• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN INISIATIF LOKAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEGIATAN INISIATIF LOKAL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

KEGIATAN INISIATIF LOKAL

Oleh TIM BPTP NTB

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

DEPARTEMEN PERTANIAN 2005

(2)

I. Lembaran Pengesahan Laporan Hasil Kegiatan

2. Judul Kegiatan : Inisiatif Lokal 3. Penanggungjawab Kegiatan a. N a m a b. Pangkat/golongan c. Jabatan Struktural Fungsional :

Ahmad Suriadi, SP.,M.Agr.Sc Penata Muda TKI/IIIb

-

Staf Peneliti

4. Biaya Kegiatan : Rp. 98.000.000,- (Sembilan Puluh Delapan Juta Rupiah)

5. Lokasi Kegiatan : Proyek P4MI Lombok Timur

6. Sumber Dana : Loan ADB

Mengetahui

Kepala BPTP NTB, Penanggungjawab,

Dr. Ir. Mashur, MS Ahmad Suriadi, SP.,M.Agr.Sc

(3)

II. Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kemampuan sehingga laporan hasil kegiatan ini dapat diselesaikan dengan baik. Isi dari laporan ini merupakan hasil sementara pelaksanaan penelitian karena pelasanaannya masih sedang berlanjut dilapangan.

Pada kesempatan ini juga tidak lupa kami mengucapkan perhargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang terkait baik secara lansung maupun tidak langsung, yang tanpa bantuannya baik secara moril maupun materiil maka pelaksanaan penelitian ini tidak akan bisa terlaksana

Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan tanggapan yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam rangka menyempurnakan laporan ini.

Penanggungjawab kegiatan,

(4)

III. Daftar Isi

I. Halaman Pengesahan...i

II. Kata Pengantar...ii

III. Daftar Isi...iii

IV. Daftar Tabel...iv

V. Abstrak...v

1. Pendahuluan...1

2. Perecanaan Dan Pelaksanaan...2

2.1. Pengajuan proposal...3

2.2. Pelaksanaan...4

3. Hasil Kegiatan...5

4. Hasil yang telah dicapai setiap kegiatan...7

(5)

IV. Daftar Tabel

1 Tabel 1. Hasil seleksi proposal yang masuk di dibiayai pada

(6)

V. Abstrak

Keterbatasan pengalaman membuat petani cenderung kurang memiliki dan memilih teknologi yang sama sekali baru, tetapi lebih meyukai teknologi yang telah ada. Oleh karena itu inovasi yang akan dikembangkan perlu diprioritaskan pada teknologi pertanian asli pedesaan atau teknologitradisional (indigenous technology)yang resiko kegagalannya dapat diminimkan. Beberapa keunggulan teknologi lokal adalah: Telah adaptif dengan kondisi sosial budaya setempat, ekonomis; sesuai dengan sumber daya petani yang terbatas, dan sederhana dan mudah diaplikasikan. Kelemahan dari teknologi lokal adalah: umumnya tertinggal dari kemajuan teknologi modern, sangat spesifik lokasi dan masih berupa komponen teknologi

Kegiatan penembangan inovasi pertanian berdasarkan inisiatif lokal ini diharapkan dapat sekaligus mengembangkan teknologi tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah akan paket teknologi utuhnya.

Kegiatan inisiatif lokal telah menyeleksi 4 proposal yang dibiayai. Diharapkan dari keempat kegiatan ini akan mampu memunculkan teknologi lokal yang spesifik lokasi Key word: inisiatif lokal, teknologi lokal

(7)

1. Pendahuluan

Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan/pendapatan petani miskin melalui inovasi pertanian mulai dari tahap produksi sampai pemasaran hasil. Untuk itu diperlukan peningkatan aksespetani terhadap informasi pertanian, dukungan pengembangan inovasi pertanian dan upaya permberdayaan petani. Pendekatan partisipatif dalam perencaan, pelaksanaan, pengembangan kelembagaan dan perbaikan saran/prasarana yang dibutuhkan di desa, merupakan upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan petani untuk pengembangan inovasi. Salah satu perdekatan partisipatif dalam kegiatan proyek P4MI ini adalah pengembangan inovasi pertanian yang berasal dari inisiatif lokal. Pendektan tersebut memberikan kesempatan bagi daerah untuk mengembangkan inovasi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani di Lombok Timur.

Keterbatasan pengalaman membuat petani cenderung kurang memiliki dan memilih teknologi yang sama sekali baru, tetapi lebih menyukai teknologi yang telah ada. Oleh karena itu inovasi yang akan dikembangkan perlu diprioritaskan pada teknologi pertanian asli pedesaan atau teknologi tradisional (indigenous technology) yang resiko kegagalannya dapat diminimkan. Beberapa keunggulan teknologi lokal adalah:

1. Telah adaptif dengan kondisi sosial budaya setempat

2. Ekonomis, sesuai dengan sumber daya petani yang terbatas dan 3. sederhana dan mudah diaplikasikan

Kelemahan dari teknologi lokal adalah:

1. Umumnya tertinggal dari kemajuan teknologi modern 2. sangat spesifik lokasi

3. masih berupa komponen teknologi

Kegiatan pengembangan inovasi pertanian berdasarkan inisiatif lokal ini diharapkan dapat sekaligus mengembangkan teknologi tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah akan paket teknologi utuhnya. Pendekatan inkulturasi lebih diutamakan daripada pendekatan akulturasi dalam proses pengembangan inovasi pertanian. Pendekatan inkulturasi pada dasarnya adalah mengemas suatu teknologi baru sebaai pengembangan atau pelengkap (komplemen) dari teknologi lama, sedangkan pendekatan akulturasi adalah memberikan teknologi baru sebagai penganti (substitusi) dari teknologi lama.

Proses pengembangan inovasi dengan pendekatan inkultursi lebih memiliki peluang yang besar untuk diterima dan diadopsi oleh petani karena prosesnya sesuai dengan

(8)

keinginan dan kemampuan petani. Dengan demikian, teknologi tersebut dapat disosialisaikan atau didiseminasikan secara lebih luas dan dapat digunakan secara terpisah maupun kompatibel dengan teknologi modern.

Kegiatan inisiatif lokal telah dilaksanakan dari tahun 2005 melalui Daftar Isian Proyek Anggaran (DIPA) BPTP NTB sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan inistiatif lokal pada wilayah proyek

Tujuan Kegiatan

a) Untuk memberikan kesempatan bagi petani maupun yang lainnya untuk mengembangkan inovasi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani di lokasi proyek P4MI

b) Menggali teknologi lokal yang potensial untuk dikembangkan

2. Perecanaan Dan Pelaksanaan

Inovasi pertanian berdasarkan atas inisiatif lokal yang dikembangkan harus mengikuti persyaratan sebagai berikut:

a) Tujuan dan sasaran pengembangan inivasi berdasarkan inisiatif lokal adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani miskin di lahan marginal secara berkelanjutan dan berwawasan konservasi. Tujuan terukur dan jadwal waktu pencapaian tujuan untuk tiap tahapan kegiatan terlihat jelas

b) Komoditas yang diutamakan adalah komoditas yang layak diusahakan petani miskin di wilayah proyek (Teknis, ekonomis, sosial dan budaya)

c) Inovasi yang dikembangkan bersifat spesifik lokasi, unggul, dan mamiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan nilai tambah

d) Pengembangan inovasi memerlukan dukungan kelembagaan agar dapat menjamin keberlanjutan produksinya

e) Pengembangan inivasi harus bersifat partisipatif, dan merupakan hasil kerjasama dengan kelompok tani di desa lokasi pelaksanaan kegiatan.

2.1Pengajuan proposal

Dana kegiatan pengembangan inovasi pertanian melalui inisiatif lokal dianggarkan proyek (PCMU) melalui DIPA BPTP sebagai koordinator pelaksana. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengajuan proposal adalah sebagai berikut:

(9)

a) Informasi mengenai kegiatan ini dipublikasikan melalui District Coordination

Committee (DCC) dan media lain. PCMU juga telah mempublikasikannya melalui website PF13P dengan alamat: www.pfi3p_iitbanp.deptan,go.id.

b) Proposal harus melalui persetujuan dari kelompok tani yang berdomisili di lokasi di mana kegiatan akan diimplementasikan. Proposal dibuat berdasarkan hasil survai PRA di wilayah studi.

c) Proposal dapat diusulkan oleh kelompok tani, LSM, universitas, lembaga penelitian lokal clan nasional, teknisi lapangan/penyuluh, clan perusahaan swasta. BPTP dapat Rut berkompetisi mengajukan usulan (maksimum 2 judul kegiatan).

d) Proposal yang diajukan termasuk dafam kategori inovasi produksi, pengolahan hasil atau inovasi pasar pertanian, termasuk inovasi untuk agribisnis yang ditujukan untuk peningkatan pendapatan petani dilahan marjinal wilayah proyek.

e) Keputusan terhadap keabsahan dari usulan pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal akan dilakukan oleh DCC clan disetujui oleh Kepala BPTP sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan inisiatif lokal.

f) Usulan kegiatan yang telah disusun berdasarkan sistematika pengajuan proposal P4M1 (Lampiran 1) serta dilengkapi dengan data dukung clan pengesahan dad kelompok tani, selanjutnya dikirimkan ke BPTP sebagai koordinator di wilayah kabupaten masing-masing lokasi kegiatan clan ditembuskan ke PCMU clan PIU. g) Pengiriman proposal untuk Kabupaten Lombok Timur dikirimkan ke BPTP NTB (JI.

Raya Penijauan Narmada, Kotak Pos 1017; Telp.0370-671312; Fax. 0370-671620; email: litram@mataram.wasantara.net.id).

h) Proposal yang diajukan akan dievaluasi oleh Tim Evaluator yang dibentuk oleh BPTP berkoordinasi dengan DCC. Evaluasi proposal didasarkan atas kelayakan secara teknis, sosial, ekonomi, budaya, clan lingkungan. Formulir evaluasi proposal disajikan pada Lampiran 2.

2.2Pelaksanaan

Pengembangan inovasi pertanian berdasarkan inisiatif lokal dilaksanakan atas dasar kebutuhan dan permintaan dari petani (pengguna) secara partisipatif. Lembaga yang mengusulkan kegiatan harus mendapatkan persetujuan dad kelompok tani di lokasi pengembangan inovasi. Kegiatan pengembangan inovasi pertanian yang akan dilaksanakan

(10)

harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan pengembangannya secara lebih lanjut, dengan rambu-rambu pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a) Penanggung jawab sebagai perorangan bertanggung jawab penuh secara hukum terhadap implementasi pengembangan inovasi pertanian dan dibawah pengawasan dan dukungan lembaga atau pihak yang mengusulkan.

b) Pengembangan inovasi berdasarkan inisiatif lokal ini akan merupakan uji adaptasi dalam skala kelompok (pilot test) di desa pengusul.

c) Pengembangan inovasi pertanian yang memasukkan unsur rekayasa kelembagaan, sosial-budaya-ekonomi, harus memperhatikan norma-budaya setempat dengan memanfaatkan pranata yang telah ada di masyarakat tanpa membentuk pranata baru yang bertentangan dengan norma yang ada.

d) Untuk pengembangan inovasi teknologi, pendekatan yang digunakan berupa hamparan dalam satuan skala luasan/populasi. Adapun untuk inovasi yang bersifat kelembagaan melalui pranata sosial, menggunakan pendekatan dinamika kelompok, budaya dan lingkungan setempat.

e) Apabila berhasil, inovasi pertanian tersebut akan dikembangkan untuk kegiatan demonstrasi (demonstration site) pada wilayah yang lebih luas.

f) Proyek akan memfasilitasi studi lapang kelompok tani ke lokasi demonstrasi untuk mempelajari inovasi yang dikembangkan. Alokasi anggaran untuk kegiatan kunjungan lapangan tersebut disediakan oleh BPTP setempat melalui kegiatan no. 6 dari komponen pengembangan dan diseminasi inovasi pertanian, yaitu dukungan terhadap pengembangan informasi (diseminasi) dan kapasitas kelembagaan di kabupatan dan di tingkat petani.

3.4Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

Kegiatan yang akan dilaksanakan, sejak awal perlu dipantau terus menerus untuk melihat apakah kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan

baik dan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi pada implementasi kegiatan. Secara garis besar, pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan adalah sebagai berikut:

a) Di tingkat daerah, kegiatan pengembangan inovasi pertanian melalui inisiatif lokal akan dimonitor oleh fasilitator desa, BPTP dan tim monev lainnya.

(11)

c) Proses monitoring kegiatan akan dikembangkan lebih lanjut oleh masing-masing BPTP berkoordinasi dengan fasilitator desa di lokasi pelaksanaan kegiatan pengembangan inovasi pertanian.

d) Hasil kemajuan secara teknis maupun keuangan untuk tiap pelaksanaan kegiatan dilaporkan secara rutin pada setiap tahapan kegiatan ke BPTP melalui fasilitator desa, dengan tembusan ke PIU.

3. Hasil Kegiatan

Jumlah propsal yang masuk sampai bulan Juni 2005 adalah 8 buah. Dari proposal tersebut selanjutnya diseleksi oleh tim yang telah dibentuk dari BPTP dan dipilih sebanyak 4 proposal. Hasil penilaian tim seleksi proposal dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 1. Hasil seleksi proposal yang masuk di dibiayai pada tahun anggaran

No Judul Alamat Biaya Nilai Rata2 Rangking Ket.

1 Pemanfaatan pupuk organik dan Pestisida Nabati Untuk Budidaya Tanaman Sayuran Dataran Tinggi

Kelompok Tani Horsela Desa Sembalun Lawang

20.250.000 334.62 III Pertanian

2 Pelatihan Pembuatan Demplot Budidaya Tanaman Hortikultura Pada Lahan Kering Dengan Sistem Irigasi Tetes

Yayasan (YP3M) Lotim

25.000.000 275.78 VII Pertanian

3 Demplot Aplikasi Pestisida Nabati Pada Tanaman Pangan

Kelompok Tani Ujan Rintis, Desa Masbagek Selatan

23.450.000 336.58 II Pertanian

4 Budidaya Ayam Cross Breeding (Ayam Arbain) dan

Pengembangannya Sebagai upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Suralaga Kec. Suralaga Lotim

Kelompok Tani Ternak Gema Angsa

31.735.000 327.4 IV Peternakan

5 Pengkajian Itik Khaki Campbell KID Reban Madu 21.942.500 230.02 VIII Peternakan

6 Paduan Perbaikan Sanitasi Kandang dan Pemanfaatan Obat-Obatan Alternatif Untuk Pengobatan Scabies Pada Kamding Di Desa SUkaraja

BPTP NTB 17.080.000 339.97 I Peternakan

7 Uji adaptasi Galur Harapan Padi Ketan Unggul Secara omersial Bagi Peningkatan Pendaptan Petani Padi Di Kabupaten Lombok Timur NTB

Ir. I Nyoman Kantun, MS (UNRAM dan Kelp. Tani Sinar Pagi Desa Bagek Payung

24.860.000 319.75 V Pertanian

8 Pengembangan Pertanaman Jarak Sebagai Bahan Biodiesel Melalui Pemanfaatan Sistem Pertanian Terpadu Pada lahan Kering Di Lombok Timur

Ir Jayaputra, M.Si (Unram dan Klp Tani Pade Angen

38.850.000 280.95 VI Pertanian

(12)

Proposal yang dibiayai pada inisiatif lokal ini adalah:

a) Paduan Perbaikan Sanitasi Kandang dan Pemanfaatan Obat-Obatan Alternatif Untuk Pengobatan Scabies Pada Kamding Di Desa Sukaraja, Penanggungjawab: Drh. Nurul Hilmiati, MV.

b) Demplot Aplikasi Pestisida Nabati Pada Tanaman Pangan, Dari Kelompok Tani Ujan Rintis, Desa Masbagek Selatan

c) Pemanfaatan pupuk organik dan Pestisida Nabati Untuk Budidaya Tanaman Sayuran Dataran Tinggi; dari Kelompok Tani Horsela Desa Sembalun Lawang

d) Budidaya Ayam Cross Breeding (Ayam Arbain) dan Pengembangannya Sebagai upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Suralaga Kec. Suralaga Lotim; dari Kelompok Tani Ternak Gema Angsa

4. Hasil yang telah dicapai setiap kegiatan

A. Paduan Perbaikan Sanitasi Kandang dan Pemanfaatan Obat-Obatan Alternatif Untuk Pengobatan Scabies Pada Kamding Di Desa Sukaraja,

Penanggungjawab: Drh. Nurul Hilmiati, MV.

Penelitian ini merupakan kegiatan kerjasama yang melibatkan kelompok tani Ternak Kambing di Desa Sukaraja. Survei lokasi telah dilakukan oleh tim dari BPTP NTB. Berdasarkan hasil survai maka telah ditetapkan lokasi kegiatan yaitu di Dusun Pejai Desa Sukaraja, Kecamatan Jerowaru Kabupten Lombok Timur. Lokasi tersebut dipilih karena salah satu puast ternak kambing yang mana scabies merupakan salah satu kendala utama pengembangan ternak kambing di lokasi tersebut dan menyebabkan kerugian yang cukup besar.

Hasil wawancara dengan petani di dusun tersebut menunjukkan bahwa hampir semua keluarga memlihara kambing dengan kepemilikan rata-rata 2-4ekor/kk. Kambing masih dipelihara dengan sistem tradisional dengan kandang bambu dan berlatai tanah yang kebanyakan ditutup rapat sehingga seringkali becek dan lembab terutama pada musim penghujan. Kotorannya secara umum dibiarkan pada kandangnya dan bercampur dengan sisa makanan. Keadaan ini menyebabkan salah satu sumber penyakit.

Scabies sering menyerang ternak kambin di desa ini terutama pada musim penghujan. Kebanyakan petani tidak bisa berbuat banyak apabila kambingnya terjangkit penyakit tersebut. Disamping itu biaya pengobatann yang cukup mahal membuat petani membiarkan penyakit tersebut terus menyerang kambing. Lebih dari itu, petani

(13)

mengandangkan kambing yang terjangkit penyakit scabies dengan yang sehat. Managemen kandang seperti ini akan menyebabkan penyakit tersebut menular ke kambing yang sehat.

Hasil percobaan pengobatan scabies pada kambing dengan menggunakan vaselin plus belerang 3% (perlakuan 1), oli bekas plus belereang 3% (perlakuan 2), bawang merah +cuka+oli bekas (perlakuan 3) dan Ivonee (kontrol/pebanding) menunjukkan bahwa pengobatan mengunakan Ivonee memberikan kesembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan pengobatan lainnya. Walaupun demikian, pengobatan dengan menggunakan bahan alternatif yang lain juga memberikan respon positif terhadap kesembuhan kambing dari penyakit scabies namun membutuhkan waktu yang lebih lama diandingkan dengan menggunakan Ivonee.

Perbaikan sanitasi kandangtelah dilakukan dengan merubah kandang yang berlantai tanah menjadi kandang berbentuk panggung dan ini menyebabkan kambing tidak kontak langsung dengan tanah dan sistem pembersihan kandang yang memadai.

B. Demplot Aplikasi Pestisida Nabati Pada Tanaman Pangan,

Penanggungjawab Siti Rauhun, SP; Kelompok Tani Ujan Rintis, Desa Masbagek Selatan

Kelompoktani Ujan Rintis mulai berdiri tanggal 5 Juli 1978, berdomisili di wilayah administratif Desa Masbagik Selatan, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Luas hamparan 25 ha, sebagian besar adalah lahan sawah irigasi teknis. Pola tanam utama yang diusahakan adalah padi-padi-palawija, padi-padi sayuran atau paditembakau. Jenis palawija yang umum diusahakan adalah jagung. Jenis sayuran yang dominan adalah kubis, cabai, terung, buncis, kacang panjang, bayam, tomat; sedangkan jenis tembakau adalah virginia untuk memenuhi kebutuhan dari Gudang garam, Jarum, clan lain-lain.

Kelompoktani Ujan Rintis tergolong kelompok pada tingkatan madya clan termasuk salah satu kelompok yang responsip terhadap perubahan inovasi. Pada tahun 2005 kelompoktani ini mendapat penghargaan sebagai Juara I bidang intensifikasi padi di tingkat kabupaten Lombok Timur. Kelompoktani Ujan Rintis beranggotakan 70 orang petani yang diketuai H. Syahabuddin Toyib, Sekretaris Husnu, SP, Bendahara Amaq Izzudin dan dilengkapi dengan beberapa seksi.

Pestisida nabati hasil ramuan tradisional ini disamping bersifat racun kontak dan lambung, juga bersifat menurunkan aktivitas hama, sehingga dapat mengakibatkan hama dalam kondisi lemah (stop makan) clan bahkan kematian pada

(14)

hama setelah 3-5 had kemudian. Hal;ini diduga disebabkan oleh adanya perubahan bau/aroma, warna clan rasa dari tanaman sasaran.

Teknologi ini sangat efektif digunakan untuk serangga hama dan penyakit hawar daun/blast yang disebabkan oleh cendawan, tergantung pada campuran bahan yang digunakan dalam ramuan tersebut. Berdasarkan pengalaman peneliti menunjukkan tingkat keberhasilan aplikasi ramuan pestisida nabati, rata-rata mencapai 85%.

Keunggulan penggunaan pestisida nabati ini antara lain tidak membunuh musuh alami, tidak menimbulkan kecurigaan terhadap serangga hama yang lain, dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.

Hasil pengamatan respon petani terhadap kegiatan ini menunjukkan bahwa sejak disosialisasikan hingga pelaksanaan sangat posotof. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi petani dalam melaksanakan seluruh tahapan kegiatan mulai dari persiapan hingga aplikasinya. Respon ini diharapkan akan meningkat setelah petani mengetahui efektivitas pestisida ini.

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan petani peserta menunjukkan bahwa penggunaan pestisida nabati dari bahan lokal yang dibuat sendiri oleh petani mampu menekan biaya usahatani sebesar 15%.

C. Budidaya Ayam Cross Breeding (Ayam Arbain) dan Pengembangannya Sebagai upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Suralaga Kec. Suralaga Lotim;

Penanggungjawab: Ir. Lalu Bahrun Ain; dari Kelompok Tani Ternak Gema Angsa

Berdasarkan hasil survai lokasi telah ditetapkan lokasi pengkajian yaitu Desa Suralaga Kecamatan Suralaga. Lokasi tersebut dipilih karena populas ayam arbain cukup banyak. Hasil wawancara dengan petani menunjukkan bahwa populasi ayam arbain sudah berkembang sejak tahun 2000 sebanyak 300 ekor dan kini tersebar di tia wilayah yaitu Desa Mamben Lauq, Desa Montong Baan dan Kelurahan Tanjung.

Kemampuan produksi Ayam Ras dan Arab yang tinggi merupakan produksi teknologi manusia dan dipelihara secara intensif yang didukung dengan pemberian pakan yang berkualitas. Berbeda dengan ayam buras yang mempunyai produksi rendah dan keunggulannya hanya pada rasa dan kepadatan daging.

Hasil penelitian menunjukan bahwa berat rata-rata telur ayam bangkok adalah 39 gram, ayam arab 38 gr, ayam kampung 32 gram dan ayam arbain 45 gram. Ini menunjukkan bahwa dengan cross breeding dapat meningkatkan produksi telur sampal 30 % dengan warna putih sampai sedikit kecoklatan. Disamping itu, berat ratarata

(15)

Arbain masih terlihat lebih unggul dari sisi pertumbuhan, yaitu sekitar 30 - 40 persen lebih tinggi pertumbuhannya dibanding dengan ayam arab dan ayam kampung

D. Pemanfaatan pupuk organik dan Pestisida Nabati Untuk Budidaya Tanaman Sayuran Dataran Tinggi;

Penangungjawab: Sinarman, SPd; Kelompok Tani Horsela Desa Sembalun Lawang

Hasil kegiatan ini berupa pupuk kompos dan pestisida nabati yang diaplikasikan untuk tanaman sayuran. Hasil dari semua bahan tersebut berupa kompos yang sudah jadi sebanyak 72 karung atau kurang lebih sebanyak 3500 Kb . Kompos ini dapat dipergunakan untuk scmua jcnis tanaman.

Kompos yang sudah jadi tersebut digunakan pada tanaman kentang dan tomat dengan cara sebagai bcrikut:

a) Untuk tanaman kentang ditabur pada tarikan tanaman dengan dosis 3-5 ton/ha b) Untuk tanaman tomat ditaruh pada lubang tanaman yang telah dibuat dengan dosis

3-5 ton/ha

c) Setelah 7 hari baru pestisida nabati diaplikasikan

Pestisida yang dihasilkan scbanyak 150 liter, yang dapat digunakan untuk semua jcnis tanaman untuk mcnccgah serangan hama seperti ulat daun, kutu daun dan belalang dilakukan dengan disemprotkan pada tanaman dengan dosis 5 cc/liter air

Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pemberian kompos dan pestisida nabati pada tanaman kentang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang dan tomat.

5. Implikasi Kegiatan

Kegiatan pengembangan inovasi pertanian berdasarkan inisiatif lokal ini telah memberikan kesempatan terutama kapada petani untuk mengembangkan teknologi yang selama ini sudah berkembang di masyarakat (indigenous technology) dan sekaligus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah akan paket teknologi utuhnya. Kegiatan ini disamping memberikan motivasi petani untuk kerkarya, juga membantu petani dalam pengembangan teknologi lokal yang spesifik lokasi. Kegiatan ini sangat berdampak positif bagi petani dan dapat dengan mudah diadopsi oleh petani yang lain.

Gambar

Tabel 1. Hasil seleksi proposal yang masuk di dibiayai pada tahun anggaran

Referensi

Dokumen terkait

Dalam UU ini lebih ditekankan pada hubungan perdata dengan ayahnya yang memiliki kewarganegaraan RI (lebih banyak ditentukan berdasarkan garis ayah), sedangkan garis ibu hanya

Konsentrasi kitosan 3% dipilih karena membran yang dihasilkan lebih mudah dilepas dari cetakan dan lebih cepat kering dibandingkan dengan yang lain..

Tradisional terdiri dari beberapa langkah yaitu pertama analisis pekerjaan yang meliputi data-data tentang sasaran pekerjaan, tugas-tugas yang harus dijalankan,

Penggunaan teori Talcott Parson dinilai penulis menjadi teori yang pas untuk menggabungkan beberapa aspek untuk mendukung keberlangsungan program- program yang akan

(a) Konsentrasi maksimum yang digunakan pada rambut setelah pencampuran dengan bahan pengoksidasi tidak lebih dari 2,6 % dihitung sebagai basa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kandungan protein dan pertumbuhan Ikan Bawal Bintang yang dipelihara pada salinitas yang

Dilihat dari penampilan pasar, secara umum pemasaran bawang merah di Kabupaten Lombok Barat belum efisien karena share harga 59,05% < 60%, namun jika dilihat

Dalam tahap seleksi penerimaan calon karyawan PKWT DMG (dalam musim giling) ini dilakukan oleh panitia yang ditunjuk oleh pihak direksi. Panitia yang ditunjuk adalah