• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1 Akuntansi Biaya

2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya

Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh :

Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya Akuntansi Biaya:

“Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”.

Menurut Hammer dan Usry (2002:16) dalam bukunya Akuntansi Biaya (Perencanaan dan Pengendalian) :

“Akuntansi Biaya merupakan sumber informasi mengenai berbagai macam pendapatan dan biaya yang dapat diakibatkan dalam rangkaian tindakan alternatif”.

Dari definisi yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah :

1. Suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi dan menjual suatu barang atau jasa.

2. Suatu informasi biaya yang berguna bagi manajemen perusahaan untuk merencanakan, mengendalikan dan mengambil keputusan baik jangka pendek maupun jangka panjang yang menyangkut masalah-masalah seperti memasuki pasar baru, mengembangkan produk baru.

(2)

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya

Menurut Mulyadi (2005:7-8) dalam bukunya Akuntansi Biaya menerangkan bahwa Akuntansi Biaya memiliki tiga tujuan pokok yaitu:

1. Penentuan Harga Pokok Produk

Dengan cara mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk dan penyerahan jasa.

2. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. 3. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang, oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan khusus selalu berhubungan dengan informasi yang akan datang.

2.2 Biaya

2.2.1 Pengertian Biaya

Menurut Mulyadi (2005:8-9) dalam bukunya Akuntansi Biaya definisi biaya dapat dibedakan menjadi dua definisi dalam arti luas dan arti sempit yaitu :

“Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya secara luas adalah :

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. 2. Diukur dalam satuan uang.

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi. 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Sedangkan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti luas , pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah harga pokok”.

(3)

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada prinsipnya pengertian biaya mencakup dua hal yaitu :

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dengan satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk suatu tujuan tertentu.

2. Biaya merupakan pengorbanan untuk memperoleh suatu aktiva (barang atau jasa).

2.2.2 Penggolongan Biaya

Dalam Akuntansi Biaya, biaya dapat digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “Different Cost For Different Purpose”.

Menurut Mulyadi (2005:13-17) dalam bukunya Akuntansi Biaya penggolongan biaya sebagai berikut :

Biaya dapat digolongkan menurut : 1. Objek Pengeluaran

Menurut cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua biaya yang berhubungan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.

2. Fungsi Pokok dalam perusahaan.

a. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual, contohnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.

b. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi dalam melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi.

c. Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya biaya fotocopy,

(4)

biaya gaji karyawan bagian keuangan, bagian akuntansi, bagian personalia, bagian humas.

3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai :

a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena sesuatu yang dibiayai, jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung itu tidak terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan

oleh sesuatu yang dibiayai, biaya langsung dalam hubungannya dalam produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu.

4. Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan perubahan Volume Produksi. a. Biaya variabel yaitu biaya-biaya yang selalu berubah secara

proporsional (sebanding) sesuai dengan perbandingan volume kegiatan perusahaan, contoh utama biaya ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, sebagian biaya overhead pabrik seperti biaya listrik dan lain-lain.

b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Contohnya yaitu gaji sales man atau sales girl yang sistem penggajiannya dengan sistem tetap plus persentase tetap dari penjualan, biaya reparasi dan pemeliharaan umum dan lain-lain.

c. Biaya semifixed adalah biaya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

d. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan perusahaan. Contoh biaya penyusutan yang dihitung dengan metode garis lurus, gaji direktur produksi.

(5)

5. Jangka Waktu manfaat

Atas dasar jangka waktu manfaat biaya dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari 1 periode (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun). Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran dan pengeluaran riset dan pengembangan suatu produk.

b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansinya terjadi pengeluaran tersebut. Contoh pengeluaran pendapatan adalah biaya telepon, biaya iklan, biaya tenaga kerja.

Sedangkan menurut Sunarto (2005:4) dalam bukunya edisi Revisi menerangkan tentang penggolongan Akuntansi Biaya sebagai berikut :

1. Menurut Unsur Produknya a. Biaya Bahan

Merupakan bahan utama yang dipakai dalam produksi yang kemudian diproses menjadi produk jadi melalui penambahan upah langsung dan biaya overhead pabrik.

b. Biaya Tenaga Kerja

Merupakan usaha fisik atau usaha mental yang dikeluarkan di dalam produksi suatu produk.

c. Biaya Overhead Pabrik

Merupakan semua biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

2. Menurut Perilakunya TerhadapVolume Produksi a. Biaya tetap

Biaya tetap merupakan biaya tingkah laku tetap tidak berubah terhadap perubahan volume kegiatan produksi. Biaya tetap tidak berubah meskipun kegiatan produksi berubah.

(6)

b. Biaya Variabel

Merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi. Setiap perubahan volume kegiatan produksi maka akan ditanggapi dengan perubahan biaya variabel dengan jumlah yang sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi tersebut.

3. Menurut Kedekatannya dengan Produk a. Biaya Langsung

Biaya disebut biaya langsung apabila dapat ditelusuri pada barang jadi, mudah dilacak.

b. Biaya Tidak Langsung

Merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri pada barang jadi. 4. Menurut Klasifikasi kegiatan Produksi

Klasifikasi kegiatan produksi ini mungkin berbeda berbagai perusahaan karena situasi produksi. Salah satu contoh klasifikasi ini yaitu biaya desain, biaya pengolahan, biaya pengawasan bentuk, dan biaya pengepakan.

2.3 Harga Pokok Produksi

Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengolahan perusahaan.

Harga pokok juga digunakan untuk menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga pokok dapat diketahui jumlahnya dari jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu produk tersebut.

(7)

2.3.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Secara umum pengertian harga pokok produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa yang siap digunakan.

Definisi harga pokok produksi menurut Mulyadi (2000:10) dalam bukunya Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut :

“Harga Pokok Produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk”.

Menurut Sunarto (2003:4) dalam bukunya edisi revisi menjelaskan pengertian Harga Pokok Produksi sebagai berikut :

“Harga Pokok Produksi adalah nilai pengorbanan untuk memperoleh barang jasa yang diukur dengan nilai mata uang. Besarnya biaya diukur dengan berkurangnya kekayaan atas timbulnya utang”.

Berdasarkan definisi tersebut maka harga pokok produksi merupakan seluruh harga pokok bahan baku yang dimasukkan kedalam suatu proses produksi ditambah dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku untuk kemudian menghasilkan produk jadi yang siap digunakan.

2.3.2 Unsur Harga Pokok Produksi

Biaya bahan baku dapat digolongkan kedalam : 1. Biaya bahan baku.

2. Biaya tenaga kerja. 3. Biaya overhead pabrik.

Baik biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik ketiganya merupakan unsur-unsur pembentukan harga pokok produksi. Untuk lebih jelasnya satu persatu mengenai pengertian dari masing-masing unsur tersebut.

(8)

Biaya Bahan Baku

Sebelum membahas tentang biaya bahan baku, perlu terlebih dahulu dibahas mengenai barang yang akan dikonsumsi dalam suatu perusahaan. Bahan baku dapat digolongkan kedalam bahan langsung (direct materials) dan bahan penolong ( indirect materials).

Definisi bahan baku menurut Mulyadi (2000:275) dalam bukunya menjelaskan pengertian bahan baku sebagai berikut :

“Bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi”.

Menurut Mulyadi (2000:290) dalam bukunya Akuntansi Biaya, dalam penetapan biaya bahan baku terdapat dua unsur standar yang membentuknya yaitu:

1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi susunan keluaran fisik tertentu, dikenal dengan nama kuantitas standar.

2. Harga per satuan masukan fisik tersebut disebut harga standar.

Dengan demikaian bahan baku tidak hanya dibentuk oleh harga beli bahan baku saja, tetapi terdapat pengeluaran-pengeluaran lain.

Adapun pengeluaran-pengeluaran yang membentuk biaya bahan baku antara lain :

1. Harga beli bahan baku. 2. Ongkos kirim.

3. Biaya pergudangan.

Dalam metode harga pokok pesanan, permintaan bahan baku akan dibebankan kepada masing-masing nomor pesanan. Sedangkan pada metode harga pokok proses pemakaian bahan baku akan dibebankan kepada departemen yang memerlukan dan yang akan memproses bahan baku tersebut menjadi produk jadi.

(9)

Biaya Tenaga kerja

Definisi biaya tenaga kerja menurut Mulyadi (2000:319) dalam bukunya menjelaskan pengertian biaya tenaga kerja sebagai berikut :

“Biaya tenaga kerja adalah harga yang harus dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut”.

Menurut Mulyadi (2000:320) lebih lanjut menerangkan tentang penggolongan biaya tenaga kerja sebagai berikut :

1. Penggolongan biaya tenaga kerja menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan dapat dibagi ke dalam 3 fungsi pokok yaitu : fungsi produksi, pemasaran dan fungsi administrasi.

2. Penggolongan biaya menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan. Dalam penggolongan ini biaya tenaga kerja dibagi menjadi : 1. Biaya tenaga kerja departemen produksi.

2. Biaya tenaga kerja departemen non produksi

3. Penggolongan biaya tenaga kerja menurut jenis pekerjaannya. Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya. Misalkan dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja digolongkan sebagai berikut : operator, mandor, penyelia.

4. Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi :

1. Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi.

2. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang jasanya tidak secara tidak langsung dapat diusut pada produksi.

Biaya Overhead Pabrik

Menurut Mulyadi (2000:193) dalam bukunya menerangkan bahwa biaya overhead pabrik adalah :

“Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya baku dan biaya tenaga kerja langsung”.

(10)

Menurut Mulyadi (2000:193) Biaya overhead pabrik menurut sifatnya, biaya overhead pabrik dikelompokkan sebagai berikut :

1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya. Biaya overhead pabrik dikelompokkan sebagai berikut :

1.1. Biaya bahan penolong.

1.2. Biaya reparasi dan pemeliharaan. 1.3. Biaya tenaga kerja tidak langsung.

1.4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap. 2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam

perubahan volume dapat dibagi menjadi 3 golongan : 2.1. Biaya overhead pabrik tetap.

2.2. Biaya overhead pabrik variabel. 2.3. Biaya overhead pabrik semi variabel.

3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen.

Disamping departemen produksi, perusahaan juga mempunyai departemen-departemen pembantu, maka biaya overhead oabrik meliputi juga semua jenis biaya yang terjadi di departemen-departemen pembantu ini. Ditinjau dari hubungannnya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik digolongkan menjadi : biaya Overhead pabrik tidak langsung departemen dan biaya overhead pabrik langsung departemen.

Metode Pengumpulan Harga pokok Produksi

Metode pengumpulan harga pokok yang digunakan untuk mengukur harga pokok satuan, akan tergantung kepada jenis proses produksi yang bersangkutan. Pada dasarnya ada 2 sistem pengumpulan harga pokok produksi yaitu :

1. Metode harga pokok pesanan (job order cost method). 2. Metode harga pokok proses (process cost method).

(11)

Metode Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok dengan mengumpulkan setiap pesanan yang diterima dari pihak luar atau dari dalam perusahaan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Menurut Mulyadi (2005:38) menjelaskan tentang karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan :

1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.

2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan yang lain.

3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.

Metode Harga pokok Proses

Metode harga pkok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produksi dimana biaya dikelempokkan atau dikumpulkan untuk setiap waktu tertentu, misalnya : perbulan, pertriwulan, semester atau tahunan. Metode harga pokok proses digunakan untuk barang-barang yang diproduksi melalui cara pengolahan yang berkesinambungan atau melalui proses produksi massa.

Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

(12)

Menurut Mulyadi (2005:64) menjelaskan karakteristik metode harga pokok proses pada suatu perusahaan sebagai berikut :

1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar. 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Metode penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu :

1. Metode Full Costing 2. Metode Variable Costing

Metode Full Costing

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Perhitungan Harga Pokok Produksi METODE FULL COSTING

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx

Harga pokok produksi xxx

Biaya non produksi xxx

(13)

Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan Full Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum) menjadi total harga pokok produk.

Metode Variable Costing

Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biay overhead pabrik variabel. Dengan demikaian harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Perhitungan Harga Pokok Produksi METODE VARIABLE COSTING

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja xxx

Biaya overhead pabrik xxx

Harga pokok produksi xxx

Biaya non produksi variabel xxx

Biaya tetap/biaya periode xxx

Total harga pokok produk xxx

Harga pokok produk yang dihitung denagn pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel).

Referensi

Dokumen terkait

kesukaan masing-masing yang ada pada daftar menu restoran tersebut. Pak Zulkarnaen memesan ikan bakar, udang goreng, dan jus alpukat. Istrinya memesan ikan asam manis, bakso, dan jus

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai jenis auksin alami, persentase setek hidup bibit tanaman buah naga tertinggi pada perlakuan air kelapa dan

Pemodelan pasang surut laut tersebut disimulasikan selama 1 bulan yang menghasilkan komponen harmonik pasang surut laut dengan mencuplik pada lokasi 6 titik

 Nilai ITK provinsi Sulawesi Selatan pada Triwulan IV-2017 diperkirakan sebesar 101,44 yang artinya kondisi ekonomi konsumen triwulan depan dianggap tetap lebih baik dari

Hasil validasi dari ahli media diperoleh bahwa media pembelajaran berbasis web perlu direvisi pada bagian gambar dengan menggunakan gambar yang lebih menarik dari

Integration (penggunaan harta hasil tindak pidana) adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak sah, baik untuk dinikmati langsung, diinvestasikan ke

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini telah membuktikan bahwa motivasi kerja pegawai Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan cukup tinggi dan hal ini