• Tidak ada hasil yang ditemukan

WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 10 METER 320 LUBANG UDARA DAN PENAMBAHAN PENUTUP GAS BUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 10 METER 320 LUBANG UDARA DAN PENAMBAHAN PENUTUP GAS BUANG"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 10 METER 320

LUBANG UDARA DAN PENAMBAHAN PENUTUP GAS

BUANG

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin

Diajukan oleh

DOMINICO SAVIO KRISMAS WINDU KUSUMA

NIM : 105214066

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

WATER HEATER WITH 10 METERS LENGTH OF PIPE 320

AIR INTAKE HOLES AND COMPLETED WITH EXHAUST

COVER

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement

to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering

By

DOMINICO SAVIO KRISMAS WINDU KUSUMA

Student Number : 105214066

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 10 Juli 2014

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma :

Nama : Dominico Savio Krismas Windu Kusuma

Nomor Mahasiswa : 105214066

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

Water Heater Dengan Panjang Pipa 10 Meter 320 Lubang Udara dan

Penambahan Penutup Gas Buang

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media yang lain, mengelola di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 10 Juli 2014

Yang menyatakan,

(7)

vii

ABSTRAK

Salah satu teknologi yang sekarang ini banyak diminati di kalangan rumah tangga adalah water heater. Selain kebutuhan rumah tangga, water heater banyak digunakan untuh kebutuhan rumah sakit, hotel dan industri.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Teknik Mesin Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (a) merancang dan membuat water heater tenaga gas LPG, (b) mendapatkan hubungan antara debit air yang mengalir dengan suhu air keluar water heater, (c) mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor, (d) Menghitung kalor yang diterima air, (e) menghitung kalor yang diberikan gas LPG, (f) menghitung efisiensi water heater.

Water heater yang dibuat memiliki dimensi tinggi 37 cm, diameter tabung paling luar 34 cm, diameter tabung tengah 26 cm, diameter tabung paling dalam 9 cm, selimut diameter luar memiliki jumlah lubang udara 320 dengan diameter lubang 10 mm, selimut diameter tengah memiliki jumlah lubang udara 680 dengan diameter lubang 10 mm, selimut diameter dalam memiliki jumlah lubang udara 221 dengan diameter lubang 10 mm, panjang pipa saluran air 10 meter, diameter dalam pipa saluran air 12,7 mm, dan 8 buah sirip dari pipa tembaga dengan panjang sirip 30 cm dan diameter dalam 12,7 mm. Variasi dilakukan pada tinggi pembukaan tutup gas buang, yaitu sebesar 10 putaran (1 cm), 20 putaran (2 cm), dan 30 putaran (3 cm).

Hasil penelitian memberikan beberapa kesimpulan yaitu (a) water heater

dengan spesifikasi menggunakan panjang pipa saluran air 10 meter, diameter dalam pipa 0,5 inchi (12,7 mm) dan penambahan penutup gas buang dapat bekerja dengan baik dan mampu bersaing dengan water heater yang beredar di pasaran. Pada suhu air keluar untuk mandi yaitu 36 °C – 40 °C debit air keluar yaitu 10,56 liter/menit – 16,5 liter/menit, dengan efisiensi 46,20 % - 48,41 %, (b) hasil terbaik hubungan antara debit air dengan temperatur air yang keluar dari water heater

dinyatakan dengan persamaan : To = 91,70 ṁ -0,31. Persamaan tersebut berlaku untuk nilai 2,52 < ṁ < 36. pada tekanan udara pada 1 atm dan pada suhu air masuk 27,8 oC, ṁ adalah debit aliran air dalam liter/menit, (c) hasil terbaik hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang keluar dari water heater

dinyatakan dengan persamaan : q air = -5,253 ṁ2 + 211,0 ṁ + 8244. Persamaan tersebut berlaku untuk nilai 2,52 < ṁ < 36. Pada tekanan udara pada 1 atm dan pada suhu air masuk 27,8 oC, ṁadalah debit aliran air dalam liter/menit, (d) hasil terbaik hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater yang keluar dari

water heater dinyatakan dengan persamaan : η = -0,025 ṁ2 + 1,010 ṁ + 39,45. Persamaan tersebut berlaku untuk nilai ṁ sebesar 2,52 < ṁ< 36. Pada tekanan udara pada 1 atm dan pada suhu air masuk 27,8 oC, ṁ adalah debit aliran air dalam liter/menit, (e) kalor yang diberikan gas LPG sebesar 20,897 kW, (f) kalor yang diterima air paling tinggi sebesar 10,28 kW.

(8)

viii

ABSTRACT

One of the technologies that are now in great demand among households is water heater. Besides as a household need, water heater is also used for need of hospitals, hotels and industries.

This research was conducted in Laboratory of Mechanical Engineering Study Program of Sanata Dharma University. This research was aimed to (a) design and make water heater with LPG gas power, (b) obtain the relationship between discharge of water flowing out with the temperature of water out of water heater, (c) obtain the relationship between discharge water with the rate of heat flow, (d) count heat that was accepted by water, (e) count heat that was given by LPG gas, (f) count the efficiency of water heater.

The water heater had dimension of high 37 cm, diameter of outside tube 34 cm, diameter of middle tube 26 cm, diameter of inside tube 9 cm, blanket of outside diameter had 320 numbers of air holes with 10 mm as the diameter of hole, blanket of middle diameter had 680 numbers of air holes with 10 mm as the diameter of hole, blanket of inside had 221 numbers of air holes with 10 mm as the diameter of hole, the lenght of plumbing was 10 meters, the diameter of plumbing inside was 12,7 mm, and 8 fins from copper pipe with the length of fin was 30 cm and the inside diameter was 12,7 mm. Variation was done at the opening high of exhaust gas cap, it was 10 rounds (1 cm), 20 rounds (2 cm), and 30 rounds (3 cm).

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas

berkat dan kasih serta penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul : “Water Heater dengan Panjang Pipa 10 meter 320 Lubang dan

Penambahan Penutup Gas Buang”, dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan

Strata-1 (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan

Skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. P.H. Prima Rosa, S.Si, MSc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ir. PK. Purwadi, M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin dan Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan kepada

penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

3. Orangtua yang sudah memberi perhatian selama proses perkuliahan hingga

selesainya Skripsi ini, baik dalam bentuk doa, dukungan dan motivasi.

4. Deny, Galih, Andre yang telah bersama – sama dalam pembuatan alat dan pengambilan data.

5. Laboran prodi Teknik Mesin yang sudah bersedia membantu dalam hal

(10)

x

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan Skripsi ini

masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan

masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Terima

kasih.

Yogyakarta, 10 Juli 2014

(11)

xi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.4. Batasan Masalah... 4

1.5. Manfaat... 5

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA……….... 6

(12)

xii

2.1.1. Perpindahan Kalor... 6

2.1.2. Perancangan Saluran Air..……….. 9

2.1.3. Saluran Udara Untuk Kebutuhan Pembakaran………….. 12

2.1.4. Sirip………... 12

2.1.5. Isolator... 13

2.1.6. Bahan Bakar / Sumber Energi... 14

2.1.7. Kebutuhan Udara... 2.1.8. Saluran Gas Buang... 2.1.9. Sumber Api... 2.1.10. Laju Aliran Kalor yang Diterima Air... 16 16 17 18 2.1.11. Laju Aliran Kalor yang Diberikan Gas…………... 19

2.1.12. Efisiensi... 20

2.2. Tinjauan Pustaka... 20

2.2.1. Macam – macam Water Heater yang Ada Di pasaran... 20

2.2.2. Konstruksi Water Heater Gas LPG... 22

2.2.3. Hasil Penelitian Water Heater Gas LPG... 26

BAB III PEMBUATAN ALAT……….. 30

3.1. Persiapan Pembuatan Water Heater………... 30

(13)

xiii

Water Heater...

3.1.3. Cara Kerja Water Heater... 38

3.2. Peralatan yang dipergunakan dalam pembuatan alat penelitian ... 38

3.3. Perakitan………... 41

BAB IV METODE PENELITIAN……… 44

4.1. Skema Pengujian………... 44

4.2. Variasi Penelitian………... 45

4.3. Peralatan Pengujian………... 45

4.4. Metode Pengumpulan Data………... 49

4.5. Metode Pengolahan Data………... 50

4.6. Metode Pengambilan Kesimpulan………... 51

BAB V HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN………. 52

5.1. Hasil Pengujian Water Heater………... 52

5.2. Perhitungan Matematis………... 54

5.2.1. Perhitungan Kecepatan Air Rata – rata um…………... 54

5.2.2. Perhitungan Laju Aliran Massa Air, mair………. 55

5.2.3. Perhitungan Laju Aliran Kalor yang Diterima Air…….. 56

5.2.4. Perhitungan Laju Aliran Kalor yang Diberikan Gas…… 56

5.2.5. Efisiensi……… 57

5.5. Pembahasan………. 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……… 70

(14)

xiv

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kompor yang digunakan pada water heater……….. 18

Gambar 2.2 Aliran fluida………... Gambar 2.6 Skema perancangan water heater dengan pemanasan pipa tidak bersentuhan langsung dengan api dan pipa spiral berbentuk persegi………... 23

Gambar 2.7 Konstruksi perancangan water heater dengan tangki penampungan………... 24

Gambar 2.8 Konstruksi water heater dengan tangki penampungan dan penambahan pipa spiral………... 25

Gambar 2.9 Konstruksi water heater tanpa tangki penampungan………… 26

Gambar 3.1 Kerangka tabung dalam………... 31

Gambar 3.2 Tutup bawah kerangka tabung dalam……… 31

Gambar 3.3 Kerangka tabung tengah……… 31

Gambar 3.4 Kerangka tabung luar………. 32

Gambar 3.5 Pipa saluran air………... 32

Gambar 3.6 Selimut tabung dalam……… 32

Gambar 3.7 Selimut tabung tengah………... 33

(16)

xvi

Gambar 3.9 Tutup water heater………. 33

Gambar 3.10 Water heater………... 33

Gambar 3.11 Pipa tembaga……….. 34

Gambar 3.12 Besi nako ukuran 10 mm………... 35

Gambar 3.18 Spring center………... 38

Gambar 3.19 Pemotong pipa………... 39

Gambar 3.20 Mesin bor universal………... 40

Gambar 3.21 Mesin gerinda……… 40

Gambar 3.22 Las listrik………... 40

Gambar 3.23 Tang rivet………... 41

Gambar 4.1 Skema pengujian water heater………. 44

Gambar 4.2 Tabung gas berisi LPG……….. 46

Gambar 4.3 Termocouple menggunakan display digital dengan tipe APPA51………. 47

Gambar 4.4 Stopwatch………... 47

Gambar 4.5 Gelas Ukur………. 48

(17)

xvii Gambar 5.7 Hubungan debit air dengan efisiensi yang diperlukan water

(18)

xviii

Gambar 5.8 Hubungan debit air dengan efisiensi yang diperlukan water heater, dengan 320 lubang udara dengan pembukaan tutup 2 cm ………...……… 62 Gambar 5.9 Hubungan debit air dengan efisiensi yang diperlukan water

heater, dengan 320 lubang udara dengan pembukaan tutup 3 cm ………...……… 63 Gambar 5.10 Hubungan antara debit air dengan temperatur air keluar water

heater 320 lubang pada pembukaan tutup gas buang sebesar 10 putaran (1 cm), 20 putaran (2 cm), dan 30 putaran (3

cm)….………. 64 Gambar 5.11 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang

diperlukan water heater 320 lubang pada pembukaan tutup gas buang sebesar 10 putaran (1 cm), 20 putaran (2 cm), dan 30

putaran (3 cm)………... 66 Gambar 5.12 Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater 320

lubang pada pembukaan tutup gas buang sebesar 10 putaran (1

(19)

xix

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 2.1 Tabel perbandingan kekuatan material antara tembaga dan jenis

material yang lain………... 10 Tabel 2.2 Nilai konduktivitas termal………. 11 Tabel 2.3 Konduktivitas termal beberapa media………... 14 Tabel 2.4 Daya pemanasan dan efisiensi alat masak dengan gas LPG dan

bahan bakar lainnya……… 15 Tabel 2.5 Komposisi udara dalam keadaan normal………... 16 Tabel 4.1 Tabel isian untuk pengambilan data konsumsi gas……… 49 Tabel 4.2 Pengambilan data debit air dengan pembukaan tinggi tutup gas

buang 10 putaran: 1 cm………..……… 59 Tabel 4.3 Pengambilan data debit air dengan pembukaan tinggi tutup gas

buang 20 putaran: 2 cm………..……… 50 Tabel 4.4 Pengambilan data debit air dengan pembukaan tinggi tutup gas

buang 30 putaran: 3 cm………..………... 50 Tabel 5.1 Konsumsi gas pada setiap tinggi pembukaan tutup gas buang….. 52 Tabel 5.2 Hasil pengujian water heater, dengan 320 lubang udara dan 10

putaran tutup gas buang (1 cm)……….. 53 Tabel 5.3 Hasil pengujian water heater, dengan 320 lubang udara dan 20

(20)

xx

Tabel 5.4 Hasil pengujian water heater, dengan 320 lubang udara dan 30

putaran tutup gas buang (3 cm)……….. 54 Tabel 5.5 Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG………. 57 Tabel 5.6 Hasil perhitungan 𝑚𝑎𝑖𝑟 dan 𝑞𝑎𝑖𝑟 water heater, dengan 320

lubang udara dan 10 putaran tutup gas buang (1 cm)………….... 57 Tabel 5.7 Hasil perhitungan 𝑚𝑎𝑖𝑟 dan 𝑞𝑎𝑖𝑟 water heater, dengan 320

lubang udara dan 20 putaran tutup gas buang (2 cm)……… 58 Tabel 5.8 Hasil perhitungan 𝑚𝑎𝑖𝑟 dan 𝑞𝑎𝑖𝑟 water heater, dengan 320

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hampir dalam kehidupan manusia setiap hari selalu menggunakan air

panas untuk memenuhi kebutuhannya. Mulai dari membuat minuman seduh,

memasak, membersihkan luka dan juga mandi. Kebanyakan dari mereka merebus

air untuk mandi, yang sering menggunakan air hangat untuk mandi biasanya

orang – orang yang beraktivitas mulai dari pagi sampai sore, hal tersebut mengakibatkan fisik menjadi lelah. Untuk menghilangkan rasah lelah maka tidak

jarang orang tersebut mandi menggunakan air hangat untuk menghilangkan rasa

lelah.

Untuk orang – orang yang tinggal di pegunungan air hangat juga sangat dibutuhkan, karena suhu di daerah pegunungan lebih rendah dibandingkan

dengan di daerah pantai dan di daerah pegunungan itu sendiri terkena sinar

matahari lebih sedikit. Kemudian dibidang perhotelan, air hangat dipergunakan

sebagai salah satu fasilitas yang disediakan oleh management hotel untuk orang

yang menginap di hotel. Selain itu, air hangat juga dipergunakan di rumah sakit,

untuk memandikan orang-orang yang sedang sakit. Sedangkan di salon

kecantikan, air hangat digunakan untuk mencampur ramuan atau jamu yang

digunakan untuk mandi.

(22)

Water heater dengan energi matahari (Solar Water Heater), mudah diterapkan pada negara tropis karena memanfaatkan energi gratis dan tidak

terbatas dari panas sinar matahari pada saat musim kemarau datang serta tidak

menghasilkan gas polutan. Namun kemampuan dari alat tersebut bergantung pada

banyaknya sinar matahari dan besar penampung air yang akan dipanaskan

sehingga terbatas penggunaannya (volume air panas yang dapat dipergunakan dan

suhu yang bisa dihasilkan oleh alat tersebut). Bila terjadi cuaca yang tidak

mendukung (saat musim dingin / penghujan), water heater tipe ini tidak dapat lagi atau susah untuk digunakan serta untuk biaya pemasangan alat water heater

jenis ini relatif mahal.

Water heater tenaga Listrik menggunakan energi listrik untuk memanaskan airnya. Sedangkan untuk water heater jenis ini sangat mudah didapatkan di toko - toko elektronik dan penggunaannya lebih praktis

dibandingkan dengan menggunakan tenaga surya, karena instalasi listrik sudah

terdapat dimana - mana. Kelebihan dari pemanas air jenis ini yaitu alat tidak

menimbulkan suara yang berisik dan tidak memakan tempat yang banyak. Namun

ada juga kekuranganya yaitu apabila terjadi pemadaman listrik, maka water heater jenis ini tidak dapat berfungsi dan tingkat perbaikan kerusakan sangat sulit, sehingga biaya untuk perawatan yang cukup mahal tetapi hasil yang

dihasilkan kurang memuaskan. Kemudian volume air panas yang dihasilkan juga

dalam jumlah tertentu, jika volume air panas yang dipergunakan sudah habis,

(23)

water heater dengan menggunakan tenaga listrik jauh lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan gas LPG.

Water heater tenaga gas LPG menggunakan bahan bakar gas untuk memanaskan air dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan water heater

tenaga listrik maupun tenaga surya, karena konsep kerjanya yang sederhana serta

mirip dengan penggunaan kompor gas di rumah maka penggunaannya lebih

mudah dibandingkan dengan water heater lainnya. Keuntungan menggunakan

water heater jenis ini adalah air panas yang dipergunakan tidak terbatas, karena pemanasan airnya berlangsung secara konstan. Selama air dapat mengalir, selama

itu pula air panas dapat dihasilkan oleh water heater jenis ini. Apabila menginginkan suhu yang panas maka debit air yang dihasilkan akan lebih sedikit

daripada memilih suhu yang agak panas dan memiliki debit air keluar yang

tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu rancangan water heater berbahan bakar gas LPG yang nantinya dapat dihasilkan laju aliran perpindahaan kalor yang baik.

Selain itu, dilihat dari sisi ekonomi water heater jenis ini lebih murah dibandingkan dengan pemanas air lainnya. Kerugian dari water heater tenaga gas LPG, harus menjaga secara hati-hati agar tabung gas tidak mengalami kebocoran

yang mengakibatkan bahaya ledakan dan suara yang dihasilkan oleh kompor

sangat berisik karena rata – rata menggunakan kompor yang high pressure.

Dengan latar belakang diatas, penulis termotivasi untuk melakukan

(24)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pembuatan water heater yaitu :

a. Apakah besar kecilnya pembukaan tutup gas buang berpengaruh terhadap

suhu air keluar water heater ?

b. Apakah jumlah besar kecilnya pembukaan tutup gas buang berpengaruh

terhadap efisiensi water heater ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Merancang dan membuat water heater tenaga gas LPG.

b. Mendapatkan hubungan antara debit air yang mengalir dengan suhu air

keluar water heater.

c. Mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor.

d. Menghitung kalor yang diterima air.

e. Menghitung kalor yang diberikan gas LPG.

f. Menghitung efisiensi water heater.

g. Merancang water heater dengan penambahan variasi. 1.4. Batasan Masalah

Batasan –batasan pada pembuatan water heater :

a. Tinggi alat water heater : 37 cm, diameter tabung dalam: 9 cm, diameter tabung tengah : 26 cm dan diameter tabung luar 34 cm.

b. Pada tabung dalam jumlah lubang ada 221 lubang dengan diameter lubang

(25)

c. Pada tabung tengah jumlah lubang ada 680 lubang dengan diameter

lubang 10 mm.

d. Pada tabung luar jumlah lubang ada 320 lubang dengan diameter lubang

10 mm.

e. Panjang dari pipa saluran air yaitu 10 meter, dengan dua lintasan.

f. Bahan pipa saluran air dari tembaga dengan diameter dalam : 1/2 inch =

12,7 mm.

g. Pipa bersirip dengan jumlah sirip : 8 dan panjang sirip 30 cm.

h. Sirip dari bahan pipa tembaga dengan diameter dalam : 1/2 inch = 12,7

mm.

i. Kerangka menggunakan bahan yang terdiri dari besi plat strip dan besi

nako dengan ukuran 1 cm.

j. Selimut menggunakan bahan dari plat galvanum.

k. Tutup water heater terbuat dari bahan plat besi acer. 1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian alat water heater yaitu :

a. Memperluas pengetahuan tentang pembuatan water heater.

b. Hasil perancangan water heater dapat digunakan oleh kalangan masyarakat luas.

(26)

6

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori

2.1.1. Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor adalah proses berpindahnya kalor dari benda yang

mempunyai temperatur lebih tinggi ke benda lain yang temperaturnya lebih

rendah dengan melalui atau tanpa zat perantara. Apa yang ada dalam perpindahan,

yang disebut panas, tidak dapat diukur dan diamati secara langsung, tetapi

pengaruhnya dapat diamati dan diukur (Kreith, 1985). Kecepatan perpindahan

panas ini akan bergantung pada perbedaan suhu antara kedua kondisi. Semakin

besar perbedaan suhu kedua benda, makaakan semakin besar pula kecepatan

pindah panasnya.

Proses perpindahan kalor dari suatu tempat ke tempat lain dapat terjadi

melalui tiga cara, yaitu, secara konveksi, secara konduksi dan secara radiasi.

a. Perpindahan Panas Konveksi

Perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan

partikel-partikel zat tersebut disebut dengan konveksi. Perpindahan panas dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya di atas suhu fluida sekitarnya

berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama, panas akan mengalir dengan cara

konduksi dari permukaan ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi yang

berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu dan energi dalam

(27)

daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam fluida dimana mereka akan bercampur

dan memindahkan sebagian energinya kepada partikel-partikel fluida lainnya,

peristiwa tersebut dapat kita amati pada proses memanaskan air. Ketika air mulai

dipanasi, air terlihat seperti berputar dr bawah ke atas dan sebaliknya. Ketika air

dipanaskan maka air pada bagian bawah akan terlebih dahulu panas, saat air yang

di dasar panci menjadi panas maka air akan bergerak ke atas (terjadi perubahan

massa jenis air) sedangkan air di bagian atas akan bergerak ke bawah begitu

seterusnya sampai seluruh bagian air panas. Sedangkan untuk perpindahan panas

konveksi di udara disebabkan karena partikel udara akan mengalami perubahan

massa jenis akibat pengaruh kalor. Oleh karena massa jenisnya kecil, udara yang

bersuhu tinggi tersebut akan naik. Sebaliknya udara yang bersuhu lebih rendah

akan mempunyai massa jenis yang besar, maka udara tersebut akan turun. Contoh

perpindahan panas konveksi udara dapat ditemui pada ventilasi ruangan dan

cerobong asap. Proses perpindahan panas secara konveksi yang terjadi pada water heater ini terletak pada saat panas yang diterima oleh pipa tembaga dari nyala api, kemudian panas diterima oleh air yang mengalir di dalam pipa tembaga tersebut.

b. Perpindahan Panas Secara Konduksi (hantaran)

Konduksi adalah proses mengalirnya panas atau kalor dari daerah yang

bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium

tertentu (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang

bersinggungan secara langsung. Setiap benda mempunyai nilai konduktivitas

termal yang berbeda (kemampuan mengalirkan panas)yang akan mempengaruhi

(28)

tinggi nilai konduktivitas benda, semakin cepat mengalirkan panas yang diterima

dari satu sisi ke sisi yang lain. Proses konduksi dapat dirasakan dengan

menyentuh atau menghubungkan permukaan – permukaan yang mengandung panas. Contoh perpindahan panas secara konduksi adalah jika sebuah logam yang

salah satu ujungnya dipanaskan dalam selang waktu tertentu, ujung lainnya pun

akan terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa pada batang logam tersebut terjadi

aliran atau perpindahan kalor dari bagian logam yang bersuhu tinggi (yang

terkena langsung oleh api) ke bagian logam yang bersuhu rendah (yang tidak

terkena api).

Contohnya yaitu ketika memasak air menggunakan panci di atas kompor,

maka kalor akan perpindah dari api (kompor) ke panci yang kemudian

menyebabkan air mendidih. Sedangkan proses perpindahan panas konduksi yang

terjadi pada water heater terjadi pada saat api mulai membakar sirip – sirip, kemudian panas yang diterima oleh sirip – sirip akan diteruskan menuju pipa tembaga saluran air (sirip dan pipa tembaga saling menempel).

c. Perpindahan Panas Radiasi

Menurut Kreith (1985) radiasi adalah proses mengalirnya panas dari benda

yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah saat benda-benda itu terpisah

di dalam ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut.

Kalor diradiasikan melalui bentuk gelombang cahaya, gelombang radio,

dan gelombang elektromagnetik. Radiasi juga dapat dikatakan sebagai

perpindahan kalor melalui media atau ruang yang akhirnya diserap oleh benda

(29)

api unggun, siapa yang berada di dekat api unggun akan merasakan hangat dan

saat matahari memancarkan panas ke bumi, sehingga panas itu dapat kita rasakan.

Pada alat water heater, peristiwa radiasi terjadi saat pada perpindahan panas antara dinding permukaan tabung dalam dengan permukaan tabung luar water heater.

2.1.2. Perancangan Saluran Air

Saluran air pada alat water heater biasanya menggunakan pipa tembaga dengan diameter dalam pipa ½ inchi (12,7 mm). Ada beberapa pertimbangan

dalam menentukan perancangan pipa saluran air di antaranya adalah kehalusan

permukaan saluran pipa, bahan pipa, diameter pipa saluran air, dan hambatan

pipa.

a. Kehalusan Permukaan Saluran Pipa

Bagian dalam pipa juga dipilih yang baik. Semakin halus permukaan pipa

bagiandalam, semakin kecil pula gesekan yang terjadi, sehingga aliran air menjadi

lancar. Alasan menggunakan pipa tembaga karena bagian luar dan dalam pipa

tembaga memiliki permukaan yang halus yang mengakibatkan mempunyai sedikit

hambatan.

b. Bahan Pipa

Bahan pipa dipilih yang baik dalam hal kemampuan dalam memindahkan

kalor. Bahan pipa juga harus mampu menjadi konduktor yang baik, sehingga

(30)

dalam pipa. Alasan menggunakan pipa tembaga adalah karena pipa tembaga

termasuk konduktor yang baik dalam menghantarkan panas. Menurut Holman

(1963), tembaga mempunyai nilai konduktivitas sebesar 385 W/moC. Selain itu

juga tidak mudah melebur jika dipanasi, tidak mudah pecah, tahan terhadap

korosi, sehingga mampu menghilangkan masalah air keruh / coklat karena karat,

dan pipa tembaga sangat mudah ditekuk / dibentuk. Tembaga memiliki kekuatan

tarik sebesar 345 - 689 Mpa dan untuk keuletannya sebesar 5 - 50 %, dan titik

lebur dari tembaga adalah 1080 0C. Bila dibandingkan dengan kekuatan tarik

alumunium, tembaga mempunyai kekuatan yang lebih besar dari alumunium,

begitu pula dengan keuletan dan titik leburnya. Sehingga pipa tembaga mampu

bertahan lebih lama bila dibandingkan dengan pipa aluminium.

Tabel 2.1 Tabel perbandingan kekuatan material antara tembaga dan jenis material yang lain (Sumber : google.co.id)

(31)

Tabel 2.2 Nilai konduktivitas termal (Sumber : google.co.id)

c. Diameter Pipa Saluran Air

Diameter pipa saluran air harus dipilih sedemikian rupa. Semakin kecil

diameter pipa saluran air, semakin besar hambatan yang terjadi. Semakin kecil

diameter ukuran pipa saluran air semakin besar daya pompa yang diperlukan

karena memiliki hambatan yang besar. Disisi lain, semakin kecil diameter pipa

saluran air, suhu air yang dihasilkan (suhu yang keluar dari water heater) akan semakin kecil. Serta apabila memilih bahan pipa yang kecil jumlah debit air yang

keluar akan lebih sedikit dibandingkan dengan pipa saluran air yang besar.

d. Hambatan Pipa Saluran

Hambatan pipa saluran air diusahakan seminimal mungkin supaya ketika

air mengalir di dalam pipa saluran air, penurunan tekanan yang terjadi akan

semakin kecil. Karenanya saluran pipa diusahakan tidak mengalami pembelokan

(32)

terjadi pembelokan diusahakan sudut pembelokan dibuat besar (lebih dari 900).

Semakin besar sudut pembelokan, semakin kecil penurunan tekanan yang terjadi.

Dan geometri saluran pipa yang dibuat melingkar-lingkar agar penurunan tekanan

yang terjadi menjadi kecil. Jika penurunannya kecil, maka daya pompa yang

dibutuhkan untuk medorong air juga berdaya kecil.

2.1.3. Saluran Udara Untuk Kebutuhan Pembakaran

Pada dasarnya proses pembakaran memerlukan oksigen yang diambil dari

udara bebas. Kekurangan oksigen pada proses pembakaran dapat mengakibatkan

bentuk api yang tidak sesuai yang diinginkan. Dan mengakibatkan kalor yang

dihasilkan kurang optimal, sehingga kalor tersebut sedikit teralirkan ke fluida air

yang mengalir didalam pipa. Akibatnya akan didapatkan suhu air keluar yang

kurang tinggi dan water heater yang dihasilkan kurang maksimal. Untuk merancang sistem saluran udara yang baik di usahakan diameter lubang saluran

udara dibuat merata pada semua permukaan tiap dinding water heater agar udara bisa masuk merata ke dalam water heater dan diameter lubang saluran udara tidak terlalu besar agar kalor yang berada dalam water heater tidak langsung terbuang percuma.

2.1.4. Sirip

Dengan adanya sirip ini bertujuan untuk memperluas permukaan

penangkap kalor,sehingga pelepasan panas bisa berlangsung lebih cepat. Jika sirip

(33)

yang diberikan kompor sehingga mampu memanaskan pipa saluran air dengan

lebih cepat, sebab permukaan penangkap kalor menjadi lebih lebar. Maka dari itu

pemasangan sirip juga berpengaruh terhadap suhu air yang keluar dari water heater. Pemilihan bahan pembuatan sirip juga berpengaruh terhadap proses penghantaran panas. Semakin besar nilai konduktivitas termal bahan sirip,

semakin besar kalor yang dapat ditangkap oleh sirip. Biasanya sirip terbuat sama

dengan bahan pipa saluran air.

2.1.5. Isolator

Isolator adalah bahan yang dapat menahan atau mengurangi perpindahan

panas (kalor). Panas dapat terlepas meskipun ada upaya untuk menutupinya, tapi

isolator dapat mengurangi panas yang terlepas tersebut. Benda – benda yang biasa digunakan sebagai isolator adalah kertas, plastik, kayu, karet, udara, dll.

Isolasi termal dapat menjaga wilayah tertutup seperti bangunan atau tubuh

agar terasa hangat lebih lama dari yang sewajarnya, tetapi itu tidak mencegah

hasil akhirnya, yaitu masuknya air dingin dan keluarnya air panas. Isolator juga

dapat bekerja sebaliknya, yaitu menjaga bagian dalam suatu wadah terasa dingin

lebih lama dari biasanya. Oleh karena itu di dalam water heater diberikan semacam isolator agar panas hasil pembakaran tidak keluar. Isolator tersebut

adalah udara, karena udara mempunyai nilai konduktifitas termal yang rendah,

yaitu 0,023 W/m°C dan juga murah serta sangat mudah didapatkan. Maka dari itu

(34)

berisikan udara yang berfungsi sebagai isolator. Tabel 2.3, menyajikan nilai

konduktivitas beberapa bahan isolator.

Tabel 2.3 Konduktivitas termal beberapa media

(Sumber :http://www.scribd.com/doc/61109210/BAB-II-Termal) Media Konduktivitas termal (k)

W/m.oC

untuk water heater antara lain energi matahari, energi listrik, dan gas LPG. Akan tetapi sumber energi yang paling sering digunakan adalah sumber energi gas LGP

(Liquified Petroleum Gas). LPG adalah campuran dari berbagai macam unsur

hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan

menurunkan suhunya , gas berubah menjadi cair. Ada tiga macam jenis LPG yang

di produksi oleh Pertamina antara lain, LPG untuk keperluan rumah tangga, LPG

gas propana dan LPG gas butana. Untuk sumber energi gas yang di gunakan oleh

water heater menggunakan LPG untuk keperluan rumah tangga karena memiliki komposisi campuran antara propana

C3H8

dan butana

C4H10

Perbandingan gas propana dan butana adalah sekitar 30 : 70 dengan

(35)

2

cm

kg . Agar mempunyai bau yang khas dan dan untuk mengetahui bila terjadi

kebocoran maka, LPG umumnya ditambah dengan zat marcaptan.

Reaksi pembakaran propana

C3H8

, jika terbakar sempurna adalah sebagai

Menurut wikipedia panas yang dihasilkan (LHV) reaksi tersebut hampir sama

dengan propana setara dengan 46 MJ/kg.

Tabel 2.4 Daya pemanasan dan efisiensi alat masak dengan gas LPG dan bahan bakar lainnya. (Sumber:

aptogaz.files.wordpress.com/2007/07/peranan-lpg-di-dapur-anda.pdf)

Bahan Bakar Daya Pemanasan Efisiensi alat masak

(36)

2.1.7. Kebutuhan Udara

Pada kenyataanya proses pembakaran itu tidak bisa sempurna. Agar di

dalam proses pembakaran bisa mencapai optimal maka, di perlukan udara. Pada

proses pemanasan water heater dapat menggunakan udara yang diambil dari udara bebas disekitar melalui lubang – lubang udara yang berada pada dinding

water heater. Jumlah lubang udara juga berpengaruh terhadap proses pemanasan pada water heater. Oleh karena itu aliran udara yang diperlukan harus dikondisikan dengan ukuran tabung water heater agar api yang diperlukan dalam proses pemanasan mendapatkan kebutuhan udara yang cukup. Kekurangan udara

bisa menyebabkan kurang optimalnya panas yang dipindahkan ke air yang

dihasilkan water heater, karena nyala api menjadi lebih kecil atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kelebihan udara juga bisa menyebabkan kurang

optimalnya panas yang diserap oleh pipa.

Tabel 2.5 Komposisi udara dalam keadaan normal (Sumber :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25772/4/Chapter%20II.pdf)

2.1.8. Saluran Gas Buang

Pada setiap proses pembakaran pasti akan menghasilkan gas buang. Gas

buang yang dihasilkan berupa gas (CO) dan uap air yang keluar. Gas buang

(37)

terganggu. Dalam merancang saluran gas buang, diusahakan agar gas buang dapat

mengalir keluar dengan lancar. Perlu diperhatikan juga, penempatan lubang

keluar dari gas buang, harus dipilih sedemikian rupa agar tidak mengganggu

penggunaan dari water heater. Jika saluran gas buang tidak terancang dengan baik, misalnya gas buang tidak dapat keluar, maka tekanan gas buang yang

dihasilkan akan dapat menyebabkan api terdorong keluar dari ruang bakar.

Sehingga api tidak berfungsi dengan baik untuk memanaskan air. Tentunya dalam

perancangan ini dibutuhkan nyala api yang mampu mensuplai kalor yang besar ke

dalam pemanas air.

2.1.9. Sumber Api

Sumber api atau sumber energi yang digunakan pada water heater ini adalah kompor. Ada berbagai macam jenis kompor yang tersedia dipasaran, dari

mulai bentuk, dan bahan bakar yang digunakan. Ada kompor yang mampu

memberikan api yang besar tetapi ada pula yang mampu memberikan api yang

kecil. Perbedaan nyala api tersebut salah satunya disebabkan oleh bahan bakar

yang digunakan oleh setiap kompor berbeda – beda. Sumber api atau kompor yang digunakan untuk penelitian ini adalah kompor bertekanan tinggi (high pressure) yang menggunakan bahan bakar LPG. Karena api yang ditimbulkan oleh kompor bertekanan tinggi ini mampu menyentuh pipa saluran air dengan

siripnya, dan api yang dihasilkan kompor jenis ini sangat besar sehingga

(38)

Gambar 2.1 Kompor yang digunakan pada water heater

Spesifikasi kompor sebagai berikut :

Dimensi : 570 mm (Panjang) x 315 mm (Lebar) x 168 mm (Tinggi)

Daya pemanasan : 21,8 kW/h High Pressure

Bahan : Besi Tuang

2.1.10. Laju Aliran Kalor yang Diterima Air

Laju aliran kalor yang diterima air ketika mengalir di dalam saluran pipa

dapat dihitung dengan persamaan (2.1) :

(39)

i o

q : laju aliran kalor yang diterima air, watt

air

2.1.11. Laju Aliran Kalor yang Diberikan Gas

Laju aliran kalor yang diberikan gas bisa dihitung dengan persamaan

(2.4) :

gas

q = mgasCgas ……….………..………..……...…………....(2.4)

Pada persamaan (2.4) :

gas

m : massa gas elpiji yang terpakai persatuan waktu (kg/s)

gas

C : Kapasitas gas LPG (J/kg), untuk LPG sebesar 11900 kkal/kg

(40)

𝑞𝑔𝑎𝑠 : Laju aliran kalor yang diberikan gas, watt

2.1.12. Efisiensi

Efisiensi water heater dapat dihitung dengan persamaan (2.5) :

%

q : Laju aliran kalor yang diterima air, watt

gas

q : Laju aliran kalor yang diberikan gas, watt

2.2. Tinjauan Pustaka

2.2.1. Macam – macam Water Heater yang Ada Dipasaran

Referensi pembanding untuk pembuatan water heater bahan bakar gas LPG adalah water heater yang karakteristiknya adalah sebagai berikut :

a. Gas water heater1

(41)

Spesifikasi water heater 1 :

Kapasitas : 6 liter/menit

Rentang suhu : 40 °C - 75 °C

Input Gas : 0,78 kg/h

Dimensi (P x L x T) : 30 cm x 44 cm x 4,6 cm

b. Gas Water heater 2

Gambar 2.4 Water heater 2

Spesifikasi water heater 2 :

Kapasitas : 6 liter/menit

Rentang suhu : 40 °C - 75 °C

Input Gas : 0,78 kg/h

(42)

c. Gas Water Heater 3

Gambar 2.5 Water heater 3

Spesifikasi water heater 3 :

Kapasitas : 5,1 liter/menit

Rentang suhu : 40 °C - 75 °C

Input Gas : 0,70 kg/h

2.2.2. Konstruksi Water HeaterGas LPG

(43)

Prinsip kerja dari alat ini sama seperti merebus air dengan panci di atas

kompor, namun dilengkapi dengan pipa spiral yang berada di dalam tangki

penampungan di atas kompor. Air masuk melalui saluran masuk kemudian

ditampung di dalam tangki, dan secara langsung air bersentuhan dengan pipa

spiral. Pipa spiral ini berfungsi untuk saluran udara panas dari kompor yang

digunakan untuk memanaskan air yang berada pada tangki penampungan.

Gambar 2.6 Skema perancangan water heater dengan pemanasan pipa tidak bersentuhan langsung dengan api, dan pipa spiral berbentuk persegi

b. Konstruksi water heater dengan tangki penampungan

Cara kerja dari water heater ini menggunakan prinsip seperti merebus air menggunakan panci. Air dingin masuk ke dalam water heater melalui saluran masuk air dingin, selanjutnya air dipanaskan di dalam tangki penampungan

menggunakan kompor yang berada di bawah tangki penampungan, air hasil

(44)

Gambar 2.7 Konstruksi perancangan water heater dengan tangki penampungan

c. Kontruksi water heater dengan tangki penampungan dan penambahan pipa spiral

Prinsip kerja alat ini sama seperti merebus air menggunakan panci di atas

(45)

Gambar 2.8 Konstruksi water heater dengan tangki penampungan dan penambahan pipa spiral

d. Konstruksi water heater tanpa tangki penampungan atau tankless

Prinsip kerja dari water heater ini yaitu memanaskan pipa yang dialiri oleh air di atas api secara langsung, sehingga pada proses pemanasan air berlangsung

(46)

Gambar 2.9 Konstruksi water heater tanpa tangki penampungan

2.2.3. Hasil Penelitian Water Heater Gas LPG

(47)

dinding luar 25 cm, (c) diameter pada dinding dalam 20 cm, (d) panjang pipa 20

meter, (e) diameter bahan pipa 3/8 inchi, (f) 300 lubang masuk udara pada dinding

luar, (g) 1005 lubang pada dinding dalam water heater, (h) 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inchi, (i) variasi dilakukan pada besarnya debit air masuk water heater. Penelitian tersebut mendapatkan hasil yaitu : (a) water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water heater yang ada dipasaran , yang mampu menghasilkan panas dengan temperatur 42,9 C pada debit 10 liter/menit, (b) hubungan antara debit air yang mengalir (ṁ) dengan temperatur air keluar water heater (𝑇𝑜) dapat dinyatakan dengan persamaan 𝑇𝑜 = -0,027 ṁ3 + 1,126 ṁ2 – 16,52 ṁ + 129,9 (ṁ dalam liter/menit,𝑇𝑜 dalam C) dan 𝑅2 = 0,997, (c)

hubungan antara debit air yang mengalir dengan laju perpindahan kalor

dinyatakan dengan persamaan 𝑞air = 17,09ṁ3 + 489 ṁ2 + 439 ṁ + 3654 (ṁ

dalam liter/menit, 𝑄𝑎𝑖𝑟 dalam watt) dan 𝑅2 = 0,94.

Tahun 2012, Setiawan melakukan penelitian tentang water heater gas LPG yang berjudul “Water Heater Dengan Panjang Pipa 20 Meter Dan 150 Lubang Input Udara” yang bertujuan : (a) merancang dan membuat water heater, (b) mendapatkan hubungan antara debit air dengan suhu air keluar

water heater, (c) mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju perpindahan kalor yang diterima oleh air, (d) menghitung kalor yang diterima

water heater, (e) menghitung kalor gas LPG, (f) menghitung efisiensi water heater. Batasan masalah dari penelitian tersebut adalah : (a) water heater

yang dibuat memiliki dimensi tinggi 90 cm, (b) diameter pada dinding luar 25

(48)

diameter bahan pipa 3/8 inci, (f) 150 lubang masuk udara pada dinding luar,

(g) 1005 lubang pada dinding dalam water heater, (h) 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci, (i) variasi dilakukan pada besarnya debit air masuk

water heater dengan debit gas yang konstan. Penelitian tersebut mendapatkan hasil : (a) water heater dapat dibuat dengan baik dan mampu bersaing dengan

water heater yang ada di pasaran, dengan hasil debit air sebesar 14 liter/menit bersuhu 45 oC, (b) hubungan antara debit air yang masuk dengan temperatur

air yang mengalir dinyatakan dengan persamaan : 𝑇𝑜 = 0,297 ṁ2 + 9,566 ṁ +

121,9 (ṁ dalam liter/menit, 𝑇𝑜dalamC) dan𝑅2= 0,990, (c) hubungan antara debit air yang masuk dengan laju aliran kalor yang diperlukan dinyatakan

dengan persamaan 𝑞𝑎𝑖𝑟 = -171, 9 ṁ 2 + 3154 ṁ + 439 ṁ + 6873 (ṁ dalam

liter/menit, 𝑞𝑎𝑖𝑟 dalam watt) dan 𝑅2 = 0,967, (d) kalor yang diterima air dari

water heater berkisar antara : 17551,8 – 14216,96 watt, jumlah kalor terbesar adalah 17551,8 watt, (e) kalor yang diberikan gas LPG sebesar : 22142,46

watt, (f) hubungan antara debit air yang masuk dengan efisiensi water heater

yang diperlukan dinyatakan dengan persamaan : η= -0,776 ṁ 2 + 14,24 ṁ + 31,04 (ṁ dalam liter/menit dan η dalam %) R2 = 0,967.

Kristianto, H (2013) melakukan penelitian tentang water heater gas LPG yang berjudul “Water Heater Dengan 3 Model Pembuangan Gas Buang” dengan bertujuan : (a) merancang dan membuat water heater, (b) mendapatkan hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater, (c) mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju perpindahan kalor

(49)

efisiensi water heater. Penelitian ini dilakukan dengan variasi pada pembuangan gas buang. Penelitian tersebut mendapatkan hasil : (a) water heater dapat dibuat dengan baik dan mampu bersaing dengan water heater

yang ada di pasaran, yang mampu menghasilkan air panas dengan temperatur

35,4 oC pada debit 7,2 liter/menit, (b) hubungan antara debit air yang megalir

(m) dengan temperatur air yang keluar water heater dinyatakan dengan persamaan : 𝑇𝑜 = –0,2215ṁ3+4,5633 ṁ2– 29,935 ṁ + 121,9 (ṁ dalam liter/menit, 𝑇𝑜 dalam C), (c) hubungan antara debit air yang mengalir dengan laju perpindahan kalor dinyatakan dengan persamaan 𝑞𝑎𝑖𝑟 = –2,6026

ṁ3 + 6,95912 + 302,15+ 2536,7 ( dalam liter/menit,

𝑞𝑎𝑖𝑟 dalam watt),

(d) hubungan antara debit air yang mengalir dengan efisiensi water heater

dapat dinyatakan dengan persamaan : η= –0,0376 ṁ 3 + 0,1006 ṁ 2 + 4,3666

(50)

30

BAB III

PEMBUATAN ALAT

3.1. Persiapan Pembuatan Water Heater

Sebelum pembuatan water heater terlebih dahulu membuat gambar rancangan water heater. Gambar water heater itu sendiri dibuat menggunakan program solid work. Sesudah gambar rancangan water heater selesai dibuat kemudian mempersiapkan bahan – bahan yang dipakai dalam pembuatan water heater serta alat – alat yang digunakan dalam perakitan water heater. Apabila semua alat dan bahan yang diperlukan sudah lengkap maka bisa langsung

memulai pengerjaan pembuatan water heater.

3.1.1. Gambar Rancangan Water Heater

Gambar rancangan water heater tersaji pada Gambar 3.10, sedangkan untuk rancangan bagian dari water heater tersaji pada Gambar 3.1, Gambar 3.2, Gambar 3.3, Gambar 3.4, Gambar 3.5, Gambar 3.6, Gambar 3.7, Gambar 3.8, dan

(51)

90 mm

370 mm

90 mm

370 mm 260 mm

Gambar 3.1 Kerangka tabung dalam

Gambar 3.2 Tutup bawah kerangka tabung dalam

(52)

Ø 10 mm 110 mm

130 mm 300 mm

370 mm 340 mm

90 mm 370 mm

110 mm 130 mm

Gambar 3.4 Kerangka tabung luar

Gambar 3.5 Pipa saluran air

(53)

Ø 10 mm

Ø 10 mm

340 mm

65 mm

80 mm

65 mm

260,6 mm 370 mm

260 mm

340 mm 370 mm

Gambar 3.7 Selimut tabung tengah

Gambar 3.8 Selimut tabung luar

Gambar 3.9 Tutup water heater

(54)

3.1.2. Bahan – bahan yang Digunakan Dalam Pembuatan Water Heater

Dalam pembuatan water heater ada beberapa bahan yang digunakan supaya dapat terbentuk sebuah water heater, yaitu :

a. Pipa Tembaga

Pipa tembaga digunakan untuk tempat aliran fluida yang akan dipanaskan.

Dipergunakan pipa tembaga dengan diameter dalam ½ inch atau 12,7 mm dengan

panjang pipa 10 m yang kemudian digulung menjadi dua lintasan.

Gambar 3.11 Pipa tembaga

b. Besi Nako

Besi nako digunakan untuk membuat lingkaran atas dan bawah di setiap

(55)

Gambar 3.12 Besi nako ukuran 10 mm

c. Besi Plat Strip

Besi plat strip berfungsi sebagai kerangka dari tabung water heater yang menyangga dari lingkaran tabung dan tutup water heater. Selain itu plat strip juga berfungsi untuk tempat mengancingkan selimut water heater dan kerangka dengan menggunakan paku rivet.

Ada dua jenis ukuran plat strip yang digunakan yaitu ukuran 1,5 cm dan

2,5 cm. Pada ukuran 1,5 cm plat strip digunakan untuk kerangka tabung diameter

dalam dan tengah, sedangkan plat strip ukuran 2,5 cm digunakan untuk rangka

diameter tabung luar.

(56)

d. Plat Galvanum

Pada pembuatan water heater plat galvanum digunakan untuk membuat selimut dari tabung water heater. Plat galvanum yang digunakan dalam pembuatan water heater memiliki ketebalan 0,3 mm.

Pada tabung luar plat galvanum yang digunakan memiliki ukuran 110 cm

x 37 cm, pada tabung tengah menggunakan plat galvanum dengan ukuran 82 cm x

37 cm, dan pada tabung dalam menggunakan plat galvanum dengan ukuran 30 cm

x 37 cm.

Gambar 3.14 Plat galvanum

e. Kawat

Pada proses pembuatan water heater kawat berfungsi sebagai pengikat antara sirip dan pipa saluran air.

(57)

f. Paku Rivet

Berfungsi untuk mengunci selimut tabung water heater dengan rangka

water heater.

Gambar 3.16 Paku rivet

g. Plat Besi Acer

Plat besi acer berfungsi untuk membuat tutup gas buang pada water heater.

Gambar 3.17 Plat besi acer

h. Spring Center

(58)

Gambar 3.18 Spring center

3.1.3. Cara Kerja Water Heater

Cara kerja dari water heater yang akan digunakan dalam penelitian ini sebenarnya memiliki prinsip yang sangat sederhana, yaitu memiliki prinsip

memasak air menggunakan kompor pada umumnya. Pada water heater ini yang membedakan dari memasak air pada kompor yang biasanya yaitu air tidak

menggunakan alat penampung air melainkan menggunakan pipa spiral bertingkat

sebagai tempat aliran air masuk dan keluarnya. Pemanasan air dimulai saat air

masuk dalam keadaan dingin dan kemudian air akan keluar dengan suhu yang

diinginkan.

3.2. Peralatan yang Digunakan Dalam Pembuatan Alat Penelitian

Pada pembuatan water heater banyak alat – alat yang dibutuhkan. Alat – alat yang digunakan untuk pembuatan water heater dengan panjang pipa saluran air 10 m dan dengan diameter ½ inchi (12,7 mm) yaitu :

(59)

b. Pegas pembengkok pipa.

c. Mesin bor universal.

d. Gerinda.

e. Gergaji.

f. Gunting plat.

g. Las listrik.

h. Tang rivet.

i. Mesin roll.

j. Tang.

k. Palu.

l. Ragum.

m. Jangka.

n. Alat ukur.

o. Mistar dan marker.

(60)

Gambar 3.20 Mesin bor universal

Gambar 3.21 Mesin gerinda

(61)

Gambar 3.23 Tang rivet

3.3. Perakitan

Pada proses perakitan, bahan – bahan dirakit dimulai dari bahan mentah yang baru saja dibeli diolah menjadi yang dinginkan. Langkahnya yaitu :

a. Membuat Pipa Saluran Air Menjadi Spiral dan Bertingkat

Pada proses ini pipa saluran air menggunakan pegas pembengkok pipa,

dibengkokan menjadi dua tingkat.

b. Membuat Sirip

Pada proses pembuatan sirip, pipa tembaga yang digunakan untuk

membuat sirip memiliki diameter ½ inchi (12,7 mm) dengan panjang 35 cm dan

memiliki jumlah 8 buah sirip.

c. Pemasangan Sirip

Proses ini sirip sudah mulai dipasang pada pipa saluran air water heater.

Sirip dipasang menggunakan kawat agar sirip dapat terpasang dengan kuat, dan

alasan pemilihan menggunakan kawat karena tahan api. Sebelum sirip dipasang,

(62)

d. Pembuatan Kerangka

Pada proses ini, besi nako ukuran 25 mm dipotong dengan tinggi 37 cm

untuk membuat kerangka tabung water heater. Kerangka tersebut kemudian diberi lubang untuk tempat paku rivet yang berfungsi menggabungkan kerangka dengan

selimut water heater.

e. Pembuatan Diameter Tabung Water Heater

Besi nako yang sudah dipotong dengan ukuran tertentu dibuat lingkaran

dengan ukuran diameter 34 cm, 26 cm, dan 9 cm.

f. Penyambungan Kerangka

Pada proses ini besi nako sebagai diameter tabung water heater dan plat strip sebagai kerangka water heater mulai digabungkan. Penggabungan dilakukan dengan menggunakan las listrik.

g. Pembuatan Selimut dan Lubang Udara

Pada proses pembuatan selimut dan lubang udara plat galvanum dipotong

menggunakan gunting plat kemudian diukur untuk peletakan lubang udaranya.

Setelah itu plat galvanum siap untuk dibor.

h. Pemasangan Selimut Tabung Water Heater

Pada proses pemasangan selimut water heater, plat galvanum yang sudah dipotong menjadi ukuran tertentu dan diberi lubang udara dengan jumlah yang

(63)

i. Pembuatan Tutup Water Heater

Pembuatan tutup water heater dimulai dengan memotong besi plat acer dengan tebal 3 mm menjadi diameter 34 cm, kemudian diameter dalamnya

(64)

44

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Skema Pengujian

Skema instalasi alat - alat yang digunakan selama pengambilan data water heater berlangsung disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Skema pengujian water heater

Untuk mendapatkan data dari water heater ini, maka diperlukan aliran air dari kran. Kran digunakan sebagai pengatur jumlah debit air yang digunakan

untuk fluida dari water heater yang akan dipanaskan. Sebelum water heater

dipanaskan, terlebih dulu suhu air dalam keadaan normal diukur menggunakan

(65)

dipanaskan melalui kompor high pressure, suhu air kemudian diukur kembali menggunakan termocouple dengan display digital.

4.2. Variasi Penelitian

Variasi yang dilakukan dalam pengambilan data water heater yaitu besar kecilnya debit air yang masuk ke dalam water heater dengan debit gas yang konstan dan nyala api yang konstan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

tiga variasi yang diberikan yaitu :

a. Pengambilan data pengujian pertama, dengan pembukaan tutup gas buang 10

kali putaran atau setinggi 1 cm.

b. Pengambilan data pengujian kedua, dengan pembukaan tutup gas buang 20

kali putaran atau setinggi 2 cm.

c. Pengambilan data pengujian ketiga, dengan pembukaan tutup gas buang 30

kali putaran atau setinggi 3 cm.

4.3. Peralatan Pengujian

Dalam melakukan pengujian dari water heater dan mendapatkan data – data dari water heater maka membutuhkan alat – alat, antara lain :

a. Termocouple dengan display digital, sebagai alat pengukur suhu fluida masuk dan keluar.

(66)

c. Gas LPG, sebagai bahan bakar dari kompor high pressure. d. Kran air, sebagai pengatur debit aliran air.

e. Selang air, sebagai penghubung antara kran air dan pipa saluran air dari water heater.

f. Kawat dan klem, sebagai pengunci antara selang dengan kran air dan antara

selang air dan pipa saluran air water heater.

g. Selang karet dan regulator, sebagai alat penyalur dan penghubung dari gas

menuju kompor high pressure.

h. Gelas ukur, sebagai alat ukur fluida dalam pengambilan data dari water heater.

i. Ember, sebagai penampung air yang keluar dari water heater. j. Stopwatch, sebagai penujuk waktu ketika mengambil data.

k. Timbangan digital, sebagai alat ukur untuk mengetahui jumlah konsumsi gas

dalam satu jam.

(67)

Gambar 4.3 Termocouple menggunakan display digital dengan tipe APPA51

(68)

Gambar 4.5 Gelas Ukur

(69)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh dari debit air yang keluar dari water heater dengan cara mengukur debit air menggunakan gelas ukur, kemudian suhunya diukur

menggunakan termocouple dengan display digital, dan waktunya menggunakan

stopwatch. Banyakmya air yang mengalir dari water heater setiap 10 detik ditampung pada ember kemudian diukur debitnya menggunakan gelas ukur dan

sebelumnya terlebih dahulu mengukur suhu pada air yang keluar pada water heater.

Tabel 4.1 Isian untuk pengambilan data konsumsi gas

No. Berat awal

(70)

Tabel 4.3 Pengambilan data debit air dengan pembukaan tinggi tutup gas buang

Tabel 4.4 Pengambilan data debit air dengan pembukaan tinggi tutup gas buang 30 putaran: 3 cm

masuk (°C) Temperatur air keluar (°C)

1 tersebut kemudian digunakan untuk mengetahui :

a. Hubungan antara debit air dengan suhu air yang keluar water heater.

b. Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor.

c. Kalor yang diterima air.

d. Kalor yang diberikan gas LPG.

(71)

Perhitungan laju aliran kalor yang diterima air dilakukan dengan

menggunakan persamaan (2.1). Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG dihitung

dengan menggunakan persamaan (2.3). Sedangkan efisiensi water heater dihitung menggunakan persamaan (2.4). Untuk mempermudah mendapatkan kesimpulan,

data – data yang diperoleh dan dihitung disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

4.6. Metode Pengambilan Kesimpulan

Setelah data penelitian selesai diolah, dilakukan pembahasan terhadap

hasil penelitian. Kesimpulan dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitihan

yang sudah dinyatakan sebelumnya. Kesimpulan sebaiknya menjawab apa yang

(72)

52

BAB V

HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Pengujian Water Heater

Hasil dari pengujian water heater antara lain meliputi : debit air, suhu air masuk 𝑇𝑖, suhu air keluar 𝑇𝑜 yang disajikan pada Tabel 5.1. Pengujian dilakukan

pada tekanan udara luar. Aliran gas pada kompor high pressure dibuat konstan pada posisi pembukaan yang maksimal dan pembukaan pada regulator high pressure diposisikan pada pembukaan yang maksimal juga. Sumber air dari water heater tersebut berasal dari air kran.

Tabel 5.1 Konsumsi gas pada setiap tinggi pembukaan tutup gas buang

(73)

Tabel 5.2 Hasil pengujian water heater, dengan 320 lubang udara dan 10 putaran

(74)

Tabel 5.4 Hasil pengujian water heater, dengan 320 lubang udara dan 30 putaran 5.1, 5.2, 5.3, dan Tabel 5.4. Data lain yang sudah diketahui terlebih dahulu yaitu :

 Jari – jari pipa saluran air (r) : 0,00635 m = 1 4 inchi

 Massa jenis air (ρ) : 1000 kg/m³

 Kalor jenis air (cair) : 4179 J/(Kg°C)

 Kapasitas panas gas (Cgas) : 11900 kkal/kg ( 1 kkal = 4186,6 J )

5.2.1. Perhitungan Kecepatan Air Rata – rata,𝒖𝒎

(75)

𝑢

𝑚

=

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑖𝑝𝑎m/s

=

𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑎𝑖𝑟

𝜋 .𝑟² 𝑚 𝑠

Sebagai contoh perhitungan, untuk debit air = 5,3 liter/10detik (data lain pada

Tabel 5.2). Satuan debit air dijadikan dalam satuan m³/s.

𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡𝑎𝑖𝑟 = 5,3 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟

10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

=

0,53 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,00053𝑚³ 𝑠

Untuk perhitungan kecepatan air rata – rata 𝑢𝑚 :

𝑢

𝑚

=

𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡𝜋 .𝑟𝑎𝑖𝑟²

𝑢

𝑚

=

3,14 ×0,00635 ² 0,00053 𝑚³/𝑠𝑚² = 4,186𝑚 𝑠

5.2.2. Perhitungan Laju Aliran Massa Air, 𝒎𝒂𝒊𝒓

Perhitungan laju aliran massa air m di dalam saluran pipa air mempergunakan persamaan (2.2) sebagai berikut :

𝑚𝑎𝑖𝑟 = (massa jenis)(luas penampang)(kecepataan air)

= (ρ)𝜋𝑟²)(𝑢𝑚)

Sebagai contoh mempergunakan persamaan perhitungan laju aliran massa

(76)

𝑚𝑎𝑖𝑟 = (1000)(3,14 × 0,00635²)(4,186𝑚 𝑠)

= 0,53𝑘𝑔/𝑠

Untuk hasil data yang lebih lengkap, akan disajikan pada Tabel 5.6, Tabel

5.7, dan Tabel 5.8.

5.2.3. Perhitungan Laju Aliran Kalor yang Diterima Air

Perhitungan laju aliran kalor yang diterima oleh air di dalam pipa

saluran air mempergunakan persamaan (2.1) :

𝑞𝑎𝑖𝑟 = (debit air)(kalor jenis air)(𝑇𝑜𝑢𝑡 - 𝑇𝑖𝑛) watt

= 𝑚𝑎𝑖𝑟 x 𝑐𝑎𝑖𝑟 x (𝑇𝑜𝑢𝑡- 𝑇𝑖𝑛) watt

Sebagai contoh untuk perhitungan persamaan (5.5), untuk debit air 5,4

liter/10detik.

𝑞𝑎𝑖𝑟 = (0,53𝑘𝑔/𝑠)(4179 J/kg°C)(31,7 °C – 28,5 °C) = 7087,60 watt

Catatan : 1 watt = J/s

5.2.4. Perhitungan Laju Aliran Kalor yang Diberikan Gas

Perhitungan laju aliran kalor yang diberikan oleh gas di luar pipa saluran

air dapat mempergunakan persamaan (2.4) :

𝑞𝑔𝑎𝑠 = (𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡𝑔𝑎𝑠)(𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠𝑔𝑎𝑠) watt

(77)

Tabel 5.5 Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG

Perhitungan Efisiensi water heater dapat menggunakan persamaan :

𝜂 = 𝑞𝑎𝑖𝑟

𝑞𝑔𝑎𝑠 x 100 %

𝜂 = 7087 ,60

20896 ,94872 x 100 % = 33,92 %

Hasil perhitungan lain untuk data dari penelitian akan tersaji lengkap pada

Tabel 5.6, Tabel 5.7, Tabel 5.8.

Tabel 5.6 Hasil perhitungan𝑚𝑎𝑖𝑟 dan 𝑞𝑎𝑖𝑟 water heater, dengan 320 lubang udara dan 10 putaran tutup gas buang (1 cm)

No.

Debit Air Temperatur °C

(78)

Tabel 5.7 Hasil perhitungan𝑚𝑎𝑖𝑟 dan 𝑞𝑎𝑖𝑟 water heater, dengan 320 lubang udara dan 20 putaran tutup gas buang (2 cm)

No. Debit Air

Tabel 5.8 Hasil perhitungan𝑚𝑎𝑖𝑟 dan 𝑞𝑎𝑖𝑟 water heater, dengan 320 lubang udara dan 30 putaran tutup gas buang (3 cm)

No.

Debit Air Temperatur °C

(79)

Dari Tabel 5.6, 5.7, dan 5.8 dapat dibuat grafik hubungan antara debit air

dengan suhu air yang keluar, grafik hubungan antara debit air dengan laju aliran

kalor yang diterima air, dan grafik hubungan debit air dengan efisiensi pada setiap

besarnya pembukaan tutup gas buang.

Gambar 5.1 Hubungan debit air dengan suhu air keluar water heater, dengan 320 lubang udara dengan pembukaan tutup 1 cm

Gambar 5.2 Hubungan debit air dengan suhu air keluar water heater, dengan 320 lubang udara dengan pembukaan tutup 2 cm

(80)

Gambar 5.3 Hubungan debit air dengan suhu air keluar water heater, dengan 320 lubang udara dan 30 putaran dengan pembukaan tutup 3 cm

Gambar 5.4 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diperlukan water heater, dengan 320 lubang udara dengan pembukaan tutup 1 cm

(81)

Gambar 5.5 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diperlukan water heater, dengan 320 lubang udara dengan pembukaan tutup 2 cm

Gambar 5.6 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diperlukan water heater, dengan 320 lubang udara dengan pembukaan tutup 3 cm

(82)

Gambar 5.7 Hubungan debit air dengan efisiensi yang diperlukan water heater, dengan 320 lubang udara dengan pembukaan tutup 1 cm

Gambar 5.8 Hubungan debit air dengan efisiensi yang diperlukan water heater, dengan 320 lubang udara dengan pembukaan tutup 2 cm

η= -0,0082+ 0,421+ 32,69

Gambar

Gambar 5.2 Hubungan debit air dengan suhu air keluar water heater,
Gambar 5.8 Hubungan debit air dengan efisiensi yang diperlukan water
Tabel 5.4 Hasil pengujian water heater, dengan 320 lubang udara dan 30
Tabel 2.1 Tabel perbandingan kekuatan material antara tembaga dan jenis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi masalah yang sangat kompleks, penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkenaan dengan pengimplementasian pendidikan karakter melalui

“Laporan keuangan adalah suatu bentuk pelaporan yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahaan modal kerja, dimana neraca menunjukkan

Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam

Berdasarkan dua pernyataan diatas, Penelitian yang akan dilakukan yaitu perancangan suatu sistem rekomendasi yang dapat memberikan rekomendasi terhadap mahasiswa

Penggunaan pengikat lebih efektif dalam meningkatkan konsistensi dan viskositas sediaan pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pelembab (humektan)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat, perlindungan, kesehatan, dan kemudahan bagi penulis dalam

Hal ini diperkuat dengan pendapat Raharjo Ismail (2010:1) bahwa “Penggunaan media mistar bilangan dalam mengajarkan materi bilangan bulat kepada anak dapat memberi kegunaan

Dengan demikian analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan cara mencocokkan serta mengevaluasi data karakteristik lahan yang meliputi hasil analisis