• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI MANAGEABLE SWITCH PADA JARINGAN TIK.JK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI MANAGEABLE SWITCH PADA JARINGAN TIK.JK"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI

MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI

MANAGEABLE SWITCH PADA JARINGAN

TIK.JK02.009.01

BUKU INFORMASI

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2

BAB I ... 4

PENGANTAR ... 4

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 4

1.2 Penjelasan Modul ... 4

1.2.1 Desain Modul ... 4

1.2.2 Isi Modul ... 5

1.2.3 Pelaksanaan Modul ... 5

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ... 6

1.4 Pengertian-pengertian Istilah ... 6

BAB II ... 8

STANDAR KOMPETENSI ... 8

2.1 Peta Paket Pelatihan ... 8

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi ... 8

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 9

2.3.1 Judul Unit ... 9

2.3.2 Kode Unit Kompetensi ... 9

2.3.3 Deskripsi Unit ... 9 2.3.4 Elemen Kompetensi ... 9 2.3.5 Batasan Variabel ... 11 2.3.6 Panduan Penilaian ... 11 2.3.7 Kompetensi Kunci ... 12 BAB III ... 13

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 13

3.1 Strategi Pelatihan ... 13

3.2 Metode Pelatihan ... 14

BAB IV ... 15

MATERI UNIT KOMPETENSI ... 15

(3)

PADA JARINGAN ... 15

4.1 Tujuan Instruksional Umum ... 15

4.2 Tujuan Instruksional Khusus ... 15

4.3 Uraian Singkat Tentang Switch Pada jaringan ... 15

4.4 Beberapa Pengertian Dalam Unit Kompetensi Ini ... 16

4.5 Informasi Masing-Masing Elemen Kompetensi ... 16

4.5.1 Menentukan spesifikasi manageable switch / hub ... 16

4.5.2 Memilih manageable switch / hub yang tepat ... 26

4.5.3 Memasang dan mengkonfigurasi manageable switch / hub dan peralatan pendukung ... 31

4.5.4 Menguji Manageable switch / hub dan jaringan ... 44

BAB V ... 48

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN ... 48

UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 48

5.1 Sumber Daya Manusia... 48

5.2 Literatur ... 49

5.3 Daftar Peralatan dan Bahan yang digunakan ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(4)

BAB I PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?

Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.

Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2 Penjelasan Modul

Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan.

Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan pseserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari pelatih.

1.2.1 Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri :

• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.

(5)

• Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-

sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2 Isi Modul

Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :

• Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.

Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. • Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3 Pelaksanaan Modul

Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :

• Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

• Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

(6)

• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

• Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :

• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. • Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. • Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

• Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.

• Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency)?

Jika Anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, Anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti Anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena Anda telah :

a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau

b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama

1.4 Pengertian-pengertian Istilah Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

(7)

Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi Kerja

Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan , keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja

Pelatihan Berbasisi Kompetensi Kerja adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan / atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sertifikasi Kompetensi Kerja

Sertifikasi kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sitematis dan obyektif melalui uji kompetensi sesuai standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional dan /atau standar khusus.

Sertifikat Kompetensi Kerja

Sertifikat Kompetensi Kerja adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi terakreditasi yang menerangkan bahwa seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan SKKNI.

(8)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan

Unit ini didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam unit-unit kompetensi yang berkaitan dengan :

a. TIK.JK02.009.01 Menginstal Dan Mengkonfigurasi Manageable Switch Pada Jaringan

Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra kejuruan umum, institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan serangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bisa terhadap sektor tertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektor tertentu/khusus, pelatihan harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan sektor tersebut.

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Apakah Standar Kompetensi?

Setiap Standar Kompetensi menentukan :

a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.

b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?

Unit ini memberikan informasi yang diperlukan untuk Menginstal Dan Mengkonfigurasi Manageable Switch Pada Jaringan.

Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Namun diharapkan pelatihan ini dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tiga sampai tujuh hari. Pelatihan ini dijutukan bagi semua user terutama yang tugasnya berkaitan dengan programming, seperti operator, programmer, staff support, dan staff admin.

(9)

Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?

Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat :

• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. • memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

• menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit

Judul Unit : Menginstal Dan Mengkonfigurasi Manageable Switch Pada Jaringan

2.3.2 Kode Unit Kompetensi Kode Unit : TIK.JK02.009.01

2.3.3 Deskripsi Unit

Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan untuk memilih, memasang, dan menguji manageable switch / hub pada jaringan.

2.3.4 Elemen Kompetensi

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01 Menentukan spesifikasi

manageable switch / hub

1.1 Kapasitas jaringan saat ini dan masa yang akan datang ditetapkan berdasarkan kebutuhan bisnis saat ini dan masa yang akan datang.

1.2 Jumlah dan tipe dari manageable Switch / Hub ditetapkan berdasarkan kebutuhan jaringan saat

(10)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA ini dan masa yang akan datang. 1.3 Topologi jaringan diidentifikasi.

1.4 Persyaratan keamanan dan manajemen jaringan ditetapkan.

02 Memilih manageable switch / hub yang tepat

2.1 Manageable switch / hub dengan fitur yang cocok dipilih sesuai kebutuhan spesifikasi.

2.2 Workstation, komputer, server, Router, dan perangkat jaringan yang lain ditetapkan sesuai dengan kebutuhan jaringan.

03 Memasang dan mengkonfigurasi manageable switch / hub dan peralatan pendukung

3.1 Manageable Switch / hub dan perangkatnya dirangkai berdasarkan kebutuhan jaringan. 3.2 Manageable Switch/ hub dikonfigurasi

berdasarkan kebutuhan jaringan.

3.3 Perangkat lunak pengemulasi dikonfigurasi untuk beroperasi didalam lingkungan yang baru. 04 Menguji Manageable

switch / hub dan jaringan

4.1 Perangkat Manageable switch / hub dan Jaringan diuji berdasarkan persyaratan pabrik dan atau petunjuk pengujian.

4.2 Jaringan dijamin tidak gagal atau terpecah dalam segmen-segmen yang terisolasi.

4.3 Pengaturan jaringan dibuat berdasarkan dari hasil pengujian.

(11)

2.3.5 Batasan Variabel

1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan komunikasi. 2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini didukung dengan tersedianya:

2.1 Spesifikasi kebutuhan Manageable switch / hub. 2.2 Spesifikasi / arsitektur jaringan yang akan dipasang. 2.3 Beberapa Perangkat Manageable switch / hub.

2.3.6 Panduan Penilaian

1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang

Untuk mendemontrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan dan pengetahuan di bidang berikut ini :

1.1 Pengetahuan dasar

1.1.1 Pengetahuan sistem jaringan komputer dan komponen nya.

1.1.2 Pengetahuan sistem operasi. 1.2 Keterampilan dasar

1.2.1 Merangkai komponen sistem. 1.2.2 Mengoperasikan sistem operasi. 2. Konteks penilaian

Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara praktek dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

3. Aspek penting penilaian Aspek yang harus diperhatikan :

3.1 Kemampuan untuk menentukan switch / hub sesuai dengan spesifikasi.

3.2 Kemampuan untuk memasang switch / hub sesuai dengan kebutuhan jaringan.

4. Kaitan dengan unit-unit lainnya

4.1 Unit ini didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam unit kompetensi yang berkaitan dengan:

4.1.1 Merangkai komponen sistem.

4.1.2 Menginstal perangkat keras ke dalam sistem jaringan komputer.

(12)

4.1.3 Menginstal perangkat lunak ke dalam sistem jaringan komputer.

4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra-kejuruan umum, institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan serangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bisa terhadap sektor tertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektor tertentu/ khusus, pelatihan harus disesuaikan agar dapat memenuhi kebutuhan sektor tersebut.

2.3.7 Kompetensi Kunci

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2

2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2

3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2

4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2

5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2

6 Memecahkan masalah 2

(13)

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan/perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.

b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah Anda miliki

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik

a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian

(14)

3.2 Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

(15)

BAB IV

MATERI UNIT KOMPETENSI

MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI MANAGEABLE SWITCH PADA JARINGAN

4.1 Tujuan Instruksional Umum

Siswa dapat menentukan spesifikasi manageable switch / hub. Siswa dapat memilih manageable switch / hub yang tepat

Siswa dapat memasang dan mengkonfigurasi manageable switch / hub dan peralatan pendukung.

Siswa dapat menguji Manageable switch / hub dan jaringan.

4.2 Tujuan Instruksional Khusus

Siswa dapat menentukan spesifikasi switch.

Siswa dapat memilih switch yang akan di gunakan. Siswa dapat memasang dan mengkonfigurasi switch. Siswa dapat melakukan proses uji coba switch.

4.3 Uraian Singkat Tentang Switch Pada jaringan

Switch jaringan (atau switch untuk singkatnya) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung segmentasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC). Kelebihan Switch dibanding HUB adalah jumlah jalur pertukaran data lebih banyak Switch dibanding HUB, sehingga proses pertukaran data akan berlangsung cepat.

(16)

4.4 Beberapa Pengertian Dalam Unit Kompetensi Ini

Beberapa pengertian yang dipergunakan di dalam unit kompetensi ini, yaitu :

1. NIC (Network Interface Card) adalah kartu jaringan atau LAN Card berupa papan elektronik yang nantinya ditanam atau dipasang di setiap komputer yang akan dihubungkan ke suatu jaringan. Jaringan ini tidak terbatas pada LAN (Local Area Network) saja bisa juga Workgroup. 2. HUB adalah Secara sederhana HUB bisa dikatakan suatu perangkat

yang memiliki banyak port yang akan menghubungkan beberapa Node atau titik sehingga membentuk suatu jaringan pada topologi star.

3. Bridge adalah perangkat yang berfungsi menghubungkan beberapa jaringan terpisah, baik tipe jaringan yang sama maupun berbeda (seperti Ethernet dan Fast Ethernet).

4. Switch adalah perangkat jaringan yang bekerja dilapisan Data-link, mirip dengan bridge, berfungsi menghubungkan banyak segmen LAN ke dalam satu jaringan yang lebih besar.

5. Komputer adalah sistem yang digunakan untuk melakukan pengolahan berbagai macam data baik angka atau bukan angka.

4.5 Informasi Masing-Masing Elemen Kompetensi

4.5.1 Menentukan spesifikasi manageable switch / hub 1) Pengetahuan Kerja

Pada sub bab ini kita akan membahas mengenai penentuan spesifikasi apa saja yang dibutuhkan ketika akan membangun sebuah jaringan.

2) Ketrampilan Kerja

Kapasitas jaringan saat ini dan masa yang akan datang ditetapkan berdasarkan kebutuhan bisnis saat ini dan masa yang akan datang

Sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu, apa itu jaringan komputer? jaringan komputer adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadinya komunikasi diantara dua komputer atau lebih.

Bagi sebagian orang mungkin sudah mulai pusing ketika membaca definisinya. Rata-rata dari kita sebenarnya sudah mengenal jaringan komputer, bahkan sudah sejak lama menggunakannya tanpa disadari. Rata-rata dari Anda pasti sudah pernah menggunakan internet kan? nah, internet adalah salah satu contoh implementasinya.

(17)

Saat ini kita akan lebih fokus membahas penggunaan jaringan komputer dalam meningkatkan efisiensi dan performa bisnis Anda. Apabila kantor Anda sudah memiliki lebih dari 1 komputer, maka Anda bisa mendapatkan keuntungan dari menerapkan teknologi jaringan komputer, berikut beberapa keuntungannya:

1. Berbagi peralatan, dengan menggunakan jaringan komputer, perusahaan dapat berbagi peralatan seperti printer, scanner, sehingga dapat menghemat biaya yang perlu dikeluarkan untuk membeli piranti keras.

2. Berbagi saluran internet, perusahaan cukup membayar satu atau beberapa saluran internet untuk kemudian digunakan secara bersama-sama dengan puluhan, ratusan atau bahkan ribuan komputer tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.

3. Komunikasi dan kolaborasi, para karyawan yang berada di lokasi kantor yang berbeda tetap dapat saling bertukar informasi seolah-olah berada dalam satu kantor, sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. Contohnya: karyawan di kantor jakarta dengan karyawan di kantor bandung dapat saling bertukar file tanpa harus menggunakan media perantara tambahan seperti disket atau usb flash disk.

4. Proteksi data, dengan menggunakan jaringan komputer, kita dapat melakukan proses backup data dari masing-masing komputer dengan mudah ke suatu server backup, sehingga data-data bisnis kita terlindungi dari bahaya.

Pada setiap design komputer network kita akan selalu menggunakan konsentrator. Apakah itu berupa Hub ataupun Switch. Pada awalnya kita menggunakan Hub dengan segala kelebihan dan kekurangannnya, lalu muncul Switch yang lantas menggantikan peranan Hub dalam sebuah design komputer network baik dalam skala besar maupun kecil. Hal ini di sebabkan karena performance Switch lebih “Smart” di bandingkan Hub.

Switch itu sendiri ada yang Manageable dan UnManageable. Berkaitan dengan istilah smart tadi, maka switch jenis manageable jauh lebih smart ketimbang yang unmanageable. Arti dari manageable di sini adalah bahwa switch dapat kita konfigurasi sesuai dengan kebutuhan network kita agar lebih efesien dan maksimal. Kok bisa? Karena switch manageable memiliki sistem operasi sendiri, layaknya PC kita di rumah.

Beberapa kemampuan switch yang manageable yang dapat kita rasakan adalah, penyempitan broadcast jaringan dengan VLAN, sehingga akses dapat lebih cepat. Pengaturan akses user dengan accesslist, membuat keamanan network lebih terjamin. Pengaturan port yang ada, serta mudah

(18)

dalam monitoring trafic dan maintenance network, karena dapat di akses tanpa harus berada di dekat switch. Ingat !, alat ini hanya membantu kita, menjalankan apa yang sudah kita design, baik topologi maupun konfigurasi networknya.

Untuk merancang suatu jaringan maka perlu memperhatikan tahapan-tahapan minimal yang harus dilakukan.

Identifikasi Kebutuhan

Tahapan yang sangat krusial dalam perancangan sebuah jaringan adalah identifikasi kebutuhan suatu organisasi atau perusahaan. Biasanya sebuah organisasi atau perusahaan besar sebelum membangun jaringan melakukan audit terlebih dahulu, misalnya dengan COBIT1. Saat ini sudah menjadi suatu keharusan atau wajib hukumnya, suatu organisasi/perusahaan besar yang akan menggunakan suatu teknologi informasi baik sebagai

support atau decision melakukan tahapan audit sebelum menerapkan teknologi informasi. Beberapa faktor yang penting diperhatikan dalam identifikasi kebutuhan, adalah :

a. Jenis layanan yang akan diberikan jaringan

b. Skalabilitas, yaitu seberapa besar jaringan yang akan dibuat? c. Expandable, apakah jaringan dapat di-expand? open-ended? d. Kondisi ruangan dan gedung

e. Medium transmisi yang akan digunakan, apakah menggunakan kabel atau nirkabel(wireless)?

f. Berapa bandwith yang diberikan atau akan digunakan? g. Topologi yang digunakan? Protokol yang akan dipakai?

h. Ketersediaan perangkat keras, pemilihan server atau perangkat lain seperti hub, switch, dan router.

i. Perangkat lunak jaringan sebagai platform

j. Managebility dan monitoring sistem k. Keamanan/Security

l. Alokasi biaya pengadaan peralatan m. Sumberdaya Manusia sebagai pengelola Analisa Kebutuhan

Berdasarkan hasil identifikasi maka dilakukan analisis kebutuhan untuk merancang/mengembangkan jaringan yang paling sesuai dengan kondisi yang ada.

STUDI KASUS

Untuk memahami cara merancang jaringan maka dalam tulisan ini akan diulas perancangan jaringan untuk Unit Kerja (UK) atau Unit Pelaksana

(19)

Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian sebagai studi kasus. Penulis membatasi dua kasus sebagai bahan analisa dalam merancang suatu jaringan komputer yaitu di Balitsa1 (Kasus A) dan Sekretariat2 (Kasus B). Studi kasus tersebut penulis ambil berdasarkan hasil identifikasi pada tahun 2006.

Tabel 1 Contoh Kasus Perancangan Jaringan (Elemen Kompetensi 1)

Pada kasus A ini, layanan yang akan diberikan berupa LAN, Internet dan database server. Untuk LAN biasanya digunakan user untuk berbagi sumberdaya seperti printer, sharing data. Sedangkan untuk Internet user

menggunakannya untuk akses informasi dan komunikasi (email). Database server dialokasikan untuk pengelolaan data plasmanutfah, sentra produksi sayuran, data virologi hasil, perpustakaan, SIMPROG, SIMPEG. Jumlah user/pengguna jaringan berdasarkan identifikasi kurang dari 50 user. Berdasarkan kondisi tersebut, maka disarankan pemilihan koneksi ke Internet Service profider (ISP) dapat berupa dial-up dengan menggunakan telkom Speedy 1, atau wireless2. Hal tersebut dikarenakan bandwith yang dibutuhkan cukup diakomodasi oleh jenis koneksi tersebut.

(20)

Jumlah dan tipe dari manageable Switch / Hub ditetapkan berdasarkan kebutuhan jaringan saat ini dan masa yang akan datang

Untuk jumlah switch yang dibutuhkan pada kasus seperti diatas, jumlah nya adalah sebesarminimal 5 buah. Karena berdasarkan kasus diatas, pada sistem jaringan yang akan dibuat terdapat 4 grup LAN. Dimana setiap grup LAN (A, B, C, dan D) dipasang satu switch dengan jumlah port disesuaikan dengan jumlah user yang akan terhubung dalam grup LAN.

Topologi jaringan diidentifikasi

Topologi jaringan komputer adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak digunakan adalah bus, token ring, dan star. Dalam suatu jaringan komputer jenis topologi yang dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi. Untuk itu maka perlu dicermati kelebihan/keuntungan dan kekurangan / kerugian dari masing - masing topologi berdasarkan karakteristiknya.

1. Topologi BUS

Topologi bus terlihat pada gambar berikut ini :

(21)

Media penghantar untuk jenis topologi BUS adalah kabel Koaksial. Topologi BUS menggunakan metode unicast, multicast dan broadcast. Unicast adalah komunikasi antara satu pengirim dengan satu penerima di jaringan. Multicast adalah komunikasi antara satu pengirim dengan banyak penerima di jaringan. Sedangkan pada Broadcast, setiap titik akan menerima dan menyimpan frame yang disalurkan/dihantarkan.

Tabel 2 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan BUS (Elemen Kompetensi 1)

2. Topologi Token RING

Topologi Token RING terlihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 2 Topologi Ring (Elemen Kompetensi 1)

Metode token-ring (sering disebut ring saja) menghubungkan komputer sehingga berbentuk ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan. Karakteristik topologi ring seperti disajikan pada Tabel berikut ini :

(22)

Tabel 3 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan RING (Elemen Kompetensi 1)

3. Topologi STAR

Topologi Token STAR terlihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 3 Topologi Star (ElemenKompetensi 1)

Topologi ini merupakan kontrol terpusat, semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasiun primer atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap client server sewaktu-waktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server. Karakteristik topologi ring seperti disajikan pada Tabel berikut ini :

(23)

Tabel 4 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan STAR (Elemen Kompetensi 1)

Selain ketiga topologi dasar di atas ada topologi turunan dari topologi dasar yaitu topologi Mesh, Hybrid dan Wireless. Topologi MESH (Gambar 5) dibangun dengan memasang banyak link pada setiap komputer. Hal ini dimungkinkan karena pada setiap komputer terdapat lebih dari satu NIC. Topologi ini secara teori kemungkinkan

Akan tetapi tidak praktis dan biayanya cukup tinggi. Topologi Mesh memiliki tingkat redundancy yang tinggi.

Gambar 4 Topologi Mesh (Elemen Kompetensi 1)

Topologi Hybrid adalah jaringan yang dibentuk dari berbagai topologi dan teknologi. Sebuah topologi hybrid memiliki semua karakterisitik dari topologi dasar yang terdapat dalam jaringan tersebut.

(24)

Gambar 5 Topologi Hybird (Elemen Kompetensi 1)

Berdasarkan kondisi yang terlihat pada sub bab sebelumnya diatas untuk kasus A, dapat disiapkan rancangan pengembangan jaringan komputer seperti terlihat dalam sketsa pada gambar berikut ini :

(25)

Gambar 6 Rancangan pengembangan jaringan komputer Kasus A (Elemen Kompetensi 1)

Dalam sketsa di atas terlihat lokasi komputer-komputer, perangkat jaringan seperti hub, access point, dan hardware lainnya yang akan dikoneksikan ke dalam jaringan. Penulis mencoba membagi menjadi empat grup, berdasarkan letak (kumpulan dari komputer-komputer, gedung), dan jarak. Dari sketsa ini dapat ditentukan topologi yang akan digunakan, yaitu : a. Grup A, B, C dan D menggunakan topologi star, karena didalam sketsa

pada grup ini terdapat konsentrator yaitu hub/switch

b. Setiap hub/switch yang saling terhubung, dan hub/switch ke access point menggunakan topologi bus,

c. Antara access point client dari grup B, C, dan D ke access point pada grup A menggunakan topologi wireless. Jadi pada kasus A terdapat empat topologi yang digunakan yaitu topologi Bus, Star, hybrid dan

Wireless.

Persyaratan keamanan dan manajemen jaringan ditetapkan

Sejalan dengan perkembangan teknologi jaringan dan kebutuhan pengguna, maka sudah selayaknya suatu organisasi/lembaga memulai penerapan Jaringan atau local area network. Desain jaringan adalah penting karena berhubungan dengan rancangan kinerja dan kehandalan komputasi dan komunikasi pada suatu institusi. Untuk merancang jaringan yang efisien maka identifikasi keragaan dan kebutuhan pengembangan merupakan

(26)

tahapan yang sangat penting. Dari hasil identifikasi tersebut dilakukan analisis kebutuhan sehingga dapat dirancang jaringan yang ekonomis namun berdaya guna. Pemilihan topologi jaringan hendaknya memperhatikan karakteristik topologi itu sendiri, letak gedung, dan jumlah lantai pada gedung tersebut. Sedangkan perangkat keras untuk jaringan dipilih berdasarkan topologi jaringan, beban kerja, kebutuhan akses komunikasi, dan kebutuhan pengamanan sistem.

3) Sikap Kerja

1. Menetapkan kapasitas jaringan saat ini dan masa yang akan datang berdasarkan kebutuhan bisnis saat ini dan masa yang akan datang. 2. Menetapkan jumlah dan tipe dari manageable Switch / Hub

berdasarkan kebutuhan jaringan saat ini dan masa yang akan datang. 3. Mengidentifikasi topologi jaringan.

4. Menetapkan persyaratan keamanan dan manajemen jaringan.

4.5.2Memilih manageable switch / hub yang tepat 1) Pengetahuan Kerja

Dalam memilih perangkat yang akan digunakan, sebaiknya menggunakan yang sudah memiliki sertifikat international, seperti CISCO.

2) Ketrampilan Kerja

Manageable switch / hub dengan fitur yang cocok dipilih sesuai kebutuhan spesifikasi

Untuk memilih switch yang akan digunakan, sebaiknya menggunakan yang merk CISCO. Karena CISCO sudah bersertifikasi internasional, dan banyak yang menggunakannya. Dan pastikan memilih switch yang manageable. Manageable switch adalah switch yang memiliki IP Management yang dapat di telnet untuk mengkonfigurasi switch tersebut. Banyak juga produk2 manageable switch seperti Cisco, 3Com , Huawei dan LinkSys juga. Contoh konfigurasi yang bisa dilakukan di manageable switch adalah Routing (jika switch tersebut multilayer) , VLAN, STP, LAN Qos, Port Security dan Dot1X dan banyak lagi fitur lainnya.

Stackable berarti antar switch dihubungkan dengan kabel khusus, hasilnya seakan akan switch tersebut berupa 1 unit fisik switch dengan total port gabungan beberapa switch tersebut. Berbeda dengan mencolok switch

(27)

ke salah satu port switch lainnya dengan kabel UTP, itu hanya prinsip downlink/uplink, bukan stackable. Jadi kesimpulannya adalah stack harus 1 jenis switch yang sama

Ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara manageable switch dengan yang non manageable. Perbedaan tersebut dominan bisa di lihat dari kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh switch manageable itu sendiri. Adapun beberapa kelebihan manageable switch yang membedakan keduanya adalah :

1. Mendukung penyempitan broadcast jaringan dengan VLAN 2. Pengaturan access user dengan access list

3. Membuat keamanan network lebih terjamin 4. Bisa melakukan pengaturan port yang ada

5. Mudah dalam monitoring trafick dan maintenence network karena dapat diakses tanpa harus berada di dekat switch.

Workstation, komputer, server, Router, dan perangkat jaringan yang lain ditetapkan sesuai dengan kebutuhan jaringan

Perangkat keras yang dibutuhkan untuk membangun sebuah jaringan komputer yaitu : Komputer, Card Network, Hub, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan koneksi jaringan seperti : Bridges, Router dan lainnya yang dibutuhkan untuk proses transformasi data didalam jaringan.

Komputer Server adalah suatu komputer yang menjadi pengelola dan pusat bagi komputer lainnya. Karena berfungsi sebagai pusat, minimal sebuah server harus mempunyai beberapa karakter yang lebih dibandingkan dengan komputer yang terhubung kedalam suatu jaringan. Keseluruhan komputer yang terhubung ke server dalam jaringan disebut sebagai Workstation. Hampir semua jenis komputer dapat digunakan sebagai komputer

workstation. Network Interface Cards (NIC) dan Ethernet Card/Kartu Jaringan Kartu Jaringan merupakan perangkat yang menyediakan media untuk menghubungkan antar komputer. Kebanyakan kartu jaringan adalah kartu internal, yaitu kartu jaringan yang dipasang pada slot ekspansi di dalam komputer. Kartu Jaringan umumnya telah menyediakan port koneksi untuk kabel koaksial ataupun kabel twisted pair.

HUB dan Switch

Sebuah Konsentrator/Hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lain. Switch merupakan sebuah konsentrator sama dengan HUB. Perbedaannya adalah pada cara pengiriman/penyaluran data pada jaringan.

(28)

Tabel 5 Perbandingan HUB dan Switch (Elemen Kompetensi 2)

Gambar 7 Metode Pengiriman datapada HUB dan Switch (Elemen Kompetensi 2)

Repeaters

Alat ini berfungsi untuk menguatkan sinyal. Contoh yang paling mudah adalah pada sebuah LAN menggunakan topologi star dengan menggunakan kabel unshielded twisted pair. Oleh karena panjang maksimal untuk sebuah kabel unshielded twisted pair adalah 100 meter, maka untuk menguatkan sinyal dari kabel tersebut dipasanglah sebuah repeater pada jaringan tersebut. Dalam jaringan LAN, Hub dan Switch dapat berfungsi juga sebagai Repeater.

(29)

Bridges / Jembatan

Bridges merupakan perangkat yang membagi satu buah jaringan kedalam dua buah jaringan. Ini digunakan untuk mendapatkan jaringan yang efisien, karena pertumbuhan jaringan yang sangat cepat sehingga diperlukan suatu jembatan. Diibaratkan bahwa Bridges ini seperti polisi lalu lintas yang mengatur di persimpangan jalan pada saat jam-jam sibuk. Dia mengatur agar informasi di antara kedua sisi jaringan tetap berjalan dengan baik dan teratur. Bridges juga dapat digunakan untuk mengkoneksi diantara jaringan yang menggunakan tipe kabel yang berbeda ataupun topologi yang berbeda pula.

Gambar 9 Bridge dari LinkSys (Elemen Kompetensi 2) Routers

Sebuah Router mengartikan informasi dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Hampir sama dengan Bridges namun agak sedikit lebih pintar, router akan mencari jalur yang terbaik untuk mengirimkan sebuah pesan berdasakan alamat tujuan dan alamat asal. Sementara Bridges dapat mengetahui alamat masing-masing komputer di masing-masing sisi jaringan, router mengetahui alamat komputer, bridges dan router lainnya. Router dapat mengetahui keseluruhan jaringan, melihat sisi mana dalam jaringan komputer yang paling sibuk dan bisa menarik data dari sisi yang sibuk tersebut sampai sisi tersebut bersih. Jika LAN terkoneksi ke Internet maka Router akan menterjemahkan informasi antara LAN dan Internet. Jadi dapat dirangkum bahwa Router mempunyai fungsi mengatur jalur sinyal secara efisien, mengatur pesan diantara dua buah protocol, mengatur pesan diantara topologi jaringan linear Bus dan Bintang (star), dan mengatur pesan yang melewati Kabel fiber optic, kabel koaksial atau kabel twisted pair.

(30)

Gambar 10 Router dari CISCO (Elemen Kompetensi 2) Sedangkan perangkat keras yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. 1 buah modem ADSL, dengan kecepatan 230 Kbps. Modem ini digunakan untuk koneksi ke ISP, disanakan menggunakan Fastnet. 2. 2 buah komputer server, dengan spesifikasi sebagai berikut :

Untuk gateaway server : - Prosesor minimum P4. - Memory minimum 512 mb. Untuk database server :

- Prosesor minimun P4. - Memory 1 GB.

- Harddisk diatas 100 GB

Gateaway server digunakan sebagai network Address Translation (NAT) dan router atau sebagai proxy. Databse server memerlukan respon yang cepat karena akan terinstall suatu aplikasi, sehingga memerlukan kerja prosesor dan memori yang handal.

3. 3 buah WLAN (Wireless LAN), 1 Acces point, dan 2 dijadikan client Acces. Grup LAN B dan C terhubung oleh wireless ke group LAN A. Acces point di A digunakan oleh user yang mengakses secara wireless. 4. Kabel secukupnya, kabel UTP.

(31)

Tabel 6 Perangkat keras Jaringan (Elemen Kompetensi 2)

3) Sikap Kerja

1. Memilih manageable switch / hub dengan fitur yang cocok sesuai kebutuhan spesifikasi.

2. Menetapkan workstation, komputer, server, Router, dan perangkat jaringan yang lain sesuai dengan kebutuhan jaringan.

4.5.3 Memasang dan mengkonfigurasi manageable switch / hub dan peralatan pendukung

1) Pengetahuan Kerja

Pada sub bab ini juga kita akan membahas lebih dalam cara mengkonfigurasi switch.

(32)

2) Ketrampilan Kerja

Manageable Switch / hub dan perangkatnya dirangkai berdasarkan kebutuhan jaringan

Berikut ini adalah gambaran switch dari merk CISCO :

(33)

Gambar 12 Tampilan Back Panel Swtich CISCO (Elemen Kompetensi 3) Amati dengan seksama gambar di atas :

a. Disini kita menggunakan Cisco Switch 3500XL Series

b. RJ-45 Console Port akan menjadi bagian penting dari proses konfigurasi switch.

c. Port LED akan berubah dari warna orange ke warna hijau muda apabila koneksi berjalan baik, sebaliknya akan berwarna oranye terus bila ada masalah

d. Masukkan Kabel dengan konektor RJ-45 pada posisi yang benar sesuai gambar.

Agar dapat mengkonfigurasikan switch, terlebih dahulu kita harus menghubungkannya dengan PC atau LapTop sebagai terminal konfigurasi. Untuk itu kita membutuhkan kabel penghubung dengan jenis Rollover dan adapter RJ-45 to DB-9.

(34)

Manageable Switch/ hub dikonfigurasi berdasarkan kebutuhan jaringan

Untuk mengkonfigurasinya, ikuti langkah-langkah berikut ini : a. Setelah semua terkoneksi dengan benar, nyalakan komputer. b. Jalankan program Hyper Terminal pada windows.

Gambar 14 Hyper Terminal (Elemen Kompetensi 3)

Gambar 15 Connection Description (Elemen Kompetensi 3)

c. Nama koneksi bisa di isi dengan nama apa saja, di sini kita isi dengan switch

(35)

Gambar 16 Connect To (Elemen Kompetensi 3) d. Pilih port mana yang akan di gunakan sebagai penghubung.

Gambar 17 COM1 Properties (Elemen Kompetensi 3)

e. Sebagai tahapan awal, kita gunakan saja setingan default dengan cara memilih Restore Defaults

(36)

f. Nyalakan Switch, tunggu beberapa saat.

g. Kita akan melihat proses Bootstrap pada switch

Gambar 18 Proses Bootstrap (Elemen Kompetensi 3)

h. Setelah muncul Switch>, dengan mengetikan perintah enable seperti pada gambar di bawah menjadi Switch#, maka switch telah siap untuk di konfigurasi.

(37)

Perangkat lunak pengemulasi dikonfigurasi untuk beroperasi didalam lingkungan yang baru

Konfigurasi Dasar

1. membuat hostname : switch_1 2. banner : Belajar Cisco Switch 3. previlage password : cisco 4. console password : console 5. telnet password : telnet

Untuk melakukan perintah di atas, dapat di lihat langsung pada gambar di bawah ini :

Gambar 20 Konfigurasi Dasar (Elemen Kompetensi 3) Konfigurasi VLAN 1. VLAN 10 : Direksi 2. VLAN 20 : Administrasi 3. VLAN 30 : IT 172.16.1.100/24 VLAN management

(38)

Gambar 21 Konfigurasi VLAN (Elemen Kompetensi 3)

Sebagai VLAN management, VLAN IT harus kita beri nomor IP address agar dapat di manage dengan mudah. Pada posisi config interface vlan 30, ketikan perintah ini :

switch(config-subif)#ip address 172.16.1.100 255.255.255.0

Coba anda tentukan sendiri masing-masing proses sesuai urutan perintah ☺ • Mode Access dan Trunk

1. Interface FastEthernet 0/1 : Trunk

(39)

3. Interface FastEthernet 0/4 : Access VLAN 20 4. Interface FastEthernet 0/24 : Access VLAN 30

Untuk konfigurasi port seperti di atas, perhatikan langkah-langkah di bawah ini :

Gambar 22 Konfigurasi Access dan Trunk (Elemen Kompetensi 3)

Setelah itu coba jalankan perintah switch#show vlan, seperti tampilan di bawah :

(40)

Apabila sama hasilnya, maka anda telah berhasil mengkonfigurasi Cisco Switch.

Ini hanya sebagai panduan saja, semoga saja bisa bermanfaat. Seandainya anda lebih berminat mungkin dengan menggunakan program simulasi Cisco Switch dan Router, yang banyak di sediakan oleh para vendor terkemuka, akan lebih baik.

Setelah terkonfigurasi, maka setiap komputer haruslah mempunyai nomor IP masing-masing.

Penomoran IP (Internet Protokol) Komputer

Setiap komputer yang terhubung pada LAN harus mempunyai nomor identifikasi unik sebagai pengenal antar komputer yang biasanya dikenal dengan istilah nomor IP. Dalam ilmu komputer, nomor IP dibagi menjadi 3 golongan(kelas) A,B,C. Masing-masing kelas dibedakan berdasar jangkauan(range) nomor yang tersedia dan Anda harus menggunakan salah satu kelas/golongan dalam lingkup LAN yang sama. Nomor IP pada semua komputer dapat ditentukan secara manual (statis) ataupun dapat dialokasikan secara dinamis menggunakan bantuan perangkat lain (misal : sistem DHCP ). untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya dibutuhkan suatu bahasa, yakni IP Address sedangakan Pembagian kelas-kelas IP didasarakan pada dua hal, yakni network id dan host id dari suatuIP address

1. Overview

Pengalamatan bertujuan bagaimana supaya data yang dikirim sampai pada mesin yang sesuai (mesin tujuan) dan bagaimana hal tersebut dapat dilakukan oleh operator dengan mudah. Untuk itu maka data dari suatu host (komputer) harus dilewatkan ke jaringan menuju host tujuan, dan dalam komputer tersebut data akan disampaikan ke user atau proses yang sesuai. TCP/IP menggunakan tiga skema untuk tugas ini :

A. Addressing

IP address yang mengidentifikasikan secara unik setiap host di jaringan, sehingga dapat menjamin data dikirim ke alamat yang benar.

B. Routing

Pengaturan gateway untuk mengirim data ke jaringan dimana host tujuan berada.

(41)

C. Multiplexing

Pengaturan nomor port dan protokol yang mengirim data pada modul software yang benar di dalam host.

Masing-masing skema penting untuk pengiriman data antar dua aplikasi yang bekerjasama dalam jaringan TCP/IP.

IP address berupa bilangan biner 32 bit dan ditulis sebagai 4 urutan bilangan desimal yang dipisahkan dengan tanda titik. Format penulisan IP adalah : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx, dengan x adalah bilangan biner 0 atau 1. Dalam implementasinya IP address ditulis dalam bilangan desimal dengan bobot antara 0 – 255 (nilai desimal mungkin untuk 1 byte). IP address terdiri dari bagian jaringan dan bagian host, tapi format dari bagian-bagian ini tidak sama untuk setiap IP address.

Jumlah bit alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi jaringan, dan bilangan yang digunakan untuk mengidentifikasi host berbeda-beda tergantung kelas alamat yang digunakan. Ada tiga kelas alamat utama, yaitu kelas A, kelas B, dan kelas C. Dengan memeriksa beberapa bit pertama dari suatu alamat , software IP bisa dengan cepat membedakan kelas address dan strukturnya.

Berikut ini diberikan aturan yang membedakan kelas IP address : 1. IP Address kelas A :

bit pertama dari IP address adalah 0 jadi jaringan dengan IP yang byte pertamanya : 0 – 127. Hanya ada kurang dari 128 jaringan kelas A. Setiap jaringan kelas A bisa mempunyai jutaan host. Tepatnya 16.777.214 IP address.

2. IP Address kelas B :

bit pertama dari IP address adalah 10, jadi jaringan dengan IP yang byte pertamanya : 128 – 191. Terdapat ribuan jaringan kelas B. Setiap jaringan kelas B bisa mempunyai ribuan host. Tepatnya 65.532 IP address

3. IP Address kelas C :

bit pertama dari IP address adalah 110. Jadi jaringan dengan IP yang byte pertamanya 192 – 223. Terdapat jutaan jaringan kelas C. Setiap jaringan kelas C hanya mempunyai kurang dari 254 host.

(42)

bit pertama dari IP address adalah 111 nomor jaringan dengan IP yang byte pertamanya lebih dari 223 merupakan address yang dialokasikan untuk kepentingan khusus.

Tidak semua alamat jaringan dan alamat host dapat digunakan. Misalnya kita telah membicarakan bahwa alamat dengan desimal pertama lebih dari 233 dialokasikan untuk kepentingan khusus. Dua alamat kelas A, 0 dan 127, juga dialokasikan untuk kepentingan khusus. Jaringan 0 menunjukkan route default (digunakan untuk menyederhanakan aplikasi jaringan dengan membiarkan host lokal dialamatkan dengan cara yang sama seperti remote-host digunakan ketika mengkonfigurasi host) dan jaringan 127 sebagai loopback-address. Selain itu juga ada beberapa alamat host yang disediakan untuk kepentingan khusus ini, misalnya 0 dan 255 dalam semua kelas jaringan. Sebuah IP address dengan semua bit hostnya 0 menunjukkan jaringannya sendiri, misalnya 26.0.0.0 menunjukkan jaringan 26 dan 128.66.0.0 menunjukkan jaringan 128.66. Alamat dalam bentuk ini digunakan dalam tabel routing untuk menunjukkan seluruh jaringan. IP address dengan semua bit host diset satu adalah broadcast address. Suatu alamat broadcast digunakan untuk alamat setiap host dalam jaringan secara simultan. Alamat broadcast untuk jaringan 128.66 adalah 128.66.255.255.

2. Supernetting

Ada dua masalah yang saling berkaitan, antara pemberian suatu kelas alamat pada suatu lembaga. Pertama kelas alamat yang diberikan lebih kecil daripada jumlah host yang akan dihubungkan. Dan yang kedua sebaliknya, kelas alamat yang lebih besar dari host yang akan saling dihubungkan. Supernetting berkaitan dengan metode untuk memanipulasi alokasi alamat yang terbatas sedemikian sehingga semua host yang tersedia dapat dihubungkan ke jaringan. Jadi supernetting adalah menggunakan bit mask alamat asal untuk membuat jaringan yang lebih besar.

3. Subnetting

Masalah kedua yang berkaitan dengan bagaimana membuat suatu alokasi alamat lebih efisien, bila ternyata host yang akan kita hubungkan ke jaringan lebih kecil daripada alokasi alamat yang kita punyai. Yang jelas dengan menggunakan metoda subnetting, bit host IP address direduksi untuk subnet ini. Sebagai contoh, subnet mask diasosiasikan dengan alamat kelas B standart adalah 255.255.0.0. Subnet mask digunakan dengan memperluas bagian jaringan dari suatu alamat kelas B dengan byte tambahan. Misalnya sub mask 255.255.255.0 berarti dua byte pertama mendefinisikan jaringan kelas B, byte ketiga menunjukkan alamat subnet, dan yang keempat baru menunjuk pada host pada subnet yang bersangkutan. Masking yang byte-oriented lebih mudah dibaca dan diartikan, tapi sebenarnya subnet masking

(43)

bersifat bit-oriented, jadi misalnya seseorang bisa saja membuat sub-mask 255.255.255.192. Tabel 2.1 mengilustrasi efek dari subnet-mask terhadap bermacam-macam alamat jaringan :

IP Address Subnetmask Interpretasi 128.88.10.1 255.255.255.0

Host 1 pada subnet 128.66.12.0 130.97.16.132

255.255.255.192

Host 4 pada subnet 130.97.16.128 192.178.16.66

255.255.255.192

Host 2 pada subnet 192.178.16.64 132.90.132.5

255.255.240.0

Host 4.5 pada subnet 132.90.128.0 18.20.16.91

255.255.0.0

Host 16.91 pada subnet 18.20.0.0

3) Sikap Kerja

1. Merangkai manageable Switch / hub dan perangkatnya berdasarkan kebutuhan jaringan.

2. Mengkonfigurasi manageable Switch/ hub berdasarkan kebutuhan jaringan.

3. Mengkonfigurasi perangkat lunak pengemulasi untuk beroperasi didalam lingkungan yang baru.

(44)

4.5.4 Menguji Manageable switch / hub dan jaringan 1) Pengetahuan Kerja

Pada sub bab ini juga kita akan membahas lebih dalam mengenai perbaikan praktek – praktek. Perbaikan dalam cara – cara memperbaiki perawatan dan peralatan.

2) Ketrampilan Kerja

Perangkat Manageable switch / hub dan Jaringan diuji berdasarkan persyaratan pabrik dan atau petunjuk pengujian

Setelah semua komputer sudah terkoneksi ke LAN melalui kabel dan telah memiliki sebuah penomoran IP yang unik maka langkah selanjutnya adalah melakukan ujicoba apakah koneksi antar komputer dapat dilakukan. Cara yang paling gampang dan sederhana adalah dengan melakukan proses “Ping” antar komputer. “Ping” adalah semacam proses pengiriman sinyal pada sebuah komputer dan jika komputer target menerima sinyal yang Anda kirim maka otomatis akan direspon dengan sebuah sinyal balik ke komputer pengirim. Proses “Ping” dapat dilakukan melalui jendela Command Prompt(WIN) atau Console/Terminal(NIX) dengan mengetikkan sintak :

Ping [nomor IP]

Contoh : ping 192.168.0.18

Koneksi sukses ditandai dengan munculnya pesan “Replay xxx from xxx …..” pada layar dan selanjutnya Anda dapat bereksperimen dengan melakukan aktifitas lain seperti sharing printer, browsing internet dan lainnya. Jaringan dijamin tidak gagal atau terpecah dalam segmen-segmen yang terisolasi

Jika didapatkan hasil ping test (Request timed out), Kemungkinan ada problem di jaringan Lokal. Kemungkinan problem ada bisa dari sbb : -Konektor kabel jaringan (kabel LAN) terpasang kurang kencang.

Kencangkan koneksi pemasangan kabel LAN ke port Hub Ethernet dan ke Card PC LAN

-Kabel LAN yang tidak bagus (ada pin-pin koneksi kabel yang putus ditengah) Ganti dengan kabel LAN lain yang bagus

(45)

- Port Hub Ethernet yang tidak bagus (longgar atau bad contact) à Coba pindah port

Jika didapatkan hasil ping test seperti gambar diatas (Reply from x.x.x.x ), bisa dipastikan bahwa jaringan beroperasi dengan normal.

Setiap user jaringan di remote UAD, diharapkan paling tidak, bisa melakukan action seperti diatas. Target user di UAD adalah memastikan jaringan local LAN terhubung dengan IP Ethernet dari Modem Broadband yang merupakan Gateway jaringan UAD menuju Jaringan Server UAD Pusat dan Internet.

Jika PC user telah bisa melakukan ping test seperti diatas, dan mendapatkan hasil Reply from x.x.x.x à (Ip modem), maka bisa dipastikan jaringan LAN di UAD tersebut tidak ada masalah.

Setelah memastikan di jaringan LAN tersebut tidak bermasalah, user di UAD diarahkan untuk melakukan TEST PING IP Address Server Pusat. Cara melakukan test ping ini sama dengan melakukan test ping IP Modem di jaringan local. Perbedaannya hanya di IP ADDRESS yang akan di ping dimasukkan IP Address computer yang ada di kantor pusat, atau IP Address yang ada di internet. Selanjutnya dilakuka test aplikasi - aplikasi internet.

Pastikan semua komputer sudah terhubung dengan benar. Ulangi langkah uji coba koneksi antar komputer dengan ping sekali lagi. Pastikan sudah terkoneksi semua dengan benar.

Atau Anda coba dengan mengetesnya dengan mengirim data ke beberapa komputer lain yang terhubung. Pastikan bahwa data tersebut terkirim dengan sempurna, tanpa ada data yang hilang atau rusak.

Pengaturan jaringan dibuat berdasarkan dari hasil pengujian 1. Jaringan Client-Server

Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer lain didalam jaringan dan client adalah komputer-komputer-komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Server dijaringan tipe client-server disebut dengan Dedicated Server karena murni berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada workstation dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai workstation.

Keunggulan :

1. Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation.

2. Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat seorang pemakai yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan.

(46)

3. Sistem backup data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup dilakukan terpusat di server, yang akan membackup seluruh data yang digunakan di dalam jaringan.

Kelemahan :

1. Biaya operasional relatif lebih mahal.

2. Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server.

3. Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server

mengalami gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan terganggu. 2. Jaringan Peer To Peer

Bila ditinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka server di jaringan tipe peer to peer diistilahkan non-dedicated server, karena server tidak berperan sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai workstation.

Keunggulan :

1. Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang dimilikinya seperti: harddisk, drive, fax/modem, printer.

2. Biaya operasional relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe jaringan client-server, salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas jaringan.

3. Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server. Sehingga bila salah satu komputer/peer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan mengalami gangguan.

Kelemahan :

1. Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada. Di jaringan client-server, komunikasi adalah antara server dengan workstation.

2. Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server, karena setiap komputer/peer disamping harus mengelola pemakaian fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri. 3. Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan

(47)

4. Karena data jaringan tersebar di masing-masing komputer dalam jaringan, maka backup harus dilakukan oleh masing-masing komputer tersebut.

3) Sikap kerja

1. Menguji perangkat Manageable switch / hub dan jaringan berdasarkan persyaratan pabrik dan atau petunjuk pengujian.

2. Menjamin jaringan tidak gagal atau terpecah dalam segmen-segmen yang terisolasi.

(48)

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1 Sumber Daya Manusia

Dalam proses pencapaian kompetensi sumber yang dapat diandalkan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dimaksud disini adalah orang-orang yang dapat mendukung proses pencapaian kompetensi yang dimaksud, antara lain:

o Pembimbing

Pembimbing Anda merupakan orang yang dapat diandalkan karena beliau memiliki pengalaman. Peran Pembimbing adalah untuk:

a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.

b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu Anda untuk menentukan dan mengakses sumber

tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

o Penilai

Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan:

a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.

b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.

c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

o Teman kerja/sesama peserta pelatihan

Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

(49)

5.2 Literatur

Disamping dengan belajar dengan orang-orang seperti yang disebutkan diatas, Anda tentu perlu juga terus menambah wawasan dan pengetahuan Anda dari sumber-sumber bacaan seperti buku-buku yang berkaitan dengan kompetensi yang Anda pilih, jurnal-jurnal, majalah, dan sebagainya.

Literatur dalam hal ini tentu bukan saja material berupa bacaan atau buku melainkan termasuk pula material-material lainnya yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Misalnya rekaman dalam bentuk kaset, videp, dan sebagainya.

Buku referensi, lembar kerja, tugas-tugas kerja juga dapat digunakan dalam proses pencapaian kompetensi. Peserta boleh mencari dan menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau sebagai pendukung tambahan atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

Untuk referensi mengenai materi-materi yang dapat digunakan, Anda dapat melihat dari Daftar Pustaka yang terlampir dihalaman terakhir modul ini

5.3 Daftar Peralatan dan Bahan yang digunakan

1. Judul/Nama Pelatihan : Menginstall dan Mengkonfigurasi Manageable Switch Pada Jaringan

2. Kode Program Pelatihan : TIK.JK02.009.01 N

O

UNIT

KOMPETENSI KODE UNIT

DAFTAR

PERALATAN DAFTAR BAHAN

KETERANGA N 1. Menginstall dan Mengkonfigu rasi Manageable Switch Pada Jaringan TIK.JK02.0 09.01 - Seperangkat komputer - Peralatan untuk Jaringan komputer (Switch manageable, router, dll) - Referensi daftar pustaka - Kabel -

(50)

DAFTAR PUSTAKA • Website : www.malangkab.go.id/kabmalang/galeri-ti/Bahan%20PDE%20Sosialisasi%20TI%202007/jaka-lan.pdf onno.vlsm.org/v10/onno-ind-2/network/membuat-router-sederhana-menggunakan-windows-2-2002.rtf www.gentoo.org/doc/id/handbook/handbook-x86.xml?part=1&chap=3 - 41k pangeranbalang.wordpress.com/2008/05/17/perbedaaan-manageable-switch-dengan-non-manageable-switch/ - 22k harimurti.web.id/?tag=hub-dan-switch www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/pdf-file/4.andidhani_ipvol16-2-2007.pdf

(51)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI

MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI

MANAGEABLE SWITCH PADA JARINGAN

TIK.JK02.009.01

BUKU KERJA

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

(52)

Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan dan Sistem Admin

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2 BAB I ... 3 STANDAR KOMPETENSI ... 3

1.1 Unit Kompetensi Yang Dipelajari ... 3

1.1.1 Kode dan Judul Unit ... 3 1.1.2 Deskripsi Unit ... 3 1.1.3 Elemen Kompetensi ... 3 1.1.4 Batasan Variable ... 4 1.1.5 Panduan Penilaian ... 5 1.1.6 Kompetensi Kunci ... 6 BAB II ... 7 TAHAPAN BELAJAR ... 7

2.1 Langkah-langkah / Tahapan Belajar ... 7

2.2 Indikator Kerja ... 7

BAB III ... 16 TUGAS TEORI, UNJUK KERJA DAN SIKAP KERJA ... 16

3.1 Tugas Tertulis ... 17

3.2 Tugas Unjuk Kerja ... 25 3.3 Tugas Sikap Kerja ( Seri A ) ... 27 3.4 Daftar Cek Unjuk Kerja ... 30

(53)

Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan dan Sistem Admin

BAB I

STANDAR KOMPETENSI

1.1 Unit Kompetensi Yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat :

a. Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

b. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

c. Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk

kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

1.1.1 Kode dan Judul Unit

Kode Unit : TIK.JK02.009.01

Judul Unit : Menginstal dan Mengkonfigurasi Manageable Switch

Pada Jaringan.

1.1.2 Deskripsi Unit

Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan untuk memilih, memasang, dan menguji manageable switch / hub pada jaringan.

1.1.3 Elemen Kompetensi

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

01 Menentukan spesifikasi

manageable switch / hub

1.1 Kapasitas jaringan saat ini dan masa yang akan datang ditetapkan berdasarkan kebutuhan bisnis saat ini dan masa yang akan datang.

1.2 Jumlah dan tipe dari manageable Switch / Hub ditetapkan berdasarkan kebutuhan jaringan saat ini dan masa yang akan datang.

1.3 Topologi jaringan diidentifikasi.

1.4 Persyaratan keamanan dan manajemen jaringan ditetapkan.

(54)

Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan dan Sistem Admin

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

switch / hub yang tepat

cocok dipilih sesuai kebutuhan spesifikasi.

2.2 Workstation, komputer, server, Router, dan perangkat jaringan yang lain ditetapkan sesuai dengan kebutuhan jaringan.

03 Memasang dan

mengkonfigurasi manageable switch / hub dan peralatan pendukung

3.1 Manageable Switch / hub dan perangkatnya dirangkai berdasarkan kebutuhan jaringan.

3.2 Manageable Switch/ hub dikonfigurasi

berdasarkan kebutuhan jaringan.

3.3 Perangkat lunak pengemulasi dikonfigurasi untuk beroperasi didalam lingkungan yang baru.

04 Menguji Manageable

switch / hub dan jaringan

4.1 Perangkat Manageable switch / hub dan Jaringan diuji berdasarkan persyaratan pabrik dan atau petunjuk pengujian.

4.2 Jaringan dijamin tidak gagal atau terpecah dalam segmen-segmen yang terisolasi.

4.3 Pengaturan jaringan dibuat berdasarkan dari hasil pengujian.

1.1.4 Batasan Variable

1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan

komunikasi.

2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini didukung dengan tersedianya:

2.1 Spesifikasi kebutuhan Manageable switch / hub.

2.2 Spesifikasi / arsitektur jaringan yang akan dipasang.

Gambar

Gambar 1 Topologi Tree/Bus (Elemen Kompetensi 1)
Tabel 2 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan BUS (Elemen   Kompetensi 1)
Tabel 3 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan RING (Elemen   Kompetensi 1)
Gambar 4 Topologi Mesh (Elemen Kompetensi 1)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian kinerja keperawatan dilakukan langsung observasi terhadap responden menggunakan daftar tilik yang berisikan kenyataan pelayanan pada saat perawat bertugas,

Pembelajaran yang dilakukan juga harus bisa memastikan, bahwa kriteria unjuk kerja (indikator) yang merupakan penjabaran dari Kompetensi dasar (elemen kompetensi) dan Standar

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Anda akan dinilai untuk menentukan apakah Anda telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan