1 1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek
Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi
sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan
dengan keuangan daerah (Nunuy Nur Afiah, 2009: 4). Anggaran digunakan
sebagai pedoman kerja sehingga proses penyusunannya memerlukan organisasi
anggaran yang baik, pendekatan yang tepat, serta model-model perhitungan
besaran (simulasi) anggaran yang mampu meningkatkan kinerja pada seluruh
jajaran manajemen dalam organisasi (Nasution, 2009). Diharapkan dengan adanya
anggaran ini mampu meminimalisir beberapa kelemahan yang ada pada anggaran
(Andriyani Nenobals, 2013).
Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara sektor
swasta dengan sektor pemerintah, termasuk diantaranya pemerintah daerah
(Mediaty dan Syarifudin, 2010). Tahap penyusunan anggaran merupakan tahap
yang sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi
pada kinerja justru bisa mengagalkan program yang telah disusun sebelumnya
(Ramlah Basri, 2013). Karena itu, bagi perusahaan proses penyusunan anggaran
menjadi hal penting yang harus diperhatikan agar dapat mencapai tujuan
Anggaran merupakan managerial plan for action untuk memfasilitasi
tercapainya tujuan organisasi (Mardiasmo, 2005: 61). Sebelum anggaran
disiapkan, organisasi seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis.
Rencana strategis yang dituangkan dalam target tahunan pada akhirnya selalu
dievaluasi dan diperbaiki terus menerus (Deputi IV Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan, 2005). “Hal ini penting karena anggaran, sebagai rencana satu
periode, memiliki sifat untuk jangka pendek. (Hansen dan Mowen, 2004: 1)
Begitupun halnya dengan pembangunan di bidang Koperasi, UKM dan
Perindustrian Perdagangan sebagai salah satu kekuatan utama terhadap
perkembangan ekonomi di Kota Bandung, sebagaimana di amanatkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD 2005-2025) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD 2013-2018) diperlukan
pemikiran dan rancangan strategi yang cermat dan akurat guna mewujudkan
capaian-capaian target yang telah di tetapkan, melalui Rencana Strategis
Pembangunan yang didalamnya berisi Visi dan Misi Pembangunan Dinas
Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung guna mendukung
terealisasinya Visi dan Misi Kota Bandung yang diselaraskan dengan Kebijakan
Pembangunan Nasional maupun kebijakan Provinsi Jawa Barat.
Selain itu sistem anggaran memberikan beberapa kelebihan untuk suatu
organisasi. Menurut Hansen dan Mowen (2004: 1), kelebihan dari sistem
anggaran diantaranya anggaran mendorong para manajer untuk mengembangkan
arahan umum bagi organisasi, mengantisipasi masalah, dan mengembangkan
pembuatan keputusan. Anggaran juga memberikan standar yang dapat
mengendalikan penggunaan berbagai sumber daya organisasi dan memotivasi
karyawan. Dalam pelaksanaannya, perubahan-perubahan atas rencana anggaran
yang telah ditetapkan sebelumnya lazim dilakukan (Haryo Kuncoro, 2009).
Sehingga semua program membutuhkan biaya untuk menunjang program
(Ramlah Basri, 2013). Menurut Darmawel Ahmad (2015) dalam melakukan
penyusunan dan pelaksanaannya kadang kala mengalami hambatan seperti kurang
akurat mengidentifikasi kebutuhan barang dan jasa, belum akurat dalam
penyusunan belanja dukung seperti Tenaga Ahli, Panitia pengadaan barang dan
jasa, serta Bantek (Bantuan Teknis) untuk pekerjaan. Untuk itu dibutuhkan
pengalokasian biaya yang benar agar menghasilkan anggaran yang sesuai untuk
kebutuhan tersebut (Ramlah Basri, 2013).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sarana adalah segala
sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan; alat.
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan,proyek). Antara sarana dan
prasarana tidak terlalu jauh berbeda, karena keduanya saling berkaitan dan tidak
dapat dipisahkan. Untuk membedakannya, sarana lebih ditujukan kepada
benda-benda yang bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda-benda-benda
yang tidak bergerak. Pengelolaan (manajemen) perlengkapan (sarana dan
prasarana) merupakan proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengadaan,
pemeliharan, penghapusan, dan pengendalian logistik atau perlengkapan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas
Penyusunan Anggaran di Dinas Koperasi UKM dan Perindag dengan mengambil
judul “PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN SARANA DAN
PRASARANA APARATUR PADA DINAS KOPERASI USAHA KECIL
MENENGAH DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA
BANDUNG”.
1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek
Maksud dari penulis mengadakan kerja praktek ini adalah memenuhi salah
satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek dan tujuan penulis mengadakan kerja
praktek ini yaitu :
1. Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran sarana dan prasarana
aparatur di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Perindag Kota
Bandung.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam proses penyusunan anggaran sarana dan
prasarana aparatur di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan
Perindag Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan di Dinas Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah dan Perindag Kota Bandung dalam mengatasi hambatan
dalam proses Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasaarana Aparatur.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1 Kegunaan Praktis
Kegunaan kerja praktek ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi penulis,
1. Bagi Penulis
Hasil kerja prktek ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan
perbandingan yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta
menjadi informasi dasar yang memadai tentang prosedur dan sistem
pencatatan keuangan daerah di Dinas Provinsi Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah dan Perindag Kota Bandung.
2. Bagi Instansi
Diharapkan hasil kerja praktek ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
atau informasi serta masukan positif bagi instansi yang berhubungan dengan
Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur.
1.3.2 Kegunaan Akademis
Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai
prosedur penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur di Dinas Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah dan Perindag Kota Bandung, serta menambah
pengetahuan rekan mahasiswa lain yang kelak akan membutuhkannya.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Kegiatan Kerja Praktek dilakukan di Dinas Koperasi UKM dan
Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang berlokasi di Jl. Kawaluyaan No. 2
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Adapun pelaksanaan Kerja Praktek dimulai pada tanggal 6 Juli 2015 sampai
dengan 26 Agustus 2015.
Hari Keterangan Jam Kerja Istirahat
Senin – Kamis Hari Biasa 07.30 - 16.00 12.00 - 13.00 Bulan Ramadhan 07.30 - 14.30 12.00 - 13.00
Jum'at Hari Biasa 07.00 - 16.00 11.30 - 13.00 Bulan Ramadhan 07.30 - 14.30 11.30 - 13.00
7
2.1 Sejarah Singkat DinasKoperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan
Kota Bandung terbentuk berdasarkan peraturan daerah kota Bandung No. 13
Tahun 2007, merupakan penggabungan dua dinas yaitu dinas koperasi kota
Bandung dan dinas perdagangan perindustrian kota Bandung. Dinas koperasi kota
Bandung sebelumnya instansi vertikal dibawah departemen koperasi tingkat
kabupaten kota yang diberi nama kantor departemen koperasi pengusaha kecil
perdagangan. Di era otonomi daerah sebagai konsekuensi logis pemerintah
memberikan peraturan No. 5 Tahun 2001 tentang perangkat organisasi daerah,
maka terbentuklah dinas koperasi kota Bandung dan dinas perindustrian dan
perdagangan yang semula merupakan dibawah instansi vertikal yaitu departemen
perindustrian dan perdagangan. Sejalan dengan perkembangan serta dinamika
suatu organisasi dan diberlakukannya peraturan pemerintah tentang efisiensi dan
efektifitas, perangkat organisasi pemerintah maka terjadilah penggabungan antara
koperasi kota Bandung dan koperasi perindustrian perdagangan kota Bandung No.
13 Tahun 2007.
Rencana Strategis dari suatu institusi tidak terlepas dari aspek evaluasi
25 tahun 2004 tetntang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional Khususnya
Pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja dijadikan bahan bagi
penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode berikutnya. Dinas
koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung merupakan salah
satu satuan kerja perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan peraturan daerah
kota Bandung Nomor 13 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan dinas
daerah dilingkungan pemerintah kota Bandung.
Hal tersebut terbentuk sehubungan adanya perubahan paradigma
penyelenggaraan kewenangan bidang pemerintahan yang semula sentralisasi
menjadi desentralisasi pada pemerintah daerah kabupaten/ kota dengan tujuan
emokratisasi, pemberdayaan aparatur serta peningkatan pelayanan kepada
masyarakat. Kebijakan secara makro dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di kota Bandung mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJDP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
yang harus diaplikasikan dan di implementasikan ke dalam Visi da Misi SKPD
sesuai bidang kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 02 Tahun 2001 tentang Kewenangan Daerah Kota Bandung
sebagai Daerah Otonomi.
2.1.1 Visi dan Misi
Sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah bahwa pemerintah Kota Bandung sudah menetapkan Visi Pembangunan
Sebagai salah satu perangkat daerah yang memiliki tugas dan fungsi untuk
merealisasikan Visi dan Misi Pembangunan dimaksud, serta sebagai pedoman
dalam melaksanakan melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan, maka Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota
Bandung telah menetapkan Visi Pembangunan, yaitu : “Terwujudnya Koperasi,
UKM, Perindustrian dan Perdagangan yang berdaya saing guna mewujudkan pembangunan ekonomi yang kokoh, maju dan berkeadilan.” Adapun makna dari Visi tersebut adalah merupakan kemampuan untuk melihat
perkembangan yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan upaya untuk
terus melakukan pengembangan dan peningkatan baik kapasitas maupun
kapabilitas seluruh potensi KUKM dan Perindustrian Perdagangan agar memiliki
daya saing yang kuat dalam mengarungi persaingan pembangunan yang semakin
ketat.
Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut diatas maka misi yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kualitas Kelembagaan, produktivitas, daya saing dan
kemandirian Koperasi dan UMKM;
2. Menguatkan daya saing industri yang maju;
3. Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga
ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang
kokoh;
4. Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian
Perdagangan Kota Bandung
Adapun sasaran yang ingin dicapai Dinas Koperasi UKM dan
Perindustrian Perdagangan adalah sebagai berikut ;
1. Meningkatnya jumlah unit usaha yang berdaya saing
2. Meningkatnya Lembaga koperasi aktif dan koperasi sehat
3. Terwujudnya struktur industri yang kuat dan lengkap dengan di dukung
oleh faktor-faktor penunjang pengembangan industri, berkembangnya
Industri kreatif, meningkatnya kemampuan inovasi dari penugasan
teknologi industri yang berwawasan lingkungan.
4. Meningkatnya peran dan daya dukung IKM dalam struktur industri,
meningkatnya nilai tambah industri serta meningkatnya pasar dalam dan
luar negeri.
5. Meningkatnya kualitas pembinaan dan pelayanan terhadap pelaku dunia
usaha dalam upaya meningkatkan pertumbuhan sektor perdagangan.
6. Meningkatkan pertumbuhan ekspor dan diverifikasi pasar ekspor dari kota
Bandung dengan kualitas barang yang memiliki daya saing.
2.2 Struktur Organisasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung
Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung
adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang
UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung. Pembentukan Dinas
Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung didasarkan pada
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 dan Nomor 12 Tahun
2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kota Bandung dan
Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas
Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi pada lembaga Daerah Kota Bandung dan
Peraturan Organisasi Unit pelaksana Teknis pada lembaga Daerah dan Dinas
Daerah Kota Bandung dan Peraturan Walikota Nomor 413 Tahun 2010 Tentang
pembentukan dan susunan Organisasi Unit pelaksana Teknis pada lembaga
Daerah dan Dinas Daerah dilingkungan pemerintah Kota Bandung.
Melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang Koperasi UKM dan
Perindustrian Perdagangan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun
2007 dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 dan Peraturan
Walikota Bandung 413 Tahun 2010 tentang pembentukan dan Susunan
organisasi Unit Pelaksana Teknis pada Lembaga teknis Daerah dan Dinas
Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Adapun struktur organisasi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian
Perdagangan adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, membawahkan :
a. Kepala Sub Bagian Umum dan kepegawaian;
3. Kepala Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal,
membawahkan:
a. Kepala Seksi Industri Kecil Non Formal;
b. Kepala Seksi Perdagangan Barang dan Jasa Non Formal
4. Kepala Bidang Industri Formmal, membawahkan :
a. Kepala Seksi Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin Elektronik;
b. Kepala Seksi Industri Argo, Kimia, Logam, Alat Transportasi dan
Elektronika.
5. Kepala Bidang Perdagangan, Membawahkan :
a.Kepala Seksi Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan;
b. Kepala Seksi Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian;
c.Kepala Seksi Ekspor-Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri.
6. Kepala Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran, membawahkan :
a. Kepala Seksi Bina Kelembagaan Koperasi
b. Kepala Seksi Pendaftaran
7. Kepala Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan
Pinjam, membawahkan :
a. Kepala Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa
b. Kepala Seksi Pengembangan Usaha Konsumsi
c. Kepala Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam
8. Kepala Bidang Usaha Kecil Menengah, membawahkan :
a. Kepala Seksi Usaha Kecil
9. Kepala UPT Balatkop dan UKM, membawahkan :
a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
10.Kepala UPT Balai Industri, membawahkan :
a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2.3 Uraian Tugas Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung yang
merupakan penjabaran dari Peraturan pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kota, sesuai kewenangan telah diatur urusan yang harus dilaksanakan
terdiri atas urusan wajib yaitu bidang Koperasi dan UKM sedangkan Urusan
Pilihan adalah Perindustrian dan Perdagangan.
Secara organisatoris Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan
Kota Bandung terbagi dalam organisasi yang meliputi Sekretariat, Bidang-bidang
dan UPT yang melaksanakan fungsi sebagai berikut :
1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi
dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.
a. Memberikan pelayanan dan proses pendaftaran serta fasilitasi
penyusunan pengesahan Akta pendirian dan perubahan Koperasi.
b. Melaksanakan inventarisasi koperasi dan penyediaan informasi
koperasi serta pembinaan pengelolaan ketatalaksanaan usaha
koperasi.
c. Melaksanakan pembinaan tata kelola koperasi, bimbingan dan
penyuluhan dalam pembuatan laporan tahunan koperasi.
3. Bidang Pengembangan Usaha Koperasi, Aneka Usaha dan Simpan Pinjam
a. Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi data potensi ekonomi
kewilayahan berbasis produksi, jasa, konsumsi dan KSP.
b. Melaksanakan fasilitasi peluang usaha pengembangan usaha koperasi
jaringan kerjasama pemasaran produk unggulan.
c. Melaksanakan pengawasan, bimbingan teknis manajemen usaha dan
studi kelayakan.
d. Memfasilitasi akses pemasaran.
e. Melaksanakan fasilitasi sertifikasi dan akreditasi, promosi Produk
Koperasi produksi.
4. Bidang Usaha Kecil Menengah
a. Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi potensi UMKM.
b. Melaksanakan fasilitasi kemitraan dan pengembangan usaha.
c. Melaksanakan fasilitasi pengelolaan dana bantuan pembiayaan dan
permodalan.
e. Melaksanakan pembinaan manajemen usaha dan keuangan UMKM.
f. Penyelenggaraan bimbingan teknis dan advokasi UMKM.
5. Bidang Industri Formal
a. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi industri tekstil, produk tekstil
dan mesin elektronik, industri agro, kimia, logam, alat transportasi
dan elektronika meliputi :
1. Memberikan rekomendasi penerbitan perizinan atas dasar
pemeriksaan lapangan;
2. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha
industri.
b. Peningkatan teknologi produksi, standarisasi dan pemasaran bidang
industri agro, kimia, logam, mesin, alat transportasi, elektronika,
tekstil dan produk tekstil.
6. Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal (IKDK-NF)
a. Melaksanakan pendataan potensi Industri kecil dan dagang kecil non
formal;
b. Melaksanakan fasilitasi bimbingan teknis dan penyuluhan;
c. Melaksanakan fasilitasi kerjasama usaha dan produksi industri kecil
dan pedagang non formal.
7. Bidang Perdagangan
a. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi lingkup Bimbingan usaha
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
perlindungan konsumen dan kemetrologian.
c. Mengembangkan ekspor dan mengendalikan impor serta hubungan
kerjasama luar negeri.
d. Meningkatkan kelancaran arus barang kebutuhan pokok serta
ketersediaan stok bahan pokok.
e. Memberikan rekomendasi penerbitan perizinan atas dasar
pemeriksaan lapangan.
f. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha
perdagangan.
8. Unit Pelaksana Teknis Balai Pelatihan Koperasi dan UKM (UPT Balatkop
dan UKM)
a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan pendidikan pelatihan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
b. Melaksanakan ketatausahaan UPT.
9. Unit Pelaksana Teknis Balai Industri (UPT Balai Industri)
Melaksanakan pelayanan peningkatan teknologi produksi dan pemasaran
bidang industri agro, kimia, logam, mesin, alat transportasi, elektronika,
tekstil, produk tekstil dan aneka.
2.3.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung
Tujuan : Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berkualitas, produktif, mandiri dan berdaya saing dalam rangka meningkatkan perekonomian kota yang kokoh, maju dan berkeadilan
Sasaran : 1. Berkembangnya Koperasi dan UMKM; 2. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 3. Meningkatnya kesempatan kerja;
4. Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis Koperasi dan UMKM;
5. Meningkatnya jumlah Koperasi dan UMKM yang sehat dan inovatif serta berdaya saing.
Indikator Sasaran 1 : - Persentase Koperasi Aktif;
- Pelaku usaha bernilai tambah dalam aspek HKI, paten, omzet, akses modal, sertifikasi halal, kuantitas dan kualitas produk.
Indikator Sasaran 2 : Wirausaha baru
Indikator Sasaran 3 : Lapangan pekerjaan baru
Indikator Sasaran 4 : Jumlah pengelola Koperasi dan pelaku UMKM yang mengikuti diklat dan atau bimbingan teknis
Indikator Sasaran 5 : - Persentase Koperasi Sehat.
- Cakupan bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Misi 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju
Tujuan : Mewujudkan industri berdaya saing yang maju melalui peningkatan nilai tambah industri, pengembangan industri kreatif, perluasan pasar produk industri dalam dan luar negeri
Sasaran : 1. Meningkatnya kemampuan teknologi dan mutu produk industri;
2. Meningkatnya pemasaran produk industri; 3. Terlayaninya masyarakat industri kecil; 4. Terbinanya sentra industri dan perdagangan;
5. Meningkatnya industri kreatif yang bernilai tambah.
Indikator Sasaran 1 : Jumlah sertifikat halal yang diterbitkan
Indikator Sasaran 2 : Jumlah pameran produk industri
Indikator Sasaran 4 : Jumlah sentra yang dibina
Indikator Sasaran 5 : Jumlah industri kreatif yang bernilai tambah
Misi 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh
Tujuan : Mengembangkan akses pasar, iklim usaha, daya saing, perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri, stabilisasi harga bahan pokok dan penciptaan jaringan distribusi yang efisien
Sasaran : 1. Meningkatnya akses pasar dan kualitas usaha dalam dan luar negeri;
2. Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga; 3. Terjaganya pertumbuhan ekonomi;
4. Mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat;
5. Peningkatan kinerja sektor Perdagangan Non Formal, Kecil, Menengah dan Besar.
Indikator Sasaran 1 : Nilai ekspor Kota Bandung
Indikator Sasaran 2 : Tingkat inflasi umum
Indikator Sasaran 3 : Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Indikator Sasaran 4 : - Indeks daya beli - PDRB/Kapita
Indikator Sasaran 5 : Cakupan binaan sektor perdagangan
Misi 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal
Tujuan : Terwujudnya laporan keuangan dan AKIP yang optimal
Sasaran : Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal
Indikator sasaran : - Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti
- Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
- Persentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
2.4 Kegiatan Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung
Dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan pada Dinas
Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung menetapkan
rangkaian program dan kegiatan sesuai dengan 1 (satu) urusan Wajib dan 2 (dua)
urusan Pilihan, penetapan program yang disesuaikan dengan Misi Dinas Koperasi
UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah sebagai berikut :
Misi 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM
1. Progam Penciptaan Iklim usaha kecil menengah yang kondusif;
2. Program Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif;
3. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UKM;
4. Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi;
5. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi;
Misi 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju
1. Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi;
2. Program pengembangan industri kecil menengah;
3. Program peningkatan kemampuan teknologi Industri;
5. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial;
6. Program pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis.
Misi 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh
1. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan;
2. Program peningkatan dan pengembangan ekspor;
3. Program Peningkatan efisiensi perdagangan Dalam negeri;
4. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan;
5. Program persaingan usaha.
Misi 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal
1. Program peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
21 3.1 Landasan Teori
3.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi (2009:5) yang dimaksud dengan prosedur :
“Suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu
department atau lebih, yang dibuatuntuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang”.
Menurut Rudi M tambunan dalam buku yang berjudul “Pedoman
penyusunan Standard operating prosedur” (2013:84) mendefinisikan
prosedur sebagai :
“pedoman yang berisi prosedur operasional yang ada didalam suatu
organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua
keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses
yang dilakukan oleh orang-orang didalam organisasi yang
merupakan anggota organisasi berjalan efektif dan efisien,
konsisten, standar dan sistematis”
Sedangkan menurut Juan kasma dalam bukunya yang berjudul “
Standard operating procedure perpajakan perusahaan jasa” (2012:13)
Prosedur adalah suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi.
Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa,
“Prosedur merupakan Suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang
didalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua
keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang
dilakukan oleh orang-orang didalam organisasi yang merupakan anggota
organisasi berjalan efektif dan efisien, konsisten, standar, sistematis, dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi”.
3.1.1.1 Karakteristik Prosedur
Berikut ini akan diuraikan beberapa karakteristik
prosedur, diantaranya adalah:
a. Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi.
b. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik
dan menggunakan biaya seminimal mungkin.
c. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan
sederhana.
d. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan
tanggung jawab.
f. Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota
organisasi.
g. Mencegah terjadinya penyimpangan.
h. Membantu efesiensi, efektivitas dan produktivitas kerja dari
suatu unit organisasi.
3.1.1.2 Manfaat Prosedur
Suatu Prosedur dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah
kegiatan dimasa yang akan datang.
b. Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan
terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk
selanjutnya mengerjakan yang seperlunya saja.
c. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan
harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.
d. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja
yang efektif dan efisien.
e. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam
pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera
diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan
fungsinya masing-masing.
Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah
rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya
keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu”.
Lubis (2011: 226) anggaran merupakan suatu rencana yang disusun
secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang
dinyatakan dalam unit satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu
(periode) mendatang. Penganggaran merupakan proses kegiatan yang
menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kegiatan
yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi anggaran, yaitu
fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja.
Darmanegara (2010: 6) anggaran adalah cetak biru untuk gambaran
tindakan dan formalitas dari proses perencanaan. Haruman dan Rahayu
(2007: 3) anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis dari pada
pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi,
dan pengawasan.
Rudianto (2009: 3) juga mengemukakan anggaran adalah rencana
kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk
kuantitatif, formal, dan sistematis, sedangkan ramalan adalah prediksi
tentang apa yang akan terjadi, tanpa ada usaha dari peramal untuk
mempengaruhi apa yang akan terjadi agar sesuai dengan ramalannya.
Dari keempat pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa,
gambaran tindakan dan formalitas dari proses perencanaan pada
pelaksanaan tanggung jawab manajemen untuk mempengaruhi apa yang
akan terjadi agar sesuai dengan ramalannya”.
1.1.2.1 Jenis Anggaran
Menurut Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti
(2010: 12-13) Anggaran di klasifikasikan:
1. Berbasis pada waktu :
a. Anggaran jangka pendek (waktunya paling lama satu tahun)
b. Anggaran jangka panjang (waktunya lebih dari satu tahun,
umumnya lima sampai sepuluh tahun).
2. Berdasarkan ruang lingkup
a. Anggaran parsial yaitu anggaran yang ruang lingkupnya
terbatas, misalnya anggaran produksi saja atau anggaran
penjualan saja.
b. Anggaran komprehensif atau lazim disebut anggaran induk
(master budget) yaitu anggaran menyeluruh.
3. Berdasarkan fleksibilitas
a. Anggaran statis (statis budget) atau anggaran tetap (fixed
budget), yaitu anggaran untuk satu titik kegiatan saja,
misalnya pada satu titik kegiatan volume penjualan 1000
unit, kemudian disusun anggaran pendapatan, biaya, dan
b. Anggaran yang luwes (flexible budget), yaitu anggaran
pada beberapa titik kegiatan.
1.1.2.2 Fungsi Anggaran
Fungsi anggaran menurut Sonny Sumarsono dalam
bukunya “Manajemen Keuangan Pemerintahan” (2010: 79-80)
anggaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Otorisasi
Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
bersangkutan. Dengan demikian, pembelanjaan atau
pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rayat.
2. Fungsi Perencanaan
Anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk
merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu
pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara
dapat membuat rencana-rencana untuk mendukung
pembelanjaan tersebut.
3. Fungsi Pengawasan
Anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
5. Fungsi distribusi
Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan
dan kepatuhan.
6. Fungsi Stabilisasi
Anggaran menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.
1.1.2.3 Manfaat Anggaran
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya
membutuhkan suatu anggaran untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Menurut M. Nafarin dalam bukunya “Penganggaran
Perusahaan” (2007: 15) mengemukakan manfaat anggaran sebagai
berikut:
1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama
2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan
kekurangan pegawai.
3. Dapat memotivasi pegawai
4. Menimbulkan rasa tanggungjawab pegawai
5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
6. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat
7. Alat pendidikan bagi manajer.
3.1.3 Sarana dan Prasarana Aparatur
Dalam implementasinya terdapat kerancuan pemahaman pengertian
mengenai sarana dan prasarana. Untuk itu terlebih dahulu diuraikan
pengertian kata sarana dan prasarana. Sarana ialah sesuatu yang dapat
digunakan sebagai angkat/ peralatan dalam pencapaian maksud dan tujuan
sedang prasarana ialah sesuatu yang merupakan faktor penunjang
terlaksananya suatu proses kegiatan sehingga dapat diklasifikasikan hal-hal
yang termasuk dalam sarana dan prasarana.
3.1.4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur meliputi 4
kegiatan yaitu:
1. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor.
2. Pemeliharaan rutin/ berkala mobil jabatan.
3. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional.
4. Rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor.
3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
Untuk memudahkan penyusunan anggaran sarana dan
prasarana aparatur, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan
Perindustrian Perdagangan menggunakan data informasi dan
pengalaman yang terdapat dalam perusahaan dan luar perusahaan
seperti :
1. Anggaran tahun lalu dan realisasinya.
2. Keadaan perekonomian nasional dan internasional.
3. Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang politik, ekonomi,
social budaya dan keamanan.
4. Kemajuan teknologi dan kemungkinan perubahannya.
Proses penyusunan anggaran sarana dan prasarana pada
Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian
Perdagangan dimulai dari :
1. Identifikasi kebutuhan lingkup dinas tentang sarana dan
prasarana aparatur.
2. Susun skala prioritas berdasarkan urgensinya.
3. Cek pagu anggaran indikatif sesuai yang tertera dalam
RENJA (Rencana Kerja) SKPD pertahun.
4. Menyusun RUP (Rencana Umum Pengadaan).
5. Menyusun RKA (Rencana Kerja Anggaran) berdasarkan
skala prioritas yang telah ditetapkan dan pagu anggaran.
7. Membuat SPD (Surat Penyediaan Dana) dari bagian anggaran
Pemerintah Daerah Kota Bandung.
Setelah membuat SPD (Surat Penyediaan Dana)
dilanjutkan dengan membuat Surat Permintaan Pembayaran Uang
Persediaan sesuai dengan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
dari semua PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan). Oleh
bendahara dibuatkan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) per
masing-masing PPTK dan dilanjutkan dengan pembuatan SPM
(Surat Perintah Membayar). Setelah itu dimasukkan ke operator
SIMDA (Sistem Manajemen Daerah Bidang Keuangan) untuk
diajukan ke bagian keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung
untuk diproses guna pencairan dana sesuai pengajuan dari
masing-masing PPTK di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan
Perindustrian Perdagangan. Setelah dana cair disampaikan ke
masing-masing PPTK untuk dilaksanakan sesuai kegiatannya
masing-masing dan dipertanggungjawabkan dalam bentuk SPJ
(Surat Pertanggungjawaban) yaitu berupa kwitansi, SPT, faktur,
bukti perjalanan dinas, daftar hadir, dan sebagainya. Selanjutnya
setelah semua dilaksanakan proses tersebut di tanda tangani oleh
bendahara masing-masing PPTK. Penggunaan anggaran
dilanjutkan ke bagian verifikasi untuk diperiksa dan diproses
3.2.1.2 Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan
Dalam melakukan penyusunan anggaran sarana dan
prasarana aparatur di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan
Perindustrian Perdagangan Menurut Darmawel Ahmad (2015)
terdapat hambatan yang terjadi yaitu, kurang akuratnya identifikasi
kebutuhan barang atau jasa, belum akuratnya penyusunan belanja
dukung seperti: tenaga ahli, panitia pengadaan barang dan jasa, dan
Bantek (bantuan teknis untuk pekerjaan konstruksi) dan kurang
akuratnya pembuatan indikator yang tidak selalu selaras dengan
indikator sasaran.
3.2.1.3 Upaya yang telah dilakukan Instansi untuk Mengatasi Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur
Dalam melakukan penyusunan anggaran sarana dan
prasarana aparatur di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan
Perindustrian Perdagangan kadangkala terdapat hambatan, setiap
hambatan memerlukan sebuah solusi dan upaya untuk dipecahkan,
agar tidak terjadi kesalahan dimasa yang akan datang. Dibawah ini
terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan seperti :
2. Memasukkan anggaran untuk tim pendukung seperti: Tenaga
Ahli, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, serta Tenaga
Bantuan Teknis untuk pekerjaan konstruksi.
3. Membuat indikator kegiatan yang lebih selaras dengan
indikator sasaran.
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek
3.2.2.1 Prosedur Peyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur
Langkah pertama yang dilakukan oleh PPATK Dinas
Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan
dalam penyusunan anggaran sarana dan prasana yaitu
mengidentifikasi setiap kebutuhan lingkup dinas dengan melihat
langsung ke lapangan yang berhubungan dengan sarana dan
prasarana aparatur, kemudian menyusun skala prioritas berdasarkan urgensi atau kebutuhan yang menjadi prioritas perusahaan. Setelah
menyusun skala prioritas dilanjutkan untuk melihat pagu anggaran
indikatif sesuai yang tertera dalam RENJA (Rencana Kerja) SKPD
pertahun jika telah sesuai dengan pagu anggaran dilanjutkan
dengan menyusun RUP (Rencana Umum Pengadaan). Setelah
Membuat RUP dilanjutkan dengan menyusun RKA (Rencana Kerja
Anggaran) berdasarkan skala prioritas yang telah ditetapkan dan
pagu anggaran. Kemudian pengesahan RKA (Rencana Kerja
Pelaksanaan Anggaran) dan dan membuat SPD (Surat Penyediaan
Dana) dari bagian anggaran Pemerintah Daerah Kota Bandung.
3.2.2.2 Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan
Dalam melakukan prosedur penyusunan anggaran sarana
dan prasarana aparatur di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah
dan Perindustrian Perdagangan ada hambatan yang terjadi. Seperti
kelengkapan identifikasi kebutuhan yang tidak tercatat secara
akurat, penyusunan belanja dukung seperti: menganggarkan biaya
untuk membayar biaya tenaga ahli, panitia pengadaan barang dan
jasa, dan Bantek (bantuan teknis untuk pekerjaan konstruksi), serta
kurang akuratnya pembuatan indikator yang tidak selalu selaras
dengan indikator sasaran. Sehingga kadangkala terjadi
ketidaksesuaian dalam pengelolaan anggaran, seperti mengalami
kekurangan dana untuk melakukan kegiatan yang akhirnya tidak
selaras dengan indikator sasaran. Pada dasarnya dalam melakukan
penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur, harus
memiliki kedisiplinan dan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan
dalam mengidentifikasi setiap kebutuhan yang dibutuhkan dalam
3.2.2.3 Upaya yang telah dilakukan Instansi untuk Mengatasi Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur
Upaya yang dilakukan instansi dan pihak-pihak yang
berkaitan dengan penyusunan anggaran sebaiknya melakukan
peninjauan ulang atas kebutuhan yang akan diperlukan, sehingga
dalam penyusunan anggaran selisih angka antara target dan
realisasi tidak terlalu jauh. Selain itu dalam pembuatan indikator
kegiatan harus dipikirkan dengan matang dan akurat sehingga
indikator kegiatan dan indikator sasaran bisa selaras.
36 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari BAB sebelumnya yang telah dilakukan
penulis atas Prosedur Penyusunan Anggaran Program Sarana dan Prasarana
Aparatur Pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian
Perdagangan Kota Bandung, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Prosedur Penyusunan Anggaran Program Sarana dan Prasarana Aparatur
pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian
Perdagangan Kota Bandung sebagai berikut : Identifikasi kebutuhan
lingkup dinas tentang sarana dan prasarana aparatur, susun skala prioritas
berdasarkan urgensinya, cek pagu anggaran indikatif sesuai yang tertera
dalam RENJA (Rencana Kerja) SKPD pertahun, menyusun RUP (Rencana
Umum Pengadaan), menyusun RKA (Rencana Kerja Anggaran)
berdasarkan skala prioritas yang telah ditetapkan dan pagu anggaran,
pengesahan RKA, Penyusunan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran),
membuat SPD (Surat Penyediaan Dana) dari bagian anggaran Pemerintah
Daerah Kota Bandung.
2. Hambatan dalam penyusunan anggaran program sarana dan prasarana
jasa, belum akurat dalam penyusunan belanja dukung, seperti tenaga ahli,
panitia pengadaan barang dan jasa, serta Bantek (bantuan teknis) untuk
pekerjaan konstruksi, serta kurang akurat dalam pembuatan indikator
kegiatan yang tidak selalu selaras dengan indikator sasaran.
3. Upaya yang telah dilakukan perusahaan untuk mangatasi hambatan yang
sewaktu-waktu bisa terjadi maka diperlukan identifikasi kebutuhan
secara akurat, memasukkan anggaran untuk tim pendukung pengadaan
seperti : Tenaga Ahli, Pengadaan Barang Dan Jasa, Dan Tenaga Bantuan
Teknis.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil tinjauan yang lakukan di Dinas Koperasi Usaha Kecil
Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ada saran yang
sekiranya dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk lebih
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dimasa yang akan datang. Adapun saran
yang diberikan penulis, yaitu :
1. Prosedur penyusunan anggaran yang telah dilakukan sudah baik, sehingga
instansi terkait bisa mempertahankannya.
2. Untuk meminimalisir hambatan, kinerja instansi terkait melakukan
evaluasi agar diperiode selanjutnya tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan penyusunan anggaran, dengan cara memaksimalkan
penyusunan anggaran melalui komitmen yang tinggi atas pengelolaan
keuangan negara. Komitmen tersebut diwujudkan dalam bentuk keseriusan
asas-asas umum sebagai penerapan yang baik dalam pengelolaan keuangan
negara.
3. Dibutuhkan penetapan indikator kegiatan yang lebih baik melalui
pengumpulan data kinerja yang dilakukan pada akhir tahun. Pengumpulan
data ini untuk menilai keberhasilan organisasi dalam melaksanakan visi,
misi, tujuan, dan sasaran yang dijabarkan melalui kebijaksanaan, program
operasional dan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Kemudian
semua fakta-fakta yang terdapat pada pengumpulan data kinerja dicatat ke
dalam draf LKIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) yang masih
berupa rancangan. Kemudian ditahap ini juga menguraikan
kegagalan-kegagalan dari kegiatan yang telah dilaksanakan serta penyebabnya.
apakah kegagalan tersebut disebabkan oleh proses input atau karena
keterbatasan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh instansi. Untuk itu
tahapan ini sangat penting dilakukan, karena bisa dijadikan sebagai umpan
Laporan Kerja Praktek
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang S1
Program Studi Akuntansi
Oleh :
NAURA AQIDAH 21112121
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1
1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 4
1.3 Kegunaan Kerja Praktek... 4
1.3.1 Kegunaan Praktis ... 4
1.3.2 Kegunaan Akademik ... 5
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5
1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 6
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ... 7
2.1.1 Visi dan Misi ... 8
2.2 Struktur Organisasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ... 10
vii
2.3.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi
UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung...16
2.4 Kegiatan Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung ... 19
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori ... 21
3.1.1 Pengertian Prosedur ... 21
3.1.1.1 Karakteristik Prosedur ... 22
3.1.1.2 Manfaat Prosedur ... 23
3.1.2 Pengertian Anggaran ... 23
3.1.2.1 Jenis Anggaran ... 25
3.1.2.2 Fungsi Anggaran... 26
3.1.2.3 Manfaat Anggaran ... 27
3.1.3 Sarana dan Prasarana Aparatur ... 28
3.1.4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur ... 28
3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek ... 28
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 28
3.2.1.1 Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur ... 28
3.2.1.2 Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan ... 32
vii
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 33
3.2.2.1 Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur ... 33
3.2.2.2 Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan ... 34
3.2.2.3 Upaya yang telah dilakukan Instansi untuk Mengatasi Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur ... 35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 36
4.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 41
40
DAFTAR PUSTAKA Mulyadi, 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Sumarsono, Sonny. 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rudi M Tambunan. 2012. Standar Operating Procedures (SOP). Jakarta: Maiestas Publishing.
Kasma, Juan. 2012. Standard Operating Procedure Perpajakan Perusahaan Jasa.
Bandung: Alfabeta
Darsono Prawironegoro & Ari Purwanti, 2010. Penganggaran Perusahaan, Edisi 2: Teknik Mengetahui dan Memahami Penyajian Anggara Perusahaan sebagai Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian Aktivitas Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.
M. Nafarin, 2007. Penganggaran Perusahaan, Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat.
Garrison, Noreen & Brewer. 2007. Akuntansi Manajerial. Diterjemahkan oleh
Nuri Hinduan. Buku 2. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro,Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta.
Lubis, Arfan Ikhsan. 2011. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Horngren. 2005. Pengantar Akuntansi.Salemba Empat. Jakarta.
Renstra Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Tahun 2013-2018.
Mediaty dan Syarifuddin. 2010. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Dengan Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Moderator (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Barru Sul-Sel). Jurnal Ekonomi. Sulawesi Selatan.
40
Andriyani Nenobais. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kompetensi Aparatur Terhadap Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur . Diambil dari (http://dishut.jatimprov.go.id/imagefck/file/renstra_b05.pdf)
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Diambil dari (http://www.bkpp.bantenprov.go.id/read/page-detail/rencana-program-dan-kegiatan/17/rencana-program-kegiatan.html). Diakses 12 Oktober 2015 www.google.com
Nama : Naura Aqidah
Tempat Tanggal Lahir : Banjar, 28 Oktober 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Cipagalo Kp. Sukamulya No. 31 RT 03/04 Kel.
Mengger Kec. Bandung Kidul Kota Bandung
Email : Naura.aqidah@gmail.com
Riwayat Pendidikan Formal :
Tahun Pendidikan Tempat
2000-2006 SD Negeri Batununggal 2 Bandung
2006-2009 SMP Madya Bandung Bandung
2009-2012 SMK Pajajaran 2 Bandung Bandung
Pengalaman
Bendahara DKM Mesjid Baitul Makmur 2011
Bendahara Yabis Youth 2013
Magang di Rizq Cookies Bandung 2013
Magang di Rumah Mainan 2014
Guru Les Privat Matematika SD 2014
Staff Administrasi PT. NKA 2014
iv
rahmat dan kuasa serta hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul “Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung”.
Laporan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
mata kuliah kerja praktek dalam menempuh jenjang Strata Satu Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi pada Universitas Komputer Indonesia, Bandung –
Jawa Barat.
Dalam proses penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama
berbagai pihak yang telah memberikan saran yang bersifat moril maupun materil
yang bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu, penulis juga banyak berterimaksih
kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA., Selaku Ketua Program
v
5. Inta Budi Setya Nusa SE., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah
sabar membimbing penyusunan laporan kerja praktek.
6. Pihak Dinas Koperasi UKM dan PERINDAG serta pembimbing ruangan
Hj Nia Kurnia Wiyani, SE, Herlin Ratna, R. Syeli, Aning, dan Darmawel
Ahmad yang telah sabar membimbing semasa kerja praktek.
7. Orang Tua, adik dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan
bantuan, baik moril maupun materil serta doa restunya dalam
menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
8. Teman –teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah banyak memberikan doa serta semangat dalam menyelesaikan
laporan ini.
Akhir kata penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri dan bagi pihak lain untuk masa yang akan datang sebagai
bahan acuan atau referensi dalam pelaksanaan laporan kerja praktek.
Terima Kasih
Bandung, November 2015
Naura Aqidah NIM. 21112121