• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (Studi Kasus Bank Mandiri dan Bank BCA) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (Studi Kasus Bank Mandiri dan Bank BCA) SKRIPSI"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN

BANK DENGAN METODE CAMEL

(Studi Kasus Bank Mandiri dan Bank BCA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Yohanes Welly Widjaya NIM : 022214037

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

HALAMAN

PERSEMBAHAN

”Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak

tahu bagaimana seharusnya berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada

Allah dengan keluhan yang tidak terucapkan”

(Roma 8 : 26)

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkat yang telah diberikan

Papa dan Alm. Mama tercinta yang selalu memberi semangat dan doa

Kakakku Diana dan adikku Lidya yang aku sayangi

Istri dan anak-anak yang selalu kusayangi

Teman-teman semua

(6)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL

Studi kasus Bank BCA dan Bank Mandiri tahun 2004-2007 Yohanes Welly Widjaya

022214037

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan predikat tingkat kesehatan Bank BCA dan Bank Mandiri pada periode tahun 2004 hingga tahun 2007. Dasar penelitian tingkat kesehatan bank dan perkembangannya meliputi faktor : permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dari dokumentasi yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode CAMEL yang terdiri atas lima komponen yaitu : capital, asset, manajement, earning dan liquidity. Teknik analisis data dengan metode CAMEL sesuai dengan SK. Dir. BI. No. 30 /11/KEP/DIR 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan metode CAMEL antara Bank BCA dan Bank Mandiri periode tahun 2004 hingga tahun 2007 maka dapat diambil kesimpulan bahwa Bank BCA dari tahun 2004 hingga tahun 2007 memiliki nilai kredit CAMEL rata-rata sebesar 92% dan dinyatakan sehat. Sedangkan untuk Bank Mandiri pada tahun 2004 memperoleh nilai kredit CAMEL sebesar 86,59% dengan predikat sehat. Namun pada tahun 2005 Bank Mandiri memperoleh nilai kredit sebesar 64,23% dengan predikat kurang sehat. Pada tahun 2006 Bank Mandiri dinyatakan cukup sehat dengan perolehan nilai kredit sebesar 80,49%, dan untuk tahun 2007 Bank Mandiri mampu menaikkan kinerja dengan perolehan nilai kredit sebesar 83,92% dengan predikat sehat. Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bank BCA jauh lebih mampu dalam mempertahankan kondisi kesehatan bank dengan perolehan nilai kredit yang stabil dan sehat.

(7)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS ON FINANCIAL HEALTH USING CAMEL METHOD

A Case Study on Bank BCA and Bank Mandiri for the period of 2004 until 2007

Yohanes Welly Widjaya 022214037

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

This research was aimed to know the comparative financial health of Bank BCA and Bank Mandiri for the period of 2004 until 2007. The research about Bank financial health was based on 5 factors ; capital, asset, management, income, and liquidity.

Type of this research was a study case. The data were obtained from reports published by Bank Indonesia. The technique of data analysis was CAMEL method which consists of 5 components ; capital, asset, management, income, and liquidity. This technique of data analysis of CAMEL method was in accordance with SK. Dir. BI. NO. 30/11/KEP/DIR 1997, on financial assessment of banks.

Based on the assessment using the CAMEL method on Bank BCA and Bank Mandiri, it was concluded that for the period of 2004 until 2007 their credit value averages were 92% and considered “healthy”. Meanwhile, in 2004 Bank Mandiri obtained the CAMEL credit value of 86.59% and was considered “healthy”. In 2005, the predicate of Bank Mandiri was “unhealthy” with the credit value of 64,23%. In 2006, the predicate of Bank Mandiri was “very healthy” with the credit value of 83.92% and in 2007 it increased its performance of credit value with the score of 83.92% and the predicate was “healthy”. Results showed that Bank BCA was more able to maintain their condition of credit value stability.

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

penyertaan dan rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak lepas

dari keterlibatan banyak pihak. Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si, Akt selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., MBA selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. Diah Utari, BR., M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas bantuan dan

kesabarannya dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hg. Suseno TW, M.S selaku Dosen Pembimbing II atas bantuan

dan kesabarannya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Dosen, staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma khususnya Fakultas

Ekonomi atas segala hal yang diberikan kepada penulis.

6. Papa dan Alm. Mama yang selalu memberi dorongan, semangat dan doa

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(10)

7. Kakakku Diana dan adikku Lidya yang selalu memberikan semangat dan

doa kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

8. Istriku Arfiani dan anak-anak yang kusayangi.

9. Agus dan Anton yang telah memberikan dorongan dan semangat.

10. Tirta yang telah membantu meminjamkan printer miliknya untuk digunakan

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan ada masukan kritik dan saran guna

menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 April 2009

Penulis

Yohanes Welly Widjaya

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….……….. . i

HALAMAN PERSETUJUAN ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. v

ABSTRAK ………. vi

ABSTRACT ……….. vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .. ………. viii

KATA PENGANTAR ………..……….. ix

DAFTAR ISI ………. xi

DAFTAR TABEL ………. xv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……….. 2

C. Batasan Masalah ……… 3

D. Tujuan Penelitian ……… 3

E. Manfaat Penelitian ……….. 3

BAB II LANDASAN TEORI ……… 4

A. Bank ……… 4

1. Pengertian Bank ……… 4

(12)

2. Fungsi Bank ……….. 4

3. Jenis Bank ………. 5

4. Kegiatan Bank ……….. 9

5. Sumber Dana Bank ……… 12

B. Laporan Keuangan ……….. 14

a. Pengertian Laporan Keuangan ……….. 14

b. Tujuan Laporan Keuangan ……… 15

c. Jenis Laporan Keuangan ……… 15

d. Pihak Yang Berkepentingan ………. 16

C. Tingkat Kesehatan Bank ………. 18

a. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank ……….. 18

b. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ……….. 18

D. Analisis CAMEL ……… 19

1. Pengertian CAMEL ……….. 19

2. Faktor Penilaian CAMEL ………. 19

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 34

A. Jenis Penelitian ……… 34

B. Subjek dan Objek Penelitian ……… 35

C. Variabel Penelitian dan Pengukuran ……… 35

D. Jenis dan Sumber Data ……… 39

E. Teknik Pengumpulan Data ………. 39

F. Populasi dan Sampel ……… 40

G. Teknik Analisis Data ……….. 40

(13)

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……… 43

I. Gambaran Umum PT Bank Mandiri ……… 43

A. Sejarah Singkat Bank Mandiri ……….. 43

B. Visi dan Misi Bank Mandiri ………. 44

C. Struktur Manajemen Bank Mandiri ……….. 44

D. Pelayanan Bank Mandiri ……….. 45

II. Gambaran Umum Bank BCA ………. 48

A. Sejarah Singkat Bank BCA ……….. 48

B. Struktur Manajemen Bank BCA ……… 49

C. Pelayanan Produk dan Jasa Bank BCA ……… 50

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………. 54

A. Perhitungan Komponen CAMEL Bank BCA ………. 54

1. Permodalan (Capital) ……… 54

2. Kualitas Aktiva (Asset) ………. 57

3. Manajemen (Management) ………. 65

4. Rentabilitas (Earning) ……… 67

5. Likuiditas (Liquidity) ……… 73

B. Perhitungan Komponen CAMEL Bank Mandiri ……… 76

1. Permodalan (Capital) ……… 76

2. Kualitas Aktiva (Asset) ………. 79

3. Manajemen (Management) ……… 86

4. Rentabilitas (Earning) ……… 88

5. Likuiditas (Liquidity) ………. 94

(14)

C. Pembahasan ………. 97

BAB VI PENUTUP ……… 103

A. Kesimpulan ………. 103

B. Keterbatasan Penelitian ……… 104

C. Saran ……… 104

DAFTAR PUSTAKA ………. 105

LAMPIRAN ……… 107

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel III.1 Predikat Tingkat Kesehatan Masing-Masing Faktor CAMEL ….. 38

Tabel III. 2 Jenjang Predikat Kesehatan Bank ………. 38

Tabel V.1 Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio Bank BCA ………… 56

Tabel V.2 Aktiva Produktif Bank BCA ……… 58

Tabel V.3 Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Bank BCA ……… 59

Tabel V.4 Hasil Perhitungan Bad Debt Ratio Bank BCA ..……….. 62

Tabel V.5 Hasil Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Bank BCA ……… 64

Tabel V.6 Hasil Perhitungan Rasio Net Profit Margin Bank BCA ……….. 67

Tabel V.7 Hasil Perhitungan Rasio Return On Asset Bank BCA …………. 70

Tabel V.8 Hasil Perhitungan Rasio BOPO Bank BCA ……… 72

Tabel V.9 Hasil Perhitungan Loan to Deposit Ratio Bank BCA ………….. 75

Tabel V.10 Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio Bank Mandiri …….. 78

Tabel V.11 Aktiva Produktif Bank Mandiri ……… 79

Tabel V.12 Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Bank Mandiri ………... 80

Tabel V.13 Hasil Perhitungan Bad Debt Ratio Bank Mandiri ..………. 83

Tabel V.14 Hasil Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Bank Mandiri …… 86

Tabel V.15 Hasil Perhitungan Rasio Net Profit Margin Bank Mandiri ……. 88

Tabel V.16 Hasil Perhitungan Rasio Return On Asset Bank Mandiri ……… 90

Tabel V.17 Hasil Perhitungan Rasio BOPO Bank Mandiri ……… 93

Tabel V.18 Hasil Perhitungan Loan to Deposit Ratio Bank Mandiri ………. 96

(16)

Tabel V.19 Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank BCA

dan Bank Mandiri tahun 2004 ………..…………. 97

Tabel V.20 Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank BCA

dan Bank Mandiri tahun 2005 ……… 98

Tabel V.21 Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank BCA

dan Bank Mandiri tahun 2006 ……… 100

Tabel V.22 Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank BCA

dan Bank Mandiri tahun 2007 ……… 101

Tabel V.23 Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank BCA

dan Bank Mandiri total ……….. 102

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan bank dalam perekonomian saat ini sudah menjadi kebutuhan

yang penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan menyimpan dana

masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit, bank telah

berperan dalam menjembatani pihak-pihak yang kelebihan maupun

membutuhkan dana. Sebagai lembaga keuangan, bank tidak hanya dibutuhkan

oleh kalangan masyarakat saja tetapi juga sangat berperan dalam memajukan

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara.

Dalam dunia perbankan, kepercayaan masyarakat terhadap bank

merupakan faktor yang mempengaruhi atas keberhasilan kinerja serta semua

kegiatan operasional yang dilakukan bank. Tanpa adanya kepercayaan

masyarakat terhadap bank maupun sebaliknya, maka kegiatan operasional

bank tidak akan dapat berjalan lancar. Saat masyarakat menyimpan dananya di

bank, maka mereka harus percaya bahwa bank nantinya mampu

mengembalikan dana tersebut dan memberikan bunga sesuai dengan ketentuan

serta percaya bahwa dana yang disimpan tersebut tidak akan disalahgunakan

oleh bank.

Pada tahun 1997 saat terjadi krisis moneter, kepercayaan masyarakat

terhadap bank benar-benar mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan

ketidaksanggupan bank untuk membayar semua kewajibannya pada nasabah

(18)

yang mengakibatkan banyak bank yang mengalami kesulitan dana sehingga

ada beberapa bank yang harus dilikuidasi atau merger. Tentu saja hal ini

benar-benar mengakibatkan keterpurukan dalam dunia perbankan.

Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat, bank harus mampu untuk

menjaga tingkat kesehatan bank itu sendiri. Tingkat kesehatan bank sendiri

dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan

operasional perbankan secara normal dan mampu untuk memenuhi

kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku

(Budisantoso, 2006:51). Penilaian suatu kesehatan bank merupakan wewenang

dari Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas perbankan.

Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis CAMEL, yaitu suatu analisis yang digunakan untuk

mengukur tingkat kesehatan bank atas berbagai faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja suatu bank. Unsur penilaian analisis CAMEL meliputi lima

faktor yaitu Capital (Modal), Assets Quality (Kualitas Asset), Management

(Manajemen), Earning (Laba), Liquidity (Likuiditas).

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memperjelas

masalah penelitian agar mempunyai arah yang tepat. Perumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana perbandingan predikat tingkat

kesehatan Bank Mandiri dan Bank BCA periode tahun 2004-2007 berdasarkan

(19)

C. Batasan Masalah

Batasan masalah sangat penting artinya untuk memfokuskan penelitian,

sehingga akan memperjelas ruang lingkup penelitian dan memepertajam

pembahasan. Disamping itu, batasan masalah juga berguna membantu peneliti

dalam menyaring informasi yang masuk atau berkaitan dengan data-data mana

yang dianggap relevan. Dalam penelitian ini, yang menjadi batasan masalah

berkaitan dengan judul penelitian yaitu meliputi 5 faktor CAMEL meliputi

Modal (Capital), Kualitas Aktiva (Asset Quality), Manajemen (Management),

Rentabilitas (Earning), dan Likuiditas (Liqudity).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan predikat

tingkat kesehatan Bank Mandiri dan Bank BCA periode tahun 2004, 2005,

2006, dan 2007.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan USD, khususnya

mengenai analisis CAMEL untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank.

2. Bagi Peneliti

Dari Penelitian ini diharapkan penulis dapat mengetahui, memahami dan

menganalisis kesehatan bank menggunakan analisis CAMEL serta

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Bank

1. Pengertian Bank

Peranan perbankan sangat penting dalam memajukan perekonomian

negara. Hampir semua faktor yang berhubungan dengan aktivitas keuangan

selalu membutuhkan jasa bank. Bank diartikan secara sederhana yaitu bank

merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana

tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir,

2005 : 8).

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bank

memiliki dua jenis kegiatan yaitu kegiatan pokok dan kegiatan penunjang

dimana kegiatan pokok bank terdiri dari menghimpun dan menyalurkan

dana kepada masyarakat sedangkan kegiatan penunjang bank meliputi

pelayanan jasa-jasa bank lainnya.

2. Fungsi Bank

Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan

atau sebagai financial intermediary (UU No.10 1998, pasal 1 ayat 2).

(21)

Secara lebih spesifik, fungsi bank terbagi menjadi tiga yaitu :

a. Agen of Trust

Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya baik dalam hal

penghimpunan maupun penyaluran dana berlandaskan kepercayaan

(trust).

b. Agen of Development

Bank sebagai lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan

ekonomi memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan invetasi,

distribusi dan juga konsumsi barang dan jasa secara lancar mengingat

semua kegiatan tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang.

c. Agen of Service

Dalam kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat, bank juga

menawarkan jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.

3. Jenis-jenis Bank

Dalam dunia perbankan Indonesia, bank terdiri atas berbagai jenis

seperti yang telah diatur dalam Undang-undang perbankan. Secara umum

kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana

dan menyalurkan dana kepada masyarakat tidak berbeda antara bank satu

(22)

Jenis-jenis bank dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu :

a. Segi Fungsinya

Jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari :

1. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran (Kasmir, 2005:18).

b. Segi Kepemilikan

Segi kepemilikan maksudnya adalah siapa yang memiliki bank

tersebut. Kepemilikan bank dapat dilihat dari akte pendirian dan

penguasaan saham yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan.

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut :

1. Bank milik pemerintah.

Merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki

oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dapat

dimiliki oleh pemerintah. Contoh : BNI 46, BRI, BTN, Bank

(23)

2. Bank milik swasta nasional.

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya

dimiliki oleh swasta nasional yang akte pendiriannya didirikan oleh

swasta, begitu pula dengan keuntungan yang diperoleh. Contoh :

Bank Niaga, BCA, Bank Danamon, Bank Lippo, BII.

3. Bank milik koperasi.

Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh

perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh : Bank Umum

Koperasi Indonesia.

4. Bank milik asing.

Merupakan bank yang kepemilikannya 100% milik pihak asing (luar

negeri) atau termasuk cabang dari bank yang ada di luar negeri baik

milik swasta asing atau pemerintah asing. Contoh : City Bank, Bank

of Tokyo, Hongkong Bank.

5. Bank milik campuran

Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan

pihak swasta nasional (Kasmir, 2005:19). Contoh : Sumitomo Niaga

Bank, Mitsubishi Buana Bank.

c. Segi Status

Ditinjau dari segi status, maksudnya adalah melihat kemampuan

bank dalam melayani masyarakat. Kemampuan ini dapat dilihat dari

(24)

Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut :

1. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri

atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan,

misalnya transfer keluar negeri (Kasmir, 2005: 22).

2. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk melakukan

transaksi seperti halnya Bank Devisa. Bank ini melakukan transaksi

hanya dalam batas-batas negara.

d. Segi cara menentukan harga

Jenis bank berdasarkan cara menentukan harga terbagi atas dua

kelompok yaitu :

1. Bank berdasarkan prinsip konvensional (Barat)

Merupakan bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan

harga kepada nasabahnya menggunakan dua metode yaitu : a)

Spread Based, yaitu menetapkan bunga sebagai harga untuk produk

simpanan seperti tabungan, deposito, giro maupun untuk produk

pinjamannya. b) Fee Based, yaitu menetapkan berbagai biaya dalam

bentuk nominal atau persentase tertentu untuk jasa-jasa bank

lainnya.

2. Bank berdasarkan prinsip syariah

Merupakan bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan

(25)

hasil (Mudharabah), b) Prinsip penyertaan modal (Musyarakah), c)

Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(Murabahah), d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni

tanpa pilihan (Ijarah), e) Berdasarkan pemilihan pemindahan

kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak

lain (Ijarah wa iqrina).

(Kasmir, 2005: 18).

4. Kegiatan Bank

Bank umum merupakan bank yang paling banyak terdapat di

Indonesia. Keunggulan bank umum dibandingkan dengan BPR adalah

memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat

beroperasi diseluruh wilayah di Indonesia. Kegiatan bank secara umum

terdiri dari :

a. Menghimpun dana (Funding)

Merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat dengan yang

dilakukan dengan cara menawarkan simpanan yaitu :

1. Simpanan Giro (Demand Deposit).

Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan

dengan menggunakan cek atau bilyet biro.

2. Simpanan Tabungan (Saving deposit).

Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan

(26)

3. Simpanan Deposito (Time Deposit).

Merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh

tempo) dan penarikannya dilakukan sesuai dengan jangka waktu.

(Kasmir, 2005: 40)

b. Menyalurkan dana (Lending)

Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari

masyarakat yang dilakukan melalui pemberian pinjaman/ kredit yang

meliputi :

1. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang

melakukan investasi atau penanaman modal.

2. Kredit modal kerja, merupakan kredit yang digunakan sebagai

modal usaha.

3. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan kepada pedagang

dalam memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan

perdagangannya.

4. Kredit produktif, merupakan kredit yang dapat berupa investasi,

modal kerja atau perdagangan.

5. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan

pribadi, misalnya keperluan konsumsi baik pangan, sandang dan

papan.

6. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan

professional seperti dosen, dokter dan pengacara.

(27)

c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service)

Merupakan kegiatan penunjang yang banyak memberikan

kontribusi keuntungan bagi bank. Semakin lengkap jasa-jasa bank yang

dapat dilayani maka akan semakin baik bank tersebut. Berikut jasa-jasa

yang ditawarkan oleh bank :

1. Kiriman uang (Transfer), merupakan jasa pengiriman uang melalui

bank yang dapat dilakukan pada bank yang sama atau berlainan.

2. Kliring (Clearing), yaitu penagihan warkat (surat berharga seperti

cek, bilyet giro) yang berasal dari dalam kota.

3. Inkaso (Collection), yaitu penagihan warkat (surat berharga seperti

cek, bilyet giro) yang berasal dari luar kota atau luar negeri.

4. Safe Deposit Box, pemberian layanan penyewaan box atau kotak

pengaman tempat menyimpan surat berharga atau barang berharga

milik nasabah.

5. Bank Card (kartu kredit), merupakan kartu yang dapat dibelanjakan

diberbagai tempat perbelanjaan atau tempat hiburan dan dapat

digunakan untuk mengambil uang tunai di ATM-ATM yang tersebar

diberbagai tempat.

6. Bank Notes, merupakan jasa penukaran valuta asing.

7. Bank Garansi, yaitu jaminan yang diberikan kepada nasabah dalam

rangka membiayai suatu usaha.

8. Bank Draft, merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada

(28)

9. Letter of Credit (L/C), yaitu surat kredit yang diberikan kepada

eksportir dan importir yang digunakan untuk melakukan

pembayaran atas transaksi ekspor impor yang mereka lakukan.

10. Cek Wisata (Travellers Cheque), merupakan cek perjalanan yang

biasa digunakan oleh turis atau wisatawan.

11. Menerima setoran-setoran seperti pembayaran pajak, telepon, air

dan listrik.

12. Melayani pembayaran-pembayaran seperti pembayaran gaji,

pensiun, deviden dan bonus/ hadiah.

5. Sumber Dana Bank

Sumber dana bank adalah usaha-usaha yang dilakukan bank dalam

menghimpun dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya.

Sumber-sumber dana bank yang digunakan yaitu :

a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Merupakan dana yang berasal dari dalam bank itu sendiri, baik

dari pemegang saham atau pihak lain.

Dana yang bersumber dari bank itu sendiri yaitu:

1. Setoran modal dari pemegang saham sebagai modal awal.

2. Cadangan-cadangan, yaitu sebagian laba bank yang disisihkan

dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang

digunakan untuk menutup kemungkinan resiko yang timbul

(29)

3. Laba ditahan, yaitu laba milik pemegang saham yang diputuskan

oleh mereka sendiri untuk tidak dibagikan sebagai deviden, tetapi

dimasukkan kembali kedalam modal kerja untuk operasional bank.

b. Dana pinjaman dari pihak luar

Merupakan sumber dana yang berasal dari pinjaman bank lain

maupun lembaga keuangan lain kepada bank.

Dana pinjaman dari pihak luar meliputi :

1. Pinjaman antar bank, yaitu pinjaman dari bank lain dengan jangka

waktu yang relatif lebih lama.

2. Pinjaman dari Bank Indonesia, yaitu pinjaman yang diberikan

kepada bank untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang

berprioritas tinggi.

3. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank, berbentuk surat

berharga yang dapat diperjualbelikan sebelum jatuh tempo.

c. Dana dari masyarakat.

Sumber dana ini merupakan sumber dana yang terpenting dan

paling diandalkan oleh bank.

Dana dari masyarakat terdiri atas :

1. Simpanan Giro (Demand Deposit).

Yaitu simpanan nasabah kepada bank yang penarikannya dilakukan

dengan menggunakan cek atau bilyet giro dan surat perintah

(30)

2. Deposito (Time Deposit).

Yaitu simpanan nasabah kepada bank yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian.

3. Tabungan (Saving deposit).

Yaitu simpanan nasabah kepada bank yang penarikannya dilakukan

sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh bank.

B. Laporan Keuangan.

a. Pengertian laporan keuangan

Laporan keuangan adalah suatu daftar keuangan yang dibuat pada

akhir periode yang berasal dari catatan aktivitas perusahaan selama periode

tertentu yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba,

laporan arus kas, dan laporan perubahan modal (Kusnadi, 2000: 2).

Laporan keuangan bank sendiri merupakan ikhtisar mengenai suatu

keadaan bank pada suatu periode tertentu yang terdiri dari laporan neraca,

laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontinjensi, laporan arus kas,

catatan atas laporan keuangan, dan laporan keuangan konsolidasi (Martono,

2003: 62).

Dari pengertian diatas maka disimpulkan bahwa laporan keuangan

merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat

komunikasi antara data keuangan perusahaan dengan pihak yang

(31)

b. Tujuan laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan yaitu memberikan informasi keuangan

suatu perusahaan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam

suatu periode tertentu.

Tujuan laporan keuangan bank secara umum yaitu :

1. Memberikan informasi keuangan tentang posisi keuangan bank terkait

harta bank, kewajiban bank, serta modal bank pada periode tertentu.

2. Memberikan informasi menyangkut laba rugi suatu bank pada periode

tertentu.

3. Memberikan informasi bagi pihak yang berkepentingan dengan laporan

keuangan bank tersebut.

4. Memberikan informasi mengenai performance bank dalam periode

tertentu.

(Faud, 2005: 17)

c. Jenis laporan keuangan bank

Berikut jenis-jenis laporan keuangan bank :

1. Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan posisi aktiva (harta), pasiva

(kewajiban) dan ekuitas suatu bank pada tanggal tertentu yang disusun

berdasarkan tingkat likuiditas dan jatuh tempo.

2. Laporan laba rugi, yaitu laporan keuangan bank yang menggambarkan

(32)

3. Laporan arus kas, yaitu laporan yang menunjukkan semua aspek yang

terkait dengan kegiatan bank baik yang berpengaruh langsung terhadap

kas maupun tidak.

4. Catatan atas laporan keuangan, yaitu laporan yang berisi catatan

tersendiri mengenai posisi devisa neto menurut jenis mata uang dan

aktivitas lain.

5. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi, laporan keuangan

gabungan yaitu laporan dari seluruh cabang yang bersangkutan baik

didalam negeri maupun luar negeri sedangkan laporan konsolidasi yaitu

laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

6. Laporan komitmen dan kontijensi, laporan komitmen yaitu kontrak

berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus

dilaksanakan jika kesepakatan bersama dipenuhi sedangkan laporan

kontijensi yaitu tagihan atau kewajiban bank yang mungkin timbul.

(Kasmir, 2005: 175)

d. Pihak yang berkepentingan

Banyak pihak yang berkepentingan untuk mengetahui secara dalam

mengenai laporan keuangan suatu perusahaan. Masing-masing pihak

mempunyai tujuan dan kepentingan tersendiri terhadap laporan keuangan

(33)

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan bank yaitu :

1. Pemilik/ pemegang saham

Pemilik/ pemegang saham memiliki kepentingan terhadap laporan

keuangan untuk mengetahui kemajuan perusahaan dalam menciptakan

laba dan pengembangan bank tersebut.

2. Pemerintah

Pemerintah memiliki kepentingan untuk mengetahui kemajuan dan

ketaatan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter serta

pengembangan sektor industri tertentu.

3. Manajemen

Manajemen berkepentingan untuk menilai kinerja manajemen bank

dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan dan juga untuk

mengetahui kinerja manajemen bank dalam mengelola sumber-sumber

daya.

4. Karyawan

Karyawan berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan bank

sehingga merasa perlu mengharapkan peningkatan kesejahteraan

apabila bank mengalami keuntungan ataupun sebaliknya.

5. Masyarakat luas

Merupakan suatu jaminan atas uang yang mereka simpan di bank yang

diperoleh dari laporan keuangan yang ada dengan melihat jumlah angka

(34)

6. Perpajakan

Pihak pajak akan lebih mudah dalam menjalankan tugasnya dalam

menetapkan besarnya jumlah pajak perseroan kepada bank yang

bersangkutan.

(Martono, 2003: 63)

C. Tingkat Kesehatan Bank

a. Pengertian tingkat kesehatan bank

Secara umum tingkat kesehatan bank diartikan sebagai kemampuan

suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal

dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan dengan

cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku (Budisantoso, 2006:

51). Hasil akhir dari penilaian tingkat kesehatan bank ini nantinya dapat

digunakan bank umum sebagai salah satu sarana dalam menetapkan

strategi usaha diwaktu yang akan datang.

b. Penilaian tingkat kesehatan bank

Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun sehingga nantinya

dapat dijadikan sebagai ukuran apakah bank tersebut mengalami

peningkatan atau penurunan. Apabila ternyata diketahui bahwa bank tidak

sehat maka Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank-bank akan

memberikan suatu pengarahan atau bahkan sanksi. Penilaian yang

dilakukan Bank Indonesia meliputi beberapa aspek yaitu aspek permodalan

(capital), aspek kualitas asset (asset quality), aspek kualitas manajemen

(35)

D. Analisis CAMEL 1. Pengertian

Yang dimaksud dengan analisis CAMEL adalah alat analisis

keuangan dan penilaian manajemen suatu bank yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia untuk mengetahui tingkat kesehatan bank yang bersangkutan (SE

BI No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997).

Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap

faktor-faktor CAMEL yang terdiri atas beberapa faktor-faktor yaitu :

- Permodalan (Capital)

- Kualitas Aktiva (Asset Quality)

- Manajemen (Management)

- Rentabilitas (Earning)

- Likuiditas (Liquidity)

2. Faktor Penilaian CAMEL

a. Permodalan (Capital)

Modal sangat berperan penting dalam rangka pengembangan

usaha dan menampung resiko kerugian. Oleh karena itu perlu dilakukan

penilaian untuk mengetahui sehat atau tidak modal itu.

Secara umum modal bank terdiri atas :

Modal inti yang meliputi :

1. Modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh

(36)

2. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang

oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan

untuk tidak dibagikan.

3. Laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu

setelah dikurangi pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh

rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.

4. Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku

berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak.

5. Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh

bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai

nominalnya.

6. Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan

laba ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat

persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai

dengan anggaran dasar masing- masing.

7. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang

disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan

rapat pemegang saham atau rapat anggota.

(Abdullah, 2005: 56)

Modal pelengkap meliputi :

1. Cadangan revaluasi tetap aktiva, yaitu cadangan yang dibentuk dari

selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat

(37)

2. Cadangan penghapusan aktiva, yaitu cadangan yang dibentuk

dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan dengan maksud

untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat

dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva

produktif.

3. Modal pinjaman (Quasi capital), yaitu modal yang didukung oleh

instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal.

4. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang harus memenuhi

berbagai syarat seperti harus adanya perjanjian tertulis antara bank

dan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari Bank Indonesia,

minimal berjangka waktu 5 tahun, dan pelunasan sebelum jatuh

tempo harus mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.

(Dendawijaya, 2003: 46).

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR adalah kewajiban penyediaan modal minimum yang harus

selalu dipertahankan oleh tiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari

total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), sedang ATMR

sendiri adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan

(38)

Bobot risiko yang merupakan dasar bagi perhitungan kebutuhan modal

minimum yaitu :

a. 0% untuk rekening kas, sertifikat bank Indonesia, kredit yang

dijamin dengan saldo deposito berjangka dan tabungan yang cukup

milik peminjam pada bank tersebut.

b. 20% untuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan

serta tagihan lainnya kepada atau yang dijamin oleh bank lain.

c. 50% untuk kredit pemilikan rumah (KPR) yang dijamin oleh

hipotek pertama dengan tujuan dihuni.

d. 100% untuk kredit kepada atau yang dijamin oleh BUMD,

perorangan, koperasi, perusahaan swasta atau lainnya. Kemudian

juga terhadap aktiva tetap dan inventaris (nilai buku) serta aktiva

lain selain yang tersebut diatas.

(Taswan, 2006: 79).

Pemberian nilai kredit untuk rasio CAR adalah sebagai berikut :

a. Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat sehat dengan nilai

kredit 81 dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan KPMM

8%, maka nilai kredit ditambah satu dengan nilai maksimum 100.

b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi

predikat kurang sehat dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap

penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9%, maka nilai

(39)

c. Kemudian nilai kredit yang didapat dari CAR dikalikan dengan

bobot CAMEL untuk rasio CAR yaitu sebesar 25%.

(SE BI No. 30/11/KEP/DIR 1997).

Perhitungan CAR secara sistematis diformulasikan sebagai berikut :

CAR = X100%

(ATMR) Resiko

Menurut Tertimbang

Aktiva

Modal

(Martono, 2003: 90).

NKK = 81 + X1 0,1%

8%) (CAR−

(Abdullah, 2003: 136).

2. Kualitas Aktiva (Asset Quality)

Kelangsungan usaha suatu bank tergantung pada kesiapan bank

yang bersangkutan dakam menghadapi resiko kerugian dari penanaman

dana. Oleh karena itu setiap pengurus bank wajib menjaga kualitas

aktiva produktifnya. Aktiva produktif sendiri adalah penyediaan dana

bank untuk memperoleh penghasilan.

Komponen aktiva produktif yang dinilai meliputi :

1. Kredit, yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga.

2. Surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, wesel, obligasi,

(40)

suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim

diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.

3. Penempatan dana antar bank, yaitu penanaman dana pada bank lain

dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, kredit

dan penanaman dana lainnya yang sejenis.

4. Penyertaan saham, yaitu penanaman dana bank dalam bentuk saham

pada bank dan perusahaan dibidang keuangan lainnya, sebagaimana

diatur dalam peraturan undang-undang yang berlaku.

5. Transaksi rekening administratif, yaitu kewajiban komitmen dan

kontinjensi yang antara lain meliputi penerbitan jaminan, fasilitas

kredit yang belum ditarik dan atau kewajiban komitmen dan

kontinjensi lain.

(Siamat, 2005: 231).

Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) adalah aktiva

produktif yang sudah atau yang mengandung potensi tidak memberikan

penghasilan atau kerugian.

Bobot resiko aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) menurut

peraturan BI No. 7/2/PBI/2005 adalah sebagai berikut :

1. 0% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar (Pass).

2. 25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus

(Special Mention).

3. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar

(41)

4. 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan (Doubthful).

5. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet (Loss).

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah

cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu berdasarkan

kualitas aktiva produktif (KAP). Bank wajib membentuk Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dengan ketentuan sebagai

berikut :

1. 1% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas lancar.

2. 5% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas dalam perhatian

khusus setelah dikurangi agunan.

3. 15% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas kurang lancar

setelah dikurangi agunan.

4. 50% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas diragukan setelah

dikurangi agunan.

5. 100% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas macet setelah

dikurangi agunan.

(42)

Penilaian terhadap faktor kualitas aktiva produktif yaitu :

1. Bad Debt Ratio (BDR)

Merupakan rasio yang membandingkan antara Aktiva

Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dengan aktiva produktif.

Rasio ini menunjukkan aktiva produktif yang berpotensi tidak

memberikan penghasilan atau tidak menimbulkan kerugian.

Semakin kecil BDR yang diperoleh, maka semakin baik kinerja

bank dalam memelihara aktiva produktif yang dimilikinya.

Berikut pemberian nilai kredit untuk rasio BDR :

a. Untuk BDR sebesar 15,5% atau lebih maka diberi nilai kredit

sebesar 0.

b. Untuk setiap penurunan 0,15% dari BDR 15,5% maka nilai

kredit ditambah 1 sampai maksimum 100.

c. Nilai kredit yang didapat dari besarnya BDR dikalikan dengan

bobot CAMEL untuk rasio BDR yaitu sebesar 25%.

(SE BI No. 30/11/KEP/DIR 1997).

Rumus untuk menghitung rasio BDR yaitu :

BDR = X100%

Produktif Aktiva

(APYD) asikan

Diklasifik Yang

Produktif Aktiva

(Abdullah, 2005:. 134)

Besarnya Nilai Kredit Komponen (NKK) dirumuskan sebagai

berikut :

NKK = X1

0,15% BDR 15,5%−

(43)

2. Rasio PPAP yang dibentuk terhadap PPAP yang wajib dibentuk

(KAP).

Pemberian nilai kredit untuk KAP yaitu sebagai berikut :

a. Untuk Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sebesar 0% diberi nilai

kredit sebesar 0. Untuk setiap kenaikan 1% dari 0% maka nilai

kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum 100.

b. Besarnya nilai kredit yang didapat dari KAP kemudian dikalikan

dengan bobot CAMEL yaitu sebesar 5%.

(SE BI No. 30/11/KEP/DIR 1997).

Secara sistematis maka dapat dirumuskan yaitu :

KAP = X100%

dibentuk wajib

yang PPAP

dibentuk telah

yang PPAP

(Abdullah, 2005: 134).

Besarnya Nilai Kredit Komponen (NKK) untuk rasio KAP dapat

diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

NKK =

1% KAP Rasio

……….. (Taswan, 2006: 361).

c. Manajemen (Management)

Penilaian manajemen bank merupakan penilaian terhadap

pengurus bank dalam menjalankan aktivitas untuk menunjang kegiatan

operasional bank sehari-hari. Faktor penilaian manajemen ini dapat

dijadikan sebagai alat ukur dalam menilai kinerja suatu bank. Dengan

manajemen baik diharapkan akan menciptakan dan memelihara tingkat

kesehatan bank. Oleh karena itu manajemen bank mendapat perhatian

(44)

Penilaian dalam aspek manajemen terdiri atas dua faktor yaitu :

1. Manajemen umum, dimana penilaian terhadap manajemen umum

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang bersumber dari dalam

bank (internal) yang mempengaruhi manajemen bank.

2. Manajemen resiko, dimana penilaian terhadap manajemen resiko

digunakan untuk mengukur, memantau, dan mengendalikan

kemungkinan resiko usaha yang dihadapi bank.

Penilaian terhadap faktor manajemen dilakukan sebagai berikut :

1. Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup manajemen umum

dan manajemen resiko dengan menggunakan daftar pertanyaan

ataupun pernyataan.

2. Jumlah pertanyaan ataupun pernyataan bagi bank devisa sebanyak

100 sedangkan untuk bank non devisa sebanyak 85.

3. Setiap pertanyaan atau pernyataan diberi skala penilaian antara 0

sampai dengan 4 dengan kriteria sebagai berikut : a) nilai 0

mencerminkan kondisi yang lemah, b) nilai 1,2 dan 3 mencerminkan

kondisi antara dan c) nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik.

4. Nilai kredit setiap pertanyaan atau pernyataan bagi bank devisa

sebesar 25% dan bagi bank non devisa sebesar 29,4%.

5. Nilai kredit yang telah dijumlahkan kemudian dikalikan dengan

bobot CAMEL untuk faktor manajemen sebagai berikut : a) 10%

untuk manajemen umum, b) 15% untuk manajemen resiko.

(45)

d. Rentabilitas (Earning)

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan bank

adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Rentabilitas

adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

dibanding dengan modal yang digunakan dalam persentase (Hasibuan,

2006: 100).

Tingkat rentabilitas dalam analisis CAMEL diukur dengan

menggunakan dua rasio hitung yaitu :

1. Pengembalian atas aktiva (Return on Asset-ROA)

Merupakan rasio yang membandingkan antara laba sebelum pajak

dengan total aktiva. Semakin besar ROA yang dimiliki, maka

semakin besar pula laba yang dihasilkan bank.

Pemberian nilai kredit untuk ROA yaitu :

a. Untuk ROA sebesar 0% atau negatif diberi nilai kredit 0.

b. Untuk setiap kenaikan sebesar 0,015% mulai dari 0%

perhitungan ROA, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum

nilai kredit 100.

c. Kemudian nilai kredit ROA dikalikan dengan bobot CAMEL

untuk rasio ROA yaitu sebesar 5%.

(SE BI No. 30/11/KEP/DIR 1997).

Rumus ROA yaitu :

ROA = X100%

aktiva Total

pajak sebelum Laba

(46)

Besarnya nilai kredit komponen (NKK) untuk rasio ROA yaitu

sebagai berikut :

NKK =

0,015% ROA Rasio

………... (Taswan, 2006: 363).

2. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

Perhitungan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Pada

umumnya beban dan pendapatan operasional bank didominasi oleh

biaya bunga dan hasil bunga dikarenakan kegiatan utama bank pada

prinsipnya adalah sebagai perantara, yaitu menghimpun dan

menyalurkan dana kepada masyarakat.

Besarnya nilai kredit yang diberikan untuk rasio BOPO yaitu :

a. Untuk BOPO sebesar 100% atau lebih diberikan nilai kredit

sebesar 0.

b. Untuk setiap penurunan sebesar 0,08% dari 100% BOPO, maka

nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

c. Hasil perhitungan nilai kredit yang didapat dari BOPO dikalikan

dengan bobot CAMEL untuk BOPO yaitu sebesar 5%.

(SE BI No. 30/11/KEP/DIR 1997).

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

BOPO= X100%

l Operasiona Pendapatan

l Operasiona Beban

(47)

NKK=

Likuiditas bank adalah kemampuan untuk membayar semua

hutang jangka pendeknya dengan alat-alat likuid yang dimilikinya

(Hasibuan, 2006, hal. 94). Alat likuid adalah kas dan penanaman bank

lain dalam bentuk giro dan tabungan bank lain pada bank.

Penilaian faktor likuiditas dilakukan dengan menggunakan rasio

kredit terhadap dana yang diterima oleh bank (Loan To Deposit Ratio).

Rasio LDR sendiri menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam

membayar hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan

deposito pada saat ada penarikan dan mampu memenuhi permohonan

kredit yang layak untuk disetujui tanpa adanya penangguhan. Dari hal

tersebut, maka rasio ini juga menunjukkan perbandingan antara jumlah

kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank.

Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank dirumuskan

sebagai berikut :

LDR= X100%

Dana pihak ketiga dalam hal ini meliputi: giro, simpanan berjangka dan

(48)

Ketentuan pemberian nilai kredit terhadap dana yang diterima bank

(LDR) yaitu :

a. Untuk LDR sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit sebesar nol.

b. Untuk setiap penurunan LDR sebesar 1% dari 115% nilai kredit

ditambah 4 dengan maksimum 100.

c. Nilai kredit yang didapat dari perhitungan LDR dikalikan dengan

bobot CAMEL sebesar 5%.

(SE BI No. 30/11/KEP/DIR 1997).

f. Pelaksanaan ketentuan lain

Penilaian tingkat kesehatan bank juga dikaitkan dengan

pelaksanaan ketentuan lain yaitu ketentuan BMPK dan Posisi Devisa

Neto (PDN). Setiap pelanggaran terhadap ketentuan tersebut akan

mengurangi nilai kredit dalam penilaian kesehatan bank.

Pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud yaitu :

a. Pelanggaran terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

1. Pelanggaran ini akan dihitung berdasarkan jumlah kumulatif

pelanggaran BMPK kepada debitur individu, debitur kelompok,

dan pihak yang terkait dengan bank.

2. Untuk setiap pelanggaran BMPK nilai kredit dikurangi 5 dan

untuk setiap 1% pelanggaran BMPK, nilai kredit dikurangi lagi

(49)

b. Pelanggaran terhadap ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN).

1. Pelanggaran terhadap ketentuan PDN dihitung berdasarkan

jumlah kumulatif pelanggaran yang terjadi dalam satu bulan

yang dihitung atas dasar laporan mingguan.

2. Pelanggaran tersebut mengurangi nilai kredit hasil penilaian

tingkat kesehatan bank dengan perhitungan untuk setiap 1%

pelanggaran PDN nilai kredit dikurangi 0,05 dengan nilai

maksimum 5.

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada umumnya jenis penelitian dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Penelitian penjajakan (Explorative research), yaitu penelitian yang

bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu gejala tertentu

dengan maksud untuk merumuskan masalahnya secara lebih terperinci atau

untuk mengembangkan hipotesis.

2. Penelitian deskriptif (Descriptive research), yaitu penelitian yang bertujuan

untuk memberikan gambaran secara tepat mengenai sifat-sifat suatu

individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu dalam suatu masyarakat.

3. Penelitian menerangkan (Explanatory research), yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menguji hubungan sebab akibat antara berbagai variabel

yang diteliti.

(Muslim, 2002: 15).

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif.

Secara umum pengertian dari penelitian deskriptif adalah kegiatan penelitian

yang ingin membuat gambaran suatu peristiwa atau obyek secara sistematis,

faktual dengan penyusunan yang akurat (Supardi, 2005: 27).

(51)

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yaitu meliputi 5

faktor dalam penilaian analisis CAMEL yaitu Capital (Modal), Asset

Quality (Kualitas Aktiva), Management (Manajemen), Earning

(Rentabilitas), dan Liquidity (Likuiditas) yang mana faktor-faktor tersebut

nantinya digunakan untuk menilai kesehatan bank.

2. Objek penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini meliputi laporan-laporan

keuangan bank yang bersangkutan dengan apa yang akan diteliti.

C. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi 5 faktor penilaian

dalam analisis CAMEL yaitu modal, kualitas aktiva, manajemen,

rentabilitas dan likuiditas.

a. Permodalan (Capital)

Modal sangat berperan penting dalam rangka pengembangan usaha dan

menampung resiko kerugian. Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian

untuk mengetahui sehat atau tidak modal itu. Penilaian pada unsur

modal ini adalah permodalan yang didasarkan pada kewajiban

penyediaan modal minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio

(52)

ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko). Penetapan CAR

minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%.

b. Kualitas Aktiva (Asset quality)

Kelangsungan usaha suatu bank tergantung pada kesiapan bank yang

bersangkutan dalam menghadapi resiko kerugian dari penanaman dana.

Oleh karena itu setiap pengurus bank wajib menjaga kualitas aktiva

produktifnya. Aktiva produktif sendiri adalah penyediaan dana bank

untuk memperoleh penghasilan (Siamat 2005: 230).

c. Manajemen (Management)

Penilaian manajemen bank merupakan penilaian terhadap pengurus

bank dalam menjalankan aktivitas untuk menunjang kegiatan

operasional bank sehari-hari. Faktor penilaian manajemen ini dapat

dijadikan sebagai alat ukur dalam menilai kinerja suatu bank. Dengan

manajemen baik diharapkan akan menciptakan dan memelihara tingkat

kesehatan bank. Oleh karena itu manajemen bank mendapat perhatian

yang besar dalam penilaian tingkat kesehatan bank.

d. Rentabilitas (Earning)

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan bank adalah

kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Rentabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

dibanding dengan modal yang digunakan dalam persentase (Hasibuan,

(53)

komponen, yaitu rasio laba sebelum pajak atau ROA (Return On Asset)

dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).

e. Likuiditas (Liquidity)

Likuiditas bank adalah kemampuan untuk membayar semua hutang

jangka pendeknya dengan alat-alat likuid yang dimilikinya (Hasibuan,

2006: 94). Alat likuid adalah kas dan penanaman pada bank lain dalam

bentuk giro dan tabungan bank lain pada bank.

2. Pengukuran tingkat kesehatan bank

Secara umum tingkat kesehatan bank diartikan sebagai kemampuan

suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal

dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan dengan

cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku (Budisantoso, 2006:

51). Hasil akhir dari penilaian tingkat kesehatan bank ini nantinya dapat

digunakan bank umum sebagai salah satu sarana dalam menetapkan

strategi usaha diwaktu yang akan datang.

Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun sehingga nantinya

dapat dijadikan sebagai ukuran apakah bank tersebut mengalami

peningkatan atau penurunan. Apabila ternyata diketahui bahwa bank tidak

sehat maka Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank-bank akan

memberikan suatu pengarahan atau bahkan sanksi. Penilaian yang

dilakukan Bank Indonesia meliputi beberapa aspek yaitu aspek permodalan

(capital), aspek kualitas asset (asset quality), aspek kualitas manajemen

(54)

Penilaian faktor dan komponen tersebut dilakukan dengan menggunakan

sistem kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai 100. Menurut

SK DIR BI No. 30/11/KEP/DIR/1997, bobot nilai kredit yang diberikan

untuk setiap faktor dan komponen ditetapkan sebagai berikut :

Tabel III. 1

Tabel predikat tingkat kesehatan masing-masing faktor CAMEL

Predikat

(Sumber : SK DIR BI No. 30/11/KEP/DIR 1997).

Tabel III. 2

Tabel jenjang predikat tingkat kesehatan bank

Nilai kredit CAMEL Predikat

81 - 100 SEHAT

66 - <81 CUKUP SEHAT 51- <66 KURANG SEHAT

(55)

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan benda, hal atau orang dan tempat dilakukannya

penelitian dimana data tersebut diperoleh dari bank yang bersangkutan

maupun dari studi kepustakaan. Disamping itu data juga merupakan suatu

bukti atau fakta yang sifatnya masih mentah sehingga untuk dapat

menganalisis dan menginterpretasikan data dengan baik maka diperlukan data

yang valid supaya hasil yang diperoleh mengandung kebenaran. Sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder dimana

data diperoleh melalui dokumen atau arsip, laporan, catatan yang sudah ada

dan yang banyak memuat informasi serta data-data yang berhubungan dengan

masalah penelitian. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian dari perencanaan penelitian

yang berkaitan dengan proses penentuan cara-cara untuk mendapatkan

data-data penelitian. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data yaitu dengan cara dokumentasi. Dokumentasi sendiri

merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari

dokumen-dokumen, laporan-laporan dan catatan-catatan bank yang resmi pada

masa lalu yang berhubungan dengan data yang diperlukan untuk diteliti lebih

(56)

F. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh bank pemerintah dan bank

swasta yang terdaftar di Pojok Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah Bank Mandiri sebagai wakil bank pemerintah dan

BCA sebagai wakil dari bank swasta.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam mengukur tingkat kesehatan

bank adalah analisis CAMEL dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan review terhadap data dari laporan keuangan (neraca, laba rugi

dan laporan maupun informasi penting lain yang berhubungan dengan

tujuan penelitian).

2. Melakukan perhitungan terhadap rasio-rasio dari masing-masing faktor

CAMEL berdasarkan rumus yang telah ditetapkan yaitu :

a. Modal (Capital)

b. Kualitas Aktiva (Asset Quality)

1. Bad Debt Rasio (BDR)

2. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

(57)

c. Manajemen (Management)

Penilaian aspek manajemen dalam penelitian ini tidak dapat sesuai

dengan ketentuan dari Bank Indonesia, tetapi akan diproksikan dengan

Net Profit Margin dengan alasan bahwa semua manajemen bank pada

akhirnya akan berpengaruh pada perolehan laba. Aspek manajemen

akan diproksikan dengan Net Profit Margin (Payamta dan Machfoedz,

1999: 59) yang dirumuskan sebagai berikut :

Net Profit Margin = X100% Income

Operating Income Net

d. Rentabilitas (Earning)

1. Return on Asset (ROA)

ROA = X100%

aktiva Total

pajak sebelum Laba

2. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO = X100%

l Operasiona Pendapatan

l Operasiona Beban

e. Likuiditas (Liquidity)

Loan to Deposit Ratio (LDR)

LDR = X100%

ketiga pihak Dana

(58)

3. Setelah melakukan perhitungan diatas, maka langkah selanjutnya yaitu :

a. Menghitung Nilai Kredit Komponen (NKK) masing-masing komponen

CAMEL.

b. Menghitung nilai kredit faktor masing-masing komponen dengan cara

mengalikan NKK masing komponen dengan bobot

masing-masing faktor CAMEL.

c. Menjumlahkan nilai kredit faktor unsur CAMEL.

d. Menentukan predikat tingkat kesehatan bank yang bersangkutan setelah

dikurangi nilai kredit atas pelanggaran yang dilakukan terhadap

(59)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. GAMBARAN UMUM PT. BANK MANDIRI A. Sejarah Singkat Bank Mandiri

Bank Mandiri resmi berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai

bagian dari restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Indonesia. Bank Mandiri merupakan merger dari empat bank Pemerintah,

yaitu Bank Expor Impor Indonesia, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya

dan Bank Pembangunan Indonesia.

Pada saat ini Bank Mandiri memiliki karyawan sebanyak 21000

orang yang tersebar di 909 kantor cabang di Indonesia. Bank Mandiri

menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta

ataupun milik Pemerintah, komersil, usaha kecil dan mikro serta nasabah.

Bank Mandiri saat ini merupakan bank terbesar di Indonesia dengan

jumlah total aktiva per 31 Desember 2007 sebesar Rp 303,4 triliun, selain itu

Bank Mandiri juga memiliki struktur permodalan yang kuat dengan Rasio

Kecukupan Modal (CAR) sebesar 21,1% pada akhir tahun 2007, jauh diatas

ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%

(60)

B. Visi Dan Misi Bank Mandiri 1. Visi Bank Mandiri

Bank terpercaya pilihan anda

2. Misi Bank Mandiri

a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar.

b. Mengembangkan sumber daya manusia professional.

c. Memberi keuntungan maksimal pada stakeholder.

d. Melaksanakan manajemen terbuka.

e. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.

C. Struktur Manajemen Bank Mandiri

Board of Commissioners

Edwin Gerungan Komisaris Utama merangkap

Komisaris Independen

Muchayat Wakil Komisaris Utama

Richard Claproth Komisaris

Soedarjono Komisaris Independen

Pradjoto Komisaris Independen

Gunarni Soeworo Komisaris Independen

Yap Tjay Soen Komisaris Independen

Board of Directors

Agus Martowardojo Direktur Utama

Wayan Agus Mertayasa Wakil Direktur Utama

Omar S. Anwar Direktur

Zulkifli Zaini Direktur

Abdul Rachman Direktur

Sasmita Direktur

Sentot A. Sentausa Direktur

Bambang Setiawan Direktur

Riswinandi Direktur

Thomas Arifin Direktur

(61)

D. Pelayanan Bank Mandiri

Berikut pelayanan atau produk jasa yang ditawarkan Bank Mandiri, yaitu :

1. Tabungan Mandiri

Yaitu simpanan tabungan perorangan dalam bentuk mata uang rupiah

yang memberikan banyak kemudahan bagi nasabah.

2. Tabungan Haji Mandiri

Yaitu tabungan bagi calon jemaah haji untuk membantu meringankan

biaya dan memberikan kepastian akan ibadah haji.

3. Deposito Mandiri

Yaitu tabungan yang penarikannya dalam jangka waktu tertentu dengan

keuntungan yang lebih tinggi.

4. Deposito Dollar Mandiri

Yaitu tabungan yang penarikannya dalam jangka waktu tertentu dengan

fleksibilitas lebih tinggi dalam bentuk mata uang dollar.

5. Giro Mandiri

Yaitu rekening koran bagi pribadi maupun perusahaan dalam mendukung

aktivitas bisnis.

6. Sertifikat Deposito

Yaitu pengganti uang tunai dalam valuta rupiah demi keamanan dan

(62)

7. Traveller Cheque

Yaitu cek perjalanan dalam valuta asing yang dapat diuangkan di bank

atau agen pembayaran setelah pemilik menandatangani cek lengkap

dihadapan bank atau agen.

8. Safe Deposit Box

Yaitu jasa penyimpanan oleh bank yang terjamin keamanannya bagi

nasabah dalam menyimpan harta ataupun surat berharga.

9.Payment Point

Yaitu produk bank untuk penerimaan pembayaran tagihan yang bersifat

massal, seperti tagihan listrik, telepon, pembayaran pajak, tagihan telepon

seluler.

10. Payroll Package

Yaitu jasa layanan bank kepada nasabah dalam memberikan kemudahan

dalam pembayaran gaji karyawan.

11. Inkaso

Yaitu produk bank dalam rangka penagihan warkat valuta asing yang

bank tertariknya berada diluar wilayah kliring.

12. Transfer

Yaitu jasa pengiriman uang dalam bentuk rupiah atau valuta asing antar

bank dalam suatu Negara ataupun dengan bank di Negara lain.

13.ATM Mandiri

Yaitu layanan perbankan setiap saat yang dapat melakukan berbagai

(63)

14. Debit Mandiri

Yaitu fasilitas kartu debit dari tabungan mandiri yang memberikan

keleluasaan penggunaan seperti kartu kredit.

15. SMS Banking

Yaitu layanan perbankan yang digunakan untuk bertransaksi melalui SMS

di ponsel sehingga memberikan kemudahan tersendiri.

16. InternetBanking

Yaitu fasilitas yang diberikan kepada nasabah untuk melakukan transaksi

melalui jaringan internet.

17. Mandiri Visa

Yaitu kartu yang memiliki fungsi melebihi dari kartu kredit lainnya.

18. Mandiri Prioritas

Yaitu pelayanan nasabah secara khusus dan istimewa serta produk dan

(64)

II. GAMBARAN UMUM BCA A. Sejarah Singkat BCA

BCA resmi didirikan pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama

Bank Central Asia NV. Sejak mulai berdiri, banyak hal yang telah dilalui

oleh BCA dan mungkin yang paling signifikan adalah krisis moneter yang

terjadi pada tahun 1997. Krisis tersebut membawa dampak yang luar biasa

pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Saat ini BCA merupakan

bank swasta terbesar di Indonesia dengan jumlah total aktiva per Desember

2007 sebesar Rp 217,2 triliun dan kecukupan modal (CAR) sebesar 18,79 %

pada akhir tahun 2007.

Sejak berdiri, BCA selalu ikut berusaha mengatasi berbagai

permasalahan pendidikan dan kesehatan yang dihadapi terutama oleh

komunitas-komunitas lokal yang tidak begitu beruntung dengan tujuan

meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik bagi remaja dan anak-

anak dengan keterbatasan dana disamping kepedulian dalam masalah

kesehatan. Kegiatan- kegiatan pendukung guna terwujud tujuan tersebut

diantaranya yaitu: beasiswa untuk mahasiswa tingkat sarjana yang diberikan

pada sejumlah perguruan tinggi di Indonesia termasuk salah satunya

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, program donor darah, program

operasi katarak dan lain-lain.

Saat ini BCA terus meningkatkan tata kelola perusahaan dengan baik,

kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan resiko secara baik dan

(65)

lembaga intermediasi finansial. BCA sendiri memiliki banyak keunggulan

dalam mendukung penyediaan jasa yang optimal kepada nasabah

diantaranya yaitu: tim manajemen yang profesional, sumber daya manusia

yang terlatih dan berorientasi kepada pelayanan bagi nasabah, pemanfaatan

teknologi mutakhir secara tepat, rangkaian produk dan jasa yang inovatif

serta jaringan yang luas.

B. Struktur Manajemen BCA

JABATAN NAMA Komisaris Utama EUGENE KEITH GALBRAITTH

Komisaris DR.RADEN PARDEDE

Komisaris TONNY KUSNADI

Komisaris ( Independen) RENALDO HECTOR BARROS Komisaris ( Independen) CYRILLUS HARINOWO KOMITE AUDIT (KETUA) CYRILIUS HARINOWO

KOMITE AUDIT (ANGGOTA) HERMAN YOSEPH SUSMANTO KOMITE AUDIT (ANGGOTA) RODULPHUS AQUAVIA SUPRIYONO Direktur Utama DJOHAN EMIR SETIJOSO

Wakil Direktur Utama ASWIN WIRJADI

Direktur SUBUR TAN

Direktur JAHJA SETIAATMADJA

Direktur SUWIGNYO BUDIMAN

Direktur ANTHONY BRENT ELAM

Gambar

Tabel V.19 Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank BCA
Tabel III. 1
Tabel Hasil Hasil Perhitungan Rasio NPM  Tahun 2004 s/d 2007
Tabel Hasil Perhitungan Rasio BOPO  Tahun 2004 s/d 2007  Tahun Beban  Operasional  (Jutaan Rp)  Pendapatan Operasional(Jutaan Rp)  BOPO  2004 8.600.076 13.083.583  65,73%  2005 10.188.756 15.248.757  66,82%  2006 13.223.766 19.209.659  68,84%  2007 12.613.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifkan antara carbon accounting dengan perencanaan strategi,

Bambang Sudiarto, selaku guru Bahasa Jerman SMA Negeri 1 Purworejo yang telah memberikan banyak bimbingan, pengarahan, dan keleluasaan dalam mengajar sehingga

Sistem Pembuatan SPT PPh 21 ini menggunakan metode Data Flow Diagram yang terdiri dari Diagram Konteks, Diagram Zero, Entity Relationship Diagram, Normalisasi serta struktur

dan daya tarik wisata, dampak pengembangan ekowisata, analisis SWOT,.. kondisi umum lokasi penelitian, kependudukan dan sosial

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “Asuhan

Penelitian ini menggunakan lima variabel yang terdiri dari satu variabel dependen (kepatuhan pajak), tiga variabel independen (etnis, keadilan pajak, dan komunikasi),

Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi vaiabel

Dengan memperhatikan UUDNo 5 Tahun 1992 tentang kepariwisataan, tim Kajian Heritage ArsitekturFT UNS sebagai pusat pembelajaran kebudayaan Jawa, Puspari UNS dan