• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA (FIA UB) TERHADAP SOCIAL IMPACT RENCANA PEMBANGUNAN GAZEBO FIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA (FIA UB) TERHADAP SOCIAL IMPACT RENCANA PEMBANGUNAN GAZEBO FIA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA (FIA UB) TERHADAP SOCIAL IMPACT RENCANA

PEMBANGUNAN GAZEBO FIA

( Studi Pada Fenomena Sosial di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya )

ANALISIS SOSIAL

Oleh

Fahrur Rosyid

NIM 125030100111009

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

BAB I

GAMBARAN UMUM

Perkembangan zaman adalah hal yang tidak mungkin untuk dihindari, karena itu merupakan sebuah diskursus yang terjadi di seluruh dunia. Perkembangan zaman hanya akan menyediakan dua pilihan yakni mengikuti perkembangan zaman tersebut atau konstan dalam arti menolak perkembangan zaman. Memang dalam kenyataannya dua pilihan tersebut akan menghasilkan efek negatif. Apabila mengambil pilihan yang pertama berarti masyarkat sebagai objek fenomena social harus bergerak menuju kearah yang lebih modern dan kemungkinan besar harus meninggalakan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat tradisional, seperti kebudayaan, adat istiadat dan lain-lain. Pilihan kedua pun juga menyediakan dampak negatif, jika masyarakat konstan tidak mau mengikuti perkembangan zaman maka masyarakat akan menjadi objek yang tergilas oleh zaman dan masyarakat hanya akan menjadi subjek yang mengalami keterbelakangan sosial. Upaya yang paling baik dalam mengahadapi perkembangan zaman adalah dengan mengikuti perkembangan zaman dengan tidak meninggalakan sikap mempertahankan kebiasaan-kebiasaan lama.

Menghadapi perkembangan zaman bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah meningkatkan pembangunan. Pembangunan yang dimaksud bisa dalam bentuk pembangunan mental atau karakter dan pembangunan infrastuktur dan suprastruktur. Kaitannya dengan perkembangan zaman, biasanya sebuah Negara yang berkembang akan mengupayakan pembangunan gedung-gedung bertingkat dan bangunan-bangunan lain. Salah satu Negara berkembang yang gencar melakukan pembangunan adalah Indonesia. tercatat dalam kurun waktu 2007 hingga 2009 di kota-kota utama di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, telah dibangun 168 gedung dengan ketinggian 8 lantai dengan perkiraan biaya konstruksi hingga Rp 20 trilyun dan luas bangunan hingga mencapai 6,3 juta meter persegi. (http://www.indosiar.com/ragam/pembangunan-gedung-vertikal-semakin-marak_75331.html)

Pembangunan tidak hanya mencakup lingkup yang luas, tetapi juga akan berimplikasi pada lingkup-lingkup yang lebih kecil. Bukti kongkritnya adalah ketika Indonesia sedang gencar melakukan pembangunan besar-besaran maka banyak perusahaan swasta, dan instansi pemerintahan seperti perguruan-perguruan tinggi ikut melakukan pembangunan, salah satu contoh Perguruan Tinggi yang sedang melakukan pembangunan adalah Universitas Brawijaya (UB).

(3)

Saat ini UB sedang banyak melakukan pembangunan mulai dari pembangunan jalan sampai gedung-gedung bertingkat. Pembangunan yang dilakukan sebaiknya memikirkan nilai kebaikan bersama dan nilai kegunaan. Analisis pembangunan jalan di UB adalah alternatif yang baik, karena memang UB sering mengalami banjir ketika musim hujan tiba. Oleh karena itu, pembangunan jalan memakai paving diharapkan mampu menyerap air sehingga tidak banjir ketika musim hujan. Analisis untuk pembangunan gedung-gedung bertingkat juga efektif, karena UB memiliki lahan yang sempit dengan jumlah mahasiswa yang banyak. Jadi, pembangunan gedung-gedung bertingkat dapat menghemat penggunaaan lahan.

Selain pembangunan jalan dan gedung-gedung bertingkat, UB juga memperhatikan nilai keindahan kampus dengan membangun gazebo-gazebo. Kembali lagi bahwa setiap pembangunan juga harus memperhatikan nilai kebaikan bersama dan nilai guna. Pembangunan gazebo di area Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dirasa tidak memperhatikan nilai guna. Pembangunan gazebo tersebut harus mengorbankan gedung perkuliahan yang ada di FIA, padahal FIA memiliki mahasiswa yang sangat banyak dibandingkan dengan fakultas lain. Dampak jangka pendek dari fenomena ini adalah jumlah jam perkuliahan di FIA menjadi panjang, mulai dari jam 06.00 WIB sampai jam 20.30 WIB karena keterbatasan ruang kelas.

Pembangunan memang selalu membawa dampak, baik itu dampak positif dan dampak negatif. Pembangunan gazebo-gazebo di area FIA juga pasti membawa dampak terhadap mahasiswa FIA sebagai masyarakat. Dampak yang mempengaruhi masyarakat dikenal dengan social impact. Tetapi social impact dapat ditangani dengan mengukur kesiapan suatu masyarakat terlebih dahulu. Oleh karena itu ansos ini akan mengkaji mengenai kesiapan mahasiswa FIA terhadap dampak sosial pembangunan gazebo di FIA UB.

BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Pembangunan gazebo di FIA menimbulkan persepsi yang negatif di kalangan mahasiswa FIA

2. Beberapa ruang kelas di FIA dirubuhkan sehingga FIA yang memiliki mahasiswa sangat banyak dengan ruang kelas yang terbatas membuat mahasiswa FIA harus kuliah ekstra

(4)

dari jam 06.00 WIB sampai 20.30 WIB, bahkan ada yang menempuh kuliah di hari sabtu.

3. Jumlah mahasiswa yang banyak, pasti membutuhkan tempat parkir yang luas. Selain keterbatasan ruang kelas, FIA juga memliki keterbatsan lahan parkir. Sehingga banyak mahasiswa FIA parkir di tempat parkir di luar area FIA, bahkan di jalan umum yang sebenarnya dilarang dipakai sebagi tempat parkir.

4. Parkir di tempat yang bukan tempatnya seperti jalan umum menyebabkan kemacetan lalu lintas setiap waktu, seperti kemacetan tiap sore di jalan umum yang terletak antara FIA dan FEB.

5. FIA masih belum punya fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan yang memadai seperti laboratorium, kantin, mushola. Padahal FIA adalah lembaga pendidikanyang seharusnya perlu memperhatikan kebutuhan mahasiswanya.

BAB III TEORI 3.1. Teori Struktural Fungsional Talcot Parson

Teori ini dikemukakan oleh Talcott Parsons, seorang sosiolog Amerika. Teori ini mengkaji tentang kemasyarakatan, terutama struktur dan fungsinya. Teori struktural fungsional mengasumsikan bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau subsistem yang saling berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup dari sistem. Fokus utamanya adalah untuk mendefinisikan kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup sistem sosial.

Dalam teori ini, Parsons memulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem “tindakan” yang disebut AGIL. Fungsi ini merupakan kumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem.

 Adaptation (Adaptasi) : sebuah sistem harus dapat menanggulangi situasi eksternal yang gawat dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebutuhannya.

 Goal attainment (pencapaian tujuan) : sebuah sistem harus mendefinisikan diri untuk mencapai tujuannya.

(5)

 Integration (integrasi) : sebuah sistem harus mengatur hubungan antar bagian-bagian yang menjadi komponennya (A, G, L)

 Latency (pemeliharaan pola) : sebuah sistem harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

Dalam masayarakat, skema AGIL ini diaplikasikan sebagai berikut :

 Organisme perilaku adalah sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan dan mengubah lingkungan eksternal. Fungsi ini dikaitkan dengan anatomi tubuh manusia.

 Sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan tujuan dari sistem dan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya.

 Sistem sosial melaksanakan fungsi integrasi dengan mengendalikan komponen-komponen yang ada. Ada 2 jenis integrasi yaitu :

1. Masing-masing tingkat yang lebih rendah menyediakan kondisi atau kekuatan yang diperlukan untuk tingkat yang lebih tinggi.

2. Tingkat yang lebih tinggi mengendalikan tingkat yang berada dibawahnya

 Sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan seperangkat norma dan nilai yang memotivasi masyarakat untuk bertindak.

BAB IV ANALISIS

Menganalisis kesiapan mahasiswa dapat dilakukan dengan menggunakan teori structural fungsional milik talcot parsons. Teori structural fungsional memiliki empat fungsi penting untuk semua sistem “tindakan” yang terdiri dari adaptasi, goal atau tujuan, integrasi, latency (AGIL) . Fungsi ini merupakan kumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem.

(6)

1. Adaptation

a) Apakah Anda mengerti rencana pembangunan gazebo UB di area FIA ? Adaptasi mengedepankan bahwa suatu system harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menganalisis tingkat kemampuan adaptasi mahasiswa FIA terhadap pembangunan gazebo dapat dilakukan dengan mengajukan kuisioner yang diturunkan dari indicator adaptasi. Analisinya sebagai berikut :

Gambar 4.1 diagram prosentase pengetahuan mahasiswa terhadap rencana pembangunan

Data menunjukkan bahwa prosentase yang paling besar adalah bahwa mahasiswa FIA kurang mengerti tentang rencana pembangunan gazebo tersebut. Analisa kritisnya berarti pihak universitas kurang sosialisasi, hal ini akan menyebabkan adaptasi sulit untuk masuk ke dalam system.

b) Apakah Anda setuju dengan pembangunan gazebo di area FIA?

Gambar 4.2 diagram prosentase tingkat persetujuan mahasiswa 13.3 % 56.7 % 20.0 % 10.0 % 26.7 % 23.3 % 40.0 % 3.3 % 6.7 %

(7)

Diagram nenunjukkan bahwa walaupun sosialisasi dari pihak universitas sangat kurang, tetapi mahasiswa FIA dominan setuju dengan pembangunan gazebo tersebut. Hal ini adalah langkah awal yang bagus agar proses adaptasi mahasiswa FIA menjadi mudah.

c) Jika pembangunan gazebo tidak sesuai dengan harapan Anda, apakah Anda mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut ?

Gambar 4.3 diagram prosentase kemampuan adaptasi mahasiswa

Pertanyaan diajukan dengan lebih spesifik,apakah mahasiswa mampu beradaptasi dengan pembangunan gazebo tersebut, dari data yang didapat bahwa mahasiswa sangat bisa beradaptasi dengan pembangunan gazebo tersebut walaupun dengan keadaan yang tidak mereka harapkan.

2. Goal

a) Apakah Anda paham mengenai tujuan pembangunan gazebo di area FIA tersebut?

Gambar 4.4 diagram prosentase tingkat pemahaman mahasiswa FIA terhadap tujuan pembangunan gazebo

Mahasisawa FIA masih banyak yang belum paham mengenai hakekat tujuan dari pembangunan tersebut. Teori AGIL mengatakan bahwa dalam memenuhi kebutuhan

13.3 % 6.7 % 93.3 % 10.0 % 16.7 % 60.0 %

(8)

suatu system maka harus memiliki tujuan yang jelas dan diketahui oleh system yang akan dipengaruhi. Sehingga apabila mahasiswa FIA sebagai sebuah sistem tidak mengetahui tujuan dari pembangunan gazebo tersebut, maka akan sulit mahasiswa FIA untuk dipenuhi kebutuhannya.

b) Menurut Anda, apakah gazebo tersebut penting bagi mahasiswa FIA ?

Gambar 4.5 diagram prosentase penting atau tidaknya pembangunan gazebo Tujuan pembangunan yang belum jelas atau belum disosialisasikan membuat mahasiswa FIA memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai penting atau tidaknya pembangunan gazebo. Sesuai teori AGIL bahwa system harus dapat mendefinisikan tujuan mereka agar pemenuhan kebutuhan menjadi mudah.

3. Integrity

Integrity dimaksudkan agar sebuah system harus mampu mengatur dan

mernggerakkan hubungan antara system yang lainnya. Mahasiswa FIA sebagai sebuah system harus mampu mengatur hubungan antara adaptasi, tujuan dan latencynya. Sehingga dapat tercapai sebuah integritas.

a. Apakah gazebo merupakan suatu kebutuhan dalam menunjang kualitas pendidikan Anda?

30.0 %

33.0 % 10.0 % 3.3 % 23.0 % 53.3 % 46.7 %

(9)

Diagram menunjukan bahwa mahasiswa FIA berpersepsi bahwa gazebo merupakan fasilitas yang kurang menunjang bagi pendidikan mahasiswa FIA. Berarti mahasiswa FIA sebagai sebuah system masih belum bisa seperti apa yang dimau oleh teori integrity yang menyatakan bahwa system harus mampu mengatur hubungan antara adaptation, goal, latency. Sehingga munculah persepsi mahasiswa seperti yang tergambar dalam diagram 4.6

4. Latency

Pemeliharaan pola, sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

a) Menurut Anda, apakah pembangunan gazebo tersebut akan membawa dampak baik bagi mahasiswa FIA ?

Gambar 4.7 diagram prosentase perspektif mahasiswa terhadap dampak

Latency mengedepankan bahwa system harus mampu menciptakan dan menopang motivasi. Data dilapangan menunjukkan bahwa pembangunan gazebo akan membawa dampak baik bagi mahasiswa FIA. Data ini memperkuat teori latency dan menunjukkan bahwa pembangunan gazebo memang perlu.

20.0 %

(10)

b) Menurut Anda, apakah pembangunan gazebo tersebut akan mempengaruhi kualitas pendidikan mahasiswa FIA ?

Gambar 4.7 diagram prosentase perspektif mahasiswa terhadap pengaruh kualitas FIA adalah lembaga pendidikan, oleh karena itu indikator yang digunakan juga memakai pendidikan. Data menunjukkan bahwa mehasiswa memiliki persepsi bahwa gazebo akan membawa dampak baik terhadap kualitas pendidikan. Berarti teori latency dapat diterapkan dalam pembangunan gazebo ini, karena pemabangunan gazebo ini akan menciptakan dan menopang motivasi.

53.3 %

(11)

BAB V KESIMPULAN

Analisis data menggunakan teori structural fungsional dan perhitungan menggunakan SPSS, mendapatkan kesimpulah bahwa mahasiswa sudah siap terhadap social impact rencana pembangunan gazebo di FIA

Gambar 4.9 diagram prosentase tingkat kesiapan mahasiswa FIA BAB VI

REKOMENDASI

1. Pihak rektorat atau fakultas perlu mengadakan sosialisasi terkait rencana pembangunan gazebo tersebut agar proses adaptasi menjadi mudah

2. Dalam sosialisasi pihak universitas juga perlu menyampaikan tujuan pembangunan gazebo tersebut agar mahasiswa FIA tidak salah persepsi mengenai rencana

pembangunan tersebut

3. Karena dari data menunjukan bahwa mahasiswa sudah siap terhadap social impact pembangunan gazebo maka sebaiknya pembangunan gazebo dipercepat.

4. Pihak rektorat atau fakultas sebisa mungkin juga menyediakan celah atau ruang yang dapat digunakan sebagai tempat parkir, jadi tidak hanya gazebo saja yang dibangun

56.7 % 26.7 %

Gambar

Gambar 4.2 diagram prosentase tingkat persetujuan mahasiswa 13.3 % 56.7 % 20.0 % 10.0 % 26.7 % 23.3 % 40.0 % 3.3 % 6.7 %
Gambar 4.7 diagram prosentase perspektif mahasiswa terhadap pengaruh kualitas  FIA adalah lembaga pendidikan, oleh karena itu indikator yang digunakan juga  memakai pendidikan
Gambar 4.9 diagram prosentase tingkat kesiapan mahasiswa FIA  BAB VI

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapatkan, penulis mengetahui tentang penjelasan PNBP dalam APBN, mengetahui jasa-jasa Tindakan Karantina yang kemudian muncul tarif-tarif dari setiap tindakan

Dalam Putusan MA RI No. 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 atau yang dikenal dengan yurisprudensi “Kandaga Shopping Centre”, MA RI menyatakan bahwa berdasarkan Pasal

Ketentuan tersebut didukung dengan adanya ketentuan mengenai larangan perkawinan yakni pada Pasal 8 (f) Undang-Undang Perkawinan menyatakan bahwa Perkawinan dilarang antara

Oleh karena itu pada persamaan regresi untuk hipotesis pertama dan kedua, selain menggunakan variabel bebas kualitas disclosnre (DISC) juga akan menggunakan tiga variabel kontrol

Dalam masa yang sama, terdapat hubungan yang signifikan dan agak tinggi antara motivasi belajar kursus Penghayatan Etika dan Peradaban dengan tanggapan pelajar terhadap

VRP merupakan permasalahan kombi- natorial yang berarti bahwa dengan semakin banyaknya jumlah node, maka ruang solusi per- masalahan ini akan semakin besar sehingga dengan

Rumusan masalah dalam penelitian ini (1) bagaimanakah bentuk lingual kata cinta yang memiliki makna ideasional dalam novel London karya Windry Ramadhina, (2) bagaimanakah

Penyebaran hematogen paling sering terjadi pada awal penyakit dan biasanya ke paru-paru dan tulang sedangkan metastasis ke kelenjar limfe jarang.. Penyebaran