh Ardianto (2003), bahwa sintesa kolagen untuk perlekatan jaringan sangat memerlukan banyak sekali oksigen, meskipun sudah diberi terapi sinar tetapi oksigenasi dari seluruh tubuh terhambat bisa mengakibatkan terlambatnya penyembuhan luka. Sedangkan pada kelompok ibu yang tidak diberi terapi sinar pada trimester III memiliki HB >12 gr/dl sebanyak 7%, memiliki penyembuhan luka yang sangat cepat karena oksigenasi pada luka dan pada seluruh tubuh lancar.

Usia ibu nifas juga mempengaruhi penyambuhan luka, pada ibu nifas yang diberi terapi sinar 20% yang usianya lebih dari 35 tahun penyembuhan lukanya lambat, seperti yang dikatakan oleh Smeltzer (2002), bahwa Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda daripada orang tua karena orang yang sudah lanjut usia tidak dapat mentolelir stres seperti trauma jaringan atau infeksi.

Pada ibu nifas di kedua kelompok 50% memiliki pendidikan terakhir adalah SMA. Menurut Ramadhan (2009), bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki dan sebaliknya bila pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Tingkat pendidikan yang tinggi akan mempermudah seseorang menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki khususnya mengenai perawatan luka perineum. Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangat menentukan lama penyembuhan luka

(9)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 153 perineum. Apabila pengetahuan ibu kurang, terlebih masalah kebersihan maka penyembuhan lukapun akan berlangsung lama.

Pekerjaan ibu nifas yang diberi terapi sinar 80% adalah pekerja swasta dan pada ibu yang tidak diberi terapi sinar 53% adalah ibu rumah tangga. Menurut Husnaria (2011), Pekerjaan mempunyai peranan dalam pengetahuan seseorang. Seseorang yang bekerja akan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan dibanding dengan seseorang yang tidak bekerja dan lebih banyak berada dirumah.

Berdasarkan pendapat ahli dan hasil penelitian tersebut bahwa sinar inframerah mempunyai formulasi sinar yang dapat mampu membersihkan bakteri, jamur, dan virus dalam waktu relatif cepat sehingga dapat digunakan sebagai terapi bagi ibu nifas yang mengalami luka perineum untuk mencegah terjadinya infeksi, mengurangi rasa sakit dan bahkan mempercepat kesembuhan luka perineum apalagi perineum selalu dalam keadaan tertutup dan selalu basah karena adanya cairan lokhea yang keluar dari rahim.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada beda lama waktu penyembuhan luka perineum antara pasien nifas yang diberi terapi sinar dengan yang tidak diberi terapi sinar dengan nilai U 41,5 dan nilai P value sebesar 0,003(p < 0,05).

Hasil penelitian ini diharapkan para pemberi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kualitas layanan dengan menggunakan terapi sinar sebagai alternatif terapi penyembuhan luka perineum sehingga bisa mempercepat peyembuhan luka dan mencegah infeksi, agar pasien lebih nyaman dalam menjalani masa nifas.

DAFTAR RUJUKAN

Anggraini Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Ed. 1. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Ardianto A. 2003. Perawatan Luka Bakar Derajad II Metode Tertutup: Perbandingan

antara Antimikroba Topikal Silver Sulfadiazine 1% dengan Kombinasi Levertran-Neomisin-Basitrasin. http://eprints.undip.ac.id/12302/1/2003PPDS664.pdf. Diakses pada tanggal 5 Mei 2015 jam 22.46 WIB.

Farer H. 1999. Perawatan Maternitas. Ed. 2. Jakarta: EGC

Fitri E. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lamanya Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Umum Banda Aceh.

(10)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 154 http://180.241.122.205/dockti/ELIDA_FITRI-skrispi_elida_fitri.pdf. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2014 jam 21.00 WIB.

Herawati P. 2010. Hubungan Perawatan Perineum Dengan Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Hari Keenam Di Bidan Praktik Swasta Mojokero Kedawung Sragen. http://eprints.uns.ac.id/10328/1/154062108201006231.pdf. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 jam 11.22 WIB.

Husnaria. 2011. Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar PropinsiSulawesi Tenggara. http://husnariamegarezky.blog.com/2012/12/15/hubungan-pendidikan- dan-pekerjaan-ibu-dengan-pemberian-asi-eksklusif-di-wilayah-kerja-puskesmas-mekar-propinsi-sulawesi-tenggara/. Diakses pada tanggal 5 Mei 2015 jam 21.30 WIB.

JNPK-KR. 2008. Buka Acuan Pelatihan Klinin Asuhan Persalinan Normal. Ed. 5. Jakarta: JNPK-KR.

Kurniawan. 2013. Infra Red “Spektrum Gelombang Eektromagnet”. http://iwanpw.blogspot.com/2013/04/infra-red.html. Diakses pada tanggal 30 November 2014 jam 10.28 WIB.

Marmi. 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Ed.1. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

_____. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Peuprerium Care”. Ed. 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo S. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Ed. 19. Jakarta : Rineka Cipta. Ramadhan. 2009. Pengetahuan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.

https://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi/. Diakses pada tanggal 5 Mei 2015 jam 20.54 WIB.

Refni. 2011. Perawatan Luka Jahitan Perineum.

http://refnidudulz.blogspot.com/2011/11/perawatan-luka-jahitan-perineum.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 jam 11.46 WIB.

Smeltzer S dan Bare B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Alih bahasa oleh Agung Waluyo…(dkk). Jakarta : EGC. Soemarjono A. 2014. Patient Education On Musculoskeletal Rehabilitation Series Flex

Free Clinic Musculoskeletal Rehabilitation Care. http://www.flexfreeclinic.com/index.php?page=detail_halaman2.html. Diakses pada tanggal 30 November 2014 jam 10.29 WIB.

(11)

Arifah Istiqomah,dkk, Uji Komparasi Lama Penyembuhan... 155 Sulistyawati A. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika. Suparyanto. 2012. Apa Itu Masa Nifas.

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2012/11/apa-itu-masa-nifas_5.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2014 jam 20.05 WIB. Survey Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2012. Angka Kematian ibu.

www.bkkbn.co.id. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2014 jam 21.56 WIB. Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka-SP.  

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel  3.  Hasil  Uji  Statistik  antara  Lama  Penyembuhan  Luka  Perineum  antara  Pasien Nifas yang Diberi Terapi Sinar dengan yang Tidak Diberi Terapi Sinar

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melindungi, menyertai dan membimbing penulis dalam penyusunan naskah skripsi yang

Anak-anak yang disadari memiliki potensi perlu dikembangkan, perlu memiliki keluarga yang penuh rangsangan, pengarahan, dorongan, dan imbalan-imbalan untuk kemampuan

Pendekatan Sistematis untuk Mengembangkan dan Melaksanakan Sebuah Sekolah Inklusif 3 Nasional Pendidikan, pasal 41(1) telah mendorong terwujudnya sistem pendidikan

penelitian dengan judul “ PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP FUNGSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN

Budaya organisasi, stres kerja, kepemimpinan dan motivasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perawat, dengan nilai signifikan sebesar 0,000 kurang dari

menambahkan persediaan pelajar sebelum memulakan keijaya mereka dalam industri pelancongan dan seterusnya dapat menempatkan diri dalam industri ini.Selain daripada itu kerajaan

Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Mene ngah Atas (SMA) di Kabupaten Mina-.. hasa

Semakin besar arus yang dapat dikeluarkan oleh sebuah trafo step down, maka dimensi trafo akan semakin besar pula, karena selain diameter lilitan sekunder yang