• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SISTEM CDMA X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED) sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II SISTEM CDMA X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED) sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

SISTEM CDMA 2000 1X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED)

2.1 Umum

Sistem komunikasi dewasa ini sudah semakin berkembang, terutama sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang berkembang pesat dan menawarkan berbagai macam keuntungan. Code Division Multiple Access (CDMA) adalah salah satu teknologi yang saat ini sedang berkembang pesat dan menawarkan berbagai macam keuntungan diantaranya adalah peningkatan jumlah user dalam sistem.

Teknik CDMA pada awalnya disebut dengan CDMA One yang merupakan teknologi generasi kedua (2G). Versi revisinya IS-95 yang menjadi basis sistem komersial CDMA 2G seluruh dunia. Dengan kecepatan koneksi 14,4 Kbps. Kemudian CDMA merevisi standar menjadi IS-95B. Sistem CDMA 2,5 G ini menawarkan kecepatan 64 kbps.

CDMA 2000 1x EV-DO sangat cocok untuk mendukung komunikasi data. Awalan 1x menunjukkan penggunaan spreading rate 1,2288 Mcps sebanyak satu kali dari standar kanal IS-95 CDMA. EV menunjukkan suatu evolusi pengembangan teknologi dan peningkatan teknologi 2G, sedangkan akhiran DO menunjukkan suatu singkatan Data Only atau Data Optimized yang menandakan bahwa 1x EV-DO dirancang untuk transfer data secara efisien.

(2)

2.2 Sistem Komunikasi Selular CDMA

Sistem komunikasi seluler CDMA adalah suatu sistem komunikasi bergerak yang menggunakan konsep seluler dimana sel digunakan sebagai batasan untuk alokasi frekuensi salah satunya dan sel juga digunakan sebagai batasan untuk menentukan batasan pelanggan secara tidak langsung yang akan dilayani.

Pada sistem CDMA identifikasi informasinya untuk penerima didasarkan pada kode yang dikirimkan oleh transmiter dan kode ini tidak akan pernah sama antara user satu dengan user yang lainnya, selama setiap user yang dimaksudkan berada dalam satu kanal yang sama atau dalam frekuensi dan waktu yang sama dalam proses pentransmisian informasi.

2.2.1 Konsep Spektrum Tersebar

Sistem spektrum tersebar memiliki keistimewaan yang khas, yaitu sinyal yang ditransmisikan memiliki lebar pita yang jauh lebih besar dari lebar pita informasi, dimana penyebaran spektrum tersebut dilakukan oleh fungsi penyebar tersendiri, yang tidak tergantung pada informasi yang disampaikan. Konsep komunikasi spektrum tersebar didasarkan pada teori C.E. Shannon untuk kapasitas saluran, yaitu [1]:

      + = N S W C log2 1 ... (2.1) dengan :

C = Kapasitas kanal (bit per detik)

W = bandwidth kanal (Hz)

S = daya rata-rata sinyal transmisi (watt)

(3)

Sistem spektrum tersebar yang paling banyak dipakai sekarang ini adalah DSSS (Direct Sequence Spektrum) terbesar. Pada sistem ini, sinyal pembawa dimodulasi secara langsung (direct) oleh data terkode. Sebagai pengkode data dipakai deret kode (code sequence) yang memiliki sifat random.

Pada pemancar DSSS, data dikodekan dengan deret kode berkecepatan tinggi. Pada proses pengkodean inilah terjadi penyebaran spektrum. Sinyal spektrum tersebar ini kemudian dimodulasi BPSK (Binary Phase Shift Keying) dan ditransmisikan. Penerima DSSS terdiri dari dua bagian, yaitu bagian sinkronisasi deret kode dan demodulator BPSK. Ketika sinkronisasi deret telah tercapai, akan terjadi peristiwa pemampatan spektrum sinyal DSSS ke data base band semula. Sinyal hasil pemampatan spektrum ini adalah sinyal BPSK yang siap untuk didemodulasikan. Teknik dasar spektrum tersebar ini ditunjukkan oleh Gambar 2.1 [1].

(4)

2.2.2 Kapasitas CDMA

Pada pengulangan frekuensi selular, interferensi dapat diterima dengan tujuan meningkatkan kapasitas tetapi interferensi ini harus dikendalikan. Sifat CDMA yang lebih mentolerir interferensi membuat pengulangan frekuensi dilakukan dengan efektif. Pada modulasi pita sempit, pengulangan frekuensinya tidak efektif karena persyaratan untuk memperoleh C/I sekitar 18 dB[1]. Hal ini membutuhkan kanal yang dipakai dalam satu sel tidak boleh dipakai oleh sel yang berdekatan. Pada CDMA kapasitas yang besar diperoleh terutama karena frekuensi yang sama dapat dipakai oleh semua sel.

Kapasitas dari sistem CDMA itu dapat ditingkatkan dengan menggunakan power kontrol yang sesuai baik pada kanal reverse maupun pada kanal forward. Pada kanal forward, power kontrol akan menyebabkan interferensi antara sel-sel yang berdekatan berkurang.

2.2.3 Kontrol Daya

Dalam sistem Direct Squence Code Division Multiple Access (DS-CDMA), kebutuhan terhadap power control merupakan hal yang harus mendapat perhatian. Semua mobile station dalam sistem DS-CDMA mengirim data menggunakan bandwidth yang sama pada waktu yang sama[1], oleh karena itu semua mobile station saling menginterferensi satu sama lain. Untuk mendapatkan kapasitas yang optimum, semua sinyal tanpa tergantung pada jaraknya ke base station, harus diterima base station dengan mean daya yang sama. Solusi untuk masalah ini adalah dengan penerapan power control yang berfungsi agar mean

(5)

2.2.4 Saat Peralihan (Soft Handoff)

Pada sistem komunikasi bergerak selular, para user memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Ada kemungkinan user bergerak dari satu sel menuju sel yang lain ketika terjadi suatu percakapan. Untuk menjamin menjamin bahwa percakapan akan terus tersambung diperlukan fasilitas handoff [1]. Mekanisme

handoff yang dimiliki CDMA dan merupakan ciri khas-nya yaitu soft handoff.

Pada Gambar 2.2[2] menunjukkan proses Handoff yang berjalan dari sel sumber menuju sel penerima.User bergerak dari area cakupan sel sumber menuju area cakupan sel pengirim.Urutan peristiwa saat peralihan dapat dijelaskan sebagai berikut [2].

Gambar 2.2 Proses Handoff

1. User berada pada layanan sel A dengan active set hanya berisi pilot A.User bergerak mencari pilot B berukuran Ec/Io yang lebih besar dari T_ADD.User mengirimkan sebuah pilot ukuran besar dan bergerak menuju active set yang baru.

(6)

2. User menerima sebuah pesan handoff langsung dari sel A, dan memulai komunikasi dengan trafik baru pada kanal sel B.pesan berisi offset PN dari sel B dan kode walsh kanal trafik yang baru.

3. User bergerak dari pilot B menuju active set.setelah memperoleh kanal trafik forward, pesan handoff langsung ditetapkan, user megirimkan pesan handoff komplit.kemudian active set berisi dua buah pilot.

4. User mendeteksi sebuah pilot yang akan dijatuhkan dibawah T_DROP.kemudian user mulai dengan drop timer.

5. Drop timer tersebut menjangkau T_TDROP.User mengirimkan pesan pilot ukuran besar.

6. User mendapat pesan handoff langsung,pesan hanya berisi PN off set dari sel B.User berada pada cakupan sel B.

2.3 Arsitektur Protokol Jaringan Data Paket Kecepatan Tinggi Berbasiskan Teknologi Selular CDMA 2000 1x EV-DO

Pada Gambar 2.3[3] berikut ini ditunjukkan model protokol jartingan selular CDMA 2000 1x EV-DO yang digunakan untuk transfer data dari PDSN menuju MS.

(7)

TCP UDP IP PPP LAC MAC Airlink LAC MAC Airlink A8 – A9 PL A8 – A9 RP PL PL PL PL RP PPP Link Layer IP IP TCP UDP

Gambar 2.3 Model Protokol Jaringan Selular CDMA 2000 1x EV-DO

Skema pentransferan data berawal dari Packet Data Serving Node

(PDSN), Packet Control Function (PCF), Selection Distribution Unit (SDU), dan berakhir pada Mobile Station (MS). Pada Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa antara PDSN dan PCF dihubungkan oleh Radio to PDSN Interface (R-P Interface), antara PCF dan SDU dihubungkan oleh A8-A9 Interface, dan antara SDU dan MS dihubungkan oleh airlink.

Berikut ini merupakan fungsi dan tugas masing-masing layer antara lain[4] : 1. Physical Layer

Physical layer mendukung transmisi dan penerimaan sinyal antara MS dan BS. Physical layer ini mengikuti model referensi Open System Interconnection (OSI) layer 1. Unit transmisi Physical layer disebut dengan paket layer fisik.

2. Data Link Layer

Data link layer antara MS dan jaringan dibagi menjadi dua sub layer yang terdiri dari Medium Access Control (MAC) dan Link Layer Access (LAC).

Layer LAC membatasi antara upper layer dengan layer MAC, sedangkan

(8)

layer ini dikatakan sebagai Radio Link Protocol (RLP). Layer Pont to Point Protocol (PPP) yang terdapat pada PDSN dan MS dapat disertakan dengan

layer 2 (link layer) dari model referensi OSI. PPP digunakan untuk membawa

Internet Protocol (IP). PPP menyertakan Cyclic Redundsncy Check (CRC) untuk mengidentifikasi kesalahan pada saat transmisi.

3. Upper Layer

Upper layer berhubungan dengan layer 2 hingga 7 model referensi OSI yang berfungsi untuk mengakses semua jenis layanan. Layer IP merupakan protocol layer network yang setiap paket IP dirutekan secara independen sampai tiba di tujuan (host/destination). Transmision Control Protocol/User Datagram Protocol (TCP/UDP) merupakan jenis transport layer yang dapat digunakan. Pada layer di atasnya yaitu layer aplikasi, dapat menggunakan model transportasi TCP atau UDP tergantung jenis layanan yang digunakan.

2.4 Sistem Data Paket Kecepatan Tinggi Pada Penerapan Teknologi CDMA 2000 1x EV-DO.

Standar TIA/EIA IS-856 mendefinisikan interface udara dari versi CDMA 2000 yang lebih maju yang juga kompatibel dengan standar 2G IS-95 dimana kedua standar IS-856 dan IS-95 memerlukan bandwidth yang sama sebesar 1,25 MHz [5]. Standar TIA/EIA IS-856 ini dioptimasi untuk layanan data paket kecepatan tinggi di lingkungan wireless, IS-856 terdiri dari jaringan server yang terintegrasi dengan base station yang menyediakan akses data kecepatan tinggi pada kanal CDMA wireless bagi terminal pelanggan bergerak maupun tetap.

(9)

Pada Gambar 2.4[5] berikut ini, dapat dilihat penggunaan daya sektor dari IS-95 dan IS-856 pada forward link-nya. Setiap kanal (Pilot, Sync, Paging, dan

Traffic) pada IS-95 ditransmisikan ke seluruh waktu dengan bagian tertentu dari daya sektor keseluruhan, sementara kanal yang sama di IS-856 ditransmisikan pada daya yang penuh, hanya selama bagian tertentu dari waktu. Penggunaan yang efisien dari sumber daya sektor di IS-856 tidak hanya meningkatkan cakupan sel tetapi juga meningkatkan Signal to Interference and Noise Ratio (SINR) bagi pelanggan yang dibatasi oleh noise .

Gambar 2.4 Penggunaan Daya dari IS-95 dan IS-856 pada Forward Link

Untuk standar IS-856, data rate yang ditransmisikan dari BS menuju MS atau dikenal dengan istilah forward link. Terdapat 12 jenis data rate dengan beberapa data rate yang muncul sebanyak dua kali. Data rate itu antara lain 38,4 Kbps, 76,8 Kbps, 153,6 Kbps, 307,2 Kbps, 614,4 Kbps, 921,6 Kbps, 1228,8 Kbps, 1843,2 Kbps, serta 2457,6 Kbps [5]dengan data rate yang sama muncul sebanyak dua kali adalah 307,2 Kbps, 614,4 Kbps, serta 1228,8 Kbps. Meskipun terdapat

data rate yang muncul lagi tetapi banyaknya time slot yang digunakan untuk mengirim data rate yang sama .Slot yang didefinisikan oleh standar IS-856 sebagai 1,67 ms menyatakan periode transmisi minimum ke pelanggan [5].

(10)

2.5 Kinerja Sistem Selular CDMA 2000 1x EV-DO

Pada umumnya untuk sistem selular CDMA 2000 1X EV-DO sama halnya dengan prinsip kerja sistem selular CDMA One, namun pada CDMA 2000 1X EV-DO hanya dikhususkan pada layanan data dengan menggunakan kapasitas jaringan yang lebih besar.

2.5.1 Sistem Spread Spectrum

Pada sistem CDMA 2000 1x EV-DO yang berbasis pada komunikasi

spread spectrum memiliki kemampuan tahan terhadap interferensi. Gain processing sistem (Gp), yang merupakan perbandingan antara bandwidth RF (Bw

R B Gp= w

) terhadap kecepatan informasi (R) merupakan suatu parameter dari penolakan interferensi yang dapat dinyatakan dengan persamaan 2.2 [5]:

... (2-2)

Pada sistem spread spectrum, tingkat noise ditentukan oleh thermal noise

dan interferensi. Pada user, interferensi diproses sebagai noise. Hubungan antara S/N input dan output dapat ditunjukkan oleh persamaan 2.3[5]:

i P o N S G N S       =       ... (2-3)

Performansi sistem digital ditentukan oleh Eb/No yang merupakan perbandingan antara energi tiap bit dengan kerapatan spektral daya noise. Berikut ini diberikan hubungan antara S/N dengan Eb/No

P o b w o b i G x N E xR N xR E N S = = 1      

yang ditunjukkaan oleh persamaan 2.4[5] :

... (2-4)

(11)

o i p o b N S N S x G N E       =       = ... (2-5) Dengan : Gp = processing gain (dB)] Bw = bandwidth (Hz)

R = laju transmisi data (bps) S/N = signal to noise ratio (dB)

Eb/No = energi tiap bit per kerapatan spectral daya noise (dB)

Pada suatu sistem komunikasi digital, kualitas transmisi sinyal juga ditentukan oleh Bit Error Rate (BER) dari sinyal digital yang merupakan kualitas dari sinyal yang diterima. Hubungan antara BER dengan Eb/No

(

)

       = = o b o b b N xE Q N E erfc BER P 2 2 1 ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut [5]:

... (2-6) dimana : u e u Q u π 2 ) ( 2 / 2 − ≈ , ... (2-7) Untuk u>>1 Sehingga :       = − o b N E b N E e BER P o b π 2 ) ( / ... (2-8)

(12)

dengan : Pb       o b N E

(BER) = probabilitas bit yang error erf = error function

= Signal to noiseratio kanal trafik

2.5.2 Kapasitas Kanal Sel

Kapasitas selular pada CDMA dapat didefinisikan sebagai kanal yang dapat disediakan dalam 1 bandwidth sebesar 1,25 MHz. Kapasitas pada sistem CDMA ini dipengaruhi oleh faktor aktifitas trafik yang dapat berupa voice

maupun data, faktor interferensi dari sel tetangga yang lain, faktor kontrol daya yang tidak sempurna serta faktor sektorisasi.

Kapasitas kanal sel CDMA dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu primary traffic dan secondary traffic. Untuk primary traffic hanya digunakan sebagai kanal suara saja sedangkan untuk secondary traffic-nya digunakan sebagai kanal untuk pentransmisian data saja. Pada analisis ini dibatasi hanya kondisi secondary traffic.

Berikut ini diberikan persamaan untuk menentukan kapasitas kanal sel CDMA yang menggunakan antena dengan pancaran ke segala arah (omnidirectional) [5] :

(

)

              +       = f v I E G M f t b c p 1 . . . max η ... (2-9)

(13)

dengan :

Mmax = kapasitas kanal (kanal)

Gp

t b

I E

= processing gain (dB) sebagaimana didefinisikan oleh persamaan (2-2) = rasio energi tiap bit terhadap total interferensi dan kerapatan daya

thermal noise (dB)

c

η = faktor kontrol daya yang tidak sempurna

vf = faktor aktivitas trafik yang dapat brubah vice atau data = 1[5]

f = faktor interferensi dari sel lain

Untuk megurangi interferensi dari user yang bersal dari sel lain maka base station menggunakan antena dengan pancaran yang membentuk sudut tertentu sebesar 360o/A. Di dalam penerapannya base station menggunakan 3 antena yang membentuk sektorisasi sebesar 120o

3 max sec α x M M tor =

dan menerapkan gain sektorisasi (α) secara praktis sebesar 2,55[5] maka banyaknya kanal yang disediakan tiap sektor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut [5]:

... (2-10)

dengan :

Msector = banyaknya kanal yang disediakan tiap sektor (kanal)

α = faktor sektorisasi

Dengan menggunakan persamaan (2-9) dan (2-10), maka akan dapat dihitung jumlah kanal trafik yang tersedia pada tiap BTS.

(14)

2.6 Mekanisme Pengiriman Data Paket Kecepatan Tinggi Berbasiskan Teknologi Selular CDMA 2000 1x EV-DO

Pada skema pengiriman data paket kecepatan tinggi berbasiskan teknologi selular CDMA 2000 1x EV-DO, Access Terminal (AT) mewakili MS, dan Access Network (AN) mewakili BS. Berikut ini merupakan mekanisme pengiriman data yang berawal dari PDSN server ke AT adalah sebagai berikut:

1. PDSN mengirimkan paket data ke PCF.

2. PCF mengirimkan A9 BS service request message ke AN untuk melakukan

request pelayanan paket dan memulai T

3. AN merespon dengan A9 BS service respon. PCF menghentikan timer T bsereq9.

bsreq9

service respon message dan memulai timer Tnet_conn

4. Pada kanal kontrol, AN mengirimkan page message ke AT. .

5. AT memulai prosedur pembentukan hubungan (connection establishment) dengan AN.

6. Setelah kanal trafik terbentuk, AN mengirimkan A9-setup-A8-message ke PCF melalui Data Ready Indicator yang diset menjadi “ I “ untuk membentuk A8 connection dan memulai timer TAA8-setup. Ketika PCF menerima A9-setup -A8-message, maka timer Tnet_conn

7. PCF mengirimkan A-9-connect-A8-message ke AN. Pada saat menerima

A9-connect-A8-message, maka timer T

akan dihentikan.

A8-setup

8. Hubungan telah terbentuk dan paket data dapat saling dikirim antara AT dan PDSN.

akan dihentikan.

Untuk lebih jelasnya tentang mekanisme pengiriman data paket pada sistem CDMA 2000 1x EV-DO tersebut dapat diperhatikan pada Gambar 2.5[6].

(15)

AT AN PCF PDSN

Transmitting Packet Data A9-BS Service Request

A9-BS Service Response Page Message

Connection Establishment

A9-Setup-A8

A9-Connect-A8 Transmitting Packet Data

T bsreq9

T net_coon

T A8-Setup

Gambar 2.5 Mekanisme Pengiriman Data Paket dari PDSN menuju AT

2.7 Konfigurasi Jaringan Data Paket Kecepatan Tinggi Berbasis Teknologi Selular CDMA 2000 1x EV-DO

CDMA 2000 1x EV-DO dapat juga dikatakan sebagai wireless dengan area yang luas. Pada konfigurasi jaringan yang diterapkan merupakan integrasi dari dua jaringan yaitu CDMA 2000 1x yang berdasarkan standar IS-2000 untuk layanan voice dan layanan data dengan kecepatan menengah serta jaringan CDMA 1x EV-DO yang khusus hanya ditujukan untuk layanan data dengan kecepatan tinggi. Jadi dapat dijelaskan disini bahwa teknologi CDMA 1x EV-DO diterapkan pada jaringan CDMA 2000 1x yang telah terpasang (existing) dengan penambahan perangkat lunak dan perangkat keras dimana untuk komponen-komponen jaringan CDMA 2000 1x tertentu dapat dipakai bersama-sama (share) degan CDMA 1x EV-DO. Konfigurasi jaringan data paket kecepatan tinggi berbasiskan teknologi selular CDMA 2000 1x EV-DO terdiri dari beberapa komponen sistem sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.6 [7 ].

(16)

Gambar 2.6 Arsitektur Jaringan CDMA 2000 1X EV-DO

2.7.1 Access Network

Sistem CDMA 1x EV-DO terdiri dari access point (AP) atau dalam teknologi CDMA 2000 1x atau GSM perangkat ini dikenal dengan istilah Base Station Transceiver Subsystem (BTS) serta Radio Network Controller (RNC) yang tersusun dari komponen Base Station Controller (BSC) dan Packet Control Function (PCF). Berikut ini akan dijelaskan fungsi dari masing-masing komponen yang berada pada Access Network.

a. Access Point / BTS

Access Point atau perangkat radio BTS terdiri dari perangkat RF yang merupakan interface antena dan transceiver, controller, dan catu daya. Radio Access Point ini dikoordinasikan oleh sistem EV-DO berupa BSC yang melewati interface dengan standar A-bis interface. BTS bertanggung jawab dalam pengalokasian sumber (resources) dan daya serta kode Walsh untuk konsumsi pelanggan, mengontrol interface antara

(17)

jaringan CDMA 2000 1x atau CDMA 1x EV-DO ke bagian pelanggan dan mengontrol berbagai carrier yang beroperasi pada suatu sel atau sektor.

b. Base Station Controller (BSC)

BSC bertanggung jawab dalam mengontrol semua BTS-BTS yang berada dalam wewenangnya. BSC melewatkan paket dari BTS menuju

Packet Data Serving Node (PDSN) atau sebaliknya dari PDSN menuju BTS dengan menyediakan interface data yang terpisah berupa Radio Packet Interface (R-P Interface) pada penerapan CDMA 2000 1x EV-DO.

c. Packet Control Function (PCF)

Packet Control Function merupakan proses dalam Radio Access Network (RAN) yang mengatur transfer paket-paket antara Access Point

dan PDSN. Yang dimaksud RAN disini merupakan suatu sistem yang terdiri dari perangkat Access Terminal, Access Point, BSC, serta PCF. PCF melakukan konektivitas ke sebuah jaringan paket inti termasuk PDSN yang melewati interface dengan standar R-P Interface yang berdasarkan pada Protokol A10 atau A11 yang berjalan melewati Internet Protocol

(IP). PCF bertanggung jawab dalam mengatur interface antara PDSN dan BSC. Selain itu juga mengatur setup untuk Interface Generic Routing Encapsulation Tunnel (GRE/IP) ke PDSN-PDSN, pemilihan PDSN, melakukan penjejakan (tracking) semua perangkat yang idle, dan mensuplay informasi ini ke BSC.

(18)

2.7.2 Service Network

Service Network terdiri dari Mobile Switching Center (MSC) dan Packet Data Serving Node (PDSN). Berikut ini akan dijelaskan fungsi dari masing-masing komponen yang berada pada Service Network.

a. Mobile Switching Center (MSC)

MSC merupakan switching center yang merupakan bagian sentral dari jaringan CDMA 2000 1x yang saling mendukung dengan jaringan lainnya seperti Public Switched Telephone Network (PSTN). Packet Switched Public Data Network (PSPDN), Circuit Switched Data Network

(CSDN). MSC dihubungkan ke berbagai sistem BSC melewati interface

dengan mengacu standar A interface untuk mengirimkan dan menerima sinyal voice dan data. MSC memproses permintaan untuk layanan dari telepon wireless menuju pelanggan telepon konvensional atau sebaliknya, dan merutekan panggilan antara BTS dan PSTN. MSC juga mengatur

Visitor Location Register (VLR) serta menyimpan dan mengatur berbagai informasi pelanggan yang diperlukan untuk proses pemanggilan data

exchange dengan Home Location Register (HLR). Yang menjadi satu pengecualian bahwa system CDMA 1x EV-DO tidak perlu menggunakan perangkat pada MSC.

b. Packet Data Serving Node (PDSN)

Packet Data Serving Node digunakan untuk mengontrol dan melewatkan paket-paket data menuju dan dari fungsi PCF dalam hal ini dilakukan oleh BS packet controller yang berkomunikasi dengan Access Terminal. PDSN

(19)

bertanggung jawab dalam membentuk, menjaga, serta menterminasi

interface data dalam hal ini sesi Point-to-Point Protocol (PPP) antara

Access Terminal melalui PCF dan BTS dan jaringan data paket seperti

Internet. PDSN juga mendukung layanan-layanan paket seperti Simple IP

dan Mobile IP, melakukan inisialisasi Authentication, Autrhorization, and Accounting (AAA).

2.7.3 Network Database

Network Database merupakan penyimpan informasi yang dapat diakses oleh jaringan. Terdapat banyak database jaringan pada jaringan CDMA 2000 1x EV-DO. Database tersebut antara lain Home Location register (HLR) berupa

database master pelanggan, Visitor Location Register (VLR) berupa database

pelanggan aktif bersifat sementara, Equipment Identity Register (EIR) yang mengandung identitas dari perangkat telekomunikasi seperti telepon wireless dan status perangkat tersebut pada jaringan, Billing Center (BC) yang melakukan proses perekaman billing, dan Authorization and Validation Center (AC) yang menangani otentikasi pelanggan dan interworking daengan MSC melalui HLR. Berikut ini akan dijelaskan fungsi masing-masing komponen yang ada pada

Network database untuk VLR dan HLR. a. Visitor Location Register (VLR)

VLR mengandung sekumpulan informasi HLRnya pelanggan yang digunakan ketika telepon mobile aktif berada pada MSC tertentu. VLR menangani informasi pelanggan yang memang berada dalam jaringannya (home) dan pelanggan yang dating (visiting).

(20)

b. Home Location Register (HLR)

HLR merupakan database pelanggan yang terdapat di setiap identitas pelanggan mobile internasional (Internasional Mobile Subscriber Identity/ IMSI) dan International Mobile Equipment Identifier (IMEI) yang secara unik mengidentifikasi setiap pelanggan

2.7.4 Authentication, Authorization, and Accounting (AAA)

AAA merupakan proses yang digunakan sebagai validasi identitas dari pelanggan yang dituju atau suatu perangkat seperti host, server, switch, atau

router pada suatu jaringan komunikasi. Otorisasi memberikan perlakuan dengan akses yang benar terhadap suatu pelanggan, beberapa pelanggan, system, suatu proses. Accounting melakukan fungsi penelusuran koneksi pelanggan dan system pencatatan (logging) pelanggan.

2.7.5 Home Agent (HA)

Home Agent merupakan program yang mengotentikasi registrasi, melewatkan paket menuju dan dari jaringan data paket contohnya Internet, disamping itu juga membuat sesi komunikasi yang aman secara terenkripsi, dan secara dinamis mengatur pengalamatan IP. HA menerima informasi pelengkap dari fungsi AAA.

2.7.6 IP Backbone Network

Jaringan backbone merupakan infrastuktur yang inti dari jaringan yang terhubung dengan beberapa komponen jaringan secara bersama-sama. Sistem

(21)

backbone biasanya jaringan komunikasi dengan kecepatan tinggi seperti

Asynchronous Transfer Module (ATM) atau Fiber Distributed Data Interface

(FDDI). Sistem CDMA 1x EV-DO menggunakan jaringan backbone yang dapat menyediakan kemampuan transmisi IP end-to-end.

2.7.7 Interface

Interface merupakan batasan bersama antara dua bagian yang dapat berupa perangkat sistem, atau elemen dari informasi dimana interaksi terjadi dia antara dua sistem. Inteface yang digunakan untuk jaringan CDMA 2000 1x EV-DO dapat dijelaskan sebagai berikut[8]:

a. Um

Interface Um merupakan interface yang menghubungkan antara MS dengan BTS yang menggunakan standarisasi airlink dari TIA/EIA IS-856. b. Abis

Interface Abis merupakan interface yang menghubungkan antara BTS dengan BSC. Interface Abis terdiri dari Abis Signalling dan Abis Traffic.

c. A1

Interface A1 membawa informasi pensinyalan antara call control dan fungsi manajemen mobilitas dari MSC dan komponen call control dari BS (BSC).

d. A2

Interface A2 digunakan untuk menyediakan path untuk traffik pelanggan.

Interface A2 membawa 64/56 kbps informasi PCM (untuk circuit switch) yang berorientasi pada layanan suara atau 64 kbps Unrestricted Digital

(22)

Information (UDI) untuk ISDN antara komponen switch dari MSC dan

Selection Distribution Unit (SDU) yang merupakan fungsi dari BS. e. A3

Interface A3 digunakan untuk mengangkut trafik pelanggan dan pensinyalan antar BS (Soft/softer handoff) ketika target BS disertakan untuk fungsi pemilihan frame di dalam source BS. Interface A3 membawa informasi pelanggan yang dikodekan berupa data atau suara sinyal informasi antara fungsi SDU dari source BS dan komponen elemen kanal BTS dari target BS.

f. A5

Interface A5 digunakan untuk menyediakan path untuk trafik pelanggan berupa panggilan data antara source BS dan MSC. Interface A5 membawa aliran byte secara full duplex antara komponen switch dari MSC dan fungsi SDU dari BS.

g. A7

Interface A7 membawa informasi pensinyalan antara source BS dengan

target BS pada kondisi inter-BS soft/softer handoff.

h. A8

Interface A8 membawa trafik pelanggan antara AN atau BS dan PCF. i. A9

Interface A9 membawa informasi pensinyalan antara AN atau BS dan PCF.

j. A10

(23)

k. A11

Interface A11 membawa informasi pensinyalan antara PCF dan PDSN. l. A12

Interface A12 membawa informasi pensinyalan yang berkaitan dengan otentikasi terminal antara fungsi Session Control and Mobility Management (SC/MM) pada PCF dan AN Authentication, Authorization and Accounting (AAA).

m. A13

Interface A13 membawa informasi pensinyalan antara fungsi SC/MM si source PCF dan fungsi SC/MM di target PCF.

n. A14

Interface A14 membawa informasi pensinyalan antara fungsi SC/MM di PCF dan AN.

o. A15

Interface A15 membawa informasi pensinyalan antara AN ketika paging antar AN digunakan.

p. Ax

Interface Ax membawa trafik pelanggan fungsi SC/MM di PCF dan AN. Keseluruhan interface yang digunakan dalam jaringan CDMA 2000 1X EV-DO dapat diperhatikan pada model arsitektur Interoperability Specification (IOS) seperti pada Gambar 2.7 [6].

(24)

Gambar.2.7. Model Arsitektur Interoperability Specification (IOS) untuk High Rate Packet Data

Gambar

Gambar 2.1 Teknik Dasar Spektrum Tersebar
Gambar 2.2 Proses Handoff
Gambar 2.3 Model Protokol Jaringan Selular CDMA 2000 1x EV-DO
Gambar 2.4 Penggunaan Daya dari IS-95 dan IS-856 pada Forward Link  Untuk standar IS-856, data rate yang ditransmisikan dari BS menuju MS  atau dikenal dengan istilah  forward link
+3

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENINGKATAN TEKNIK DOUBLE BALLET LEG CABANG OLAHRAGA RENANG INDAH (Penelitian Eksperimen Pada Atlet Renang Indah Kota Bandung)..

Jumlah Program RKPD yang tidak diakomodir dalam RENJA SKPD dibagi jumlah program dalam RENJA SKPD yang ditetapkan pada RPJMD x 100. ... ...%

Apabila nilai portofolio >_ 850, guru dapat dinyatakan lulus uji serti.fikasi, dan apabila nilai portofolio < 850 guru harus Masuk Diklat (MD) Diharapkan dengan

Artinya variabel kompensasi, motivasi berprestasi dan budaya birokrasi dapat secara langsung berpengaruh terhadap kinerja organisasi tanpa harus melalui

Pengaruh Komitmen Organisasi dan Pelimpahan Wewenang dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

978.000.000,- (Sembilan ratus tujuh puluh delapan juta rupiah) Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini kami Pokja Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah Kabupaten

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Subpokok

Istirahat Anak bermain bebas diluar didalam pengawasan guru Guru dan anak Observasi Keberanian Disiplin