• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Sejarah Umum Dinas Pertamanan dan Pemakaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Sejarah Umum Dinas Pertamanan dan Pemakaman"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

 

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Sejarah Umum Dinas Pertamanan dan Pemakaman

Dinas Pertamanan dan Pemakaman adalah salah satu unit kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diberi tugas dan wewenang untuk membangun dan mengelola Ruang Terbuka Hijau Kota. Tugas tersebut secara resmi telah dijalankan sejak tahun 1970 dengan terbentuknya Dinas Pertamanan melalui KDKI Jakarta Nomor Cd3.1/1/1970

Secara kronologis, perkembangan unit ini berawal dari hasil studi banding anggota DPRD Propinsi DKI Jakarta ke luar negeri pada tahun 1961, yang merekomendasikan perlunya penataan pertamanan kota Jakarta agar dapat setara dengan ibukota negara lain di dunia.

Untuk mendukung kebutuhan tersebut, Pada tahun 1962, Pemerintah DKI Jakarta mendirikan Akademi Pertamanan (AKAP) yang para lulusannya dapat langsung bekerja di Seksi Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI Jakarta. Seiring dengan perjalanannya, pada tahun 1997 unit ini pernah berganti nama menjadi Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota, namun kemudian kembali memakai nama Dinas Pertamanan pada tahun 2002 hingga sekarang.

Pada awal keberadaannya, Dinas Pertamanan memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap wajah kota Jakarta. Penanaman pohon-pohon pionir seperti akasia (Acacia auriculiformis.) dan Angsana (Pterocarpus indicus.), menjadikan Jakarta yang semula gersang menjadi hijau.

(2)

 

Hingga tahun 2005, peran Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas visual dan lingkungan kota Jakarta semakin terlihat. Program pedestrianisasi di sepanjang jalan protokol Sudirman-Thamrin (dan akan berlanjut ke kawasan lainnya), peningkatan fungsi dan kualitas serta penambahan ruang terbuka hijau (terutama di kawasan permukiman kumuh-padat), peningkatan kualitan ornamen ruang kota, dan penanaman sejumlah pohon pelindung di beberapa kawasan kota Jakarta, merupakan sebagian hasil kerja nyata Dinas Pertamanan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Keberhasilan program-program kerja Dinas Pertamanan tentunya tidak terlepas dari dukungan dan peran serta masyarakat kota Jakarta. Secara bersama-sama, kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan impian untuk menjadikan kota Jakarta indah, nyaman, asri dan setara dengan ibukota negara-negara maju di dunia.

(3)

 

3.1.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.1:Struktur Organisasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman 3.1.2 Visi dan Misi

VISI :

1. Mewujudkan tertatanya ruang terbuka hijau dan keindahan kota Jakarta

2. Membangun ruang terbuka hijau sesuai kebutuhan kota Jakarta 3. Melaksanakan penghijauan di seluruh ruang terbuka kota Jakarta

(4)

 

4. Meningkatkan keindahan kota melalui penataan elemen sarana dan ornamen kota.

5. Menggalang peran serta aktif masyarakat di bidang Pertamanan dan keindahan kota.

MISI :

1. Menyelenggarakan penataan dan pengelolaan ruang terbuka hijau, ruang terbuka kota, keindahan tata hias kota serta penyelenggaraan pelayanan di bidang Pertamanan

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pertamanan dan Keindahan Kota

3. Pemberian perizinan atau rekomendasi, legalisasi dan sertifikasi di bidang Pertamanan dan Keindahan Kota

4. Pemungutan retribusi di bidang Pertamanan dan Keindahan Kota 5. Pemeliharaan, pengelolaan dan pengamanan di bidang Pertamanan

dan Keindahan Kota

6. Pemberdayaan usaha dan peran serta masyarakat dibidang Pertamanan dan Keindahan Kota

7. Pelayanan perencanaan teknis Pertamanan dan keindahan Kota 8. Pelayanan dan penyediaan taman / tanaman untuk masyarakat 9. Pengelolaan dukungan teknis dan administrative

3.1.3 Dasar Hukum

Undang - Undang No. 11. Tahun 1990 Tentang Susunan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Republik Indonesia.

(5)

 

2. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 134 Tahun 1998 Tentang pedoman penyusunan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi DKI Jakarta Daerah Tingkat I dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II.

3. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan

4. Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1999 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2010

5. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1999 Tentang Retribusi Daerah 6. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1988 Tentang Ketertiban Umum 7. SK. Gub. Provinsi DKI Jakarta No. 811 Tahun 1993 Tentang Renstra

1992 - 1997

8. SK. Gub. Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 2001 Tentang bentuk susunan organisasi & tata kerja Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta

9. SK. Gub. No. 8 Tahun 2002 Tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta.

3.1.4 Tugas Pokok & Fungsi Dinas Pertamanan

1. Menyelenggarakan penataan dan pengelolaan ruang terbuka hijau, ruang terbuka kota, keindahan tata hias kota serta penyelenggaraan pelayanan di bidang Pertamanan

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pertamanan dan Keindahan Kota

(6)

 

3. Pemberian perizinan atau rekomendasi, legalisasi dan sertifikasi di bidang Pertamanan dan Keindahan Kota

4. Pemungutan retribusi di bidang Pertamanan dan Keindahan Kota 5. Pemeliharaan, pengelolaan dan pengamanan di bidang Pertamanan

dan Keindahan Kota

6. Pemberdayaan usaha dan peran serta masyarakat dibidang Pertamanan dan Keindahan Kota

7. Pelayanan Perencanaan teknis Pertamanan dan Keindahan Kota 8. Pelayanan dan penyediaan taman / tanaman untuk masyarakat 9. Pengelolaan dukungan teknis dan administratif

10. Pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan Suku Dinas. 3.1.5 Data Kepegawaian

Gambar 3.2 : Data Kepegawaian Berdasarkan Golongan Dinas Pertamanan dan Pemakaman

(7)

 

Gambar 3.3 : Data Kepegawaian Berdasarkan Golongan Dinas Pertamanan dan Pemakaman

3.1.6 Sumber Daya

(8)

 

3.2 Analisa Kebutuhan Sistem

3.2.1 Sistem Yang Sedang Berjalan

Sistem yang dimiliki oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman saat ini adalah lokasi pesebaran beberapa ruang terbuka hijau yang ada di Jakarta. Sistem ini memperlihatkan informasi mengenai RTH yang sudah ada di Jakarta beserta data mengenai kondisi suatu RTH. Sedangkan sistem yang menghitung kebutuhan suatu RTH, Dinas Pertamanan dan Pemakaman masih belum memilikinya. Dalam menentukan suatu lokasi RTH biasanya dilakukan suatu survei lokasi secara manual untuk melihat apakah suatu tempat cocok untuk dijadikan suatu ruang terbuka hijau (RTH). Dalam rencana pembangunan dan pengembangan RTH yang fungsional suatu wilayah perkotaan, ada 4 (empat) hal utama yang harus diperhatikan yaitu a. Luas RTH minimum yang diperlukan dalam suatu wilayah perkotaan

ditentukan secara komposit oleh tiga komponen berikut ini, yaitu 1) Kapasitas atau daya dukung alami wilayah

2) Kebutuhan per kapita (kenyamanan, kesehatan, dan bentuk pelayanan lainnya)

3) Arah dan tujuan pembangunan kota.

b. Lokasi lahan kota yang potensial dan tersedia untuk RTH

c. Struktur dan pola RTH yang akan dikembangkan (bentuk, konfigurasi, dan distribusi)

(9)

 

3.2.2 Gambaran Umum Permasalahan

1. RTH kota tidak memenuhi persyaratan jumlah dan kualitas (RTH tidak tersedia, RTH tidak fungsional, RTH belum memenuhi kebutuhan masyarakat, fragmentasi lahan yang menurunkan kapasitas lahan dan selanjutnya menurunkan kapasitas lingkungan, alih guna dan fungsi lahan).

2. Lemahnya lembaga pengelola RTH

• Belum terdapatnya aturan hukum dan perundangan yang tepat • Belum optimalnya penegakkan aturan main pengelolaan RTH • Belum jelasnya bentuk kelembagaan pengelola RTH

• Belum terdapatnya tata kerja pengelolaan RTH yang jelas 3. Lemahnya peran stake holders

• Lemahnya persepsi masyarakat

• Lemahnya pengertian masyarakat dan pemerintah 4. Keterbatasan lahan kota untuk peruntukan RTH

• Belum optimalnya pemanfaatan lahan terbuka yang ada di kota untuk RTH fungsional.

3.3 Kebutuhan Sistem

Dengan membaca sistem yang sedang berjalan sekarang ini, dirasa perlu untuk meningkatkan kinerja sistem dalam hal efektifitas penentuan lokasi ruang terbuka hijau, antara lain :

(10)

 

1. Adanya suatu sistem informasi yang dapat menampilkan analisa kebutuhan RTH di suatu kelurahan berdasarkan pemenuhan kebutuhan oksigen.

2. Adanya suatu sistem informasi data spasial berupa peta-peta tata guna lahan, peta RTH yang sudah ada, dan peta jalan.

3. Sebuah database yang menyimpan data-data mengenai kebutuhan oksigen di suatu wilayah sebagai sebuah indikator luas RTH yang dibutuhkan.

3.4 Pemecahan Masalah

Dari analisa dan pengamatan sistem yang sudah dibuat terlebih dahulu dengan kekurangan-kekurangan yang ada, maka penulis bermaksud membuat sistem aplikasi dengan menggunakan SIG agar dapat digunakan untuk membantu mengurangi permasalahan di atas.

Dengan menggunakan SIG, sistem yang ada akan dirancang sedemikian rupa sehingga menamplikan informasi yang signifikan dan beserta keterangan-keterangan yang mendukung yang dapat dijadikan alasan yang kuat dan bermakna. Pada peta digital Kecamatan Kebayoran Lama yang telah diberikan simbol-simbol berupa polygon-polygon yang menandakan daerah-daerah yang mampu memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan RTH.

Informasi tersebut nantinya akan didapat dari hasil overlay beberapa peta utama yaitu peta Kecamatan Kebayoran Lama, peta semua kelurahan di Kecamatan Kebayoran Lama, peta RTH yang sudah ada di setiap kelurahan, dan lainnya yang kiranya dibutuhkan untuk mendukung analisa dan perancangan sistem perhitungan luas RTH berdasarkan kebutuhan oksigen.

(11)

 

Dengan sistem ini diharapkan menghasilkan sebuah informasi yang sangat mendukung, rinci, tepat, dan signifikan tentang lahan yang patut untuk djadikan RTH di kecamatan Kebayoran Lama.

3.5 Perancangan Sistem 3.5.1 Diagram Konteks

(12)

 

3.5.2 Diagram Nol

(13)

 

3.6 Perancangan Database

3.6.1 Entity Relationship Diagram

(14)

 

3.6.2 Spesifikasi Tabel 1. Tabel User

Nama Tabel : User

Deskripsi : berisi informasi mengenai data-data pengguna Primary Key : KdUser

Tabel 3.1 : Tabel User

Nama Field Tipe Panjang keterangan

KdUser Text 5 Kode Pengguna

KdRTH Text 5 Kode RTH

KdTPU Text 5 Kode TPU

Name Text 25 Nama Pengguna

Password Text 15 Kode rahasia pengguna untuk masuk ke dalam aplikasi

2. Tabel RTH

Nama Tabel : RTH

Deskripsi : berisi informasi mengenai data-data RTH Primary Key : KdRTH

Tabel 3.2 : Tabel RTH

Nama Field Tipe Panjang keterangan

KdRTH Text 5 Kode RTH

KdJalan Text 5 KodeJalan

(15)

 

Luas Integer 16 Luas RTH

3. Tabel Kendaraan

Nama Tabel : Kendaraan

Deskripsi : berisi informasi mengenai data-data kendaraan Primary Key : KdKendaraan

Tabel 3.3 : Tabel Kendaraan

Nama Field Tipe Panjang keterangan

KdKendaraan Text 5 Kode Kendaraan

Nama_Kendaraan Text 15 Nama Kendaraan Jum_Kendaraan Integer 10 Jumlah Kendaraan Jum_OksigenK Integer 10 Jumlah Oksigen

yang dibutuhkan kendaraan. 4. Tabel Jalan

Nama Tabel : Jalan

Deskripsi : berisi informasi mengenai data-data suatu jalan Primary Key : KdJalan

Tabel 3.4 : Tabel Jalan

Nama Field Tipe Panjang keterangan

KdJalan Text 5 Kode Jalan

(16)

 

5. Tabel Tata_Guna_Lahan

Nama Tabel : Tata_Guna_Lahan

Deskripsi : berisi informasi mengenai tata guna lahan RTH yang ada.

Primary Key : KdDetailLahan

Tabel 3.5 : Tabel Tata Guna Lahan

Nama Field Tipe Panjang Keterangan KdDetailLahan Text 5 Kode Detail Lahan

KdJalan Text 5 Kode Jalan

KdLahan Text 5 Kode Lahan

6. Tabel Lahan Terpakai

Nama Tabel : Lahan_Terpakai

Deskripsi : berisi informasi mengenai lahan yang telah dan belum dipergunakan

Primary Key : KdLahan

Tabel 3.6 : Tabel Lahan Terpakai

Nama Field Tipe Panjang Keterangan

KdLahan Text 5 Kode Lahan

Nama_Lahan Text 30 Nama Lahan

Luas_Lahan Integer 16 Luas Lahan 7. Tabel TPU

Nama Tabel : TPU

(17)

 

Primary Key : KdTPU

Tabel 3.7 : Tabel TPU

Nama Field Tipe Panjang Keterangan

KdTPU Text 5 Kode TPU

NamaTPU Text 30 Nama TPU

Luas Integer 16 Luas TPU

8. Tabel BatasKecamatan

Nama Tabel : BatasKecamatan

Deskripsi : berisi informasi mengenai batas-batas kecamatan Primary Key : KdLahan

Tabel 3.8 : Tabel Batas Kecamatan Nama Field Tipe Panjang Keterangan

KdBatas Text 5 Kode Batas

NamaBatas Text 20 NamaBatas

9. Tabel Kelurahan

Nama Tabel : Kelurahan

Deskripsi : berisi informasi mengenai data-data kelurahan Primary Key : KdKelurahan

Tabel 3.9 : Tabel Kelurahan

Nama Field Tipe Panjang Keterangan

KdKelurahan Text 5 Kode Kelurahan

(18)

 

KdJalan Text 5 Kode Jalan

KdBatas Text 5 KodeBatas

KdKendaraan Text 5 Kode Kendaraan

NamaKelurahan Text 20 Nama Kelurahan

10. Tabel Penduduk

Nama Tabel : Penduduk

Deskripsi : berisi informasi mengenai penduduk Primary Key : KdPenduduk

Tabel 3.10 : Tabel Penduduk

Nama Field Tipe Panjang keterangan

KdPenduduk Text 5 Kode Penduduk

Jum_Penduduk Integer 15 Jumlah Penduduk Jum_Oksigen Integer 10 Jumlah Oksigen

yang dibutuhkan Penduduk

(19)

 

3.7 State Transition Diagram

(20)

 

3.8 Perancangan Menu

(21)

 

3.9 Perancangan Layar

3.9.1 Layar Halaman Pembuka

Layar ini akan muncul ketika program pertama kali dijalankan.

Gambar 3.10 : Layar Halaman Pembuka 3.9.2 Layar Menu Log In

Menampilkan tampilan Menu Log In. Menu Log In memberikan nilai keamanan dari pengolahan data.

(22)

 

3.9.3 Layar Menu Pembuka

Pada layar Menu Pembuka akan menampilkan beberapa menu antara lain “File”, “View”, “Print”, “Help”.

Gambar 3.12 : Layar Menu Pembuka 3.9.4 Tampilan Sub Menu dari “File”

Tampilan Sub Menu dari “File” yang terdiri dari “Exit”.

(23)

 

3.9.5 Tampilan Sub Menu dari “View”

Tampilan Sub Menu dari “View” yang terdiri dari “Map Analysis”.

Gambar 3.14 : Sub Menu, Menu “View” 3.9.6 Tampilan Sub Menu dari “Print”

Tampilan Sub Menu dari “Print” yang terdiri dari “Print Out”.

(24)

 

3.9.7 Tampilan Sub Menu dari “Help”

Tampilan Sub Menu dari “Help” yang terdiri dari “How To Use Program

Gambar 3.16 :Sub Menu, Menu “Help” 3.9.8 Layar Sub Menu “Analisa Peta”

Menampilkan sub menu “Analisa Peta” yang memiliki beberapa menu di dalamnya. Menu – menu tersebut terdiri dari “File” “Layer”,”Operation,”Calculate”, dan “Help”.

(25)

 

3.9.9 Layar Sub Menu “File”

Tampilan Sub Menu dari “File” yang terdiri dari “Print”, “Close”, dan “Exit”.

Gambar 3.18 : Layar Sub Menu “File” 3.9.10Layar Sub Menu “Layer”

Menampilkan sub menu Layer. Sub menu di dalamnya adalah beberapa layer yang digunakan untuk analisa peta.

(26)

 

3.9.11Layar Sub Menu “Operation”

Menampilkan sub menu “Operation” yang terdiri dari “Zoom In”, “Zoom Out”, “Zoom”, “Pan”, “Full Extent”, dan “Reset”.

Gambar 3.20 : Layar Sub Menu “Operation3.9.12Layar Sub Menu “Calculate”

Menampilkan sub menu “Calculate” yang terdiri dari “Area

(27)

 

3.10 Spesifikasi Modul Data Modul Utama

Masuk Modul Utama

Panggil Modul Selamat Datang Lakukan input User & Password Klik tombol Submit

Masuk Menu Pembuka

Panggil Form Menu Pembuka Tampilkan layar Menu Pembuka Akhir Pilihan

Lakukan Pilihan

Pilih Menu (“File”)

Tampilkan Sub Menu File Pilih menu “Exit

Exit Program Pilih Menu (“View”)

Tampilkan Submenu view Pilih analisis Peta

Panggil form analisis peta Tampilkan form analisis Peta Lakukan Pilihan

Pilih Menu (“File”)

Tampilkan Sub Menu File Lakukan pilihan

(28)

 

Pilih menu “Print

Tampilkan submenu print Panggil modul print Klik ok untuk process Pilih menu “Close

Kembali ke form Menu Pembuka Pilih menu “Exit

Exit Program Pilih Menu (“Layer”)

Tampilkan submenu Layer Lakukan Pilihan

Pilih layer n

Aktifkan/nonaktifkan layer n Pilih Menu (“Operation”)

Tampilkan submenu dari Operation Lakukan Pilihan

Pilih submenu “Zoom In” Peta mendetail ke dalam Pilih submenu “Zoom Out” Peta terlihat mengecil Pilih submenu “Zoom

Pilih daerah pada peta Peta terlihat mendetail ke dalam

(29)

 

Geser daerah pada peta Pilih submenu “Full Extent” Peta terlihat secara keseluruhan

Pilih submenu “Reset

Peta kembali ke keadaan normal Pilih menu “Calculate

Tampilkan sub menu dari calculate Lakukan Pilihan

Pilih submenu “Gov’s Data” Pilih kecamatan

Klik Table

Tampilkan data kependudukan , LHR Kendaraan, form hasil perhitungan

Pilih submenu Simulation Pilih Kecamatan

Klik Table Isi Data

Tampilkan form perhitungan RTH Klik Find Area

Tampilkan kekurangan RTH

Akhir Pilihan Akhir Pilihan Akhir Pilihan

(30)

 

Pilih menu “Print”

Tampilkan submenu print Pilih menu “Print Out”

Panggil modul print Klik ok untuk process Pilih menu “Help”

Tampilkan submenu help

Pilih menu “How To Use Program” Panggil modul Help

Tampilkan model Help Akhir Pilihan

Akhir Modul Utama

Gambar

Gambar 3.1:Struktur Organisasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman  3.1.2  Visi dan Misi
Gambar 3.2 : Data Kepegawaian Berdasarkan Golongan Dinas Pertamanan dan  Pemakaman
Gambar 3.3 : Data Kepegawaian Berdasarkan Golongan Dinas Pertamanan dan  Pemakaman
Gambar 3.5 : Diagram Konteks
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan Rencana Induk Pelestarian Kawasan Situs Sangiran, khususnya di bidang pemanfaatan dalam hal edukasi, ilmu pengetahuan, dan pari- wisata, pengembangan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kasus selisih rata-rata status gizi sebelum dan setelah pemberian nugget tempe dengan subtitusi ikan gabus adalah sebesar

Ketebalan bahan isolasi LDPE, dari hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tebal bahan tersebut, maka nilai ESDD yang diperoleh dipermukaannya semakin tinggi dan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, maka peneliti dapat mengemukakan simpulan untuk pelafalan anak usia 2 (dua) tahun dalam melafalkan kosakata dasar

Foto yang disebelah kanan adalah ketika Suraya mengecek kembali (dengan keyakinannya mengevaluasi embat gamelan yang telah dibuatnya) jarak nada atau interval pada

Maksudnya adalah merencanakan bagaimana anda akan mengekspresikan diri anda sendiri dalam menulis. Dalam busnis, tulisan seharusnya simple, direct, dan conversational.

Permasalahan pada kendaraan bermesin injeksi adalah bahwa sangat sulit untuk menetapkan waktu pengapian jika dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai, misalnya

Penelitian Maiga dan Jacobs (2007); Maria dan Nahartyo (2014) menunjukkan bahwa keadilan distributif dalam proses anggaran dapat meminimalisasi kecenderungan karyawan