• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bagaimana waktu yang diperlukan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Bagaimana waktu yang diperlukan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro?"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1. Efisiensi Pengelolaan. a) Waktu pengelolaan.

1. Bagaimana waktu yang diperlukan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ? 2. Berapa waktu ideal yang diperlukan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ? b) Biaya pengelolaan.

3. Bagaiamana proses pembiayaan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ? 4. Berapa biaya yang diperlukan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ?

5. Bagaiamana realisasi biaya yang direncanakan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ?

2. Prosedur Pelayanan.

a) Adanya regulasi pelayanan.

6. Apakah terdapat regulasi pelayanan mengatur tentang pengelolaan Terminal Kertonegoro ?

7. Regulasi pelayanan mana yang digunakan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ? b) Adanya SOP pelayanan.

8. Adakah SOP pelayanan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ?

9. Bagaiaman UPTD menjalankan SOP dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ? c) Tahapan dalam pelayanan.

10. Bagaimana tahapan pelayanan dalam pengelolaan Kertonegoro ? 3. Koordinasi atasan dan bawahan.

a) Kejelasan tupoksi atasan dan bawahan.

11. Bagaiaman tupoksi atasan dan bawahan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro? 12. Bagaiaman kewenangan atasan dan bawahan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ? 13. Apakah atasan dan bawahan memahami tupoksi dalam pengelolaan Terminal

Kertonegoro ?

b) Adanya komunikasi atasan dan bawahan.

14. Bagaiaman pola komunikasi atasan dan bawahan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ?

(2)

15. Apakah terdapat motivasi dari atasan kepada bawahan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ?

16. Bagaimana atasan memotivasi bawahan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro? 4. Rensponsivitas Pegawai

a) Daya tanggap pegawai dalam menghadapi hambatan.

17. Apa saja hambatan-hambatan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ?

18. Bagaiaman pegawai mengatasi hambatan-hambatan yang terdapat dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ?

5. Sarana Prasarana

a) Ketersediaan fasilitas terminal.

19. Apa saja fasilitas yang tersedia dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro ?

20. Bagaiamana UPTD menyediakan fasilitas untuk pengelolaan Terminal Kertonegoro ? 21. Apakah fasilitas yang tersedia sudah memadai dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro

?

b) Kondisi fasilitas yang tersedia.

22. Bagaiamana kondisi fasilitas yang tersedia di Kertonegoro ? c) Fasilitas penunjang terminal.

(3)

BUPATI NGAWI

PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 60 TAHUN 2008

TENTANG

UNIT PELAKSANA TEKNIS

DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 9) ;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) ;

(4)

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

(5)

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah

Kabupaten Ngawi (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2008 Nomor 03) ;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2008 Nomor 09) .

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah, adalah Kabupaten Ngawi.

2. Pemerintahan Daerah, adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah, adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Ngawi.

(6)

5. Sekretaris Daerah, adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi. 6. Perangkat Daerah, adalah unsur pembantu Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan di Kabupaten Ngawi.

7. Lembaga Teknis Daerah, adalah Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ngawi.

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas, adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

9. Unit Kerja, adalah bagian dalam organisasi pemerintahan pada Unit Pelaksana Teknis yang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian. 10. Jabatan Struktural, adalah suatu kedudukan yang menunjukkan

tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara. 11. Jabatan Fungsional, adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi, keahlian dan/atau ketrampilan untuk mencapai tujuan organisasi Negara.

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ngawi.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN

Pasal 2

(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika merupakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

(2) Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat.

(7)

(3) Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terdiri dari :

a. Kepala ;

b. Sub Bagian Tata Usaha ; c. Petugas Pelaksana ; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional.

(4) Sub Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas.

(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sebagian tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas sesuai dengan keahlian dan/atau keterampilannya. (6) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

ditetapkan dalam Peraturan Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(7) Petugas pelaksana dan kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dan huruf d dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas.

(8) Bagan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagaimana tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 3

Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

Pasal 4

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan sebagian tugas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sesuai bidangnya ;

(8)

Pasal 5

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai kewenangan :

a. penyusunan, pelaksanaan, pelayanan, pengembangan dan bimbingan teknis ;

b. pelaksanaan koordinasi kegiatan teknis dengan pihak terkait sesuai bidangnya ; dan

c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di wilayah kerjanya.

BAB III

BENTUK LEMBAGA DAN WILAYAH KERJA

Pasal 6

Bentuk lembaga dan wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terdiri dari :

a. Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Terminal Ngawi ;

b. Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Terminal Ngrambe ;

c. Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Terminal Sine ;

d. Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Terminal Gendingan ;

e. Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Terminal Karangjati ; dan

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Terminal Bongkar Muat dan Barang.

(9)

BAB IV TATA KERJA

Pasal 7

(1) Dalam melaksanakan tugas setiap Pimpinan Satuan Organisasi dan Unit Kerja pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika dan kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika maupun antar Satuan Organisasi di lingkungan

Pemerintah Daerah serta Instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.

(2) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi dan Unit Kerja wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi dan Unit Kerja bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

(4) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi dan Unit Kerja wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.

(5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan Satuan Organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.

(6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada Satuan Organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

(7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan Satuan Organisasi dan Unit Kerja dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.

(10)

BAB V

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN

Pasal 8

(1) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah.

(2) Jabatan fungsional diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9

Apabila Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka tugas-tugas Kepala Unit Pelaksana Teknis dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha atau Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Dinas.

BAB VI PEMBIAYAAN

Pasal 10

Segala pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Bupati Ngawi Nomor 48 Tahun 2004 tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Berita Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2004 Nomor 61) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(11)

Pasal 12

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah

Kabupaten Ngawi. Ditetapkan di Ngawi Pada Tanggal 15 September 2008 BUPATI NGAWI, ttd HARSONO Diundangkan di Ngawi

pada tanggal 15 September 2008

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGAWI, ttd

MAS AGOES NIRBITO MOENASI WASONO

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

1. Foto penulis bersama Bapak Dhiyan Kenop, selaku Kepala Seksi Terminal dan Perparkiran Dishubkominfo Kabupaten Ngawi.

2. Foto penulis bersama Bapak Jatmiko H.S, selaku Pegawai UPTD Terminal Kertonegoro Bagian Parkir dan Keamanan

(23)

Terminal Kertonegoro Bagian TPR MPU.

4. Foto penulis bersama Bapak Eko Agung selaku Pegawai UPTD Terminal Kertonegoro Bagian Peron.

(24)

Kertonegoro Bagian Administrasi.

6. Foto penulis bersama Bapak Parkam salah satu pemilik Kios di Terminal Kertonegoro.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini untuk mengetahui kebiasaan keluarga dalam melakukan perawatan diri sebelum dilakukan pelatihan dalam upaya pemberdayaan, sesuai dengan pendapat Ghazavi

Pondasi yang digunakan untuk dermaga kapal tongkang batubara ini adalah tiang pancang baja. - Kontrol kebutuhan kedalaman tiang.  Tiang tegak: sedalam 21 m dari seabed atau -29

Standar Sumber Daya Manusia berisi tentang pernyataan kualitatif dan/ atau kuantitatif yang dapat diukur pencapaian atau pemenuhannya oleh seluruh

Hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 4,98 (95% CI : 1,07-23,1) yang memiliki arti bahwa ibu dengan status gizi kurang berpeluang 4,98 kali lebih besar untuk melahirkan

Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkan perkembangan sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik. Pendidikan perlu

Tanah Laut 1 dok 100.000.000 3 Belanja Konsultansi Perencanaan Pembangunan Jalan Tembus Menuju. Terminal

Insulin secretagogues Metformin TZDs* Effect on FPG/HbA 1c 1 Effect on plasma insulin 1,2 – Effect on insulin resistance 3 – Effect on insulin secretion 4 EFFICACY

Berdasarkan kajian di atas, dilakukan penelitian mengenai hasil belajar dan aktivitas siswa pada penerapan pembelajaran berbasis masalah menggunakan metode eksperimen dengan