• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) Dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) Dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anita Agustin

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 24 Agustus 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Golongan Darah : O

Agama : Islam

No. Telp : 085286875840 / (022) 76400528

Status : Mahasiswa

Alamat : Jl. Soma II No. 23 B/136 A RT 01/01 Bandung

PENDIDIKAN AKADEMIK 1. TK Mustika Bandung

2. SD Negeri Babakan Surabaya XIV Bandung

3. SMP Negeri 27 Bandung

4. SMA Bina Dharma 2 Bandung

5. Universitas Komputer Indonesia

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini Penulis buat dengan

sebenar-benarnya.

Bandung, Juli 2011

Penulis

Anita Agustin

(2)

Assalammualaikum Wr. Wb.,

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

memberi Rahmat dan Karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan Usulan Penelitian yang dilakukan di Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Usulan Penelitan yang berjudul

“ANALISIS PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN REALISASI

ANGGARAN PADA DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN (PERINDAG) KOTA BANDUNG”.

Tugas Akhir (TA) ini penulis ajukan untuk memenuhi salah satu mata

kuliah Tugas Akhir Diploma III pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

di Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih

banyak kekurangan baik dalam pengumpulan data maupun tata cara penyusunan,

pembahasan masalah serta penyajiannya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun.

Selain itu penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini tidak akan

terwujud tanpa bimbingan, dorongan, nasehat serta do’a dan bantuan dari

(3)

Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,S.E. M.Si, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Sri Dewi Anggadini, SE.,MSi., selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Siti Kurnia Rahayu SE.,MAk., Ak, selaku Dosen Wali 3AK5 yang telah

banyak member dukungan dan saran kepada penulis.

5. Sekretariat Prodi Akuntansi, terima kasih atas pelayanannya selama

penulis kuliah.

6. Semua Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia

Bandung yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

7. Hj. Nia Kurnia Wijayanti, SE., selaku Kepala bagian Sub Keuangan dan

sebagai pembimbing di Perusahaan di Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

8. Een Haryani., Dra,, Bapak Dodit Rahardian Hidayat dan segenap Staf

Dinas Koperasi (UKM) dan (PERINDAG) Kota Bandung, khususnya

bagian Sub Keuangan yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu

terimakasih atas bimbingan, arahan dan pelajaran bagi penulis.

9. Kedua orangtuaku, terimakasih untuk semua yang telah diberikan kepada

(4)

diberikan kepada penulis dengan dukungan do’a, perhatian, cinta, kasih

sayang dan materi. Terimakasih untuk semuanya.

11.Mohc. Raditya F dan Mohc. Raihan O, terimakasih karena selalu

menemani dan memberi dukungan do’a, cinta dan kasih sayang bagi

penulis dalam pembuatan Laporan ini.

12.Kakak-kakak dan adik-adikku yang selalu memberikan dukungan selama

penulis menyusun Tugas Akhir.

13.Gyan Herliana, Ira Quraisyin, Mufti Niffari Crusher dan Cristian Angga

sahabat-sahabat terbaikku.

14.Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 di 3AK5 on Fire semuanya,

terimakasih atas nasehat, dorongan dan bantuan yang telah diberikan

kepada penulis.

Akhir kata, penulis sampaikan rasa terimakasih bagi semua pihak atas

terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini, Semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandung, Juli 2011

Anita Agustin

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Apandi Nasehatun. 2000. Budget and Control. Jakarta : Grasindo. Azhar Susanto. 2004. Informasi Akuntansi. Bandung : Linggajaya.

Cristina, Ellen. 2002 . Anggaran Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.

Dedi Mulyana. M. A. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda. Gunawan Adisaputra dan Marwan Asri. 2003. Anggaran Perusahaan.

Yogyakarta : BPFE Universitas Gajah Mada Sistem.

Hongren, Charles, T. Foster, and George. 1997. Cost Accounting. New Jersey. Prentice Hall International.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : IAI.

Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera. 2008. Riset Bisnis. Yogyakarta : Andi. M. Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.

Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Edisi Lima. Jakarta : PT. Ghalia. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi Lima. Yogyakarta : BPFE. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Dinas.

Pengertian Administrasi. Diambil dari [http://id.wikipedia.org] 31 Oktober 2010 www.google.com

Soemarsono. S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat.

(6)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 24 Tahun 2005. Tentang Pengertian Realisasi Anggaran.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta. Suharsmi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Suwarno Handayaningrat. 2000. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta : CV. Haji Masagung.

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi : Genesis.

Warren. 2006. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. W. J. S. Poerwadarminta. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka.

(7)

ANALYSIS PROCEDURES FOR THE PREPARATION BUDGET REALIZATION REPORT IN COOPERATIVE SMALL AND MEDIUM BUSINESS OFFICES AND

INDUSTIAL TRADE BANDUNG CITY

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Usulan Penelitian dalam Menempuh Tugas Akhir

Oleh :

Nama : Anita Agustin Nim : 21308021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(8)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari BAB sebelumnya yang merupakan hasil

pengamatan maupun keterangan dari pembimbing perusahaan, maka penulis

dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Dalam tahapan proses penyediaan anggaran, prosedur penyusunan

anggaran pun berpengaruh penting untuk menyelenggarakan suatu

kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Realisasi anggaran

adalah pendapatan yang tersedia yang telah diberikan

kewenangannya melalui anggaran pemerintah selama satu tahun

yang digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam periode

tertentu dari realisasi anggaran yang sudah digunakan akan

dilaporkan melalui laporan realisasi anggaran.

2. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian

Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung mengalami berbagai

hambatan pada saat penyusunan laporan realisasi anggaran,

hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Keterlambatan pada saat penyerahan dokumen-dokumen Surat

Pertanggungjawaban (SPJ) dari masing-masing Pejabat

(9)

b. Ketidaksesuaian antara pelaksanaan kegiatan dengan

administrasi yang ada dari setiap Pejabat Pelaksana Teknis

Kegiatan (PPTK).

Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi

hambatan-hambatan yang terjadi pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah

(UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung

adalah sebagai berikut :

a. Pengguna anggaran dalam hal ini adalah Kepala Dinas harus

bertindak lebih tegas, responsif dan juga persuasif.

b. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) harus

melaksanakan kegiatan sesuai dengan administrasi dan

keuangannya yang telah ditentukan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Dinas Koperasi

Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ada

saran yang kiranya dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi perusahaan

untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas dimasa yang akan datang.

Adapun saran yang diberikan penulis, yaitu :

1. Prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran yang diterapkan

selama ini sudah baik, tetapi perlu untuk ditingkatkan dalam hal

pengarsipan dokumen-dokumen yang nantinya akan digunakan

(10)

2. Dalam pelaporan realisasi anggaran pada Dinas Koperasi Usaha

Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan

(PERINDAG) Kota Bandung sebaiknya sesuai dengan kebijakan

perusahaan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (PEMENDAGRI)

Nomor 13 Tahun 2006, agar lebih tersusun dan juga dapat

(11)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.1 Sejarah Perusahaan

4.1.1.1.1 Sejarah Singkat Dinas Koperasi Kota Bandung

Koperasi diperkenalkan oleh Patih Purwokerto R. Aria Wiratmadja

pada tahun 1965 di daerah Tasikmalaya dan hingga saat ini keberpihakan

pemerintah terhadap keberadaan koperasi selalu tampak jelas, ini dibuktikan

dalam perjalanan sejarah pemerintah Indonesia selalu menempatkan

koperasi secara proposional dengan membentuk lembaga yang secara khusus

menangani pemberdayaan koperasi di tengah-tengah masyarakat.

Perkembangan koperasi baik di Kota Bandung baik secara Nasional,

selain didukung secara yuridis juga secara historis di Kota Bandung sebelum

masa kemerdekaan telah berdiri pelopor-pelopor seperti:

1. Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar

2. Koperasi Simpan Pinjam Rukun Wargi

3. Koperasi Simpan Pinjam Sumber Bahagia.

Pada awalnya ketiga pelopor koperasi tersebut merupakan

“Perhimpunan Studi Bank” yang berdiri sejak tanggal 26 September 1934

yang berfungsi membantu para pelajar atau mahasiswa dalam meneruskan

(12)

peranan yang sangat strategis yang membantu meningkatkan kesejahteraan

anggotanya dan telah juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap

rentenir yang menerapkan suku bunga yang sangat tinggi.

Peranan koperasi ini terus meningkat dan berkembang sampai

dengan saat ini. Sebagai puncaknya perkembangan Koperasi adanya

keputusan hasil kongres Tasikmalaya tahun 1947, yang diantaranya

menepatkan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi dan harus diperingati

setiap tahunnya oleh segenap warga Koperasi dimana pun dari mulai

koperasi besar maupun kecil.

Keberhasilan pembangunan koperasi di Kota Bandung sampai

dengan periode tahun 1998, secara Nasional telah dianugrahkannya “Satya

Bakti Koperasi” oleh Menteri Koperasi Pengusaha Kecil Menengah RI

kepada walikota Bapak Wahyu Hamijaya, pengakuan atas keberhasilan ini

merupakan hasil kerja keras dan kerjasama yang baik ini perlu

dipertahankan dan ditingkatkan.

Sebelum diberlakukannya Undang-Undang Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah. Dinas Koperasi memiliki nama Kantor Departemen

Koperasi. Pengusaha Kecil dan Menengah Kota Bandung merupakan

instansi vertical dengan berlakunya studi-studi otonomi daerah tersebut dan

dengan penetapan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Bandung No. 5 tentang

pembentukan dan susunan organisasi Dinas Koperasi Kota Bandung Tahun

2001, maka nomenklaturanya berubah menjadi Dinas Koperasi Kota

(13)

Dinas Koperasi Kota Bandung memiliki visi dan misi yaitu sebagai

berikut :

Visinya :

Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kota Bandung melalui

pengembangan Koperasi Usaha Kecil Menengah yang berkualitas dan

bermartabat.

Misinya :

Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut diatas maka misi yang

telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas kelembagaan Koperasi dan UKM

2. Meningkatkan peran Koperasi dan UKM yang berdaya saing

3. Meningkatkan fasilitas pembiayaan dan simpan pinjam guna

mewujudkan kemandirian Koperasi dan UKM

4. Meningkatkan kualitas SDM Koperasi dan UKM

4.1.1.1.2 Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung sebelum

digabung pun berdiri sendiri dengan nama Departemen Perdagangan yang

beralamat di jalan Lengkong Besar No. 10 Tahun 1995. Berdasarkan

otonomi daerah Tahun 2001 tentang kawasan Kota Bandung sebagai daerah

otonomi mulai saat itu pemerintah menggabungkan kedua instansi tersebut

(14)

akhir tahun 1995, tetapi mulai aktif pada awal tahun 1996 yang kemudian

berkantor di jalan Sadang Tengah No. 4. Kemudian pada tahun 2000 kantor

tersebut pindah kembali dengan beralamat di jalan Marta Negara No. 4 dan

pada tanggal 6 Oktober 2003 dengan adanya otonomi daerah Departemen

Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung berkantor di jalan Cianjur No.

34 Bandung.

Perkembangan dan pertumbuhan pembangunan ekonomi di Kota

Bandung khususnya di sektor industri dan perdagangan, baik formal maupun

non formal di era otonomi daerah saat ini mengalami lonjakan aktivitas yang

cukup menggembirakan.

Fenomena ini dapat dilihat dari tingginya tuntutan serta kebutuhan

masyarakat yang direflesikan dalam berbagai kegiatan dan usaha industri

maupun perdagangan yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, juga

terhadap pergeseran serta perubahan ruang dan pemanfaatan lahan sehingga

muncul area-area baru yang berkarakteristik kawasan perdagangan atau jasa

usaha.

Hal ini secara substansi merupakan salah satu cermin dari

implementasi Visi dan Misi Kota Bandung sebagai Kota jasa yang

berkonsekuensi pada tingginya perubahan serta dinamika sosial masyarakat

baik secara lokal, regional, nasional maupun tuntutan global yang

diperkirakan dimasa yang akan datang lebih diwarnai bahkan didominasi

oleh dimensi pembangunan serta kegiatan ekonomi khususnya di sektor jasa

(15)

4.1.1.1.3 Sejarah Bergabungnya Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Dan Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung bergabung pada awal tahun 2008 hanya saja

pada tahun pertama Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Perdagangan belum secara fisik bergabung. Berdasarkan

Peraturan Daerah No. 13 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan

Dinas Daerah dilingkungan Kota Bandung akhirnya Pemerintah Kota

Bandung menggabungkan kedua Dinas tersebut. Struktur rangkap organisasi

Dinas daerah sebagai konsekuensi logis diberlakukannya Perintah No. 47

tahun 2007.

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Perdagangan saat ini merupakan Penggabungan 2 Dinas yaitu :

1. Dinas Koperasi Kota Bandung

2. Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Pada bulan Juni 2008 keseluruhan antara kedua Dinas tersebut

disatukan secara fisik dari mulai kantor yang bergabung di jalan

Kawaluyaan No. 2 Bandung dan semua struktur pun berubah antara

gabungan Dinas Koperasi dengan Dinas Perindustrian Perdagangan. Hanya

saja Usaha Kecil Menengah tidak mempunyai Departemen atau Dinas

sendiri di dalam Usaha Kecil Menengah itu adalah bagian dari Dinas

(16)

Penggabungan 2 Dinas tersebut diharapkan mampu meningkatkan

sinergitas Pemberdayaan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan

Perindustrian Perdagangan di Kota Bandung, sehingga mampu

mengembangkan para pelaku usaha yang bergabung dalam wadah Koperasi

Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan yang berkualitas

dan berdaya saing tinggi. Untuk mencapai sasaran tersebut maka struktur

organisasi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung terdiri dari seorang Kepala Dinas yang dibantu

oleh Sekretaris dan 6 Bidang.

Perubahan struktur organisasi pun berubah dan semua bidang antara

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan

bergabung menjadi enam bidang yaitu :

1. Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Informal

2. Bidang Industri Non Formal

3. Bidang Perdagangan

4. Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran

5. Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan

Pinjam

(17)

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut:

Visinya :

Terwujudnya kesejahteraan masyarakat tentang Bandung melalui

pengembangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Perdagangan yang berkualitas dan berwawasan lingkungan Bandung

bermartabat.

Misinya :

Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut diatas maka misi yang

telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan usaha kecil

menengah.

2. Meningkatkan peranan koperasi dan usaha kecil menengah yang

berdaya saing.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia koperasi dan usaha kecil

menengah.

4. Menguatkan struktur industri dengan memberdayakan potensi industri

kecil dan menengah yang berwawasan lingkungan.

Mengembangkan lembaga dan sarana persediaan serta sistem distribusi

dalam negeri yang efektif dan efisien serta memberikan perlindungan

konsumen dan produsen.

5. Mengembangkan kegiatan promosi luar negeri sehingga mampu

(18)

Gambar 4.1

(19)

4.1.1.2 Struktur Organisasi

Setelah Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Dinas Perindustrian

dan Perdagangan bergabung struktur organisasi Dinas Koperasi dan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan yang dahulu tidak terpakai lagi dan diganti

oleh struktur organisasi yang baru antara gabungan Dinas Koperasi Usaha

Kecil Menengah dan Dinas Perindustrian Perdagangan.

Adapun struktur organisasi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah

dan Perindustrian Perdagangan adalah sebagai berikut :

Kantor Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan dikepalai oleh seorang Kepala Dinas.

1. Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan dan Program

2. Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal, terdiri dari: a. Seksi Industri Kecil Non Formal

b. Seksi Perdagangan Barang dan Jasa Non Formal

3. Bidang Industri Formal, terdiri dari :

a. Seksi Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin Elektronika

b. Seksi Industri Agro, Kimia, Logam, Alat Transportasi dan

Elektronika

4. Bidang Perdagangan, terdiri dari :

a. Seksi Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan

(20)

c. Seksi Eksport – Import dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri

5. Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran, terdiri dari : a. Seksi Bina Kelembagaan Koperasi

b. Seksi Pendaftaran

6. Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan Pinjam, terdiri dari :

a. Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa

b. Seksi Pengembangan Usaha

c. Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam

7. Bidang Usaha Kecil Menengah, terdiri dari : a. Seksi usaha Kecil dan Mikro

b. Seksi usaha Menengah

Setelah struktur pun berubah menjadi gabungan Dinas Koperasi dan

Perindustrian Perdagangan.

4.1.1.3 Job Description

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung No. 475 tahun 2008 tentang

rician tugas pokok dan fungsi satuan organisasi pada Dinas Daerah Kota

Bandung telah dijabarkan dengan rinci. Adapun spesifikasi kerja yang ada

pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan

(21)

Kepala Dinas

a. Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian

Perdagangan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan

di bidang koperasi usaha kecil menengah dan perindustrian perdagangan

berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Kepala

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan

mempunyai fungsi yaitu :

i. Perumusan kebijakan teknis di bidang industri kecil dan dagang

kecil non formal, industri formal, perdagangan, kelembagaan dan

pendaftaran, pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan

pinjam serta usaha kecil dan menengah

ii. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang industri kecil non formal, industri formal, perdagangan,

kelembagaan dan pendaftaran, pengembangan usaha koperasi aneka

usaha dan simpan pinjam serta usaha kecil dan menengah

iii. Pembinaan dan pelaksanaan di bidang industri kecil dan dagang kecil

non formal, industri formal, perdagangan, kelembagaan dan

pendaftaran, pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan

pinjam serta usaha kecil dan menengah

iv. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas

(22)

v. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan

kegiatan Dinas.

Sekretariat

a. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas

lingkup kesekretariatan.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur,

sekretariat mempunyai fungsi yaitu :

i. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan

ii. Pelaksanaan kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum

dan kepegawaian, program dan keuangan

iii. Pelaksanaan, pengkoordinasian, penyusunan, perencanaan,

pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas

iv. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang

v. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan kesekretariatan.

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup umum dan

kepegawaian.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana telah diatur, Sub Bagian

Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi yaitu :

i. Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup

(23)

ii. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah

dinas, penataan kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumah tanggaan

Dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan Dinas

iii. Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan

dan pengelolaan data mutasi, cuti, disiplin, pengembangan pegawai

dan kesejahteraan pegawai

iv. Evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan

kepegawaian.

2. Sub Bagian Keuangan dan Program

a. Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup keuangan dan program.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana telah diatur, Sub Bagian

Keuangan dan Program mempunyai fungsi yaitu :

i. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan

dan program kerja Dinas

ii. Pelaksanaan, pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan

dan pengelolaan data anggaran, koordinasi penyusunan anggaran,

koordinasi pengelolaan dan pengendalian keuangan dan menyusun

laporan keuangan Dinas

iii. Pelaksanaan, pengendalian program meliputi kegiatan penyusunan

(24)

pengelolaan data kegiatan dinas, koordinasi penyusunan rencana dan

program dinas serta koordinasi pengendalian program

iv. Evaluasi dan pelaporan lingkup kegiatan pengelolaan administrasi

keuangan dan program kerja Dinas.

Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal

a. Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup industri kecil dan

dagang kecil non formal.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana telah diatur, Bidang

Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal mempunyai fungsi yaitu :

i. Penyusunan rencana dan program lingkup industri kecil non formal

serta perdagangan barang dan jasa non formal

ii. Penyusunan petunjuk teknis lingkup industri kecil non formal serta

perdagangan barang dan jasa non formal

iii. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi lingkup industri kecil non

formal serta perdagangan barang dan jasa non formal

iv. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup

industri kecil non formal serta perdagangan barang dan jasa non

formal.

1. Seksi Industri Kecil Non Formal

a. Seksi Industri Kecil Non Formal mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal

(25)

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana telah diatur, Seksi

Industri Kecil Non Formal mempunyai tugas yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup industri kecil non

formal

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup industri kecil non formal

iii. Pelaksanaaan lingkup industri kecil non formal yang meliputi

pendataan potensi dan usaha industri kecil non formal, fasilitasi,

bimbingan teknik penyuluhan dan pembinaan pengembangan potensi

usaha industri kecil non formal serta fasilitasi kerjasama

pengembangan usaha dan produksi industri kecil non formal

iv. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup industri kecil non

formal.

2. Seksi Perdagangan Barang dan Jasa Non Formal

a. Seksi Perdagangan Barang dan Jasa Non formal mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil

Non formal lingkup perdagangan barang dan jasa non formal.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, seksi

Perdagangan barang dan Jasa Non Formal mempunyai fungsi :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup perdagangan barang

dan jasa non formal;

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perdagangan barang dan

(26)

iii. Pelaksanaan lingkup perdagangan barang dan jasa non formal yang

meliputi pendataan perdagangan barang dan jasa non formal,

fasilitasi, bimbingan teknik, penyuluhan dan pembinaan

pengembangan potensi usaha perdagangan barang dan jasa non

formal serta fasilitasi kerjasama pengembangan usaha dan produksi

perdagangan barang dan jasa non formal; dan

iv. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perdagangan barang

dan jasa non formal.

Bidang Industri Formal

a. Bidang Industri Formal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Dinas lingkup industri formal.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Bidang

Industri Formal mempunyai fungsi yaitu :

i. Penyusunan rencana dan program lingkup indutri tekstil, produk

tekstil dan mesin elektronika dan aneka serta industri agro, kimia,

logam, alat transportasi dan elektronika

ii. Penyusunan petunjuk teknis lingkup industri tekstil, produk tekstil,

dan mesin elektronik dan aneka serta industri agro, kimia, logam,

alat transportasi dan elektronika

iii. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi industri tekstil, produk tekstil,

dan mesin elektronik dan aneka serta industri agro, kimia, logam,

(27)

iv. Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian

penyelenggaraan usaha industri dan usaha kawasan industri

v. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup industri

tekstil, produk tekstil, dan mesin elektronik dan aneka serta industri

agro, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika.

1. Seksi Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin Elektronika

a. Seksi industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin Elektronik Mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Industri Formal

lingkup Industri Tekstil, produk Tekstil, Mesin Elektronik dan Aneka.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin Elektronik mempunyai fungsi

yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup industri tekstil,

produk tekstil, mesin elektronik dan aneka

ii. Penyusunan petunjuk teknis lingkup industri tekstil, produk tekstil,

mesin elektronik dan aneka

iii. Pelaksanaan lingkup industri tekstil, produk tekstil, mesin elektronik

dan aneka yang meliputi pendataan industri tekstil, produk tekstil,

mesin elektronik dan aneka, fasilitasi, bimbingan teknik, penyuluhan

dan pembinaan usaha dan pengembangan produksi industri tekstil,

produk tekstil, mesin elektronik dan aneka serta fasilitasi kerjasama

pengembangan usaha dan produksi industri tekstil, produk tekstil,

(28)

iv. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha

industri

v. Evaluasi dan pelaporan pelaksaan lingkup industri tekstil, produk

tekstil, mesin elektronik dan aneka.

2. Seksi Industri Agro, Kimia, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika

a. Seksi Industri Agro, Kimia, logam, Alat Transportasi dan Elektronika

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang industri

formal lingkup industri agro, kimia, logam, alat transportasi dan

elektronika.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Industri Agro, Kimia, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika

mempunyai fungsi sebagai berikut :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Industri agro, kimia,

logam, alat transportasi dan elektronika

ii. Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup industri

agro, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika

iii. Pelaksanaan lingkup industri agro, kimia, logam, alat transportasi

dan elektronika yang meliputi pendataan industri agro, kimia,

logam, alat transportasi dan elektronika, fasilitasi, bimbingan teknik ,

penyuluhan dan pembinaan usaha dan pengembangan produksi

(29)

fasilitasi kerjasama pengembangan usaha dan produksi industri agro,

kimia, logam, alat transportasi dan elektronika

iv. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup industri agro, kimia,

logam, alat transportasi dan elektronika.

Bidang Perdagangan

a. Bidang perdagangan mepunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Dinas lingkup perdagangan.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Bidang

Perdagangan mempunyai fungsi yaitu :

i. Penyusunan rencana dan program lingkup bimbingan usaha dan

sarana perdagangan, perlindungan konsumen dan kemetrologian

serta ekspor – impor dan hubungan kerjasama luar negeri

ii. Penyusunan petunjuk teknis lingkup bimbingan usaha dan sarana

perdagangan, perlindungan konsumen dan kemetrologian serta

ekspor – impor dan hubungan kerjasama luar negeri

iii. Pelaksanaan lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan,

perlindungan konsumen dan kemetrologian serta ekspor – impor dan

hubungan kerjasama luar negeri

iv. Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian

penyelenggaraan usaha perdagangan

v. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup

(30)

dan kemetrologian serta ekspor – impor dan hubungan kerjasama

luar negeri.

1. Seksi Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan

a. Seksi Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Perdagangan lingkup

bimbingan usaha dan sarana perdagangan.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan mempunyai fungsi yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup bimbingan usaha dan

sarana perdagangan

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bimbingan usaha dan

sarana perdagangan

iii. Pelaksanaan lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan yang

meliputi penyajian informasi pelaksanaan wajib daftar perusahaan,

peningkatan pengembangan usaha dan sarana perdagangan, fasilitasi

pengadaan dan penyaluran barang dan jasa perdagangan serta

melaksanakan monitoring dan evaluasi informasi dan stabilitas harga

serta distribusi barang

iv. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha

perdagangan

v. Evaluasi pelaporan pelaksanaan lingkup bimbingan usaha dan

(31)

2. Seksi Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian

a. Seksi Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Perdagangan lingkup

perlindungan konsumen dan kemetrologian.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian mempunyai fungsi yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup perlindungan

konsumen dan kemetrologian

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perlindungan konsumen

dan kemetrologian

iii. Pelaksanaan lingkup perlindungan konsumen dan kemetrologian

yang meliputi konsultasi dan pembinaan perlindungan konsumen,

sosialisasi, informasi dan publikasi perlindungan konsumen,

pelayanan, kerjasama dan fasilitasi penanganan penyelesaian

sengketa konsumen, pengawasan barang dan jasa yang beredar,

pelayanan tera ulang dan tera ulang ukur, taka, timbang dan

perlengkapannya (UTTP), fasilitasi penyelenggaraan kerjasama,

standar ukuran dan laboratorium metrology legal

iv. Pengawasan dan kerjasama dengan instansi yang berwenang untuk

melaksanakan penyidikan dan penindakan atas tindak pidana

pelanggaran Undang – Undang Metrologi Legal (UUML)

v. Evaluasi dan pelaporan lingkup perlindungan konsumen dan

(32)

3. Seksi Ekspor – Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri

a. Seksi Ekspor – Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

Perdagangan lingkup Ekspor – Impor dan Hubungan kerjasama Luar

Negeri.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Ekspor – Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri mempunyai

fungsi yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup ekspor – impor dan

hubungan kerjasama luar negeri

ii. Penyusunan bahan teknis lingkup ekspor – impor dan hubungan

kerjasama luar negeri

iii. Pelaksanaan lingkup ekspor – impor dan hubungan kerjasama luar

negeri yang meliputi inventarisasi potensi ekspor – impor,

pembinaan peningkatan dan pengembangan ekspor hasil usaha

perdagangan dan perindustrian, fasilitasi ekspor – impor dan

fasilitasi hubungan kerjasama perdagangan dan industri dengan luar

negeri, penyusunan bahan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA)

barang ekspor dan rekomendasi angka pengenal impor serta

pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis dan

fasilitasisertifikasi mutu barang

iv. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup ekspor – impor dan

(33)

Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran

a. Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kelembagaan, pendaftaran

perusahaan dan koperasi.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, seksi

Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran mempunyai fungsi yaitu:

i. Penyusunan rencana dan program lingkup bina kelembagaan

koperasi, pendaftaran perusahaan dan koperasi

ii. Penyusunan petunjuk teknis lingkup bina kelembagaan koperasi,

pendaftaran perusahaan dan koperasi

iii. Pelaksanaan lingkup bina kelembagaan koperasi, pendaftaran

perusahaan dan koperasi

iv. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup

bina kelembagaan koperasi, pendaftaran perusahaan dan koperasi.

1. Seksi Bina Kelembagaan Koperasi

a. Seksi Bina Kelembagaan Koperasi mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran di

bidang bina kelembagaan koperasi.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Bina Kelembagaan Koperasi mempunyai fungsi yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup bina kelembagaan

(34)

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bina kelembagaan

koperasi

iii. Pelaksanaan lingkup bina kelembagaan koperasi yang meliputi

penyusunan konsep penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan

koperasi, pembinaan pengelolaan ketatalaksanaan usaha koperasi

serta pembinaan tata kelola koperasi, bimbingan dan penyuluhan

koperasi dalam pembuatan laporan tahunan

iv. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup bina kelembagaan

koperasi.

2. Seksi Pendaftaran

a. Seksi pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran lingkup pendaftaran perusahaan

dan koperasi.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Pendaftaran mempunyai fungsi yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pendaftaran

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendaftaran

iii. Pelaksanaan lingkup pendaftaran yang meliputi inventarisasi

koperasi dan usaha koperasi, pelaksanaan pendaftaran koperasi dan

fasilitasi penyusunan pengesahan akte pendirian, perubahan

anggaran dasar dan pembubaran koperasi serta pelaksanaan

penyimpangan dokumentasi dan penyediaan informasi koperasi

(35)

iv. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pendaftaran.

Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan Pinjam

a. Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan Pinjam

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup

pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Bidang

Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan simpan Pinjam

mempunyai fungsi yaitu :

i. Penyusunan rencana dan program lingkup pengembangan usaha

produksi dan jasa, pengembangan usaha konsumsi dan

pengembangan koperasi simpan pinjam

ii. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengembangan usaha produksi

dan jasa, pengembangan usaha konsumsi dan pengembangan

koperasi simpan pinjam

iii. Pelaksanaan lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa,

pengembangan usaha konsumsi dan pengembangan koperasi simpan

pinjam

iv. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup

pengembangan usaha produksi dan jasa, pengembangan usaha

(36)

1. Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa

a. Seksi Pengembangan usaha Produksi dan Jasa mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Usaha Koperasi

Aneka Usaha dan Simpan Pinjam lingkup pengembangan usaha produksi

dan jasa.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa mempunyai tugas yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengembangan usaha

produksi dan jasa

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan usaha

produksi dan jasa

iii. Pelaksanaan lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa yang

meliputi inventarisasi dan identifikasi data potensi ekonomi

kewilayahan berbasis produk unggulan usaha koperasi produksi dan

jasa, fasilitasi peluang usaha pengembangan usaha koperasi, jaringan

kerjasama pemasaran produk unggulan koperasi produksi dan jasa

dan terbentuknya sentra-sentra hasil produk unggulan dan kerajinan

usaha koperasi produksi dan jasa, pemberian bimbingan teknis

manajemen usaha produksi dan jasa, studi kelayakan, peluang usaha

produksi dan jasa, akses pemasaran, desain dan kemasan produk

usaha koperasi produksi dan jasa, penyusunan rencana dan

pelaksanaan kluster, fasilitasi sertifikasi dan akreditasi serta fasilitasi

(37)

iv. Evaluasi dan pelaporan lingkup pengembangan usaha produksi dan

jasa.

2. Seksi Pengembangan Usaha Konsumsi

a. Seksi Pengembangan Usaha Konsumsi mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Usaha Koperasi

Aneka Usaha dan Simpan Pinjam lingkup pengembangan usaha

konsumsi.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Pengembangan Usaha Konsumsi mempunyai fungsi yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengembangan usaha

konsumsi

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan usaha

konsumsi

iii. Pelaksanaan lingkup pengembangan usaha konsumsi yang meliputi

inventarisasi dan identifikasi data potensi ekonomi kewilayahan

berbasis produk unggulan usaha konsumsi, fasilitasi peluang usaha

pengembangan usaha koperasi usaja konsumsi, jaringan kerjasama

pemasaran produk unggulan koperasi usaha konsumsi, pemberian

bimbingan teknis manajemen usaha konsumsi, studi kelayakan,

peluang usaha konsumsi, akses pemasaran, desain dan kemasan

produk usaha konsumsi, penyusunan rencana dan pelaksanaan

(38)

pembentukan Koperasi Induk Distribusi dan Konsumsi, serta

fasilitasi permodalan, pemasaran dan promosi

iv. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengembangan usaha

konsumsi.

3. Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam

a. Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Usaha Koperasi

Aneka Usaha dan Simpan Pinjam lingkup pengembangan koperasi

simpan pinjam.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam mempunyai fungsi yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengembangan

koperasi simpan pinjam

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan koperasi

simpan pinjam

iii. Pelaksanaan lingkup pengembangan koperasi simpan pinjam yang

meliputi inventarisasi dan identifikasi potensi koperasi usaha simpan

pinjam, fasilitasi pengembangan usaha simpan pinjam, pembinaan

teknis pembiayaan dan permodalan, pengawasan, usaha simpan

pinjam serta melaksanakan analisa kelayakan kredit usaha koperasi

serta fasilitasi permodalan, pemasaran dan promosi

iv. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengembangan koperasi

(39)

Bidang Usaha Kecil Menengah

a. Bidang Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas lingkup usaha kecil dan menengah.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur,

Bidang Usaha Kecil dan Menengah mempunyai fungsi yaitu :

i. Penyusunan rencana dan program lingkup usaha kecil dan mikro

serta usaha menengah

ii. Penyusunan petunjuk teknis lingkup usaha kecil dan mikro serta

usaha menengah

iii. Pelaksanaan lingkup usaha kecil dan mikro serta usaha menengah

iv. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup

usaha kecil dan mikro serta usaha menengah

1. Seksi Usaha Kecil dan Mikro

a. Seksi Usaha Kecil dan Mikro mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Usaha Kecil dan Menengah lingkup usaha kecil

dan mikro.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Usaha Kecil dan Mikro mempunyai fungsi yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup usaha kecil dan mikro

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup usaha kecil dan mikro

iii. Pelaksanaan lingkup usaha kecil dan mikro yang meliputi

inventarisasi dan identifikasi potensi usaha kecil dan mikro, fasilitasi

(40)

bantuan pembiayaan dan permodalan serta pembinaan dan serta

fasilitasi permodalan, pemasaran dan promosi, pembinaan

manajemen usaha dan keuangan usaha kecil dan mikro

iv. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup

usaha kecil dan mikro

2. Seksi Usaha Menengah

a. Seksi Usaha Menengah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Bidang Usaha Kecil dan Menengah lingkup usaha menengah.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah diatur, Seksi

Usaha Menengah mempunyai fungsi yaitu :

i. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup usaha menengah

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup usaha menengah

iii. Pelaksanaan lingkup usaha menengah yang meliputi inventarisasi

dan identifikasi potensi usaha menengah, fasilitasi pengembangan

usaha menengah, pengawasan pengelolaan dana bantuan pembiayaan

dan permodalan serta fasilitasi permodalan, pemasaran dan promosi,

pembinaan manajemen usaha dan keuangan usaha menengah

(41)

4.1.1.4 AktivitasPerusahaan

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan

tidak mengeluarkan produk sendiri. Aktivitas yang dilakukan oleh Dinas

Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan

(PERINDAG) ini adalah suatu program utama atau kegiatan yang dilakukan

pada masyarakat atau yang sifatnya jasa atau pembinaan, tetapi dalam

aktivitas kegiatan perusahaan ini dicocokkan dengan bidang-bidang yang

terkait, yang telah disebutkan dalam struktur organisasi pada Dinas Koperasi

Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan ini mempunyai enam

bidang yang berbeda-beda dan enam bidang tersebut mempunyai program

utama dan uraian tugas sendiri.

Program utama dan kegiatan indikator pada Kantor Dinas Koperasi

Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG)

(42)

Tabel 4.1 Aktivitas Perusahaan

NO BIDANG PROGRAM UTAMA URAIAN INDIKATOR

1 USAHA KECIL

Jumlah pelaku usaha KUKM yang mendapatkan pelatihan

4 KOPERASI Program peningkatan kualitas

kelembagaan koperasi

7 WILAYAH PASAR Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

8 KOMODITAS Program peningkatan kapasitas

IPTEK sistem produksi

Meningkatnya kualitas produk industri logam

9 IKM Program peningkatan kapasitas

IPTEK sistem produksi

(43)

teknologi industry kecil yang memanfaatkan teknologi industri

11 KAWASAN Program penataan struktur

Tertatanya kawasan industri dan perdagangan di wilayah kota Bandung

12 WEB Program pengembangan setra

industry

Tersedianya website KUKM Indag kota Bandung

4.1.1.5 Kebijakan Perusahaan

Kebijakan – kebijakan yang ada pada Dinas Koperasi Usaha Kecil

Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota

Bandung adalah sebagai berikut :

1. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

2. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

3. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

4. Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.

5. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

6. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

7. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Usaha Mikro Kecil

dan Menengah.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

(44)

9. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2001 tentang

Kewenangan Kota Bandung sebagai Daerah Otonom.

10.Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2001 tentang

Pembentukan dan Susunan Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah

Kota Bandung.

11.Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

12.Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor

239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

13.Keputusan Walikota Bandung Nomor 327 Tahun 2001 tentang Tugas

Pokok dan Fungsi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota

Bandung.

14.Keputusan Walikota Bandung Nomor 332 Tahun 2001 tentang Uraian

Tugas Jabatan Struktural Dinas Daerah di Lingkungan Kota Bandung.

15.Keputusan Walikota Bandung Nomor 875.2/Kep.199-Huk/2002 tentang

Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Surat Ijin Usaha

Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Tanda Daftar

Gudang (TDG), Ijin Usaha Industri dari Walikota Bandung kepada

(45)

16.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

4.1.2 Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung

Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 24 Tahun

2005 Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar

sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran

dan realisasinya dalam satu pelaporan. Realisasi anggaran adalah pendapatan

yang tersedia yang telah diberikan kewenangannya melalui anggaran

pemerintah selama suatu tahun fiskal yang digunakan untuk membayar hutang

dan belanja dalam periode tertentu dari realisasi anggaran yang sudah

digunakan akan dilaporkan melalui laporan realisasi anggaran.

Dasar hukum pelaporan keuangan menurut Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) Nomor 24 Tahun 2005 pemerintah yang diselenggarakan

agar dapat disusun sebuah pelaporan keuangan yang sesuai dengan kebijakan

(46)

1. Undang-undang Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur

keuangan Negara;

2. Undang-undang di bidang keuangan keuangan Negara;

3. Undang-undang tentang anggaran pendapatan dan belanja Negara;

4. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah,

khususnya yang mengatur keuangan daerah;

5. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan

keuangan pusat dan daerah;

6. Ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang pelaksanaan

anggaran pendapat dan Belanja Negara/ Daerah;

7. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan

pusat dan daerah.

Prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran pada Dinas Koperasi

Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG)

Kota Bandung dimulai dengan pembuatan surat pemberitahuan kegiatan yang

sudah disahkan oleh Kepala Dinas Koperasi kemudian surat pemberitahuan

kegiatan tersebut dikirimkan ke Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPKAD) Bagian Anggaran Pemerintah Kota Bandung untuk dibuatkan

rancangan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), sehingga berdasarkan

rancangan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tersebut dapat dibuatkan

rancangan anggaran kas oleh pihak Bagian Anggaran Pemerintah Kota

Bandung. Apabila rancangan anggaran kas telah selesai disusun maka

(47)

Pelaksanaan Anggaran (DPA) agar rancangan Surat Penyediaan Dana (SPD)

dapat disesuaikan dengan anggaran yang diperlukan untuk seluruh kegiatan

yang akan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM)

dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung. Setelah

rancangan Surat Penyediaan Dana telah sesuai dengan anggaran yang

dianggarkan oleh pihak Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan

Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung, maka Surat

Penyediaan Dana (SPD) akan disahkan oleh Pemerintah Kota Bandung dan

dikirimkan kembali pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan

Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung untuk direalisasikan

sesuai dengan seluruh kegiatan yang sudah direncanakan.

4.1.3 Hambatan-hambatan yang Dihadapi serta Upaya yang Dilakukan Dalam Prosedur Penyusunan dan Realisasi Anggaran Pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung

Didalam sebuah penyusunan realisasi anggaran tentunya banyak sekali

kendala-kendala di dalamnya. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM)

dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung mengalami

berbagai hambatan pada saat penyusunan laporan realisasi anggaran,

(48)

1. Keterlambatan pada saat penyerahan dokumen-dokimen Surat

Pertanggungjawaban (SPJ) dari masing-masing Pejabat Pelaksana

Teknis Kegiatan (PPTK).

2. Ketidaksesuaian antara pelaksanaan kegiatan dengan administrasi yang

ada dari setiap Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

Selain hambatan-hambatan yang ada pada Dinas Koperasi Usaha Kecil

Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota

Bandung tentunya ada pula upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan

tersebut. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil

Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota

Bandung adalah sebagai berikut :

1. Pengguna anggaran dalam hal ini adalah Kepala Dinas harus bertindak

lebih tegas, responsif dan juga persuasif.

Dimana responsif itu sendiri memiliki pengertian cepat atau suka

merespon, bersifat menanggapi, tergugah hati dan bersifat member

tanggapan.

Sedangkan persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk

mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap dan perilaku

seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

orang tersebut.

2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) harus melaksanakan

kegiatan sesuai dengan administrasi dan keuangannya yang telah

(49)

4.2 Hasil Pembahasan

4.2.1Analisis Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung

Hasil analisis prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran yang

diperoleh dari data Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan

Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung. Prosedur

penyusunan laporan realisasi anggaran melalui beberapa tahapan hingga

anggaran dapat direalisasikan. Apabila prosedur penyusunan laporan realisasi

anggaran tidak berjalan dengan yang sudah ditentukan oleh pihak Pemerintah

Kota Bandung ataupun pihak intern Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah

(UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung itu

sendiri. Realisasi anggaran adalah pendapatan yang tersedia yang telah

diberikan kewenangannya melalui anggaran pemerintah selama suatu tahun

fiskal yang digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam periode

tertentu dari realisasi anggaran yang sudah digunakan akan dilaporkan melalui

laporan realisasi anggaran.

Sedangkan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 24

Tahun 2005 yaitu Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan

ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola

oleh pemerintah daerah/pusat, yang menggambarkan perbandingan antara

anggaran dan realisasinya dalam satu pelaporan. Laporan realisasi anggaran

(50)

Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung sangat bermanfaat karena sebagai

bentuk pertanggungjawaban terhadap anggaran yang sudah digunakan sehingga

dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kembali untuk kegiatan pada

semester atau tahun berikutnya.

Berikut Prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran padaDinas

Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan

(PERINDAG) adalah sebagai berikut:

1. Proses Penyusunan anggaran dimulai dengan penyusunan rancangan

Kebijakan Umum Anggaran dan dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS).

2. Kedua dokumen tersebut kemudian dibahas untuk menghasilkan sebuah

Nota Kesepakatan Kebijakan Umum Anggaran.

3. Berdasarkan Nota Kesepakatan tersebut, Kepala Dinas menyampaikan

Surat Edaran yang berisi Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Anggaran.

4. DPKAD melakukan kompilasi RKA untuk dibahas dan memperoleh

persetujuan bersama dengan DPRD sebelum diajukan dalam proses

Evaluasi.

5. Proses penetapan baru dapat dilakukan jika Mendagri menyatakan bahwa

Rencana Kerja Anggaran tidak bertentangan dengan kepentingan umum

dan peraturan perundangan yang lebih tinggi.

6. Kemudian oleh Mendagri akan memutuskan, apabila peraturan tersebut

(51)

menyetujuinya, dan apabila masih bertentangan maka Mendagri akan

membatalkan Rencana Kerja Anggaran tersebut.

7. Setelah disetujui maka Dinas Koperasi Usaha Kecil (UKM) dan

Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung harus

mempertanggungjawabkan dengan menyusun Laporan Realisasi Anggaran

masing-masing kegiatan yang ada pada Dinas Koperasi Usaha Kecil

(UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya prosedur Penyusunan

laporan realisasi anggaran yang berjalan dengan maksimal, tujuan dari kegiatan

yang akan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM)

dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung.

4.2.2 Analisis Hambatan-hambatan yang Dihadapi serta Upaya-upaya yang Dilakukan Dalam Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung

Hambatan didefinisikan sebagaai kondisi atau kejadian yang tidak pasti

yang apabila terjadi memiliki efek positif atau negatif terhadap tujuan organisasi.

Hambatan tersebut sangat mempengaruhi akan tercapai atau tidaknya tujuan

organisasi perusahaan. Menurut Azhar Susanto (2008:111) memandang

hambatan tersebut dari sudut yang berbeda yaitu peluang kerugian, kemungkinan

(52)

Dari pendapatan tersebut diatas secara sederhana dapat dikatakan bahwa

hambatan adalah akibat (baik positif atau negatif) yang tidak diharapkan dari

suatu kejadian. Untuk meminimalkan hambatan harus dikelola yang pada

dasarnya merencanakan dan mengendalikan hambatan melalui pengendalian

kegiatan perusahaan yang sedang dilaksanakan ataupun akan dilaksanakan.

Manajemen akan memilih strategi untuk merespon dan mengendalikan

resiko yang teridentifikasi dan telah dianalisis dengan cara Pengguna anggaran

dalam hal ini adalah Kepala Dinas harus bertindak lebih tegas, responsif (cepat

tanggap) dan juga persuasif (mempengaruhi seseorang dengan komunikasi), dan

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) hatus melaksanakan kegiatan sesuai

(53)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu

data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)."

Sedangkan pengertian objek penelitian menurut Suharsmi Arikunto (2000:29) adalah :

“Sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.”

Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menerangkan suatu

situasi dari objek yang akan di teliti dalam suatu penelitian. Adapun objek

yang penulis peneliti dalam suatu penelitian dalam menyusun laporan

Tugas Akhir ini adalah mengenai Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi

Anggaran pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan

Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung yang terletak di

(54)

3.2 Metode Penelitian

Menurut Dedi Mulyana, M.A (2002:145) pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut :

“Metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan

untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya “.

Sedangkan menurut Moh. Nazir (2005:54) adalah sebagai berikut : “Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Adapun pengertian metodologi penelitian deskriptif menurut

Sugiyono (2010:2) adalah sebagai berikut :

“Metodologi penelitian deskriptif pada dasarnya merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.”

Berdasarkan kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

metode yang di gunakan dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini adalah

metode deskriptif yang berusaha menyajikan dan mengembangkan secara

(55)

3.2.1 Desain

Definisi dari desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:11) adalah :

“Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan, mulai tahap persiapan sampai tahap penyusunan

laporan.”

Sedangkan menurut Husein Umar (2005:54-55) dalam buku “Metode Penelitian” desain penelitian adalah:

“Rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa

agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian”. Meninjau definisi desain penelitian yang telah dilakukan oleh

Moh. Nazir diatas, penulis berasumsi desain penelitian merupakan

semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian. Desain penelitian yang dilakukan yaitu memperhatikan

Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran pada Dinas

Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian

Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung. Desain penelitian yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan judul yang diteliti, sehingga dapat diketahui apa

yang akan diteliti dan yang menjadi masalah dalam penelitian.

Dimana judul penelitian ini adalah “analisis prosedur penyusunan

(56)

Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan (PERINDAG)

Kota Bandung .”

2. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap

suatu perusahaan. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Tidak sesuainya antara anggaran dengan realisasi yang ada

pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan

Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung.

b. Keterlambatan dalam menyusun laporan realisasi anggaran

pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan

Perindustrian Perdagangan (PERINDAG) Kota Bandung.

3. Melihat, mengumpulkan, dan menganalisis data-data mengenai

penyusunan laporan realisasi anggaran studi pada Dinas Koperasi

Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan

(PERINDAG) Kota Bandung.

4. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan

informasi yang diperoleh dari perusahaan.

5. Melaporkan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi

serta interprestasi data dan mengajukan beberapa saran untuk

(57)

3.2.2 Operationalisasi Variable

Pengertian dari operasional variabel menurut Sugiyono (2003:38) adalah :

“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Sedangkan pengertian operasional variabel menurut Sugiyono (2010:58) dalam buku “Metode Penelitian Bisnis” adalah :

“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel bebas (independent variable). Pengertian dari variabel bebas menurut Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera (2008 : 107) yaitu :

“ Merupakan variabel yang dapat diukur, dimanipulasi atau

dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan

suatu gejala yang diobservasi.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas

(independent variable) merupakan suatu variabel yang bebas dimana

keberadaanya tidak dipengaruhi oeh variable yang lain.

Operasionalisasi variabel dalam penelitian tentang prosedur

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM)
Tabel 4.1 Aktivitas Perusahaan
Gambar 2.1
Tabel 1.1 Data Kuantitatif 2006-2010
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaporan penyusunan anggaran administrasi perkantoran, sebaiknya kepala dinas dan staff bagian keuangan tetap mempertahankan kinerja yang baik dalam

(3) melihat perbandingan antara anggaran belanja yang disusun oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dengan anggaran belanja yang

TAPM yang berjudul Pelayanan Publik dalam meningkatkan Usaha Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Maksud Penyusunan Rencana Strategis Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Rote Ndao Tahun 2019-2024 adalah untuk

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lampung Barat yang disusun dengan memperhatikan Rencana Pembangunan

Bidang Perdagangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di bidang Perdagangan yang meliputi bina

Penelitian ini dengan permasalahan pembinaan UMKM oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah merupakan kajian yang akan dilakukan dengan memilah kualitas

Hambatan-hambatan dalam pembinaan usaha mikro kecil menengah oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Ciamis antara lain : Sosialisasi yang dilakukan