• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI OKTOBER 2015 DEFLASI 0,25 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI OKTOBER 2015 DEFLASI 0,25 PERSEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Banyuwangi, No. 10/Oktober/3510/Th.II, 02 Nopember 2015 1 No.10/Oktober/3510/Th.II, 02 Nopember 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN/

I

NFLASI

B

ANYUWANGI

OKTOBER

2015

D

EFLASI

0,25

PERSEN

 Pada bulan Oktober 2015 Banyuwangi mengalami deflasi sebesar 0,25 persen, lebih tinggi dibanding deflasi Jawa Timur sebesar 0,19 persen dan Nasional juga terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, empat kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Sumenep sebesar 0,15 persen, diikuti Madiun 0,10 persen, Malang 0,03 persen, Probolinggo 0,02 persen, Sementara Deflasi tertinggi terjadi di kota Surabaya sebesar 0,34 persen diikuti Banyuwangi 0,25 persen, Jember 0,05 persen, dan Kediri 0,04 persen.

 Dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran di kabupaten Banyuwangi, 6 (enam) kel. mengalami inflasi yaitu kelompok (kel.) makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,16 persen, kel. perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,14 persen, kel. Pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,07 persen, kel. sandang sebesar 0,03 persen, kel. Transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen, kesehatan sebesar 0,01 persen. Sementara bahan makanan mengalami deflasi yakni sebesar 1,07 persen.

 Komoditas yang mendorong laju deflasi adalah turunnya harga cabe rawit, daging ayam ras, cabe merah, ikan asin belah, telur ayam ras, emas perhiasan, rempelo hati ayam, bahan bakar rumah tangga, teri, tongkol, solar, mernying, gula pasir, garam, susu untuk bayi, sabun cair/cuci piring, tarip listrik, bensin, terong panjang, kacang tanah, kembung rebus dan tepung terigu.

 Komoditas yang menahan laju deflasi adalah kenaikan harga beras, rokok kretek, minyak goreng, daging sapi, sabun deterjen bubuk/cair, keramik, telepon seluler, jeruk, cumi-cumi, lamuru, bawang putih, susu bubuk, laptop/note book, angkutan udara, baju muslim, kacang panjang, asbes, apel, kangkung, sabun cream deterjen, bayam, bawang merah, tongkol pindang, rokok putih, kelapa, pembasmi nyamuk spray, sawi hijau, nangka muda, kecap (isi), kentang, kipas angin dan terasi udang.

 Laju inflasi tahun kalender (Desember 2014 – Oktober 2015) Banyuwangi terjadi inflasi sebesar 1,26 persen lebih rendah dari Jawa Timur sebesar 2,16 persen dan Nasional sebesar 2,16 persen, sebaliknya laju inflasi year-on-year (Oktober 2015 terhadap Oktober 2014) kota Banyuwangi mengalami inflasi sebesar 5,05 persen lebih rendah dari Jawa Timur sebesar 6,03 persen dan Nasional sebesar 6,25 persen.

 Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, laju Inflasi Kalender (Desember 2014 – Oktober 2015), semuanya mengalami inflasi, tertinggi ada di kota Surabaya sebesar 2,43 persen, disusul Malang 2,24 persen, Madiun 1,93 persen, Jember 1,65 persen, Probolinggo 1,64 persen, Sumenep 1,53 persen, Banyuwangi 1,26 persen dan Kediri 0,80 persen.

Laju Inflasi Year on Year (Oktober 2015 terhadap Oktober 2014) semua kota mengalami inflasi dan tertinggi ada di kota Malang 6,61 persen, disusul Jember 6,34 persen, Surabaya 6,09 persen, Madiun 5,74 persen, Sumenep 5,49 persen, Probolinggo 5,19 persen, Banyuwangi 5,05 persen, dan Kediri 5,05 persen.

(2)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Banyuwangi, No. 10/Oktober/3510/Th.II, 02 Nopember 2015 2 1. Inflasi Banyuwangi

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Dari hasil pemantauan harga pada bulan Oktober 2015 Banyuwangi mengalami deflasi sebesar 0,25 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 119,45 pada bulan

September 2015 menjadi 119,15 pada bulan Oktober 2015. Deflasi bulan Oktober 2015 terutama dipicu oleh kelompok bahan makanan yang memberi sumbangan/ andil sebesar -0,32 persen, sementara kelompok lain menghambat deflasi/ terjadi inflasi terutama dari kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,03 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,02 persen (Gambar 1).

Penyebab paling dominan terjadinya deflasi bulan Oktober 2015 adalah turunnya harga cabe rawit sebesar 55,94 persen (andil -0,36 persen), daging ayam ras sebesar -8,67 persen (andil -0,16 persen), cabe merah sebesar -47,43 persen (andil -0,10 persen), ikan asin belah sebesar -6,75 persen (andil -0,03 persen), telur ayam ras -6,02 persen (andil –0,02 persen) dan emas perhiasan sebesar -0,78 persen (andil -0,02 persen).

Gambar 1.

Andil Inflasi Kelompok Pengeluaran Bulan Oktober 2015 -0.40 -0.30 -0.20 -0.10 0.00 0.10 -0.32 0.02 0.03 0.0021 0.0004 0.01 0.01 Trans,Kom&Jasa Keu Pendidikan,Rekrasi,OR Kesehatan Sandang Perumahan,Air,Listrik,Gas&Bahan.Bakar MakananJadi,Minuman,Rokok&Tembakau Bahan Makanan

(3)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Banyuwangi, No. 10/Oktober/3510/Th.II, 02 Nopember 2015 3 Perkembangan harga cabe rawit mencapai puncaknya

pada bulan Agustus 2015 dan mulai bulan September 2015 berangsur angsur terjadi penurunan harga. Jatuhnya harga komoditas cabe rawit hingga ke level Rp. 11.000,-/kg memberikan dampak yang signifikan terhadap andil inflasi yakni sebesar -0,36 persen. Penurunan harga tersebut diduga akibat over produksi dibanding kebutuhan masyarakat. Musim kemarau panjang dengan sedikit air sangat cocok bagi

pertumbuhan cabe rawit dan semakin tingginya gairah masyarakat untuk menjadi petani cabe diduga penyebab melimpahnya produksi cabe rawit sehingga menekan lonjakan harga cabe rawit. Demikian halnya Cabe Merah harganya ikut tertekan sebesar 47,43 persen.

Melimpahnya pasokan telur ayam ras dan daging ayam ras yang tidak diikuti dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap komoditi tersebut, mengakibatkan turunnya harga komoditi telur ayam ras dan daging ayam ras. Disamping karena faktor turunnya harga pakan ayam yang berasal dari impor akibat menguatnya nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika. Fenomena ini sejalan dengan komoditas emas perhiasan yang mengalami deflasi sebesar 6,23 persen. Emas perhiasan kembali mengalami penurunan harga akibat spekulasi tentang kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed Amerika Serikat. Sedangkan tarif listrik mengalami penurunan untuk golongan tarif R2 daya 3.500 VA hingga 5.500 VA dan R3 daya 6.600 VA keatas dari Rp 1.523,- per Kwh menjadi Rp 1.507,- per Kwh. Adanya kebijakan pemerintah murunnya harga BBM jenis bensin (-0,04 persen) dan solar ( -2,25 persen) memberikan andil negatip sebesar -0,002 persen (Bensin) dan -0,01 persen (Solar).

Deflasi bulan oktober dihambat oleh kenaikan harga beberapa komoditas antara lain wortel, beras, jeruk, bawang putih dan lemuru. Komoditas wortel mengalami lonjakan harga sebesar 30,86 persen, beras 0,91 persen, jeruk 9,62 persen, bawang putih 8,43 persen, lemuru 5,21 persen. Meski lonjakan harga beras tidak signifikan, tetapi kontribusinya terhadap andil inflasi sangat besar karena ketergantungan masyarakat terhadap beras sebagai bahan makanan pokok.

Kenaikan harga rokok dipicu oleh rencana pemerintah untuk menaikkan target cukai penerimaan hasil tembakau (HT) untuk tahun depan sebesar 11,5% sehingga saat ini perusahaan sudah mulai menaikkan harga rokok tersebut.

(4)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Banyuwangi, No. 10/Oktober/3510/Th.II, 02 Nopember 2015 4 IHK Oktober 2014 IHK Desember 2014 IHK Oktober 2015 Inflasi Bulan Oktober 2015 Tingkat Inflasi Tahun Kalender 20151) Tingkat Inflasi Year on Year 20152) ( 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6) ( 7) UMUM 113,42 117,67 119,15 -0,25 1,26 5,05 1 Ba ha n Ma kana n 127,32 130,90 126,15 -1,07 -3,63 -0,92

2 Maka na n Ja di , Minuman, Rokok, dan

Temba kau 106,11 110,97 115,21 0,16 3,82 8,58

3 Peruma ha n, Ai r, Li s tri k, Ga s, dan

Ba ha n Baka r 110,03 111,73 117,87 0,14 5,50 7,13 4 Sa nda ng 109,28 110,47 116,34 0,03 5,31 6,46

5 Kes eha tan 104,69 105,77 111,23 0,01 5,16 6,25

6 Pendi di kan, Rekrea s i, dan Ola h raga 102,65 103,69 108,29 0,07 4,44 5,49

7 Trans por, Komunika s i, dan Ja s a

Keuangan 110,27 120,55 120,49 0,03 -0,05 9,27

1) Persentas e perubahan IHK bulan Oktober 201 5 terhadap IHK bulan Des ember 201 4 2) Persentas e perubahan IHK bulan Oktober 201 5 terhadap IHK bulan Oktober 2 014

Kelompok Pe ngeluaran

(1)

Tabe l 1. Andil dan Tingkat Inflas i B ulanan, Tahun Kale nde r dan Ye ar on Ye ar bulan Oktobe r 2015 me nurut Ke lompok Pe nge luaran (2012=100)

Kabupate n B anyuwangi

Dari tabel 1 diatas menunjukkan Kabupaten Banyuwangi secara umum persentase perubahan terhadap bulan September 2015 terjadi deflasi bulanan (m-t-m) sebesar 0,25 persen. Deflasi satu-satunya terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar -1,07 persen, sementara enam kelompok lainnya terjadi inflasi terutama pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,16 persen.

Sementara tingkat inflasi tahun kalender (komulatif) 2015 (persentase perubahan IHK bulan Oktober 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014) sebesar 1,26 persen. Inflasi terbesar pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 5,50 persen, disusul kelompok sandang sebesar 5,31 persen.

Tingkat inflasi tahunan (YoY) 2015 (persentase perubahan IHK bulan Oktober 2015 terhadap IHK bulan Oktober 2014) sebesar 5,05 persen. Inflasi terbesar terjadi pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 9,27 persen, disusul kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 8,58 persen.

(5)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Banyuwangi, No. 10/Oktober/3510/Th.II, 02 Nopember 2015 5 2. Perkembangan Inflasi

Gambar 2.

Perbandingan Inflasi Bulanan (month to month) Selama tahun 2014-2015

Kabupaten Banyuwangi (dalam persen)

Gambar 3.

Inflasi Tahun Kalender Selama tahun 2014 - 2015 Kabupaten Banyuwangi (dalam persen)

-1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 0.59 0.11 1.61 -0.93 1.81 -0.84 1.56 -0.48 1.61 0.06 1.99 0.32 2.24 0.94 2.11 1.30 2.22 1.51 2.74 1.26 3.99 6.59 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2014 2015 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 0.59 0.11 1.02 -1.02 0.20 0.09 -0.25 0.36 0.05 0.55 0.37 0.26 0.24 0.62 -0.12 0.35 0.11 0.21 0.51 -0.25 1.22 2.50 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2014 2015

(6)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Banyuwangi, No. 10/Oktober/3510/Th.II, 02 Nopember 2015 6

Gambar 4.

Inflasi Year on Year Selama tahun 2014 - 2015 Kabupaten Banyuwangi (dalam persen)

Gambar 5

Inflasi Bulanan (month to month)

8 Kota IHK, Jawa Timur & Nasional (dalam persen)

Bulan Oktober 2015 -0.35 -0.3 -0.25 -0.2 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 -0.05 -0.25 0.15 -0.04 0.03 0.02 0.1 -0.34 -0.19 -0.08 JEMBER BANYUWANGI SUMENEP KEDIRI MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA JATIM NASIONAL 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 7.50 6.09 7.48 3.92 6.71 3.82 6.63 4.45 7.51 4.97 7.17 4.45 2.15 5.25 1.51 5.75 2.45 5.86 3.11

5.05

4.90 6.59 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2014 2015

(7)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Banyuwangi, No. 10/Oktober/3510/Th.II, 02 Nopember 2015 7

Gambar 6.

Inflasi Kalender

8 Kota IHK, Jawa Timur & Nasional (dalam persen)

Bulan Oktober 2015

Gambar 7.

Inflasi Year on Year (YoY)

8 Kota IHK, Jawa Timur & Nasional (dalam persen)

Bulan Oktober 2015 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 6.34 5.055.495.05 6.61 5.19 5.746.09 6.03 6.25 JEMBER BANYUWANGI SUMENEP KEDIRI MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA JATIM NASIONAL 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 1.65 1.26 1.53 0.80 2.24 1.64 1.93 2.48 2.16 2.16 JEMBER BANYUWANGI SUMENEP KEDIRI MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA JATIM NASIONAL

(8)

Berita Resmi Statistik Kabupaten Banyuwangi, No. 10/Oktober/3510/Th.II, 02 Nopember 2015 8

Gambar 8.

10 Komoditas Penghambat Deflasi Bulanan di bulan Oktober 2015 Kabupaten Banyuwangi

Gambar 9.

10 Komoditas Pendorong Deflasi Bulanan di bulan Oktober 2015 Kabupaten Banyuwangi

BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Banyuwangi

Kepala,

ttd,

Ir. Mohammad Amin, MM

NIP. 19661109 199212 1 001 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 WORTEL BERAS JERUK BAWANG PUTIH LAMURU ASBES BAJU MUSLIM KANGKUNG CUMI-CUMI TELEPON SELULER -0.40 -0.35 -0.30 -0.25 -0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 -0.02 -0.02 -0.02-0.02 -0.02 -0.02-0.03 -0.10 -0.16 -0.36 TONGKOL/AMBU-AMBU TERI

BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA RAMPELA HATI AYAM EMAS PERHIASAN TELUR AYAM RAS IKAN ASIN BELAH CABAI MERAH DAGING AYAM RAS CABAI RAWIT

(9)

Gambar

Tabe l 1. Andil dan Tingkat Inflas i B ulanan, Tahun Kale nde r  dan Ye ar on Ye ar bulan Oktobe r 2015  me nurut Ke lompok Pe nge luaran (2012=100)
Gambar 4.  Inflasi Year on Year  Selama tahun 2014 - 2015  Kabupaten Banyuwangi  (dalam persen)
Gambar 6.  Inflasi Kalender

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dari penulisan yang dilakukan penulis dengan penulisan – penulisan di atas adalah letak pembahasan yang akan dilaksanakan, dimana penulis memfokuskan pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan obat golongan kortikosteroid pada pasien asma dewasa di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, susu kacang tanah, susu kacang hijau dan susu kacang kedelai dapat digunakan sebagai bahan baku dalam fermentasi kefir; kadar asam

Pola baru tafsir Indonesia modern adalah keberadaan corak pendidikan dalam tafsir.Upaya Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur’a>n Karim bertujuan untuk menggali

Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, yakni penelitian yang menggali alasan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000, latar belakang sosial politik

Sesuai dengan alur dan metode yang sudah dijelaskan di bab 3, kali ini kita akan melakukan proses kalibrasi foto dengan foto yang berjumlah 4 foto, dimana foto yang kami

 Menjelaskan dampak pelaksanaan dhaman dan kafalah ang tidak sesuai dengan sari%at Islam. KKM SK 1( 7&mlah SK 1( 8 ) K- 9 11 Memahami ri5a@ 5ank

(1) Atas surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Kepala Dinas atau Kepala Suku Dinas bersama-sama dengan penyelenggara pendidikan membentuk Tim Evaluasi Penutupan