• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP )"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

A4 (21 X29,7 cm)

MODUL PKN 2017/2018

Kelas XII Semester 1

Oleh :

Ni Nengah Sekarini S.Pd ... NIP. : 19720925 199802 2 008

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

( KTSP )

(2)

2

BAHAN AJAR

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sukasada Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : XII / 1

Pertemuan ke : ke satu dan ke dua

Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran ( 4 X 45 Menit )

Standar Kompetensi : 1. Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan Pancasla sebagai ideologi terbuka

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

Pertemuan I

- Menyebutkan lembaga yang paling berjasa menetapkan Pancasila sebagai dasar negara

- Mengidentifiikasi sumber naskah Pancasila sebagai dasar negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 45

- Menguraikan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara

Pertemuan II

- Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka

- Menidentifikasi 3 ciri ideologi terbuka yang dikemukakan oleh Frans Magnis Suseno

- Menyebutkan 3 urgensi keterbukaan yang harus dipahami dan didalami dalam penerapan Pancasila sebagai ideologi terbuka

EKSPLORASI

MATERI PEMBELAJARAN :

Hubungan internasional Pertemuan I

1. Sejarah Singkat Pancasila

Pembentukan Rancangan Dasar Negara yang selanjutnya kita kenal dengan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dimulai sejak Jepang masih menjajah Indonesia.

Penjajahan Jepang yang berlangsung dari tahun 1942 – 1945, berawal dari pecahnya Perang Pasifik pada tanggal 7 Desember 1941 yaitu dengan di bomnya Pearl Harbour sebagai pangkalan militer Sekutu di Philipina oleh Jepang. Dalam waktu singkat Balatentara Jepang berhasil menduduki negara-negara jajahan Sekutu, seperti jajahan Amerika di Philipina, Inggris di Singapura, Malaysia dan Brunai Darusalam dan jajahan Belanda di Indonesia.

Jepang masuk dan menduduki Indonesia pada tanggal 9 Maret 1942, begitu mudahnya Jepang mengalahkan Belanda dari Indonesia, karena Jepang membawa semboyan 3 A (Jepang cahaya Asia, Jepang pemimpin atau saudara tua Asia dan Jepang pelindung Asia), dengan semboyan ini Jepang berpropaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantunya, karena Jepang datang ke Indonesia untuk membebaskan bangsa dan tanah air Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Untuk meyakinkan propaganda Jepang maka diberikanlah kebebasan mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tipu muslihat Jepang berhasil menarik simpati bangsa Indonesia, namun janji tinggal janji untuk memberi kebebasan bangsa Indonesia merdeka, ternyata penjajahan Jepang jauh lebih kejam dari penjajahan sebelumnya, sehingga menimbulkan antipati seluruh rakyat Indonesia yang selanjutnya berbalik melawan Jepang. Jepang menghadapi perlawanan dari dua arah, baik dari daerah jajahan (Indonesia) maupun oleh Sekutu, sehingga Jepang terdesak dan terus mengalami kekalahan, sebagai upaya untuk menarik simpati bangsa Indonesia, Jepang mengumumkan janji Indonesia merdeka di kelak kemudiaan hari, sebagai tindak lanjut dari janjinya itu maka pada tanggal 1 Maret 1945 akan dibentuk sebuah badan yang bernama “ Badan Penyelidik

Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia “ (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepangnya bernama

Dokuritsu Zyuunbi Tioosakai.

(3)

3

BPUPKI bersidang sebanyak dua kali yaitu sidang pertama dari tanggal 29 Mei – 1 juni 1945 Menghasilkan rumusan rancangan dasar negara Pancasila dan sidang ke dua tanggal 10 – 16 Juli 1945 menghasilkan rumusan rancangan UUD

Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyuunbi Iinkai) dengan ketua Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moch. Hatta. Badan yang mula-mula sebagai bentukan Jepang setelah Proklamasi Kemedekaan 17 Agustus 1945 disempurnakan lagi keanggotaannya dari 21 orang menjadi 29 orang termasuk ketua dan wakil ketua dengan menambah beberapa anggota baru. Selanjutnya badan ini memiliki sifat nasional sebagai badan nasional Indonesia

Dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menetapkan : Pancasila sebagai dasar negara, UUD negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs. Moch Hatta sebagai Wakil Presiden RI

2. Fungsi Pokok Pancasila

Fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dipertegas dalam Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968 pada tanggal 13 April 1968, yang menyebutkan antara lain Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila yang termampu dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam hal fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara maka Pancasila mampu mengatur pemerintahan negara atau penyelenggara negara

Pertemuan II

Ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita; sedangkan logos berarti ilmu. Jadi ideologi secara harfiah berarti ilmu tantang gagasan atau cita-cita.

Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai sehingga cita-cita itu merupakan dasar, pandangan/paham. Hubungan manusianya dengan cita-citanya dinyatakan sebagai ideologi. Dengan demikian, ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita dari manusia.

Pengertian ideologi mampu disimpulkan sebagai berikut :

1. ideologi merupakan seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik

2. ideologi merupakan seperangkat gagasan yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang atau suatu bangsa

3. ideologi merupakan seperangkat gagasan atau keyakinan yang mampu menjadi pegangan dalam kehidupan manusia

Frans Magnis Suseno menyatakan ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang mampu dibedakan menjadi 2 yaitu 1. ideologi tertutup dan 2. ideologi terbuka.

1. ideologi tertutup mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi merupakan cita-cita sekelompok orang untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat atau bangsa. Jadi bukan berasal dari masyarakat atau bangsa, namun berasal dari sekelompok orang yang punya kepentingan

b. adanya sifat pemaksaan terhadap penerapan ideologi tersebut

c. isinya bukan hanya nilai-nilai atau cita-cita tertentu melainkan terdiri atas tuntutan-tuntutan yang nyata, operasional dan diajukan dengan mutlak

2. ideologi terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. nilai-nilai dan cita-citanya tidak mampu dipaksakan dari luar, tetapi digali dari moral budaya masyarakatnya sendiri

b. ideologinya bukan berasal dari sekelompok orang melainkan berasal dari musyawarah dan konsensus dari masyarakat atau bangsanya sendiri

c. nilai-nilai ideologi bersifat garis besar dan tidak langsung operasional

Pancasila sebagai ideologi terbuka, maksudnya bahwa setiap warga negara Indonesia menmampu kesempatan yang sama untuk memikirkan, bagaimana penerapan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan berhak mengembangkannya terus menerus melalui kesepakatan nasional

Beberapa urgensi keterbukaan yang harus dipahami dan didalami dalam penerapan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah : Nilai dasar Pancasila yang abadi, Nilai Instrumental yang berkembang dinamis, Penyelenggara negara sebagai Pengemban nilai.

(4)

4

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! :

1. Berdasarkan sejarah singkat perumusan Pancasila, lembaga manakah yang paling berjasa menetapkan Pancasila sebagai dasar negara ?

jawab:……….……… ……… ………

2. Identifikasilah sumber naskah Pancasila sebagai dasar negara yang termampu dalam Pembukaan UUD 1945 ?

jawab:……….……… ……… ………

3. Bagaimanakah fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara ?

jawab:……….……… ……… ………

TUGAS MANDIRI BERSTRUKTUR II :

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! :

1. Deskripsikanlah Pancasila sebagai ideologi terbuka ?

jawab:……….……… ……… ………

2. Identifikasilah 3 ciri ideologi terbuka yang dikemukakan oleh Frans Magnis Suseno !

jawab:……….……… ……… ………

3. Sebutkanlah 3 urgensi keterbukaan yang harus dipahami dan didalami dalam penerapan Pancasila sebagai ideologi terbuka !

(5)

5

BAHAN AJAR

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sukasada Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : XII / 1

Pertemuan ke : ke tiga dan ke empat

Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran ( 4 X 45 Menit )

Standar Kompetensi : 1. Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka Kompetensi Dasar : 1.2 Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

Pertemuan I

- Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai

- Mengklasifikasikan 3 nilai yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro, SH

- Menyebutkan 3 nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dari Pancasila

Pertemuan II

- Mendeskripsikan pancasila sebagai paradigma

- Menyebutkan 5 aspek kehidupan yang mampu diharapkan dari suasana pembangunan setelah reformasi - Mengklasifikasikan tentang visi Indonesia masa depan sesuai dengan Tap. MPR No.

VII/MPR/2001 sebagai pengamalan Pancasila sebagai paradigma pembangunan

EKSPLORASI

MATERI PEMBELAJARAN :

B. Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan Pertemuan I

1. Pancasila sebagai sumber nilai

Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna, benar (nilai kebenaran), indah (nilai keindahan atau aestetika), baik (nilai moral atau etika) dan religius (nilai agama).

Pancasila sebagai sumber nilai karena memiliki : 1. nilai kebenaran, 2. nilai keindahan atau aestetika, 3. nilai moral atau etika, 4. nilai religius, 5. nilai material

Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro, SH. Membagi nilai menjadi tiga yaitu nilai vital, material dan kerohanian.

Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mampu mengadakan kegiatan atau aktivitas, alat yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas. Seperti sabit untuk memotong rumput, kuali untuk menggoreng, sapu untuk membersihkan lantai

Nilai Material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia, termasuk makan dan minum

Nilai Kerohaniaan yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, agama sebagai sumbernya. Seperti sembahyang atau ibadah

(6)

6

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung nilai religius antara lain :

1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifatnya Yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain-lain sifatnya yang suci

2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

3. Nilai sila I meliputi dan menjiwai sila II, III, IV dan V

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai kemanusiaan, antara lain : 1. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia

2. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia

3. Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan

4. Sila II diliputi dan dijiwai oleh sila I, serta menjiwai dan meliputi sila III, IV dan V

Sila Persatuan Indonesia, terkandung nilai persatuan bangsa, antara lain :

1. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia

2. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia

3. Pengakuan terhadap ke “ Bhinneka Tunggal Ika “ an suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda tetapi satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa

4. Nilai sila III dijiwai dan diliputi oleh sila I, dan II serta menjiwai dan meliputi sila IV dan V

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, terkandung nilai kerakyatan, antara lain :

1. Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat

2. Pemimpin kerakyatan adalah hikmah kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat

3. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama

4. Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat 5. Nilai sila ke IV diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan meliputi dan menjiwai sila V

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial, antara lain :

1. Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia

2. Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM

3. Cita-cita masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual, yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia 4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain

5. Cinta akan kemajuan dan pembangunan

6. Nilai sila ke V diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan IV

Pertemuan II

2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan

Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok ukur segenap aspek kehidupan dalam pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Hal ini sesuai dengan kenyataan obyektif bahwa Pancasila adalah dasar negara, maka tidak berlebihan bila Pancasila menjadi landasan atau tolok ukur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk di dalamnya pelaksanaan pembangunan nasional. Sehingga Pancasila dijadikan paradigma dalam pembangunan nasional

Harapan setelah reformasi disegala aspek kehidupan akan mampu menciptakan suasana pembangunan yang mampu meningkatkan :

1 Kualitas manusia Indonesia yang maju 2. Kualitas masyarakat yang maju

3. Suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin

4. Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila

(7)

7

Pengamalan Pancasila sebagai paradigma pembangunan telah ditegaskan dalam Ketetapan MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari tiga visi, yaitu Visi Ideal, Visi Antara, dan Visi Tahunan.

1. Visi Ideal merupakan cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia II dan IV

2. Visi Antara merupakan visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai tahun 2020

3. Visi Lima tahunan sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (sekarang GBHN ditiadakan, diganti dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2004 – 2009)

Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi indonesia 2020 adalah terwujudnya masyarakat indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, mandiri, dan baik serta bersih dalam penyelenggaraan negara.

TUGAS MANDIRI BERSTRUKTUR I :

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! :

1. Apa sebabnya Pancasila dikatakan sebagai sumber nilai ?

jawab:……….……… ……… ………

2. Klasifikasikanlah nilai yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro, SH.

jawab:……….……… ……… ………

3. Sebutkanlah 3 nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dari Pancasila !

jawab:……….………

……… ………

TUGAS MANDIRI BERSTRUKTUR II :

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! :

1. Deskripsikanlah pancasila sebagai paradigma ?

jawab:……….……… ……… ………

2. Sebutkanlah 5 aspek kehidupan yang mampu diharapkan dari suasana pembangunan setelah reformasi !

jawab:……….……… ……… ………

3. Klasifikasikanlah tentang visi Indonesia masa depan sesuai dengan Tap. MPR No. VII/MPR/2001 sebagai pengamalan Pancasila sebagai paradigma pembangunan !

(8)

8

BAHAN AJAR

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sukasada Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : XII / 1

Pertemuan ke : ke lima

Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2 X 45 Menit )

Standar Kompetensi : 1. Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka Kompetensi Dasar : 1.3 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

Pertemuan I

- Membedakan Pancasila secara teoritik dan praktis dalam kehidupan sehari-hari - Menjelaskan faktor yang menyebabkan kita menolak ideologi tertutup dari Pancasila

- Membedakan pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara obyektif dan subyektif

- Menemukan contoh perilaku pengamalan Pancasia sebagai ideologi terbuka

EKSPLORASI

MATERI PEMBELAJARAN :

Pertemuan I

C. Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka

Sebagai ideologi, Pancasila bukan hanya sekedar untuk dipahami melainkan juga untuk dihayati dalam batiniah dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya bersifat teoritik melainkan juga merupakan faktor praktis.

Bangsa Indonesia saat ini telah memantapkan dan memiliki tekad yang bulat terhadap Pancasila dan UUD 1945. dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004 – 2009 telah dinyatakan adanya strategi pembangunan nasional Indonesia, sebagai berikut :

1. Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila, UUD 1945 (terutama Pembukaan UUD 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika

2. Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan UUD 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh

Strategi ini juga dimaksudkan untuk membangun demokrasi yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945, dimana demokrasi yang mengandung elemen tanggung jawab (kewajiban) disamping hak. Penekanan yang berlebihan pada hak akan membentuk masyarakat individualistis, tak teratur dan penuh dengan konflik. Sebaliknya, penekanan yang berlebihan pada kewajiban atau tanggung jawab mampu menciptakan masyarakat yang kerdil, tertekan, tidak kreatif, dan pada akhirnya melahirkan perlawanan dan pemberontakan.

Kita sepakat Pancasila merupakan ideologi bangsa yang sifatnya terbuka sehingga senantiasa akan selalu relevan dengan perkembangan jaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kita tidak akan pernah menjadikan Pancasila sebagai ideologi tertutup sebab ketertutupan sebuah ideologi hanya akan dijadikan sebagai sarana untuk menekan dan menindas warga negara oleh yang berkuasa. Ideologi tertutup juga tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, hal ini sudah banyak dibuktikan oleh negara penganut ideologi tertutup seperti ideologi komunis selain ada yang bangkrut atau bubar (Uni Sovyet) banyak pula yang negaranya terpuruk keadaan ekonominya yang digilas oleh globalisasi ekonomi, karena tidak adanya perdagangan bebas.

Sebagai warga negara hendaknya menjadikan Pancasila sebagai pegangan hidup kita dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari

Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mampu dilakukan dengan cara obyektif dan subyektif.

1. Pengamalan Pancasila secara obyektif

Pengamalan Pancasila secara obyektif mampu berwujud segala bentuk peraturan perundang-undangan secara hirarkhis dari UUD 1945, Tap MPR, UU / Perpu, PP, Kep.Pres, Perda, sampai ketingkat paling bawah yang ada dilingkungan kita di sekolah berupa tata tertib sekolah sebagai norma hukum yang berlandaskan Pancasila, tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai dasar Pancasila. Adanya pengamalan obyektif ini merupakan konsekuensi dari perwujudan nilai-nilai-nilai-nilai dasar dari Pancasila sebagai norma hukum.

2. Pengamalan Pancasila secara subyektif

(9)

9

norma etik bernegara. Contoh nyata pengamalan Pancasila secara subyektif ini, ketaatan pada kode etik profesinya. Dokter pada kode etik kedokterannya.

TUGAS MANDIRI BERSTRUKTUR I :

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! :

1. Bagaimanakah cara membedakan Pancasila secara teoritik dan praktis dalam kehidupan sehari-hari ?

jawab:……….……… ………

2. Jelaskanlah faktor yang menyebabkan kita menolak ideologi tertutup dari Pancasila ?

jawab:……….……… ………

3. Bagaimanakah perbedaan pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara obyektif dan subyektif !

(10)

10

BAHAN AJAR

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sukasada Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : XII / 1

Pertemuan ke : Ke enam dan ke tujuh

Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran ( 4 X 45 Menit )

Standar Kompetensi : 2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

Kompetensi Dasar : 2.1 Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

Pertemuan I

- Mengidentifikasi pandangan C. F. Strong tentang hakekat pertanggungjawaban kekuasaan ekskutif - Mengklasifikasi dua sistem pemerintahan suatu negara demokrasi

- Membedakan ciri sistem pemerintahan presidensial dan parlementer ditinjau dari kedudukan presidennya Pertemuan II

- Menyebutkan negara yang dipercayai sebagai induk sistem pemerintahan Presidensial dan negara yang menmampukan pengaruh sistem pemerintahan ini

- Menyebutkan negara yang dipercayai sebagai induk sistem pemerintahan Parlementer dan negara yang menmampukan pengaruh sistem pemerintahan ini

- Membedakan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer ditinjau dari stabilitas pemerintahan

EKSPLORASI

MATERI PEMBELAJARAN :

Pertemuan I

A. Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer

Menurut C. F. Strong dalam hubungannya dengan: hakekat pertanggungjawaban kekuasaan ekskutif mengadakan pembagian atas dua hal :

1. Pertanggungjawaban badan ekskutif (Menteri-Menteri di bawah Perdana Menteri) kepada badan Legeslatif / Parlemen, dimana badan Legeslatif ini mampu menjatuhkan fihak Ekskutif apabila ekskutif menmampu mosi tidak percaya. Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan parlementer

2. Pertanggungjawaban badan Ekskutif (Menteri-Menterinya di bawah pimpinan Presiden sebagai kepala Pemerintahan) mampu dilakukan melalui suatu pengawasan dalam bentuk lain, seperti adanya pemilihan umum untuk memilih Presiden secara periodik.

Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan presidensial

Dari pembagian pertanggungjawaban ekskutif di atas maka kita mampu mengadakan pembagian negara-negara atas dasar yang menganut sistem pemerintahan parlementer dan negara-negara-negara-negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial

Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial :

Adapun ciri-ciri suatu negara yang menganut Sistem Pemerintahan Presidensial adalah sebagai berikut:

a. Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan ekskutif. Presiden sebagai kepala pemerintahan atau Perdana Menteri dan sebagai kepala negara

(11)

11

c. Presiden mempunyai hak prerogative (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan para pembantunya (menteri), baik yang memimpin departemen atau non departemen

d. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada DPR

e. Presiden (ekskutif) tidak bertanggung jawab kepada DPR (legeslatif). Oleh sebab itu antara Presiden dan DPR memiliki kedudukan yang sama, sama kuat dan tidak mampu saling menjatuhkan

Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer :

Adapunciri-ciri dari suatu negara yang menganut Sistem Pemerintahan Parlementer adalah:

a. Kekuasaan legeslatif (DPR) lebih kuat daripada kekuasaan ekskutif (pemerintah = menteri-menteri bersama-sama perdana mentri)

b Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada DPR, ini berarti kabinet harus menmampu kepercayaan (mosi) dari parlemen (DPR = legeslatif), ini berarti menganut mekanisme pertanggungjawaban menteri

c. Program-program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan politik sebagian besar anggota parlemen. Apabila kabinet melakukan penyimpangan terhadap program-program kebijaksanaan yang dibuat, maka anggota parlemen mampu menjatuhkan kabinet dengan jalan memberikan mosi tidak percaya kepada pemerintah, dan menteri yang menmampu pernyataan mosi tidak percaya dari parlemen harus menyerahkan jabatannya kepada kepala negara

d. Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pangeran, kaisar atau presiden sebagai kepala negara) hanya sebagai lambang atau simbol yang tidak mampu diganggu gugat dan tidak bertanggung jawab atas tindakan kabinet e. Termampu hubungan yang erat antara ekskutif dan legeslatif (parlemen) dan bahkan keduanya saling

mempengaruhi satu sama lain

f. Ekskutif yang dipimpin oleh Perdana Menteri dibentuk oleh parlemen dari partai politik pemenang pemilu dan menduduki kursi paling banyak di parlemen

g. Kepala negara tidak mampu dituntut pertanggungjawabannya secara konstitusional sebab kepala negara hanya simbol negara atau personifikasi dari negara. Namun dalam keadaan perselisihan antara ekskutif dan legeslatif membahayakan keselamatan negara. Kepala negara (Presiden atau Raja) mampu membubarkan parlemen dan mempercepat pemilu

h. Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan perdana menteri, ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum, sedangkan partai politik yang kalah akan bertindak sebagai oposisi

Pertemuan II

B. Induk sistem pemerintahan presidensial dan parlementer serta pengaruhnya terhadap negara lainnya di dunia

1. Induk Sistem Pemerintahan Presidensial

Amerika Serikat sebagai induk sistem pemerintahan presidensial, sebenarnya memiliki ciri pokok suatu kombinasi antara demokrasi dan kekuasaam perseorangan. Sebagai negara yang pertama-tama memiliki konstitusi negara tertulis dalam arti yang tersusun dalam sebuah dokumen resmi yang dibuat dalam suatu sidang Kongres Amerika Serikat yang dihadiri oleh wakil-wakil dari negara-negara yang hendak membentuk negara Amerika Serikat. Di pengaruhi oleh teori Trias Politika, maka kekuasaan dalam negara Amerika Serikat dilakukan oleh tiga badan yaitu badan Ekskutif yang dipegang oleh Presiden (menganut sistem pemerintahan Presidensial), badan Legesltif yang dipegang oleh Kongres yang terdiri dari Senat (setiap negara bagian mengirim dua orang Senatornya) dan Hause of Refresentaves (DPR yang dipilih melalui pemilihan umum), sedangkan badan Yudikatif (Yudisiil) dipegang oleh sebuah badan peradilan dimana puncaknya dilaksanakan oleh the Supreme Court (Mahkamah Agung).

Sistem pemerintahan Presidensial yang di Amerika Serikat ini terutama dianut dan berpengaruh terhadap negara-negara bekas jajahan Amerika Serikat seperti Philipina, dan juga negara-negara Amerika Latin, sedangkan Indonesia yang juga menganut sistem pemerintahan Presidensial tidak langsung mengcopy sistem yang dianut oleh Amerika Serikat dengan sistem pemisahan kekuasaan namun menyesuaikan dengan kepribadian bangsa yang kekeluargaan dan musyawarah mufakat dengan sistem pembagian kekuasaan

2. Induk Sistem Pemerintahan Parlementer

(12)

12

berasal dari keluarga kerajaan dan para bangsawan Inggris) yang dipilih secara turun temurun. Para pejabat seperti Raja dan Hause of Lords yang tidak dipilih secara pemilihan umum yang bebas, dalam kenyataannya tidak mempunyai kekuasaan secara riil. Pejabat-pejabat tersebut pada hakekatnya hanyalah pajangan atau simbol belaka.

Adapun ciri liberal pada pemerintahan di Inggris mampu kita lihat pada doktrin atau ajaran “

Individualistisme “ (mengagung-agungkan kebebasan individu atau pribadi seseorang). Dengan doktrin ini, maka sebagai salah satu syarat yang penting dengan adanya pembatasan para pejabat dalam melaksanakan kekuasaannya.

Pengaruh sistem ketatanegaraan atau sistem pemerintahan parlementer yang termampu di Inggris pada umumnya dianut oleh negara-negara bekas jajahan Inggris, negara bekas jajahan Inggris walaupun sudah merdeka tetap menjalin hubungan ke Kerajaan Inggris dengan membentuk negara persekemakmuran atau The British Commowealth of Nations dimana Mahkota Kerajaan Inggris sebagai payungnya, seperti Malaysia, Australia, New Seland, Papua Newgini, Singapura, Brunai Darusallam, India dan beberapa negara di kawan Benua Afrika. Sedangkan negara lain di luar jajahan Inggris yang ikut menerapkan sistem pemerintahan parlementer seperti Perancis, Belanda, Italia, Jepang, Jerman dan Indonesia pada Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950.

TUGAS MANDIRI BERSTRUKTUR I :

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! :

1. Identifikasilah pandangan C. F. Strong tentang hakekat pertanggungjawaban kekuasaan ekskutif ?

jawab:……….………

………

2. Klasifikasikanlah dua sistem pemerintahan suatu negara demokrasi?

jawab:……….……… ……… ………

3. Bedakanlah ciri sistem pemerintahan presidensial dan parlementer ditinjau dari kedudukan presidennya !

jawab:……….……… ……… ………

TUGAS MANDIRI BERSTRUKTUR II :

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! :

1. Sebutkanlah negara yang dipercayai sebagai induk sistem pemerintahan Presidensial dan negara yang menmampukan pengaruh sistem pemerintahan ini ?

jawab:……….……… ……… ………

2. Sebutkanlah negara yang dipercayai sebagai induk sistem pemerintahan Parlementer dan negara yang menmampukan pengaruh sistem pemerintahan ini ?

jawab:……….………

……… ………

3. Bedakanlah sistem pemerintahan presidensial dan parlementer ditinjau dari stabilitas pemerintahan ! jawab:……….………

(13)

13

BAHAN AJAR

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sukasada Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : XII / 1

Pertemuan ke : ke delapan dan ke sembilan Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran ( 4 X 45 Menit )

Standar Kompetensi : 2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

Kompetensi Dasar : 2.2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

Pertemuan I

- Mengidentifikasi sistem pemerintahan yang dianut dalam UUD 1945 pada awal kemerdekaan dengan menunjukkan buktinya dalam pasal-pasal UUD 1945

- Menyebutkan 7 kunci pokok sistem pemerintahan negara RI awal kemerdekaan berdasarkan penjelasan resmi UUD 1945

- Menyebutkan lembaga negara menurut UUD 1945 periode 18 Agustus 1945 Pertemuan II

- Mengidentifikasi sistem pemerintahan yang dianut oleh Konstitusi RIS 1949 dengan menunjukkan dasar hukumnya

- Menyimpulkan penerapan ajaran trias politika menurut Konstitusi RIS 1949

- Mengidentifikasi sistem pemerintahan yang dianut oleh UUDS 1950. dengan menunjukkan dasar hukumnya - Menyebutkan lembaga negara yang harus ada berdasarkan UUDS 1950

EKSPLORASI

III. MATERI PEMBELAJARAN : Pertemuan I

B. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

1. Sistem Pemerintahan di bawah UUD 1945, 18 Agustus 1945

Dalam dinamika atau perkembangan pasang surut ketatanegaraan atau sistem pemerintahan RI mampu kita lihat dari naskah resmi UUD yang pernah berlaku di Indonesia mulai dari 18 Agustus 1945 sampai sekarang.

Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem pemerintahan dari negara manapun, melainkan merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Kalau diperhatikan sistimatika dari sejak pembentukan UUD 1945 (BPUPKI) yang dijadikan dasar pembentukan sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia mampu kita ketahui dari Batang tubuh dan Penjelasan Resmi dari UUD 1945 bahwa negara Republik Indonesia menganut Sistem pemerintahan Presidensial

Pada bagian Batang Tubuh UUD 1945 kita mampu jumpai pada pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar “.

Sedangkan pada pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan

undang-undang sebagaimana mestinya “. Pada pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri -menteri negara. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri--menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

(14)

14

Adapun lembaga negara menurut UUD 1945 periode 18 Agustus 1945 adalah 1. MPR, 2. DPR, 3. Presiden dan Wk. Presiden, 4. MA, 5. BPK, 6. DPA

Pertemuan II

2. Sistem Pemerintahan Konstitusi RIS 1949

Dalam periode ini yang dijadikan sebagai pegangan adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949 (KRIS 1949). UUD ini terdiri dari Mukadimah, 197 pasal dan 1 lampiran. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Republik Indonesia yang Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk federal.

Kekuasaan kedaulatan di dalam Negara Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh Pemerintah bersama-sama dengan Dewan perwakilan Rakyat dan Senat sesuai dengan pasal 1 ayat 2 Konstitusi RIS 1949, Badan pemegang kedaulatan ini juga merupakan badan pembentuk undang-undang yang menyangkut hal-hal yang khusus mengenai satu, beberapa atau semua negara bagian atau bagiannya. Mengatur pula hubungan khusus antara negara RIS dengan daerah-daerah yang tersebut dalam pasal 2 dan pasal 127 a. Pembuatan undang-undang tanpa Senat tetapi hanya dilakukan oleh pemerintah dan DPR merupakan produk undang-undang-undang-undang yang tidak mengatur masalah hubungan negara RIS dengan negara bagian

Ternyata yang dimaksudkan dengan Pemerintah dalam Konstitusi RIS 1949 berdasarkan pasal 68 ayat 2 :

“ Presiden dengan seorang atau beberapa atau semua menteri menurut tanggung jawab khusus atau tanggung

jawab umum .

Sistem pemerintahannya adalah Parlementer berdasarkan pasal 118 ayat 2 menyebutkan sebagai berikut

“ Presiden tidak mampu diganggu gugat. Tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah berada ditangan menteri,

tetapi apabila kebijakan menteri/para menteri ternyata tidak mampu dibenarkan oleh DPR, maka menteri/menteri-menteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR mampu membubarkan menteri/menteri-menteri-menteri/menteri-menteri (kabinet) tersebut dengan alasan mosi tidak percaya.

Menurut ketentuan pasal-pasal yang tercantum dalam Konstitusi RIS 1949, sistem pemerintahan yang dianutnya sistem pemerinhtahan parlementer. Pada sistem ini, kabinet bertanggung jawab kepada parlemen (DPR), dan apabila pertanggung jawabannya itu tidak diterima oleh parlemen atau DPR, maka kabinet secara perseorangan atau secara bersama-sama harus mengundurkan diri atau membubarkan diri, jadi kedudukan kabinet sangat tergantung pada parlemen (DPR).

3. Sistem Pemerintahan di Bawah UUDS 1950

Negara Kesatuan menjadi pilihan pada masa berlakunya UUD Sementara 1950, hal tersebut ditegaskan dalam pasal 1 ayat 1 UUDS 1950 yang berbunyi “ Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu

negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan “.

Bentuk negara kesatuan merupakan kehendak rakyat Indonesia, hal ini dikemukakan dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1950, sedangkan pada Mukadimah UUDS 1950 menyebutkan “ Maka demi ini kami

menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik kesatuan ... “

Pada pasal 45 UUDS 1950 disebutkan “ Presiden ialah Kepala Negara “. Sedangkan UUDS 1950

menganut sistem pemerintahan parlementer mampu kita temukan dalam pasal 83 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan :

1. Presiden dan Wakil Presiden tidak mampu diganggu gugat

2. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk keseluruhannya, maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri

(15)

15

Pendalaman Materi

Pilihlah satu jawaban yang benar dari pertanyaan berikut ini.

1. Sistem pemerintahan presidensial menurut ajaran trias politika dari Montesqueau dengan penerapan .... A. sesuai dengan aslinya

B. secara campuran A. secara murni B. secara utuh E. secara tidak murni

2. Sistem pemerintahan Negara RI menurut UUD 1945 merupakan ciri khas dari ....

A. sistem pemerintahan Amerika Serikat B. sistem pemerintahan Inggris

C. sistem pemerintahan kepribadian bangsa sendiri D. sistem pemerintahan Belanda (bekas jajahan

Belanda)

E. sistem pemerintahan Perancis 3. 1. pasal 4 ayat 1 UUD 1945

2. pasal 5 ayat 2 UUD 1945 3. pasal 6 ayat 1 UUD 1945 1. pasal 17 ayat 1 UUD 1945 2. pasal 17 ayat 2 UUD 1945

Pasal-pasal UUD 1945 yang menjadi landasan hukum sistem pemerintahan presidensial adalah ....

A. 1, 2, 3, 4 B. 2, 3, 4, 5 C. 1, 3, 4, 5 D. 2, 3, 4, 5 E. 1, 2, 4, 5

4. Pernyataan di bawah yang mencerminkan Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial berdasarkan UUD 1945, kecuali ....

A. Presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden B. Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan

menurut UUD

C. Presiden menetapkan Peraturan Pemerintahan untuk menjalankan UU

D. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara E. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden

5. 1. Indonesia berdasarkan atas hukum 2. Sistem konstitusional

3. Presiden penyelenggara pemerintahan tertinggi 1. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR 2. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas 3. Menteri negara pembantu Presiden

Yang mencerminkan sistem pemerintahan presidensial dari sebagian tujuh kunci pokok sistem pemerintahan menurut UUD 1945 di atas adalah .... A. 1, 2, 3

B. 2, 3, 4 C. 1, 3, 4 D. 3, 4, 6 E. 1, 2, 5

6. Konstitusi RIS 1949 menganut sistem pemerintahan .. A. pertanggungjawaban menteri kepada parlemen B. pertanggungjawaban presiden

C. pertanggungjawaban parlemen D. pertanggungjawaban rakyat E. pertanggunjawaban senat

7. Kekuasaan legeslatif menurut Konstitusi RIS 1949 yang melibatkan negara bagian dipegang oleh .... A. DPR dan Presiden

B. DPR C. Senat

D. DPR dan Senat

E. Pemerintah, Senat dan DPR

8. Kekuasaan ekskutif menurut Konstitusi RIS 1949 dipegang oleh ....

A. Perdana Menteri dan Presiden B. Perdana Menteri dan anggota Kabinet C. Senat

D. DPR dan Senat

E. Pemerintah, Senat dan DPR

9. Kekuasaan legeslatif menurut Konstitusi RIS 1949 yang tidak melibatkan negara bagian dipegang oleh ... A. DPR dan Pemerintah

B. DPR C. Senat

D. DPR dan Senat

E. Pemerintah, Senat dan DPR

(16)

16

BAHAN AJAR

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sukasada Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : XII / 1

Pertemuan ke : ke sepuluh dan ke sebelas Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran ( 4 X 45 Menit )

Standar Kompetensi : 2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

Kompetensi Dasar : 2.2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

Pertemuan I

- Membandingkan sistem pemerintahan di bawah UUD 1945 pada masa orla, orba dan reformasi setelah diamandemen secara demokratis

- Menganalisis kemajuan yang diperoleh pada masa orde reformasi dalam bidang politik khusus pada jabatan presiden setelah adanya amandemen UUD 1945

- Mengidentifikasi Sidang Istimewa semenjak UUD 1945 diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai dengan UUD 1945 masa reformasi oleh MPR

Pertemuan II

- Mengklasifikasi segi positif pelaksanaan sistem pemerintahan pada masa orba

- Membedakan UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen ditinjau dari lembaga negaranya - Menganalisis kelemahan dari sistem pemerintahan presidensial sesudah amandemen UUD 1945 ditinjau dari posisi kedudukan menterinya

EKSPLORASI

MATERI PEMBELAJARAN : Pertemuan I

4. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, 5 Juli 1959

Berdasarkan pasal 134 UUDS 1950 menegaskan Konstituante (Sidang pembuat UUD) bersama-sama Pemerintah selekas-lekasnya menetapkan UUD Republik Indonesia yang akan menggantikan UUDS 1950. Mengingat UUD 1950 masih bersifat sementara, maka harus segera ada UUD yang tetap. Berdasarkan UUDS 1950 pembentukan badan Konstituante haruslah melalui pemilihan umum. Pemilihan umum untuk anggota Konstituante, baru mampu terlaksana pada tanggal 15 Desember 1955, dan Konstituante untuk pertama kali bersidang pada tanggal 10 Nopember 1956 dalam sidang ini dibuka oleh Presiden Soekarno di Bandung. Pada sidang Konstituante inilah untuk pertama kalinya Presiden Soekarno memperkenalkan istilah Demokrasi Terpimpin. Ternyata Konstituante selalu gagal dalam merumuskan dan menetapkan UUD yang difinitif

Berdasarkan kondisi seperti itulah maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang pada intinya untuk kembali ke UUD 1945 dan membubarkan Konstituante. Dengan berlakunya kembali UUD 1945, serta belum adanya lembaga negara pendukung dari UUD 1945 yang diberlakukan kembali, maka :

1. Diadakan pembaharuan anggota DPR melalui Penetapan Presiden No. 3 tahun 1960

2. Penyusunan DPR-GR dan pemberhentian DPR hasil pemilu 1955 dengan Penetapan Presiden No. 4 tahun 1960

3. Mengeluarkan Penetapan Presiden No. 2 tahun 1959 tentang pembentukan MPRS dan susunan keanggotaan MPRS dengan Penetapan Presiden No. 12 tahun 1960 Mengeluarkan Penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 tentang DPAS

(17)

17

Dinamika politik pada periode Orde Baru, mampu dilihat berdasarkan aktivitas politik kenegaraan sebagai berikut :

 Lahirnya Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yaitu 1. bubarkan PKI, 2. bersihkan Kabinet Dwi Kora dari PKI, 3. turunkan harga barang/perbaiki ekonomi

 Pemerintah Orba lebih menekankan pada pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kemudian stabilitas nasional dan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang terkenal dengan Tri Logi Pembangunan

 Pada awal pemerintahan Orba, parpol dan media massa diberi kebebasan untuk melancarkan kritik dan mengungkapkan realita dalam masyarakat, lama kelamaan dibuatkan aturan tentang setiap penyiaran baik elektronika maupun catak harus melalui badan sensor yang ketat dan apabila ada pelanggaran maka Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) bisa dicabut. Begitu pula terhadap partai politik setelah keluarnya Undang-Undang No. 15 tahun 1969 tentang pemilu dan Undang-Undang No. 16 tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan anggota MPR, DPR dan DPRD terjadilah kekuasaan otoriter soeharto karena 1/3 kursi anggota MPR dan 1/5 kursi anggota DPR, DPRD melalui pengangkatan tidak melalui pemilu, yang diangkat adalah ABRI dan golongan fungsional serta utusan daerah yang mendukung kekuasaan Presiden hanya caranya sangat rapi dan dikuatkan oleh Undang-Undang dan hal ini berlangsung sampai pemilu 1999.

 Kemenangan Golongan Karya (Golkar) pada pemilu 1971 mengurangi oposisi terhadap pemerintah dikalangan sipil, karena Golkar sangat dominan, sementara partai politik lainnya berada di bawah pengawasan pemerintah, selanjutnya Golkar ini sebagai motor penggerak Soeharto untuk melanggengkan kekuasaannya selama 32 tahun yang juga menmampu dukungan kuat dikalangan TNI dan Polri.

 Pemilu 1971 yang diikuti oleh 10 kontestan (9 parpol dan 1 Golkar) akhirnya pada pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 hanya diikuti oleh 3 kontestan yaitu PDI, PPP dan Golkar. Karena sejak dikeluarkannya UU No. 3 tahun1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya maka 9 partai dilebur (difusikan) menjadi dua partai yaitu yang bercirikan Islam menjadi Partai Persatuan Pembangunan dan yang bercirikan Nasionalisme dan Demokrasi menjadi Partai Demokrasi Indonesia.

 Selama pemerintah Orba, parpol dan lembaga dewan sangat lemah karena selalu dalam bayangan dan kontrol yang kuat, kekuasaan pemerintah di bawah Soeharto sangat kuat, kehidupan berpolitik rakyat mati suri, sedikit kritik berarti siap untuk menanggung akibatnya yaitu hilang dan tidak ada kabar beritanya. Anggota dewan yang berani berbicara tajam di recall dengan alasan menjaga stabilitas nasional untuk mewujudkan salah satu dari tri logi pembangunan

 Karena penyelenggaran kekuasaan pemerintahan masa Orba nyaris tanpa kontrol maka menjadi makanan empuk kroni dan pamilinya untuk mengerogoti kekuasaannya maka dimanfaatkan untuk mengeruk kekayaan negara dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 pada masa orde baru sudah memenuhi tuntutan yang ada pada ketentuan UUD 1945, hal mampu terselenggara semenjak pelaksanaan pemilu yang pertama pada tahun 1971. Pada pemilihan umum yang pertama dan pada pemilihan umum-pemilihan umum seterusnya berdasarkan UUD 1945 lembaga negara menurut UUD 1945 sudah difinitif (sudah sesuai dengan pasal-pasal UUD 1945)

Lembaga Negara yang harus ada berdasarkan UUD 1945 : MPR. DPR, Presiden dan Wakil Presiden, DPA, MA dan BPK. Lembaga negara semacam ini memiliki tugas dan wewenang berdasarkan UUD 1945. dan semenjak UUD 1945 diamandemen dan dalam pelaksanaan pemilihan umum tahun 2003 lembaga negara seperti tersebut di atas mengalami perubahan. Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen lembaga negara yang ada : MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, MA, MK, KY, BPK, lembaga negara ini semua sudah terpenuhi sesuai dengan peraturan perundangan yang ada menurut UUD 1945

6. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, Masa Reformasi

Sistem Pemerintahan masa Orde Reformasi, mampu dilihat berdasarkan aktivitas politik kenegaraan sebagai berikut :

 Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-hak untuk mengeluarkan penmampu dan pikiran baik lisan maupun tulisan sesuai pasal 28 UUD 1945 mampu terwujud dengan dikelarkannya UU No 2 / 1999 tentang Partai Politik yang memungkinkan Multipartai

 Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta bertanggung jawab dibuktikan dengan keluarnya Ketetapan MPR No. IX/MPR/1998 yang ditindaklanjuti dengan UU N0. 30 / 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (kini sedang menangani kasus KPU) Lembaga legeslatif dan organisasi sosial politik sudah memiliki keberanian untuk menyatakan penmampunya terhadap ekskutif yang cenderung seimbang dan proporsional

(18)

18

diamandemen, Pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani memecat Presiden dalam sidang istimewanya

 Dalam amandemen UUD 1945 masa jabatan Presiden paling banyak dua kali masa jabatan, Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai dari pemilu 2004 dan yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama pilihan langsung rakyat adalah Soesilo Bambang Yudoyono dan Yoesuf Kala, MPR tidak lagi lembaga tertinggi negara melainkan lembaga negara yang kedudukannya sama denga Presiden, MA, BPK, kedaulatan rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut UUD Di dalam amandemen UUD 1945, ada penegasan tentang Sistem Pemerintahan Presidensial tetap dipertahankan dan bahkan diperkuat dengan mekanisme pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.

Sehubungan dengan penegasan pelaksanaan Sistem Pemerintahan Presidensial, maka pasal-pasal yang berhubungan dengan sistem pemerintahan tersebut dilakukan amandemen untuk pertama kali diantaranya :

1. Pasal 5 ayat 1 menegaskan : “ Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang “.

Pasal ini dahulunya berbunyi : Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR

2. Pasal 7 menegaskan : “ Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan

sesudahnya mampu dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan “.

Pasal ini merupakan bentuk perubahan yang sangat signifikan dari ketentuan yang sebelumnya UUD 1945 diamandemen yang menegaskan : Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama lima tahun, dan sesudahnya mampu dipilih kembali. Perubahan ini dikatakan cukup signifikan karena sebelum pasal ini dilakukan perubahan, pasal ini dijadikan dasar hukum (konstitusional) bagi Soeharto untuk dipilih berulang kali sebagai Presiden.

3. Pasal 17 ayat 2 menegaskan : “ Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden “.

4. Pasal 20 ayat 1 menegaskan : “ Dewan perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk

undang-undang “.

Pertemuan II

2. Perbandingan Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen 1. Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sebelum Amandemen

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam penjelasan resmi UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara RI.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara RI menurut penjelasan resmi UUD 1945, sebagai berikut : 1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat)

2. Sistem Konstitusional

3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat 4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah MPR 5. Presiden tidak betanggung jawab kepada DPR

6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR

7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto

Ciri sistem pemerintahan presidensial pada masa soeharto : adanya kekuasaan yang sangat besar pada lembaga kepresidenan.

Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden Republik Indonesia berdasar UUD 1945 pada masa pemerintahan Soeharto (sebelum diamandemen) memiliki kekuasaan sebagai berikut :

1. Pemegang kekuasaan legeslatif, yaitu membentuk undang-undang 2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara 3. Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara 4. Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata

5. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan daerah dan golongan

6. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara

(19)

19

8. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan konsul serta menerima duta dan konsul dari negara lain

9. Pemegang kekuasaan untuk memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan 10.Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi

Hampir semua kewenangan presiden yang diatur dalam UUD 1945 dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung mampu disalahgunakan.

Akibat (kelemahan) yang terjadi dari kekuasaan presiden yang besar tersebut adalah : 1. Terjadinya pemusatan kekuasaan negara pada satu lembaga negara yaitu presiden 2. Pengawasan DPR sangat lemah

3. Pejabat negara yang diangkat cendrung menjilat dan menjadi pelindung presiden dan keluarganya 4. Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang-orang yang dekat dengan presiden 5. Menciptakan perilaku KKN dikalangan pejabat dan orang-orang yang dekat dengan Kekuasaan

6. Terjadi personifikasi bahwa presiden dianggap negara. Sikap menyalahkan presiden, mengeritik presiden dianggap menentang negara atau makar

7. Rakyat dibuat makin tidak berdaya, tiada kuasa, dan cenderung tunduk pada kekuasaan presiden semata sehingga demokrasi mati suri

Segi positif (dampak yang pernah dirasakan) dari kekuasaan presiden yang sangat besar sebagai berikut : 1. Presiden mampu mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan

2. Pemerintahan kompak dan solid 3. Pemerintahan lebih stabil 4. Negara lebih aman

5. Harga-harga lebih terkendali

2. Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sesudah Amandemen

Secara garis besarnya sistem pemerintahan menurut UUD 1945 hasil amandemen mampu disimpulkan sebagai berikut :

1. Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial murni (prsiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan), karena Presiden dan / atau Wakil presiden dipilih langsung rakyat (masa jabatan 5 tahun), dalam menjalankan tugasnya mampu dikritik dan bahkan sering dijadikan dagelan politik dalam acara TV (negeri impian di Metro TV)

2. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

3. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden dan tidak kepada Parlemen atau DPR 4. DPR atau Parlemen (legeslatif) berfungsi sebagai pengawas jalan Pemerintahan (ekskutif)

5. Parlemen terdiri dari dua kamar yaitu DPR dan DPD yang dipilih langsung rakyat dan selanjutnya menjadi anggota MPR

6. Kedudukan Ekskutif dan Legeslatif sama-sama kuat dan tidak mampu saling menjatuhkan

7. Adanya lembaga peradilan terhadap Presiden dan / atau Wakil Presiden yang dilaksanakan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga Yudikatif, jadi Presiden dan / atau Wakil Presiden hanya mampu dijatuhkan apabila melanggar hukum (yuridis)

8. Kekuasaan Yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial

Sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 yang diamandemen pada dasarnya masih menganut sistem pemerintahan presidensial. Hal ini dibuktikan bahwa Presiden Indonesia adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden berada di bawah pengawasan langsung dari DPR, tetapi Presiden tidak bertanggung jawab terhadap DPR (parlemen)

Kedudukan DPR pada amandemen UUD 1945 semakin kuat karena : 1. DPR mampu mengajukan usul pemberhentian Presiden kepada MPR

2. Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu menmampu pertimbangan dan /atau persetujuan DPR.

Pejabat negara a.l : Kepala Kejaksaan Agung, Kapolri, Duta, Konsul, Gubernur BI, Panglima TNI

3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR Contoh : pembuatan perjanjian internasional, pemberian gelar, tanda jasa, tanda kehormatan, pemberian amnesti dan abolisi

(20)

20

Dengan memperhatikan penyelenggaraan sistem pemerintahan negara RI sebelum dan sesudah UUD 1945 diamandemen mampu kita lihat adanya beberapa perubahan baru diantaranya : adanya pemilihan presiden dan wakil presiden langsung dan berimplikasi terhadap pemilihan Gubernur, Bupati/Wali kota dan wakilnya secara langsung, adanya sistem bikameral, adanya mekanisme checks and balance, pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran

3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan RI menurut UUD 1945 - Kelebihan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidential

1. Pemerintahan (Presiden) akan lebih stabil, karena Menteri-Menterinya bertanggung jawab terhadap yang mengangkat dan memberhentikannya

2. Kedudukan Pemerintah ( Ekskutif ) sama kuat dengan Parlemen, karena sama-sama tidak mampu saling menjatuhkan

3. Presiden sebagai Kepala Pemerintahan ( Ekskutif ), bertanggung jawab kepada yang memilihnya atau yang mengangkatnya sehingga mampu melaksanakan tugas sampai habis masa jabatannya

4. Tidak ada badan atau lembaga oposisi

5. Apabila ada perselisihan antara Ekskutif dan Legeslatif maka yang memutuskan adalah lembaga Yudikatif

6. Preiden hanya bisa dijatuhkan secara yuridis (bila melanggar hukum) bukan secara politis (dalam laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun) bila melanggar hukum akan disidang oleh Mahkamah Konstitusi

- Kekurangan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidential

1. Kekuasaan Parlemen terbatas pada kontrol atau pengawasan saja terhadap pelaksanaan pemerintahan karena tidak mampu menjatuhkan Presiden (Ekskutif)

2. Presiden cendrung otoriter karena pengangkatan dan pemberhentian menteri mampu dilakukan sewaktu-waktu oleh Presiden (hak prerogative Presiden) dan Menteri dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan program kerja Presiden

3. Tidak adanya pemisahan yang tegas antara lembaga negara seperti dalam ajaran pemisahan kekuasaan (sparation of power) dari Trias Politika, karena Indonesia menganut sistem pembagian kekuasaan (distribution of power)

TUGAS MANDIRI BERSTRUKTUR I :

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! :

1. Bandingkanlah sistem pemerintahan di bawah UUD 1945 pada masa orla (Hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959), orba dan reformasi setelah diamandemen secara demokratis (cari persamaannya, perbedaannya dan kesimpulannya) !

jawab:……….……… ……… ………

2. Identifikasilah kemajuan yang diperoleh pada masa orde reformasi dalam bidang politik khusus pada jabatan presiden setelah adanya amandemen UUD 1945

jawab:……….……… ……… ………

3. Identifikasilah sudah berapakali semenjak UUD 1945 diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai dengan UUD 1945 masa reformasi MPR melaksanakan Sidang Istimewa ?

jawab:……….……… ……… ………

TUGAS MANDIRI BERSTRUKTUR II :

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! :

(21)

21

jawab:……….……… ……… ………

2. Bagaimanakah perbedaan UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen ditinjau dari lembaga negaranya !

jawab:……….……… ……… ………

3. Cobalah analisis kelemahan dari sistem pemerintahan presidensial sesudah amandemen UUD 1945 ditinjau dari posisi kedudukan menterinya?

(22)

22

BAHAN AJAR

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sukasada Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : XII / 1

Pertemuan ke : ke dua belas

Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 2 X 45 Menit )

Standar Kompetensi : 2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

Kompetensi Dasar : 2.3 Membandingkan sistem pemerintahan di Indonesia dengan negara lain INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

Pertemuan I

- Mengklasifikasikan bentuk negara yang ada di dunia - Menyebutkan 3 bentuk pemerintahan republik

- Membandingkan bentuk dan sistem pemerintahan dari negara Indonesia, Mesir, Inggris, India dan China

EKSPLORASI

MATERI PEMBELAJARAN :

Pertemuan I

C. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara lain

Sebelum kita membahas perbandingan antara sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain ada baiknya kita memahami terlebih dahulu bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan dari suatu negara pada umumnya

a. Bentuk Negara

Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk negara : negara kesatuan dan negara serikat (federasi)

1. Negara Kesatuan

Negara Kesatuan, merupakan negara merdeka dan berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat

Di dalam negara kesatuan, pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk mengatur seluruh wilayahnya melalui pembentukan daerah-daerah (provinsi, kabupaten atau kota). Sistem pelaksanaan pemerintahan negara mampu berupa desentralisasi atau sentralisasi

Bentuk negara kesatuan pada umumnya mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat seperti berikut : a. Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan ke luar yang ditangani oleh pemerintah pusat

b. Negara hanya mempunyai satu Undang – Undang Dasar (UUD), satu kepala negara, satu dewan mentri dan satu dewan perwakilan rakyat

c. Hanya ada satu kebijaksanaan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan keamanan

Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk republik sesuai dengan pasal 1 ayat 1 UUD 1945. Ini berarti bentuk negara Indonesia kesatuan dan bentuk pemerintahannya republik

2. Negara Serikat (Federasi atau Bondstaat)

(23)

23

memiliki kekuasaan asli. Negara-negara bagian pada negara serikat dikatakan memiliki kekuasaan asli karena negara bagian berhubungan langsung dengan rakyatnya.

Contoh negara serikat diantaranya : Amerika Serikat, Australia, Swiss, India, Jerman, Malaysia Bentuk negara serikat pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun memiliki kekuasaan asli b. Kepala Negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat

c. Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian untuk urusan ke luar dan sebagian urusan di dalam negeri

d. Setiap negara bagian berwenang membuat UUD sendiri selama tidak bertentangan dengan pemerintah pusat

e. Kepala negara memiliki hak veto (pembuatan keputusan) yang diajukan oleh parlemen b. Bentuk Pemerintahan

Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk pemerintahan : monarki (kerajaan) dan republik

1. Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)

Bentuk pemerintahan Monarki berlaku apabila suatu negara dikepalai oleh seorang raja, ratu, syah, atau kaisar yang bersifat turun menurun dan untuk jabatan seumur hidup.

Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit Constitutional membedakan pemerintahan dalam bentuk monarki dan republik.

Perbedaan antara pemerintahan bentuk monarki dan republik menurut leon Duguit, kalau kepala negara ditunjuk berdasarkan hak turun menurun, maka kita berhadapan dengan monarki. Kalau kepala negaranya ditunjuk tidak berdasarkan turun temurun, tetapi dipilih, maka kita berhadapan dengan republik

Dalam praktek-praktek ketatanegaraan, bentuk pemerintahan monarki mampu dibedakan : a. Monarki Absolut

Monarki absolut merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja, ratu, syah, atau kaisar yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas. Perintah raja merupakan undang-undang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri raja termampu kekuasaan ekskutif, legeslatif dan yudikatif yang menyatu dalam ucapan dan perbuatannya.

Contohnya: Prancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang terkenal L’etat C’est Moi (negara adalah saya)

b. Monarki Konstitusional

Monarki konstitusional merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi).

Proses monarki konstitusional sebagai berikut :

1. adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena ia takut dikudeta (kekuasaannya direbut atau digulingkan oleh rakyat). Contoh : negara Jepang dengan hak octrooi

2. adakalanya proses monarki konstitusional terjadi karena adanya revolusi rakyat terhadap rajanya. Contoh inggris, Yordania, Denmark, Saudi Arabia, dan Brunai Darusalam

c. Monarki Parlementer

Monarki Parlementer merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam bidang pemerintahan. Dalam monarki parlementer, kekuasaan ekskutif dipegang oleh kabinet (perdana menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagai kepala negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak mampu diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di Inggris, Belanda dan Malaysia

2. Bentuk Pemerintahan Republik

Republik berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan umum. Pemerintahan republik merupakan pemerintahan yang berasal dari rakyat dan dipimpin oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu

Dalam pelaksanaannya bentuk pemerintahan republik mampu dibedakan menjadi republik absolut, republik konstitutional dan republik parlementer

(24)

24

Sistem pemerintahan sebenarnya merupakan sistem pertanggungjawaban ekskutif, jika pertanggungjawabannya terhadap presiden maka akan melahirkan sistem pemerintahan presidensial dan jika pertanggungjawaban kepada parlemen menganut sistem pemerintahan parlementer

Perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan berbagai negara adalah sebagai berikut. a. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Amerika

No Kategori Indonesia Amerika Serikat Brazil

1.

Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi.

Republik

Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala negara dan kepala

Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Kongres terdiri atas Senat dan The House Of Representatives.

Supreme Court, United States Courts of Appeal, United States District Courts, State and Kongres Nasional terdiri atas Federal Senate dan

b. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Afrika

No Kategori Indonesia Afrika Selatan Mesir

1.

Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi.

Republik

Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala negara dan kepala langsung oleh Majelis Nasional.

Bikameral terdiri atas Majelis Nasional dan Dewan Nasional negara. Perdana Mentri sebagai kepala pemeritahan. Presiden diajukan oleh Majelis Rakyat yang dikuatkan oleh referendum. Perdana Mentri ditunjuk oleh presiden.

(25)

25

Penasehat (Majelis al-Shura).

Supreme Constitutional Court.

c. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Eropa

No Kategori Indonesia Inggris Prancis

1.

Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi. Republik

Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala negara dan kepala

Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan mentri sebagai kepala pemerintahan

Bikameral terdiri atas Majelis Tinggi (House of

Session and Court of the Justiciary.. negara dipilih langsung oleh rakyat, sedangkan perdana mentri diusulkan mayoritas Majelis Nasional dan diangkat presiden. Bikameral, yaitu Senat dan Majelis Nasional (national Assembly). Supreme Court of Appeals, Constitutional Council, Council of State..

d. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Asia

No Kategori Indonesia India China

Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi.

Republik

Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala negara dan kepala mentri sebgai kepala pemeritahan.

Presiden dipilih oleh anggota parlemen. Perdana menteri dipilih oleh mayoritas anggota parlemen.

(26)

26

6. Yudikatif

DPD menjadi anggota MPR.

Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi.

dan Majelis Rakyat (Lok Sabha).

Supreme Court.

Congress atau Quanquo Renmin Daibiao Dahui

untuk masa 5 tahun. Supreme Peoples Court, Local Peoples Courts, Special Peoples Courts.

TUGAS MANDIRI BERSTRUKTUR

1. Klasifikasikanlah bentuk negara yang ada di dunia dan Indonesia menganut yang mana dan buktikan secara konstitusional !

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 1908, desa Taratara masih berstatus sebagai tempat kedudukan onderdistrik yang masuk distrik Tombariri, namun jarak distrik Tombariri dengan Onderdistrik

Karier saya sebagai petugas lapas dimulai dari bawah, saya sendiri memang tidak masuk dari jalur akademi yang memang disiapkan untuk menjadi pejabat Lapas,saya menjadi pegawai

COMPARISON OF THE SPERMATOZOA QUALITY OF POST THAWING SIMENTAL COW THAT CENTRIFUGATED USE YOLK SKIM DILUTER AND. SOYA LECITHIN WITH MALONDIALDEHYDE (MDA) LEVEL

Melalui hasil penelitian dapat diketahui bahwa Peranan POLRI dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Senjata Api oleh Masyarakat Sipil di Kota Surakarta, dalam hal ini

keseimbangan uang riil adalah fungsi dari pendapatan (Y) dan tingkat bunga nominal (i). Semakin tinggi tingkat pendapatan Y,

Realisasi pencapaian sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja dan Pelayanan Publik yang Prima sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan

Jika siswa memiliki hasil belajar sama dengan atau melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa tersebut telah mampu memenuhi indikator

Kepada Bapak Josia Soeharto selaku Direktur Pemasaran PT Cahaya Tirta Rasa (Tong Tji) yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menjadikan Tong Tji Tea House