• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI ALAT TRANSPORTASI MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD N DUREN 01 KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI ALAT TRANSPORTASI MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD N DUREN 01 KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

MATERI ALAT TRANSPORTASI MELALUI METODE

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PADA SISWA KELAS IV SD N DUREN 01

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Afrizan Gusmayoni NIM : 11510077

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sang Juaraadalahbukandia yang takpernahkalah, tetapidia yang memilikisemangat yang takterkalahkan.”

“Setiapkamumerasaberuntung, makapercayalahdoaibumutelah di dengarTuhan.”

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini kupersembahkankepada:

1. Ayahandatercinta, Sugiyonodanibundatersayang, NinikAmini yang telahmendoakan,

memberidukungandanmotivasisehinggaskripsiinibisaterselesaikandenganbaik. 2. Kakakku ( Mas RandikaIksanidanMbak Molina CaturNugraheni) yang

telahmendoakankudanmensupportdalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kekasih tercinta MiggiAisyahSafitriyang telah memberikan motivasi

dalampengerjaan skripsi ini.

4. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010. 5. Temen-temen SSC(Student Sport Club)

6. Segenap guru dankaryawan SDN Duren 01 KecamatanBandungan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.SholawatsertasalamselaluterlimpahkankepadaNabi Muhammad SAW, nabi yang menjadisuritauladanbagiseluruhumat Islam.

Penulisan skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada:

1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M, Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selakuDekanFakultastarbiyahdanilmukeguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si. selaku Kajur PGMI yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada saya.

4. Bapak Rasimin, M. PdI.,M.Pd.selakupembimbingskripsiyang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya di sela-sela kesibukannya.

5. Bapak Trimakno Mathias, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Duren 01. 6. Ibu Tri Sumarni, S.Pd.SD. selaku guru kelas IV di SDN Duren 01. 7. Dewan Guru dan karyawan SDN Duren 01.

8. Siswa-siswi kelas IV SDN Duren 01.

(7)
(8)

ABSTRAK

Gusmayoni, Afrizan. 11510077. 2015.Peningkatan PrestasiBelajar IPS MateriAlatTransportasiMelaluiMetode Contextual Teaching And Learning PadaSiswaKelas IV SDN Duren 01 KecamatanBandunganKabupaten

Semarang TahunPelajaran

2014/2015.Skripsi.FakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan.JurusanPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negeri.Pembimbing: Rasimin, M. PdI., M.Pd,

Kata kunci:MetodeContextual Teaching and Learning, PrestasiBelajardanIPS Guru memegangperanansentraldalam proses belajarmengajar yang dituntutuntukmenguasaiberbagai model pembelajaran, danharusmenyesuaikan model pembelajarandengankarakteristikmateripelajarandanarahtujuan yang

hendakdicapaidaripokokbahasanmateri yang

akandisampaikan.Apakahpenggunaanmetode Contextual Teaching and Learning dapatmeningkatkanprestasibelajar IPS materialattransportasipadasiswakelas IV SDN Duren 01 KecamatanBandunganKabupaten Semarang TahunPelajaran

2014/2015.Untukmenigkatkanprestasibelajar IPS

materialattransportasimelaluimetode Contextual Teaching and Learning padasiswakelas IV SDN Duren 01 KecamataanBandunganKabupaten Semarang TahunPelajaran 2014/2015.PenelitianinimenggunakanPenelitianTindakanKelas (PTK) yang dilakukanmelaluisiklus.Tiapsiklusterdiridariempattahapyaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, danrefleksi.

Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwapenggunaanmetode

Contextual Teaching And

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. HipotesisTindakan ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. DefinisiOperasional ... 8

G. MetodePenelitian ... 10

H. SistematikaPenulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. HasilBelajar IPS ... 18

(10)

1. PengertianmetodeContextual Teaching and Learning ... .24

2. Kelebihandankekuranganmetode Contextual Teaching and Learning ... 26

C. PengaruhHasilBelajarDenganMetode Contextual Teaching and Learning... . 28

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. SubyekPenelitian ... 30

B. DeskripsiPenelitianprasiklus ... 37

C. DeskripsiPelaksanaanSiklus I... 41

D. DeskripsiPelaksanaanSiklus II ... 47

E. DeskripsiPelaksanaanSiklus III ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiHasilPenelitianPersiklus... 56

B. PembahasanHasilLaporan ... 69

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1 SkemaPenelitiantindakanKelas ... 12

3.1 TenagaPengajardanKaryawan SDN Duren 01 ... 34

3.2 Subjekpenelitian ... 35

4.1 NilaiSiswaPraSiklus ... 57

4.2 NilaiSiswaSiklus I ... 60

4.3 NilaiSiswaSiklus II ... 63

4.4 NilaiSiswaSiklus III ... 66

4.5 Data PeningkatanJumlahSiswa Yang Mencapai KKM per Siklus... 69

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Manusia, pada hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia terlahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun. Kemudian ia tumbuh dan berkambang menjadi mengetahui, mengenal, dan menguasai benyak hal. Itu terjadi karena ia belajar dengan menggunakan potensi dan kapasitas diri yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadanya.

Orang yang tidak mau belajar dengan tidak memanfaatkan potensi dan kapasitasnya berarti menjauhi hakikatnya sebagai manusia. Derajat orang seperti itu digambarkan oleh Allah lebih rendah dibanding binatang. Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut ini :

(13)

(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.(Q.S. al-A’raf, 7:179).

Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di sekolah yang menginginkan pembelajaran yang bisa menumbuhkan semangat siswa untuk belajar. Suatu pembelajaran tentunya juga mempunyai tujuan khusus yang hendak dicapai sesuai dengan target yang diinginkan. Dengan adanya tujuan ini akan menumbuhkan sikap yang akan menjadi pegangan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

(14)

berlangsung secara aktif dan intregatif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Sebagai pendidik, dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menguasai berbagai macam model pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus bisa sejeli mungkin untuk menyesuaikan model pembelajaran dengan karakteristik materi pelajaran dan arah tujuan yang hendak dicapai dari pokok bahasan materi yang akan disampaikan. Sebab, penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Prestasi belajar yang dicapai oleh para pelajar menggambarkan hasil usaha yang dilakukan oleh guru dalam memfasilitasi dan menciptakan kondisi kegiatan belajar mereka. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri mereka seperti, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, fisik dan psikis, serta kemampuan yang dimilikinya. Kedua, faktor yang datangnya dari luar dirinya, yaitu faktor lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru ( Direktorat pembinaan Pendidikan Agama Islam, 2001:26).

(15)

hendaknya menentukan strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan dianggap paling efektif. Selain itu, guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan berbagai strategi atau mengkombinasikan beberapa strategi yang relevan serta dituntut untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang seperti itu, diharapkan siswa akan termotivasi untuk lebih giat belajar, bersemangat dalam belajar, aktif dalam setiap pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dari seluruh mata pelajaran yang ada.

SDN Duren 01 Kecamata Bandungan Kabupaten Semarang sebagai sekolah yang menerapkan KTSP (kuriulum satuan tingkat pendidikan). Secara umum pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di SDN Duren 01 masih monoton, di mana dalam kegiatan pembelajaran materi bersumber pada buku paket dan LKS (Lembar Kerja Siswa), menyebabkan minimnya informasi dan pengetahuan siswa akan materi dalam pembelajaran.

(16)

sedangkan ranah afektif dan psikomotorik kurang begitu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang seperti itu berlangsung hampir setiap hari. Siswa diminta mendengarkan penjelasan materi dari guru, kemudian siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi secara terus menerus pada setiap mata pelajaran. Sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, dan sering bermain sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Hal inilah yang menjadikan SDN Duren 01 menarik untuk dijadikan tempat berlangsungnya penelitian bagi penulis.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai dengan Sekolah Menengah (SMP, SMA/SMK). Pendidikan IPS mengarahkan peserta didik untuk mencari tahu dan berbuat sendiri. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah untuk memahami apa yang dilakukannya, sehingga dapat membantu dalam memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kehidupan sosial dimasyarakat. Setelah siswa memahami apa yang telah dipelajari, dan diharapkan peserta didik mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(17)

menggunakan berbagai strategi pembelajaran agar pembelajaran tidak membosankan bagi siswa, sehingga ia akan tertarik untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang menyangkut materi-materi yang terjadi di masyarakat tentu tidak hanya sekedar teori yang disampaikan saja melainkan mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.

Dengan membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep belajar. Dengan metode Contextual Teaching and Learning, siswa akan bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa semata. Metode Contextual Teaching and Learning merupakan metode yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Dengan siswa diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya siswa diharapkan dapat menggunakan daya nalarnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Fokus dalam penelitian ini adalah penggunaan dan pengembangan metode Contextual Teaching and Learning yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, dan persepsi siswa mengenai metode tersebut dalam proses belajar mengajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian ” Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Alat Transportasi Melalui Metode

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi alat transportasi pada siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi alat transportasi menggunakan metode contextual teaching and learning

pada siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63).

(19)

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritik

Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya serta menambah wawasan pengetahuan bagi pengajar khususnya guru di SD Negeri Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dan dapat meningkatkan kualitas mengajar yang lebih baik terhadap siswa dan mengenai penggunaan berbagai strategi pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.

2. Secara Praktis

a. Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Contexstual teaching and learning

(20)

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai judul di atas, maka dijelaskan di bawah ini:

1. MetodeContextual Teaching and Learning

Nurhadi mengemukakan bahwa metode Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Muslich, 2009:41).

Metode Contextual Teaching and Learning yang di pakai pada penelitian ini adalah metode Contextual Teaching and Learning yang bersifat mengkaitkan.

2. IPS

Menurut Rasimin (2012:35) "Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir".

(21)

3. Materi Alat Transportasi

Alat transportasi adalah alat yang digunakan untuk memindahkan barang atau manusia dari satu tempat ke tempat lainnya dan alatnya digerakkan oleh manusia atau mesin.

4. Siswa

Menurut poerwadarminta (2011:1134), siswa atau pelajar adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan. Yang dimaksud siswa disini adalah siswa pada SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atalu Classroom Action Research. Wihardit (2010: 1.4) mengatakan bahwa: "Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru" sehingga hasil kerja siswa menjadi meningkat."

Menurut Suyadi (2010:18) bahwa "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan".

(22)

kegiatan belajar, dengan tujuan memperbaiki kinerja meningkatkan prestasi siswa. Pemilihan jenis penelitian ini karena untuk memecahkan permasalahan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning.

2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian

a. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilalukan pada seluruh siswa kelas IV di SD Negeri Duren 01 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari siswa lakilaki dan siswa perempuan.

Dasar pertimbangan pemilihan subjek ini, pada mata pelajaran IPS kelas IV terdapat materi tentang alat transportasi.

b. Lokasi penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

c. Waktu Penelitian

(23)

3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu penelitian tindakan kelas (PTK), maka penelitian ini dilakukan melalui beberapa siklus untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPS melalui metode CTL (contextual teaching and learning). Setiap siklus meliputi empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Antara siklus satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Hubungan tersebut bila digambarkan seperti pada gambar berikut :

Tabel. 1.1

Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(Arikunto dalam Suyadi, 2013: 50)

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Sikluss II Pelaksanaan

(24)

a. Perencanaan

PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti.

Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah merumuskan masalah dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan.

b. Pelaksanaan

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencangan tetapi harus terkesan alamiah dan tidak rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula.

Perencanaan

Pelaksanaan Sikluss III

(25)

c. Observation (pengamatan)

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof. Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63) menyatakan bahwa observasi yag dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.

d. Refleksi

Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Reflaksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi sering disebut dengan istilah "memantul". Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan kekurangannya. e. Siklus-siklus Dalam PTK

Siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan persiapan, pelaksanaan hingga pada evaluasi. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus-siklus dalam PTK adalah suatu putaran penuh tahapan-tahapan dalam PTK sebagaimana disebutkan di atas. Jadi, satu siklus adalah kegiatan penelitian yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

4. Instrument Penelitian

(26)

a. Peneliti sendiri (participant observation), dengan membuat desain tindakan, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengamati proses pembelajaran bersama kolabolator

b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi. Adapun jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah tindakan siklus I c. Lembar observasi, alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman

observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Disamping itu observer mendokumentasikan dengan foto-foto serta mencatat proses pembelajaran sebagai bahan dalam melakukan perbaikan atau refleksi.

5. Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, data, dan observasi. Lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut: a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemantik terhadap

(27)

b. Tes, bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Teknik ini digunakan untuk mengukur efektivitas strategi turnamen belajar yang dikembangkan. Instrument yang digunakan berupa soal tes hasil belajar.

c. Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto.

6. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi belajar siswa. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan kolabolator sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.

Penelitian ini juga mengguanakan analisis deskriptif berupa persentase yaitu sebagai berikut:

P

=

× 100%

Ket:

P = Persentase

(28)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I Yaitu pendahuluan, yang didalamnya berisi delapan sub pokok bahasan, antara lain: latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II Landasan teori berisi pengertian hasil belajar mata pelajaran IPS materi alat transportasi dengan metode CTL (contextual teaching and learning), pengertian IPS, pengertian CTL, Prinsip komponen CTL, langkah-langkah menggunakan metode CTL (contextual teaching and learning), kelebihan dan kekurangan metode CTL dengan pembelajaran tradisional, kaitan tentang antara prestasi belajar IPS dengan metode CTL.

BAB III Pelaksanaan Penelitian yang terdiri dari dua subbab. Subbab pertama tentang subjek penelitian yang meliputi tempat (di mana penelitian dilakukan, sekolah, kelas), waktu (jadwal perbaikan per siklus), mata pelajaran , dan karakteristik siswa (jumlah, usia, dan jenis kelamin, kemampuan, latar belakang). Subbab kedua berisi tentang prosedur tiap-tiap siklus perbaikan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan refleksi.

(29)

(observasi) dan wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan. Subbab kedua tentang pembahasan.

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar IPS

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati & Mujiono (2002: 3) mengatakan bahwa "hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar''.

Adapula yang berpendapat lain seperti Anni dkh dalam bukunya Supardi (20l3: 22) mengatakan bahwa "hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar".

Sedangkan menurut Susanto (20l3: 5) mengatakan bahwa "hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar''.

Dari beberapa definisi di atas, dapat peneliti simpulkan batrwa hasil belajar adalah tingkat kemampuan yang diperoleh serta perubahan perilaku anak stetlah melalui aktivitas belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Suryabrata (2009: 23) dalam bukunya Sriyanti, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.

a. Faktor eksternal

(31)

berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor non sosial dan faktor sosial.

1) Faktor Non Sosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

2) Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor Fisiologis

(32)

a) Keadaan Tonus Jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan Fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah kedaan fungsi jasmani tertentu terutama yang terkait dengan panca indra yang ada dari dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu.

3. Pengertian Mata Pelajaran IPS

Berdasarkan Standar Kompetensi Deprtemen Agama RI (2004: 77) berpendapat bahwa "Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan".

(33)

adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial".

Ada juga yang berpendapat lain seperti Nurdin (2005: 22) yang

mengatakan bahwa "Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolalu mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah".

Dari beberapa pengertian tentang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di atas dapat penulis simpulkan bahwa Ilmu Pengetatruan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji tentang perpaduan tentang ilmu Sosial dan Kewarganegaraan yang diajarkan dari pendidikan tingkat dasar sampai pendidikan tingkat menengah.

4. Fungsi dan tujuan Mata Pembelajaran IPS di SD dan MI

Menurut Fajar (2005: 110) dalam bukunya mengatakan fungsi dan tujuan mata pelajaran IPS di SD dan MI adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Mata Pelajaran IPS

Fungsi mata pelajaran Pengetahuan Sosial di SD dan MI adalah untuk mengembangkan pengetahuan nilai, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.

b. Tujuan Mata Pelajaran IPS

(34)

2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS di SD dan MI

a. Sistem sosial dan budaya.

b. Manusia, tempat, dan lingkungan. c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. d. Waktu, berkelanjutan, dan perubahan. e. Sistem berbangsa dan bernegara.

6. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS di SD dan MI

Standar kompetensi mata pelajaran adalah kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses pembelajaran Pengetahuan Sosial, antaralain:

Kelas I : Memahami identitas diri dan keluarga dalam rangka berinteraksi di lingkungan rumah.

(35)

Kelas III : Kemampuan memahami:

1. Kronologis peristiwa penting dalam keluarga. 2. Kedudukan dan peran.

3. Aturan dan kerjasama di lingkungan.

4. Kegiatan dalam pemenuhan hak dan kewajiban sebagai individu dalam masyarakat.

5. Kenampakan lingkungan. Kelas IV : Kemampuan memahami:

1. Keragaman suku bangsa dan budaya.

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi.

3. Menghargai berbagai peninggalan di lingkungan setempat. 4. Sikap kepahlawanan dan patriotisme serta hak dan kewajiban

warganegara

Kelas V : kemampuan memahami :

1. Keragaman kenampakan alam, sosial, budaya dan kegiatan ekonomi di Indonesia.

2. Perjalanan bangsa Indonesia pada masa Hindu Budha, Islam, sampai masa kemerdekaan.

(36)

Kelas VI : kemampuan memahami :

1. Peran masyarakat sebagai potensi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.

2. Kegiatan ekonomi negara Indonesia dan Negara tetangga. 3. Kenampakan alam dunia.

4. Kedudukan masyarakat sebagai potensi bangsa dalam melaksanakan hak asasi manusia dan nilai -nilai pancasila.

B. MetodeContextual Teaching and Learning

1. Pengertian MetodeContextual Teaching and Learning

Menurut Nurhadi (dalam Muslich, 2009:41) mengemukakan bahwa pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. langkah-langkah metode CTL(contextual teaching and learning).

Secara garis besar langkah-langkah penerapan dalam pembelajaran

Contekstual adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

• Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

(37)

• Apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang

akan diajarkan.

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan

diajarkan.

• Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar.

2) Kegiatan inti

• Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan masalah yang diajukan guru,

guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi kerja sama.

• Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan

kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas.

• Dengan mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa

membahas cara penyelesaian masalah yang tepat.

• Guru mengadakan refleksi dengan menanyai kepada siswa tentang hal-hal

yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan

pesan selama mengikuti pembelajaran.

3) Kegiatan akhir

• Guru dan siswa membuat kesimpulan cara membedakan alat transportasi

sederhana dan modern.

• Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

• Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian guru

bersama siswa membahas penyelesaian lembar tugas sekaligus dapat

(38)

2. kelebihan dan kekurangan metodeContextual Teaching and Learning

Strategi ini mempunyai kelebihan sebagai berikut:

a) Dengan metode Contextual Teaching and Learning guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasi bahan pelajaran yang diajarkan. b) Metode Contextual Teaching and Learning yang menekankan kepada aspek

kognitif

.

c) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi siswa juga beraktivitas.

d) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar. e) Meningkatkan kerja sama, kepekaan dan toleransi.

f) Siswa termotivasi untuk menyelesaikan masalah-masalah berdasarkan pengalaman sendiri.

g) Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif. h) Menambah motivasi dan percaya diri.

i) Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman sekelasnya.

j) Mudah diterapkan dan tidak mahal

Sedangkan Kekurangan metodeContextual Teaching and Learning:

(39)

Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama-sama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dn keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah instruktur atau “penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah

pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan membimbing yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

c) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas, maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.

C. Pengaruh hasil belajar dengan menggunakan metode Contextual Teaching and

Learning

(40)

secara kongkrit kepada siswa. Terlebih pada siswa usia SD/MI yang belum begitu mampu menerima konsep pengetahuan secara abstrak.

Namun pada kenyataanya pembelajaran IPS tidak selalu diajarkan secara kongkrit dan hanya bersifat pengetahuan abstrak. Hal ini disebabkan antara lain karena keterbatasan media, metode dan pendekatan yang digunakan dalam mengajar. Guru terkadang sulit untuk menentukan media yang diperlukan atau sulit menemukan cara memberi pengalaman secara langsung kepada siswa tentang materi yang hendak diajarkan.

(41)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Tempat dan waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Duren 01 kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015, dan kegiatan pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2015 sampai dengan tanggal 21 Maret 2015.

Sekolah Dasar Negeri Duren 01 terletak di wilayah pedesaan. Kemampuan siswa bervariasi, ada yang merniliki kecerdasan tinggi, sedang maupun rendah. Rata-rata pendidikan orang tua siswa adalah tamatan SD dan SLTP. Sedangkan mata pencaharian orang tua mereka sebagian besar adalah sebagai petani. Dan kebanyakan petani itu bukan lahan miliknya sendiri yang digarap, melainkan lahan milik orang lain, jadi bisa dikatakan pekerjaan mereka adalah buruh tani.

Waktu perbaikan pembelajaran :

(42)

2. Keadaan sekolah secara Umum

Sekolahan SD Negeri Duren 01 Kecamatan Bandungan mempunyai Visi, Misi, dan Tujuan, yaitu :

a. Visi SD Negeri Duren 01

“ Terciptanya manusia yang bertaqwa, terampil, cerdas dan berkualitas.”

b. Misi SD Negeri Duren 01

1) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama yang dianutnya untuk membentuk manusia yang berbudi pekerti. 2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk

mengoptimalkan potensi siswa.

3) Mengembangkan budaya untuk meningkatkan prestasi siswa.

4) Menciptakan suasana yang kondusif sehingga semu kegiatan dapat dilaksanakan dengan intensif.

5) Melestarikan dan mengambangkan olahraga, ketrampilan, seni dan budaya dengan kegiatan ekstrakulikuler sehingga menjadi siswa yang terampil di dalam bidangnya.

6) Mengutamakan kerjasama dalam memecahkan masalah.

7) Member tambahan pelajaran untuk meningkatkan kualitas siswa.

c. Tujuan SD Negeri Duren 01

(43)

2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), antara lain CTL (contextual teaching and learning), PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), serta layanan bimbingan dan konseling.

3) Meraih kejuaraan dalam bidang dalam bidang akademik dan non akademik tingkat kecamatan maupun kabupaten.

4) Memperoleh kejuaraan olimpiade Sains dan Matematika tingkat kecamatan maupun kabupaten.

5) Melestarikan budaya daerah melalui mulok Bahasa Daerah dengan indicator 85% siswa mampu berbahasa Jawa sesuai dengan konteks. 6) Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian

lingkungan hidup di sekitarnya.

7) Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan Pramuka.

8) Meraih kejuaraan olahraga dalam beberapa cabang di tingkat kabupaten.

(44)

d. Strategi SD Negeri Duren 01

1) Melaksanakan tata tertib dan jadwal pelajaran yang telah disusun dan sesuai dengan kuriulum.

2) Mengadakan dan mengerjakan administrasi kelas dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan.

3) Memprogramkan kegiatan sekolah maupun kelas dalam kurun waktu jangka pendek, menengah, dan panjang.

4) Memberdayakan kegiatan KKKS, KKG, KKGPAI, dan KKGO.

5) Mengadakan study banding ke sekolah yang lebih maju dalam kegiatan ekstra kulikuler.

6) Mempersiapkan materi bahasan untuk dijadikan tugas siswa dalam kegiatan kurikuler.

7) Member penghargaan bagi siswa dan guru yang berprestasi. 8) Meningkatkan kesejahteraan bagi pengabdi Pendidikan.

9) Meningkatkan hubungan yang harmonis antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah setempat.

10) Menciptakan kekeluargaan atau situasi kondusif yang Nampak di lingkungan tempat kedinasan.

11) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan asri.

(45)

3. Data Guru SD Negeri Duren 01

Tabel 3.1

Tenaga pengajar dan karyawan SDN Duren 01

No Nama / NIP

2. Sri Iswati, Ama Pd

NIP. 195906151983042007

Guru Kelas II Standar Pendidik

3. Sukarmi, S.Pd.SD

Guru Kelas IV Standar Isi,

Koperasi

6. Sri Hastutiningsih, S.Pd.SD

NIP. 197105142006042016

Guru Kelas V Bendahara

(46)

4. Data Siswa

Jumlah siswa kelas IV SD Negeri Duren 01 yang dijadikan subyek penelitian adalah 34 anak terdiri dari 16 laki-laki, dan 18 perempuan.

7. Mardani Cahyono, S.Pd

8. Ois Dian Tri Kusumawati

NIP.

-10. Devita Dwi Anugraheni, Ama

(47)

Tabel 3.2

Subjek Penelitian

No Nama Siswa Jenis kelamin

1. Deva Aksin Mahendra L

2. Rian Aksana L

3. Rintis Wahyu Melani P

4. Aryadhana Farensa Putra L

5. Endang Rahayu Ningsih P

6. Khoirul Anam L

7. Yuli Riski Setiawan L

8. Andri Setiawan L

9. Amru Hadaya Saputra L

10. Ade Fachry Fatullah L

11. Agum Ayuning Jayana P

12. Dinta Betriani P

(48)

14. Diva Putri Febrianti P

15. Hayu Diah Puspita P

16. Ikbal Shokhaffudin L

17. Khusnul Alkarina P

18. Lifani Khoirun Niami P

19. Lathifah nur Saidah P

20. Nabila Puspita Rahayu P

21. Nekha Nanda Maula P

22. Oktaviano Surya Pradana L

23. Puput Ratih Olivia P

24. Ridhan Khana Maulana L

25. Rio Ferdiyano L

26. Riska Dea Ananta P

27. Risky Latif alfalaq L

(49)

29. Sofi Selvi Soraya P

30. Septa Aditya Mahfudin L

31. Vrendy Setiawan L

32. Wulan Cahyaningrum Al Nunik P

33. Yunita Sari P

34. Anggun Maia Riswanda P

B. Deskripsi penelitian pra siklus

Dalam penelitian ini sebelum menerapkan pendekatan Contekstual Teaching and Learning(CTL) pada siklus I, peneliti mengadakan penelitian yang dilaksanakan pada minggu kedua bulan Januari 2015 yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian pra siklus dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2015 dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan Alat transportasi sederhana dan modern”. Tahapan atau

langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan

(50)

dan modern” dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning(CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :

a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan CTL.

b. Menentukan waktu pelaksanaan Pra Siklus yaitu pada hari Sabtu tanggal 10 Januari 2015.

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan alat transportasi sederhana dan modern.

d. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat Instrumen penelitian yaitu :

1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS pokok bahasan alat transportasi sederhana dan modern. Dengan kompetensi dasar Mengenal perkembangan teknologi produk, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. f. Menyiapkan alat pembelajaran

(51)

2. Pelaksanaan

a. Pra pembelajaran

1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.

2) Guru menyiapkan lembar RPP 3) Menyiapkan lembar tes formatif b. Kegiatan Awal (5 menit)

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru meminta ketua kelas memimpin berdoa 3) Absensi

4) Apersepsi

c. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Eksplorasi

a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi untuk mengetahui pemahaman awal siswa.

b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya.

2) Elaborasi

a) Guru menyampaikan materi tentang alat transportasi.

(52)

c) Guru dan murid melakukan tanya jawab tentang materi yang sedang dipelajari.

3) Konfirmasi

a) Guru dan siswa mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum dipahami.

c) Guru mengadakan post test

d. Kegiatan akhir (5 menit)

a) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran.

b) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya.

c) Berdoa bersama-sama.

d) Menutup dengan salam.

3. Pengamatan atau observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu :

(53)

b. Memperhatikan proses pembelajaran yang berlangsung untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil hal, yaitu hasil pengamatan dari situasi kelas/pembelajaran dan hasil post test. Adapun refleksi dari proses pembelajaran pra siklus yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Hasil post test masih belum maksimal kerena masih banyak siswa yang belum faham dan bingung mengenai materi yang diajarkan.

b. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung karena sangat monoton.

c. Beberapa siswa yang bosan tidak memperhatikan pembelajaran dan melakukan kegiatan sendiri seperti mengobrol, melamun atau mengganggu teman yang lain.

C. Deskripsi Pelaksanaan siklus I

(54)

“Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Adapun tahapan atau

langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Peneliti menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning(CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :

a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatanContekstual Teaching and Learning(CTL) pada mata pelajaran IPS kelas IV

b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Selasa tanggal 13 Januari 2015.

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I

d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu :

1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

(55)

f. Menyiapkan alat pelajaran

g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas.

2. Tindakan

a. Pra pembelajaran

1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.

2) Menyiapkan lembar RPP.

3) Menyiapkan lembar tes fomatif b. Kegiatan awal (5menit)

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru meminta ketua kelas memimpin berdoa 3) Absensi

4) Guru mengadakanpre test

5) Apersepsi

c. Kegiatan inti (50 menit) 1) Eksplorasi

(56)

b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya.

2) Elaborasi

a) Guru menjelaskan tentang alat transportasi sederhana.

b) Guru menjelaskan cara kerja alat transportasi sederhana.

c) Guru bersama siswa menyebutkan alat transportasi sederhana.

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing kelompok.

f) Guru mengajak siswa untuk mengamati beberapa alat transportasi sederhana yang ada di lingkungan sekitar.

g) Siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkannya.

h) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya.

3) Konfirmasi

(57)

b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum difahami.

c) Guru mengadakanpost test.

d. Kegiatan akhir (15 menit)

1) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran.

2) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3) Berdoa bersama-sama.

4) Menutup dengan salam

3. Pengamatan dan observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu :

1) Memperhatikan keaktifan dan tingkat partisipasipeserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

(58)

4. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan perbandingan atau peningkatan nilai post test dibanding nilai pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut :

a. Meskipun hasil post test sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pre test namun masih belum maksimal.

b. Siswa belum terbiasa belajar aktif diluar ruangan sehingga banyak yang merasa canggung dan bingung saat belajar aktif di luar kelas.

c. Siswa terkadang kesulitan dalam beradaptasi dan belajar bersama dengan kelompoknya.

Meskipun demikian pembelajaran ini telah mulai menunjukkan perubahanatau peningkatan dalam beberapa hal yaitu :

a. Wawasan dan pemahaman siswa tentang belajar mulai berubah. Siswa mulai mengerti bahwa belajar tidak selamanya harus menggunakan buku dan berada dalam kelas.

b. Siswa lebih aktif bertanya tentang hal-hal yang belum difahami.

(59)

a. Berupaya meningkatkan keaktifan siswa agar lebih maksimal dalam memahami pelajaran.

b. Membantu menciptakan suasana yang nyaman dalam masing-masing kelompok.

D. Deskripsi pelaksanaan siklus II

Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus ketiga ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan Februari 2015 dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Adapun tahapan atau

langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning

(CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :

a. Merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS kelas IV.

(60)

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus III. d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu :

1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi alat transportasi.

f. Menyiapkan alat pembelajaran.

g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas.

2. Tindakan

a. Pra pembelajaran

1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pelajaran yang akan disampaikan.

2) Menyiapkan lembar RPP

3) Menyiapkan lembar test formatif b. Kegiatan awal (15 menit)

1) Guru mengucapkan salam

(61)

4) Guru mengadakanpre-test

5) Apersepsi

b. Kegiatan inti (50 menit) 1) Eksplorasi

a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi modern untuk mengetahui pemahaman awal siswa.

b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki.

2) Elaborasi

a) Guru menjelaskan alat transportasi sederhana

b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi sederhana

c) Guru bersama siswa menyebutkan cirri-ciri alat transportasi sederhana.

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok

e) Guru member pengarahan tentang tugas masing-masing kelompok f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi sederhana

yang ada di lingkungan sekitar sekolah.

(62)

h) Setelah berdiskusi, salah satu perwakilan siswa maju untuk membacakan hasil diskusinya didepan teman-temannya.

3) Konfirmasi

a) Guru bersama kelompok lain mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan.

b) Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum di pahami.

c) Guru mengadakanpost test

c. Kegiatan akhir (15 menit)

1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

2) Menyampaikan judul materi yang akan di pelajari pada pertemuan berikutnya.

3) Berdoa bersama-sama. 4) Menutup dengan salam. 3. Pengamatan dan observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu :

1) Memperhatikan keaktifan dan tingkat partisipasi peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

(63)

4. Refleksi

Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran siklus kedua ini, penulis menemukan peningkatan yang sudah baik pada pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL pada siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang sebagai berikut :

a. Hasil post test sudah lebih meningkat dari hasil pre test.

b. Pemahaman siswa dalam belajar IPS dengan pendekatan CTL ada peningkatan.

c. Tumbuh keberanian berpendapat.

d. Perhatian siswa dalam pembelajaran IPS juga meningkat. e. Ada keberanian dalam menjawab melakukan tanya jawab.

Namun meskipun sudah banyak mengalami perkembangan dalam berbagai hal saat berlangsungnya pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada pembelajaran berikutnya yaitu :

a. Seiring tumbuhnya keberanian dan keaktifan siswa saat belajar aktif di luar kelas butuh perhatian lebih untuk mengawasi dan mengkondisikan siswa.

(64)

E. Deskripsi pelaksanaan siklus III

Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus ketiga ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 3 Maret 2015 dengan kompetensi dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Adapun tahapa atau

langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana

dan modern” menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning

(CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :

a. Merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelaaran IPA kelas V.

b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari Selasa tanggal 3 Maret 2015.

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus III. d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu :

(65)

instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi alat transportasi.

f. Menyiapkan alat pembelajaran.

g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas.

2. Tindakan

a. Pra pembelajaran

1) Guru mengondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan yang akan berlangsung.

2) Menyiapkan lembar RPP

3) Menyiapkan lembar tes formatif b. Kegiatan awal (15 menit)

1) Guru mengucap salam

2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa 3) Absensi

4) Guru mengadakan pre test. 5) Apersepsi

(66)

a) Guru bertanya jawab mengenai alat trasnportasi modern untuk mengetahui pemahaman awal siswa.

b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya.

2) Elaborasi

a) Guru menjelaskan tentang alat transportasi modern.

b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi modern.

c) Guru bersama siswa menjelaskan ciri-ciri alat transportasi sederhana dan alat transportasi modern.

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing kelompok.

f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi modern yang ada di lingkungan sekitar sekolah.

g) Siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkannya.

c) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya.

3) Konfirmasi

(67)

b) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada yang belum pahami.

c) Guru mengadakanpost tes. d. Kegiatan akhir (5 menit)

1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

2) Menyampaikan pokok materi yang akan di pelajari selanjutnya. 3) Berdoa bersama-sama.

4) Menutup dengan salam.

3. Pengamatan dan observasi

Dari pengamatan yang dilakukan guru kolaborator dengan lembar pengamatan, pada siklus ini terjadi peningkatan prestasi siswa yang sangat baik. Kini siswa juga sudah mulai terbuka wawasannya bahwa belajar tidak selamanya berada dalam kelas dan bersumber dari buku saja. Siswa kini juga faham bagaimana proses pembelajaran dengan pendekatan CTL yang berlangsung sehingga perhatian dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan. Kondisi kelas juga sudah kondusif dan siswa aktif juga gembira dalam mengikuti pembelajaran.

4. Refleksi

(68)
(69)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus

Hasil penelitian ini menguraikan tentang peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Alat transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Duren 01 tahun pelajaran 2014/2015 dapat diketahui dengan melihat peningkatan prestasi belajar yang dialami peserta didik setelah melakukan pembelajaran dengan strategi CTL (contexstual teaching and learning) selama tiga siklus pertemuan. Hal itu dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi belajar peserta didik yang mengalami peningkatan pada setiap siklus pertemuan. Selain itu ada beberapa aspek yang diamati baik dari kegiatan guru, kegiatan siswa, dan kegiatan selama proses pembelajaran. Uraian selengkapnya dapat dilihat pada deskripsi siklus berikut ini.

1. Pra siklus

(70)

pendekatan CTL untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai patokan adalah nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas IV SDN Duren 01 pada mata pelajaran IPS adalah 70.

Pembelajaran pra siklus dilakukan hanya dengan menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan pendekatanContekstual Teaching and Learning(CTL). Dari pembelajaran tersebut diperoleh data pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Nilai Siswa Pra Siklus

No Nama siswa Nilai Keterangan

1 Deva Aksin Mahendra 20 Tidak tuntas

2 Rian Aksana 35 Tidak tuntas

3 Rintis Wahyu Melani 50 Tidak tuntas

4 Aryadhana Farensa Putra 50 Tidak tuntas

5 Endang Rahayu Ningsih 60 Tidak tuntas

6 Khoirul Anam 50 Tidak tuntas

7 Yuli Riski Setiawan 25 Tidak tuntas

(71)

9 Amru Hadaya Saputra 60 Tidak tuntas

10 Ade Fachry Fatullah 60 Tidak tuntas

11 Agum Ayuning Jayana 65 Tuntas

12 Dinta Betriani 65 Tuntas

13 Dony Prasetyo 40 Tidak tuntas

14 Diva Putri Febrianti 75 Tuntas

15 Hayu Diah Puspita 70 Tidak tuntas

16 Ikbal Shokhaffudin 60 Tidak tuntas

17 Khusnul Alkarina 70 Tuntas

18 Lifani Khoirun Niami 35 Tidak tuntas

19 Lathifah nur Saidah 80 Tuntas

20 Nabila Puspita Rahayu 50 Tidak tuntas

21 Nekha Nanda Maula 40 Tidak tuntas

22 Oktaviano Surya Pradana 30 Tidak tuntas

(72)

24 Ridhan Khana Maulana 80 Tuntas

25 Rio Ferdiyano 20 Tidak tuntas

26 Riska Dea Ananta 45 Tidak tuntas

27 Risky Latif alfalaq 45 Tidak tuntas

28 Selvia Intan Aryanti 30 Tidak tuntas

29 Sofi Selvi Soraya 45 Tidak tuntas

30 Septa Aditya Mahfudin 55 Tidak tuntas

31 Vrendy Setiawan 45 Tidak tuntas

32 Wulan Cahyaningrum A. 75 Tuntas

33 Yunita Sari 40 Tidak tuntas

34 Anggun Maia Riswanda 45 Tidak tuntas

Jumlah 1725

Rata-rata 50,74

(73)

belum tuntas sebanyak 28 siswa atau 82,36% dari jumlah siswa yang ada di kelas IV SDN Duren 01. Nilai rata-rata kelasnya adalah.50,74.

a. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan perbandingan nilai post test terhadap nilai pre test.Dan refleksi dari pra siklus ini adalah sebagai berikut:

1) Hasil post test masih belum maksimal kerena masih banyak siswa yang belum faham dan bingung mengenai materi yang diajarkan. 2) Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung karena

sangat monoton.

3) Beberapa siswa yang bosan tidak memperhatikan pembelajaran dan melakukan kegiatan sendiri seperti mengobrol, melamun atau mengganggu teman yan lain.

2. Siklus 1

(74)

Dari instrumen soal test didapatkan nilai sebagai berikut: Table 4.2

Nilai siswa siklus 1

No Nama

Nilai

Pre test Ket Post test Ket

1 Deva Aksin Mahendra 30 Tidak 30 Tidak

2 Rian Aksana 45 Tidak 50 Tidak

3 Rintis Wahyu Melani 50 Tidak 60 Tidak

4 Aryadhana Farensa Putra 55 Tidak 70 Tuntas

5 Endang Rahayu Ningsih 60 Tidak 70 Tuntas

6 Khoirul Anam 60 Tidak 85 Tuntas

7 Yuli Riski Setiawan 35 Tidak 35 Tidak

8 Andri Setiawan 70 Tuntas 100 Tuntas

9 Amru Hadaya Saputra 65 Tidak 80 Tuntas

10 Ade Fachry Fatullah 65 Tidak 100 Tuntas

(75)

12 Dinta Betriani 65 Tidak 70 Tuntas

13 Dony Prasetyo 40 Tidak 60 Tidak

14 Diva Putri Febrianti 75 Tuntas 85 Tuntas

15 Hayu Diah Puspita 70 Tuntas 85 Tuntas

16 Ikbal Shokhaffudin 60 Tidak 65 Tidak

17 Khusnul Alkarina 70 Tuntas 75 Tuntas

18 Lifani Khoirun Niami 40 Tidak 50 Tidak

19 Lathifah nur Saidah 80 Tuntas 100 Tuntas

20 Nabila Puspita Rahayu 50 Tidak 50 Tidak

21 Nekha Nanda Maula 40 Tidak 40 Tidak

22 Oktaviano Surya Pradana 40 Tidak 60 Tidak

23 Puput Ratih Olivia 45 Tidak 45 Tidak

24 Ridhan Khana Maulana 80 Tuntas 100 Tuntas

25 Rio Ferdiyano 25 Tidak 25 Tidak

(76)

27 Risky Latif alfalaq 55 Tidak 55 Tidak

28 Selvia Intan Aryanti 35 Tidak 35 Tidak

29 Sofi Selvi Soraya 45 Tidak 45 Tidak

30 Septa Aditya Mahfudin 55 Tidak 60 Tidak

31 Vrendy Setiawan 45 Tidak 45 Tidak

32 Wulan Cahyaningrum Al Nunik

75 Tuntas 100 Tuntas

33 Yunita Sari 40 Tidak 40 Tidak

34 Anggun Maia Riswanda 45 Tidak 45 Tidak

Jumlah 1825 2150

Nilai rata-rata 53,68 63,24

Jumlah siswa yang tuntas 7 siswa / 20,59% 14 siswa / 41,18%

Peningkatan yang terjadi 7 siswa / 20,59%

(77)

saat pre test dan siswa yang belum tuntas sebanyak 20 atau 58,83%. Rata-rata kelas pada post test adalah 63,24, naik 9,56 dari rata-rata kelas saat pre test. a. Refleksi

Penerapan media permainan pada siklus I masih sangat kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan tidak fokusnya siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaranpada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:

1) Meskipun hasil post test sudah mengalami peningkatan namun masih belum maksimal.

2) Siswa belum terbiasa belajar aktif diluar ruangan sehingga banyak yang merasa canggung dan bingung saat belajar aktif di luar kelas. 3) Siswa terkadang kesulitan dalam beradaptasi dan belajar bersama

dengan kelompoknya.

3. Siklus II

(78)

Dari instrument soal didapat nilai sebagai berikut: Table 4.3

Nilai siswa siklus II

No Nama

Nilai

Pre test Ket Post test Ket

1 Deva Aksin Mahendra 20 Tidak 40 Tidak

2 Rian Aksana 40 Tidak 60 Tidak

3 Rintis Wahyu Melani 55 Tidak 70 Tuntas

4 Aryadhana Farensa Putra 55 Tidak 75 Tuntas

5 Endang Rahayu Ningsih 40 Tidak 70 Tuntas

6 Khoirul Anam 60 Tidak 85 Tuntas

7 Yuli Riski Setiawan 30 Tidak 55 Tidak

8 Andri Setiawan 75 Tuntas 100 Tuntas

9 Amru Hadaya Saputra 60 Tidak 90 Tuntas

10 Ade Fachry Fatullah 80 Tuntas 100 Tuntas

(79)

12 Dinta Betriani 45 Tidak 80 Tuntas

13 Dony Prasetyo 40 Tidak 70 Tuntas

14 Diva Putri Febrianti 75 Tuntas 100 Tuntas

15 Hayu Diah Puspita 70 Tuntas 90 Tuntas

16 Ikbal Shokhaffudin 60 Tidak 65 Tidak

17 Khusnul Alkarina 70 Tuntas 85 Tuntas

18 Lifani Khoirun Niami 40 Tidak 60 Tidak

19 Lathifah nur Saidah 85 Tuntas 100 Tuntas

20 Nabila Puspita Rahayu 50 Tidak 50 Tidak

21 Nekha Nanda Maula 40 Tidak 40 Tidak

22 Oktaviano Surya Pradana 50 Tidak 75 Tuntas

23 Puput Ratih Olivia 50 Tidak 50 Tidak

24 Ridhan Khana Maulana 85 Tuntas 100 Tuntas

25 Rio Ferdiyano 35 Tidak 35 Tidak

(80)

27 Risky Latif alfalaq 60 Tidak 85 Tuntas

28 Selvia Intan Aryanti 45 Tidak 50 Tidak

29 Sofi Selvi Soraya 45 Tidak 45 Tidak

30 Septa Aditya Mahfudin 55 Tidak 70 Tuntas

31 Vrendy Setiawan 45 Tidak 65 Tidak

32 Wulan Cahyaningrum Al Nunik

75 Tuntas 100 Tuntas

33 Yunita Sari 40 Tidak 40 Tidak

34 Anggun Maia Riswanda 55 Tidak 65 Tidak

Jumlah 1840 2425

Nilai rata-rata 54,12 71,33

Jumlah siswa yang tuntas 8 siswa / 23,53% 20 siswa / 58,83%

Peningkatan yang terjadi 12 siswa / 35,30%

(81)

20 orang siswa / 58,83% meningkat 12 orang siswa / 35,30 %. Nilai rata-rata kelasnya adalah 71,33 atau naik 17,21 dari pre tes.

a. Refleksi

Siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat dan telah cukup memperhatikan pembelajaran. Tidak hanya dari faktor pendekatan saja yang mempengaruhi tingkat motivasi dan hasil belajar siswa akan tetapi faktor individual siswa juga sangat berpengaruh.

Berdasarkan pengamatan pembelajaran pada siklus II ini, peneliti menemukan peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan CTL pada siswa kelas IV SDN Duren 01 sebagai berikut:

1) Hasil post test sudah lebih meningkat dari hasil pre test.

2) Pemahaman siswa dalam belajar IPS dengan pendekatan CTL ada peningkatan.

3) Tumbuh keberanian berpendapat.

4) Perhatian siswa dalam pembelajaran IPS juga meningkat. 5) Ada keberanian dalam menjawab melakukan tanya jawab.

(82)

1) Seiring tumbuhnya keberanian dan keaktifan siswa saat belajar aktif di luar kelas butuh perhatian lebih untuk mengawasi dan mengkondisikan siswa.

2) Ada beberapa siswa yang ketika belajar aktif di luar kelas tidak melakukan pengamatan seperti yang yang diharapkan, namun justru mereka melakukan hal-hal yang tidak semestinya dilakukan. Seperti bermain, bercanda, dan duduk melihat temannya saja. 4. Siklus III

Untuk nilai yang didapat pada siklus III adalah sebagai berikut : Tabel 4.4

Nilai Siswa Siklus III

No Nama

Nilai

Pre test Ket Post test Ket

1 Deva Aksin Mahendra 40 Tidak 40 Tidak

2 Rian Aksana 60 Tidak 80 Tuntas

3 Rintis Wahyu Melani 70 Tuntas 80 Tuntas

4 Aryadhana Farensa Putra 75 Tuntas 90 Tuntas

(83)

6 Khoirul Anam 90 Tuntas 100 Tuntas

7 Yuli Riski Setiawan 45 Tidak 55 Tidak

8 Andri Setiawan 100 Tuntas 100 Tuntas

9 Amru Hadaya Saputra 100 Tuntas 100 Tuntas

10 Ade Fachry Fatullah 100 Tuntas 100 Tuntas

11 Agum Ayuning Jayana 85 Tuntas 95 Tuntas

12 Dinta Betriani 80 Tuntas 90 Tuntas

13 Dony Prasetyo 70 Tuntas 85 Tuntas

14 Diva Putri Febrianti 100 Tuntas 100 Tuntas

15 Hayu Diah Puspita 100 Tuntas 100 Tuntas

16 Ikbal Shokhaffudin 70 Tuntas 85 Tuntas

17 Khusnul Alkarina 85 Tuntas 100 Tuntas

18 Lifani Khoirun Niami 60 Tidak 80 Tuntas

19 Lathifah nur Saidah 100 Tuntas 100 Tuntas

Gambar

Tabel. 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat- NYA sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan

[r]

Arahan dalam mengumpulkan data perlu ditambah kalimat “ untuk membantu dalam perancangan prosedur percobaan dan pemilihan alat dan bahan” agar siswa lebih memahami

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, semakin besar daya yang dibangkitkan maka semakin besar pula laju aliran massa bahan bakar. Konsumsi spesifik bahan bakar

Biji kopi yang tidak masuk dalam grade tersebut (mutu I kebawah, atau nilai cacat lebih dari nilai 11) tidak memenuhi syarat untuk dibeli eksportir. Pada Tabel 8 dan Gambar 2

Setelah penulis melakukan penelitian dan membahas tentang fungsi pengorganisasian dalam meningkatkan kualitas kinerja di Pondok Pesantren Miftahul Huda Kecamatan

Kombinasi gen yang baru sebagai hasil hibrida antar galur akan terbentuk konfigurasi gen baru atau akan menutup gen-gen yang tidak diingin- kan, dan hasilnya

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh lama penyimpanan dan konsentrasi natrium benzoat pada suhu berbeda terhadap kadar vitamin C cabai