• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS NAMA DAN DASAR PENAMAAN DALAM KOLOM “SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI” (SST) DI KEDAULATAN RAKYAT : SEBUAH KAJIAN AWAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "JENIS NAMA DAN DASAR PENAMAAN DALAM KOLOM “SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI” (SST) DI KEDAULATAN RAKYAT : SEBUAH KAJIAN AWAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

disusun oleh : RBN Diyan Wijanarko

NIM: 024 114 049

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

“Festina Lente

Nolens Volens

per Aspera ad Astra...

Veni, Vidi, Vici...”

“Berjalanlah Pelan-pelan, Jangan Tergesa-gesa...

...Mau tak Mau...

Kau Telah Melalui Kerja Keras Menuju “Bintang”...

Saya Telah Datang, Saya Telah Lihat, dan Saya Menang...”

(5)

v

Skripsi ini aku persembahkan kepada:

kedua orangtuaku

Bapak L. Danis Subroto dan A. Titi Savitri,

adik-adikku

M.N. Nurcahyo Wijaya (Inoenk) dan N. Eksi Prana Wijayanti (Eksi),

dan untuk chayankku

(6)

vi

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : RBN Diyan Wijanarko

Nomor Mahasiswa : 02 4114 049

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Mrican karya ilmiah saya yang berjudul :

“Jenis Nama Dan Dasar Penamaan Dalam Kolom “Sungguh-Sungguh Terjadi” (SST) Di Kedaulatan Rakyat : Sebuah Kajian Awal”

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma , Mrican hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, baik itu mendistribusikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Pernyataan ini saya buat berdasar data sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 27 Agustus 2009

Yang menyatakan,

(7)

vii

Diyan Wijanarko, RBN. 2009, Jenis Nama dan Dasar Penamaan Dalam Kolom “Sungguh-Sungguh Terjadi” (SST) Di Kedaulatan Rakyat : Sebuah Kajian Awal. Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma

Skripsi ini membahas mengenai nama yang terdapat dalam “Sungguh-sungguh Terjadi” (SST) pada harian Kedaulatan Rakyat (KR) edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008. Studi ini memiliki dua tujuan, yaitu (1) mendeskripsikan jenis nama menurut maujud yang ditunjuk yang terdapat dalam kolom “Sungguh-sungguh Terjadi” (SST) pada harian Kedaulatan Rakyat (KR) edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008, dan (2) mendeskripsikan dasar penamaan yang terdapat dalam kolom “Sungguh-sungguh Terjadi” (SST) pada harian Kedaulatan Rakyat (KR) edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008.

Landasan teori yang digunakan adalah teori nama (menurut maujud yang ditunjuk) meliputi nama orang ; pemberian nama orang menurut mitos dan komersial, nama tempat, dan nama benda. Dasar penamaan atau penyebutan meliputi tiruan bunyi (onomatope), penyebutan bagian, penyebutan sifat khas, penemu dan pembuat, tempat asal, bahan atau kesesuaian, keserupaan atau kesamaan, nama baru/ serapan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif atau lebih tepatnya semantik deskriptif, karena berdasar pada makna fakta yang ada atau fenomena yang hidup (empiris) kepada masyarakat. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi kliping SST edisi Minggu Januari – Februari 2008 Metode tahap penjaringan data adalah metode simak atau observasi. Metode simak ini menggunakan teknik dasar yang disebut teknik sadap. Tahap penjaringan data dapat dilakukan dengan teknik simak bebas libat cakap. Subjek dalam penelitian ini adalah kolom “Sungguh-sungguh Terjadi”, harian Kedaulatan Rakyat, edisi Minggu Januari— Februari 2008. Objek kajian penelitian ini adalah jenis nama maujud yang ditunjuk dan dasar penamaan dalam kolom “Sungguh-sungguh Terjadi”, harian Kedaulatan Rakyat, edisi Minggu Januari—Februari 2008. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan. Oleh karena itu, metode analisis data yang digunakan adalah metode padan referensial dan metode padan translasional.

(8)

viii

(3) nama orang berdasar sejarah, (4) nama orang berdasar kegiatan, (5) nama orang berdasar pekerjaan, (6) nama orang berdasar kata ganti, (b) dasar penamaan tempat, meliputi (7) nama tempat berdasar sejarah ; kesesuaian dan kekhasannya, (8) nama tempat berdasar tiruan bunyi (onomatope), (9) nama tempat berdasar pengaruh serapan, (10) nama tempat berdasar nama orang/ nama jalan, (c) pengaruh serapan, meliputi (11) bahasa gaul, (12) bahasa Arab, (13) bahasa Inggris, (14) bahasa Jawa, (15) bahasa Belanda, (16) bahasa Tionghoa, (d) dasar penamaan benda, meliputi (17) nama benda berdasar suara dan tiruan bunyi (onomatope), dan (18) nama benda berdasar bahan dan kesesuaian, (e) (19) dasar penamaan kegiatan, (f) (20) dasar penamaan organisasi/ lembaga (instansi), (g) (21) dasar penamaan program acara, (h) (22) dasar penamaan makanan, (i) (23) dasar penamaan ukuran (satuan dan nominal) (j) (24) dasar penamaan tumbuhan, (k) (25) dasar penamaan aliran musik, (l) (26) dasar penamaan alat transportasi.

(9)

ix

Diyan Wijanarko, RBN. 2009, Name Types and Naming Basis within the Column “Sungguh-Sungguh Terjadi” (SST) Kedaulatan Rakyat (KR), Sunday Editions, January to February 2008. Indonesian Letters Departement, Letters Faculty, Sanata Dharma University.

This thesis discusses about the names within the column “Sungguh-sungguh Terjadi” (SST) in the daily newspaper Kedaulatan Rakyat (KR), Sunday editions, from January to February 2008. This Study has two purposes, which are (1) to describe the type of name based on the pointed reality which is presented in the column Sungguh-sungguh Terjadi (SST) in the daily newspaper Kedaulatan Rakyat (KR) Sunday editions, from Januari to Februari 2008, and (2) to describe the basis of naming which is presented in the column Sungguh-sungguh Terjadi (SST) in the daily newspapper Kedaulatan Rakyat (KR) Sunday editions, from Januari to Februari 2008.

Theoterical background used is the Name theory (based on the maujud which is shown) which covers people’s name; the naming process based on the myth and commerce, and name of object. The naming basis or mentioning covers sound immitation (onomatope), partial mentioning, distinctive nature mentioning, inventor and maker, location, ingridients or the fitness, resemblances or similarities, new name or derivatives.

The type of this research is descriptive research or more precisely is descriptive semantics, because based on the fact’s meaning which exists or the living phenomenon (empirical) toward the society. The method of collecting data in this reseach was using SST clipping documentation method on the Sunday editions, from Januari – Februari 2008. Method of data selecting step is observation method. Data selecting method can be finished by free observation with proficient involvement technique (teknik simak bebas libat cakap). The subject in this research is the column “Sungguh-sungguh Terjadi”, daily newspaper Kedaulatan Rakyat, on the Sunday editions, from Januari – Februari 2008. The method of data analysis which is used in this research is the referential matching method dan translational matching method.

The result of this research shows several things as follow. First, there is 11 (eleven) name types based on their appearances in the column “Sungguh-sungguh Terjadi”, daily newspaper Kedaulatan Rakyat, on the Sunday editions, from Januari – Februari 2008, which are (a) name of people, (b) name of places, (c) name of things, (d) name of activities, (h) name of organisation or institution, (f) name of event programme, (g) name of food, (h) name of measurement (unit or nominal), (i) name of plants, (j) name of music genres, (k) name of transportation means.

(10)

x

(onomatopeia), (9) name of place based on the derivative, (10) name of place based on the people’s name or street name, (c) derivative effect, which covers (11) gaul

(11)

xi

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi kekuatan, sebagai pendamping, dan penerang pikiran penulis dalam pembuatan skripsi ini dengan judul

Jenis Nama dan Dasar Penamaan Dalam Kolom “Sungguh-Sungguh Terjadi” (SST)

Kedaulatan Rakyat (KR) Edisi Minggu,Januari - Februari 2008.

Melalui berkat Tuhan Yesus, juga berkat bantuan, perhatian, dan bimbingan dari berbagai pihak, pembuatan skripsi ini dapat terselesaikan Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. sebagai Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan saran dan kritik (masukan dan pengarahan) kepada penulis yang berkenaan dengan skripsi ini.

2. Drs. A. Hery Antono, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini dan dengan sabar memberikan masukan kepada penulis.

3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum. selaku Kaprodi Sastra Indonesia

4. Bapak Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Akademik kelas B 2002 yang telah membimbing penulis dan teman-teman angkatan 2002.

5. Bapak Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan pengarahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Dosen-dosen Sastra Indonesia, Bapak Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum., Bapak Drs. FX. Santosa, M.S., Ibu S.E Peni Adji, S.S, M.Hum., dan Ibu Dra. Tjandrasih Adji, M.Hum. atas bimbingan dan ilmu kesusastraan dan kebahasaan yang diberikan kepada penulis selama menjalani studi di Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 7. Staff Sekretariat Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.

(12)

xii kepada penulis.

10.Elva tersayang yang rela meluangkan waktu, membimbing, dan mendorong dengan kasih sayangnya kepada penulis untuk menyusun skripsi ini sehingga selesai pada waktunya.

11.Teman-teman se-angkatan (2002) dan semua teman yang belum tersebut terimakasih sudah memberikan canda tawa dan dukungan kepada penulis. 12.Teman-teman Mudika St. Anna-Maria Tak Bernoda, dan Mudika Paroki St.

Yakobus Bantul, In Memoriam Y. Catur Darmanto (Catur), kalian memberi semangat penulis dengan doa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran sebagai langkah perbaikan penulisan skripsi ini. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 24 Juni 2009

(13)

xiii

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juni 2009 Penulis

(14)

xiv

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... xi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... xiii

DAFTAR ISI... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 9

1.4 Manfaat Hasil Penelitian... 9

1.5 Tinjauan Pustaka... 10

1.6 Landasan Teori... 12

1.6.1 Nama... 12

1.6.2 Jenis Nama Menurut Maujud yang Ditunjuk... 13

1.6.2.1Nama Orang... 13

1.6.2.1.1Pemberian Nama Orang (Menurut Mitos dan Komersial)... 13

1.6.2.2Nama Tempat... 15

1.6.2.3Nama Benda... 15

(15)

xv

1.6.3.1.3 Penemu dan Pembuat... 17

1.6.3.1.4 Tempat Asal... 17

1.6.3.1.5 Bahan / Kesesuaian... 17

1.6.3.1.6 Keserupaan / Kesamaan... 18

1.6.3.1.7 Nama Baru/ Serapan... 18

1.7 Metode Penelitian... 19

1.7.1 Jenis Penelitian... 19

1.7.2 Metode Pengumpulan Data dan Penjaringan Data... 19

1.7.2.1 Dokumentasi... 19

1.7.2.2 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian... 20

1.7.3 Metode Analisis Data... 20

1.7.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data... 22

1.8 Sistematika Penyajian... 22

BAB II JENIS NAMA MENURUT MAUJUD YANG DITUNJUK DALAM KOLOM “SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI”(SST) DI KEDAULATAN RAKYAT : SEBUAH KAJIAN AWAL... 24

2.1 Pengantar... 24

2.2 Nama Orang... 24

2.3 Nama Tempat... 28

2.4 Nama Benda (Nama Makanan)... 34

2.5 Nama Kegiatan... 37

2.7 Nama Organisasi/ Lembaga (Instansi)... 38

2.8 Nama Program Acara... 39

2.9 Nama Ukuran (Satuan dan Nominal)... 40

2.10 Nama Tumbuhan... 43

(16)

xvi

TERJADI” (SST) DI KEDAULATAN RAKYAT : SEBUAH KAJIAN

AWAL……... 46

3.1 Pengantar... 46

3.2 Dasar Penamaan Orang... 46

3.2.1Berdasar Penamaan Baru/ Komersil... 47

3.2.2 Berdasar Pengaruh Serapan... 48

3.2.3 Berdasar Sejarah... 50

3.2.4 Berdasar Kegiatan... 51

3.2.5 Berdasar Pekerjaan... 51

3.2.6 Berdasar Kata Ganti... 55

3.3 Dasar Penamaan Tempat... 55

3.3.1 Berdasar Sejarah, Kesesuaian dan Kekhasannya... 56

3.3.2 Berdasar Tiruan Bunyi (Onomatope)... 59

3.3.3 Berdasar Pengaruh Serapan... 59

3.3.4 Berdasar Nama Orang/ Nama Jalan... 61

3.4 Pengaruh Serapan ... 63

3.4.1 Bahasa Gaul... 63

3.4.2 Bahasa Arab... 64

3.4.3 Bahasa Inggris... 65

3.4.4 Bahasa Jawa... 68

3.4.5 Bahasa Belanda... 71

3.4.6 Bahasa Tionghoa... 72

3.5 Dasar Penamaan Benda... 72

3.5.1 Berdasar Suara dan Tiruan Bunyi (Onomatope)... 73

3.5.2 Berdasar Bahan dan Kesesuaian ... 74

3.6 Dasar Penamaan Kegiatan... 76

(17)

xvii

3.11 Dasar Penamaan Tumbuhan... 88

3.12 Dasar Penamaan Aliran Musik... 89

3.13 Dasar Penamaan Alat Transportasi... 90

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 93

4.1Kesimpulan... 93

4.2Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA... 96

BIOGRAFI... 99

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam skripsi ini dibahas mengenai nama yang terdapat dalam “Sungguh-sungguh Terjadi” (SST) pada harian Kedaulatan Rakyat (KR) edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008. Adapun alasan pemilihan topik tersebut adalah sebagai berikut, Pertama, dalam kolom SST banyak ditemukan penggunaan nama.

Kedua, ada berbagai jenis nama menurut maujud yang ditunjuk dalam SST. Jenis nama ini merupakan varian-varian yang sering dijumpai sehari-hari dan hanya terbatas pada nama orang, nama tempat, dan nama benda, nama kegiatan, nama organisasi, nama makanan, nama tumbuhan, nama aliran musik, nama pertandingan, nama acara televisi, nama alat transportasi, serta nama ukuran.

Ketiga, ada berbagai dasar penamaan yang terdapat dalam kolom SST surat kabar harian KR edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008.

Surat kabar berbahasa Indonesia, pada umumnya belum tentu memiliki kolom Sungguh-sungguh Terjadi (selanjutnya ditulis SST). Kolom SST merupakan salah satu jenis tulisan dalam sebuah surat kabar yang dibuat oleh pembaca setia surat kabar harian KR. Isinya merupakan kegiatan atau uneg-uneg pembaca setia KR dalam sepekan itu. Setiap tampilan, kolom SST ini dapat berisi mengenai komentar pembaca tentang sesuatu hal, keunikan sesuatu, keheran-heranan

(19)

pembaca akan sesuatu, ajakan akan sesuatu, sindiran, humor, kehebatan, hari besar (keagamaan), dan semua yang ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

SST KR, edisi Januari – Februari 2008 (tidak terkecuali edisi-edisi bulan berikutnya) banyak memanfaatkan moment-moment (peristiwa) penting yang baru ataupun yang sudah lama. Sebagai contoh, bulan Januari merupakan awal bulan tahun baru, otomatis masyarakat (pembaca dan penulis) bahkan orang-orang besar seperti pejabat pun juga memanfaatkan moment ini. Belum lagi peristiwa baru yang menyangkut nama besar, seperti meninggalnya mantan Presiden kedua RI, Pak Harto, yang saat itu menjadi berita besar, sungguh-sungguh dimanfaatkan masyarakat, pembuat berita, maupun instansi-instansi.

Dalam SST ini, unik dan yang serba ”wah” menjadi cerita menarik, ketika ada yang bercerita tentang ide-ide baru dari orang-orang yang membuat awal perbincangan sampai akhir perbincangan terkesan baru di mata pembaca.

KR dan SST sudah menjadi sebuah ikonik pasar media cetak lokal. Penelitian ini berdasar pada penamaan dalam SST KR. Bisa dikatakan demikian, karena bahasa surat kabar itu mempunyai genre yang bermacam-macam. Bahasa tinggi dan terlalu serius bagi pembaca adalah kurang menarik, dan tidak akan menarik apabila sebuah surat kabar tidak memberikan sesuatu yang membuat pembaca fresh (alias tidak membuat stress). Oleh sebab itu, salah satu media cetak yang berperan untuk menghibur pembaca dengan menampilkan banyolan-banyolan

(20)

Bahasa yang digunakan dalam media cetak -- dalam hal ini kolom di surat kabar, tidak sama dengan bahasa pada situasi formal. Menurut Rosihan Anwar (1995 : 1), bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa pers memiliki sifat-sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Badudu, J.S. (1985 : 138) menambahkan, sifat padat dan singkat berkaitan dengan sifat ekonomis memang sangat dibutuhkan oleh surat kabar. Bahasa yang rumit (mbulet) dan sulit akan mempersulit pemahaman isi tulisan, oleh karena itu bahasa pers juga harus lancar supaya lebih menarik.

Dalam istilah pers atau jurnalistik, dikenal dengan bahasa yang teratur dan sistematis. Namun berbeda bila bahasa ataupun berita yang sama ditulis ke dalam suatu wadah yang nonformal tapi dengan kemasan formal. Seperti dalam Tata Bahasa Tradisional oleh para filsuf Yunani (sejak sekitar abad kedua sebelum Masehi) pernah mendebatkan tentang analogi dan anomali (Lyons, 1995 : 6). Kaum analogis adalah mereka yang berpendapat bahwa bahasa itu pada hakikatnya sistematis dan teratur, sedangkan kaum anomalis adalah sebaliknya. Bisa diartikan analogi merupakan bahasa pers yang teratur (formal) dan lugas, sedangkan anomali merupakan bahasa nonformal, santai, unik, dan semi serius. Itulah sekelumit perbedaan tentang bahasa yang digunakan dalam kolom SST KR.

(21)

bermakna dan mudah dipahami. Maka, penulis bermaksud untuk menganalisis jenis nama menurut maujud yang ditunjuk dan dasar penamaan yang mewarnai tulisan

SST tersebut.

Pemilihan surat kabar harian KR dilakukan karena KR dikenal sebagai surat kabar yang mendaerah, sesuai dengan slogannya “Kedaulatan Rakyat ; Suara Hati Nurani Rakyat” dan tampilan yang njawani lebih mengutamakan kebakuan (formal) bahasanya dalam penulisan berita, artikel, opininya, dan berbagai rubrik dan kolom yang menarik, dan halaman iklan yang menjangkau semua kalangan masyarakat.

Oleh karena itu, hal pertama yang dibahas dalam skripsi ini adalah jenis nama menurut maujud yang ditunjuk yang terdapat dalam kolom SST pada harian

Kedaulatan Rakyat (KR), edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008. Berikut contohnya :

(1) BELUM lama ini saya sowan ke Pondok Pesantren Al Husin, Krakitan, Salam, Magelang. Oleh Pak Kyai saya diperlihatkan bibit penemuan baru yang akan dikembangkan di Pondok. Bibit tersebut masih berupa gabah. Karena penasaran, atas izin Pak Kyai, gabah saya buka...ternyata berasnya berwarna separo merah separo putih, mirip bendera kita. (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008:M/J/e)

(2) SATU diantara 12 Kepala Desa Kecamatan Banyumas adalah perempuan. Pada Pawai Budaya Banyumasan kok tidak nongol? Eeee...jebul beliau juga bebetan dan blangkonan. Tentu saja bagus dhewe. (Kedaulatan Rakyat, 3 Februari 2008:M/J/b)

(22)

menurut maujud yang ditunjuk, yaitu nama orang (Kepala Desa Kecamatan Banyumas), (beliau), dan nama kegiatan (Pawai Budaya Banyumasan).

Di dalam kolom SST, nama orang yang dituliskan atau yang ter-expose

adalah nama sapaan atau nama singkat, seperti yang terlampir dalam contoh diatas (1) dan (2). Nama Pak Kyai dan Kepala Desa Kecamatan Banyumas dalam SST ditulis demikian dan berbeda bila nama dalam kolom lain seperti kolom berita atau artikel, nama tersebut dituliskan dengan nama lengkap dengan titel atau gelar.

Nama tempat pada contoh (1) dituliskan dengan lengkap. Berbeda bila nama tempat itu ditulis di kolom berita atau artikel lainnya, yaitu menjadi Ponpes Al HusinKrakitan, Salam, Magelang.

Selanjutnya, hal kedua yang dibahas dalam skripsi ini adalah dasar penamaan. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh dasar penamaan yang terdapat dalam kolom SST pada harian Kedaulatan Rakyat (KR), edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008.

(3) BALIHO besar di depan RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro, Klaten, terpampang potret istri Bupati Ibu Yani Suparno, Ketua TP PKK dan

Kepala Puskesmas Klaten Selatan Dr T Erlien M. Kes. Di atasnya tertulis: “Cegah Demam Berdarah, Brantas Wabah Penyakit dengan...Menguras bak mandi, menutup bak penampungan air, mengubur kaleng/ barang bekas”. Inga’-inga’, Sedulur! (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008:M/J/g)

(4) PENJUAL mi ayam asal kota Tegal, Haryanto, kreatif bikin mi ayam

rasa buah. Ada rasa mangga, jambu, tomat, nanas, dll. Ia biasa

mangkal di depan kantor Humas Kota Tegal pukul 11.00. Ternyata laris. Pembelinya termasuk pegawai Pemkot. Bahkan ada wartawan

(23)

Dalam contoh (3) Dasar penamaan RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro adalah pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sedangkan nama orang Dr Soeradji adalah seorang perintis Rumah Sakit tersebut. Nama RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro

merupakan dasar penyebutan dari sebagian untuk keseluruhan, karena RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro adalah salah satu nama rumah sakit yang ada di daerah Klaten, Jawa Tengah. Dasar penamaan Klaten adalah berdasarkan nama tempat dan merupakan sejarah dari nama Kyai Kelati. Dasar penamaan potret adalah serapan dari bahasa Inggris (portrait). Menurut Hornby, (1990:246), potret adalah gambar hasil kilatan cahaya-lukisan orang/ gambar orang/ binatang

Dasar penamaan istri adalah peristiwa sudah adanya suami dan peristiwa tersebut terjadi setelah pernikahan. Istri merupakan jenis nama orang. Menurut Poerwadarminto, (1976:389), istri adalah wanita (perempuan yang telah bersuami). Kemudian penamaan bupati menurut Suwardi, 1981:46) adalah nama orang berdasarkan pekerjaan, yaitu tuan yang menguasai tanah/ kepala daerah tingkat II (Kabupaten). Menurut Poerwadarminto, (1976:169), bupati adalah kepala daerah bagian langsung dari Karesidenan. Dasar penamaan Istri Bupati Ibu Yani Suparno

adalah nama orang, karena suaminya adalah seorang Bupati dan otomatis gelar pekerjaan suaminya dipakai oleh istrinya.

Dasar penamaan Ketua TP PKK – Kepala Puskesmas adalah Ketua TP-PKK

(24)

struktural jabatan. Kepala Puskesmas adalah jabatan tertinggi di Puskesmas. Dasar penamaan Dr T Erlien M.Kes adalah nama orang. Kaitan dengan dasar penamaan di atas, yaitu Dr T Erlien M.Kes adalah Kepala Puskesmas Klaten.

Dari data (4) dasar penamaan penjual mi ayam asal kota Tegal, Haryanto

adalah nama orang dengan mata pencaharian sebagai penjual mi ayam, menggambarkan bahwa dia adalah orang Jawa asli (Tegal) dengan mengambil kata-kata dari Sanskerta (Suwardi, 1981:22). Jadi menurut orang Jawa, nama itu merupakan lambang pengharapan. Orang dahulu mengutamakan myth of concern

atau mitos pengukuhan. Dasar penamaan mangga, jambu, tomat, nanas adalah nama buah yang dijadikan perasa makanan. Rasa buah-buahan ini merupakan dasar penyebutan keseluruhan untuk sebagian.

Dasar penamaan kreatif adalah pengaruh serapan bahasa Inggris. Menurut Hornby, (1990:80), creative adalah hal mencipta/ pandai mencipta. Menurut Poerwadarminto, (1976:526), kreatif yaitu memiliki daya cipta ; mempunyai kemampuan untuk mencipta. Dasar penamaan bikin dan mangkal adalah serapan dari bahasa gaul atau Betawi yang berarti membuat dan berjualan tetap. Penamaan

kreatif, bikin, dan mangkal merupakan dasar penyebutan nama-nama baru.

(25)

Kota Tegal merupakan penjelmaan dari desa yang bernama Teteguall.

(http://tegalmetropolis.multiply.com/journal/item/9/Sejarah_Kota_Tegal)

Dasar penamaan pegawai adalah dari bahasa Jawa kuno (Kawi) gaway (Jawa : gawe). Menurut Suwardi (1981:63), pegawai adalah nama orang/ karyawan Pemerintah Kota alias (PNS) di bawah Walikota, dan Pemkot adalah nama lembaga. Jadi, Pegawai Pemkot adalah nama orang berdasar pekerjaan. Dasar penamaan

Wartawan adalah nama orang berdasarkan pekerjaan, yaitu pencari berita dan juga sebagai fotografer. Asal kata Warta = berita dan Wan = sebutan untuk pria atau menyiratkan pengertian laki-laki (Suwardi, 1981:96). Wartawan dan Pegawai Pemkot merupakan dasar penyebutan sebagian untuk keseluruhan karena merupakan jenis nama pekerjaan. Pegawai Pemkot adalah salah satu nama profesi yang ada di kota-kota di Indonesia, dan Wartawan adalah salah satu profesi yang ada di Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang masalah, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Apa saja jenis nama menurut maujud yang ditunjuk yang terdapat dalam kolom “Sungguh-sungguh Terjadi” (SST) pada harian Kedaulatan Rakyat

(KR) edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008?

(26)

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penamaan dalam kolom “Sungguh-sungguh Terjadi” (SST) pada harian Kedaulatan Rakyat (KR) edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008. Secara khusus, tujuan penelitian ini dapat dirinci cebagai berikut :

1.3.1 Mendeskripsikan jenis nama menurut maujud yang ditunjuk yang terdapat dalam kolom “Sungguh-sungguh Terjadi” (SST) pada harian Kedaulatan Rakyat (KR) edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008.

1.3.2 Mendeskripsikan dasar penamaan yang terdapat dalam kolom “Sungguh-sungguh Terjadi”(SST) pada harian Kedaulatan Rakyat (KR) edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian semantik (cabang linguistik yang mempelajari tentang makna) dan merupakan sebuah kajian awal. Hasil penelitian ini adalah deskripsi jenis nama menurut maujud yang ditunjuk dan dasar penamaan. Menurut Poerwadarminto, (1976 : 639), maujud adalah sesuatu yang dapat dilihat dan diraba/ benar-benar ada/ konkret atau maujudat adalah segala yang benar-benar ada ; segala yang dijadikan oleh Tuhan.

(27)

memberi penjelasan bagaimana proses penggunaan dan terjadinya dasar penamaan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk menambah perbendaharaan penamaan baru dalam penggunaannya di Indonesia umumnya, Yogyakarta, dan Jawa Tengah khususnya, serta memberikan penjelasan semantik tentang dasar penamaan tersebut.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang nama dalam wacana kolom SST ini menurut penulis belum ada. Akan tetapi, penelitian yang berdasar pada kolom SST ini sudah pernah ada, dengan judul Skripsi “Interferensi Leksikal Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia Pada Wacana Rubrik “Sungguh-sungguh Terjadi” di Surat Kabar Harian”, penulis Fransiska Dyah Kartikasari, dibuat tahun 2006, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(28)

dalam bahasa Jawa yang mempunyai kemiripan dengan kosakata dalam bahasa Indonesia.

Penelitian mengenai nama berikut adalah Skripsi dengan judul “Nama Paraban dan Nama Aktivitas Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sanata Dharma

(MAPASADHA), penulis Tri Hanani Utami. Dalam skripsi ini dianalisis tentang dasar pembentukan nama paraban yang dipergunakan oleh Mapasadha (langsung maupun tidak langsung), meliputi nama paraban dengan 13 ketentuan, yaitu pertama, paraban berdasar nama burung, nama anak binatang, nama kutu, bagian tubuh binatang, kotoran binatang, bagian tubuh binatang yang disingkat karena saru, dan nama binatang lain.

Kedua, nama paraban yang didasarkan pada manusia. Ketiga, nama

paraban yang didasarkan pada benda. Keempat, nama paraban yang didasarkan pada bahasa walikan dari bahasa Jawa. Kelima, nama paraban yang didasarkan pada daerah asal. Keenam, nama paraban yang didasarkan pada nama. Ketujuh, nama paraban didasarkan pada aksi atau melakukan sesuatu yang disengaja. Kedelapan, nama paraban yang didasarkan pada nama buah. Kesembilan, nama

(29)

Penelitian tentang nama yang lain adalah laporan penelitian dengan judul

“Sistem Nama Diri dalam Masyarakat Jawa” oleh A.Soeharno, Slamet Riyadi, Suwadji, dan Laginem (1986/1987) - (via Utami, 2005 : 6), membicarakan tentang bentuk nama diri, tujuan dan fungsi nama diri, identifikasi nama diri bagi berbagai golongan, dan pemakaian nama diri yang di dalam nya termasuk nama panggilan. 1.6 Landasan Teori

1.6.1 Nama

Menurut Sibarani :

“nama sudah menjadi objek kajian ilmu. Ilmu yang mempelajari seluk beluk nama adalah Onomastic (Onomastice). Onosmatik terbagi menjadi empat cabang ilmu, yaitu Antroponosmatik (Antroponosmatice) adalah cabang ilmu yang menyelidiki seluk beluk nama orang. Toponomastik (Toponosmatice) atau kadang disebut Toponimi (Toponymy) adalah cabang ilmu onosmatik yang menyelidiki seluk beluk nama tempat. Animanomastik (Animanomastics) adalah cabang ilmu yang mempelajari seluk beluk nama hewan. Tingonomastik (Tingonosmatics) adalah cabang ilmu yang menyelidiki seluk beluk nama benda.” (Sibarani, 2003 : 92).

Dalam Lyons mengenai tata bahasa tradisional, tentang diskusi nama, yaitu membahas nama secara alamiah dan konvensional pernah diutarakan oleh para filsuf-filsuf Yunani :

(30)

Nama adalah kata atau sebutan yang diberikan kepada seseorang atau benda untuk mengenal orang atau benda itu dan membedakannya dari yang lain. Nama adalah kata atau frase untuk menunjukkan orang, tempat, atau benda tertentu. (Badudu & Zain,1994:930).

Menurut Sibarani :

“nama adalah suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menyebut orang, hewan, benda, dan tempat. Nama yang digunakan untuk menyebut suatu hal mempunyai sistem sendiri, misalnya untuk menyebut nama orang, nama tempat, dan lain-lain digunakan sistem yang berbeda-beda. Sistem tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan kultural atau kebudayaan setempat. (Sibarani, 2003 : 92).

1.6.2 Jenis Nama Menurut Maujud yang Ditunjuk 1.6.2.1 Nama Orang

Secara etimologi pengertian dan pemberian nama orang bisa merupakan bagian dari peristiwa, tempat, sejarah, dan serapan. Menurut KUBI :

“Nama adalah pernyataan panggilan atau sebutan, misalnya (a) nama kecil, nama depan, nama samaran, menjadi wakil atau karena perintah, (b) sebagai sebutan gelar, (c) untuk kemasyhuran (tenar)-kebaikan-kehormatan, sedangkan orang adalah manusia (dalam artian khusus bukan umum). Jadi nama orang merupakan sebutan untuk manusia dengan berbagai unsur dasar (KUBI, 976 : 687).

1.6.2.1.1 Pemberian Nama Orang (Menurut Mitos dan Komersial)

(31)

mereka diorbitkan. Menariknya lagi, nama-nama mereka terdiri atas dua kata seperti Nike Ardila, Niki Astria, Meriam Belina, Iwan Fals, Inul Daratista, dan Rhoma Irama, Mulan Jameela (Mulan Kwok), Mey Chan.

Menurut Sibarani :

“pemberian nama sudah merupakan mitos pada suatu masyarakat, karena mereka yakin bahwa nama mempunyai makna dan maksud tertentu selain hanya untuk penyebutan. Dalam hal ini terjadilah mitos pengukuhan (myth of concern). Begitu juga sebaliknya, bila nama anak itu tidak memberikan apa-apa, maksudnya pemberian nama tidak akan berpengaruh apa-apa pada masa depannya dapat disebut dengan mitos pembebasan (mhyth of freedom). (Sibarani, 2003 : 94).

Dalam buku yang sama, Sibarani juga menambahkan :

“terlepas dari keefisiennya dan keefektifan dalam komunikasi, nama sangat bermakna dalam kehidupan manusia. Pada umumnya, nama mengandung makna (1) Pengharapan. Mereka (orang tua) berharap agar anaknya menjadi seperti makna nama itu, misalnya Budi Mulya, Nurhayati. Mereka juga berharap anaknya menjadi seperti orang yang pernah memiliki nama itu, misalnya Kennedy, Diana, dan

Gandi. Nama-nama yang mengandung pengharapan ini sering diambil dari kitab-kitab suci dengan harapan anak kelak sesuai dengan tingkah laku tokoh yang ada dalam kitab suci tersebut. Selain itu nama-nama yang mengandung pengharapan itu diberikan sesuai dengan nama nenek moyangnya (mengambil nama nenek moyang)

(2) Peringatan. Jika orangtua memberikan nama yang mengandung peringatan, mereka bermaksud untuk mengingat dua hal penting.

Pertama, ingin mengabadikan nama tempat kelahiran si anak, misalnya si anak lahir di Padang, maka anak tersebut dinamakan

(32)

1.6.2.2 Nama Tempat

Menurut Poerwadarminto, (Kamus Umum Bahasa Indonesia / KUBI :

“tempat adalah barang sesuatu yang dipakai untuk menaruh (menyimpan, meletakkan, dsb), ruang (bidang, rumah, daerah yang didiami), negeri (kota, desa), kedudukan ; keadaan ; letak. Jadi nama tempat adalah sebutan untuk daerah, dimana letaknya, dan bagian dari daerah tersebut” (KUBI, 1976 : 1042 - 1043)

1.6.2.3 Nama Benda

Dalam KUBI (1976:117), benda adalah barang (yang berharga), harta, segala sesuatu yang berwujud. Bisa juga benda adalah barang yang dapat berubah bentuk, begitu juga sebaliknya. Dalam ilmu bahasa, menyatakan sesuatu yang berwujud atau dianggap berwujud.

Dalam semantik tradisional, para ahli filsafat Yunani pada jaman Socrates, dan sesudah Plato pernah memaparkan persoalan dengan istilah umum pada waktu itu.

“Bagi mereka, hubungan semantis antara kata-kata dan “benda-benda” adalah hubungan “penamaan”, dan timbullah persoalan selanjutnya mengenai apakah “nama-nama” yang kita berikan pada benda itu “alamiah” atau “konvensional” (Lyons, 1995 : 396).

1.6.3 Dasar Penamaan / Penyebutan

1.6.3.1 Menurut Penamaannya/ Penyebutan

(33)

dasar jenis-jenis nama yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini meliputi :

1.6.3.1.1 Tiruan Bunyi (Onomatope)

Kata-kata yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi disebut Onomatope. Berasal dari kata Yunani Onomatopoeia yang berarti “pembuatan nama-nama”. Para ahli tata bahasa membatasinya untuk kata-kata yang “meniru” bunyi-bunyi yang ditandainya (Lyons, 1995 : 5).

“Sejumlah kata yang terbentuk sebagai hasil peniruan bunyi banyak terdapat di Indonesia. Maksudnya, nama-nama benda/ hal tersebut dibentuk berdasarkan bunyi dari benda tersebut atau suatu suara yang ditimbulkan oleh benda tersebut. Kata-kata atau suara ini sebenarnya juga tidak persis sama, hanya mirip saja. Benda atau binatang yang mengeluarkan bunyi itu tidak mempunyai alat fisiologis sama seperti manusia. Sistem fonologi setiap bahasa tidak sama. Itulah sebabnya, barangkali, mengapa orang Sunda menirukan kokok ayam jantan sebagai (kongkorongok), orang Melayu Jakarta sebagai (kukuruyuk), sedangkan orang Belanda sebagai (kukuleku)” (Abdul Chaer, 1990 : 45).

Kita andaikan saja suara atau bunyi-bunyian itu manusia. Manusia di dunia ini diciptakan serupa tapi tak sama. Suku, agama, ras, kebudayaan, bahasa, dan jenis suara perempuan dan laki-laki tidaklah sama dan mereka pun punya artian bahasa (referen/ maujud) yang sama.

1.6.3.1.2 Penyebutan Sifat Khas

(34)

“Gejala ini merupakan peristiwa Semantik, karena dalam peristiwa ini terjadi transposisi makna dalam pemakaian, yakni perubahan dari kata sifat menjadi kata benda. Terjadi perkembangan, yaitu berupa ciri makna yang disebut dengan kata sifat itu mendesak kata bendanya. Karena sifatnya yang amat menonjol itu, sehingga akhirnya, kata sifatnya itu yang menjadi nama bendanya” (Mulyana, 1964 : 14).

1.6.3.1.3 Penemu dan Pembuat

Banyak nama benda dalam kosakata bahasa Indonesia yang dibuat berdasar nama penemunya, nama pabrik pembuatnya, atau nama dalam peristiwa sejarah. Nama benda-benda yang demikian disebut dengan istilah Apellativa (Mulyana, 1964:14).

1.6.3.1.4 Tempat Asal

Sejumlah nama benda dapat ditelusuri berasal dari nama tempat asal benda tersebut. Beberapa contoh umum yang sudah ada, seperti Sarden berasal dari kota Sardenia, yaitu berupa ikan laut yang dinamakan sesuai dengan tempatnya berada.

Oleh karena itu berdasarkan pendapat Mulyana (1964 : 16), banyak nama benda yang berasal dari nama tempat. Semua itu ada karena transposisi (perubahan) nama tempat menjadi nama benda seringkali tidak terasa.

1.6.3.1.5 Bahan / Kesesuaian

(35)

Mirip dengan tempat asal, bedanya adalah dengan menggunakan bahan dasar yang sesuai dengan nama kata atau benda tersebut.

Bahan adalah bakal atau barang yang akan dibuat atau dijadikan barang lain, barang apa yang akan dibicarakan atau barang apa yang akan dipakai untuk bukti (KUBI,1976:74-75). Kesesuaian adalah kecocokan.

1.6.3.1.6 Keserupaan / Kesamaan

Dalam kebahasaan, kesamaan bisa juga disebut sinonimi. Sinonimi adalah makna kata yang berhubungan dan bersifat dua arah, tidak bisa saling menggantikan. Mulyana mengatakan :

“Pemakaian bahasa yang merupakan keserupaan atau kesamaan itu tiada lagi dirasakan, mungkin masih terasa pada mulanya. Lambat laun sebutan itu menjadi nama bagian benda yang bersangkutan. Dengan kata lain, kiasan/ metafora itu telah luntur, maka dalam pemakaian kata-kata tersebut juga telah kehilangan nilainya sebagai gaya bahasa. Sebutan itu sudah merupakan sebutan biasa atau menjadi kata umum.” (Mulyana, 1964 : 18).

1.6.3.1.7 Nama Baru/ Serapan

Menurut KUBI, (1976:925), kata dasar serap (a) yaitu mendalam ; benar-benar, (b) cadangan ; persediaan untuk mengganti apabila ada yang hilang. Menurut Suwardi, (1981:22), serapan adalah pengaruh. Jadi nama serapan adalah nama hasil pengaruh bahasa-bahasa asing yang masuk dalam nama-nama bahasa Indonesia, bisa mencakup nama orang, nama benda, dan nama tempat.

(36)

yang sudah ada itu perlu diganti dengan kata-kata baru atau sebutan baru, karena dianggap kurang tepat/ kurang rasional/ kurang jelas/ kurang ilmiah. Proses penggantian nama atau penyebutan baru masih terus berkembang dan berlangsung dalam pandangan dan norma budaya di dalam masyarakat.

Menurut Mulyana :

“setelah bahasa Indonesia digunakan untuk tujuan ilmiah, terasa sekali bahwa bahasa Indonesia masih terlalu banyak kekurangannya. Oleh karena itu para sarjana dalam pelbagai ilmu, berusaha dan berlomba-lomba untuk menciptakan istilah baru atau mengambil alih istilah internasional ke dalam bahasa Indonesia.” (Mulyana, 1964 : 17).

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif atau lebih tepatnya semantik deskriptif, karena berdasar pada makna fakta yang ada atau fenomena yang hidup (empiris) kepada masyarakat.

1.7.2 Metode Pengumpulan Data dan Penjaringan Data 1.7.2.1 Dokumentasi

(37)

Metode yang digunakan untuk tahap penjaringan data adalah dengan metode simak atau observasi, yaitu dengan menyimak penggunaan bahasa. Metode simak ini menggunakan teknik dasar yang disebut teknik sadap, yaitu metode simak dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Penggunaan bahasa tersebut dapat berupa lisan atau tulisan. (Mastoyo, 2007: 43-44).

Teknik sadap dalam penelitian ini adalah dengan menyimak/ menyadap bahasa (tulisan)/ dokumentasi kliping-kliping dalam surat kabar (SST, edisi Minggu Januari – Februari 2008) (Mahsun, 2005:91). Selanjutnya, menurut Sudaryanto :

“penjaringan data dapat dilakukan dengan teknik simak bebas libat cakap, yaitu penjaringan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi dalam proses pembicaraan (pemerhati terhadap calon data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan diluar dirinya).” (Sudaryanto, 1988 : 4).

1.7.2.2 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

Subjek atau sumber bahan dalam penelitian ini adalah kolom “Sungguh-sungguh Terjadi”, harian Kedaulatan Rakyat, edisi Minggu Januari—Februari 2008. Objek kajian penelitian ini adalah semantik yaitu jenis nama menurut maujud yang ditunjuk dan dasar penamaan dalam kolom “Sungguh-sungguh Terjadi”, harian

Kedaulatan Rakyat, edisi Minggu Januari—Februari 2008. 1.7.3 Metode Analisis Data

(38)

adalah referen (kata dan benda yang ditandai atau ditandakan) dan pustaka asing yang berhubungan dengan data penelitian ini. Oleh karena itu, metode analisis data yang digunakan adalah metode padan referensial dan metode padan translasional.

Metode padan referensial dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada kenyataan atau sesuatu yang ditunjuk oleh bahasa itu sendiri yang bukan merupakan bagian dari bahasa tetapi di luar bahasa. Bahasa yang dimaksud adalah jenis-jenis nama menurut referennya dan dasar-dasar penamaan. Metode padan referensial alat penentunya adalah referensi bahasa. Dalam penelitian ini yang menjadi referen bahasa adalah jenis-jenis nama menurut maujud yang ditunjuk pada jenis nama tertentu, seperti contoh berikut :

(5) MUNGKIN dokter-dokter paling sibuk seluruh dunia saat ini adalah Tim Dokter Kepresidenan yang merawat Pak Harto. Karena selain melaksanakan tugasnya sebagai dokter, mereka harus jumpa pers tiap saat yang dirasa perlu. (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008:M/J/b)

Kutipan (5) yang dicetak miring, merupakan referensi bahasa menunjuk pada jenis nama orang menurut maujud tertentu.

Metode padan translasional adalah metode padan yang alat penentunya adalah bahasa lain (asing). Bahasa lain yang dimaksud adalah bahasa di luar bahasa yang diteliti (bahasa Indonesia). Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi satuan kebahasaan dalam bahasa lain.

(6) SUDAH jadi kebiasaan turun-temurun, bila tahun baru Imlek tiba, etnik Tionghoa bagi-bagi uang kepada yang dikehendaki. Lantaran uang itu dalam bungkus warna merah, maka disebut Ang Pao. ”Ang” itu merah,

(39)

berisi Je Pek Jing atau seratus ribu rupiah. Kamsia! Gong Xi Fa Cai!

(Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/c)

Kutipan (6) yang dicetak miring, merupakan referensi bahasa yang menunjuk pada beberapa dasar pengaruh serapan tertentu.

Adanya unsur serapan dan nama-nama baru dari dasar-dasar penamaan ini menguatkan, bahwa dalam penelitian ini menggunakan metode padan tranlasional dengan mengambil segi pustaka sebagai penguat penelitian ini.

1.7.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data adalah metode informal. Metode informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa (lih. Sudaryanto, 1993:145). Dalam penyajian ini, rumus (-rumus) atau kaidah (-kaidah) disampaikan dengan menggunakan kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca dengan serta merta dapat langsung dipahami. 1.8 Sistematika Penyajian

(40)
(41)

BAB II

JENIS NAMA MENURUT MAUJUD YANG DITUNJUK DALAM KOLOM “SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI” (SST)

DI KEDAULATAN RAKYAT : SEBUAH KAJIAN AWAL

2.1 Pengantar

Dalam Bab II ini dibahas tentang jenis nama menurut maujud yang ditunjuk yang terdapat dalam kolom SST harian Kedaulatan Rakyat, Edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008. Dari jenisnya, nama yang terdapat dalam SST ini hanya terbatas pada nama orang, nama tempat, nama benda, nama kegiatan, nama organisasi/ lembaga (instansi), nama program acara, nama makanan,nama ukuran (satuan dan nominal), nama tumbuhan, nama aliran musik, nama alat transportasi. 2.2 Nama Orang

Berikut ini dipaparkan nama orang :

(7) BAGI penggemar Campur Sari, yang Rabu (2-1-2008) malam nonton acara Pesona Indonesia di TVRI, tentu sangat trenyuh sekaligus bangga. Sang Maestro, Mas Manthous, yang sudah lama tidak nyanyi secara live dengan segala “kebesaran dan keterbatasannya”. Selamat, Mas! Cepat pulih dan berkarya lagi! (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008:M/J/h) (8) DI sekitar Kampus UNS, Solo, ada istilah PJM, yaitu Pusat Jajan

Mahasiswa. Yang jual namanya Pak Jumadi. Sudah tentu jualannya bikin kenyang dan harganya terjangkau kantong mahasiswa! (Kedaulatan Rakyat, 27 Januari 2008:M/J/f)

(9) BEBERAPA pelayat Pak Harto mengenakan Batik Motif Slobok. Ternyata, menurut kurator Batik Danar Hadi Solo, agar yang meninggal punya jalan lancar menuju surga, dan yang ditinggal iklas, selain arti duka cita. (Kedaulatan Rakyat, 3 Februari 2008:M/J/e)

(42)

(10) ULANGAN semester gasal Senin 7-1-2008 mata pelajaran Bahasa Indonesia, soalnya pilihan ganda. Jawaban saya benar, yakni “Sepeda Pancal”, karena saya pernah baca. Eeeee...,ternyata soal itu dikutip dari Kedaulatan Rakyat 25-11-2007 dengan judul: “Mbah Zabidi asal Mlangi, Nogotirto, Gamping Sleman, Berhaji dengan Sekarung Uang”. Mau baca “KR”-nya? Saya punya! Bravo KR! Kamu huebaaat! (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008:M/J/f)

(11) DUA warga pelajar SMA Terbuka/ PAKET C Terpadu dinyatakan lulus ujian Paket C (Setara SMA) setelah 4 kali ikut Ujian Nasional. Selamat untuk Pak Satim dan Pak Duri, keduaya sudah PNS sebagai penjaga SD di Cilongok. Orang sabar disayang Tuhan! (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008:M/J/c)

(12) POHON pisang milik teman saya, aneh. Buah pisangnya ada di bawah (bonggol) bukan di atas (pelepah). Anehnya lagi, meski pohonnya berjenis pisang Ambon, ternyata buahnya berjenis pisang Emas. Silakan cek di Pak Masri, dukuh Senden, desa Ngawonggo, kec Ceper, Klaten, Jateng! (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008:M/J/i)

(13) BERKAT SST KR Rabu 16-1-2008, jualan tempe bungkus daun bikinan

simbok saya(Mbok Patmo) laris tenan. Tidak usah menawarkan keliling kampung. Matur suwun KR. Ugi Mas Suwarno Pedagang Mainan Anak-anak! (Kedaulatan Rakyat, 27 Januari 2008:M/J/e)

(14) MINGGU 17-2-2008 Mas Moko, teman saya main sepak bola, menikah. Uniknya, acara hiburan pernikahan tersebut adalah sepak bola berlangsung di lapangan Gedipan, Pingit, Pringsurat, Temanggung. Pemainnya, ada tim Mas Moko lawan tim dari Ungaran. Hingga sore,

mas nganten pun ada di lapangan. Meriah, seperti turnamen beneran! (Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/b)

(15) INGIN tahu pasangan suami iatri istimewa? Karena tanggal, bulan dan tahun kelahirannya persis sama, ialah 24 Desember 1967? Inilah dia: pasangan Pak Dudung Abdul Halim dan Bu Lilis Ernawati, Tasikmalaya. Ingin kenalan? Hubungi saja HP 08122285033. (Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/e)

(16) SAAT nglayat Pak Harto di pemakaman, saya sempat jalan jejer dengan

(43)

(17) JENDRAL Besar Soeharto lahir 8 Juni, (8+6=14). Usia 86 tahun (8+6=14). Wafat di RSPP kamar 536 (5+3+6=14). Wafat pada pukul 13.10 (13+1+0=14). Ternyata, serba14. Unik! (Kedaulatan Rakyat, 3 Februari 2008:M/J/g)

(18) PEDAGANG menawarkan jualannya biasanya dengan teriak: ”Sayang Anak, sayang anak!”. Nah, di Sekatenan, ada penjual celengan

menawarkan dagangannya begini: ”Sayang uang, sayang uang!”. Saya beli sekaligus 3. (Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/h)

(19) MUSIM Pilkada sekarang ini ternyata memunculkan spanduk ”terus terang” dan ”bukan basa-basi”. Misalnya, di Kudus, Jawa Tengah, ada spanduk melintang di jalan, dengan tulisan (saya kutip seperti aslinya): Ora Ono Huek, Ora Obos (maksudnya: Ora ana duwit, ora nyoblos). (Kedaulatan Rakyat, 27 Januari 2008:M/J/a)

(20) AKHIR tahun 2007 saya menghadiri hajatan manten di daerah Serang, propinsi Banten. Saat lewat jalan di jantung kota Serang, saya kagum sekaligus merasa iri dengan para tukang becak di sana. Pasalnya, di Serang ada ”fasilitas eksekutif” jalur khusus bagi para penggenjot becak. Namanya Becak Way. Hati kecil saya bertanya: ”Wah, kapan ya di kota Yogya tercinta ini ada jalur Becak Way? Bravo, nggenjot pedhal! (Kedaulatan Rakyat, 27 Januari 2008:M/J/b)

(21) TERHITUNG mulai Januari 2008, Ketua RT 02 RW IV Kelurahan Gunung simping, Cilacap, mendapat tali asih dari warganya sebesar Rp 150.000 tiap bulan. Huebat, kan? Selamat mengemban tugas Pak RT. (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari, 2008:M/J/f)

(22) SEORANG tukang ojek yang mangkal di Jl Rasuna Said, Jakarta, mendisain motor ojeknya mirip body pesawat terbang, dan ditulisi: Adem Air. Dia juga pasang tulisan promosi di dekatnya begini: Ojek “Adem Air” Termurah di Dunia. (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008:M/J/d)

(44)

(24) PADA tahun 1950-an, penjual jamu gendong belum pakai botol plastik untuk wadah jamu, karena waktu itu belum ada. Jamu ditempatkan dalam botol bekas bir. Tiap bakul tak sama botolnya dalam satu gendongan. Uniknya, jumlah botol menunjukkan status penjualnya. Jika botolnya 4, berarti penjualnya masih gadis. Botol 5, janda kembang. Botol 6, janda punya anak. Botol 7 artinya punya suami. Silakan cek pada orang tua yang gemar minum jamu gendong! (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008:M/J/h)

(25) TUKANG cukur di dekat perempatan Kentungan, Sleman, DIY, pasang tulisan unik, begini: ”Pusat Amputasi Rambut”. (Kedaulatan Rakyat, 17 Februari 2008:M/J/h)

(26) TANGGAL 6-2-2008 ada peringatan HUT ke-58 Dukuh RASA (Rahayu Asal Saka Akal) RW 01, Wero, Gombong. Dimeriahkan pergelaran wayang kulit semalam suntuk di RT 05, Pembukaan panembromo oleh

ibu-ibu PKK RW 01. Uniknya, pengiring gamelan dilakukan anak/ cucu ibu-ibu tersebut. (Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/f)

(27) BAGI yang pernah ke luar negeri, khususnya Eropa, mungkin pernah mengalami hal yang sama dengan saya. Ketika naik kereta api, di sebelah saya ada orang dari Syria. Semula dia menduga saya berasal dari Vietnam. Ketika saya bilang dari Indonesia, spontan dia memberi salam ”Assalamu’alaikum”! (Kedaulatan Rakyat, 27 Januari 2008:M/J/c) (28) JIKA Anda lewat Jl. Panglima Sudirman di Bojonegoro, Jawa Timur,

Anda akan melihat satu warung unik, namanya Warung Sukar Maju dengan menu spesial Bakso Ora Patek Enak. Tapi ternyata warung ini laris manis. (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008:M/J/d)

(29) IBU saya sudah lama meninggal dunia. Anehnya, hingga saat ini beliau

masih sering mendapat undangan atau surat layatan dari tetangga desa. (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008: M/J/i)

(30) SENIN 28-1-2008 di sebelah timur RSUD Wirosaban (Yogya), ada

pemulung menarik gerobak isi rongsokan barang, bagian belakang bak ada tulisan berbunyi: “Dengan gerobak ini, kucari nafkah buat anak istri. Gak usah gengsi, yang penting tidak mencuri dan korupsi”. (Kedaulatan Rakyat, 10 Februari 2008: M/J/b)

(45)

dan kurator Batik Danar Hadi data (9). Mbah Zabidi data (10). Pak Satim dan Pak Duri data (11). Pak Masri data (12). simbok saya (Mbok Patmo), dan Mas Suwarno

data (13). Mas Moko (mas nganten) data (14). Pak Dudung Abdul Halim dan Bu Lilis Ernawati data (15). Mendagri Pak Mardiyanto dan Jubir Kepresidenan Pak Andi Malarangeng data (16).

Data (17) ditemukan nama orang Jendral Besar Soeharto. (18) Sekaten,

Penjual Celengan. Data (19) Kudus. Data (20) Serang dan Para Tukang Becak. Data (21) Ketua RT 02 RW IV. Data (22) Seorang Tukang Ojek. Data (23) Penjual Terompet. Data (24) Penjual Jamu Gendong. Data (25) Tukang Cukur. Data (26)

Ibu-ibu PKK RW 01. Data (27) Saya. Data (28) Anda. Data (29) IBU saya, beliau.

Data(30) pemulung.

2.3 Nama Tempat

Nama tempat mempunyai pengaruh yang sangat dominan terhadap masyarakat. Nama tempat memang sangat kompleks dengan keadaan yang sekiranya dapat membantu setiap orang untuk menemukan sesuatu di balik nama tersebut. Berikut ini merupakan jenis nama tempat yang akan dipaparkan :

(31) PARA penjual oleh-oleh di peron stasiun KA Tugu, Yogya, piawai menawarkan dagangannya. Saat banyak penumpang turun dari KA atau saat menjelang naik KA, para pedagang ini tidak perlu teriak-teriak menawarkan dagangannya, cukup menyentakkan tali gelang karet yang melingkar di dos bungkus Bakpianya. Unik, efisien dan cerdas! (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008:M/J/h)

(46)

(33) KETIKA kami akan beli salak pondoh di kawasan Turi, Sleman, penjual pasang tarif tinggi. Kemudian ketika kami bilang, kami orang Jogja asli, penjual nggak percaya. Namun saat tahu plat nomor mobil kami AB, harga turun drastis, jadi harga wajar. Apa hubungan plat AB dan harga salak, ya? (Kedaulatan Rakyat, 27 Januari 2008: M/J/f)

(34) DI Jl Ring-road Utara, persisnya di desa Sucen, Kec Bayan, Purworejo, ada papan nama bertuliskan nyentrik/ aneh: Ngeprin 369, Nyeken 678, Nginstal dan lain-lain ”Tiga Putra”, maksudnya tanya saja pada yang nulis. Mungkin harganya? Mungkin juga hitungan waktu? (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008: M/J/g)

(35) DI warung ”Pojok Atas”, Karangwaru Lor, Tegalrejo, Yogya, ada tulisan begini: ”Parkir sukarela. Maksimal kasi Rp 200saja”. Ada yang lebih murah? (Kedaulatan Rakyat, 17 Februari 2008: M/J/e)

(36) DI sekitar Kampus UNS, Solo, ada istilah PJM, yaitu Pusat Jajan Mahasiswa. Yang jual namanya Pak Jumadi. Sudah tentu jualannya bikin kenyang dan harganya terjangkau kantong mahasiswa! (Kedaulatan Rakyat, 27 Januari 2008:M/J/f)

(37) PERTAMA kali dalam hidup, saya terima undangan dari teman karib, pesta nikah anaknya di gedung JEC Yogya, hari ini Minggu 17-2-2008...non-stop pukul 17.00 hingga 22.00 (lima jam). Selain dilampiri peta lokasi gedung, kartu tanda hadir pengganti buku tamu, surat undangan juga diberi lampiran kertas dengan judul ”100 Food Counters Wedding Party” isi 100 macam menu hidangan makan dan minuman yang tersedia. Wuaaah, marem tenan!!! (Kedaulatan Rakyat, 17 Februari 2008: M/J/c)

(38) KALAU di Yogya ada makanan diberi nama Semar Mendem, Rondo Royal, Tahu Brontak dll, maka di daerah saya ada makanan yang namanya agak “porno”, yaitu “Gadungan Bokong”. Makanan ini dibuat dari bahan dasar gaplek, dibentuk bulat separuh lingkaran, mirip Bokong (Pantat). (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari, 2008:M/J/d)

(39) JIKA Anda masuk warung kupat tahu di lokasi parkir bus kota di Gamping (Jl Wates Km 5), Yogya, jangan terkejut. Di dinding tertempel tulisan begini: Dilarang Utang! (Kedaulatan Rakyat, 17 Februari 2008: M/J/a)

(47)

Yogyakarta. Padahal PGRI adalah singkatan dari Persatuan Guru Republik Indonesia! (Kedaulatan Rakyat, 10 Februari 2008: M/J/h) (41) DI Purwokerto sedikitnya ada 2 rumah makan yang nyleneh. Di terminal

angkutan kota Kebondalem, rumah makan masakan Padang, namanya

“Rumah Makan Lima Ribuan”. Di Jl Gatot Subroto, depan Kantor PLN, namanya “Rumah Makan Es Kejepit”. (Kedaulatan Rakyat, 10 Februari 2008:M/J/a)

(42) JIKA Anda lewat Jl. Panglima Sudirman di Bojonegoro, Jawa Timur, Anda akan melihat satu warung unik, namanya Warung Sukar Maju

dengan menu spesial Bakso Ora Patek Enak. Tapi ternyata warung ini laris manis. (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008:M/J/d)

(43) DI Toko Besi SOM, Kota Temanggung, di pintu masuk untuk karyawan tertulis pengumuman sangar sbb: 1. Selain Karyawan Dilarang Masuk. 2. Berani Masuk Tanpa Permisi, Akan Keluar Tanpa Gigi. (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008: M/J/j)

(44) KETIKA saya makan di warung depan Pusat Rehabilitasi Yakkum di Jl Kaliurang, Yogya, di situ ada menu nasi yang namanya unik, yaitu... Nasi Gila. (Kedaulatan Rakyat, 10 Februari 2008:M/J/i)

(45) DI depan Pabrik Gula Gondang Baru, Klaten, ada nama sungai unik, yakni Kali Gung-dung. Dinamakan demikian, karena kalau kita berdiri di atasnya, akan terdengar bunyi ”Dung-dung”. (Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/a)

(46) MUNGKIN karena jengkel tidak ada stok minyak tanah untuk dijual, salah satu agen minyak tanah di dekat Pasar Sleman, DIY, pasang kertas di depan tokonya dengan tulisan begini: Minyak Tanah Habis Diminum Buto. (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008: M/J/a)

(47) BELUM lama ini saya sowan ke Pondok Pesantren Al Husin, Krakitan, Salam, Magelang. Oleh Pak Kyai saya diperlihatkan bibit penemuan baru yang akan dikembangkan di Pondok. Bibit tersebut masih berupa gabah. Karena penasaran, atas izin Pak Kyai, gabah saya buka...ternyata berasnya berwarna separo merah separo putih, mirip bendera kita. (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008:M/J/e)

(48)

malam tahun baru 2008 terompet raksasa itu ditiup menggunakan kompresor, bunyinya preeeettt! Diarak pakai mobil pick-up! (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008:M/J/b)

(49) REKOR buka sampai pagi! Mungkin ini satu-satunya foto copy di Bantul yang buka pukul 7.00 hingga pukul 04.00 pagi berikutnya. Yaitu

foto copy Pelangi dan Teladan di Jl Jend Sudirman, Bantul Km 11.

(Kedaulatan Rakyat, 10 Februari 2008:M/J/g)

(50) DI Magelang, Radio Polaris FM adalah radio favorit kawula muda. Uniknya, nama PT (Perseroan Terbatas) dari Radio Polaris adalah PT Larispol. Yah, Cuma dibalik: Polaris dan Larispol. (Kedaulatan Rakyat, 10 Februari 2008:M/J/f)

(51) UKURAN S (Small), M (Medium) dan L (Large) biasanya untuk baju atau lainnya. Tapi di Jepang, S,M dan L itu juga untuk ukuran porsi nasi. Di shokudo (kantin sekolah) atau rumah makan tertentu, jika Anda pesan L Size akan diberi nasi porsi banyak, M cukupan dan S sedikit. Kalau di kita, ada “Nasi Kucing”, mungkin di Jepang akan diberi nama very-very small rice. Tapi ini belum pernah saya temui. (Kedaulatan Rakyat, 10 Februari 2008:M/J/c)

(52) BEBERAPA pelayat Pak Harto mengenakan Batik Motif Slobok. Ternyata, menurut kurator Batik Danar Hadi Solo, agar yang meninggal punya jalan lancar menuju surga, dan yang ditinggal iklas, selain arti duka cita. (Kedaulatan Rakyat, 3 Februari 2008:M/J/e)

(53) BAHASA gaul biasanya ada di kalangan remaja atau anak sekolah. Tapi di depan kantor Kejaksaan Negeri Yogyakarta, saya lihat ada spanduk besar pemberantasn korupsi dengan menggunakan bahasa gaul, begini: ”Korupsi???! Hari Gini???! Capek dech...!” (Kedaulatan Rakyat, 27 Januari 2008: M/J/d)

(54) DI depan salon Kharisma, Tegalrejo, Kec Parakan, ada gang kecil, banyak anak-anak main-main, sering digunakan ngebut kendaraan, saya beri gambar Bogem Raksasa, di bawahnya ada tulisan ”Ngebut, Nabrak, Mendapat Hadiah Langsung Tanpa Diundi”. Ternyata sukses. Sampai sekarang, aman! (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008: M/J/e)

(49)

Mlangi, Nogotirto, Gamping Sleman, Berhaji dengan Sekarung Uang”. Mau baca “KR”-nya? Saya punya! Bravo KR! Kamu huebaaat! (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008:M/J/f)

(56) MINGGU 17-2-2008 Mas Moko, teman saya main sepak bola, menikah. Uniknya, acara hiburan pernikahan tersebut adalah sepak bola berlangsung di lapangan Gedipan, Pingit, Pringsurat, Temanggung. Pemainnya, ada tim Mas Moko lawan tim dari Ungaran. Hingga sore, mas nganten pun ada di lapangan. Meriah, seperti turnamen beneran! (Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/b)

(57) PARKIR termurah? Silakan parkir di depan toko HW Mini Market, Jl Sugiman, Watulunyu, Wates, Kulonprogo, DIY. Parkir motor, mobil atau sepeda, hanya... Rp 300,- (Kedaulatan Rakyat, 3 Februari 2008:M/J/a) (58) WAKTU saya pulang ke Kalimantan Selatan, persisnya kota Rantau,

Kabupaten Tapin, saya lihat ada warung pasang papan nama begini:

Warung Nasi Mbah Marijan. Teryata nama Mbah Marijan dikenal hingga pelosok Kalimantan! (Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/d)

(59) DI tiap kota pasti ada penjual soto. Ada soto ayam, soto sapi, soto babat dll. Di Jl Let Suwaji, Parakan, ada penjual soto khas kota itu. Namanya pun nyleneh. Yaitu Soto Gantung. Mau coba? (Kedaulatan Rakyat, 17 Februari 2008:M/J/b)

(60) MESKIPUN bus Trans Jogja belum beroperasi, namun haltenya sudah dibangun cukup banyak. Sayangnya, tulisan “Lajur Bus” yang ada di jalan depan halte tsb banyak yang “pudar terkena debu”. Salah satunya, yang ada di timur RSUD Wirosaban, tulisan LAJUR BUS jadi terbaca AJUR BUS. (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008:M/J/a)

(61) SEORANG tukang ojek yang mangkal di Jl Rasuna Said, Jakarta, mendisain motor ojeknya mirip body pesawat terbang, dan ditulisi: Adem Air. Dia juga pasang tulisan promosi di dekatnya begini: Ojek “Adem Air” Termurah di Dunia. (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008:M/J/d)

(50)

langsung beri hadiah khusus istimewa. (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008: M/J/g)

Nama tempat yang ditemukan dalam SST Edisi Minggu, Januari sampai dengan Februari 2008 adalah stasiun KA Tugu, Yogya (31). Malioboro, Yogya data (32). di kawasan Turi, Sleman data (33). Jl Ring-road Utara, persisnya di desa Sucen, Kec Bayan, Purworejo data (34). PJM (Pusat Jajan Mahasiswa) data (35).

DI warung ”Pojok Atas”, Karangwaru Lor, Tegalrejo, Yogya data (36). di gedung JEC Yogya data (37). KALAU di Yogya Semar Mendem, Rondo Royal, Tahu Brontak, “Gadungan Bokong” data (38). warung kupat tahu di lokasi parkir bus kota di Gamping (Jl Wates Km 5), Yogya data (39). UPY (Universitas PGRI Yogyakarta), PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) data (40).

Dari data (41) ditemukan nama tempat, yaitu DI Purwokerto, Di terminal angkutan kota Kebondalem, rumah makan masakan Padang, namanya “Rumah Makan Lima Ribuan”. Di Jl Gatot Subroto, depan Kantor PLN, namanya “Rumah Makan Es Kejepit”. Kemudian data (42), yaitu Jl. Panglima Sudirman di Bojonegoro, Jawa Timur, Warung Sukar Maju. Data (43) DI Toko Besi SOM, Kota Temanggung. Data (44) di warung depan Pusat Rehabilitasi Yakkum di Jl Kaliurang, Yogya.

(51)

Magelang, Radio Polaris FM. Data (51) di Jepang, di shokudo (kantin sekolah). Data (52) Batik Danar Hadi Solo. Data (53) di depan kantor Kejaksaan Negeri Yogyakarta. Data (54) DI depan salon Kharisma, Tegalrejo, Kec Parakan.

Data (55) ditemukan nama tempat, yaitu Mlangi, Nogotirto, Gamping Sleman. Data (56) di lapangan Gedipan, Pingit, Pringsurat, Temanggung. Data (57) di depan toko HW Mini Market, Jl Sugiman, Watulunyu, Wates, Kulonprogo, DIY. Data (58) Kalimantan Selatan, persisnya kota Rantau, Kabupaten Tapin, Warung Nasi Mbah Marijan. Data (59) Di Jl Let Suwaji, Parakan. Data (60) halte, timurRSUD Wirosaban, Data (61) di Jl Rasuna Said, Jakarta, dan Data (62) Gereja Kristen Jawa (GKJ) Prembun, Kebumen,NKRI.

2.4 Nama Benda

Nama benda dalam penelitian ini sebagian besar mewakili atau terwakili oleh jenis nama - nama menurut maujud yang ditunjuk lainnya termasuk nama orang, nama tempat, nama makanan, nama alat transportasi, nama lembaga, nama tumbuhan, dan nama-nama yang terdapat dalam penelitian ini. Berikut ini adalah jenis nama benda :

(63) HANTU-hantu di Indonesia kalau bersuara bunyinya “Hi, hi, hi...” Ponakan saya (sekolah TK) dan teman-temannya main hantu-hantuan. Ada yang menjadi “Suster Ngesot”, bunyinya begini: “Ngesot, ngesot...”. Entah dia meniru dari mana, di film tidak seperti itu kan? (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008:M/J/c)

(52)

kompresor, bunyinya preeeettt! Diarak pakai mobil pick-up! (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008:M/J/b)

(65) KALAU di Yogya ada makanan diberi nama Semar Mendem, Rondo Royal, Tahu Brontak dll, maka di daerah saya ada makanan yang namanya agak “porno”, yaitu “Gadungan Bokong”. Makanan ini dibuat dari bahan dasar gaplek, dibentuk bulat separuh lingkaran, mirip

Bokong (Pantat). (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari, 2008:M/J/d)

(66) DI tiap kota pasti ada penjual soto. Ada soto ayam, soto sapi, soto babat

dll. Di Jl Let Suwaji, Parakan, ada penjual soto khas kota itu. Namanya pun nyleneh. Yaitu Soto Gantung. Mau coba? (Kedaulatan Rakyat, 17 Februari 2008:M/J/b)

(67) MUNGKIN karena jengkel tidak ada stok minyak tanah untuk dijual, salah satu agen minyak tanah di dekat Pasar Sleman, DIY, pasang kertas di depan tokonya dengan tulisan begini: Minyak Tanah Habis Diminum Buto. (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008: M/J/a)

(68) SAAT ambulans yang membawa jenazah Pak Harto berangkat dari RSPP menuju Jl Cendana Jakarta, layar TV nampak ada 3 orang yang “nggandul” di (bagian belakang) ambulans tersebut. (Kedaulatan Rakyat, 3 Februari 2008: M/J/f)

(69) BEBERAPA pelayat Pak Harto mengenakan Batik Motif Slobok. Ternyata, menurut kurator Batik Danar Hadi Solo, agar yang meninggal punya jalan lancar menuju surga, dan yang ditinggal iklas, selain arti duka cita. (Kedaulatan Rakyat, 3 Februari 2008:M/J/e)

Data (63) ditemukan nama benda, yaitu “Suster Ngesot”. Data (64) terompet, kompresor, mobil pick-up. Data (65) Semar Mendem, Rondo Royal, Tahu Brontak, bahan dasar gaplek, Bokong (Pantat). Data (66) soto ayam, soto sapi, soto babat, Soto Gantung. Data (67) minyak tanah. Data (68) layar TV. (69) Batik Motif Slobok.

Berikut ini dipaparkan nama makanan :

(53)

dengan menu spesial Bakso Ora Patek Enak. Tapi ternyata warung ini laris manis. (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008:M/J/d)

(71) UKURAN S (Small), M (Medium) dan L (Large) biasanya untuk baju atau lainnya. Tapi di Jepang, S,M dan L itu juga untuk ukuran porsi nasi. Di shokudo (kantin sekolah) atau rumah makan tertentu, jika Anda pesan L Size akan diberi nasi porsi banyak, M cukupan dan S sedikit. Kalau di kita, ada “Nasi Kucing”, mungkin di Jepang akan diberi nama very-very small rice. Tapi ini belum pernah saya temui. (Kedaulatan Rakyat, 10 Februari 2008:M/J/c)

(72) KETIKA saya makan di warung depan Pusat Rehabilitasi Yakkum di Jl Kaliurang, Yogya, di situ ada menu nasi yang namanya unik, yaitu...

Nasi Gila. (Kedaulatan Rakyat, 10 Februari 2008:M/J/i)

(73) BERKAT SST KR Rabu 16-1-2008, jualan tempe bungkus daun bikinan simbok saya (Mbok Patmo) laris tenan. Tidak usah menawarkan keliling kampung. Matur suwun KR. Ugi Mas Suwarno Pedagang Mainan Anak-anak! (Kedaulatan Rakyat, 27 Januari 2008:M/J/e)

(74) ADA yang baru dalam ”hidangan” sekaten kali ini, yaitu Kerak Telur khas Betawi. Buat orang Betawi yang kangen Kerak Telur tidak perlu mudik ke Jakarta, dan buat yang penasaran pengin icip-icip, datang saja di Alun-alun. Agar ketemu yang asli, cari pikulan yang ada gambar Monas atau PRS. Selamat icip-icip! (Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/i)

(75) IMBAS harga kedelai tembus Rp 8000/Kg, sangat dirasakan mahasiswa. Di warung angkringan, tempe goreng dan mendoan yang semula sudah “kecil”, kini jadi makin kueciiil buanget. Penjualnya mengatakan, ketimbang naikin harga, takut didemo mahasiswa, lebih baik ngurangi ukuran tempe! (Kedaulatan Rakyat, 20 Januari 2008: M/J/b)

Dalam data (66) ditemukan nama makanan, yaitu soto ayam, soto sapi, soto babat, Soto Gantung. Data (70) Bakso Ora Patek Enak. Data (71) “Nasi Kucing”.

(72) Nasi Gila. (73) tempe bungkus daun. Data (65) Semar Mendem, Rondo Royal, Tahu Brontak, “Gadungan Bokong” Gaplek. Data (74) Kerak Telur. Data (75)

(54)

2.5 Nama Kegiatan

Berikut ini dipaparkan nama kegiatan :

(76) UNTUK kedua kalinya seperti 2006, Gereja Kristen Jawa (GKJ) Prembun, Kebumen, pada 23-12-2007 menyambut Natal mengadakan pawai becak berhias keliling kota. Ada 1 becak bermotor putar-putar lagu Natal. Ini wujud toleransi beragama, mengokohkan NKRI. Panitia langsung beri hadiah khusus istimewa. (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2008: M/J/g)

(77) PSS Sleman mengakhiri Kompetisi Ligina 2007 pada bulan Desember (12, menempati posisi ke-12, menang 12 kali, kalah 12 kali, kebetulan pemenang undian rumah bagi penonton dengan nomor tiket 001212. Semoga tahun 2008 lebih hebat! (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008: M/J/a)

(78) TANGGAL 6-2-2008 ada peringatan HUT ke-58 Dukuh RASA (Rahayu Asal Saka Akal) RW 01, Wero, Gombong. Dimeriahkan pergelaran wayang kulit semalam suntuk di RT 05, Pembukaan panembromo oleh ibu-ibu PKK RW 01. Uniknya, pengiring gamelan dilakukan anak/ cucu ibu-ibu tersebut. (Kedaulatan Rakyat, 24 Februari 2008:M/J/f)

Data (76) terdapat nama kegiatan, yaitu menyambut Natal mengadakan pawai becak berhias keliling kota. Data (77) Kompetisi Ligina 2007. Data (78) HUT ke-58 Dukuh RASA (Rahayu Asal Saka Akal) RW 01, Wero, Gombong.

2.6 Nama Organisasi/ Lembaga (Instansi)

Berikut ini dipaparkan nama organisasi/ lembaga (instansi) :

(79) PSS Sleman mengakhiri Kompetisi Ligina 2007 pada bulan Desember (12, menempati posisi ke-12, menang 12 kali, kalah 12 kali, kebetulan pemenang undian rumah bagi penonton dengan nomor tiket 001212. Semoga tahun 2008 lebih hebat! (Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2008: M/J/a)

Referensi

Dokumen terkait