• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PERKAMPUNGAN ADAT SIJUNJUNG SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SIJUNJUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI PERKAMPUNGAN ADAT SIJUNJUNG SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SIJUNJUNG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

POTENSI PERKAMPUNGAN ADAT SIJUNJUNG SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SIJUNJUNG

Syobriyal1, Bakaruddin2, Ade Irma Suryani2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Syobriyal.rafif@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to obtain information and analyze about : 1) The potential of customary village of Sijunjung as a tourist destination in Sijunjung district. 2) Community support to make Sijunjung Customary Village as a tourist destination in Sijunjung district. 3) Efforts made by the local government to make Sijunjung Custom Village as a tourist destination in Sijunjung district. Type of research used in this research is qualitative research with research location Jorong Padang Ranah and Jorong Tanah Bato, Kenagarian Sijunjung, Sub District Sijunjung, Sijunjung district. As for the informants in this research amounted to 13 person, Including the government tourist office of Sijunjung district, wali nagari Sijunjung, head of jorong Tanah Bato and Padang Ranah, local communities amounted to 5 person, and the visitors amounted to 3 person. Data analysis techniques performed with data reduction techniques, data display and conclusion. Research result show that : 1) The potential of Sijunjung custom village is 76 pieces of Rumah Gadang on the left and right side of the road, and also custom procession such as Bakauah Adat, Bantai Adat, Nikah Kawin, Basiriah Tando, Batobo Kongsi and Baombai. 2) The community is very support to make Sijunjung traditional village as a tourist destination in Sijunjung district by maintaining the beauty and authenticity of the Rumah Gadang, as well as being hospitable and happy to receive the arrival of tourists. 3) Te government continues to work on development and promotion through print, electronic media, national and international events.

Keywords: Sijunjung Customary Village, Tourist Destination, Potential

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum di kembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya sektor pariwisata.Sektor pariwisata merupakan salah satu ekonomi kerakyatan yang perlu di kembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.

Kabupaten Sijunjung berada di propinsi Sumatera Barat beribu kotakan Muaro Sijunjung.Kabupaten Sijunjung berada di bagian Timur Provinsi Sumatera Barat, pada jalur utama yang menghubungkan Provinsi Riau dan Propinsi Jambi. Mengingat letaknya di persimpangan jalur tersebut, Sijunjung merupakan jalur ekonomi dan jalur pariwisata

(2)

2 Kabupaten Sijunjung memiliki keaneka ragaman wisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, dan wisata lainnya.Salah satu tempat wisata yang terdapat di Kabupaten Sijunjung adalah Perkampungan Adat Nagari Sijunjung.Perkampungan adat berada di Nagari Sijunjung jorong Koto Padang Ranah Dan jorong Tanah Bato merupakan sebuah kawasan yang eksotis.Kawasan ini merupakan salah satu wujud untuk melihat sistem Matrilineal di Minangkabau dengan prosesi adat dan budaya yang masih sangat kental dengan kelestarian yang masih terjaga dengan baik.Disamping sebagai tempat hunian warga, Rumah gadang dengan arsitektur bangunan yang masih asli dan dibuat pada abad 14 Masehi, juga berfungsi sebagai tempat prosesi adat budaya masyarakat Nagari Sijunjung.

Berdasarkan observasi di lapangan yang telah di lakukan, Perkampungan Adat Sijunjung ini mempunyai potensi di bidang pariwisata.Potensi yang di miliki Perkampungan Adat Sijunjung ini sebagai daerah tujuan wisata budaya. Dimana Rumah gadang dengan total jumlah sebanyak 76 buah dibangun berdampingan sebagai pusat aktivitas dan adat budaya. Pengunjung juga bisa menyaksikan berbagai kegiatan kebudayaan yang di lakukan masyarakat secara turun temurun seperti Nikah kawin, Basiriah Tando,

Batobo Kongsi, Bantai Adat, Bakua Adat dan Baombai.

Keindahan dan nilai – nilai budaya yang masih di pertahankan di Perkampungan Adat Sijunjung ini sudah menjadi nilai positif tersendiri, potensi tersebut perlu di benahi dan di kembangkan untuk menarik perhatian para wisatawan baik Nasional maupun Internasional.Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Potensi Perkampungan Adat Sijunjung sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Sijunjung”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kualitatif, dimana penelitian kualitatif ini menurut Moleong (2010), adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistic khususnya yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian ini akan dilakukan di jorong Koto Padang Ranah Dan jorong Tanah Bato Kenagarian Sijunjung Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung,dimana objek wisata Perkampungan Adat Sijunjung itu berada.

(3)

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama :Perkampungan Adat Sijunjung berpotensi untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Sijunjung. Perkampungan Adat Sijunjung mempunyai daya tarik tersendiri, dimana daya tarik tersebut adalah rumah gadang yang masih di huni oleh masyarakat setempat berjejer indah di kiri dan kanan jalan sebanyak 76 buah. Semua Rumah Gadang itu menghadap ke jalan karena sesuai dengan kesepakatan orang tua pada dahulunya dan juga yang menjadi penghuni dari perkampungan adat ini hanya enam suku saja, yaitu suku Caniago Nan Sembilan Sapuluah Jo Patopang, Piliang, Melayu, Tobo, Panai dan Melayu Tak Timbago. Arsitektur Rumah Gadang hampir sama dengan Rumah Gadang pada umumnya di Sumatera Barat dimana bentuk dasarnya dengan jumlah gonjong empat, ada yang berukiran asli seperti buah palo patah, kuciang jo saik galamai, aka duo gagang, kaluak paku kacang balimbiang dan ada yang hanya polos tanpa ornament apapun. Model Rumah Gadangnya tergantung kepada setiap penghuni Rumah gadang tersebut. Rumah Gadang tersebut tidak di susun berdasarkan suku tetapi berdiri berdampingan dengan suku lainnya.

Selain panorama rumah gadang, yang menjadi daya tarik dari Perkampungan Adat Sijunjung ini adalah

prosesi-prosesi adat yang masih di pertahankan oleh masyarakatnya. Prosesi – prosesi adat tersebut masih di laksanakan sampai sekarang ini, seperti Bakauah Adat, Bantai Adat,Nikah kawin, Basiriah Tando, Batobo Kongsi, dan Baombai.

Bakauah Adat merupakan acara tradisi masyarakat Sijunjung sebagai wujud syukur atas hasil panen yang diperoleh dan sekaligus meminta permohonan kepada Allah SWT agar sawah yang digarap selalu member reseki. Pada acara Bakauah Adat ini tidak hanya acara makan – makan semata tetapi merupakan Alek Anak Nagari dimana pada malam sebelum Bakaua Adat di adakan atau masyarakat setempat menyebutnya Malam Bajago-jago” maka akan ada acara kesenian – kesenian Minangkabau yang di tampilkan. Selain untuk menghibur ibu – ibu yang mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk memasak juga untuk melestarikan kesenian tradisional dan menghibur masyarakat. Setelah sholat subuh kaum bapak akan melaksanakan penyemblihan kerbau. Daging kerbau nantinya akan dimasak oleh kaum ibu – ibu secara bersama – sama, dan bagi kaum ibu – ibu yang tidak bertugas memasak daging kerbau maka mereka akan membuat lemang untuk dibawa ke tempat acara Bakauah Adat.

Bakauah Adat biasanya

(4)

4 ibu- ibu akan datang membawa makanan dengan cara di jujung, makanan yang dibawa ditata rapih di dalam dulang yang kemudian ditutupi dengan tudung saji lengkap dengan kain penutupnya. Semua masyarakat akan berarak menuju lokasi Bakauah Adat, ninik mamak akan datang menggunakan pakaian kebesaran masing masing dan begitu juga dengan kaum ibu -ibunya. Setelah semua masyarakat dan seluruh undangan hadir, maka acara Bakauah Adat dilaksanakan.

Sedangkan Bantai Adat merupakan tradisi penyemblihan sapi yang dilaksanakan oleh masyarakat kenagarian Sijunjung setiap memasuki bulan puasa.Dimana Bantai Adat ini dilakukan oleh kelompok -kelompok atau masyarakat setempat menyebutnya Tobo Kongsi yang telah di tentukan sebelumnya oleh kebijakan dari semua lapisan masyarakat melalui musyawarah.Penyemblihan hewan dilaksanakan malam hari dimana lokasinya berada di pinggir sungai.Pembagian daging hasil penyemblihan dilakukan setelah sholat subuh.

Tradisi yang menjadi daya tarik selanjutnya adalah Nikah Kawin dan Basiriah Tando.Prosesi Nikah Kawin dan Basiriah Tando di Perkampungan Adat Sijunjung masih dilakukan di Rumah Gadang, dari awal proses meminang hingga akad nikah. Keunikan dari proses ini adalah acara penyerahan sirih

dilakukan pada hari senin. Sedangkan pemberian Tando dilakukan pada hari Jumat. Acara ini sama halnya dengan tunangan bagi masyarakat di luar Minangkabau, tetapi disini sesuai dengan kebudayaan asli Minangkabau. Pada prosesi ini pengunjung dapat menyaksikan secara langsung bagaimana proses pernikahan di Perkampungan Adat Sijunjung.

Tradisi lainnya yang masih dipertahankan masyarakat Perkampungan Adat Sijunjung dan juga menjadi salah satu daya tarik untuk dinikmati oleh pengunjung adalah Baombai.Baombai merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang masyarakat Perkampungan Adat Sijunjung.Tradisi ini dilakukan setiap menjelang musim tanam padi tiba. Baombai merupakan sebuah wujud gotong royong yang dilakukan oleh puluhan ibu – ibu turun kesawah untuk mencangkul secara bersama-sama.Selama mencangkul para ibu – ibu tidak henti – hentinya untuk mendendangkan sebuah pantun berbahasa daerah dengan irama yang khas.Pantun yang mereka sampaikan bukan sembarang pantun, tetapi pantun yang mempunyai makna pesan tersendiri bagi kehidupan. Para ibu – ibu akan sahut – menyahut satu sama lain membuat suasana bertambah meriah dan rasa letih dapat terobati.

Apa yang peneliti temukan sesuai dengan pendapat ahli Mariotti dalam Yoeti

(5)

5 (1996) Dimana potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.

Jadi, Perkampungan Adat Sijunjung berpotensi untuk dijadikan daerah tujuan wisata di Kabupaten Sijunjung karena mempunyai daya tarik seperti rumah gadang yang berjejer sebanyak 76 buah di sisi kiri dan kanan jalan. Selain rumah gadang, yang menjadi daya tarik dari Perkampungan Adat Sijunjung ini adalah prosesi-prosesi adat yang masih di pertahankan oleh masyarakatnya. Prosesi – prosesi adat tersebut masih di laksanakan sampai sekarang ini, seperti Bakauah Adat, Bantai Adat, Nikah kawin, Basiriah Tando, Batobo Kongsi, dan Baombai.

Kedua : Dukungan masyarakat menjadikan Perkampungan Adat Sijunjung sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Sijunjung adalah dengan mengikuti peraturan dan arahan yang di berikan oleh pemerintah akan suksesnya program pemerintah untuk menjadikan perkampungan adat sijunjung ini menjadi daerah tujuan wisata. Masyarakat di lingkungan Perkampungan Adat Sijunjung selalu menjaga kelestarian alam dan lingkungan, tidak hanya itu masyarakat juga selalu melestarikan kebudayaan yang telah turun-temurun.Masyarakat di

lingkungan Perkampungan Adat Sijunjung juga dengan senang hati serta keramahan menyambut kedatangan para tamu undangan atau wisatawan yang datang berkunjung ke Perkampungan Adat Sijunjung.

Wujud nyata dari dukungan masyarakat setempat untuk menjadikan perkampungan adat sijunjung sebagai daerah tujuan wisata adalah seluruh ninik mamak yang berada di kawasan wisata Perkampungan Adat Sijunjung menandatangi nota kesepakatan bersama tentang penetapan kawasan ini sebagai cagar budaya, dengan isi kesepakatan antara lain, tidak ada penambahan banguan permanen serta merubah bentuk dan fungsi rumah gadang di kawsan perkampungan adat sijunjung, melestarikan nilai adat dan budaya lama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernagari sebagai wujud perkampungan tradisi matrilineal Minangkabau, berpartisipasi dalam memelihara, mengelola dan mengembangkan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata unggulan di Kabupaten Sijunjung sesuai dengan keasliannya, menyepakati berpakaian tradisional selama berada dalam kawasan perkampungan adat.

Selain itu, masyarakat di kawasan Perkampungan Adat Sijunjung juga telah mulai memproduksi tenun asli Sijunjung sebagai produk asli dan nantinya akan

(6)

6 menjadi salah satu cendra mata yang bias di dapatkan oleh pengunjung jika berkunjung ke objek wisata Perkampungan Adat Sijunjung.

Peranan organisasi terkait dalam pengembangan objek wisata yaitu dengan berusaha untuk dapat terselenggara dengan lancar dan dapat memberikan keuntungan sebesar mungkin dari kegiatan pariwisata.

Menurut Bakaruddin (2008) peranan masyarakat dalam pengembangan objek pariwisata yaitu :

a. Masyarakat sadar wisata, agar mengetahui lebih jauh apa yang dikerjakannya dan masalah-masalah yang dihadapi bertujuan untuk pembangunan pariwisata. b. Produk wisata dipandang sebagai

aspek melekat ada masyarakat, sehingga keberhasilan membangun pariwisata suatu proses rekayasa sosial.

c. Dalam hal meningkatkan citra produk wisata terutama tenaga-tenaga.

d. Masyarakat sebagai sumber informasi tentang hal yang sebenarnya tradisi-tradisi di daerah tempat wisata.

Apa yang telah di lakukan masyarakat di lingkungan Perkampungan Adat Sijunjung sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh Direktur Jendral

Pariwisata (1987) bahwa wujud partisipasi masyarakat yang sangat di harapkan yaitu : a. Turut serta menjaga kelestarian

alam dan lingkungan hidup.

b. Melestarikan dan mengembangkan seni budaya, seni tari, dan kerajinan tangan.

c. Meningkatkan keramah tamahan dan kesopanan terhadap pengunjung.

Jadi masyarakat mendukung untuk dijadikannya perkampungan adat sijunjung menjadi daerah tujuan wisata.Disini dapat terlihat dari partisipasi masyarakat selama ini, seperti mendukung dan mematuhi program pemerintah.Masyarakat selalu menjaga dan melestarikan alam, lingkungan dan kebudayaan.Masyarakat terbuka dan menerima pengunjung dengan ramah tamah dan sopan.Masyarakat juga membuat sebuah produk yang menjadi sebuah cendra mata.

Ketiga :Upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah menjadikan Perkampungan Adat Sijunjung sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Sijunjung adalah dengan melakukan promosi ke luar seperti melakukan even – even berskala nasional maupun internasional. Selain melakukan even – even pemerintah sudah mendaftarkan Perkampungan Adat Sijunjung ini menjadi warisa dunia ke UNESCO. Selain kegiatan promosi, pemerintah juga memberikan

(7)

7 bantuan untuk membangun sarana dan prasarana di lingkungan Perkampungan Adat Sijunjung seperti bantuan revitalisasi, pembangunan pentas untuk pertunjukan dan pembagunan – pembangunan lainnya.

Pemerintah Kabupaten dan juga Pemerintah Provinsi telah bekerja sama untuk melakukan promosi melalui even berskala Nasional dan Internasional seperti Festival Matrilineal 2015 yang diadakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sijunjung pada tanggal 25 Oktober sampai 1 November 2015 yang di ikuti oleh 9 kelompok kesenian dari dalam dan luar negeri. Festival Matrilineal tak hanya dilakukan sekali, tetapi secara berkelanjutan.Pada tahun 2016 juga kembali di gelar Festival Matrilineal yang diadakan pada tanggal 22 sampai dengan 26 November 2016.

Pada Festival Bunga Internasional Tomohon atau juga dikenal TIFF pada tahun 2015, Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Barat dan Dinas Pariwisata Sijunjung juga mempromosikan Perkampungan Adat Sijunjung melalui miniatur Perkampungan Adat Sijunjung dan juga kesenian Sijunjung Talempong Pacik dan meraih juara tiga setelah Filipina dan New Zealand.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjadikan perkampungan adat

sijunjung menjadi daerah tujuan wisata di Kabupaten Sijunjung sesuai dengan pendapat ahli Davey (1998) dimana Davey memaparkan bahwa terdapat lima fungsi utama pemerintah dalam pengembangan potensi wisata, antara lain adalah pertama, sebagai penyedia layanan, yaitu fungsi- fungsi pemerintahan yang berkaitan dengan penyediaan layanan yang berorientasi pada lingkungan dan masyarakatnya. Kedua, fungsi pengaturan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan perumusan dan penegakan peraturan -peraturan.Ketiga, fungsi pembangunan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.Keempat, fungsi perwakilan, yaitu mewakili masyarakat diluar wilayah mereka.Kelima, fungsi koordonasi, yaitu berkaitan dengan peran pemerintah dalam pengkoordinasian, perencanaan, investasi dan tata guna lahan.

Jadi Pemerintah Kabupaten Sijunjung telah melakukan berbagai upaya untuk menjadikan Perkampungan Adat Sijunjung menjadi daerah tujuan wisata di Kabupaten Sijunjung.Upaya tersebut seperti promosi, baik berupa media cetak maupun even - even. Mendaftarkan Perkampungan Adat Sijunjung ke UNESCO untuk di jadikan warisan dunia. Selain itu, di bidang pembangunan, pemerintah juga telah melakukan pembangunan fisik berupa pembangunan

(8)

8

homestay , pembangunan pentas

pertunjukan, revitalisasi rumah gadang dan pembangunan lainnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis ungkapkan maka dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut :

1. Perkampungan Adat Sijunjung mempunyai potensi untuk di jadikan daerah tujuan wisata di Kabupaten Sijunjung, karena memiliki daya tarik di bidang budaya. Daya tarik itu berupa rumah gadang yang masih dihuni oleh penduduk aslinya, bersusun rapi sebanyak 76 buah di sisi kiri dan kanan jalan. Selain rumah gadang, prosesi – prosesi adat yang masih di pertahankan sampai saat ini seperti Bakauah Adat, Bantai

Adat, Nikah Kawin, Basiriah

Tando, Batobo Kongsi, dan

Baombai juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

2. Masyarakat sangat mendukung untuk menjadikan Perkampungan Adat Sijunjung sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Sijunjung. Masyarakat di jorong Padang Ranah dan Tanah Bato selalu mematuhi peratutan dari

pemerintah dan ninik mamak untuk suksesnya program pemerintah menjadikan perkampungan adat sijunjung ini menjadi daerah tujuan wisata. Selain itu, masyarakat juga selalu menjaga ke asrian dan ke aslian dari rumah gadang. Kebudayaan dari nenek moyang yang menjadi daya tarik bagi wisatawan semakin giat di lestarikan masyarakat setempat. Masyarakat juga dengan ramah tamah serta senang hati menerima kedatangan para wisatawan yang berkunjung.

3. Pemerintah terus berupaya untuk melakukan pembangunan dan promosi Perkampungan Adat Sijunjung agar menjadi daerah tujuan wisata di Kabupaten Sijunjung. Pemerintah dengan gencarnya melakukan promosi – promosi melalui berbagai cara, baik itu melalu media cetak, elektronik maupun melalui berbagai even berskala nasional maupun internasional. Tidak hanya promosi, untuk menjaga keindahan dari perkampungan adat sijunjung, pemerintah juga melakukan berbagai pembangunan sarana dan prasarana di daerah tersebut. Seperti pembangunan Homestay, pembangunan pentas pertunjukan

(9)

9 dan juga melakukan revitalisasi rumah gadang.

DAFTAR PUSTAKA

Bakaruddin. 2009. Perkembangan dan

Permasalahan Kepariwisataan.

Padang: UNP Press.

Dirjen Wisata. 1987. Pengantar Pariwisata : Jakarta

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Yoeti, Oka A. 1996. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata.Jakarta: PT Pradya Paramita.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan kegiatan litbang secara langsung harus mendukung perwujudan dari upaya-upaya pemenuhan hak dasar masyarakat, yang meliputi ketersediaan dan kemudahan akses

Untuk hasil responden dosen disimpulkan bahwa sebagian dosen besar berpendapat bahwasanya ke tiga faktor individu yaitu self efficacy, hasil yang diharapkan dan

Tujuan dari Penulisan Tugas Akhir ini adalah membangun sebuah aplikasi yang dapat menunjukan parameter parameter jaringan 2G dan 3G sehingga dapat membantu mengetahui

Iklan Baris Iklan Baris Serba Serbi MESIN - MESIN MAKANAN MADU MOBIL KREDIT. AGYA ANG

1. Mengetahui cara pembuatan aplikasi IoT yang mampu mengontrol kendaraan travel dengan menggunakan smartphone. Mengetahui cara mengirimkan data lokasi GPS untuk

Dalam paper ini, akan membahas salah satu aplikasi pewarnaan graf (graph colo ring) , khususnya pewarnaan pada sisi graf G sedemikian sehingga tidak ada dua sisi yang

Data hasil penelitian menunjukkan terdapat kecenderungan hubungan yang tinggi antara faktor-faktor epistemik terhadap perilaku pemilih yang ditunjukkan dengan nilai 0,000<0,05

Ragam bahasa lain juga yang ditemukan dalam novel peyempuan karya peyem berdasarkan sikap penutur diantaranya dapat dilihat pada percakapan antara Mita dan Doni pada halaman