• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering. Jumlah Rata-Rata (menit)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering. Jumlah Rata-Rata (menit)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

Hasil penelitian nilai rataaan kecernaan bahan kering dari tiap perlakuan perendaman NaOH dan waktu perendaman biji sorgum dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Kecernaan Bahan Kering Biji Sorgum Dosis (%) Waktu Perendaman (menit) Ulangan Jumlah Rata-Rata 1 2 3 ...(%)... (D1) 10 (W1) 10 69,99 68,94 69,22 208,15 69,38 (W2) 15 68,10 68,91 68,87 205,88 68,63 (W3) 20 70,43 71,91 70,46 212,80 70,93 (D2) 15 (W1) 10 72,86 72,29 71,81 216,95 72,32 (W2) 15 74,20 75,63 74,49 224,32 74,77 (W3) 20 69,71 68,77 69,15 207,63 69,21 (D3) 20 (W1) 10 63,27 63,96 64,77 192,00 64,00 (W2) 15 60,27 60,94 60,21 181,42 60,47 (W3) 20 59,08 58,01 58,24 175,32 58,44 Keterangan : D1W1= dosis 10% NaOH 0,1 N dan waktu perendaman 10 menit

D1W2= dosis 10% NaOH 0,1 N dan waktu perendaman 15 menit D1W3= dosis 10% NaOH 0,1 N dan waktu perendaman 20 menit D2W1= dosis 15% NaOH 0,1 N dan waktu perendaman 10 menit D2W2= dosis 15% NaOH 0,1 N dan waktu perendaman 15 menit D2W3= dosis 15% NaOH 0,1 N dan waktu perendaman 20 menit D3W1= dosis 20% NaOH 0,1 N dan waktu perendaman 10 menit D3W2= dosis 20% NaOH 0,1 N dan waktu perendaman 15 menit D3W3= dosis 20% NaOH 0,1 N dan waktu perendaman 20 menit Berdasarkan data pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa kisaran nilai kecernaan bahan kering adalah 58,44% - 74,77%. Sejalan dengan pernyataan Suparwi (2000), bahwa suatu bahan pakan dinyatakan fermentabel apabila kecernaannya minimum 60%. Lebih lanjut ditambahkan oleh Syahro,dkk., (2005)

(2)

bahwa semakin tinggi fermentabilitas suatu bahan pakan, kemungkinan untuk dicerna oleh mikroba rumen juga tinggi yang akhirnya akan meningkatkan kecernaan bahan kering. Menurut Schneider dan Flatt (1975) kisaran normal kecernaan bahan kering yaitu 50,7-59,7%.

Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa dosis NaOH dan waktu dalam dosis pada perendaman biji sorgum memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap nilai kecernaan bahan kering (Lampiran 4), karena pengaruh pemberian dosis dan waktu yang diberikan terhadap perlakuan. Larutan NaOH merupakan larutan basa dan tanin sebagai polifenol larut dalam basa, sehingga tanin akan berkurang setelah polifenol yang terlarut dihilangkan dengan cara pencucian atau perendaman. Sehingga perendaman dengan menggunakan NaOH dapat mengurangi kandungan tanin yang terdapat pada biji sorgum dan dapat meningkatkan kecernaan bahan kering. Larutan garam alkali menyebabkan ikatan hidrogen-oksigen pada senyawa tanin menjadi putus, sehingga terbentuk Na-Fenolat (garam) dan karbonat yang merupakan asam lemah akan mengalami ionisasi (Fessenden dan Fessenden, 1986).

Waktu perendaman pada biji sorgum mempengaruhi nilai kecernaan bahan kering. Apabila waktu perendaman hanya sebentar maka kemungkinan tanin berkurang sedikit karena tidak optimal dalam menghidrolisis ikatan tanin. Namun pada waktu perendaman 15 menit ternyata nilai kecernaan bahan kering meningkat, jika waktu perendaman diperpanjang lagi ternyata kecernaan bahan kering menurun disebabkan karena NaOH dapat merusak zat makanan.

Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan pengaruh dosis antar perlakuan, dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan seperti pada Tabel 4.

(3)

Tabel 4. Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Dosis NaOH Terhadap Kecernaan Bahan Kering

Perlakuan Rataan Nilai

Kecernaan Bahan Kering (%)

Signifikasi 0,05

D3 60,97 a

D1 69,65 b

D2 72,10 c

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukkan berbeda nyata (P<0,05).

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan menunjukkan adanya perbedaan dari masing-masing perlakuan terhadap nilai kecernaan bahan kering. Nilai kecernaan bahan kering pada dosis NaOH 15% (D2) nyata (P<0,05) lebih tinggi daripada dosis NaOH 10% (D1) dan 20% (D3). Kandungan kecernaan bahan kering pada dosis NaOH 10% (D1) nyata lebih tinggi dari dosis 20% (D3). Artinya dosis NaOH pada proses perendaman biji sorgum berpengaruh nyata terhadap peningkatan nilai kecernaan bahan kering.

Besarnya pengaruh waktu dalam dosis terhadap nilai kecernaan bahan kering biji sorgum dapat diketahui dengan Uji Jarak Berganda Duncan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Waktu dalam Dosis 15% (D2) Terhadap Kecernaan Bahan Kering

Perlakuan Rataan Nilai

Kecernaan Bahan Kering (%)

Signifikasi 0,05

D2W3 69,21 a

D2W1 72,32 b

D2W2 74,77 c

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai kecernaan bahan kering biji sorgum pada perlakuan pemberian dosis NaOH 15% dan waktu perendaman 15 menit (D2W2) berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pemberian dosis NaOH 15% dan waktu

(4)

perendaman 10 menit (D2W1) dan pemberian dosis NaOH 15% dan waktu perendaman 20 menit (D2W3), sedangkan pemberian dosis 15% dan waktu perendaman 10 menit (D2W1) berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dengan pemberian dosis 15% dan waktu perendaman 20 menit (D2W3).

Perlakuan terbaik yang menghasilkan nilai kecernaan bahan kering tertinggi adalah perlakuan pemberian dosis NaOH 15% dan waktu perendaman 15 menit (D2W2) sebesar 74,77% (Tabel 5)

4.2. Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Organik

Hasil penelitian menujukkan data nilai rataaan kecernaan bahan organik dari tiap perlakuan perendaman NaOH dan waktu perendaman biji sorgum dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Kecernaan Bahan Organik Biji sorgum Dosis (%) Waktu Perendaman (menit) Ulangan Jumlah Rata-rata 1 2 3 ...(%)... (D1) 10 (W1) 10 62,25 62,69 62,86 187,80 62,60 (W2) 15 64,43 64,67 64,06 193,16 64,39 (W3) 20 66,99 67,57 67,57 202,13 67,38 (D2) 15 (W1) 10 66,15 65,86 66,22 198,23 66,08 (W2) 15 68,58 68,77 68,90 206,25 68,75 (W3) 20 63,74 64,68 63,96 192,38 64,13 (D3) 20 (W1) 10 56,73 58,04 56,78 171,55 57,18 (W2) 15 54,72 54,07 54,92 163,71 54,57 (W3) 20 51,35 52,82 51,17 155,34 51,78 Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan perbedaan rataan nilai kecernaan bahan organik biji sorgum. Perlakuan pemberian dosis NaOH 15% dan waktu perendaman 15 menit (D2W2) menghasilkan rataan nilai kecernaan bahan organik tertinggi yaitu sebesar 68,75%. Adanya perbedaan rataan nilai kecernaan

(5)

bahan organik disebabkan pengaruh perendaman NaOH pada biji sorgum yang mengakibatkan kandungan tanin yang terdapat pada biji sorgum berkurang, karena pada saat perendaman dengan menggunakan NaOH tanin larut dalam larutan basa, oleh karena itu tidak terjadi pengikatan antara tanin dengan zat makanan sehingga zat makanan yang dicerna oleh ternak meningkat.

Kecernaan bahan organik erat kaitannya dengan kecernaan bahan kering karena sebagian bahan kering terdiri atas bahan organik (Suparwi, 2000). Kecernaan bahan organik menunjukkan jumlah nutrien seperti lemak, karbohidrat dan protein yang dapat dicerna oleh ternak (Elita, 2006). Penurunan kecernaan bahan kering mengakibatkan kecernaan bahan organik turun atau sebaliknya. Pada umumnya kecernaan bahan organik tidak menyimpang jauh dari kecernaan bahan kering (Syaro dkk., 2005).

Uji statistik melalui sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap nilai kecernaan bahan organik biji sorgum hasil perendaman dengan larutan NaOH. Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa dosis NaOH dan waktu dalam dosis pada perendaman memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap nilai kecernaan bahan organik hasil perendaman dengan larutan NaOH (Lampiran 5).

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan pengaruh dosis antar perlakuan maka dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan seperti pada Tabel 7.

(6)

Tabel 7. Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Dosis NaOH Terhadap Kecernaan Bahan Organik

Perlakuan Rataan Nilai

Kecernaan Bahan Organik (%)

Signifikasi 0,05

D3 54,51 a

D1 64,79 b

D2 66,32 c

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

Tabel 7 menunjukkan adanya perbedaan dari masing-masing perlakuan pada nilai kecernaan bahan organik. Dosis NaOH 15% (D2) berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dengan dosis 10% (D1) dan dosis 20% (D3). Dosis 10% (D1) berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dengan dosis 20% (D3). Perbedaan nilai kecernaan bahan organik pada dosis 10%, 15% dan 20% (D1, D2, D3) erat kaitannya dengan kecernaan pakan dan aktivitas mikroba rumen dalam mencerna pakan yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak. Dosis NaOH yang digunakan merupakan salah satu faktor yang menentukan nilai kecernaan bahan organik.

Besarnya pengaruh waktu dalam dosis terhadap nilai kecernaan bahan organik dapat diketahui dengan uji jarak berganda Duncan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Waktu dalam Dosis 15% (D2) Terhadap Kecernaan Bahan Organik

Perlakuan Rataan Nilai

Kecernaan Bahan Organik (%)

Signifikasi 0,05

D2W3 64,13 a

D2W1 66,08 b

D2W2 68,75 c

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

(7)

Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa pemberian dosis NaOH 15% dan waktu perendaman 15 menit (D2W2) berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sedangkan pemberian dosis 15% dan waktu perendaman 10 menit (D2W1) berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dengan pemberian dosis NaOH 15% dan waktu perendaman 20 menit (D2W3). Perlakuan pemberian dosis 15% dan waktu perendaman 20 menit (D2W3) menghasilkan nilai kecernaan bahan organik terendah, disebabkan oleh lama perendaman yang lebih lama, mengakibatkan rendahnya kecernaan pakan dan aktifitas mikroba dalam rumen.

Perlakuan NaOH pada dosis 15% dan waktu perendaman 10 menit (D2W1=66,08%) menghasilkan nilai kecernaan bahan organik lebih rendah daripada perlakuan NaOH 15% dan waktu perendaman 15 menit (D2W2=68,75%). Hal ini dikarenakan aktifitas mikroba dalam rumen tidak optimal seiring dengan waktu perendaman yang hanya sebentar sehingga mengakibatkan pada biji sorgum masih terkandung tanin dan kecernaan bahan organik menjadi rendah. Perlakuan terbaik yang menghasilkan nilai kecernaan bahan organik tertinggi adalah perlakuan dengan perendaman dosis NaOH 15% dan waktu perendaman 15 menit ((D2W2=68,75%) Tabel 8).

Gambar

Tabel 3.  Nilai Kecernaan Bahan Kering Biji Sorgum  Dosis  (%)  Waktu  Perendaman  (menit)  Ulangan  Jumlah  Rata-Rata 1 2 3  ....................................(%).....................................
Tabel 4. Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Dosis NaOH Terhadap Kecernaan  Bahan Kering
Tabel 6.  Nilai Kecernaan Bahan Organik Biji sorgum   Dosis  (%)  Waktu  Perendaman  (menit)  Ulangan  Jumlah  Rata-rata 1 2 3  ..........................................(%)...................................
Tabel 7. Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Dosis NaOH Terhadap Kecernaan  Bahan Organik

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui ketersediaan makanan jajanan olahan di sekolah dasar (2) mempelajari

a) Memiliki Disiplin kerja yang baik dan tepat waktu dalam melaksanakan suatu pekerjaan. b) Memiliki wibawa dan daya tarik agar mampu membimbing dan memimpin bawahannya. c)

In discussing the first and third problems formulation on how Firdaus is described during her childhood abuse in Woman at Point Zero novel and the influence of child abuse towards

ANALISIS TINGKAT PEMAIIAMAI{ WAJIB PAJAK ORANC PRIBADT TERSADAP.. FERATIJRAN PELAXSANAAN KEWAJIBAN

Dalam menghadapi perubahan lingkungan internal dan eksternal yang cepat, pemimpin memahami beberapa factor yaitu perubahan dalam perusahaan ini diperlukan untuk mengimbangi

PEI,AIGANAAN PEMEERL{N KREDIT USASA KECIL INFORMAL (KUKI) OLEE BANi&lt;

The Parties shall endeavor to strengthen bilateral relations to develop further cooperation and to facilitate exchange of visits as well as to conduct

memahami ayat-ayat Alquran tentang keikhlasan dalam beribadah pada surah al- An’am: 162 -163; surah al-Bayyinah: 5; dan hadis riwayat Al-Bukh ā ri, maka peneliti mengadakan