100
EVALUASI PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014 DI RUMAH SAKIT UMUM GMIM PANCARAN KASIH KOTA MANADO
Henkie Simanjuntak*, Erwin Kristanto*, Effendi P. Sitanggang* *Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat. Sesuai dengan Permenkes RI No 56 tahun 2014 RSU GMIM Pancaran Kasih adalah salah satu rumah sakit di Kota Manado yang terakreditas B. Tujuan dari penelitiian ini yaitu mengevaluasi penempatan tenaga kesehatan menurut UU No. 36 Tahun 2014 di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif malalui wawancara mendalam, dengan jumlah sampel 6 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan dan data sekunder diperoleh dari laporan dokumen yang ada di rumah sakit. Data dirangkum dalam bentuk matriks dari hasil wawancara, kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap Kualifikasi dan pengelompokkan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado telah menerapkan kebijakan peraturan yang berlaku sesuai UU No. 36 Tahun 2014. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penempatan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado telah sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2014.
ABSTRACT
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, explains that health worker personnel have an important role to improve the quality of health services to the community in order that the maximum of the community. In accordance with the Permenkes RI No 56 tahun 2014, Public Hospital GMIM Pancaran Kasih is one of the hospitals in the city of Manado, which accredited B. purpose of this study is to evaluate health worker placement according to Law No.36 of 2014 in public hospitals GMIM Pancaran Kasih Manado. This research is qualitative research that is both deeply investigation against informants amounted to as much as 6 (six) informants. The sources of primary data were obtained through interviews and field observations and secondary data were obtained from the report documents at the hospital. Data are summarized in a matrix form of interviews, then presented in narrative form. Validation data using triangulation source and method triangulation techniques.
The results showed that at this stage of the qualification and grouping health care personnel in public hospitals GMIM Pancaran Kasih of Manado has implemented policy regulations in accordance. The conclusion of this study is the placement of health care personnel in public hospitals GMIM Pancaran Kasih Manado was in accordance with Law No. 36 of 2014.
PENDAHULUAN
Rumah sakit mempunyai dasar misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit di daerah maupun di perkotaan selalu dituntut
untuk memperbaiki manajemen, mengembangkan sumber pembiayaan sendiri, agar dapat secara otonomi berupaya meningkatkan mutu pelayanan dan melakukan pemberdayaan terhadap semua potensi yang ada termasuk sumber daya manusia karena mutu pelayanan sangat tergantung pada
101 kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki (Sukardi, 2005).
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh adanya Sumber Daya Manusia (SDM) dimana SDM harus mampu memberikan kontribusi sebesar 80% dari keseluruhan faktor yang terkait dalam pembangunan kesehatan (Kurniati dan Efendi, 2012). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat, sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif secara sosial dan ekonomi serta berbagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan upaya pemenuhan kebutuhan hidup SDM kesehatan sesuai kondisi jenis, kualitas, dan distribusinya (Anonim, 2014).
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat secara langsung dalam pemberian pelayanan kepada pasien adalah dokter, perawat, bidan, serta tenaga penunjang lainnya. Diantara
tenaga tersebut, dijelaskan bahwa tenaga perawat dan bidan menempati urutan jumlah terbanyak sebesar 40% (Anonim, 2005), dimana tenaga kesehatan tersebut sebagai SDM dalam turut mensukseskan program pembangunan kesehatan merupakan unsur penentu. Mengingat produk yang ditawarkan oleh rumah sakit berupa jasa, maka peran SDM tersebut menjadi sangat penting dalam pelayanan. Kekurangan tenaga kesehatan di rumah sakit dalam segala bentuk akan menurunkan citra nama rumah sakit (Rokiah, 2001).
Seiring dengan tuntutan pelayanan yang semakin tinggi, jika dibarengi dengan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, maka akan berdampak pada mutu layanan rumah sakit. Tidak jarang banyak keluhan dari ruangan perawatan terhadap mutu layanan tenaga kesehatan akibat dari jumlah Sumber Daya manusia (SDM) yang tidak seimbang bahkan tidak sebanding dengan beban kerja yang dimiliki saat kini. Oleh karena beban kerja yang terlalu tinggi diberikan, maka jumlah SDM kurang tidak jarang para tenaga kesehatan hanya melkakukan tindakan kolaboratif dan bersifat rutinitas, sedangkan fungsi pelayanan kesehatan seperti dokter dan perawat yang komprehensif hanya melakukan sebagai sebatas pemenuhan kebutuhan dasar yang sepantasnya tidak harus dilakukan (Zainudin, 2001).
102 Ketidakmerataan distribusi tenaga kesehatan (khususnya, namun tidak terbatas pada dokter dan dokter spesialis) di Indonesia merupakan salah satu hambatan dalam upaya peningkatan akses terhadap layanan kesehatan. tenaga kesehatan menumpuk di daerah urban sementara Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) mengalami resesi tenaga kesehatan. Pemerintah Indonesia telah mencoba mengatasi hal ini dengan berbagai kebijakan. Situasi ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, namun di negara maju seperti Negara Perancis pun suatu fenomena ini bisa terjadi (Dewi, 2013).
Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Kota Manado merupakan rumah sakit yang bekerja memberikan laporan pelayanan kepada Pemerintah Kota Manado dengan manajemen berbasis kinerja yang memiliki tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan dan melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit yang dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien sebagai usaha untuk menciptakan citra rumah sakit
yang baik dan mampu bersaing dengan rumah sakit swasta yang berada di sekiatrnya, bahkan dengan rumah sakit yang berada di luar kota (Anonim, 2013).
Setelah dijelaskan secara terperinci dalam latar belakang tersebut, maka uraian di atas membuat peneliti tertarik untuk menganalisis penempatan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Kota Manado, serta hasil pelaksanaan tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut dalam memperlancar proses kinerja yang ditargetkan sesuai perencanaan yang telah ditetapkan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang analisis penempatan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Kota Manado Tahun 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Kota Manado pada bulan November 2016 sampai Mei 2017 dalam bentuk in depth interview (wawancara mendalam). Sumber data dan informan dalam penelitian ini adalah 1 (satu) orang Ketua Yayasan, 1 (satu) orang
103 Direktur Rumah Sakit, 1 (satu) orang Wakil Direktur Pelayanan, 1 (satu) orang Wakil Direktur SDM, 1 (satu) orang Kepala Keperawatan dan1 (satu) orang Komite Medik. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah klasifikasi tenaga kesehatan, perencanaan, pengadaan, dan pendayagunaan. Variabel terikat adalah Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang klasifikasi dan Perizinan. Pengolahan data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, pemeriksanaan keabsahan data, menganalisis komponen hasil penelitian, dan tahap penarikan kesimpulan serta verifikasi. Validasi hasil penelitian dilakukan triangulasi sumber, triangulasi teknik metode, dan triangulasi waktu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualifikasi dan Pengelompokkan Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini, terlihat jelas bahwa kualifikasi dan pengelompokkan tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado di mana informan menyatakan bahwa pihak rumah sakit telah memberikan kualifikasi dan pengelompokkan tenaga kesehatan di lingkungan yayasan sesuai evaluasi berdasarkan kebijakan peraturan yang berlaku pada UU No. 36 Tahun 2014, dimana hasil evaluasi perekrutan terhadap rumah sakit di
bawah yayasan dengan menerima 5 orang calon pegawai jika ternyata yang dibutuhkan 5 orang pegawai yang melakukan kerja praktek lapangan di Rumah Sakit Bethesda Tomohon. Hasil kualifikasi tenaga kesehatan di rumah sakit ada yang tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan, serta hasil observasi menyatakan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang diterima sudah sesuai dengan perkerjaannya masing-masing. Karena tenaga kesehatan yang tidak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan akan ditempatkan sebagai petugas adminstrasi.
Perencanaan Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini, terlihat jelas bahwa menurut pendapat informan mengenai perencanaan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado di mana informan menyatakan bahwa penetapan kebijakan tenaga kesehatan di rumah sakit sesuai jumlah, jenis, dan kompetensi masing-masing secara merata dengan menyusun perencanaan penempatan staf/susunan pekegawaian rumah sakit. Rumah sakit juga menyediakan fasilitas kesehatan sekaligus cara pengelolaan keuangan telah diatur secara baik.
Pengadaan Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini, terlihat jelas bahwa menurut pendapat informan bahwa
104 mengenai pengadaan tenaga kesehatan diterima melalui pendidikan tinggi bidang kesehatan, dimana yayasan pendidikan GMIM ada fasilitas Akademi Keperawatan dan di UKIT ada pendidikan Farmasi. Hasil pengadaan tersebut diidentifikasi dan disusun oleh Yayasan Medika dan Direktur yang selalu direvisi dan diperbaharui sesuai kebutuhan. Ilmu penegtahuan dan teknologi diperoleh di tempat kerja masing-masing sesuai pengalamannnya setelah diterima kerja di rumah sakit tersebut.
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Hasil wawancara dan observasi dengan informan, maka tanggapannya diungkapkan bahwa pendayagunaan tenaga kesehatan sesuai UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado telah dilakukan dengan memperhatikan aspek pemerataan, pemfaatan, dan pengembangan rumah sakit yang dibawah yayasan, penempatan tenaga kesehatan melalui proses seleksi setelah semua diperiksa secara benar, dan pelatihan diberikan kepada tenaga kesehatan sesuai profesinya pendidikannya masing-masing saja.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari kepatuhan Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih
Manado dalam Penempatan Tenaga Kesehatan sesuai UU No. 36 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Kualifikasi dan pengelompokkan tenaga kesehatan di rumah sakit telah menerapkan kebijakan peraturan yang berlaku sesuai UU No. 36 Tahun 2014, dimana hasil evaluasi perekrutan terhadap rumah sakit di bawah yayasan dengan menerima 5 orang calon pegawai jika ternyata yang dibutuhkan 5 orang pegawai yang melakukan kerja praktek lapangan di Rumah Sakit Bethesda Tomohon. Hasil kualifikasi tenaga kesehatan di rumah sakit ada tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan, serta hasil observasi menyatakan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang diterima sudah sesuai dengan perkerjaannya masing-masing.
2. Perencanaan tenaga kesehatan terhadap evaluasi penempatan tenaga kesehatan dari pihak Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado bahwa penetapan kebijakan tenaga kesehatan di rumah sakit sesuai jumlah, jenis, dan kompetensi masing-masing secara merata dengan menyusun perencanaan penempatan staf/susunan kepegawaian rumah sakit. Rumah sakit juga menyediakan fasilitas kesehatan sekaligus cara
105 pengelolaan keuangan telah diatur secara baik.
3. Pengadaan tenaga kesehatan diterima melalui pendidikan tinggi bidang kesehatan, dimana yayasan pendidikan GMIM ada fasilitas Akademi Keperawatan, dan di UKIT ada pendidikan Farmasi. Hasil pengadaan tersebut diidentifikasi dan disusun oleh Yayasan Medika dan Direktur yang selalu direvisi dan diperbaharui sesuai kebutuhan. Ilmu pengetahuan dan teknologi diperoleh di tempat kerja masing-masing sesuai pengalamannnya setelah diterima kerja di rumah sakit tersebut.
4. Pendayagunaan tenaga kesehatan sesuai UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado telah dilakukan dengan memperhatikan aspek pemerataan, pemfaatan, dan pengembangan rumah sakit yang dibawah yayasan, penempatan tenaga kesehatan melalui proses seleksi setelah semua diperiksa secara benar, dan pelatihan diberikan kepada tenaga kesehatan sesuai profesi pendidikannya masing-masing.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang bisa diajukan untuk berbagai pihak adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah Kota Manado
Perlu adanya peningkatan mutu pelayanan khususnya mampu memberikan perhatian yang tinggi terhadap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Kota Manado terhadap penerapan UU No. 36 Tahun 2014 melalui kualifikasi dan pengelompokkan, perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.
2. Bagi Ketua Yayasan
Diharapkan Ketua Yayasan mampu memberikan pemeliharaan dan peningkatan jaminan ketenagaan yang lebih baik kepada para tenaga kesehatan baik dokter dan perawat lainnya yang bekerja di rumah sakit dengan selalu memberikan perhatian melalui pemberian pelatihan agar lebih terampil dalam melayani masyarakat yakni pasien yang datang berobat di rumah sakit.
3. Bagi Petugas dan Pengawas
Disarankan agar para petugas kesehatan dan pengawas lebih meningkatkan disiplin terhadap kinerja di setiap unit bagian dan lainnya dalam memantau segala pekerjaannya dalam melayani pasien agar pelayanan di rumah sakit menjadi lebih baik lagi, sehingga terciptanya citra nama mutu kinerja professional di Rumah Sakit Umum GMIM
106 Pancaran Kasih Kota Manado semakin baik dan terpercaya.
4. Bagi Masyarakat dan Pengunjung Rumah Sakit
Perlu adanya intensitas perhatian kerjasama yang baik terhadap tenaga kesehatan lainnya dan pihak rumah sakit dalam hal turut menunjang pelayanan yang terbaik demi pelayanan yang terbaik sesuai peraturan yang berlaku di dalam UU No.36 Tahun 2014 di rumah sakit, juga memberikan kepercayaan kepada pihak rumah sakit agar pengunjung memiliki rasa saling mendukung terhadap pelayanan yang telah dilaksanakan oleh para tenaga kesehatan secara maksimal demi kelangsungan hidup pasien.
5. Bagi Peneliti Lainnya
Diharapkan untuk peneliti lainnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan referensi pembanding dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lainnya, di mana hasil penelitian ini masih ada hubungannya dengan evaluasi penempatan tenaga kesehatan menurut UU No.36 Tahun 2014 di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Kota Manado, sehingga dapat memberikan manfaat bagi peneliti lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2005. Pemantauan Peningkatan Tenaga Kesehatan sebagai Mutu SDM di Berbagai
Rumah Sakit. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.
Anonimous. 2013. Visi dan Misi Kinerja Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih. Dinas Kesehatan Kota Manado. Manado.
Anonimous. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan. Jakarta.
Bangun, W. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Dewi, S.L. 2013. Kebijakan untuk Daerah dengan Tingkat Jumlah Tenaga Kesehatan Rendah. Pusat
Kebijakan dan Manajemen
Kesehatan. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia. Vol.02(1):1-2.
Iskandar, D. 2008. Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan, dan Pasien. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta.
Kurniati, A., dan F. Efendi. 2012.
Kajian SDM Kesehatan di
Indonesia Edisi ke-5. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
107 Muninjaya, A.A.G. 2004. Manajemen
Kesehatan. Edisi Ke-2. Penerbit Kedokteran EGC. Jakarta.
Rokiah. 2001. Bahan Kuliah Perencanaan Kebutuhan Tenaga Perawat di Rumah Sakit. Program Studi Kajian Administrasi Rumah
Sakit. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok.
Rosjidi, dan C. Harun. 2011. Proses
Keperawatan. Penerbit Umpo
Press. Ponorogo.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods).
Penerbit CV Alfabeta. Bandung. Sukardi, H. 2005. Analisis Kebutuhan
Tenaga Perawat Berbadasarkan Kategori Pasien di Irina Penyakit Dalam RSU Tugurejo Semarang. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.
Zainudin, B. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Penerbit PT Gunung Agung. Jakarta.