• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA (Studi Kasus Pada Pasien Kanker di RSUD dr. Soekardjo Tasikmlaya Tahun 2016) ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA (Studi Kasus Pada Pasien Kanker di RSUD dr. Soekardjo Tasikmlaya Tahun 2016) ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA

(Studi Kasus Pada Pasien Kanker di RSUD dr. Soekardjo Tasikmlaya Tahun 2016)

Santika Dini Dhiana 1) Nur Lina dan Ai Sri Kosnayani 2)

Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Reproduksi 1) Universitas Siliwangi (santika.dini@gmail.com)

Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan Reproduksi Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi

ABSTRAK

Kanker payudara adalah penyakit yang bersifat ganas akibat tumbuhnya sel kanker yang berasal dari sel-sel normal di payudara bisa berasal dari kelenjar susu, saluran susu, atau jaringan penunjang seperti lemak dan saraf. Akibat yang ditimbulkan dalam pembelahan sel adalah menyerang jaringan biologis di dekatnya dan dapat bermigrasi ke jaringan tubuh lainnya melalui sirkulasi darah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kanker payudara diantaranya usia menarche, status menopause, penggunaan kontrasepsi hormonal, riwayat menyusui, riwayat obesitas, kebiasaan merokok, dan kebiasaan olahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan case control. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling yaitu sebanyak 110 sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia menarche (p = 0,000, OR = 7,111) dan riwayat obesitas (p = 0,001, OR = 10,87) dengan kejadian kanker payudara. Tidak ada hubungan antara status menopause, penggunaan kontrasepsi hormonal, riwayat menyusui, riwayat sebagai perokok, dan riwayat kebiasaan olahraga dengan kejadian kanker payudara. Disarankan kepada masyarakat/wanita hendakanya mewaspadai timbulnya kanker dan dianjurkan untuk deteksi dini dengan pemeriksaan SADARI dan pengujian mammografi.

Kepustakaan : (2014 – 2016)

(2)

RISK FACTORS ASSOCIATED WITH BREAST CANCER EVENTS (Case Study In Cancer Patients in dr. Soekardjo Tasikmlaya 2016)

Santika Dini Dhiana 1) Nur Lina dan Ai Sri Kosnayani 2)

Students of the Faculty of Health Sciences Reproductive Health Specialisation 1) Siliwangi University (santika.dini@gmail.com)

Supervisor Section of Reproductive Health Faculty of Health Sciences 2) Siliwangi University

ABSTRACT

Breast cancer is a malignant disease that is due to the growth of cancer cells derived from normal cells in the breast can be derived from the milk glands, milk ducts, or supporting tissue such as fat and nerves. The impact in cell division are attacking the nearby biological tissue and can migrate to other tissues via blood circulation. Many factors can influence breast cancer include age of menarche, menopausal status, use of hormonal contraceptives, breastfeeding history, history of obesity, smoking, and exercise habits. The purpose of this study was to identify risk factors associated with breast cancer incidence. This research used analytic observational with case control approach. Samples were taken by accidental sampling technique as many as 110 samples. The instrument used in this study is a questionnaire. Analysis conducted through univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using Chi Square. The results showed that there was a relationship between the age of menarche (p = 0.000, OR = 7.111) and a history of obesity (p = 0.001, OR = 10.87) and the incidence of breast cancer. There was no association between menopausal status, use of hormonal contraceptives, breastfeeding history, a history of smoking, exercise habits and history with the incidence of breast cancer. Suggested to the society / women hendakanya be aware of the incidence of cancer and is recommended for early detection with testing BSE and mammography examinations.

Bibliography : (2014 - 2016)

(3)

1. PENDAHULUAN

Kanker payudara adalah penyakit yang bersifat ganas akibat tumbuhnya sel kanker yang berasal dari sel-sel normal di payudara bisa berasal dari kelenjar susu, saluran susu, atau jaringan penunjang seperti lemak dan saraf. Kanker payudara merupakan penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. Kanker payudara ditandai dengan kelainan siklus sel khas, yang dapat menyebabkan pembelahan sel payudara melebihi batas normal, dan perkembangannya tidak terkontrol. Akibat yang ditimbulkan dalam pembelahan sel adalah menyerang jaringan biologis di dekatnya dan dapat bermigrasi ke jaringan tubuh lainnya melalui sirkulasi darah (WHO, 2014).

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya merupakan peringkat ke 21 dari 25 wilayah kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat (0,4%). Kota Tasikmalaya memiliki 617 penderita kanker payudara dan angka prevalensi ini meningkat setiap tahunnya. Angka kejadian kanker payudara di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya menempati peringkat pertama. Berdasarkan data rekam medik tahun 2015 ditemukan sebanyak 93 kasus kanker payudara, dan tidak ditemukan angka kematian dari kejadian kanker payudara tersebut (Profil RSUD dr. Soekardjo, 2015).

Hasil survei awal faktor risiko kanker payudara yang ditemukan pada pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya, diantaranya adalah riwayat kanker payudara pada keluarga (30%), riwayat tumor payudara (20%), kurang olahraga (100%), riwayat obesitas (50%), penggunaan kontrasepsi hormonal (10%), usia menarche dini (30%), dan perokok aktif (70%).

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara (Studi Kasus pada Pasien Kanker Payudara di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016)”.

2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan menggunakan pendekatan Case control. Populasi kasus dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien kanker payudara di RSUD dr. Soekardjo dan populasi kontrol yaitu pasien bukan kanker payudara yang sedang berkunjung di RSUD dr. Soekardjo. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 110 orang yang sudah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner.

3. HASIL PENELITIAN a. Analisis Univariat

Tabel 3.1

(4)

Kategori Usia Menarche Responden di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016

No Kategori usiamenarche F Persentase (%)

1 < 12 tahun (berisiko) 69 62,7

2 > 12 tahun (tidak

berisiko) 41 37,3

Jumlah 110 100.0

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui kategori usia menarche >12 tahun (tidak berisiko kanker payudara) yaitu sebanyak 41 orang (37,3%) dan yang <12 tahun (berisiko kanker payudara) sebanyak 69 orang (62,7%).

Tabel 3.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Monopause Responden di RSUD dr. Soekardjo

Tahun 2016

No Status Monopause F Persentase (%)

1 Sudah 15 13,6

2 Belum 95 86,4

Jumlah 110 100.0

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui status monopuse responden yaitu, responden yang sudah mengalami monopause sebanyak 15 orang (13,6%), dan responden yang belum mengalami menopause sebanyak 95 orang (86,4%).

Tabel 3.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kategori Usia Menopause Responden di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016 No Kategori usia menopause F Persentase (%) 1 > 48 tahun (berisiko) 13 11,8 2 < 48 tahun (tidak berisiko) 97 88,2 Jumlah 110 100.0

Berdasarkan tabel 3.3 diketahui kategori usia menopause < 48 tahun (tidak berisiko kanker payudara) yaitu sebanyak 97 orang (88,2%) dan yang >48 tahun (berisiko kanker payudara) sebanyak 13 orang (11,8%).

Tabel 3.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Penggunaan Kontrasepsi Hormonal di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016

(5)

No Penggunaan Kontrasepsi Hormonal F Persentase (%) 1 Pernah (berisiko) 45 40,9

2 Tidak Pernah (tidak

berisiko) 65 59,1

Jumlah 110 100.0

Berdasarkan tabel 3.4 diketahui responden yang pernah menggunakan kontrasepsi hormonal (berisiko kanker payudara) yaitu sebanyak 45 orang (40,9%) dan responden yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi hormonal (tidak berisiko kanker payudara) yaitu sebanyak 65 orang (59,1%).

Tabel 3.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Menyusui di RSUD dr. Soekardjo

Tahun 2016

No Riwayat Menyusui F Persentase (%)

1 Tidak (berisiko) 13 11,8

2 Ya (tidak berisiko) 97 88,2

Jumlah 110 100.0

Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa responden yang memiliki riwayat menyusui sebanyak 97 orang (88,2%) dan responden yang tidak memiliki riwayat menyusui sebanyak 13 orang (11,8%).

Tabel 3.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Obesitas di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016

No Riwayat Obesitas F Persentase (%)

1 Pernah (berisiko) 18 16,4

2 Tidak Pernah (tidak

berisiko) 92 83,6

(6)

Berdasarkan tabel 3.6 diketahui responden yang memiliki riwayat obesitas sebanyak 18 orang (16,4%) dan responden yang tidak memiliki riwayat obesitas yaitu sebanyak 92 orang (83,6%).

Tabel 3.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016

No KebiasaanMerokok F Persentase (%)

1 Ya (berisiko) 14 12,7

2 Tidak (tidak

berisiko) 96 87,3

Jumlah 110 100.0

Berdasarkan tabel 3.7 diketahui responden yang memiliki riwayat sebagai perokok yaitu sebanyak 14 orang (12,7%) dan responden yang tidak memiliki riwayat sebagai perokok yaitu sebanyak 96 orang (87,3%).

Tabel 3.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olahraga di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016 No KebiasaanOlahraga F Persentase (%)

1 Tidak (berisiko) 93 84,5

2 Ya (tidak berisiko) 17 15,5

Jumlah 110 100.0

Berdasarkan tabel 3.8 diketahui responden yang mempunyai kebiasaan olahraga sebanyak 17 orang (15,5%) dan responden yang tidak mempunyai kebiasaan olahraga sebanyak 93 orang (84,5%).

b. Analisis bivariat

Tabel 3.10

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD dr. SoekardjoTahun 2016 No Faktor Resiko Kanker Payudara Katego-ri Kanker Payudara Total P (95%OR CI) Ya Tidak F % F % N % 1 Usia Menarche < 12 tahun 46 83,64 23 41,82 69 62,73 0,000 7,111 (2,91-17,3) > 12 tahun 9 16,36 32 58,18 41 37,27 2 Status belum 46 83,63 49 89,1 95 86,36 0,57

(7)

Menopause sudah 9 16,46 6 10,9 15 13,64 3 Pengguna-an Kontrasepsi hormonal pernah 18 32,7 27 49,1 45 40,9 0,12 tidak pernah 37 67,3 28 50,9 65 59,1 4 Riwayat Menyusui tidak 6 10,9 7 12,7 13 11,8 1,0 ya 49 89,1 48 87,3 97 88,2 5 Riwayat Obesitas Ya 16 29,1 2 3,6 18 16,4 0,001 10,87 (2,3-50) Tidak 39 70,9 53 96,4 92 83,6 6 Kebiasaan Merokok Ya 10 18,2 4 7,3 14 12,7 0,15 Tidak 45 81,8 51 92,7 96 87,3 Merokok dalam satu rumah Ada 43 78,2 38 69,1 81 73,6 0,38 tidak ada 12 21,8 17 30,9 29 26,4

7 BerolahragaKebiasaan TidakYa 478 85,514,5 469 16,483,6 9317 84,515,5 1,0

Berdasarkan tabel 3.22 faktor risiko yang mempunyai hubungan dengan kejadian kanker payudara adalah usia menarche dan riwayat obesitas, dengan p usia menarche (p = 0,000) dan nilai OR = 7,111. Serta p riwayat obesitas (p = 0,001) nilai OR = 10,87.

4. PEMBAHASAN

a. Hubungan Usia Menarche dengan Kejadian Kanker Payudara

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan ada hubungan yang bermakna antara usia menarche dengan kejadian kanker payudara (p value = 0,000). Besarnya risiko ,menderita kanker payudara yaitu dapat dilihat dari nilai OR = 7,111 (95% CI = 2,91 – 17,3) yang berarti responden yang usia menarche < 12 tahun memiliki risiko 7,111 kali lebih besar mengalami kejadian kanker payudara.

Bila haid pertama datang sebelum usia 12 tahun, maka wanita akan mengalami sirkulasi hormon estrogen sepanjang hidupnya lebih lama. Hormon estrogen dapat merangsang pertumbuhan duktus dalam kelenjar payudara. Keterpajanan lebih lama dari hormon estrogen dapat menimbulkan perubahan sel-sel duktus dari kelenjar payudara (Anggorowati, 2013).

Perubahan tersebut dapat berupa hipertropi dan proliferasi yang abnormal sehingga akhirnya dapat berubah menjadi kanker. Usia menarche kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 6,66 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche pada usia normal yaitu lebih dari 12 tahun (p=0,00; OR=6,66; CI95%: 2,84-15,65) (Anggorowati, 2013).

b. Hubungan Status Menopause dengan Kejadian Kanker Payudara

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna antara status menopause dengan kejadian kanker payudara (p value = 0,57). Hal ini karena kebanyakan responden belum

(8)

mengalami menopause atau kebayakan usia responden belum mencapai usia menopause.

Apabila wanita telah mengalami masa menopause terlambat berisiko 5,12 kali dibandingkan dengan wanita yang belum mengalami masa menopause. Hal ini berhubungan dengan lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan payudara (Sihombing, dkk, 2011).

c. Hubungan Penggunaan Kontresepsi Hormonal dengan Kejadian Kanker Payudara

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara (p value = 0,12). Hal ini dikarenakan kebanyakan responden tidak menggunakan kontrasepsi hormonal.

Hasil pengamatan sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal menekan ovulasi sehingga mengurangi risiko kanker endometrium maupun ovarium, namun tidak mengurangi risiko kanker payudara. Ketiadaan efek protektif terhadap kanker payudara diduga karena terdapat interaksi antara penggunaan hormon steroid eksogen dan faktor-faktor lingkungan.

Studi yang dilakukan Harianto et al (2005) di Indonesia memberikan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh kontrasepsi oral terhadap risiko kanker payudara karena tidak mengendalikan faktor perancu di dalam desain penelitiannya maupun dalam menganalisis data. d. Hubungan Riwayat Menyusui dengan Kejadian Kanker Payudara

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat menyusui dengan kejadian kanker payudara (p = 1,0). Hal ini dikarenakan responden yang memiliki riwayat menyusui lebih banyak terjadi pada responden yang mengalami kejadian kanker payudara (89,1%).

Fungsi hormon prolaktin yang dikeluarkan pada saat masa menyusui dapat menstimulir terjadinya laktasi sehingga kelenjar payudara berfungsi dengan normal dan menstimulasi sekresi hormon progesteron yang bersifat melindungi wanita terhadap kanker payudara. Menurut penelitian Anggorowati (2013) di RSUD Kudus menunjukan wanita yang tidak menyusui anaknya risikonya 5,49 kali lebih tinggi daripada wanita yang menyusui anaknya.

e. Hubungan Riwayat Obesitas dengan Kejadian Kanker Payudara

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan ada hubungan yang bermakna antara riwayat obesitas dengan kejadian kanker payudara (p = 0,001). Besarnya risiko ,menderita kanker payudara yaitu dapat dilihat dari nilai OR = 10,6 (95% CI = 2,3 – 49,1) yang berarti responden yang mempunyai riwayat obesitas memiliki risiko 10,87 kali lebih besar mengalami kejadian kanker payudara.

Obesitas berarti keadaan penumpukan lemak yang berlebihan di jaringan adiposa. Keadaan ini timbul akibat pengaturan makanan yang tidak baik, gaya hidup kurang gerak, dan faktor keturunan (genetik)

(9)

(Balasubramaniam, 2013). Keadaan ini timbul akibat pengaturan makanan yang tidak baik, gaya hidup kurang gerak, dan faktor keturunan (genetik) (Balasubramaniam, 2013).

f. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Kanker Payudara Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian kanker payudara (p = 0,15). Hal ini dikarenakan kebanyakan responden tidak mempunyai riwayat sebagai perokok.

Menurut Kelsey Gamon (2003), rokok mengandung nikotin yang menyebabkan ketagihan sehingga akan merangsang jantung, saraf, otak dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin dapat merangsang metabolisme hormon estrogen lebih tinggi, sehingga memicu sel payudara berproliferasi menjadi sel kanker.. Wanita yang terpapar zat karsinogen melalui kebiasaan merokok akan memiliki tingkat metabolisme estrogen lebih tinggi dibanding wanita yang tidak merokok. Penelitian yang dilakukan oleh Indrati (2009) menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan merokok sigaret dengan risiko terkena kanker payudara (OR 4,70 CI;95% 2,536-8,710).

g. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Kanker Payudara Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga dengan kejadian kanker payudara (p = 1,0), karena responden yang mempunyai kebiasaan olahraga dengan responden yang tidak mempunyai kebiasaan olahraga hampir sama tidak mengalami kanker.

Olahraga dapat meningkatkan kekebalan tubuh (immunosurveillance kanker) yang dihubungkan dengan rendahnya lemak di dalam tubuh dan keseimbangan hormon estrogen. Olahraga juga dapat membantu mengurangi peningkatan berat badan (obesitas) yang merupakan faktor risiko kanker payudara. Hal ini yang mendasari hubungan antara kurangnya berolahraga dengan kejadian kanker payudara (Harianto, 2010).

5. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

a. Ada hubungan antara usia menarche dan riwayat obesitas dengan kejadian kanker payudara, dengan p usia menarche (p = 0,000) dan nilai OR = 7,111. Serta p riwayat obesitas (p = 0,001) dan nilai OR = 10,87. b. Tidak ada hubungan antara status menopause, penggunaan kontrasepsi hormonal, riwayat menyusui, riwayat sebagai perokok, dan riwayat kebiasaan olahraga dengan kejadian kanker payudara.

6. SARAN

(10)

Disarankan bagi RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya untuk meningkatkan promosi kesehatan mengenai faktor risiko, tanda dan gejala, deteksi dini, pencegahan dan pengobatan kanker payudara.

b. Bagi masyarakat atau Wanita

Bagi wanita yang usia menarche < 12 dan memiliki riwayat obesitas, hendaknya mewaspadai timbulnya kanker payudara dan jika telah pubertas dianjurkan untuk deteksi dini (screening test) dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pengujian mammografi.

c. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan variabel pengganggu seperti riwayat keluarga dan riwayat tumor payudara tidak hanya diukur tetapi juga dianalisis, dan juga menentukan batasan recall bias.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorowati, Lindra, Faktor Risiko Kejadian Kanker Payudara di RSUD

Kudus, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013.

Balasubramaniam, S.M., et.al, Risk Factors of Female Breast Carcinoma:

A Case Control Study at Puducherry, Indian J Cancer, 2013.

Indrati, Rini, Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker

Payudara di RS dr. Kariadi Semarang, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.

Kelsey Gammon, Breast Cancer, American Cancer Society, 2003.

Kemenkes, RI., Kategori Pemberian ASI, 2014.

World Health Organization, Cancer Country Profile, 2014.

Profil RSUD dr. Soekardjo, RSUD dr. Soekardjo, Tasikmalaya, 2015.

Sihombing, Marice, Aprildah., Faktor Risiko Tumor Payudara pada

PerempuanUmur 26-65 Tahun Di Lima KelurahanKecamatan Bogor Tengah,Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Bogor, 2011.

Harianto dkk, Analisis Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian

Kanker Payudara di RS dr.Cipto Mangunkusumo, Majalah Ilmu Farmasi, 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan profesi keguruan, ada enam asumsi dasar yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan sebagai berikut: (a) subjek pendidikan adalah manusia

Puji syukur atas kehadirat Rahmat-Mu, syukur Alhamdulillah selalu kupanjatkan padaMu ya Allah atas kemudahan dan kelancaran yang telah Engkau berikan dari awal hingga akhir

Apart from the design of the joint-free compliant ring actuator, the other challenges faced in this study include electrical isolation of the SMA wires from the metal used in the

Bagi sekolah, sebagai bahan masukan kepustakaan sekolah dan tambahan karya guru, serta memberikan wawasan mengenai metode yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Sampel melakukan pukulan langsung berpasangan menggunakan media raket selama 1 set, dengan waktu selama 30 menit dan waktu istirahat selama 5 menit disetiap setengah set...

tanggal 14 November 2017,dengan ini kami mengundang Saudara mengikuti acara Klarifikasi dan Negosiasi pekerjaan DED Air Bersih Bukit Empangel Aur Kuning Kecamatan Sungai

&lt;Pengalaman iBarat tong^t yang mcnuntun ^ftify a^n terjatuA, dan Bagai^fn Qmpu A^ti^a

Judul Tugas Akhir : PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI LEGENDA GUNUNG TUGEL BAGIAN RUNTUHNYA GUNUNG TUGEL OLEH PANAH KI ROGO RUNTING.. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam