• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka

2.1 Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses produksi atau kegiatan yang mengubah bahan baku menjadi produk selesai. Menurut Mulyadi (2016) Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Harga pokok produksi sendiri memiliki elemen yang penting dalam mengukur suatu keberhasilan dari perusahaan.

Harga pokok produksi ini menunjukan harga pokok dari barang dan jasa yang diproduksi dalam satu periode tertentu. Harga pokok produksi merupakan biaya atas barang yang diproses sampai selesai, baik sebelum maupun sesudah selama periode akuntansi berjalan. Yang diungkapkan oleh Raiborn (2011) bahwa total produksi biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam persediaan barang jadi selama satu periode.

Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan harga pokok produksi merupakan jumlah biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan produksi untuk menghasilkan barang jadi.

(2)

2.1.1 Unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Sebelum menghitung harga pokok produksi sebaiknya memperhatikan unsur-unsur yang termasuk dalam harga pokok produksi.

Menurut Mulyadi (2016) unsur-unsur harga produksi terdiri atas :

(3)

1. Biaya bahan baku langsung

Saat melakukan proses produksi, bahan baku merupakan unsur utama yang merupakan unsur pokok dalam melakukan proses produksi.

Bahan baku yang diolah suatu perusahaan dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor, atau penghasilan sendiri. Bahan baku yang menjadi bagian dari produk berwujud atau yang dapat digunakan dalam menyediakan jasa biasanya diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. Contohnya :biaya air baku, biaya bahan dan alat-alat laboratorium, dan pembelian bahan kimia.

2. Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja adalah suatu usaha fisik yang dapat dilakukan oleh karyawan untuk mengolah bahan baku yang tersedia menjadi bahan jadi atau produk. Tenaga kerja yang termasuk dalam perhitungan biaya produksi ke dalam biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Contohnya ; upah pegawai, tunjangan dan asuransi pegawai yang terlibat langsung dalam proses memproduksi barang.

3. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung merupakan kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung yang bekerja di pabrik tetapi tidak melakukan pekerjaan pengolahan bahan secara langsung. Contohnya

(4)

; upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung.

4. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang terdiri dari biaya yang semuanya tidak bisa diperoleh secara langsung kepada produk atau aktivitas lainnya dalam upaya merealisasi pendapatan dalam perusahaan.

Kategori biaya overhead memuat beberapa hal. Contohnya: Biaya pemeliharaan, rupa rupa biaya instalasi, sumber air dan pompa, pemakaian bahan pembantu, biaya penyusutan instalasi air dan pompa, biaya pemeliharaan instalasi pengolan air.

2.1.2 Manfaat Perhitungan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2016) harga pokok produksi yang dihitung dalam jangka waktu tertentu dapat bermanfaat bagi manajemen untuk :

1. Menentukan harga jual produk

Perusahaan yang sedang melakukan produksi bertujuan memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi persatuan produk. Biaya per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan untuk menentukan harga jual produk.

2. Memantau realisasi biaya produksi

(5)

Biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu digunakan untuk memantau apakah adanya proses produksi mengonsumsi total biaya produksi sesuai dengan apa yang telah dipertimbangkan sebelumnya. Oleh karenanya, informasi dalam biaya produksi digunakan untuk membandingkan antara perencanaan dengan realisasi.

3. Menghitung laba atau rugi periodik

Laba atau rugi bruto dapat dihitung dengan cara membandingkan harga jual produk persatuan dengan biaya produksi persatuan. Laba atau rugi bruto diperlukan untuk mengetahui adanya kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba dan rugi.

2.2 Penentuan Harga Pokok Produksi

Penentuan harga pokok produksi merupakan salah satu cara untuk mamasukan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Untuk menentukan harga pokok produksi memiliki dua pendekatan yaitu pendekatan full costing atau harga pokok penuh dan pendekatan variable costing atau harga pokok variabel.

a) Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing)

Menurut Mulyadi (2016) full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

(6)

tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun bersifat tetap.

Metode penentuan harga pokok produksi yang mempertimbangkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung , dan biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap ditambah dengan biaya non produksi yaitu biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum.

Perhitungan harga pokok produksi dengan pendekatan Full Costing:

Biaya Bahan Baku Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx

Biaya overhead Tetap Rp xxx

Biaya Overhead Variabel Rp xxx +

Harga Pokok Produksi Rp xxx

b) Metode Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Metode harga pokok variable merupakan perhitungan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variable saja, baik untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, maupun biaya overhead pabrik.

Perhitungan harga pokok produksi dengan pendekatan Full Costing:

Biaya Bahan Baku Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx

Biaya overhead Pabrik Variabel Rp xxx +

Harga Pokok Produksi Rp xxx

(7)

2.3 Tarif PDAM

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2020 tentang pedoman teknis dan tata cara pengaturan tarif air minum pada Perusahaan BUMD PDAM. Tarif sebagai kebijakan harga jual air minum dalam setiap meter kubik (m3) atau satuan ukur lain sesuai kebijakan yang ditentukan oleh Kepala Daerah dan PDAM yang bersangkutan.

Mekanisme dari penetapan tarif didasarkan pada porposionalitas kepentingan :

1. Masyarakat Pelanggan

2. PDAM selaku BUMD dan Penyelenggara 3. Pemerintah Daerah selaku pemilik PDAM.

PERMENDAGRI Nomor 21 Tahun 2020 menerapkan prinsip pemulihan biaya penuh (Full Cost Recovery). Prinsip ini mengandung misi PDAM mampu menghasilkan pendapatan tarif yang nilai minimal yang dapat menutupi seluruh biaya operasional (biaya penuh). Dalam PERMENDAGRI Nomor 21 Tahun 2020 ini aspek yang menjadi pertimbangan dalam menentukan besaran tarif adalah kemampuan bayar masyarakat pelanggan, keadilan, mutu pelayanan, pemulihan biaya, efisiensi pemakaian air, trasnparansi dan akuntabilitas. Prinsip transparansi yang berarti PDAM harus menyampaikan secara jelas dan terbuka mengenai informasi proses perhitungan dan penetapan tarif.

2.3.1 Pemulihan Biaya Penuh (Full Cost Recovery)

(8)

Pemulihan biaya penuh (FCR) diperoleh dari hasil perhitungan tarif rata-rata minimal sama dengan biaya dasar. Biaya dasar merupakan biaya pembagian antara biaya usaha (seluruh total biaya untuk menghasilkan air minum yang mencangkup biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya kemitraan, biaya umum dan standar. Investasi yang dilakukan memiliki harapan untuk mendapatkan hasil berupa keuntungan. Sehingga untuk setiap biaya yang telah dikeluarkan perlu mengikuti analisa FCR.

Menurut Rifqi (2014) FCR digunakan untuk penetapan tarif air bersih oleh pihak penyedia air, sehingga diperoleh alternatif tarif air bersih yang paling optimal untuk PDAM dan masyarakat. Dengan diterapkannya kebijakan FCR maka diharapkan PDAM akan mandiri secara finansial, karena anggaran negara tidak cukup untuk membiayai investasi air minum.

Manfaat diterapkannya FCR adalah untuk memenuhi semua biaya operasional PDAM secara mandiri dan dapat menarik investor untuk bekerjasama dalam infrastruktur air minum.

2.3.2 Perhitungan dan Proyeksi Biaya Usaha dan Biaya Dasar

a. Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter

kubik air minum dihitung atas dasar biaya usaha dibagi dengan volume air terproduksi dikurangi volume air standar dalam periode satu tahun.

(9)

b. Biaya usaha sebagaimana dimaksud diatas dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya pengelolaan PDAM yang meliputi

; biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya umum dan administrasi dan biaya keuangan dalam periode satu tahun.

c. Volume air terproduksi dihitung berdasarkan total volume air

yang dihasilkan oleh sistem produksi yang siap didistribusikan kepada konsumen dalam periode satu tahun.

d. Volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan standar

persentase yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintah di bidang sumber daya air dikalikan volume air terproduksi.

e. Proyeksi biaya dasar dalam Rp/m3 atau Rp/satuan volume

lainnya dihitung atas dasar proyeksi biaya usaha dibagi dengan proyeksi volume air terproduksi dikurangi proyeksi volume kehilangan air standar dalam tahun proyeksi.

f. Proyeksi biaya usaha air minum dihitung berdasarkan data

historis dengan memperhatikan proyeksi tingkat harga, proyeksi tingkat inflasi, kemungkinan efisiensi biaya, rencana tingkat produksi, dan rencana investasi beserta rencana sumber pendanaannya.

(10)

g. Proyeksi volume air terproduksi dihitung berdasarkan data historis dengan memperhatikan rencana tingkat produksi, distribusi, dan pengembangan usaha baru.

h. Proyeksi volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan

standar persentase yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintah dibidang sumber daya air dikalikan air terproduksi.

i. Perhitungan dan proyeksi biaya akan dijadikan acuan dalam

penetapan tarif harus dilakukan secara wajar dan dapat dipertanggungjawabkan serta mempertimbangkan aspek-aspek efisiensi biaya.

2.3.3 Data-Data Perhitungan Proyeksi Biaya Tarif a. Kelompok Pelanggan

b. Blok Konsumsi

c. Jumlah Pelanggan Setiap Blok Konsumsi d. Volume Air Terproduksi

e. Volume Air Terjual f. Volume Kehilangan Air g. Biaya Sumber Air h. Biaya Pengolahan Air

i. Biaya Transmisi dan Distribusi j. Biaya Umum dan Administrasi k. Biaya Keuangan

(11)

l. Tarif yang berlaku

m. Tingkat Elastisitas Konsumsi Air Minum Terhadap Tarif n. Rata-rata Penghasilan Masyarakat Pelanggan

o. Upah Minimum Provinsi.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Menurut Istichori et al. (2018) peneliti meneliti tentang analisis penentuan tarif air minum PDAM Kabupaten Lamongan berdasarkan prinsip full cost recovery. Berdasalkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa perhitungan besaran tarif PDAM Kabupaten Lamongan yang layak berdasarkan prinsip Full Cost Recovery, yang dimana dalam perhitungan MARR sebesar 9,48% diperoleh dari perhitungan NPV sebesar Rp 2.876.367.948 (NPV>0), nilai (IRR≥MARR), dan nilai PBP selama 19 tahun memiliki besaran tarif senilai Rp 3.700/m3. Tujuan penelitian untuk memberikan kontribusi perumusan analisis penentuan besaran tarif air minum PDAM Kabupaten Lamongan yang berdasarkan Full Cost Recovery berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 71 Tahun 2016. Dengan menggunakan data sebagai penelitian berasal data sekunder melalui penelusuran di beberapa stakeholder Pemerintah. Kegiatan operasionalnya pun mimiki bukti- bukti transaksi yang nyata dan valid sehingga memiliki tingkat keamanan yang optimal.

Menurut Nurhotijah et al. (2017) peneliti meneliti tentang analisis perhitungan harga pokok produksi air sebagai dasar penetapan harga jual

(12)

pada PDAM Tirta Jaya Mandari Kabupaten Sukabumi periode 2015- 2016. Bersarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di perindustrian air bersih. Perusahaan yang memiliki kegiatan dalam memproduksi bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi PDAM Kabupaten Sukabumi mengklasifikasi biaya atas dasar fungsi pokok. Biaya usaha dibagi menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung, dalam perhitungan harga pokok produksi air menggunakan metode full costing, yang dimana harga pokok produksi ditentukan dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah produksi air (M3). Perhitungan harga jual air PDAM menggunakan tarif dasar yang ditentukan dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah produksi air (M3) dikurangi 20% dari laba yang diinginkan dikali dengan jumlah kebocoran air. Tujuan penelitianya ialah untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi air sebagai penetapan harga jual Pada PDAM Kabupaten Sukabumi.

Jenis penelitian dari yang diteliti ialah deskriptif. Untuk perhitungan harga pokok produksi dan harga jual yang berdasarkan RKAP, dapat dilihat bahwa nilai harga jual air berada di atas harga pokok produksi.

Sehingga dapat dikatakan harga jual dapat menutup beban secara penuh atau keseluruhan yang dapat disimpulkan perusahaan anakan mendapat keuntungan.pada tahun 2015 sebesar Rp 120,21 dan tahun 2016 sebesar Rp 261,26. Namun, perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya untuk

(13)

menekankan biaya produksi, seperti biaya instalasi sumber, pengolahan, maupun transmisi dan distribusi karena dapat mempengaruhi harga pokok produksi yang lebih baik dan harga jual lebih efektif dan efisien.

Menurut Mauliyah (2016) peneliti meneliti tentang analisis kelayakan tarif pada perusahaan daerah air minum (PDAM) Kota Blitar berdasarkan pengambilan biaya penuh. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan kegiatan bisnis bertujuan pada perolehan laba agar dapat digunakan sebagai sumber untuk menjaga kelangsungan hidup serta perkembangan perusahaan. Untuk mencapai laba yang diharapkan perusahaan hendaknya menyiapkan perencanaan yang sebaik-baiknya tentang target volume penjualan dan harga jual (tarif) per satuan, serta rencana-rencana biayanya. Dari penganalisaan perhitungan diperoleh BEP (unit)/ tahun sebanyak 1,982,267 m3 sedangkan BEP (Rp)/ tahun sebesar Rp 5,819,992,173.97. Selain itu sumber eksternal yang berasal dari Pemerintah Kota Blitar atau subsidi Pemerintah seharusnya diberikan untuk bisa menutupi seluruh beban usaha untuk kelangsungan Air Bersih kepada masyarakat. Jika Perusahaan Daerah Air Minum PDAM tidak mendapatkan subsidi dari Pemerintah Daerah untuk menutup seluruh beban usaha makan akan menempuh kebijakan tarif baru pada masing-masing kelompok pelanggan per m3 Non Niaga Rp 5,824; Niaga Rp 5,960; Sosial Rp 6,014; Instansi Pemerintah Rp 5,867; Han Kam Rp 5,358; dan Kran Umum Rp 6,332.

(14)

Menurut Safani (2020) peneliti meneliti tentang analisis sistem akuntansi penetapan tarif dasar air pada perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Luwu. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang menggunakan metode analisis deskriptif komperatif yaitu analisis yang menunjukan dan membandingkan metode penentuan tarif air yang diterapkan PDAM Kabupaten Lawu dengan menggunakan harga pook produksi. Tarif pada PDAM Kabupaten Lawu yang terdiri dari Tarif Dasar, Tarif Rendah, Tarif Penuh dan Tarif Kesepakatan yang berdasarkan dari perhitungan biaya dasar. Biaya dasar dibutuhkan untuk setiap memproduksi setiap meter kubik air minum didapatkan dari dasar biaya usaha yang dibagi dengan volume air terproduksi dikurangi dengan volume kehilangan air standar dalam periode satu tahun. Pelanggan yang dikenakan Tarif Dasar, perhitungan tarifnya adalah sama atau ekuivalen dengan biaya dasar.

Pelanggan yang dikenakan tarif rendah, wajib membayar biaya sebesar Biaya Dasar dikurangi dengan rata-rata subsidi. Sedangkan untuk tarif penuh, pelanggan dikenakan biaya sebesar Biaya Dasar setelah ditambah dengan rata-rata tingkat keuntungan dan rata-rata subsidi silang.

Pelanggan dengan tarif kesepakatan terdiri atas tarif non komersial dan tarif komersial. Untuk tarif non komersial, biaya yang dikenakan adalah minimal sama dengan tarif dasar. Sedangkan untuk tarif khusus komersial, pelanggan dikenakan sesuai kesepakatan antara BUMD Air

(15)

Minum dengan pelanggan, dengan batasan minimal sama dengan Tarif Penuh.

Penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian terdahulu memiliki perbedaan, Jika di dalam penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2016, serta menentukan harga pokok produksinya. Namun pada penelitian yang penulis teliti hanya berfokus perhitungan tarif yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2020 pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bondowoso ini telah berjalan efektif atau tidak.

Referensi

Dokumen terkait

kesukaan masing-masing yang ada pada daftar menu restoran tersebut. Pak Zulkarnaen memesan ikan bakar, udang goreng, dan jus alpukat. Istrinya memesan ikan asam manis, bakso, dan jus

Hasil validasi dari ahli media diperoleh bahwa media pembelajaran berbasis web perlu direvisi pada bagian gambar dengan menggunakan gambar yang lebih menarik dari

Dengan adanya perubahan tersebut, maka susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) akan berubah pula. Perubahan SOTK tersebut telah dituangkan ke dalam Peraturan Bupati

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai jenis auksin alami, persentase setek hidup bibit tanaman buah naga tertinggi pada perlakuan air kelapa dan

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini telah membuktikan bahwa motivasi kerja pegawai Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan cukup tinggi dan hal ini

Pemodelan pasang surut laut tersebut disimulasikan selama 1 bulan yang menghasilkan komponen harmonik pasang surut laut dengan mencuplik pada lokasi 6 titik

 Nilai ITK provinsi Sulawesi Selatan pada Triwulan IV-2017 diperkirakan sebesar 101,44 yang artinya kondisi ekonomi konsumen triwulan depan dianggap tetap lebih baik dari