SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Silviana Desty Kristanti Nugraheni NIM: 102214108
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Silviana Desty Kristanti Nugraheni NIM: 102214108
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan melindungiku selama ini. 2. Bunda Maria yang selalu mendengarkan segala keluh kesahku.
3. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah sabar dan selalu mendukung aku. 4. Adik-adikku (Basilius dan Teresita) tersayang yang selalu menemani dan
menghiburku.
v
Silviana Desty Kristanti Nugraheni Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio CAMEL terhadap harga saham pada bank yang dapat dilihat melalui laporan keuangannya. Rasio CAMEL sendiri digunakan sebagai alat ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank yang mana semakin sehat bank tersebut maka akan semakin baik bagi para calon investor, pemegang saham dan semua yang berkepentingan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bank yang terdaftar di bursa efek periode tahun 2008 – 2012. Adapun teknik pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria 9 bank terbesar yang memiliki asset
dan market share terbesar di Indonesia. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini rasio CAMEL diproksikan melalui rasio CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO dan LDR. Hasil penelitian ini menunjukkan rasio CAMEL secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham bank. Secara parsial rasio yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham yaitu rasio CAR, RORA, NPM dan LDR sedangkan ROA dan BOPO tidak berpengaruh terhadap harga saham.
vi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2014
This study aims to determine the effect of CAMEL ratio to the stock price of bank that can be seen through its financial statements. The population in this study is all the banks listed on the stock exchange in the period 2008 – 2012. The technique of sample selection is done by using purposive sampling method with criterion 9 largest banks that have assets and market share in Indonesia. The data analysis in this study using the technique of multiple regression analysis. In this study the ratio of CAMEL indicated by the CAR, RORA, NPM, ROA, ROA and LDR. The results of this study indicate that CAMEL ratios simultaneously affect the stock prices of banks. Partially ratio inicate a positive and significant effect on stock prices is the CAR, RORA, NPM and LDR while the ROA and BOPO has no effect on stock prices.
anugerah dan penyertaanNya mulai dari awal penulisan hingga terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Camel terhadap Harga Saham Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan wajib memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak sekali bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik moral maupun material. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan segenap waktunya untuk memberikan pengarahan, bimbingan, dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan segenap waktu, tenaga, pikiran, dan dedikasi untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Segenap pimpinan dan karyawan Sekretariat setiap Fakultas Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, terutama Bu Atun yang telah membantu memberikan pengarahan untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
5. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan pada penulis.
6. Bapak dan Ibuku tercinta serta adik-adikku (Basilius Kristiawan Wicaksono dan Teresita Kristanti Puspita Ningrum) yang selalu memberikan saya dukungan, kasih sayang, nasehat serta doa yang selalu menyertai saya.
xi
B. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan ...………9
C. Pengertian Kinerja Keuangan ………..12
D. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ……….. 13
E. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ...………13
xii
J. Hipotesis ...22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....……...……….23
B. Subjek dan Objek Penelitian ………23
C. Waktu dan Tempat Penelitian ...24
D. Variabel Penelitian ...24
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN A. Bursa Efek Indonesia ………...32
B. PT. Bank Mandiri Tbk ………...33
C. PT. Bank Rakyat Indonesia ...35
D. PT. Bank Central Asia ………...37
E. PT. Bank BNI Tbk ………39
F. PT. Bank CIMB Niaga Tbk ………...41
G. PT. Bank Danamon Tbk ………...…42
H. PT. Pan Indonesia Tbk ………..44
I. PT. Bank Permata Tbk ………...46
xiii Uji Hipotesis ……...
D. Pembahasan...82
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...90 B. Saran...94
DAFTAR REFERENSI ………...95
xiv
V.7 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2008... 56
V.8 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2009... 56
V.9 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2010... 57
V.10 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2011... 57
V.11 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2012... 58
V.12 Tabel Coefficient Correlations tahun 2008... 59
V.13 Tabel Coefficient Correlations tahun 2009... 60
V.14 Tabel Coefficient Correlations tahun 2010... 61
V.15 Tabel Coefficient Correlations tahun 2011... 62
V.16 Tabel Coefficient Correlations tahun 2012... 63
xv
V.1 Scatterplot tahun 2008 ...67
V.2 Scatterplot tahun 2009 ...68
V.3 Scatterplot tahun 2010 ...69
V.4 Scatterplot tahun 2011 ...70
V.5 Scatterplot tahun 2012 ...71
V.6 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual tahun 2008...72
V.7 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual tahun 2009...73
V.8 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual tahun 2010...74
V.9 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual tahun 2011...75
1
Adanya peningkatan perekonomian di Indonesia menyebabkan banyak
sektor lebih berkembang, salah satunya ialah sektor perbankan yang sekarang ini
tumbuh cukup signifikan setelah terjadinya krisis. Krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1997 memberikan dampak yang cukup serius bagi
perekonomian Indonesia, begitu juga di sektor perbankan. Sebagian besar bank
mengalami kesulitan karena modal terkuras, kualitas aset menjadi sangat buruk,
manajemen tak mampu mengantisipasi perubahan, bank tidak mampu
menciptakan earning, dan kesulitan likuiditas melanda sebagian besar bank di
Indonesia (Taswan, 2006:1).
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan perekonomian Indonesia
sekarang ini tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak mengenal perbankan.
Semua kalangan kini menjadi tergantung pada bank, terutama dalam hal
pengelolaan keuangan. Informasi keuangan merupakan faktor dominan yang dapat
membantu masyarakat agar mampu mengembangkan perekonomian di Indonesia.
Keadaan ekonomi Indonesia yang mulai membaik setelah krisis yang terjadi, jika
dilihat dari tingginya angka konsumsi dan pendapatan maka sektor perbankan kini
memiliki peran yang cukup penting. Pengertian bank menurut Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan, menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jadi secara umum, bank
merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi utama untuk menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.
Dari definisi diatas maka peranan bank sebagai financial intermediary
harus memiliki dan atau mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Dalam
rangka mendapatkan atau menjaga kepercayaan masyarakat maka bank,
khususnya yang telah tercatat di BEI harus secara periodik memberikan laporan
keuangan, agar masyarakat dapat melihat dan menilai bagaimana tingkat
kesehatan bank yang sebenarnya. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank
yang sesungguhnya, masyarakat menjadi lebih percaya untuk menggunakan jasa
bank dalam mengelola dana mereka.
Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap laporan keuangannya. Untuk membantu masyarakat serta pihak–
pihak lain di luar bank yang berhubungan dengan bank maka penulis melakukan
penelitian tentang bagaimana pengaruh dari rasio Camel terhadap harga saham
pada bank yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Informasi keuangan yang
terdapat dalam laporan keuangan meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
perubahan modal dan Laporan aliran kas.
Untuk menilai apakah kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di bursa
efek Indonesia sudah cukup baik atau belum, maka tingkat kesehatan bank perlu
mengetahui tingkat kesehatan bank. CAMEL merupakan suatu metode analisis
rasio keuangan yang menganalisis kesehatan suatu bank melalui beberapa kriteria,
yaitu modal, aktiva, manajemen, pendapatan dan likuiditas. Dalam Kamus
Perbankan, Institut Bankir Indonesia (dalam Wardiah, 2013:302), edisi kedua
tahun 1999 disebutkan bahwa CAMEL adalah aspek yang paling banyak
berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank, yang mempengaruhi pula tingkat
kesehatan bank, CAMEL merupakan tolak ukur yang menjadi objek pemeriksaan
bank yang dilakukan oleh pengawas bank. Suatu bank yang dikatakan sehat akan
menarik minat banyak pihak salah satunya ialah para calon investor, yang mana
jika mereka tertarik maka semakin besar kemungkinannya bahwa mereka akan
menyertakan saham mereka pada bank yang mereka minati. Dan tentunya hal ini
akan membawa dampak yang positif bagi bank yang bersangkutan karena
semakin banyak orang yang menyertakan sahamnya pada bank tersebut maka
harga saham dari bank tersebut akan semakin naik. Selain itu juga masih ada
pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil analisis tingkat kesehatan perbankan
yaitu kreditur dan calon kreditur, pemerintah, serta masyarakat. Bagi pihak –
pihak yang berkaitan dengan perusahaan perbankan tersebut, mereka harus
memiliki cukup informasi mengenai masa depan perusahaan perbankan tersebut
mengenai laba atau return yang akan mereka dapatkan setelah mereka
menginvestasikan atau memberikan pinjaman bagi perusahaan itu.
Adapun model rasio CAMEL yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu,Capital Adequacy Rasio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Return on
Profit Margin (NPM), dan Loan to Deposit Rasio (LDR). Dan untuk menyatakan
harga saham digunakan Nilai Buku Saham (Book Value).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah rasio CAMEL berpengaruh secara simultan terhadap harga saham
pada 10 Bank terbesar di Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2012?
2. Apakah rasio CAMEL berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada
10 Bank terbesar di Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2012?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini penulis membatasi masalah yang berkaitan dengan
laporan keuangan dengan menggunakan instrumen untuk mengukur tingkat
kesehatan bank berdasarkan rasio CAMEL dengan kriteria: Capital, Assets
Quality, Management, Earning, dan Liquidity. Dalam penelitian ini penulis
memilih 10 bank yang memiliki aset dan market share terbesar, yaitu data laporan
keuangan PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. Bank
Central Asia Tbk, PT. BNI Tbk, PT. Bank CIMB Niaga Tbk, PT. Bank
DanamonTbk, PT. Pan Indonesia Bank Tbk, PT. Bank Permata Tbk, PT. BII Tbk,
D. Tujuan Penelitian
1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan
perbankan yang diukur dengan rasio CAMEL dan pengaruhnya secara
simultan terhadap harga saham pada 10 Bank terbesar di Indonesia untuk
periode tahun 2008 – 2012.
2. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan
perbankan yang diukur dengan rasio CAMEL dan pengaruhnya secara parsial
terhadap harga saham pada 10 Bank terbesar di Indonesia untuk periode tahun
2008 – 2012.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan informasi yang
berguna bagi perusahaan dalam menganalisis kinerja keuangan sebagai dasar
yang obyektif untuk mengambil keputusan.
2. Bagi Pihak yang Berkaitan dengan Perusahan
Semoga hasil penelitian ini mampu membantu pihak – pihak lain yang
berkaitan dengan perusahan untuk dapat mengambil keputusan yang
sehubungan dengan penilaian kinerja keuangan perusahaan.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan informasi bagi
dunia pendidikan serta menambah bahan wacana bagi para mahasiswa yang
4. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis mampu untuk merealisasikan
apa yang telah didapat selama duduk di bangku universitas kedalam realitas
dunia usaha sehingga mampu menambah pengalaman dan kualitas penulis.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang yang menjadi alasan
penulis memilih topik penelitian, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, serta sistematika laporan penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini membahas tentang teori – teori terpilih yang berkaitan
dengan topik penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, populasi, sampel,
lokasi, waktu, subyek dan obyek, teknik, data yang diperlukan,
variabel, serta teknik yang akan digunakan dalam analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab V : Analisis Data
Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan
pembahasannya.
Bab VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran, dan keterbatasan
8
Bagi bank yang terdaftar dibursa efek dan telah go public, laporan
keuangannya harus dipublikasikan sehingga masyarakat luas dapat mengetahui
bagaimana keadaan keuangan dari bank yang bersangkutan. Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) (2007:7): “Laporan keuangan merupakan bagian dari
hasil proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang
disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan”. Menurut Baridwan (1995:4) laporan keuangan
merupakan suatu hasil akhir dari pencatatan, yang merupakan suatu rangkaian dari
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku perusahaan yang
bersangkutan.
Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi memang
dirancang sedemikian rupa untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi calon
investor, kreditur, dan pemakai external lainnya yang berkepentingan dengan
perusahaan guna pengambilan keputusan investasi, kredit serta pengambilan
keputusan lainnya (FASB 1987, dalam Bastian dan Suhardjono, 2006:6).
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik
yang dimiliki dan utang yang ditanggung perusahaan pada saat tertentu. Artinya
dalam neraca ini akan tersaji berapa jumlah aktiva, utang (kewajiban) dan modal
yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Daftar laba rugi adalah daftar
yang mencatat jumlah seluruh pendapatan yang diperoleh perusahaan selama
masa tertentu, jumlah biaya yang ditanggung pada masa yang sama, serta laba
yang diperoleh atau rugi yang ditanggung. Jadi laporan laba rugi merupakan suatu
laporan yang menyajikan kondisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan oleh
hasil akhir laporan apakah perusahaan yang bersangkutan memperoleh laba atau
justru merugi.
B. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 1tujuan
danmanfaat laporan keuanganadalah:
1. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu
investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan
lain yang sejenis secara rasional.
2. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu
investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan
jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang
yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan
pendapatan dari penjualan.
3. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya
ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik
4. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi perusahaan
selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi
masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.
Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah
(IAI, 2004) :
1. Investor
Investor sebagai pihak yang menanamkan modalnya ke dalam perusahaan
membutuhkan informasi keuangan dan hasil operasi perusahaan untuk
mengetahui risiko yang ada dan menilai profit serta hasil pengembangan
sebagai pertimbangan untuk memutuskan apakah harus bekerja sama dengan
memberikan modal kepada perusahaan yang bersangkutan. Pemegang saham
juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman (Kreditur)
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lain juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi yang berarti pada
perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
C. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara
keseluruhan. Kinerja (performance) merupakan gambaran kondisi keuangan bank
dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana yag diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan
profitabilitas bank (Abdullah, 2003:108). Oleh karena itu, setiap unit usaha akan
selalu mengukur dan memiliki kinerja usahanya agar diketahui tingkat hasil nyata
yang dapat dicapai dalam unit tersebut dalam kurun waktu tertentu. Kinerja juga
dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode
tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sugiarso dan
Winarni, 2005 : 111).
Kinerja keuangan adalah instrumen untuk menilai kondisi keuangan dan
prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan
seperti rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu
dengan yang lain (Sawir, 2005 : 6). Berdasarkan dari definisi di atas maka dapat
dikatakan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan perbankan dapat dikatakan
sehat atau baik apabila pencapaian manajemen sudah menunjukkan prestasi yang
D. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang sudah dibuat secara benar atau disusun
berdasarkan data yang sebenarnya akan memperlihatkan kondisi perusahaan yang
sesungguhnya. Dan kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya akan
terlihat dari berapa banyak harta, utang serta modal yang dimiliki oleh perusahan
tersebut. Dari sini kita akan mengetahui apakah perusahaan yang bersangkutan
mengalami kerugian atau laba yang tercermin dari laporan keuangannya.
Untuk mengetahui tentang bagaimana kondisi keuangan suatu perusahaan
dan bagaimana perkembangannya maka perlu dilakukan analisis laporan
keuangan dengan cara mempelajari data-data yang terdapat pada laporan
keuangan secara lebih mendalam lagi. Agar hasil analisis laporan keuangan
tersebut dapat lebih mudah dipahami dan dipelajari oleh pihak – pihak yang
berkaitan dengan perusahaan tersebut, maka hasil analisis laporan keuangan
biasanya disajikan dengan tutur bahasa yang lebih mudah dimengerti sehingga
hasil analisis ini dapat dijadikan acuan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
E. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan tujuan untuk melihat kondisi
keuangan, apakah baik atau buruk. Adapun Manfaat Laporan Keuangan menurut
Djarwanto (2001:111) berdasarkan pada kepentingan para pemakai laporan yaitu:
1. Untuk mengetahui hubungan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain
apabila terjadi kelemahan dalam satu atau beberapa perusahaan dari laporan
keuangan akan diambil tindakan untuk memperbaikinya.
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan.
3. Bersama dengan anggaran kas dapat digunakan untuk memprediksi laporan
keuangan dimasa yang akan datang.
4. Untuk mengetahui posisi dan perkembangan dari satu atau beberapa laporan
keuangan sehingga dapat diramalkan kecenderungannya pada masa yang akan
datang.
Secara lengkap menurut Harahap (2004 : 195) kegunaan analisis laporan
keuangan ini dapat dikemukakan sebagi berikut :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang
terdapat pada laporan keuangan biasanya.
2. Dapat mengali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implisit).
3. Dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang
diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan akhirnya dilapangan untuk prediksi dan
peningkatan (rating).
6. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu
7. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standart industri normal atau standart ideal.
8. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan
dan sebagainya.
9. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan di
masa yang akan datang.
10.Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan
merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: Dapat menilai
prestasi perusahaan, dapat memproyeksikan keuangan perusahaan, dapat
menilai kondisi masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu, posisi
keuangan, hasil-hasil perusahaan, likuiditas, solvabilitas, aktivitas, rentabilitas
dan profitabilitas, indikator pasar modal.
F. Analisis Rasio Keuangan
Pendekatan yang paling umum digunakan untuk melihat kinerja suatu
bank biasanya dengan menghitung beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi
seperti rasio likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas-nya. Rasio-rasio tersebut
sedikit banyak dapat mencerminkan upaya para pengelola bank bersangkutan
untuk menciptakan kinerja –nya seoptimal mungkin. Analisis rasio merupakan
bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan
kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur
kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis
Dalam Keown dkk. (2002:60) tujuan dari analisis rasio adalah untuk
membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh
perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas. Analisis
rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja
melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari
analisis atau pihak yang berkepentingan.
Analasis rasio keuangan perusahaan digunakan untuk menilai prestasi
keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan dilakukan untuk menilai
kinerja dan kemampuan perusahan dalam memberdayakan segala sumber daya
yang ia miliki untuk mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan.
G. Analisis Rasio CAMEL
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:562) untuk melakukan kontrol
terhadap tingkat kesehatan bank maka Bank Sentral mewajibkan bank-bank untuk
mengirimkan laporan keuangannya secara berkala. Bagi bank yang dapat
menunjukkan tingkat kesehatan yang baik dalam laporan keuangannya maka akan
diberikan kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan usahanya. Dalam
melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank, Bank Sentral biasanya
menggunakan criteria CAMEL yaitu Capital adequacy, Assets quality,
Manajemen quality, Earnings, Liquidity.
1. Capital Adequacy
Capital Adequacy adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan
bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan
mengontrol risiko – risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap
besarnya modal bank. Berdasarkan Pakfeb 1991, perbankan diwajibkan
memenuhi kewajiban penyertaan modal minimum, atau dikenal dengan CAR
yang diukur dari persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko
(ATMR).Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan
termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar
8%. Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of
International Settlements) (Dendawijaya, 2001:144). Adapun rumus dari CAR
adalah:
CAR =
2. Assets Quality
Assets quality adalah ukuran untuk memastikan kualitas yang dimiliki bank
dan nilai real dari aset tersebut. Kemerosotan kualitas dan nilai asset
merupakan sumber erosi terbesar bagi modal bank (Gandapradja, 2004: 34).
Rasio Assets Quality pada rasio CAMEL dapat dilihat dari kemampuan aktiva
produktif dalam menghasilkan laba (Zahara dkk, 2009:90). Rasio ini diproksi
dengan nilai rasio RORA (Return on Risked Assets). Menurut Kuncoro dan
Suhardjono (2002:564), kualitas aktiva produktif menunjukkan kualitas asset
sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit
dan investasi dana bank pada portfolio yang berbeda. Setiap penanaman dana
bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat
kolektibilitasnya, yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan atau macet.
besarnya cadangan minimum penghapusan aktiva produktif yang harus
disediakan oleh bank untuk menutup risiko kemungkinan kerugian yang
terjadi.
Aktiva produktif meliputi:
a. Kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan.
b. Surat – surat berharga (baik SBPU maupun surat berharga pasar modal),
c. Penyertaan saham,
d. Tagihan pada bank lain.
Adapun rumus RORA yang dipergunakan adalah:
RORA =
3. Management Quality
Untuk memastikan kualitas dan tingkat kedalaman penerapan prinsip
manajemen bank yang sehat, terutama yang terkait dengan manajemen risiko.
Manajemen yang kompeten dan memiliki integritas yang tinggi merupakan
ujung tombak atau pemeran terdepan dari pertahanan atas risiko bank
(Gandapradja, 2004:34-35). Menurut Kuncoro dan Suhardjono
(2002:564-565) keberhasilan dari manajemen bank didasarkan pada penilaian kualitatif
terhadap manajemen yang mencakup beberapa komponen. Komponen tersebut
terdiri dari manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen
umum, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas yang keseluruhannya
meliputi 250 aspek. Adapun rumus yang dipergunakan yaitu:
NPM =
4. Earning (Rentabilitas)
Untuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan
akurat. Kelemahan dari segi pendapatan real merupakan indicator terhadap
potensi masalah bank (Gandapradja, 2004:35). Earning menunjukkan tidak
hanya jumlah kuantitas dan trend earning tetapi juga faktor –faktor yang
mempengaruhi ketersediaan dan kualitas earning. Keberhasilan bank
didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank yang diukur
dengan dua rasio yang berbobot sama. Rasio tersebut terdiri dari rasio return
on total assets dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional
(Kuncoro dan Suhardjono, 2002:565) . Adapun rumus yang dipergunakan
yaitu:
Deposit Ratio (LDR). Likuiditas menunjukkan adanya ketersediaan dana yang
dimiliki oleh bank dan yang juga merupakan sumber dana bank pada saat ini
dan masa yang akan datang. Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat.
Adapun rumus yang dipergunakan yaitu:
LDR =
H. Penelitian Sebelumnya
1. Penelitian yang dilakukan oleh Stella Indrijaya tahun 2011
Penelitian ini melakukan investigasi pengaruh rasio CAMEL, yaitu CAR,
RORA, NPM, BOPO, dan LDR terhadap perubahan harga saham dari 8 bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, secara partial dan simultan. Hasil
menunjukkan bahwa RORA secara partial berpengaruh secara signifikasi
terhadap harga saham sementara hasil tes parsial dari CAR, NPM, BOPO, dan
LDR menunjukkan bahwa secara parsial mereka tidak berpengaruh secara
langsung terhadap harga saham. Tetapi, hasil tes simultan menunjukkan
adanya pengaruh antara CAR, RORA, NPM, BOPO, dan LDR terhadap harga
saham.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Etty M. Nasser & Aryati tahun 2009
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah
rasio-rasio keuangan yang diukur dengan rasio-rasio CAMEL berbeda secara signifikan
antara bank yang sehat dan bank yang gagal. Selain itu juga dilakukan
pengujian untuk melihat rasio keuangan mana saja yang mendiskriminankan
antara bank yang sehat dengan bank yang gagal (financial distress). Ada 13
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CAR1,CAR2,
ETA, RORA, ALR, NPM, OPM, ROA, ROE, BOPO, PBTA, EATAR, dan
LDR. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariant
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan pada
untuk data empat tahun sebelum bangkrut adalah EATAR dan OPM.
Variabel yang lain ternyata tidak signifikan.
Pengujian diskriminan menunjukkan variabel EATAR dan PBTA
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan bank. Biali z-score untuk bank
yang sehat minus 0,543 sedangkan bank yang gagal 0,483. Dari hasil
klasifikasi ternyata persentase ketepatannya untuk empat tahun sebelum
Harga Saham I. Kerangka Konseptual Penelitian
Capital adequacy 1
Assets Quality 2
Management of risk 3
Rentabilitas 4
Likuiditas 5
6
Gambar II.1 kerangka konseptual
Ket:
1. Panah 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan adanya pengaruh secara parsial dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya.
2. Panah 6 menunjukkan adanya pengaruh secara simultan dari semua
variabel independennya terhadap variabel dependennya.
J. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka hipotesis
untuk jawaban sementara atas masalah tersebut yaitu :
1. Rasio CAMEL berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada 10
Bank yang terbesar di Indonesia periode tahun 2008 – 2012.
2. Rasio CAMEL berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada 10
23
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, dan metode yang digunakan
penulis dalam penelitian ini merupakan metode ex post facto, Kerlinger (1993)
mendefinisikan penelitian ex post facto adalah penemuan empiris yang dilakukan
secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel-variabel
bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau variabel-variabel tersebut secara
inheren tidak dapat dimanipulasi. Penulis mengadakan studi kasus dengan
menganalisis data yang diperoleh dari perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2008 sampai dengan 2012.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Obyek yang akan diteliti oleh penulis pada penelitian ini adalah rasio – rasio
keuangan yang terdapat dalam rasio CAMEL yang didasarkan pada laporan
keuangan yang terdiri dari:
1. Laporan neraca perusahaan per 31 Desember 2008 sampai dengan 31
Desember 2012.
2. Laporan Laba Rugi perusahaan untuk periode yang berakhir pada 31
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pojok BEI Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada September 2013 – Desember 2013.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh dari rasio camel terhadap harga saham terdiri dari :
1. Variabel Independen
a. Capital Adequacy Rasio (CAR): (X1)
b. Return on Risked Assets (RORA): (X2)
c. Net Profit Margin (NPM): (X3)
d. Return on Asset (ROA): (X4)
e. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO): (X5)
f. Loan to Deposit Rasio (LDR): (X6)
2. Variabel Dependen
Harga saham (Y)
E. Definisi Operasional
1. Capital Adequacy Rasio (CAR)
CAR biasanya dipersamakan dengan kewajiban penyediaan modal minimum
adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan
antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
2. Return on Risked Assets (RORA)
Menurut Rusbiantoro (1995) dalam Indrijaya (2011:51), RORA merupakan
metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengusahakan pengoptimalan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba.
Risked assets merupakan penjumlahan antara kredit yang diberikan ditambah
dengan penempatan surat – surat berharga. Semakin rendah risiko aset maka
semakin baik bagi bank tersebut.
3. Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin diperoleh dari perbandingan laba operasi dengan
pendapatan. Rasio NPM menunjukkan kemampuan bank menghasilkan laba
dari aktivitas operasionalnya. Semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin
tinggi pendapatan dari aktivitas operasionalnya dalam menghasilkan laba
bersih.
4. Return on Asset (ROA)
Rasio ROA menunjukkan perbandingan antara besarnya aktiva yang berputar
dengan volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik
karena hasil besarnya rasio ini menunjukkan bahwa aktiva dapat lebih cepat
berputar yang akhirnya akan meningkatkan laba.
5. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasionnal
Rasio BOPO menunjukkan perbandingan antara biaya operasional dengan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Dalam hal ini perlu diketahui
bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit,
sehingga beban bunga dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank
(Veithzal, dkk. 2013:482).
6. Loan to Deposit Rasio (LDR)
Loan to Deposit Rasio (LDR) adalah rasio pembiayaan dana pihak ketiga yang
diterima oleh bank atau dengan kata lain merupakan suatu rasio yang
membandingkan antara besarnya jumlah kredit yang disalurkan oleh bank dan
jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber dana bank seperti deposito
berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan untuk memenuhi
permohonan pinjaman nasabahnya. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa
suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak likuid
(illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid
dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,
1999:23).
F. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di bursa
efek Indonesia baik bank konvensional maupun bank perkreditan, bank devisa dan
nondevisa yang telah terdaftar di tahun 2008 sampai dengan 2012. Adapun
pemilihan sampel dilakukan dengan kriteria 10 bank terbesar yang memiliki asset
Namun setelah dikaji ulang sampel Bank Tabungan Negara ternyata baru
terdaftar di Bursa Efek pada tahun 2009 sehingga tidak memenuhi kriteria yang
telah ditentukan. Jadi sampel yang dipilih menjadi 9 bank terbesar yang memiliki
asset dan market share terbesar di Indonesia.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Purposive sampling pada penelitian ini artinya dalam memilih sampel
penulis hanya memilih 9 bank yang memiliki asset dan market share terbesar
pada tahun 2008 – 2012.
H. Sumber Data
Sumber data yang dijadikan bahan penelitian ini merupakan sumber data
sekunder yang didapatkan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) di
Bursa Efek Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter
sekunder yang memuat transaksi historis keuangan perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.
I. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi yang digunakan untuk mengetahui data rasio keuangan yang dapat
J. Teknik Pengujian Instrumen
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang
digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137).
Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama
dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut
reliabel. Atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat
ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Uji Reliabilitas di spss dapat
dilakukan dengan menggunakan uji Alpha Cronbach.
Ket:
= Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
K = Jumlah item pertanyaan yang diuji
= Jumlah varians skor item
= Varians skor-skor tes (seluruh item K)
Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda dengan persamaan umum sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4+…. + bn Xn.
Ket:
Y adalah variabel terikat, X adalah variabel-variabel bebas, a adalah
konstanta (intercept), dan b adalah koefisien regresi pada masing – masing
variabel bebas.
Analisis regresi linear berganda memerlukan pengujian serempak dengan
menggunakan uji F hitung. Signifikasi ditentukan dengan membandingkan F
hitung dengan F tabel atau melihat signifikasi pada outpus SPSS. Beberapa
pengujian dalam analisis regresi berganda antara lain uji t dan uji F. Uji t
digunakan untuk menguji variabel-variabel yang ada secara parsial atau dengan
kata lain menguji bagaimana pengaruh dari masing – masing variabel bebasnya
secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Sedangkan uji F merupakan
pengujian variabel – variabel bebasnya secara simultan atau bersama – sama
terhadap variabel terikatnya.
Penggunaan metode analisis regresi linear berganda memerlukan uji
asumsi klasik yang secara statistik harus dipenuhi. Uji asumsi klasik tersebut
meliputi uji asumsi normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Chi Square, Skewness, dan Kurtosis
atau uji Kolmogorov Smirnov. Menurut Nisfiannor (2009:91) uji normalitas
adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
yang didapatkan memiliki distribusi data yang normal (mengikuti atau
mendekati hukum sebaran bormal baku dari Gauss). Uji normalitas disini akan
menggunakan uji kolmogorov Smirnov yang mana memiliki kegunaan untuk
menguji apakah suatu sampel berasal dari populasi dengan distribusi data
tertentu. Pengujian ini dilakukan dengan membandingan probabilitas (p) yang
diperoleh dengan taraf signifikasi (α) 0,05, apabila nilai p > α, data
berdistribusi normal; dan apabila p < α maka data tidak berdistribusi dengan
normal (Sugiyono, dalam Indrijaya 2011:49).
2. Uji Multikoliniearitas
Uji multikolinearitas (Nisfiannor, 2009:92) dilakukan untuk mengetahui
apakah ada korelasi antar variabel independen pada model regresi. Korelasi
antar variabel independen sebaiknya kecil. Korelasi antar variabel independen
( r< 0,8), lebih baik lagi kalau (r < 0,5). Makin kecil korelasi antar variabel
independennya makin baik untuk model regresi yang dipergunakan.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menurut Nisfiannor (2009:92) dilakukan untuk mengetahui
apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Dalam model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi.
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sangat diperlukan sebelum kita membandingkan dua
kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya
perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok yang dibandingkan)
(Irianto, 2007:275).
5. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians, dimana seluruh faktor gangguan tidak memiliki
varians yang sama atau variansnya tidak konstan (Sumodiningrat, 2007:238).
6. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen bersifat linier. Jika hubungan tidak
linier dan tetap dianalisis dengan teknik statistik parametrik, maka korelasi
yang didapatkan bisa sangat rendah, meskipun sebenarnya korelasinya bisa
tinggi kalau teknik statistik parametriknya diganti dengan statistik
32
A. Bursa Efek Indonesia
Bursa efek atau pasar modal telah lama hadir di Indonesia sejak
pemerintahan Belanda, pasar modal pada saat itu didirikan oleh Belanda karena
demi memenuhi kepentingannya. Pasar modal didirikan pertama kali pada tahun
1912, dan sempat vakum sementara hingga akhirnya diaktifkan kembali oleh
pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1977 dan hingga kini
tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT pasar modal. BEJ dijalankan
dibawah pengawasan BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).Pasar modal
sempat mengalami kelesuan hingga tahun 1987 karena hanya sedikit masyarakat
yang berminat untuk bergabung dalam pasar modal. Untuk memperbaiki keadaan,
maka diluncurkanlah PAKDES 87 (Paket Desember 1987) yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor
asing menanamkan modal di Indonesia. Untuk mendukung pasar modal dalam
menarik masyarakat agar bergabung didalamnya maka diluncurkannyalah paket
deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal. Dan semakin lama pasar modal
di Indonesia terlihat semakin meningkat, hal ini ditandai dengan hadirnya paket
desember 88, mulai beroperasinya Bursa Paralel Indonesia (BPI), dan juga
beroperasinya Bursa Efek Surabaya (BES). Pada 22 Mei 1995 sistem otomasi
perdagangan di BEJ mulai dilaksanakan dengan sistem komputer JATS (Jakarta
sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). Pada tahun 2007 Bursa Efek
Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) bergabung dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam menjalankan usahanya, BEI memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi : Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
Misi : Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui
pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi
biaya serta penerapan good governance.
BEI memiliki 4 program yang ditawarkan untuk menarik minat
masyarakat agar bergabung, yaitu Program Pendidikan, Pojok BEI, Pusat
Informasi Pasar Modal (PIPM), dan Indonesia Capital Market Electronic Library
(ICaMEL).
B. PT. Bank Mandiri Tbk
PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. adalah bank yang berkantor pusat di
Jakarta dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan
deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia.
Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya
(BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank
Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan ke dalam
Bank Mandiri. Proses panjang pendirian Bank Bumi Daya bermula dari
nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi
(sebelumnya adalah bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum
Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada tahun 1965,
Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti
nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV. Kemudian pada tahun 1968, Bank
Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia,
pertama kali dibentuk dengan nama Nederlandsch Indische Escompto
Maatschappij di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya
berubah menjadi Escomptobank NV, dimana selanjutnya pada tahun 1960
dinasionalisasikan serta berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah
bank Pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.
Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan dagang
Belanda, N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun
1824 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870.
Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini, dan
selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara
Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968, Bank Negara
Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara
Indonesia Unit II Divisi Expor-Impor, yang akhirnya menjadi Bank Ekspor Impor
Indonesia, bank pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri
Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951 dengan misi
perkebunan, industri dan pertambangan. Pada tahun 1960, Bapindo dibentuk
sebagai bank milik negara dan BIN kemudian digabung dengan Bapindo.Pada
tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui
pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur,
transportasi dan pariwisata.
Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan
keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing
dari empat bank bergabung telah memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan ekonomi Indonesia. Bank Mandiri kini memiliki 22.909 pegawai,
1.095 kantor cabang dalam negeri dan 5 kantor cabang luar negeri.
C. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia merupakan bank konvensional yang dimiliki
pemerintah yang mana sahamnya sebesar 56,75% dimiliki oleh pemerintah dan
43,25% dimiliki oleh publik. BRI didirikan di Purwokerto pada tanggal 16
Desember 1895 oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofdenatau "Bank Bantuan
dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto". Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI merupakan Bank
Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Pada tahun 1949 Bank berubah nama
menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41
tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche
tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank
Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965
tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam
ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks
BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor
(Exim).Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang
Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang
Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan
Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21
tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun
1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi
perseroan terbatas. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin
pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang
berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah,
12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang
Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island
Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil
Januari 2013, BRI juga meluncurkan sistem e-Tax, yaitu layanan penerimaan
pajak daerah secara online melalui layanan cash management.
D. PT. Bank Central Asia Tbk
Bank Central Asia merupakan bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini
didirikan pada 21 Februari1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Berbagai
kejadian telah dialami BCA dan yang paling berdampak yaitu dengan adanya
krisis moneter pada tahun 1997, secara khusus kondisi ini mempengaruhi aliran
dana tunai di BCA yang membuat bank terpaksa meminta bantuan pada Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang kemudian diambil alih pada tahun
1998. Namun BCA bisa kembali pulih dengan cepat dan mendapatkan
kepercayaan nasabah kembali pada tahun yang sama. BCA memutuskan menjadi
perusahaan publik dan melakukan penawaran saham perdana pada tahun 2000,
dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN.
Visi Dan Misi BCA
Prioritas utama kami adalah tetap mempertahankan posisi BCA sebagai
salah satu institusi penyedia layanan transaksi dan pembayaran yang terdepan di
Indonesia. Layanan perbankan yang nyaman, aman, dan andal merupakan faktor
penting dalam membangun hubungan dengan nasabah dan dalam memperkuat
VISI
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting
perekonomian Indonesia.
MISI
Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan
solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial
yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
E. PT. BNI Tbk
BNI didirikan pada 5 Juli 1946 yang dikenal dengan sebutan Bank Negara
Indonesia. Yang mana sekarang ini hari didirikannya BNI ditetapkan menjadi Hari
Bank Nasional. BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia dan yang pertama mengedarkan alat pembayaran resmi
Indonesia yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia).
Pada tahun 1949 pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia
sebagai bank sentral dikarenakan adanya penunjukkan De Javsche Bank yang
merupakan warisan dari pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral. Dengan
dibatasinya peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sentral lalu
ditetapkanlah Bank Negara Indonesia sebagai bank pembangunan yang kemudian
diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk
transaksi luar negeri. Pada tahun 1955 Bank Negara Indonesia mengalami
penambahan modal yang kemudian statusnya diubah menjadi bank komersial
milik pemerintah. Mulai akhir tahun 1968 Bank Negara Indonesia memutuskan
untuk menggunakan tahun pendiriannya sebagai bagian dari identitas perusahaan
dengan nama Bank Negara Indonesia 1946 yang kemudian dikenal dengan
sebutan „BNI 46‟, dan pada tahun 1988 Bank Negara Indonesia menggunakan
nama panggilan „Bank BNI‟ yang bersamaan dengan ditetapkannya perubahan
identitas perusahaan.
Pada tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank
Negara Indonesia (Persero). BNI sendiri mulai menjadi perusahaan publik melalui
2012 Pemerintah Republik Indonesia memegang 60% saham BNI, dan sisanya
sebesar 40% dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun
institusi, domestik ataupun asing. Penyempurnaan identitas perusahaan yang
berkelanjutan dari masa ke masa merupakan cerminanan penegasan akan dedikasi
dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan diperbaharui lagi yang kemudian dikenal
dengan sebutan „Bank BNI‟. Saat ini, BNI merupakan bank terbesar ke – 4 di
Indonesia berdasarkan total asset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI
menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh anak
perusahaan yaitu; Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities dan
BNILife Insurance.BNI memiliki total asset sebesar Rp333,3 triliun dan
mempekerjakan lebih dari 24.861 karyawan terhitung sejak akhir tahun 2012.
Untuk memenuhi kepuasan dan dapat melayani nasabah secara maksimal, BNI
kini mengoperasikan jaringan layanan yang mencakup 1.585 outlet domestik dan
5 cabang luar negeri di New York, London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura,
8.227 unit ATM milik sendiri, 42.000 EDC serta fasilitas Internet banking dan
F. PT. Bank CIMB Niaga Tbk
CIMB Niaga merupakan bank terbesar ke – 5 di Indonesia dari segi asset,
simpanan, pinjaman, dan jaringannya. CIMB Niaga berdiri pada 26 September
1955 dengan nama PT. Bank Niaga. Pada awal berdirinya CIMB Niaga berfokus
pada pembangunan nilai-nilai utama dan profesionalisme di bidang perbankan.
Pada tahun 1987, CIMB Niaga menjadi menjadi bank lokal pertama yang
menawarkan layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia yang kemudian
dikarenakan pencapaian ini dikenal sebagai masuknya Indonesia ke dalam dunia
perbankan modern. CIMB Niaga juga merupakan pelopor dalam pelayanan
nasabah melalui teknologi terkini melalui layanan online di tahun 1991. CIMB
Niaga menjadi bank terbuka dengan dicatatkannya saham CIMB Niaga pada
Bursa Efek Indonesia pada 29 November 1989. CIMB Niaga memperoleh izin
usaha sebagai bank umum tidak lama setelah dibuka yaitu pada 11 november
1955, izin bank devisa yaitu pada 22 november 1974, dan izin sebagai bank yang
melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah pada 19 november 2004.
Sebagai akibat dari krisis moneter, CIMB Niaga mengalami kekurangan
dana pemegang saham untuk direkapitulasi sebesar 20% yang berada dibawah
pengawasan BPPN. Dan pada November 2002, CommerceAsset-Holding Berhad
(CIMB Group) mengakuisisi kembali saham mayoritas CIMB Niaga dari BPPN.
Pada tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai
bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak
perusahaan dengan platform universal banking. Sementara itu disisi lain yang
kepemilikan mayoritas LippoBank tertanggal 30 september 2005. Yang kemudian
sebagai bentuk kepatuhan kepada kebijakan Single Presence Policy (SPP) maka
dilakukanlah penggabungan atau merger dengan LippoBank. Yang mana
LippoBank secara resmi bergabung dengan CIMB Niaga pada 1 november 2008
dan kemudian diikuti dengan pengenalan akan logo baru CIMB Niaga kepada
masyarakat luas. Per 31 Desember 2010, CIMB Niaga memiliki total 751 jaringan
kantor dan 1.304 ATM yang tersebar di 23 provinsi dan 108 kota di seluruh
Indonesia, mencakup kantor perbankan konvensional, perbankan syariah, dan
kantor micro finance dengan dukungan 12.276 karyawan.
G. PT. Bank Danamon Tbk
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk adalah bank yang didirikan pada tahun
1956, yang merupakan perubahan nama dari Bank kopra. Nama Bank Danamon
sendiri diambil dari kata “dana moneter” dan pertama kali mulai digunakan pada
tahun 1976. Saat ini Bank Danamon merupakan bank ke-enam terbesar di
Indonesia berdasarkan aset, yang memiliki jumlah pegawai sekitar 72.000
(termasuk karyawan anak perusahaan) terhitung pada desember 2012, dengan
jaringan sekitar 3.350 yang terdiri dari kantor cabang konvensional, unit Danamon
Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah serta kantor-kantor cabang anak
perusahaannya.
Sejarah berdirinya Bank Danamon dimulai pada tahun 1988 yang mana
pada saat itu Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang
dikenal dengan nama “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Tujuan diadakannya
memberikan kemudahan persyaratan termasuk liberalisasi peraturan tentang
pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture. Dan sebagai hasil
dari reformasi ini maka Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing
pertama di Indonesia. Dan pada tahun 1989 bank Danamon menjadi perusahaan
publik melalui penawaran saham perdananya di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun
1998 Bank Danamon diambil alih oleh pemerintah dikarenakan terjadinya krisis
keuangan Asia, yang kemudian pada tahun 2000 Bank Danamon melakukan legal
merger dengan 8 bank yang telah diambil alih oleh pemerintah (Bank Taken
Over). Namun pengambil alihan oleh pemerintah tidaklah berlangsung lama
karena pada 2003 mayoritas saham pemerintah diakuisisi oleh Asia Financial
(Indonesia) Pte.Ltd.
VISI DAN MISI
Danamon mempunyai visi yang berbunyi, “ Kami peduli dan membantu
jutaan orang mencapai kesejahteraan”. Dengan visi ini Danamon bertujuan untuk
menjadi lembaga keuangan yang terkemuka di Indonesia yang keberadaannya
diperhitungkan.Misi Danamon ialah menjadi organisasai yang berorientasi ke
nasabah yang melayani semua segmen dengan menawarkan nilai yang unik untuk
masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan dengan
didukung oleh teknologi kelas dunia. Danamon sendiri memiliki aspirasi untuk
menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan yang dihormati oleh nasabah,
karyawan, pemegang saham, regulator, dan komunitas di mana Danamon berada;
dengan tetap memegang teguh 5 nilai perusahaan yaitu: peduli, jujur, kerjasama,
H. PT. Pan Indonesia Bank Tbk
PT. Pan Indonesia Bank Tbk merupakan bank hasil merger dari 3 bank
yaitu Bank Kemakmuran, Bank Industri Djaja Indonesia dan Bank Industri &
Dagang Indonesia yang didirikan pada tahun 1971. Panin Bank tercatat di Bursa
Efek Jakarta pada tahun 1982, Panin Bank merupakan bank Indonesia pertama
yang Go Public. Dengan basis modal yang kuat dan manajemen risiko yang penuh
dengan perhitungan membuat Panin Bank menjadi Bank yang masuk dalam
kategori A yang tidak harus direkapitulasi selama terjadinya krisis moneter di
Indonesia pada tahun 1998. Panin Bank merupakan bank terbesar ketujuh di
Indonesia dari segi total asset. Untuk mempertahankan posisi dalam dunia
perbankan maka Panin Bank mengadopsi pendekatan bisnis yang progresif yaitu
dengan cara tetap dekat dengan nasabah yang terus bertumbuh dan ceruk pasar
terpilih sehingga dapat membantu untuk lebih memahami kebutuhan pasar yang
terus berubah dan mampu melakukan pelayanan dengan lebih baik. Struktur
permodalan yang kuat dan strategi pertumbuhan akan terus dilanjutkan seiring
langkah Panin Bank yang fokus dalam perluasan pasar komersial dan konsumen.
Dan hal ini sesuai dengan moto Panin Bank “Selalu Untuk Anda” yang
menekankan pada kehandalan dan konsistensi.
Pemegang saham Panin Bank saat ini terdiri dari pemegang saham PT
Panin Financial (45,46%), Votraint No. 1103 Pty Ltd (38,82%), dan publik
domestik maupun internasional (15,72%). Hingga saat ini Panin Bank telah
memiliki 4 entitas anak, yakni PT. Clipan Finance Indonesia Tbk, PT Asuransi