• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. pada bab sebelumnya, maka berbagai kesimpulan yang diberikan penulis antara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. pada bab sebelumnya, maka berbagai kesimpulan yang diberikan penulis antara"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

131 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka berbagai kesimpulan yang diberikan penulis antara sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dini adalah sebagai

berikut:

- Budaya yang sangat dipercayai oleh masyarakat Desa Lencoh antara lain:

pandangan bahwa jika anak tidak segera dilamar maka akan menjadi perawan tua, karena jika anak menikah di usia muda maka akan menjadi hal yang sangat membanggakan bagi orang tua, anggapan bahwa anak perempuan yang segera dinikahkan maka akan mengurangi beban keluarga karena setelah menikah maka akan ditanggung oleh suaminya, pandangan bahwa jika ada anak perempuan yang dilamar dan menolak adalah suatu hal yang tidak baik karena jika anak tersebut menolak lamaran maka kedepannya akan sulit mendapat jodoh, keinginan orang tua untuk mempererat tali persaudaraan dengan cara menjodohkan anak-anak mereka dengan saudara sendiri walaupun umur anak-anak mereka masih muda, dan anggapan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang tidak

(2)

commit to user

132

terlalu penting karena jika anak sudah bisa membaca dan menulis dianggap sudah cukup.

- Faktor pendidikan yang sangat rendah mempengaruhi sulitnya pandangan

masyarakat yang sulit diubah dan jenis pekerjaan yang ada di masyarakat Desa Lencoh. Selain itu juga mempengaruhi diberbagai aspek kehidupan, misalnya saja bersangkutan dengan pengasuhan anak yang akan dilakukan oleh pasangan pernikahan usia dini setelah mereka memiliki anak.

- Faktor Ekomoni, keadaanya masyarakat yang mayoritas keadaan

ekonominya menengah kebawah sehingga orang tua yang memiliki anak perempuan menganggap anak tersebut sebagai beban keluarga. Jadi untuk mengurangi beban keluarga tersebut anak akan dijodohkan atau harus menerima lamaran dari calon suaminya.

- Keinginan orang tua, dimana masyarakat menganut sistem patriarki.

Kekeluargaan patriarki dimana segala kekusaan dan keputusan berada di tangan kepala keluarga. Pada keluarga Patriarki perkawinan ditentukan oleh orang tua dengan didasarkan pada kebijaksanaan, ekonomi dan status sosial. Keinginan orang tua untuk mempererat tali persaudaraan dengan cara menjodohkan anak-anak mereka dengan saudara sendiri walaupun umur anak-anak mereka masih muda.

(3)

commit to user

133

2. Pola asuh yang diterapkan oleh pasangan pernikahan usia dini adalah sebagai

berikut:

a. Pasangan pernikahan usia dini yang mayoritas pendidikannya rendah dan

umur pasangan muda ini belum mempunyai pengetahuan tentang pengasuhan anak. Dengan demikian pengetahuan tentang pengasuhan anak didapat dari keluarga, saudara terdekat, tetangga, dukun bayi, kader Poyandu dan juga dari internet. Pengetahuan yang sering diberitahukan adalah mengenai perawatan bayi seperti memandikan, memakaikan baju, pemberian ASI dan makanan bayi, dan tentang kesehatan anak.

b. Mengingat umur pasangan pernikahan usia dini tersebut masih terbilang

umur anak maka saat mengasuh anak masih sangat membutuhkan bantuan dari orang tua. Bantuan yang sangat dibutuhkan misalnya saat mengasuh anak karena karena para pasangan usia dini ini mayoritas bekerja sebagai petani sehingga sangat membutuhkan bantuan tersebut terutama saat pasangan tersebut pergi ke ladang.

c. Pengasuhan anak mencakup pertumbuhan dan perkembangan anak

sehingga hal tersebut dapat ita lihat dari pemberian ASI, pemberian makanan yang bergizi, pendidikan moral. Pendidikan moral disini adalah orang tua mengajarkan sopan santun, sikap yang baik, kedisiplinan, mematuhi aturan yang dibuat oleh orang tua. Hal tersebut yang nantinya anak mempengaruhi baik atau tidaknya sosialisasi anak dengan lingkungan sekitarnya.

(4)

commit to user

134

d. Pola asuh yang diterapkan pada pasangan pernikahan usia dini yang telah

diwawancarai adalah pola asuh permisif karena orang tua memberikan peraturan kepada anak, tetapi juga memberikan kebebasan untuk anak untuk melakukan suatu hal. Maksudnya adalah orang tua akan memberi bimbingan dan pengarahan untuk melakukan pekerjaan rumah yang nantinya adalah suatu kebiasaan yang akan dilakukan anak sehari-hari. Selain itu juga kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua menyebabkan kurang dekatnya hubungan anak dan orang tua tersebut. jadi anak terkesan pendiam, dan kurang bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

B. Implikasi

1. Implikasi Empiris

Berbagai data telah didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dengan kata lain penelitian ini dapat menguak faktor-fakor pernikahan usia dini yang terjadi di tempat penelitian yang sudah ditentukan. Faktor-faktor yang ditemukan adalah sebagai berikut:

a. Faktor budaya yang mencakup banyak hal yang masih dipercayai

masyarakat Desa Lencoh antara lain pandangan bahwa jika anak tidak segera dilamar maka akan menjadi perawan tua, karena jika anak menikah di usia muda maka akan menjadi hal yang sangat membanggakan bagi orang tua, anggapan bahwa anak perempuan yang segera dinikahkan maka akan mengurangi beban keluarga karena setelah menikah maka akan

(5)

commit to user

135

ditanggung oleh suaminya, pandangan bahwa jika ada anak perempuan yang dilamar dan menolak adalah suatu hal yang tidak baik karena jika anak tersebut menolak lamaran maka kedepannya akan sulit mendapat jodoh, keinginan orang tua untuk mempererat tali persaudaraan dengan cara menjodohkan anak-anak mereka dengan saudara sendiri walaupun umur anak-anak mereka masih muda,anggapan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang tidak terlalu penting karena jika anak sudah bisa membaca dan menulis dianggap sudah cukup.

b. Faktor pendidikan yang sangat rendah mempengaruhi sulitnya pandangan

masyarakat yang sulit diubah dan mempengaruhi jenis pekerjaan yang ada di masyarakat Desa Lencoh. Masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani sayuran dan tembakau sehingga juga pendapatan mereka juga rendah sehingga masyarakat lencoh termasuk masyarakat menengah kebawah. Dengan pendapatan yang kecil sehingga orang tua pun tidak mampu menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi. Dan juga pandangan masyarakat yang kurang sadar akan pendidikan sehingga jika anak sudah bisa membaca dan menulis dianggap sudah cukup, dengan demikian pengetahuan masyarakat pun sulit berkembang. Selain itu juga mempengaruhi diberbagai aspek kehidupan, misalnya saja bersangkutan dengan pengasuhan anak yang akan dilakukan oleh pasangan pernikahan usia dini setelah mereka memiliki anak. mengenai hal pendidikan ini pemerintah Kabupaten Boyolali sudah berusaha mencari jalan keluar

(6)

commit to user

136

dengan berbagai program yang berkaitan dengan pendidikan namun tidak efektif hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pendidikan masih sangat kurang.

c. Faktor Ekomoni, keadaanya masyarakat yang mayoritas keadaan

ekonominya menengah kebawah sehingga orang tua yang memiliki anak perempuan menganggap anak tersebut sebagai beban keluarga. Jadi untuk mengurangi beban keluarga tersebut anak akan dijodohkan atau harus menerima lamaran dari calon suaminya. Faktor ekonomi ini juga

berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan, misalnya juga

mempengaruhi tingkat pendidikan, budaya dan juga gaya hidup masyarakat. Gaya hidup masyarakat yang bisa dibilang boros karena di Desa Lencoh memiliki 3 perayaan besar yaitu metik Desa, syawalan, dan bersih desa. Dari hasil penelitian ketiga perayaan tersebut sangat mempengaruhi pengeluaran yang dilakukan masyarakat Desa Lencoh. Karena budaya gengsi yang ada dalam masyakat membuat mereka saling berlomba-lomba menyajikan hidangan yang mewah saat ada perayaan besar. Bahkan dapat dikatakan hasil kerja yang mereka dapat akan habis saat ada perayaan tersebut.

d. Keinginan orang tua, dimana masyarakat menganut sistem patriarki.. Pada

keluarga Patriarki perkawinan ditentukan oleh orang tua dengan didasarkan pada kebijaksanaan, ekonomi dan status sosial.

(7)

commit to user

137

Pernikahan usia dini yang terjadi di Desa Lencoh yang disebabkan oleh faktor-faktor diatas merupakan suatu hal yang wajar bagi masyarakat Desa lencoh. Faktor-faktor diatas selain menjadi penyebab pernikahan dini namun juga berpengaruh pada pola asuh yang dilakukan para pasangan usia dini. Karena umur mereka yang sangat muda sehingga pasangan tersebut belum siap secara psikologi dalam mengasuh anak sehingga para pasangan muda ini masih sangat tergantung dengan orang tua. Selain itu karena umur mereka yang masih sangat muda sehingga tingkat pendidikannya pun juga rendah hal ini berkaitan dengan pengetahuan tentang pengasuhan anak yang dimiliki pasangan usia dini tersebut dan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan anak dan pemberian makanan bergizi untuk anak. dengan keterbatasan pengetahuan maka pasangan usia dini tersebut sangat membutuhkan bimbingan pengasuhan terutama dari orang tua atau keluarga, selanjutnya pengetahuan tambahan dari para tetangga, kader Posyandu dan dukun bayi. Pengetahuan yang sangat dibutuhkan adalah saat awal-awal setelah melahirkan yaitu berkaitan dengan perawatan bayi misalnya memandikan bayi, memakaikan pakaian, dan pemberian ASI dan makanan untuk bayi. Dari hasil penelitian yang didapat yang berkaitan dengan pengasuhan adalah para pasangan pernikahan usia dini ini sangat membutuhkan bantuan dari orang tua untuk mengasuh anak-anak mereka terutama saat para pasangan usia dini ini pergi ke ladang untuk bekerja. Untuk mengatur anak agar disiplin para pasangan pernikahan usia dini membuat

(8)

commit to user

138

peraturan untuk anak-anak mereka baik yang masih usia balita maupun yang sudah sekolah. Untuk yang sudah sekolah antara SD, SMP, dan SMP anak akan diajari berbagai pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci piring, mencuci baju, membersihkan rumah, mengambil air, dan memasak. Menurut para pasangan pernikahan usia dini mengajarkan berbagai pekerjaan rumah tersebut agar anak bisa belajar mandiri dan disiplin, selain itu juga agar anak bisa membantu orang tua karena orang tua sudah sibuk dengan pekerjaan ladang. Dari berbagai pola asuh yang ada kebanyakan pasangan pernikahan usia dini tersebut menggunakan pola asuh permisif hal itu bisa dilihat karena orang tua memberikan peraturan kepada anak, tetapi juga memberikan kebebasan untuk anak untuk melakukan suatu hal. Orang tua hanya memberi bimbingan atau pengarahan sekali setelah itu akan dilepaskan karena hal itu sudah menjadi suatu kebiasaan yang akan dilakukan anak.

Pernikahan usia dini akan selalu terjadi di Desa Lencoh akan terus terjadi jika masyarakat sulit untuk mengubah pandangan mereka tentang perjodohan dan kebuayaan lain. Dan jika masyarakat belum sadar akan pentingnya pendidikan bagi mereka maka juga akan sulit mengubah pandangan mereka. Selain itu dengan pendidihan yang baik maka akan membentuk masyarakat yang cerdas dan lebih mudah menerima perubahan yang ada. Selain itu hal tersebut juga akan mempengaruhi pola asuh yang akan diterapkan masyarakat sehingga anak-anak mereka akan menjadi penerus bangsa yang lebih membanggakan,

(9)

commit to user

139 2. Implikasi Teoritis

Implikasi teori didasarkan pada teori yang digunakan dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori tindakan sosial dari Max Weber. Dalam teori tindakannya, tujuan Weber tak lain adalah memfokuskan perhatiannya pada individu, pola, dan regularitas tindakan dan bukan pada kolektivitas. Weber menggunakan tipe idealnya untuk menjelaskan makna tindakan dengan cara mengidentifikasi empat tipe tindakan dasar, yaitu:

5.

harapan terhadap perilaku obyek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain,

harapan-mencapai tujuan tujuan lewat upaya dan perhitungan yang rasional. 6.

keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku- perilaku etis, estetis, religius atau bentuk perilaku lain yang terlepas dari prospek keberhasilannya.

7. Yang ketiga adalah tindaka afektual ( yang hanya sedikit diperhatikan

Weber) ditentukan oleh kondisi emosi aktor,

8. Dan yang keempat adalah tindakan tradisional ( yang lebih mendapat

tempat dalam karya Weber) ditentukan oleh cara bertindak aktor yang biasa dan telah lazim dilakukan.

Dalam penelitian ini dapat dianalisis dengan menggunakan teori tindakan sosial yang sudah terbagi menjadi 4 jenis yang telah disebutka diatas,

(10)

commit to user

140

keempat tindakan dasar tersebut sangat berkaitan jika menganalisis tentang fakrot pernikahan usia dini dan pola asuh yang diterapkan para pasangan pernikahan usia dini dalam mengasuh anak-anak mereka.

Hal ini dapat dilihat karena adanya faktor-faktor pernikahan dini yang sudah terbentuk sejak dulu sehingga masyarakat Desa Lencoh sulit untuk mengubah hal tersebut. Dengan adanya faktor-faktor tersebut adalah suatu sarana atau syarat untuk mencapai tujuan yang diinginkan orang tua yaitu menikahkan anaknya. Pencapaian tujuan yang dilakukan atau tindakan rasional yang dilakukan para orang tua di Desa Lencoh karena adanya faktor-faktor atau sarana yang telah disebutkan tadi adalah dengan cara menikahkan anak-anak mereka meskipun usia mereka asih sangat muda. Dengan umur yang masih muda sehingga para pasangan muda tersebut masih memiliki emosi yang masih labil dan pengetahuan tentang pengasuhan anak masih sangat kurang ( tindakan afektif). Dengan demikian para pasangan pernikahan usia dini tersebut sangat membutuhkan bantuan dan pengetahuan pengasuhan anak dari orang tua, tetangga, kader Posyandu dan dukun bayi sebagai wujud tidanakan nilai. Tindakan nilai ini berkaitan dengan pengetahuan pengasuhan yang diberikan pada pasangan pernikahan usia dini saat mengasuh anak. selanjutnya dengan kebiasaan yang aada dan tindakan yang dilakukan secara berulang dalam pengasuhan anak yang biasanya dalam bentuk peraturan merupakan salah satu tindakan tradisional yang dilakukan para pasangan

(11)

commit to user

141

pernikahan usia dini dalam mengasuh anak mereka agar menjadi anak yang sesuai keinginan mereka.

Pola asuh yang diterapkan oleh pasangan pernikahan usia dini tersebut yaitu :

a. Pola asuh permisif : Dikatakan permisif karena walaupun orang tua

memberikan peraturan kepada anak namun tidak ada kontrol dari pasangan tersebut untuk peraturan yang telah pasangan tersebut buat. Hal ini terjadi karena pandangan masyarakat yang hanya berfikir tentang pekerjaan pertanian saja dan kurang memperhatikan kegiatan anak sehari-hari.

b. Pola asuh demokratis : dapat dilihat para pasangan pernikahan usia dini

selalu memberikan kebebasan pada anak untuk memilih sekolah maupun memberi kebebasan pada anak untuk melakukan suatu hal yang yang anak-anak mereka sukai. Para pasangan tersebut hanya mendukung kegiatan yang anak-anak mereka lakukan asalkan kegiatan tersebut positif dan tidak aneh-aneh.

c. Pola asuh otoriter : dapat dilihat dalam pola asuh yang diterapkan

masyarakat Desa Lencoh dengan melihat banyaknya pernikahan usia dini disana sangat banyak. Karena pernikahan usia dini tersebut kebanyakan terjadi karena keinginan orang tua . hal ini terjadi karena budaya patriarki yang masyarakat anut sehingga kekuasaan tertinggi dipegang oleh orang tua dan anak dianggap golongan rendah yang harus mengikuti apa saja yang telah tetapkan orang tua untuk anak. Salah satunya menentukan

(12)

commit to user

142

pasangan untuk anak-anak mereka. Dengan demikian pernikahan usia dini yang terjadi di Desa Lencoh akan sulit dihilangkan dan akan terus terjadi.

Dari hasil penelitian pola asuh yang diterapkan para pasangan pernikahan usia dini ini mayoritas menggunakan pola asuh permisif dan demokratis, ada pula yang menggunakan gabungan pola asuh permisif dan demokratis. Dan juga pola asuh otoriter yang diterapkan kebanyakan masyakat Lencoh dalam hal menentukan pernikahan anak-anak mereka. Sehingga pernikahan usia dini di Desa Lencoh suli untuk dihilangkan karena pernikahan tersebut atas keinginan orang tua bukan keinginan anak.

3. Implikasi Metodologis

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan jenis fenimenologi. Adapun studi fenomenologi bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam para subjek mengenai pengalaman beserta maknanya. Dalam teknik pengumpulan data primer menggunakan wawancara, dan observasi. Dalam pengumpulan data primer dengan cara observasi adalah dengan mengikuti kegiatan posyandu di Dukuh Temu Sari dan ikut kumpul dengan masyarakat saat mereka ngobrol di salah satu rumah warga dan saat wawancara peneliti mewawancarai 27 informan yang terbagi menjadi 6 golongan yaitu: Pasangan pernikahan usia dini, anak pasangan pernikahan usia dini, orang tua dari pasangan pernikahan usia dini, tetangga, kader Posyandu dan Dukun bayi. Sementara itu dalam mengumpulkan data

(13)

commit to user

143

sekunder dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi dari Kelurahan dan

KAU Kecamatan Selo. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling dimana sampel yang diambil adalah sampel yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian.

Pedoman wawancara yang dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan penulis dalam mengorek informasi dari informan yang berkaitan dengan faktor-faktor pernikahan usia dini dan pola asuh yang diterapkan pasangan pernikahan usia dini dalam mengasuh anak mereka. Penggunaan teknik wawancara tersebut cukup membantu penulis dalam mengorek informasi selain itu juga membantu membuat suasana cukup mencair dan tidak kaku sehingga informan nyaman dalam menceritakan informasi yang dibutuhkan penulis.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif. Diawali dengan proses pengumpulan data primer ( Wawancara dan observasi) dan data sekunder ( dokumentasi). Kemudia direduksi data untuk memilah-milah data yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Selanjutnya dibantu dengan tabel dan matrik yang menyajikan data-data yang sesuai dan menarik kesimpulan sebagai tahap akir. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi dapat dilakukan atas dasar sumber data , teknik pengambilan data, waktu dan teori.

(14)

commit to user

144

C. Saran

1. Bagi Pemerintah Daerah

Mengingat faktor pernikahan usia dini yang terjadi di Desa Lencoh disebabkan oleh faktor budaya, pendidikan dan ekonomi. Dan pernikahan usia dini ini bisa berakibat ke hal yang negative misalnya pada proses pengasuhan anak yang kurang baik sehingga akan menjadi generasi muda yang kurang berkualitas. Hendaknya pemerintah daerah melakukan kerja sama dengan masayarakat sekitar untuk menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat akan pendidikan yang lebih baik. Karena faktor pendidikan ini akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial budaya masyarakat Desa Lencoh. Dengan kesadaran masyarakat tersebut sehingga mampu menekan pernikahan dini yang terjadi di Desa Lencoh.

2. Bagi Pasangan Pernikahan Usia Dini

Dengan melihat faktor pernikahan usia dini dan pola asuh yang diterapkan oleh pasangan pernikahan usia dini dalam mengasuh anak mereka masih kurang efektif karena saat mengasuh anak mereka pasangan tersebut belum bisa menghendel sendiri sehingga anak kurang dekat dengan orang tua sehingga anak cenderung lebih pendiam. Selain itu kesadaran akan pendidikan para pasangan pernikahan usia dini tersebut sangat diperlukan karena jika anak dari pasangan pernikahan usia dini tersebut dapat menempuh pendidikan yang lebih baik maka akan menjadi generasi muda yang lebih bermanfaat

(15)

commit to user

145

selain itu juga menjadi salah satu alternative untuk mengurangi terjadinya pernikahan usia dini di Desa Lencoh.

3. Bagi Orang tua

Saran bagi orang tua agar pernikahan usia dini yang terjadi di Kelurahan Lencoh berkurang adalah dengan meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anak. Mengingat pernikahan usia dini yang terjadi di Kelurahan Lencoh juga dipengaruhi oleh keinginan orang tua yang ingin menyambung atau lebih merekatkan tali persudaraan, selain itu juga budaya yang masih kental yang masih dianutatau dipercayai oleh para orang tua. Selain itu hendaklah orang tua ikut perperan aktif dalam program pemerintah untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak di Kelurahan Lencoh yang putus sekolah maupun anak yang ingin melanjutkan sekolah namun tidak mempunyai biaya. Karena dengan meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat maka secara otomatis juga akan mampu menekan terjadinya pernikahan usia dini. Selain itu juga peran orang tua sangatlah penting dalam pemberian pengetahuan tentang pola asuh anak pada pasangan pernikahan usia dini. Karena tanpa bantuan orang tua dalam mengasuh anak mereka dengan kondisi pasangan pernikahan usia dini yang masih labil sehingga pasangan tersebut masih sangat bergantung pada orang tua atau pun kerabat. Sehingga diharapkan orang tua dari pasangan pernikahan usia dini ini memberikan pengetahuan yang sesuai dengan anjuran kesehatan dan mampu

(16)

commit to user

146

memberikan pembelajaran mana yang baik dan mana yang buruk kepada para pasangan pernikahan usia dini ini dalam mengasuh anak-anak mereka.

4. Bagi Posyandu

Kasus pernikahan usia dini yang terjadi di Kelurahan Lencoh merupakan suatu hal yang dianggap biasa oleh masyarakat. Bahkan hal tersebut merupakan suatu hal yang wajar karena budaya masyarakat yang sangat mendukung terjadinya pernikahan usia dini. Namun dilain pihak hal tersebut menjadi suatu masalah yang sulit untuk diselesaikan karena sudah menjadi suatu kebiasaan yang wajar dilakukan. Selain itu juga pernikahan yang dilakukan oleh anak yang usianya mereka masih terbilang muda mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang pengasuhan anak. Pengasuhan anak sangatlah penting karena kesiapan orang tua dalam mengasuh anak akan mempengaruhi kualitas anak tersebut dikehidupan sosial selanjutnya. Mengingat banyaknya pernikahan usia dini yang terjadi di Kelurahan Lencoh khususnya di Dukuh Temu Sari hendaklah Kader-kader Posyandu memberikan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak yang mungkin belum terlalu diperhatikan oleh para pasangan pernikahan usia dini ( Misalnya Pemberian makanan yang bergizi, kebersihan makanan, dan mengenai penanganan awal saat anak sakit). Selanjutnya untuk lebih mengetahui tentang

pengetahuan pengasuhan anak hendaklah Kader Posyandu lebih

(17)

commit to user

147 5. Bagi Peneliti

Penelitian ini hanya mendeskripsikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia dini Di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dan pola asuh yang seperti apa yang diterapkan para pasangan pernikahan usia dini dalam mengasuh anak-anak mereka sehingga menjadi anak yang membanggakan dan sesuai dengan keinginan para pasangan pernikahan usia dini tersebut. Oleh Karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara lebih mendalam menggunakan variabel lain yang berbeda dengan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam

Cross pernah menyimpulkan bahwa Yahweh pada mulanya nama Kultik dari El dengan melihat model susunan Panteon Kanaan dan Israel yang menempatkan Yahweh dan El terlibat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam bentuk tidak tutur ilokusi dalam novelSurga yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia terdapat 5

kekuasaannya, mereka masih tetap berkewajiban untuk memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut. Dalam ketentuan pasal tersebut batasan kewajiban dan tanggung jawab

Sistem ini berfungsi sebagai bahan evaluasi dalam menentukan kebijakan berdasarkan kebutuhan masing-masing wilayah per kecamatan atau per kelurahan meliputi Informasi penyebaran

Siswa menulis karangan pendek de- ngan tema yang tidak ditentukan (bebas sesuai keinginan siswa) minimal satu halaman kertas folio dengan memperhatikan penggunaan bahasa dalam

pada masa Pemerintahan Barack Obama karena adanya kepentingan menaikkan citra akibat kebijakan pemerintahan sebelumnya (Pemerintahan Presiden Bush) dalam menangani terorisme