i ABSTRAK
Dasar dari dilakukannya studi kelayakan kereta api di Bali ini karena tingkat pertumbuhan kendaraan yang tinggi di pulau Bali tidak sebanding dengan tersedianya lahan kosong untuk pelebaran jalan dan juga sarana angkutan umum yang belum mempunyai trayek sendiri sehingga ikut terjebak kemacetan lalu lintas. Pemilihan sistem kereta api monorel dibandingkan dengan sistem kereta api konvensional dikarenakan sistem monorel tidak memerlukan lahan yang luas untuk pembangunan monorelnya, memiliki trayek sendiri di atas permukaan jalan sehingga tidak mengganggu sistem lalu lintas darat. Sedangkan alasan Bali selatan dijadikan sebagai lokasi studi karena lokasi ini mencaku 3 kabupaten yang paling padat kendaraan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pengadaan kereta api di bali dari segi finansial.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data sekunder. Data primer yang berupa hasil wawancara langsung adalah survey harga lahan di lokasi perencanaan trayek monorel. Analisis kelayakan finansial dihitung dengan menggunakan metode NPV, BCR dan IRR. Setelah diketahui hasil dari analisis tersebut, kemudian dianalisis subisidi atau sensitivitasnya.
Rute kereta api yang dikaji dalam penelitian ini diplot dengan Google Earth sepanjang lintasan Nusa Dua – Ngurah Rai – Ubud. Diperoleh total panjang trase rencana adalah 44,40 km. Letak stasiun rencana tersebar di 4 titik yaitu di Nusa Dua, Bandara Ngurah Rai, Sanur dan Lapangan Ubud (Jalan Dewi Sita). Jenis/tipe monorel yang digunakan adalah Futrex 21 (double track) dengan kecepatan rencana 60 km/jam sejumlah 2 unit dengan kapasitas masing-masing 1200 penumpang (two way direction). Umur investasi proyek KA monorel ini adalah 50 tahun. Total biaya investasi proyek KA monorel adalah sebesar Rp Rp 6.788.085.963.251,-. Perhitungan dibagi menjadi 5 skenario yang divariasikan berdasarkan total dari estimasi jumlah permintaan perjalanan, yaitu 25%, 35%, 50%, 75% dan 100%. Perhitungan dari kelima skenario ini memperoleh hasil “tidak layak”. Tapi tanpa memperhitungkan biaya investasi awal hasil analisis adalah “layak”. Untuk itu, dilakukan analisis sensitivitas terhadap kebutuhan subsidi. Hasilnya pemerintah perlu melakukan subsidi selama 10 tahun pada skenario 1 apabila biaya operasional mengalami kenaikan sebesar 100%.
ii UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya proposal yang berjudul “Kajian Pra-Sudi Kelayakan Finansial Pembangunan Kereta Api di Bali (Studi Kasus: Koridor Nusa Dua-Bandara Ngurah Rai-Ubud)” dapat tersusun hingga selesai.
Dalam menyelesaikan proposal ini penulis telah melibatkan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa ucapan terima kasih penyusun sampaikan sebesar-besarnya kepada Bapak Kepala Jurusan Teknik Sipil serta Bapak P. Alit Suthanaya, ST, Meng.Sc, Ph.D selaku Pembimbing I dan Bapak D.M Priyantha Wedagama, ST, MT, MSc, Ph.D selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya yang berharga untuk memberikan bimbingan dan berbagai masukan, yang mana tanpa keduanya Tugas Akhir ini akan sulit untuk selesai tepat waktu. Terimakasih juga penulis ucapkan dengan tulus kepada orang tua penulis dan kedua adik penulis untuk dukungan moril dan materi, rekan-rekan seperjuangan di grup Cemara Family, Wiwin rekan yang menemani saat pencarian data Tugas Akhir di Yogyakarta, Abicandra yang selalu mendampingi penulis dalam segala kesulitan saat penyusunan TA, juga staff dosen, pegawai sipil dan seluruh sahabat di Singaraja dan di jurusan Teknik Sipil UNUD yang terlibat dalam penyusunan Tugas Akhir ini baik berupa tenaga, pemikiran, waktu dan dukungan semangatnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Tugas Akhir ini dapat berguna sebagaimana mestinya dan dapat berguna bagi kita semua.
Bukit Jimbaran, Juli 2015
iii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ...i
UCAPAN TERIMA KASIH ...ii
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR TABEL ...iv
DAFTAR GAMBAR ...vii
DAFTAR NOTASI ...viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 2 1.4 Manfaat Penelitian ... 3 1.5 Batasan Masalah... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Transportasi ... 5
2.2 Angkutan Umum Penumpang ... 5
2.3 Angkutan Kereta Api ... 8
2.3.1 Angkutan Kereta Api ... 8
2.3.2 Jenis-Jenis Kereta Api ... 8
2.4 Definis Jalan Rel ... 10
2.4.1 Jenis-Jenis Rel ... 10
2.4.2 Penempatan Rel ... 10
2.5 Prinsip Dasar Perencanaan Rute ... 11
2.5.1 Kriteria Perencanaan Rute... 13
2.5.2 Tahapan Perencanaan Rute ... 14
2.6 Karateristik KA Monorel ... 15
2.7 Permintaan Perjalanan (Demand) ... 16
2.7.1 Proyeksi Peramalan Jumlah Permintaan Perjalanan (Demand) ... 17
2.7.2 Perencanaan Jumlah Armada ... 18
2.8 Tarif Jasa ... 20
2.9 Biaya Operasional Kereta Api ... 24
2.9.1 Analisis Biaya Operasional Per Tahun ... 24
2.9.2 Analisis Biaya Operasional Per Kilometer ... 27
2.10 Inflasi ... 27
2.11 Studi Kelayakan ... 28
2.12 Studi Kelayakan Finansial... 30
2.13 Analisis Sensitivitas ... 36
2.14 Analisis Kebutuhan Subsidi ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
iv
3.2 Identifikasi Masalah ... 39
3.3 Latar Belakang dan Rumusan Masalah ... 39
3.4 Penentuan Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 40
3.5 Penetapan Batsaan Masalah ... 40
3.6 Studi Pustaka ... 40
3.7 Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 40
3.8 Daerah Kajian Penelitian... 40
3.9 Analisis Data ... 41
3.9.1 Analisis Potensi Demand ... 41
3.9.2 Analisis Pendapatan ... 41
3.10 Analisis Kelayakan Finansial ... 43
3.11 Analisis Sensitivitas ... 43
3.12 Analisis Kebutuhan Subsidi ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Sumber Data ... 44
4.2 Penentuan Trase Kereta Api ... 45
4.3 Pemilihan Sarana dan Prasarana ... 48
4.3.1 Perencanaan Letak Stasiun KA Monorel ... 50
4.3.1 Perencanaan Jumlah Armada KA Monorel... 54
4.4 Estimasi Permintaan Perjalanan ... 59
4.5 Analisis Pendapatan ... 66
4.6 Analisis Kelayakan Finansial ... 67
4.7 Analisis Kebutuhan Subsidi ... 77
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 83
5.1 Simpulan ... 83
5.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85
LAMPIRAN A : HASIL SURVEY ... 86
LAMPIRAN B : PERHITUNGAN DEMAND, CASHFLOW, SUBSIDI DAN RINCIAN BIAYA INVESTASI ... 97
LAMPIRAN C : FOTO DOKUMENTASI ...125 LAMPIRAN D : ARSIP SURAT
v DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Kualitas Pelayanan Angkutan Umum ... 8
Tabel 2.2 Syarat Metode NPV ... 27
Tabel 4.1 Segmen Penempatan Trase Monorel ... 47
Tabel 4.2 Jarak antar Stasiun ... 54
Tabel 4.3 Perbandingan Teknologi Monorel beserta Pembiayaannya ... 54
Tabel 4.4 Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara Kabupaten Gianyar ... 55
Tabel 4.5 Perhitungan Wisatawan Kabupaten Gianyar dengan Metode Trend Linier .. 60
Tabel 4.6 Perbandingan Nilai Y dan Ŷ ... 61
Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Wisatawan Kabupaten Gianyar berdasarkan Metode Trend Linier ... 62
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Kab. Denpasar-Badung-Gianyar ... 62
Tabel 4.9 Persentase Pertumbuhan Penduduk Kab. Denpasar-Badung-Gianyar .. 63
Tabel 4.10 Presentase Penduduk Tahun 2012 per Kabupaten ... 63
Tabel 4.11 MAT Penumpang (Working Trip) Provinsi Bali Tahun 2011 ... 64
Tabel 4.12 Estimasi Demand Tahun 2020 berdasarkan MAT Perjalanan ... 65
Tabel 4.13 Proyeksi Demand KA Monorel Tahun 2020-2070 ... 65
Tabel 4.14 Probabilitas Penggunaan Angkutan Kereta Api ... 66
Tabel 4.15 Estimasi Pendapatan berdasarkan Presentase Jumlah Penumpang .... 68
Tabel 4.16 Inflasi 5 Tahun Terakhir ... 69
Tabel 4.17 Parameter Analisis Finansial ... 69
Tabel 4.18 Hasil Survey Langsung Harga Lahan di Beberapa Lokasi ... 70
Tabel 4.19 Uraian Harga Pembebasan Lahan ... 71
Tabel 4.20 Harga Kebutuhan Sinyal pada Monorel ... 71
Tabel 4.21 Estimasi Biaya Investasi Konstruksi Monorel Terpilih ... 71
Tabel 4.22 Casflow Investasi Kereta Api Monorel Skenario 1 dengan 25% Total Penumpang ... 72
Tabel 4.23 Casflow Investasi Kereta Api Monorel Skenario 2 dengan 35% Total Penumpang ... 73
Tabel 4.24 Casflow Investasi Kereta Api Monorel Skenario 3 dengan 50% Total Penumpang... 74
Tabel 4.25 Casflow Investasi Kereta Api Monorel Skenario 4 dengan 75% Total Penumpang ... 75
Tabel 4.26 Casflow Investasi Kereta Api Monorel Skenario 5 dengan 100% Total Penumpang ... 76
Tabel 4.27 Hasil Analisis Kelayakan per Skenario ... 77
Tabel 4.28 Hasil Analisis Kelayakan per Skenario tanpa Memperhitungkan Biaya Investasi Awal ... 77
Tabel 4.30 Perhitungan Harga Tiket Riil Kereta Api Monorel (Skenario 1) ... 79
Tabel 4.31 Perhitungan Subsidi Pemerintah (Skenario 1) ... 80
Tabel 4.33 Analisis Sensitivitas Kebutuhan Subsidi pada Skenario 1) ... 82
Tabel A-1 Rekapitulasi Harga Lahan di Kawasan Penempatan Monorel ... 92
Tabel B-1 Estimasi Pertumbuhan MAT Penumpang Denpasar-Badung- Gianyar ... 96
Tabel B-2 Analisis Kelayakan Finansial Skenario 1 tanpa Biaya Investasi Awal ...108 Tabel B-3 Analisis Kelayakan Finansial Skenario 2 tanpa Biaya Investasi
vi
Awal ...109
Tabel B-4 Analisis Kelayakan Finansial Skenario 3 tanpa Biaya Investasi Awal ...110
Tabel B-5 Analisis Kelayakan Finansial Skenario 4 tanpa Biaya Investasi Awal ...111
Tabel B-6 Analisis Kelayakan Finansial Skenario 5 tanpa Biaya Investasi Awal ...112
Tabel B-7 Perhitungan Harga Tiket Riil Kereta Api Monorel (Skenario 2) ...113
Tabel B-8 Perhitungan Subsidi Pemerintah (Skenario 2) ...114
Tabel B-7 Perhitungan Harga Tiket Riil Kereta Api Monorel (Skenario 3) ...115
Tabel B-8 Perhitungan Subsidi Pemerintah (Skenario 3) ...116
Tabel B-7 Perhitungan Harga Tiket Riil Kereta Api Monorel (Skenario 4) ...117
Tabel B-8 Perhitungan Subsidi Pemerintah (Skenario 4) ...118
Tabel B-7 Perhitungan Harga Tiket Riil Kereta Api Monorel (Skenario 5) ...119
Tabel B-8 Perhitungan Subsidi Pemerintah (Skenario 5) ...120
Tabel B-13 Kebutuhan Pembangunan Sinyal Elektrik + CTC ...121
Tabel B-14 Kebutuhan Pembangunan Sinyal Mekanik ...122
vii DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kurva Tarif Seragam (Flate Fare) ...19
Gambar 2.2 Kurva Tarif Berdasarkan Jarak (Distance Based Fare) ...20
Gambar 2.3 Kurva Tarif Bertahap (Berdasarkan Jarak) ...20
Gambar 2.4 Kurva Tarif Berdasarkan Zona ...21
Gambar 2.5 Grafik Nilai NPV dengan Nilai IRR Tunggal ...32
Gambar 2.6 Grafik NPV tanpa IRR ...32
Gambar 2.7 Grafik NPV dengan IRR lebih dari satu ...32
Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian ...37
Gambar 3.2 Daerah Kajian Penelitian untuk Perencanaan Rute KA ...40
Gambar 4.1 Total Jumlah Kendaran pada Tiap Kabupaten di Bali Tahun 2012 ...45
Gambar 4.2 Peta Daerah Kajian Perencanaan Rute KA ...46
Gambar 4.3 Peta Jalur Rencana Monorel ...46
Gambar 4.4 Peta Titik-Titik Perencanaan Trase Monorel ...47
Gambar 4.5 Ilustrasi Kereta Api Monorel...49
Gambar 4.6 Peta Titik Rencana Stasiun Monorel di Nusa Dua ...50
Gambar 4.7 Peta Titik Rencana Stasiun Monorel di Bandara Ngurah Rai ...50
Gambar 4.8 Peta Titik Rencana Stasiun Monorel di Sanur ...50
Gambar 4.9 Peta Titik Rencana Stasiun Monorel di Ubud ...51
Gambar 4.10 Ilustrasi Umum Bangunan Stasiun Monorel ...51
Gambar 4.11 Tampak Depan Ilustrasi Bangunan Stasiun Monorel ...52
Gambar 4.12 Tampak Atas Ilustrasi Posisi Kereta pada Bangunan Stasiun Monorel ..52
Gambar 4.13 Tampak Atas Atap TerbukaIlustrasi Denah Bangunan Stasiun Monorel ...52
Gambar 4.14 Tampak Atas dan Samping Ilustrasi Bangunan Stasiun Monorel .53 Gambar 4.15 Dimensi KA Monorel terpilih ...52
Gambar 4.16 Bagian-Bagian KA monorel terpilih Rai ...50
viii DAFTAR NOTASI
Ŷ : penduduk pada tahun proyeksi-X
Y : penduduk tahun ke-X
a : penduduk pada tahun dasa (intercept)
b : rata-rata pertambahan penduduk (koefisien)
X : periode waktu proyeksi = selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar
D : jumlah permintaan penumpang angkutan umum (pergerakan)
Ftr : Faktor yang menyatakan pergerakan yang dilakukan oleh setiap penduduk M : Jumlah penduduk potensial melakukan pergerakan dan membutuhkan
pelayanan angkutan umum (jiwa) N : Jumlah kebutuhan kendaraan (unit)
Pmin : Jumlah penumpang minimal (orang per kendaraan per hari)
D : Jumlah permintaan angkutan penumpang umum (pergerakan) CT : waktu sirkulasi
T : waktu perjalanan rata-rata Ơ : deviasi waktu perjalanan H : waktu antara
C : kapasitas kendaraan
Lf : faktor muat (asumsi 70% dari kondisi ideal) P : jumlah penumpang per jam pada sesi terpadat K : jumlah kendaraan
CT : waktu sirkulasi (menit) H : waktu antara (menit)
Fa : faktor ketersediaan kendaraan (100%)
B(t) : besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun ke –t C(t) : besaran total dari komponen biaya pada tahun ke –t
i : tingkat bunga yang diperhitungkan t : periode tahun
i1 : Tingkat bunga pertama saat NPV positif (%)