• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

Laporan Keuangan

Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal

30 Juni 2009 (Tidak Diaudit)

Dengan Angka Perbandingan untuk

Periode 2008 (Diaudit)

(2)

30 JUNI 2009 (TIDAK DIAUDIT)

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK PERIODE 2008 (DIAUDIT)

Daftar Isi

Halaman

Neraca ………... 1 - 2

Laporan Laba Rugi ...……… 3

Laporan Perubahan Ekuitas ...……….………… 4 Laporan Arus Kas …...………... 5 - 6 Catatan atas Laporan Keuangan …...……….…... 7 - 35

(3)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Catatan 2009 2008 AKTIVA AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 2b,3,22 214.729 213.617

Investasi jangka pendek 2c 531 494

Piutang 2d

Usaha 4

Pihak hubungan istimewa 2e,18 23.196 8.038

Pihak ketiga 167.486 110.523

Lain-lain 2e,18 10.841 9.087

Persediaan - bersih 2f,5,8 619.839 598.301

Pajak Pertambahan Nilai dibayar di muka 13.318 24.915

Bagian lancar biaya sewa dibayar di muka 2g,2k,6,

20c,20d 80.600 59.330

Aktiva lancar lainnya 15.116 14.926

Jumlah Aktiva Lancar 1.145.656 1.039.231

AKTIVA TIDAK LANCAR

Piutang pihak hubungan istimewa 2e,18 - 181

Aktiva pajak tangguhan - bersih 2q,10h - 2.486

Penyertaan saham 2h 30.000 -

Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sejumlah 2e,2i,2j, Rp479.999 pada tahun 2009 dan 2k,7,8,11,

Rp340.736 pada tahun 2008 12,17,18,20e 909.200 639.044

Biaya sewa dibayar di muka -

setelah dikurangi bagian lancar 2g,2k,6,

20c,20d 243.271 187.795

Biaya ditangguhkan - bersih 2i,2l 17.011 14.607

Taksiran tagihan pajak penghasilan 2q,10e 9.480 12.820

Lain-lain 2e,18 4.409 3.204

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 1.213.371 860.137

JUMLAH AKTIVA 23 2.359.027 1.899.368

(4)

Catatan 2009 2008

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank jangka pendek 5,7,8 175.000 145.000

Hutang

Usaha 9

Pihak hubungan istimewa 2e,18 8.403 7.596

Pihak ketiga 1.089.656 984.569

Lain-lain 22 51.453 29.988

Hutang dividen 14 32.945 -

Hutang pajak 10a 31.682 3.499

Biaya masih harus dibayar 52.114 33.881

Bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Hutang sewa pembiayaan 2k,7,12 2.641 3.592

Hutang bank 7,11 35.256 20.566

Penghasilan diterima di muka 2e,2k,2m,

2o,18 30.293 19.004

Jumlah Kewajiban Lancar 1.509.443 1.247.695

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2q,10h 4.904 -

Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Hutang sewa pembiayaan 2k,7,12 1.075 2.918

Hutang bank 7,11 49.947 85.203

Penghasilan diterima di muka 2e,2k,2m,

2o,18 10.841 8.100

Kewajiban diestimasi atas

imbalan kerja karyawan 2r,19 53.829 38.262

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 120.596 134.483

Jumlah Kewajiban 23 1.630.039 1.382.178

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 12.000.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

3.431.777.000 saham pada tahun 2009 dan

3.088.600.000 saham pada tahun 2008 13 343.178 308.860 Tambahan modal disetor - bersih 2n 97.251 - Laba (rugi) yang belum direalisasi

dari efek tersedia untuk dijual 2c 31 (6)

Saldo laba

Laba yang dicadangkan 14 1.000 -

Laba yang belum dicadangkan 287.528 208.336

Jumlah Ekuitas 728.988 517.190

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.359.027 1.899.368

(5)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

Catatan 2009 2008

PENJUALAN BERSIH 2e,2m,2o,

15,18,23 4.526.158 3.606.062

BEBAN POKOK PENJUALAN 2e,2o,

16,18,23 (3.837.342) (3.061.220)

LABA KOTOR 23 688.816 544.842

BEBAN USAHA 2e,2o,6,7

17,18

Penjualan 2o,19 567.002 426.213

Umum dan administrasi 88.685 71.694

Jumlah Beban Usaha 655.687 497.907

LABA (RUGI) USAHA 23 33.129 46.935

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2o

Laba penjualan aset tetap - bersih 2i,7b 3.254 3.330

Pendaftaran produk 4.425 4.781

Sewa ruangan 2e,18 5.023 3.176

Penghasilan bunga 5.683 2.582

Beban keuangan 8,11,12 (23.844) (14.646)

Lain-lain - bersih 2i,2o,10 4.133 (2.048)

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 23 (1.326) (2.825)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN BADAN 23 31.803 44.110

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN BADAN 2q,10,23

Tahun berjalan (7.410) (102)

Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Badan (7.410) (102)

LABA (RUGI) BERSIH 23 24.393 44.008

LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2t,21 7,16 14,25

(6)

Modal Saham Laba (rugi) yang belum

ditempatkan dan Tambahan modal direalisasi dari efek tersedia Saldo Laba

Catatan disetor penuh disetor – bersih untuk dijual Dicadangkan Belum Dicadangkan Jumlah Ekuitas

________________ ______________________________ ______________________________ _____________________________________________ _______________________ __________________________________ _____________________________

Saldo, 1 Januari 2008 308.860 - 53 - 164.328 473.241

Penurunan nilai wajar dari efek

tersedia untuk dijual 2c - - (59) - - (59)

Pembayaran dividen kas 14 - - - - - -

Laba bersih tahun 2008 - - - - 44.008 44.008

___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Saldo, 30 Juni 2008 308.860 - (6) - 208.336 517.190

Saldo, 1 Januari 2009 308.860 - (40) - 297.081 605.901

Penambahan modal melalui

penawaran umum perdana 2n 34.318 101.237 - - - 135.555

Biaya emisi saham 2n - (3.986) - - - (3.986)

Penurunan nilai wajar dari efek

tersedia untuk dijual - - 70 - - 70

Laba bersih tahun 2009 - - - - 24.393 24.393

- Dividen 14 - - - - (32.945) (32.945)

- Penyisihan untuk cadangan

wajib 14 - - - 1.000 (1.000) - __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ Saldo, 30 Juni 2009 343.178 97.251 30 1.000 287.528 728.988

(7)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

Catatan 2009 2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 4.556.964 3.605.535

Penghasilan bunga 5.683 2.582

Pembayaran kas kepada pemasok (3.855.546) (3.018.829)

Pembayaran kas untuk gaji, upah

dan kesejahteraan karyawan (295.856) (219.696)

Pembayaran kas untuk:

Beban usaha (175.710) (157.791)

Beban keuangan (23.843) (14.646)

Pajak penghasilan (21.371) (6.558)

Penerimaan kas dari kegiatan usaha lainnya 15.086 (12.428)

Kas Bersih yang Diperoleh dari

Aktivitas Operasi 205.407 178.169

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap 7b 6.457 5.151

Perolehan:

Aset tetap (190.420) (259.122)

Sewa jangka panjang (88.055) (59.656)

Penyertaan saham 18 - -

Biaya ditangguhkan (1.907) (10.095)

Investasi jangka pendek - -

Kas Bersih yang Digunakan untuk

Aktivitas Investasi (273.925) (323.722)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan kas dari:

Hutang bank jangka pendek 1.850.000 -

Hutang bank jangka panjang - 105.769

Tambahan modal disetor - bersih 97.251 -

Tambahan modal ditempatkan disetor penuh 34.318 -

Pembayaran kas untuk:

Hutang bank jangka pendek (2.020.000) (105.000)

Hutang sewa pembiayaan (1.909) (2.841)

Hutang bank jangka panjang (17.628) -

Dividen kas - -

Kas Bersih yang Diperoleh dari

Aktivitas Pendanaan (57.968) (2.072)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH

KAS DAN SETARA KAS (126.486) (147.625)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 341.215 361.242

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3 214.729 213.617

(8)

Catatan 2009 2008

AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS Perolehan aset sewaan melalui

hutang sewa pembiayaan 2k,7 1.043 2.709

Penghapusan aset tetap 2i 951 630

(9)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (“Perusahaan”) didirikan diIndonesiaberdasarkan Akta Notaris Gde Kertayasa, S.H., No. 21 tanggal 22 Februari 1989. Akta Pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-7158.HT.01.01.Th.89 tanggal 7 Agustus 1989 dan telah didaftarkan pada Buku Register Pengadilan Negeri Jakarta Utara No. 11/LEG/1999, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 59 tanggal 23 Juli 1999, Tambahan No. 4414. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 3 tanggal 6 November 2008, sehubungan dengan, antara lain, perubahan status Perusahaan menjadi perusahaan terbuka (Tbk) dan perubahan Anggaran Dasar sesuai dengan ketentuan pasar modal. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-86971.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 17 November 2008.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan, antara lain, meliputi usaha dalam bidang perdagangan eceran untuk produk konsumen. Kantor pusat Perusahaan berdomisili di Jl. M.H. Thamrin No. 9, Tangerang.

Kegiatan usaha Perusahaan dimulai pada tahun 1989 bergerak dalam bidang perdagangan terutama rokok. Sejak tahun 2002, Perusahaan bergerak dalam kegiatan usaha perdagangan eceran untuk produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan minimarket dengan nama “Alfamart” yang berlokasi di beberapa tempat di Jakarta, Cileungsi, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Cirebon, Cilacap, Semarang, Lampung, Malang dan Bali.

Jaringan minimarket tersebut terdiri dari minimarket milik sendiri dan minimarket dalam bentuk kerjasama waralaba, dengan jumlah minimarket sebagai berikut:

2009 2008

Milik sendiri 2.332 1.973

Kerjasama waralaba 710 532

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) dalam suratnya No. S-9320/ BL/2008 untuk melakukan penawaran umum perdana sebanyak 343.177.000 saham dengan nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran perdana sebesar Rp395 (Rupiah penuh) per saham. Pada tanggal 15 Januari 2009, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Pada tanggal30 Juni 2009, susunanDewan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) yang diaktakan dalam Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 3 tanggal 6 November 2008 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Direksi

Djoko Susanto - Presiden Komisaris Feny Djoko Susanto - Presiden Direktur

Glenn T. Sugita - Wakil Presiden Komisaris Henryanto Komala - Wakil Presiden Direktur

Tan Joseph Hadilianto - Komisaris Pudjianto - Direktur

Imam Santoso Hadiwidjaja - Komisaris Independen Ang Gara Hans Prawira - Direktur

Hanafiah Djajawinata - Komisaris Independen Hendra Djaya - Direktur

Bambang Setyawan Djojo - Direktur

(10)

1. UMUM (lanjutan)

c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan)

Pada tanggal30 Juni 2008, susunanDewan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) yang diaktakan dalam Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 5 tanggal 12 Maret 2007 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Direksi

Djoko Susanto - Presiden Komisaris Feny Djoko Susanto - Presiden Direktur

Glenn T. Sugita - Wakil Presiden Komisaris Henryanto Komala - Wakil Presiden Direktur

Tan Joseph Hadilianto - Komisaris Pudjianto - Direktur

Ang Gara Hans Prawira - Direktur

Hendra Djaya - Direktur

Bambang Setyawan Djojo - Direktur

Soeng Peter Suryadi - Direktur

Pada tanggal 30 Juni 2009, susunan Komite Audit Perusahaan berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris tanpa rapat Dewan Komisaris pada tanggal 26 Juni 2009, susunan keanggotaannya adalah sebagai berikut:

Imam Santoso Hadiwidjaja : Ketua (Merangkap Komisaris Independen)

The Ignatius Agus Salim : Anggota

Dra Lucia Hadisurya, Ak : Anggota

Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, Perusahaan mempunyai masing-masing sejumlah 13.773 dan 11.149 orang karyawan tetap (tidak diaudit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan peraturan BAPEPAM-LK. Laporan keuangan disusun berdasarkan metode akrual menggunakan konsep biaya perolehan

(historical cost),kecuali investasi jangka pendek dalam reksadana yang dicatat sebesar nilai aktiva

bersih, dan persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).

Laporan arus kas disusundengan mengklasifikasikan penerimaandan pengeluaran kas dan setara kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berdasarkan metode langsung (direct

method).

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah. b. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas meliputi kas dan bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, tidak dijadikan jaminan pinjaman dan tidak dibatasi penggunaannya.

(11)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek merupakan investasi dalam reksadana yang diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual (available for sale) yang dicatat sebesar nilai aktiva bersih. Keuntungan atau kerugianyang belumdirealisasi dariperubahan nilaiaktivabersih dikreditkan atau dibebankan pada akun “Laba (Rugi) yang Belum Direalisasi dari Efek Tersedia untuk Dijual” dalam kelompok ekuitas dan akan dikreditkan atau dibebankan pada usaha pada saat realisasi.

d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

e. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa

Perusahaanmelakukantransaksi dengan pihak-pihaktertentu yang mempunyaihubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi material dengan pihak-pihak hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata bergerak (moving-average method). Penyisihan persediaan usang dan hilang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.

g. Biaya Sewa Dibayar di Muka

Biaya sewa dibayar di muka diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line

method)selama jangka waktu sewa. Bagian sewa yang akan dibebankan pada usaha dalam 1 (satu)

tahun diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. h. Penyertaan Saham

Penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% disajikan berdasarkan biaya perolehan.

i. Aset Tetap

1) Kepemilikan Langsung

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan).

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana Perusahaan telah memilih model biaya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan)

1). Kepemilikan Langsung (lanjutan)

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20 dan 5

Peralatan dan inventaris 5

Kendaraan 5

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

2) Aset dalam Penyelesaian

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset telah selesai dan siap untuk digunakan.

3) Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan izin hak atas tanah ditangguhkan dan disajikan dalam akun “Aktiva Tidak Lancar - Biaya Ditangguhkan - Bersih” dalam neraca, terpisah dari harga perolehan tanah. Biaya ditangguhkan tersebut diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

j. Penurunan Nilai Aktiva

Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi peristiwa atau perubahan kondisi yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat dipulihkan seluruhnya pada setiap tanggal pelaporan. Apabila kondisi tersebut terjadi, Perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas semua aktivanya dan mengakuinya sebagai kerugian dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Sewa

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa guna usaha diakui dengan menggunakan metode

capital lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:

1. Lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa

sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh lessee ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya, merupakan keuntungan lessor (full payout lease).

3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.

Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa guna usaha. Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990), “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Perusahaan sebagai lessee

1. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

2. Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Perusahaan sebagai lessor

Dalam sewa menyewa biasa, Perusahaan mengakui aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Sewa (lanjutan)

Pada saat penerapan PSAK revisi ini, Perusahaan memilih untuk menerapkan PSAK revisi ini secara prospektif. Perusahaan menentukan saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah tepat. Seluruh perjanjian yang ada pada awal periodesajian,dievaluasiolehPerusahaanuntukmenentukanklasifikasi mereka berdasarkan PSAK revisi ini. Jika memenuhi kriteria sebagai sewa pembiayaan, dan jika Perusahaan bertindak sebagai

lessee, maka Perusahaan akan mengakui aset dan kewajiban sewa pembiayaan, seolah-olah

kebijakan akuntansi yang baru telah berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007 (awal periode sajian), terhadap semua perjanjian yang mengandung unsur sewa yang telah ada pada tanggal awal periode sajian tersebut.

Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak terhadap laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009.

l. Biaya Ditangguhkan

Biaya yangtimbul sehubungandenganbiayaperolehan pirantilunakditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun, sedangkan biaya yang timbul sehubungan dengan perolehan izin usaha diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama masa manfaatnya.

Biaya-biaya sehubungan dengan penawaran umum perdana saham Perusahaan ditangguhkan dan akan dikurangkan dengan tambahan modal disetor yang timbul dari selisih antara harga penawaran umum perdana dengan nilai nominal saham.

m. Penghasilan Ditangguhkan

Penghasilan sewa gondola dan partisipasi promosi dari para pemasok yang telah diterima di muka dan belum diakui sebagai penghasilan, ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan Diterima di Muka” dalam neraca dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu sewa gondola dan partisipasi promosi.

Penghasilan waralaba terdiri dari imbalan waralaba awal dan imbalan waralaba lanjutan. Imbalan waralaba awal diterima di muka dan diamortisasi selama jangka waktu pemberian hak eksklusif waralaba, yaitu 5 (lima) tahun. Imbalan waralaba awal yang belum diakui disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan Diterima di Muka” dalam neraca. Imbalan waralaba lanjutan merupakan penghasilan yang diterima sebagai kontribusi pewaralaba atas kegiatan pemasaran dan administrasi waralaba. Imbalan waralaba lanjutan diakui pada saat terjadinya.

n. Tambahan modal disetor - bersih

Tambahan modal disetor – bersih terdiri dari agio saham dikurangi dengan biaya emisi saham. o. Pengakuan Penghasilan dan Beban

Penjualan bersih adalah penghasilan yang diperoleh dari penjualan produk dan jasa termasuk amortisasi atas penghasilan tangguhan dari kontrak atas kegiatan promosi (Catatan 2m), setelah dikurangi retur, potongan penjualan, pajak penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai. Penghasilan diakui pada saat penyerahan barang dagangan kepada pelanggan.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah transaksi terakhir Bank Indonesia pada tanggal yang bersangkutan. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, nilai tukar yang digunakan masing-masing adalah sebesar Rp10.225 (Rupiah penuh) dan Rp9.225 (Rupiah penuh) untuk AS$1.

q. Pajak Penghasilan

Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat hasil ketetapan diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. r. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja” yang mengatur akuntansi dan pengungkapan atas imbalan kerja karyawan. Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan dihitung sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang “Ketenagakerjaan” (“UU No. 13/2003”). Berdasarkan UU No. 13/2003 tersebut, Perusahaan diharuskan membayarimbalan kerjakaryawan jika kondisi tertentu dalam UU No. 13/2003 tersebut terpenuhi.Dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya untuk penyediaan imbalan kerja berdasarkan UU No. 13/2003 ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”.

Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi10%darinilaikinikewajibanimbalanpastipadatanggaltersebut.Keuntungan dan kerugian aktuarialinidiakui selama perkiraan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biayajasalalu yang timbul dari penerapansuatu program imbalan pasti atau perubahan-perubahan dalam hutang imbalan kerja dari program yang sudah ada diamortisasi sampai imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan.

s. Pelaporan Segmen

Perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen sebagai berikut:

(i) Segmen geografis (primer), dimana kegiatan usaha Perusahaan dibagi berdasarkan lokasi

Distribution Centre (“DC”).

(ii) Segmen usaha (sekunder), dimana kegiatan usaha Perusahaan dibagi berdasarkan produk yang dijual, yaitu produk makanan dan bukan makanan.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

t. Laba Bersih per Saham Dasar (“LPS”)

LPS dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar untuk tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 masing-masing berjumlah 3.405.232.923 dan 3.088.600.000 saham. u. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemenPerusahaanuntukmembuat estimasi danasumsi terhadapjumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Oleh karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, maka dari itu, terdapat kemungkinan hasil aktual yang akan dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasi tersebut.

v. Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tetapi belum efektif pada tahun 2008:

1. PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 50 (Revisi2006) inimenggantikanPSAKNo. 50,“AkuntasiInvestasiEfek Tertentu” dan diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 (yang selanjutnya direvisi menjadi pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010). Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.

2. PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 (yang selanjutnya direvisi menjadi pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010). Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.

Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK revisi No. 50 dan No. 55 tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

3. PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan” mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan, dan menggantikan PSAK No. 14 (1994). PSAK revisi ini menyediakan panduan dalam menentukan biaya persediaan dan pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai realisasi neto, dan juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan. PSAK revisi ini berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009. Perusahaan belum melakukanestimasiatasdampak penerapan PSAK revisi tersebut terhadap laporan keuangan.

3. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari:

2009 2008

Kas

Rupiah 56.760 53.433

Dolar Amerika Serikat (Catatan 22) (AS$38.850 pada tahun 2009 dan

AS$174.239 pada tahun 2008) 397 1.607

Bank - pihak ketiga Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 80.645 109.318

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.354 1.429

Citibank N.A., Jakarta 883 3.176

PT Bank Permata Tbk 422 159

PT Bank Mega Tbk 268 115

PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 4

Jumlah kas dan bank 140.729 169.241

Setara kas - pihak ketiga

Deposito berjangka - Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 10.000 24.376

PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 10.000

PT Bank Mega Tbk 19.000 10.000

BTPN 35.000 -

Bank Capital 10.000 -

Jumlah setara kas 74.000 44.376

Jumlah 214.729 213.617

Suku bunga deposito berjangka berkisar antara 6,00% sampai dengan 15,00% pada tanggal 30 Juni 2009 dan berkisar antara 6,00% sampai dengan 8,50% pada tanggal 30 Juni 2008.

(18)

4. PIUTANG USAHA

Akun ini merupakan tagihan kepada pihak hubungan istimewa dan pewaralaba atas penjualan barang dagangan dan kepada pemasok atas penghasilan sewa gondola dan partisipasi promosi sebagai berikut:

2009 2008

Pihak hubungan istimewa (Catatan 18) 23.196 8.038

Pihak ketiga 167.486 110.523

Jumlah 190.682 118.561

Analisa umur piutang usaha berdasarkan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:

2009 2008

Pihak hubungan istimewa:

Lancar 23.196 8.038 Pihak ketiga: Lancar 124.218 82.751 1 - 30 hari 41.622 26.706 31 - 60 hari 1.215 497 61 - 90 hari 1 54

Lebih dari 90 hari 430 515

Jumlah piutang usaha - pihak ketiga 167.486 110.523

Jumlah 190.682 118.561

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih, oleh karenanya, Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu.

5. PERSEDIAAN - BERSIH Akun ini terdiri dari:

2009 2008 Makanan 366.336 424.574 Bukan makanan 256.344 177.903 Jumlah (Catatan 16) 622.680 602.477

Penyisihan persediaan usang dan hilang (2.841) (4.176)

Persediaan - bersih 619.839 598.301

(19)

5. PERSEDIAAN – BERSIH (lanjutan)

Mutasi penyisihan persediaan usang dan hilang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Saldo awal tahun 2.134 820

Penyisihan tahun berjalan 10.201 10.036

Penghapusan persediaan (9.494) (6.680)

Saldo akhir 2.841 4.176

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode, manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan persediaan usang dan hilang cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang mungkin timbul.

Pada tanggal 30 Juni 2009, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kerusuhan, kebakaran, pencurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp759,9 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.

Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, persediaan dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp545 miliar dan Rp145 miliar digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek dari PT Bank Central Asia Tbk (Catatan 8).

6. BIAYA SEWA DIBAYAR DI MUKA

Perusahaan mengadakan beberapa perjanjian sewa bangunan untuk periode 12 (dua belas) bulan sampai dengan 120 (seratus dua puluh) bulan untuk beberapa toko dan bangunan yang telah dibayar di muka. Sewa tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2022 dan beberapa perjanjian tersebut dapat diperbaharui pada saat berakhirnya masa sewa.

Rincian nilai biaya sewa dibayar di muka - jangka panjang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Nilai biaya sewa dibayar di muka 323.871 247.125

Dikurangi bagian lancar 80.600 59.330

Bagian jangka panjang 243.271 187.795

Amortisasi sewa yang dibebankan pada beban usaha adalah sebagai berikut (Catatan 17):

2009 2008

Beban penjualan 36.015 29.380

Beban umum dan administrasi 278 995

Jumlah 36.293 30.375

(20)

7. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:

2009

Penambahan/ Pengurangan/

Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan Kepemilikan Langsung

Tanah 138.197 13.612 - 151.809

Bangunan dan prasarana 443.598 142.359 14.546 571.411

Peralatan dan inventaris 482.365 117.185 30.449 569.101

Kendaraan 76.838 14.462 6.849 84.451 Jumlah 1.140.998 287.618 51.844 1.376.772 Aset Sewaan Kendaraan 13.652 1.043 2.268 12.427

Aset dalam Penyelesaian

Bangunan 57.906 - 57.906 -

Jumlah Biaya Perolehan 1.212.556 288.661 112.018 1.389.199

Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung

Bangunan dan prasarana 121.855 35.972 4.732 153.095

Peralatan dan inventaris 222.558 49.643 9.028 263.173

Kendaraan 55.536 4.275 970 58.841 Jumlah 399.949 89.890 14.730 475.109 Aset Sewaan Kendaraan 4.516 733 359 4.890

Jumlah Akumulasi Penyusutan 404.465 90.623 15.089 479.999

Nilai Buku 808.091 198.038 96.929 909.200

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:

2008

Penambahan/ Pengurangan/

Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan Kepemilikan Langsung

Tanah 25.758 113.759 - 139.517

Bangunan dan prasarana 262.949 84.595 2.016 345.528

Peralatan dan inventaris 359.494 48.960 4.977 403.477

Kendaraan 61.135 11.197 3.234 69.098 Jumlah 709.336 258.511 10.227 957.620 Aset Sewaan Kendaraan 18.840 2.709 4.756 16.793

Bangunan dalam Penyelesaian - 5.367 - 5.367

Jumlah Biaya Perolehan 728.176 266.587 14.983 979.780

Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung

Bangunan dan prasarana 76.404 22.549 1.247 97.706

(21)

7. ASET TETAP (lanjutan)

Aset Sewaan

Kendaraan 6.007 1.769 2.876 4.900

Jumlah Akumulasi Penyusutan 285.604 65.784 10.652 340.736

Nilai Buku 442.572 200,803 4.331 639.044

a. Beban penyusutan yang dibebankan pada beban usaha adalah sebagai berikut (Catatan 17):

2009 2008

Beban penjualan 72.791 53.517

Beban umum dan administrasi 13.219 9.391

Jumlah 86.010 62.908

b. Laba penjualan aset tetap - bersih adalah sebagai berikut:

2009 2008

Hasil penjualan 6.457 5.151

Nilai buku bersih (3.203) (1.821)

Laba penjualan aset tetap - bersih 3.254 3.330

c. Pada tanggal 30 Juni 2009, aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kerusuhan, kebakaran, pencurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp2,00 triliun. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut. d. Aset sewaan digunakan sebagai jaminan atas hutang sewa pembiayaan (Catatan 12).

e. Padatanggal 30 Juni 2009dan 2008, aset tetap tertentu milik Perusahaan dengan nilai buku bersih masing-masing sebesar Rp188,89 miliar dan Rp209 miliar digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dari PT Bank Central Asia Tbk (Catatan 8 dan 11).

8. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Akun ini merupakan hutang bank jangka pendek yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) dengan rincian sebagai berikut:

2009 2008

Time loan revolving 1 150.000 -

Time loan revolving 2 25.000 -

Time loan - 45.000

Time loan insidentil - 100.000

Jumlah 175.000 145.000

Pada tanggal 18 Oktober 2006, Perusahaan memperoleh pinjaman berupa fasilitas cerukan dan time

loan revolving dari BCA dengan jumlah maksimum kredit masing-masing sebesar Rp20 miliar dan

Rp30 miliar untuk membiayai modal kerja Perusahaan. Pada tanggal 30 Maret 2007, BCA menyetujui untuk menambah jumlah maksimum kredit dari fasilitas-fasilitas ini masing-masing menjadi sebesar Rp50 miliar. Berdasarkan Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 70 tanggal 15 Agustus 2008,

(22)

8. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 18 Oktober 2009 dan dikenakan bunga sebesar bunga Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”) berjangka waktu 1 (satu) bulan ditambah 1,75% per tahun. Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, pinjaman ini dijamin dengan aset tetap tertentu milik Perusahaan dengan nilai buku bersih masing-masing sebesar Rp78,65miliardan Rp86,65 miliar (Catatan 7).

Pada tanggal 26 Oktober 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit baru dengan BCA untuk mendapatkan 2 (dua) fasilitas pinjaman yang terdiri dari fasilitas time loan dan time loan

insidentil dengan jumlah maksimum kredit masing-masing sebesar Rp150 miliar dan Rp120 miliar. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai modal kerja Perusahaan. Fasilitas time loan telah dilunasi oleh Perusahaan pada tanggal 25 April 2008. Fasilitas time loan insidentil telah dilunasi oleh Perusahaan pada tanggal 23 Januari 2009. Fasilitas time loan insidentil berakhir pada tanggal 26 Januari 2009.

Sebagaimana telah diperbaharui dengan perubahan perjanjian kredit yang diaktakan dalam Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 1 tanggal 4 November 2008, Perusahaan harus memperoleh persetujuan tertulis dari BCA sebelum melakukan beberapa transaksi, antara lain, sebagai berikut:

- Memperoleh pinjaman uang atau kredit baru dari pihak lain, kecuali pinjaman tersebut tidak menyebabkan debt to equity ratio melebihi 2 (dua) kali

- Meminjamkan uang, termasuk tetapi tidak terbatas kepada perusahaan afiliasinya, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari

- Melakukan transaksi dengan seseorang atau sesuatu pihak, termasuk tetapi tidak terbatas dengan perusahaan afiliasinya, dengan cara yang berbeda atau di luar praktek dan kebiasaan yang ada - Melakukan investasi, penyertaan atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada

- Menjual atau melepaskan harta tidak bergerak atau harta kekayaan utama dalam menjalankan usahanya, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari

- Melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan atau pembubaran

- Mengubah status kelembagaan, Anggaran Dasar untuk penurunan modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh serta susunan para pemegang saham.

Perusahaan juga wajib melaksanakan beberapa hal, antara lain, sebagai berikut:

- Mempertahankan kepemilikan mayoritas Djoko Susanto (Presiden Komisaris) pada Perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung.

- Membentuk, memelihara dan mempertahankan dari waktu ke waktu rasio keuangan Perusahaan yang akan ditinjau kembali setiap tahun, sebagai berikut:

1) Rasio antara pendapatan sebelum dikurangi biaya bunga, pajak dan depresiasi terhadap jumlah kewajiban bunga (EBITD to Interest Ratio) tidak kurang dari 3 (tiga) kali.

2) Rasio antara jumlah hutang lancar dan tidak lancar termasuk hutang kepada bank terhadap jumlah modal (Debt to Equity Ratio) tidak boleh lebih dari 1,5 (satu setengah) kali.

Pada tanggal 19 Februari 2008, Perusahaan menerima surat dari BCA No. 10065/GBK/2008 mengenai

waiver atas tidak terpenuhinya rasio antara jumlah aktiva lancar terhadap kewajiban lancar (current ratio)

pada tanggal 31 Desember 2007.

Berdasarkan perubahan perjanjian kredit yang diaktakan dalam Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 69, No. 70 dan No. 71 tanggal 15 Agustus 2008, BCA setuju untuk menghapus hal yang wajib dilakukan oleh Perusahaan; dalam membentuk, memelihara dan mempertahankan dari waktu ke waktu

(23)

8. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

Padatanggal 30April2008, Perusahaanmemperoleh fasilitaskreditbarudari BCAberupafasilitastime loan dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp45 miliar untuk membiayai modal kerja Perusahaan. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 10,0% per tahun. Fasilitas time loan ini dan time loan insidentil dijamin dengan persediaan milik Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar Rp145 miliar.

Berdasarkan perubahan perjanjian kredit yang diaktakan dalam Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 71 tanggal 15 Agustus 2008, BCA setuju untuk:

1. Menambah jumlah maksimum kredit fasilitas time loan dari Rp45 miliar menjadi sebesar Rp95 miliar. 2. Memperpanjang jangka waktu penggunaan fasilitas time loan sampai dengan tanggal 18 Oktober

2009.

3. Memberikan tambahan fasilitas cerukan sebesar Rp50 miliar dan berlaku sampai dengan tanggal 18 Oktober 2009.

4. Perubahan suku bunga atas fasilitas time loan insidentil dan time loan sebesar suku bunga SBI berjangka waktu 1 (satu) bulan ditambah 1,75% per tahun.

Berdasarkan perubahan perjanjian kredit yang diaktakan dalam Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 1 tanggal 4 November 2008, Perusahaan memperoleh tambahan pinjaman berupa fasilitas time loan

revolving 2 dari BCA sebesar Rp100 miliar dan menggabungkan semua fasilitas pinjaman jangka pendek

(fasilitas cerukan sebesar Rp100 miliar, time loan revolving 1 sebesar Rp145 miliar dan time loan

insidentil sebesar Rp100 miliar) dan jangka panjang yang diperoleh Perusahaan dari bank yangsama, danperubahansuku bungaatasseluruh fasilitas pinjaman yang diberikan menjadi sebesar suku bunga SBI berjangka waktu 1 (satu) bulan ditambah 3,0% per tahun. Fasilitas tambahan ini digunakan untuk membiayai modal kerja Perusahaan dan dikenakan bunga sebesar 13,5% per tahun dan akan berakhir pada tanggal 18 Oktober 2009. Pada tanggal 31 Desember 2008, fasilitas cerukan tidak digunakan oleh Perusahaan.

Berdasarkan perubahan perjanjian kredit yang diaktakan dalam akta notaris Frans Elsius Muliawan SH., No 17 tanggal 21 April 2009:

Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas Time Loan Revolving II dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp200 miliar (dari Rp150 miliar) menjadi Rp350 miliar;

Perusahaan menurunkan jumlah plafon fasilitas kredit Lokal sebesar Rp50 miliar (dari Rp100 miliar) menjadi Rp50 miliar;

Perubahan suku bunga atas seluruh fasilitas pinjaman yang diberikan menjadi sebesar Prime Rate BCA – 1,5% per tahun;

Penambahan jaminan berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di kawasan industri Jababeka II Cikarang dan Jalan Raya Singosari - Lawang Malang.

Berdasarkan Akta Notaris Frans Elsius Muliawan SH., No 18 tanggal 21 April 2009, persediaan milik perusahaan yang dijaminkan perusahaan meningkat dari Rp395 miliar menjadi sebesar Rp545 miliar (catatan 5)

Pada tanggal 28 April 2009, perusahaan menerima surat No. 10280/GBK/2009 dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengenai waiver perubahan susunan pemegang saham oleh perusahaan dan menambah pemegang saham baru yaitu Argo Volantis Pte Ltd (“Argo”).

Berdasarkan perubahan perjanjian kredit yang diaktakan dalam Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 14 tanggal 23 Januari 2009, persediaan milik Perusahaan yang dijaminkan meningkat dari Rp270 miliar menjadi sebesar Rp395 miliar (Catatan 5).

Jumlah beban bunga sebesar Rp16,03 miliar dan Rp11,41 milyar pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Beban Keuangan” dalam laporan laba rugi.

(24)

9. HUTANG USAHA

Akun ini merupakan hutang atas pembelian barang dagang dalam mata uang Rupiah dengan rincian sebagai berikut:

2009 2008

Pihak hubungan istimewa (Catatan 18) 8.403 7.596

Pihak ketiga:

PT Tigaraksa Satria Tbk 66.957 77.269

PT Indomarco Adi Prima 53.743 49.004

PT Unilever Indonesia Tbk 50.142 31.703

PT Nestle Indonesia 33.101 36.921

PT Enseval Putera Mega Trading Tbk 26.604 21.000

PT Frisian Flag Indonesia 25.127 57.430

PT Arta Boga Cemerlang 24.405 23.006

PT Sayap Mas Utama 23.974 20.214

PT Coca Cola Distribution Indonesia 22.031 16.119

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp20 miliar) 763.572 651.903

Jumlah hutang usaha pihak ketiga 1.089.656 984.569

Jumlah hutang usaha 1.098.059 992.165

Analisa umur hutang usaha berdasarkan tanggal penerimaan barang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Pihak hubungan istimewa:

Lancar 8.374 6.503

1 - 30 hari 22 10

31 - 60 hari 3 -

61 - 90 hari 2 78

Lebih dari 90 hari 2 1.005

Jumlah hutang usaha pihak hubungan istimewa 8.403 7.596

Pihak ketiga: Lancar 1.034.513 954.885 1 - 30 hari 17.765 5.780 31 - 60 hari 10.084 2.479 61 - 90 hari 9.057 2.663

Lebih dari 90 hari 18.238 18.762

Jumlah hutang usaha pihak ketiga 1.089.656 984.569

Jumlah hutang usaha 1.098.059 992.165

(25)

10. PERPAJAKAN

a. Hutang pajak terdiri dari:

2009 2008 Pajak penghasilan: Pasal 21 1.368 1.424 Pasal 23 384 679 Pasal 25 - - Pasal 29 3.487 - Pasal 4(2) 3.058 1.396

Pajak Pertambahan Nilai 23.385 -

Jumlah 31.682 3.499

b. Manfaat (beban) pajak penghasilan badan:

2009 2008

Tahun berjalan (5.892) -

Tangguhan (1.518) (102)

Manfaat (beban) pajak penghasilan badan (7.410) (102)

c. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan badan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008

Laba sebelum pajak penghasilan badan seperti

yang disajikan dalam laporan laba rugi 31.803 44.110

Beda temporer:

Beban kesejahteraan karyawan 8.290 6.832

Penyusutan aset sewa guna usaha 1.293 1.769

Penyisihan atas persediaan usang dan hilang - 3.356

Laba penjualan aset tetap 820 (739)

Bunga hutang sewa guna usaha - 479

Penyusutan (13.915) (4.841)

Pembayaran sewa guna usaha (1.909) (3.320)

Amortisasi biaya sewa dibayar di muka - -

Beda temporer - bersih (5.421) 3.536

Beda tetap:

Pajak, perizinan dan sumbangan 49 8.787

Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan 1.947 4.393

Beban bunga yang tidak dapat dikurangkan - 2.755

Beban (penghasilan) yang pajaknya bersifat final:

Sewa tempat (74.547) (3.176) Bunga deposito dan jasa giro (5.506) (2.187)

Lain-lain 534 1.745

Beda tetap - bersih (77.523) 12.317

(26)

10. PERPAJAKAN (lanjutan)

Penghasilan kena pajak (51.141) 59.963

Akumulasi rugi fiskal awal tahun - (132.669) Koreksi akumulasi rugi fiskal akibat

diterimanya Surat Ketetapan Pajak

untuk pajak penghasilan badan - 64.807

Penghasilan kena pajak (akumulasi rugi fiskal) (51.141) (7.899)

d. Perhitungan hutang pajak penghasilan (tagihan pajak penghasilan) adalah sebagai berikut:

2009 2008

Peghasilan kena pajak - dibulatkan - -

Beban pajak penghasilan badan - tahun berjalan - -

Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka:

Pasal 23 9.480 8.834

Pasal 25 - -

Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 9.480 8.834

Hutang pajak penghasilan - Pasal 29

(tagihan pajak penghasilan) (9.480) (8.834)

e. Rincian taksiran tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut:

2009 2008

Taksiran tagihan pajak penghasilan:

2009 9.480 - 2008 - 8.834 2007 - 3.986 Jumlah 9.480 12.820

f. Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan - bersih adalah sebagai berikut:

2009 2008

Manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan - efek

beda temporer pada tarif pajak maksimum:

Beban kesejahteraan karyawan 2.321 2.050

Penyisihan persediaan usang dan hilang - 1.007

Penyusutan dan laba penjualan aset tetap (3.667) (1.675)

Amortisasi biaya sewa dibayar di muka - (1.162)

Bunga hutang sewa guna usaha (172) (322)

Manfaat (beban) pajak penghasilan

tangguhan - bersih (1.518) (102)

(27)

10. PERPAJAKAN (lanjutan)

g. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan badan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajakyangberlakudengan manfaat (beban) pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:

2009 2008

Laba sebelum pajak penghasilan badan 31.803 44.110

Beban pajak penghasilan dengan

tarif pajak yang berlaku 8.905 13.233

Pengaruh pajak atas beda tetap:

Beban (penghasilan) yang pajaknya bersifat final:

Sewa tempat (20.873) (953)

Bunga deposito dan jasa giro (1.541) (656)

Pajak, perizinan dan sumbangan 14 2.636

Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan 545 1.318

Beban bunga yang tidak dapat dikurangkan - 827

Lain-lain 149 524

Penyesuaian aktiva pajak tangguhan - 1.162

Pengaruh penurunan tarif pajak -

Jumlah (12.801) 18.091

Pengaruh pajak atas laba fiskal

yang tidak dapat direalisasi 14.319 (17.989)

Manfaat (beban) pajak penghasilan badan 1.518 102

h. Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008

Aktiva pajak tangguhan:

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan 13.989 11.479

Penyisihan persediaan usang dan hilang 597 1.253

Biaya dibayar di muka - -

Jumlah aktiva pajak tangguhan 14.586 12.732

Kewajiban pajak tangguhan:

Aset tetap (15.674) (6.483)

Sewa guna usaha (3.816) (3.763)

Jumlah kewajiban pajak tangguhan (19.490) (10.246)

Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan - bersih (4.904) 2.486

(28)

11. HUTANG BANK JANGKA PANJANG

Pada tanggal 30 April 2008, Perusahaan memperoleh pinjaman berupa fasilitas kredit investasi dari PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) dengan jumlah maksimum sebesar Rp105,77 miliar. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk refinancing pembelian tanah dan bangunan di Jl. M.H. Thamrin No. 9, Tangerang. Pinjaman ini semula dikenakan bunga sebesar 10,5% per tahun yang telah diubah dengan perubahan perjanjian kredit yang diaktakan dalam Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 1 tanggal 4 November 2008 menjadi sebesar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”) berjangka waktu 1 (satu) bulan ditambah 3,0% per tahun. Pembayaran pinjaman ini dilakukan secara angsuran bulanan dimulai dari tanggal 2 Desember 2008 sampai dengan tanggal 30 Oktober 2011 dengan jadwal pembayaran sebagai berikut:

Jumlah Pembayaran Jumlah

Tahun Angsuran Pokok Fasilitas (%)

2009 17.628 20,69 2010 35.256 41,38 2011 32.319 37,93 Jumlah 85.203 100,00

Dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun 17.628 20,69

Bagian jangka panjang 67.575 79,31

Padatanggal30Juni2009,pinjamaninidijamin dengan tanah dan bangunan yang bersangkutan dengan nilai buku bersih sebesar Rp110,23 miliar (Catatan 7).

Berdasarkan perjanjian pinjaman, Perusahaan harus memperoleh persetujuan tertulis dari BCA sebelum melakukan beberapa transaksi tertentu dan wajib melaksanakan beberapa hal tertentu sebagaimana diatur juga dalam perjanjian pinjaman jangka pendek dari bank yang sama (Catatan 8).

Beban bunga sebesar Rp6,13 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Beban Keuangan” dalam laporan laba rugi pada tanggal 30 Juni 2009.

12. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN

Perusahaan mengadakan beberapa perjanjian sewa pembiayaan untuk kendaraan dengan PT Dipo Star Finance dan PT Clipan Finance Indonesia Tbk dengan jangka waktu selama 3 (tiga) tahun. Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, pembayaran sewa minimum pada masa yang akan datang berdasarkan perjanjian-perjanjian sewa pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:

2009 2008

Sampai dengan satu tahun 1.847 2.093

Lebih dari satu tahun sampai lima tahun 2.274 5.202

Jumlah 4.121 7.295

Dikurangi beban bunga yang belum jatuh tempo 405 785

Nilai sekarang atas pembayaran sewa minimum 3.716 6.510

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam

waktu satu tahun 2.641 3.592

Bagian jangka panjang 1.075 2.918

(29)

13. MODAL SAHAM

Berdasarkan Akta Notaris Frans Elsius Muliawan SH.,No 6 tanggal 03 April 2009 mengenai persetujuan perubahan anggaran dasar dalam Rapat Umum Pemegang Saham sehubungan dengan telah dilakukan penawaran umum perdana sebanyak 343.177.000 atau sebesar 10% dari saham yang ditempatkan dimana saat yang bersamaan PT Cakrawala Mulia Prima (“CMP”), pemegang saham Perseroan, telah mengkonversi hutangnya kepada Argo Volantis Pte., Ltd. (“Argo”), Singapura menjadi 1.013.061.000 saham Perseroan. Setelah transaksi tersebut, susunan pemegang saham dan kepemilikannya adalah sebagai berikut:

Jumlah Saham

Ditempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor Penuh Kepemilikan Jumlah

PT Sigmantara Alfindo 1.853.160.000 54,00 185.316 Argo Volantis Pte. Ltd 1.013.061.000 29,52 101.306 PT Cakrawala Mulia Prima 222.379.000 6,48 22.238 Masyarakat 343.177.000 10,00 34.318

Jumlah 3.431.777.000 100,00 343.178

Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sbb:

Jumlah Saham

Ditempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor Penuh Kepemilikan Jumlah

PT Sigmantara Alfindo 1.853.160.000 60,00 185.316 PT Cakrawala Mulia Prima 1.235.440.000 40,00 123.544

Jumlah 3.088.600.000 100,00 308.860

Berdasarkan RUPSLB yang diadakan pada tanggal 19 Maret 2008 yang diaktakan dalam Akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No. 20 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan menyetujui:

1. Peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp540 miliar menjadi sebesar Rp1,20 triliun.

2. Perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan berlakunya Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang “Perseroan Terbatas”.

Perusahaan telah memenuhi persyaratan modal disetor minimum sehubungan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-15412.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 28 Maret 2008.

14. DIVIDEN KAS

Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham tahunan yang diaktakan dalam akta notaris Herry Sosiawan, S.H., No. 1136 tanggal 26 Juni 2009, pemegang saham menyetujui pembagian dividen kas sebesar Rp32,95 miliar, yang diambil dari saldo laba sampai dengan tahun buku 31 Desember 2008.

(30)

14. DIVIDEN KAS (lanjutan)

Persetujuan penetapan penggunaan keuntungan tahun buku 2008 sebagai berikut: i. Penyisihan dana cadangan senilai Rp1 milyar.

ii. Pembayaran dividen tunai Rp32,95 milyar atas 3.431.777.000 saham yang telah dikeluarkan perusahaan atau Rp9,6 per saham.

iii. Sisa laba bersih Rp98,81 milyar akan dicatat sebagai laba ditahan.

15. PENJUALAN BERSIH

Rincian penjualan bersih berdasarkan jenis persediaan adalah sebagai berikut:

2009 2008 Makanan 3.037.480 2.528.868 Bukan makanan 1.488.678 1.077.194 Jumlah 4.526.158 3.606.062

Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 tidak terdapat transaksi penjualan yang dilakukan dengan satu pelanggan dengan jumlah penjualan kumulatif selama tahun tersebut melebihi 10% dari penjualan bersih. Penjualan bersih kepada pewaralaba masing-masing sebesar Rp946,91 miliar dan Rp677,77 miliar atau 20,92% dan 18,80% dari penjualan bersih pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008.

Penjualan bersih kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp59 miliar dan Rp25,47 miliar atau 1,30% dan 0,71% dari penjualan bersih pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 (Catatan 18).

16. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:

2009 2008

Persediaan awal tahun 601.607 411.078

Pembelian bersih 3.858.415 3.252.619

Persediaan tersedia untuk dijual 4.460.022 3.663.697

Persediaan akhir (Catatan 5) (622.680) (602.477)

Beban pokok penjualan 3.837.342 3.061.220

Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, tidak terdapat transaksi pembelian yang dilakukan dengan satu pemasok dengan jumlah pembelian kumulatif selama tahun tersebut melebihi 10% dari penjualan bersih. Pembelian bersih dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp26,29 miliardanRp55,05miliaratau0,68% dan 1,69% dari pembelian bersih pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 (Catatan 18).

Referensi

Dokumen terkait

Mengembalikan Posisi Aplikasi | 15 Anda dapat menggunakan monitor dengan model atau resolusi berbeda secara rutin, dan dapat menerapkan tata letak jendela yang

PF : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, Yang menjadikan langit dan bumi, Yang memelihara kasih setia- Nya sampai selama-lamanya.. PF : Kasih karunia dan

(2) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi sejumlah pagu Dana Cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan dalam tahun

Dari sekian banyak kegiatan dalam kultur jaringan anggrek tersebut dapat dilakukan efisien dan penggabungan ruang yang di perlukan seperti : ruang dapur berupa

Auditor juga bertanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam

Sebaiknya terdapat laporan internal yang dibuat oleh ketua tim proyek mengenai aktivitas apa saja yang dilakukan selama pengerjaan proyek sehingga kepala teknis

HYALURONIC ACID DIFORMULASIKAN DENGAN MINI OLIGO HA atau jenis hyaluronic dengan ukuran MOLEKUL KECIL yang dirancang untuk PENETRASI KULIT LEBIH DALAM hingga bisa membantu :..

Artinya, setiap orang Kristen harus memilih antara percaya bahwa tiap-tiap gereja lokal, seperti Graphe di Sunter, atau Immanuel di Semarang itu tubuh Tuhan Yesus