• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFO-TEKNIK Volume 8 No.1 JULI 2007(19-28) UJI KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN CHROM KERAS PLAT BAJA ST 37

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INFO-TEKNIK Volume 8 No.1 JULI 2007(19-28) UJI KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN CHROM KERAS PLAT BAJA ST 37"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

INFO-TEKNIK

Volume 8 No.1 JULI 2007(19-28)

19

UJI KETEBALAN DAN KEKERASAN

LAPISAN CHROM KERAS PLAT BAJA ST 37

Akhmad Syarief

1

Abstract-Crhome plated processing has excellency rather than to others type of plating. Its excellence is : the resistance from worn out, crhome plated resists to gas interference and the temperature under 500 0C.

Reseach methodology which is being done is experiment, in which is being tested as the sample of steel ST 37 product that is being plated with hard chrome. The testing is being done, invelop the test of hardness and thickness of chrome on steel ST 37.

Hard chrome plated increases the thickness and hardness also reduce the friction coefficient and change the performance /surface of the object being plated, the hardness of hard chrome plated is also interferred by use of tight current and interferred by the processing time, at the liquid concentration 200 gr/lt Cr03 and 2,0 gr/lt H2SO4, and the

thickness of hard chrome plated is interferred by tight current and also is interferred by the processing time, in the liquid concentration 200 gr/lt Cr03 and 2,0 gr/lt H2SO4.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Proses lapis listrik merupakan salah satu proses akhir pada proses pengerjaan logam yang banyak diterapkan dalam industri logam maupun dalam industri permesinan untuk menghasilkan tampak rupa yang dekoratif (indah) serta perlindungan bagi logam dasar yang dilapisi dari pengaruh lingkungannya, juga menambah sifat-sifat logam sesuai dengan yang dikehendaki. Pelapisan khrom mempunyai keunggulan dibanding dengan jenis pelapisan yang lainnya. Seperti daya tahan terhadap keausan, lapisan khrom tahan terhadap pengaruh gas dan tahan terhadap temperatur dibawah 500oC.

Pada proses khrom keras ini diperlukan pengaturan rapat arus dan pengaturan waktu proses yang tepat untuk hasil pelapisan permukaan dengan ketebalan yang diinginkan sehingga meningkatkan nilai kekerasan dari logam yang dilapisinya (sama atau bahkan lebih dibandingkan dengan logam mulia) dan koefesien gesek yang rendah merupakan ciri khas dari lapisan khrom keras. Mengingat akan kegunaannya yang cukup luas didalam industri logam dan permesinan, pengembangan penelitian dan penggunaan lapisan khrom keras memang sudah saatnya dimulai. Cara pengerjaan dan pengaturan proses lapis khrom keras tidak sukar dan biayanya tidak terlalu mahal. Bertitik tolak dari hal tersebut di atas, maka dilakukan suatu penelitian mengenai proses khrom keras dengan menelaah pengaruh waktu dan rapat arus terhadap

hasil pelapisan untuk meningkatkan kekerasan permukaan baja karbon.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari peneltian adalah untuk mengetahui hubungan pengaruh waktu dan rapat arus terhadap ketebalan lapisan khrom keras dan juga terhadap kekerasan lapisan khrom keras pada konsentrasilarutan yang sama. Logam dasar yang dilapis adalah jenis baja perkakas yaitu lempengan plat baja ST-37. Sampel sebanyak 64 buah dengan ukuran panjang 80 mm, lebar 40 mm dan tebalnya 1,27 mm.

KAJIAN TEORITIS Proses Lapis Listrik

Proses lapis listrik atau elektroplating adalah proses kimia yang dilakukan oleh arus listrik yang menimbulkan suatu proses pengendapan atau deposisi suatu logam pelindung yang dikehendaki di atas logam lain dengan cara elektrolisa, yaitu suatu proses yang dilakukan dengan bantuan bejana berisi larutan elektrolit dengan konsentrasi tertentu yang berfungsi sebagai tempat proses itu terjadi atau sebagai sel elektrolisanya. Pada larutan elektolit ini tercelup paling sedikit ada dua elektroda yang salah satunya berfungsi sebagai kutup positif ( + ) atau dikenal sebagai anoda dan yang lain berfungsi sebagai kutup negatif ( - ) atau katoda. Keduanya dihubungkan dengan arus searah untuk memperoleh perbedaan tegangan antara kedua elektroda yang dipasang dengan

(2)

tujuan agar proses elektrolisa berlangsung berkelanjutan.

Beberapa sifat dari elektrolisa adalah : Anoda:

Kutup positif.

 Terjadi pelepasan elektron keluar sirkuit.

 Terjadi reaksi penguraian logam menjadi ion yang kemudian larut dalam larutan atau disebut sebagai reaksi oksidasi.

Katoda:

kutup negatif.

 Menarik elektron dari luar sirkuit.  Terjadi reaksi pengendapan logam

yang berasal dari larutan elektrolit atau proses reduksi.

Selama proses lapis listrik berlangsung terjadi reaksi kimia pada daerah elektroda dan larutan baik reaksi reduksi maupun reaksi oksidasi.

Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Proses Pelapisan

Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam proses pelapisan, faktor-faktor penunjangnya harus sesuai dan terkontrol dengan baik. Seperti : Larutan Elektrolit Rapat arus (hukum faraday), Pemilihan jenis pelapis, Kondisi operasi, Effisiensi arus, Hukum ohm dan Reaksi pada katoda dan anoda.

Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk proses pelapisan listrik yang dapat menyalurkan arus listrik dan ion-ion logam yang terbentuk pada anoda, harus mengandung bahan-bahan terlarut yang sangat diperlukan dalam proses lapis listrik. Seperti garam-garam logam yang akan digunakan untuk pelapisan, bahan sebagai buffer dan bahan tambah sebagai aditif. Juga ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dari proses pelapisan.

Rapat Arus (Hukum Faraday)

Rapat arus adalah arus total yang mengalir melalui sel menghasilkan perhitungan jumlah logam yang diendapkan secara keseluruhan. Ketebalan rata-rata akan tergantung kepada berat total logam yang diendapkan dan luas permukaan dimana endapan tersebut menyebar. Yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

z F A t I W    

dimana : W = berat endapan (gram), I = arus listrik (Ampere) t = waktu proses (menit), A = berat atom z = valensi F = bilangan faraday = 96.500

coulomb

Harga A untuk logam-logam tertentu : Ni = 19,0. Cr = 52. Zn = 14,3. Ag = 6,2

Dari rumus di atas dapat dicari volume pelapisan dinyatakan dengan rumus :

Volume =

Dan ketebalan lapisan dapat dinyatakan sebagai berikut :

Ketebalan =

Pemilihan Jenis Pelapis

Logam-logam yang umum digunakan sebagai logam pelapis pada proses lapis listrik antara lain adalah: Chrom, Perak, Seng, Tembaga, Ema, Nikel. Yang sering digunakan sebagai bahan pelapis adalah kuningan dan perunggu.

Pemilihan jenis logam pelapis berdasarkan: a. Tujuan pelapisan, yang dapat dibagi menjadi

dua kelompok, yaitu :

1. Untuk menambah daya tahan terhadap korosi

Contoh : pelapisan nikel, pelapisan seng. 2. Untuk mendapatkan sifat permukaan yang

lebih atau yang tidak dimiliki oleh logam induk yang dilapisi.

Contoh :

- Lapis nikel untuk mengkilapkan benda kerja

- Lapis khrom keras untuk

meningkatkan kekerasan permukaan - Lapis khrom untuk meningkatkan

sifat lubrikasi komponen.

b. Fungsi dari benda yang akan dilapisi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan logam pelapis antara lain:

 Faktor lingkungan, harus sesuai dengan fungsi, kondisi kerja dan tempat komponen tersebut bekerja.

 Bentuk dari benda kerja yang akan dilapisi sesuai desain dan benda kerja.  Umur pelayanan, umur komponen yang

direncanakan dengan kondisi kerja

      2 dm grm density grm berat

2

3

dm

penampang

luas

dm

volume

(3)

standart sangat menentukan pemilihan logam pelapis untuk menjaga keawetan, keamanan dan ketelitian kerja suatu komponen.

 Logam dasar yang dilapisi, supaya khrom dapat menempel dengan baik pada baja, baja harus dilapisi dengan nikel terlebih dahulu.

Kondisi Operasi

Kondisi operasi sangat mempengaruhi proses elektrolisa terutama hasil endapan yang dihasilkan. Berdasarkan pernyataan Ir. S. Juanda, bahwa penggunaan rapat arus yang semakin tinggi pada proses pelapisan, semakin besar pula laju pengendapan yang terjadi pada proses tersebut. Akibatnya, akan didapat struktur endapan yang kasar dan tidak homogen.

Efisiensi Arus

Dalam proses, jumlah perubahan kimia pada system akan sebanding dengan jumlah arus yang mengalir. Yang mengalami proses perubahan kimia yaitu :

 Pada larutan khrom terjadi penguraian asam kromat CrO3 + H2O H2CrO4 H2O 2H+ + ½ O2 + 2e H2CrO3 2H+ + CrO  4

 Pada garam logam yang akan diendapkan, terjadi penguraian garam-garam logam menjadi ion logam dan garamnya.

Misalnya: Pada larutan nikel terjadi penguraian Nikel Sulfat

NiSO4 Ni2+ + SO4

2- Pada anoda : M M+ + e-

 Pada katoda: M+ + e- M

Yang sangat berpengaruh pada produk hasil pelapisan adalah perubahan kimia pada pelapis karena menentukan ketebalan dari pelapis. Efisiensi berat yang ada adalah sebesar:

Efisiensi =

Sehingga dapat kita ketahui efisiensi arus yang terdapat pada proses ini.

Efisiensi arus = Efisiensi berat

Hukum Ohm

Untuk mengetahui arus listrik yang dibutuhkan dapat dicari dengan menggunakan Hukum Ohm yang dirumuskan sebagai berikut:

I =

Dimana:

I = Arus yang mengalir (Ampere), V= Tegangan (Volt),

R =Tahanan (Ohm)

Dengan menaikkan tegangan, arus yang mengalir juga akan bertambah, yang terbaca pada amperemeter yang terpasang pada rangkaian. Pada umumya lapis listrik membutuhkan tegangan sebesar 6 – 12 volt dan untuk rapat arus tergantung pada proses yang akan dilakukan.

Reaksi pada Katoda dan Anoda

Reaksi yang terjadi pada kedua elektroda adalah :

1. Anoda, Reaksi kimia yang terjadi: Cr Cr+ + e-

Ion-ion yang terbentuk yaitu ion logam khrom positif dan elektron sebagai hasil uraian dari anoda. Ion logam akan masuk ke dalam larutan sedangkan elektron akan menuju sirkuit luar. Karena adanya suplai ion logam dari anoda, ion logam yang ada pada larutan elektrolit tetap stabil walaupun ion logam ini diambil untuk proses pengendapan pada katoda. Anoda akan berkurang volumenya. 2. Katoda, reaksi yang terjadi pada katoda:

Cr+ + e- Cr

Endapan yang timbul pada katoda ini berasal dari ion-ion khrom yang bergabung dengan elektron yang berasal dari sumber arus.

Pengukuran Ketebalan dan Pengujian

Kekerasan

Pengukuran ketebalan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur mikro meter, dilakukan pada tiap benda kerja yang telah mengalami proses, yaitu:

 Rapat arus proses ( 20, 30, 40 ,50 ) Ampere/ dm2

 Waktu proses ( 30, 60, 90, 120 ) menit

teoritis

endapan

Berat

sebenarnya

endapan

Berat

endapan teoritis Berat sebenarnya endapan Berat proses pada terpasang Arus n pengendapa untuk Arus R V

(4)

Cara pengukurannya pertama-tama kita ukur benda kerja yang belum mengalami proses pelapisan, kemudian kita lakukan lagi pengukuran terhadap benda kerja yang telah mengalami proses pelapisan. Dari kedua hasil pengukuran tersebut lalu dikurangkan, maka didapat hasil ketebalan dari lapisan khrom tersebut.

Sedangkan pengujian kekerasannya dilaku-kan dengan uji kekerasan Rockwell. Uji kekerasan rockwell paling banyak dipergunakan dalam pengujian kekerasan dikarenakan sifat-sifatnya, yaitu: cepat, bebas dari kesalahan manusia, mampu untuk membedakan perbedaan kekerasan yang kecil pada baja yang diperkeras dan ukuran lekukannya kecil.

Pada pengukuran kekerasan dengan cara ini digunakan identor dengan memakai kerucut intan dengan sudut puncak 120o, ujung agak bulat, berjari-jari 0,2 mm dan memakai bola baja dengan diameter 1 / 16”.

Beban yang digunakan adalah 60, 100, 150 kg. Karena kekerasan Rockwell tidak tergantung pada beban dari penumbuk, maka diperlukan keterangan kombinasi dengan cara memberikan awalan huruf pada angka kekerasan yang menunjukkan kombinasi beban dan penumbuk tertentu dengan skala beban yang digunakan.

Ukuran spesimen yang akan digunakan sebanyak 64 spesimen adalah :

Panjang: 80 mm, Lebar: 40 mm, Tebal: 1,27 mm Bentuk spesimen yang direncanakan seperti pada gambar di bawah ini:

METODE Ukuran spesimen plating

Diagram Alir Percobaan

Proses Pengerjaan

1. Spesimen direndam dahulu di dalam larutan HCL sampai kelihatan putih. Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan spesimen

dari karat dan lapisan logam lain, agar logam yang akan dilapisi dapat menempel dengan sempurna.

SKALA KEKERASAN ROCKWELL

KOMBINASI INDENTOR DARI BEBAN

INDENTOR BEBAN UTAMA (KG)

A B C D E F G Kerucut intan Bola baja = 1 / 16” Kerucut intan Kerucut intan Bola baja 1 / 8” Bola baja 1 / 16” Bola baja 1 / 16” 60 100 150 100 100 60 150

Tabel 1. Skala Kekerasan Rockwell

SKALA KEKERASAN ROCKWELL

KOMBINASI INDENTOR DARI BEBAN

INDENTOR BEBAN UTAMA (KG)

A B C D E F G Kerucut intan Bola baja = 1 / 16” Kerucut intan Kerucut intan Bola baja 1 / 8” Bola baja 1 / 16” Bola baja 1 / 16” 60 100 150 100 100 60 150

Tabel 2 – 4 Skala Kekerasan Rockwell

1,27 mm 80 mm 80 mm 40 mm 40 mm Persiapan Penentuan Sampel Uji Pendahuluan Pembuatan Sampel Pelaksanaan Pengujian Pengolahan Data Kesimpulan Data

(5)

2. Spesimen dicuci lagi dengan sabun untuk menetralkan HCL dan menghilangkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel.

3. Kemudian dimasukkan air yang telah dicampur dengan swapel untuk

4. menghilangkan sisa minyak yang masih menempel pada permukaan benda uji.

5. Dalam proses pembersihan ini harus benar-benar teliti jangan sampai ada logam yang masih kotor atau masih ada minyak yang menempel sebab dalam proses selanjutnya akan berakibat cacatnya logam yang akan dilapisi.

6. Setelah itu spesimen dimasukkan ke dalam bak pelapisan khrom keras, berisi :

 Chromium trioksida (CrO3) = 200 gr / lt.

- Asam sulfat (H2SO4) = 2 gr / lt

 Air murni (aquades) = 2 / 3 volume bak. - Volume bak = 378 lt

Perlakuan Variabel-variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam percobaan ini adalah besarnya angka kekerasan dan

ketebalan dari baja ST 37 setelah mendapatkan lapisan krom keras yang dilakukan dengan mengubah faktor-faktor tertentu. Semua larutan dibuat sama dan pengambilan datanya dilakukan dengan menggunakan larutan yang terpisah dengan tujuan agar setiap proses pelapisan dengan menggunakan larutan yang standart.

Kondisi operasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan variasi

rapat arus dan waktu proses.

 Rapat arus divariasi 4 kali yaitu 20, 30, 40, 50 Ampere / dm2

 Waktu proses divariasi 4 kali yaitu 30 , 60 , 90, 120 menit

 Dengan perlakuan sebanyak 4 kali

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pengumpulan data pada uji kekerasan rockwell dan uji ketebalan dengan menggunakan mikro meter, maka didapat tabel sebagai berikut : Rapat Arus Waktu Jumlah 30 60 90 120 20 6,2 5,9 7 6 8,9 9 8,6 8,8 9,9 10,3 10,2 10,2 11,8 12 12 12,3 149,1 30 7,1 7 7 6,8 9,7 10 9,8 10,2 11,5 11,7 11,5 11,7 13,2 13,5 13,3 13 167 40 7,9 8,5 8 8,3 11 11 10,8 11 12,8 13,3 12,9 13 15,2 14,9 15,4 15,2 189,2 50 9,4 9,6 9,3 9,6 11,9 12,1 11,8 12,3 13,6 13,9 13,8 14,2 16,8 17 17 17 209,3 Jumlah 123,6 166,9 194,5 229,6 714,6 AC Bolak Balik Penyearah Arus Voltmeter Katoda (Benda Kerja) Larutan Elektrolit Anoda

+

– V A Tahanan Geser Amperemeter

(6)

Tabel 4 – 1 Data Uji Kekerasan Lapisan Khrom Keras

Kekerasan awal dari baja ST-37 adalah 46 HRC

Tabel 4 – 2 Data Uji Ketebalan Lapisankhrom Keras

Ketebalan awal dari baja ST-37 adalah 1,27 mm

Pengolahan Data

Dengan menggunakan analisa varian dua arah dari data hasil penelitian tersebut, maka dapat dicari harga-harga sebagai berikut :

A. Perbedaan Rapat Arus dan waktu proses terhadap kekerasan lapisan khrom keras. Perhitungan : FK =

rcn T... 2 =

64 ... 9 , 5 2 , 6   2 =

64 6 , 714 2 =

64

16

,

510653

= 7978,96 JKT =

 

rcn

T

Y

ijk n k c j r i 2 1 1 1

...

   = {(6,2)2 + (5,9)2 + ….. + (17)2} - FK = 8491,84 – 7978,96 = 512,88

Dari tabel 4.1. maka pada n pangamatan tiap-tiap perlakuannya dapat diperoleh tabel sebagai berikut: Rapat Arus Waktu Jumlah 30 60 90 120 20 25,1 35,3 40,6 48,1 149,1 30 27,9 39,7 46,4 53 167 40 32,7 43,8 52 60,7 189,2 50 37,9 48,1 55,5 67,8 209,3 Jumlah 123,6 166,9 194,5 229,6 714,6 JKA = FK cn Ti r i

 2 1

   

 

FK       4 4 3 , 209 2 , 189 167 1 , 149 2 2 2 2 =

7978

,

96

16

94

,

129722

= 128,72 JKB = FK rn Tj c j

 2 1 =

 

 

 

FK    4 4 6 , 229 5 , 194 9 , 166 6 , 123 2 2 2 2 =

7978

,

96

16

98

,

133678

= 375,98 JKP = FK n c j r i

 1 1

 

FK      4 8 , 67 .. ... 9 , 27 1 , 25 2 2 2

96

,

7978

4

86

,

33957

= 510,51  JKAB = JKP – JKA – JKB = 510,51 – 128,72 – 375,98 = 5,81  JKG = JKT – JKA – JKB – JKAB Rapat Arus Waktu Jumlah 30 60 90 120 20 0,02 0,01 0,02 0,01 0,03 0,03 0,04 0,04 0,05 0,05 0,04 0,05 0,06 0,06 0,07 0,07 0,65 30 0,03 0,03 0,02 0,02 0,06 0,05 0,04 0,05 0,07 0,07 0,07 0,07 0,09 0,09 0,09 0,10 0,95 40 0,04 0,03 0,03 0,04 0,06 0,07 0,06 0,06 0,10 0,09 0,09 0,10 0,12 0,11 0,11 0,13 1,24 50 0,04 0,04 0,04 0,05 0,07 0,07 0,08 0,08 0,09 0,10 0,11 0,10 0,15 0,15 0,14 0,15 1,46 Jumlah 0,47 0,89 1,25 1,69 4,30

(7)

= 512,88 – 128,72 – 375,98 – 5,81 = 2,37

Nilai varian dari masing-masing suku tersebut adalah : 1.

42

,

91

1

4

72

,

128

1

2 1

r

JKA

S

2.

125

,

33

1

4

98

,

375

1

2 2

c

JKB

S

3.

 

 

 

0,646 1 4 1 4 81 , 5 1 1 2 3        c r JKAB S 4.

0,0494 1 4 4 4 37 , 2 1 2 4  n rc JKG S

Nilai Fhitung dari masing-masing sumber

keragaman

Untuk faktor A = F1 hitung 62 , 868 0494 , 0 91 , 42 2 4 2 1    S S

Untuk faktor B = F2 hitung

04 , 2537 0494 , 0 33 , 125 2 4 2 2    s s

Untuk faktor interaksi A dan B = F3 hitung 13,08 0494 , 0 646 , 0 2 4 2 3    s s

Dari tabel analisa varian terlihat bahwa masing-masing F hitung > F tabel pada pengaruh A

dan B serta interaksi AB sehingga dapat kita katakan bahwa H0 ditolak, yang berarti kita akan

memerima H1. Dengan demikian perbedaan rapat

arus dan waktu proses berpengaruh terhadap kekerasan lapisan khrom .

Dari tabel 4.2. maka pada n pangamatan tiap-tiap perlakuannya diperoleh tabel:

B. Perbedaan Rapat Arus dan waktu proses terhadap ketebalan lapisan khrom keras. Dari rumus yang sama, maka didapat :

* FK = 0,2889 64 49 , 18 * JKT = 0,3684 – 0,2889 = 0,0795 * JKA = * JKB = = 0,0506 * JKP = = 0,0778 * JKAB = 0,0778 – 0,0232 – 0,0506 = 0,004 * JKG = 0,0795 – 0,0232 – 0,0506 – 0,004 = 0,0017

Nilai varian dari masing-masing suku tersebut adalah : 1. 2. 3. 4.

0,0000354 1 4 4 4 0017 , 0 2 4     S

Nilai Fhitung dari masing-masing sumber

keragaman

1. Untuk faktor A = F1 hitun

Sumber Keragaman DB JK KT Fhitung Ftabel

Pengaruh A A 3 128,72 42,91 868,62 2,80 Pengaruh B B 3 375,98 125,33 2537,04 2,80 Interaksi AB AB 9 5,81 0,646 13,08 2,08 Galat - 48 2,37 0,0494 Total 63 512,88 168,94 Rapat Arus Waktu Jumlah 30 60 90 120 20 0,06 0,14 0,19 0,26 0,65 30 0,10 0,20 0,28 0,37 0,95 40 0,14 0,25 0,38 0,47 1,24 50 0,17 0,30 0,40 0,59 1,46 Jumlah 0,47 0,89 1,25 1,69 4,30

Tabel 4 – 3 Analisa Varian Untuk Kekerasan Lapisan

2889 , 0 16 4316 , 5  2889 , 0 4 4666 , 1 

(8)

= 218,36 0000354 , 0 00773 , 0

2. Untuk faktor B = F2 hitung 55 , 476 0000354 , 0 01687 , 0  

3. Untuk faktor interaksi A dan B = F3 hitung

= 12,54 0000354 , 0 000444 , 0  3.

Dari tabel analisa varian terlihat bahwa masing-masing F hitung > F tabel pada pengaruh A

dan B serta interaksi AB sehingga dapat kita katakan bahwa H0 ditolak, yang berarti kita akan

memerima H1. Dengan demikian perbedaan rapat

arus dan waktu proses berpengaruh terhadap ketebalan lapisan khrom .

Besarnya peningkatan kekerasan dan ketebalan lapisan pada proses pelapisan khrom keras karena pengaruh rapat arus dan waktu proses dapat dilihat pada grafik berikut :

0 0.05 0.1 0.15 0.2 20 30 40 50 Rapat Arus K e te b a la n

Waktu 30 Waktu 60 Waktu 90 Waktu 120

Grafik 1 Peningkatan Kekerasan Lapisan yang Dipengaruhi oleh Rapat Arus dan waktu proses

Grafik 2. Peningkatan Ketebalan Lapisan yang Dipengaruhi oleh Rapat Arus dan Waktu proses

Pembahasan

Dari hasil analisis terhadap data sampel penelitian pengaruh rapat arus dan waktu proses terhadap kekerasan dan ketebalan lapisan, dengan mengambil faktor kesalahan (α) 5% didapatkan hitungan analisis sebagai berikut:

a. Efek baris (beda rapat arus) terhadap kekerasan lapisan pada baja ST-37

* F hitung = 868,62 * Ftabel = 2,80

Maka didapat F hitung > F tabel, hal ini berarti H0

ditolak, sehingga perbedaan rapat arus berpengaruh terhadap kekerasan permukaan baja ST-37.

b. Efek kolom (beda waktu proses) terhadap kekerasan lapisan pada baja ST-37.

* F hitung = 2537,04 * Ftabel = 2,80

Maka didapat F hitung > F tabel, hal ini berarti H0

ditolak, sehingga perbedaan waktu proses berpengaruh terhadap kekerasan permukaan baja ST-37.

c. Efek interaksi antara beda rapat arus dan waktu proses terhadap kekerasan lapisan pada baja ST-37

* F hitung = 13,08, * Ftabel = 2,08

Maka didapat F hitung > F tabel, hal ini berarti H0

ditolak. Dalam hal ini menunjukkan adanya interaksi yang

kuat antara penggunaan rapat arus yang berbeda dengan

Sumber Keragaman DB JK KT Fhitung Ftabel

Pengaruh A A 3 0,0232 0,00773 218,36 2,80 Pengaruh B B 3 0,0506 0,01687 476,55 2,80 Interaksi AB AB 9 0,004 0,000444 12,54 2,08 Galat - 48 0,0017 0,0000354

Total 63 0,0795 0,0251

(9)

variasi waktu proses terhadap kekerasan permukaan baja ST-37.

d. Efek baris (beda rapat arus) terhadap ketebalan lapisan pada baja ST-37

* F hitung = 218,36 * Ftabel = 2,80

Maka didapat F hitung > F tabel, hal ini berarti H0

ditolak, jadi perbedaan rapat arus berpengaruh terhadap ketebalan permukaan baja ST-37. e. Efek kolom (beda waktu proses) terhadap

ketebalan lapisan pada baja ST-37

* F hitung = 476,55 * Ftabel = 2,80

Maka didapat F hitung > F tabel, hal ini berarti H0

ditolak, jadi perbedaan waktu proses berpengaruh terhadap ketebalan permukaan baja ST-37.

f. Efek interaksi antara beda rapat arus dan waktu proses terhadap ketebalan lapisan pada baja ST-37. F hitung= 12,54, Ftabel = 2,08

aka didapat F hitung > F tabel, hal ini berarti H0

ditolak. Jadi terjadi interaksi yang kuat antara penggunaan rapat arus yang berbeda dengan variasi waktu proses terhadap kekerasan permukaan baja ST-37.

Pengaruh Rapat Arus Terhadap kekerasan dan Ketebalan Lapisan

Proses pengendapannya dipengaruhi oleh beda potensial antara larutan dan benda kerja sebagai katoda. Yang disebabkan oleh adanya energi listrik dari sirkuit luar yang dialirkan masuk ke dalam larutan melalui perantara anoda dan katoda.

Proses pengendapan ion-ion khrom pada waktu proses pelapisan sangat dipengaruhi oleh rapat arus yang merupakan ukuran besar energi yang dimasukkan ke dalam larutan. Hal ini sesuai dengan rumusan hubungan rapat arus dan ketebalan hasil dari proses pelapisan yang berpengaruh terhadap kekerasan hasil pelapisan sebelumnya. Rumusan tersebut adalah :

t =

60

F

cd

T

, dimana : t = Ketebalan (mm), cd = rapat arus (A/dm2),

T = Waktu (menit),

F = faktor untuk setiap logam tertentu.

Pengaruh Waktu Proses Terhadap Kekerasan dan Ketebalan Lapisan

Dari data, lama waktu dalam proses pelapisan listrik sangat berpengaruh terhadap ketebalan lapisan. Dalam pelapisan khrom keras, ketebalan lapisan

sangat mempengaruhi besarnya nilai kekerasan permukaan hasil pelapisan. Hal ini sesuai dengan rumus berikut : t =

60

F

cd

T

Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa ketebalan lapisan berbanding lurus dengan lama waktu proses. Sehingga semakin lama waktu proses akan menghasilkan lapisan semakin tebal pula. Dalam penelitian ini, waktu proses yang dianggap optimal adalah waktu proses selama 120 menit. Karena hasil pelapisannya mempunyai nilai kekerasan yang sangat tinggi.

KESIMPULAN

Dari uraian dan pembahasan mengenai pelapisan khrom keras, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

 Pelapisan khrom keras selain menambah ketebalan dan kekerasan juga mengurangi koefisien gesek serta memperbaiki tampak rupa dari benda kerja yang dilapis.

 Kekerasan lapisan khrom keras selain dipengaruhi oleh penggunaan rapat arus juga dipengaruhi oleh waktu proses, pada konsentrasi larutan 200 gr / lt CrO3 dan

2,0 gr / lt H2SO4

 Ketebalan lapisan khrom keras selain dipengaruhi oleh penggunaan rapat arus juga dipengaruhi oleh waktu proses, pada konsentrasi larutan 200 gr / lt CrO3 dan 2,0

gr/lt H2SO4

DAFTAR PUSTAKA

Harini, Kimia dan Elektrokimia Pelapisan, Diklat Teknisi Lapis Listrik, Bandung, 1984.

Anton J. Hartomo, Tomojiro Koneko,

Mengenal Pelapisan Logam (Elektroplating) Andi Offset, Yogyakarta, 1992.

Indra Kusumah Necky, Proses Pelapisan Tembaga, Nikel dan Khrom, Diklat Teknisi Lapis Listrik, Bandung, 1984.

Galerman FT, et al, Pelapisan Khrom Keras, LMN – LIPI, Bandung, 1985.

Sriati Djapri, Metalurgi Mekanik, Edisi ke-3 Jilid I, Erlangga, Jakarta, 1993.

Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 1992

(10)

Beumer, Anwir B.S, (1994), Ilmu Bahan Logam,

Bhratara Jakarta

Kalpalijian S, 1997 “Manufacturing Processes for Engineering Materials” Addison

Wesly PC

Kalpalijian S, 1995 “Manufacturing Engineering & technology” Addison Wesly PC

John A. Schey., 2000, “Introduction to Manufacturing Processes”, 3thed.,

Gambar

Tabel  1. Skala Kekerasan Rockwell
Gambar 1. Rangkaian Sirkuit Percobaan
Tabel  4  –  2  Data  Uji  Ketebalan  Lapisankhrom  Keras
Tabel 4 – 3 Analisa Varian Untuk Kekerasan Lapisan
+2

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,