• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan kursus matematika kumon: studi kasus pada konsumen yang mengkursuskan anaknya di Kumon Tirtodipuran Jalan Tirtodipuran No. 21, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan kursus matematika kumon: studi kasus pada konsumen yang mengkursuskan anaknya di Kumon Tirtodipuran Jalan Tirtodipuran No. 21, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Motto dan Persembahan

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

(Matius 6:33)

Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.

(Ibrani 12:14)

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Bapa Surgawi atas karunia dan berkat-berkat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Kursus Matematika Kumon”: Studi kasus pada konsumen yang mengkursuskan anaknya di Kumon Tirtodipuran, Jalan Tirtodipuran No. 21, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Y. P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan tulus hati dari awal mata kuliah Metodologi Penelitian Terapan hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing II, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis hingga selesai.

5. Bapak Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si., selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang berguna dan sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Para Staf Sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu segala kepengurusan akademik penulis, terutama dalam persiapan ujian sarjana.

(9)

9. Ayah dan Ibu, orang tuaku yang tercinta, Bapak Sumanto dan Ibu Margaretha Hagniyati, atas cinta dan kasih sayang, nasehat, doa, dorongan semangat dan segalanya yang telah diberikan dalam kehidupanku.

10. Yosep Dwi Ananto dan Rabecca Putri Ratnasari, kedua adikku yang kusayang, dan yang kubanggakan selalu.

11. Yolanda Rina Harfiyanti, kekasihku yang kucinta, yang telah mendampingi dan memberikan semangat sejak pengajuan proposal hingga selesainya skripsi ini. 12. Rasul Edy Isnugroho, Oudste Distrik Triyanto, Herder Dawud G. dan Evangelist

Hanes Tri Kuntoro, serta para pembawa berkat lainnya atas doa-doanya. 13. Yang kekasih, mendiang Evangelist Distrik Yusup Dwiyoto.

14. Keluarga Besar Yohanes Supadmo di Mawen dan Yososukarto di Kurung. Simbah Kakung Yohanes Supadmo, mendiang Simbah Putri Suparmi, Simbah Kakung Sudiyo Yososukarto dan Simbah Putri Satinem.

15. Keluarga Klaten, Bapak Prayitno, Ibu Tri Harini, Abednego Frenly Praditya, dan Albert Andhika Endratama.

16. Saudara-saudariku di Gereja Kerasulan Baru Sidang Jemaat Kurung yang telah memberikan dukungan dan doa-doanya.

17. Kursus Matematika Kumon; pembimbing, para asisten dan para orangtua siswa Kumon Tirtodipuran yang membantu dalam melakukan penelitian.

18. Teman-temanku Graciades Hadi H., Yosep Budi P., dan Agustinus Tangguh. 19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang selama ini banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekuranganya, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 10 Februari 2011 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

HALAMAN ABSTRAK ... xiv

HALAMAN ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 8

B. Review Penelitian Sebelumnya ... 23

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 25

D. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

(11)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 27

D. Variabel Penelitian ... 27

E. Populasi dan Sampel ... 31

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 32

G. Sumber Data ... 32

H. Teknik Pengumpulan Data ... 32

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 33

J. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Umum Perusahaan ... 49

B. Lokasi Perusahaan ... 53

C. Tujuan Perusahaan ... 53

D. Struktur Organisasi ... 54

E. Metode Belajar ... 55

F. Pendaftaran Dan Hari Kursus Kumon ... 56

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pengujian Instrumen ... 59

B. Analisis Data ... 61

C. Pembahasan ... 73

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 82

C. Keterbatasan Penelitian ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN 1 ... 87

LAMPIRAN 2 ... 96

LAMPIRAN 3 ... 103

LAMPIRAN 4 ... 126

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Gambaran Variabel Independen ... 30

III.2 Gambaran Variabel Dependen ... 31

V.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 59

V.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 61

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62

V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 64

V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung ... 65

V.8 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 66

V.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 68

V.10 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

V.11 Hasil Uji F... 69

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Konsep Kepuasan Pelanggan ... 18

II.2 Anteseden dan Konsekuensi Kualitas Jasa Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Mediator ... 22

III.1 Gambar Kurve F tabel ... 46

III.2 Gambar Kurve t tabel ... 48

V.1 Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas ... 67

V.2 Hasil Uji Normalitas Histogram ... 67

V.3 Hasil Uji Normalitas P-P Plot ... 68

V.4 Gambar Kurve hasil Uji F... 70

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lamp. 1 Kuesioner Penelitian ... 87

Lamp. 2 Data Tabulasi Kuesioner ... 96

Lamp. 3 Daftar Data SPSS ... 103

Lamp. 4 Daftar Tabel Statistik ... 126

(15)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN KURSUS MATEMATIKA KUMON

Studi kasus pada konsumen yang mengkursuskan anaknya di Kumon Tirtodipuran,

Jalan Tirtodipuran No. 21, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta

Yohanes Martin Hermantoro Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik pelanggan yang mengkursuskan anak mereka di Kumon Tirtodipuran. Dan apakah kualitas layanan yang terdiri dari reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangibles secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan kursus matematika Kumon.

Penelitian ini dilakukan selama bulan Agustus 2010 pada orangtua yang mengkursuskan anaknya di Kumon Tirtodipuran. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan menyebarkan kepada orangtua (responden) sebanyak 76 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Untuk teknik analisis data, digunakan analisis kualitatif dengan rumus persentase, dan kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda yang sebelumnya di uji dengan uji asumsi klasik.

(16)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY ON

CUSTOMER SATISFACTION

Case study : Customer of Kumon Math Course

Yohanes Martin Hermantoro Sanata Dharma University Management Study Programme

052214090

The research aims to determine how the characteristics of customers which their children experience course in Kumon Tirtodipuran. And whether the quality of service which consists of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibles simultaneously and partial influenced on Kumon customer satisfaction.

The research was conducted during August 2010 on the child’s parents in Kumon Tirtodipuran. Technique of data collected by using a questionnaire and distribute to parents as much as 76 respondent. The research was done by using purposive sampling technique. For data analysis techniques, percentage analysis and multiple linear regression analysis were used.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan modern saat ini, sebagian besar masyarakat telah memiliki

kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai bekal kehidupan yang akan

datang. Pendidikan menjadi salah satu faktor dalam pembentukkan karakter

manusia, dengan sistem pendidikan yang baik maka akan muncul generasi

penerus bangsa yang berkualitas dan bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Di Indonesia, jalur pendidikan baik formal, informal maupun nonformal telah

berjalan dengan baik. Pendidikan formal diselenggarakan oleh sekolah-sekolah

pada umumnya, jalur pendidikan ini telah memiliki jenjang yang jelas dari

pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi, dan semuanya itu telah

diatur melalui undang-undang oleh pemerintah.

Pendidikan informal yang merupakan jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan dapat membentuk kegiatan belajar secara mandiri dan bertanggung

jawab. Pendidikan yang baik tidak semata-mata ditunjang dan didukung oleh

peran pemerintah saja, peran keluarga dan masyarakat yang sadar dengan

pentingnya pendidikan juga sangatlah berpengaruh.

Selain pendidikan formal dan informal ada juga pendidikan nonformal yang

paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, antara lain TPA

(18)

 

Minggu yang terdapat di gereja-gereja, kemudian ada juga kursus-kursus yang

diselenggarakan oleh organisasi-organisasi, yayasan atau lembaga-lembaga

non-profit, dan bahkan perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga profit ikut

ambil bagian di dalamnya, diantaranya adalah bimbingan belajar, kursus musik,

kursus bahasa, menjahit, menyetir mobil, dan lain sebagainya.

Kursus merupakan lembaga pelatihan yang termasuk kedalam jenis

pendidikan nonformal yang berisikan kegiatan belajar-mengajar seperti halnya

sekolah. Kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk

mempelajari satu keterampilan tertentu. Misalnya, kursus bahasa Inggris tiga

bulan atau 50 jam, kursus montir, kursus memasak, menjahit, dan musik. Peserta

yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat memperoleh sertifikat atau surat

keterangan (dari hasil penelusuran http://id.wikipedia.org, 02 Juni 2010).

Bimbingan belajar atau kursus telah banyak dikenal oleh masyarakat.

Bimbingan belajar yang ingin dipercaya oleh para pelanggannya harus dapat

memberikan pelayanan yang baik dengan tidak mengkesampingakan kualitas dan

tetap meningkatkan kualitas jasa pelayanannya tersebut. Kualitas jasa merupakan

ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan agar sesuai dengan

ekspektasi pelanggan, mulai dari kebutuhan pelanggan yang berakhir dengan

kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa yang diberikan.

Kebutuhan konsumen akan kualitas jasa dapat dilihat dari lima dimensi,

antara lain reliability (kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai

dengan janji yang ditawarkan), responsiveness (kesigapan karyawan dalam

melayani keluhan pelanggan), assurance (meliputi kualitas keramahtamahan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan), emphaty (perhatian

secara individual yang diberikan untuk memahami keinginan dan kebutuhan

pelanggannya), dan tangibles (meliputi penampilan fisik).

Dari banyaknya kursus yang ada di Indonesia, Kumon menjadi salah satu

jenis jasa pendidikan (kursus) yang dipercaya untuk memberikan pelayanan yang

baik dengan integritas yang tinggi dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dan jasa pelayanannya. Kumon memberikan penguasaan ilmu-ilmu

dasar, yang salah satunya adalah matematika. Matematika adalah ilmu

pengetahuan yang penting dalam segala aspek kehidupan, banyak jenis ilmu

pengetahuan lain yang berdasar dan bergantung dari matematika. Di kursus

Kumon, matematika dapat menjadi pintu gerbang anak untuk dapat berdisiplin,

berpikir logis, dan bertanggung jawab. Hingga kini, Kumon yang tergolong dalam

perusahaan waralaba ini telah berkembang pesat hingga hampir di seluruh

wilayah di Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berdasarkan latar belakang tesebut, maka penulis tertarik untuk mengambil

judul ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN KURSUS MATEMATIKA KUMON.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah dikemukakan, penulis membuat dua

rumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Bagaimana profil dan karakteristik pelanggan yang mengkursuskan anak

(20)

 

2. Apakah kualitas layanan yang terdiri dari reliability, responsiveness,

assurance, empathy, dan tangibles secara simultan dan parsial berpengaruh

terhadap kepuasan pelanggan kursus matematika Kumon?

C. Pembatasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan meliputi :

1. Subjek adalah pelanggan kursus matematika Kumon yang merupakan

orangtua/wali siswa yang terdaftar sah di Kumon Tirtodipuran, Jalan

Tirtodipuran No. 21, Mantrijeron, Yogyakarta hingga akhir Juli 2010.

2. Profil dan karakteristik pelanggan tersebut meliputi jenis kelamin, usia,

pekerjaan, pendapatan dan lama anak mereka kursus di Kumon Tirtodipuran.

3. Kualitas layanan yang dimaksud adalah kualitas jasa yang terdiri dari

reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui profil dan karakteristik pelanggan yang mengkursuskan

anak mereka di Kumon.

2. Untuk mengetahui apakah kualitas layanan yang terdiri dari reliability,

responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles secara simultan dan

parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan kursus

matematika Kumon.

(21)

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

berbagai pihak, terlebih bagi pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu :

1. Bagi PT. KIE (Kumon Institute of Education) Indonesia

Dapat menjadi pedoman dalam pertimbangan untuk merumuskan strategi

pemasaran, dalam hal ini adalah mengenai pembukaan kelas Kumon yang

baru dan pengembangan kelas-kelas Kumon yang telah dibuka sehingga

dapat memenuhi kriteria dalam pengambilan keputusan manajerial secara

tepat dan akurat hingga mencapai pada tujuan yang diinginkan.

2. Bagi Kursus Kumon Tirtodipuran

Dapat menjadi masukan (input) yang sedikit banyak membantu

mengembangkan serta meningkatkan kinerja pembimbing dan asisten dalam

membimbing siswa yang mengikuti kursus dengan baik termasuk komunikasi

dengan orangtua siswa agar juga senantiasa berjalan dengan baik.

3. Bagi Universitas

Penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat menambah referensi yang

berkaitan dengan masalah kepuasan pelanggan sebagai wacana ilmiah di

lingkungan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta dapat menjadi

acuan dan pertimbangan dalam penulisan karya ilmiah.

4. Bagi Penulis

Untuk memperluas wawasan, pengalaman dan sekaligus berguna untuk

menerapkan teori yang sudah didapatkan dari bangku kuliah ke dalam

(22)

 

F. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Bab ini berisikan landasan teori, review penelitian sebelumnya,

kerangka konseptual penelitian, dan hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, subyek dan obyek

penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengambilan sampel, sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis

data.

BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan

Dalam bab ini dijelaskan gambaran-gambaran mengenai kursus

matematika Kumon, termasuk Kumon Tirtodipuran yang menjadi

tempat dilakukannya penelitian.bab ini berisikan poin-poin mengenai

sejarah umum perusahaan, lokasi perusahaan, tujuan perusahaan,

struktur organisasi, metode belajar, serta pendaftaran dan hari kursus

Kumon.

(23)

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan hasil pengolahan data dengan dilakukan analisis

pengujian instrumen, analisis data, pembahasan dengan jawaban dari

masalah yang diajukan.

BAB VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian

Bab terakhir ini diuraikan tentang kesimpulan yang diambil dari

penelitian dan saran-saran untuk pihak perusahaan dan bagi penelitian

selanjutnya disertai pernyataan penulis akan keterbatasannya dalam

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Pemasaran

a. Pengertian Manajemen

Stoner mengemukakan bahwa,

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Handoko, 1995:2).

Kotler dan Armstrong (2008:6) menyebutkan bahwa pemasaran

adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan

dan pertukaran nilai dengan yang lain. Indriyo Gitosudarmo (2000:1)

mengartikan pemasaran sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar

produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar.

Selain itu, William J. Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha dan

(25)

Pengertian-pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa

inti pemasaran adalah menciptakan nilai suatu produk dan dapat

mengusahakan agar produk tersebut dapat diterima oleh pasar dan

konsumen sehingga dapat membangun hubungan yang kuat didalamnya.

b. Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler,

Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi (Swastha dan Irawan, 2005:7).

Lebih lanjut manajemen pemasaran didefinisikan sebagai seni dan

ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang

menguntungkan dengan target pasar itu (Kotler dan Armstrong,

2008:10).

c. Konsep Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:12) konsep pemasaran

merupakan filosofi manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa

pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan

kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang

diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing.

Peter dan Olson (1999:3) menjelaskan bahwa untuk menerapkan

konsep pemasaran, organisasi harus memahami konsumen mereka dan

tetap dekat dengan mereka untuk menyajikan produk serta layanan yang

(26)

 

2. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat

dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan

jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli

tindakan ini (Engel, 1994:3).

John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai suatu studi tentang unit pembelian (buying units) dan

proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan

pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide (Umar, 2003:11).

American Marketing Association mendefinisikan perilaku

konsumen (consumer behavior) sebagai interaksi dinamis antara

pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana

manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (Peter dan

Olson, 1999:6).

1) Perilaku konsumen adalah dinamis

Diartikan bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta

masyarakat luas salalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

Implikasinya adalah generalisasi perilaku konsumen biasanya

terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau

grup tertentu akan akan menghasilkan perubahan.

2) Perilaku konsumen melibatkan interaksi

Selain menganalisis dampak kejadian di sekitar terhadap pengaruh,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(27)

kognisi atau perilaku, perlu juga memahami dan mengembangkan

strategi pemasaran melalui konsumen, pasar sasaran, atau

keseluruhan masyarakat.

3) Perilaku konsumen melibatkan pertukaran

Peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan

konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu rencana yang

didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan

organisasi (Peter dan Olson, 1999:10).

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:159), faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen adalah :

1) Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada

perilaku konsumen. Budaya sendiri adalah kumpulan nilai dasar,

persepsi, keinginan, dan perilaku yang diajari oleh anggota

masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya. Selain

budaya, terdapat pula peran lain yang lebih kecil lagi yaitu

sub-budaya dan kelas sosial.

2) Faktor Sosial

Perilaku konsumen yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial

(28)

 

a) Kelompok, yaitu dua atau lebih orang yang berinteraksi untuk

mencapai tujuan pribadi atau tujuan bersama.

b) Keluarga, yang merupakan organisasi pembelian konsumen yang

paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara

ekstensif mengenai peran dan pengaruh suami, isteri, serta

anak-anak.

c) Peran dan status, yang diartikan sebagai posisi seseorang dalam

kelompok atau organisasi.

3) Faktor Pribadi

Merupakan karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup,

pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup (life style), serta kepribadian

dan konsep diri.

4) Faktor Psikologis

Ada empat faktor psikologis yang berpengaruh yaitu :

a) Motivasi, merupakan dorongan dengan tekanan kuat yang

mendorong seseorang mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

b) Persepsi, adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan

menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran

dunia yang berarti.

c) Pembelajaran, yang menggambarkan perubahan dalam perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman.

d) Keyakinan dan sikap.

(29)

3. Jasa

a. Pengertian Jasa

Philip Kotler mendefinisikan jasa sebagai berikut:

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Umar, 2003:3).

b. Karakteristik Jasa

Jasa memiliki empat karakteristik unik yang membedakannya dari

barang yang dinamakan dengan paradigma IHIP: Intangibility,

Heterogeneity, Inseparability, dan Perishability (Lovelock dan

Gummesson dalam Tjiptono dan Chandra, 2007:22).

1) Intangibility

Konsep intangible artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,

didengar, atau dirapa sebelum dibeli dan dikonsumsi. Konsep

intangible pada jasa memiliki dua pengertian (Berry, 1980), yaitu:

a) Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasakan.

b) Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, dirumuskan, atau

dipahami secara rohaniah.

2) Heterogeneity

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized

output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung

(30)

 

3) Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.

Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dulu, baru kemudian

diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

Interaksi anatara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri

khusus dalam pemasaran jasa dan keduanya mempengaruhi hasil

(outcome) dari jasa yang bersangkutan.

4) Perishability

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali,

atau dikembalikan.

Dalam proses produksi jasa, konsumen memiliki peran yang lebih.

Menurut Lovelock, terdapat delapan aspek mendasar yang membedakan

jasa dengan barang fisik, yaitu:

1) Produk jasa yang dikonsumsi tidak dapat dimiliki oleh konsumen.

2) Produk jasa merupakan suatu kinerja yang sifatnya intangibles.

3) Dalam proses produksi jasa, konsumen memiliki peran yang lebih

besar untuk turut serta pengolahnya dibandingkan dengan produk

barang fisik.

4) Orang-orang yang terlibat dalam proses jasa berperan

sedikit-banyak dalam pembentukan atau mendesain jasa.

5) Dalam hal operasionalisasi masukan dan keluaran, produk jasa lebih

bervariasi.

(31)

6) Produk jasa tertuntu sulit dievaluasi oleh konsumen.

7) Jasa tidak dapat disimpan.

8) Faktor waktu dalam proses jasa dan konsumsi jasa relatif lebih

diperhatikan.

c. Klasifikasi Jasa

Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World

Trade Organization – WTO), sesuai dengan GATS/WTO-Central

Product Klassification/MTN.GNS/W/120, ruang lingkup klasifikasi

bisnis jasa (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:7) meliputi :

1) Jasa Bisnis

2) Jasa Komunikasi

3) Jasa Konstruksi dan Jasa Teknik

4) Jasa Distribusi

5) Jasa Pendidikan

6) Jasa Lingkungan Hidup

7) Jasa Keuangan

8) Jasa Kesehatan dan Jasa Sosial

9) Jasa Kepariwisataan dan Jasa Perjalanan

10) Jasa Rekreasi, Budaya, dan Olahraga

(32)

 

d. Kualitas Jasa

Lewis dan Booms (Tjiptono dan Chandra 2007:121),

mendefinisikan kualitas jasa sebagai ukuran seberapa bagus tingkat

layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa

yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan /

dipersepsikan (perceived service) (Parasuraman, et al., 1985). Apabila

perceived service sesuai dengan expected service, maka kualitas jasa

bersangkutan akan dipersepsikan baik atau positif. Jika perceived service

melebihi expected service, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai

kualitas ideal. Sebaliknya apabila perceived service lebih jelek

dibandingkan expected service, maka kualitas jasa dipersepsikan negatif

atau buruk. Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada

kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya

secara konsisten.

Menurut Kotler (2000), kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan

pelanggan yang berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi

positif terhadap kualitas jasa.

Dimensi kualitas jasa menurut Zeithaml, et al., dibagi kedalam lima

dimensi (Umar, 2003:8), yaitu:

1) Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan janji yang ditawarkan.

(33)

2) Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam

membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan

tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani

pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan

penanganan keluhan pelanggan / pasien.

3) Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan

terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian

dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam

memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan

di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan

dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Dimensi ini merupakan gabungan dari sub dimensi kompetensi

(competence), kesopanan (courtesy), dan kredibilitas (credibility).

4) Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk

menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk

berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk

memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.

5) Tangibles, meliputi penampilan fisik, seperti gedung dan ruangan

front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan

kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan

(34)

 

4. Kepuasan Pelanggan

a. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” yang

berarti cukup baik dan “facio” yang artinya melakukan atau membuat.

Kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau

“membuat sesuatu memadai”. Menurut Oliver (1997), kepuasan

pelanggan merupakan penilaian bahwa fitur produk atau jasa itu sendiri

memberikan tingkat pemenuhan berkaitan dengan konsumsi yang

menyenangkan. (Tjiptono dan Chandra, 2007:195).

Gambar II.1

Konsep Kepuasan Pelanggan (Tjiptono, 1997:25) Tujuan

Perusahaan 

PRODUK 

Nilai Produk Bagi Pelanggan 

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan 

Harapan Pelanggan Terhadap Produk 

Tingkat Kepuasan Pelanggan 

(35)

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah mutu

produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan, pelayanan setelah

penjualan dan nilai-nilai perusahaan (Umar, 2005:51). Zeithaml dan

Bitner menjelaskan bahwa faktor utama penentu kepuasan pelanggan

adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa (Lupiyoadi dan

Hamdani, 2006:192).

Secara rinci, menurut Lupiyoadi (2001) ada lima faktor utama yang

harus diperhatikan dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan,

yaitu:

1) Kualitas Produk

Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan produk yang mereka gunakan berkualitas. Kualitas

produk yang baik akan memberikan nilai tambah bagi konsumen.

2) Kualitas Pelayanan

Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan

yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

3) Emosional

Kepuasan diperoleh bukan karena kualitas produk, tetapi nilai sosial.

4) Harga

Produk yang memiliki kualitas yang sama tetapi menetapkan harga

yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

(36)

 

5) Tarif

Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak

perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa

cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.

c. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Kotler, et al. (2004), mengidentifikasikan empat metode yang

digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan (Tjiptono dan Chandra,

2007:210-212), yaitu :

1) Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi jasa yang berorientasi pada pelanggan

(customer-oriented) perlu menyediakan kesempatan dan akses yang

mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan

saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka.

2) Ghost Shopping (Mystery Shopping)

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost

shopper untuk berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan

potensial jasa perusahaan dan pesaing.

3) Lost Customer Analysis

Sedapat mungkin perusahaan seyogyanya menghubungi para

pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah

pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu bisa terjadi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(37)

supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan

selanjutnya.

4) Survei Kepuasan Pelanggan

Pengukuran dalam metode ini dapat dilakukan dengan beberapa

cara, antara lain :

a) Directly reported satisfaction

Pengukuran dilakukan menggunakan item-item spesifik yang

menanyakan langsung tingkat kepuasan yang dirasakan

pelanggan.

b) Derived satisfaction

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menyangkut tingkat

harapan atau ekspektasi pelanggan terhadap kinerja produk atau

perusahaan pada atribut-atribut relevan dan persepsi pelanggan

terhadap kinerja aktual produk atau perusahaan tersebut.

c) Problem analysis

Responden diminta mengungkapkan masalah-masalah yang

dihadapi berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan

saran-saran perbaikan, dan kemudian perusahaan melakukan

analisis konten terhadap permasalahan tersebut.

d) Importance-performance analysis

Dalam teknik ini responden diminta untuk menilai tingkat

kepentingan berbagai atribut relevan dan tingkat kinerja

(38)

 

d. Perbedaan Kepuasan Pelanggan Dengan Kualitas Jasa

Menurut Hoffman dan Bateson dan Parasuraman, et al., (1985),

kepuasan pelanggan merupakan ukuran spesifik untuk setiap transaksi,

situasi atau interaksi (ecounter) yang bersifat jangka pendek, sedangkan

kualitas jasa merupakan sikap yang dibentuk dari evaluasi keseluruhan

terhadap kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Tjiptono dan

Chandra, 2007:207).

Dabholkar (Tjiptono dan Chandra, 2007:208), menemukan bahwa

kualitas jasa dan kepuasan pelanggan merupakan dua konstruk yang

berbeda bagi pelanggan terbaru, namun maknanya saling tumpang tindih

(overlap) bagi pelanggan lama (jangka panjang). Dabholkar, et al. (2000)

menyimpulkan bahwa kepuasan pelanggan berperan sebagai mediator

dalam hubungan antara kualitas jasa dan minat berperilaku.

Gambar II.2

Anteseden dan Konsekuensi Kualitas Jasa Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Mediator (Tjiptono dan Chandra, 2007:209) Reliabilitas

Perhatian Personal

Kenyamanan

Fitur

Kualitas Jasa

Kepuasan Pelanggan

Minat Berperilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

5. Lembaga Kursus

Kursus adalah lembaga pelatihan yang termasuk kedalam jenis

pendidikan nonformal. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar

seperti halnya sekolah. Perbedaanya adalah bahwa kursus biasanya

diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu

keterampilan tertentu (http://id.wikipedia.org).

6. Kursus Matematika Kumon

Kursus matematika Kumon adalah jenis kursus yang memberikan

program belajar perseorangan yang disesuaikan dengan kemampuan setiap

individu anak. Matematika Kumon bertujuan untuk membentuk kemampan

dasar agar anak dapat mempelajari matematika tingkat SMA dengan

kemampuannya sendiri.

Kumon tidak hanya membentuk kemampuan akademik yang kuat saja,

tetapi juga karakter yang positif serta life skill (disiplin, bertanggung jawab,

percaya diri, mandiri dan bersemangat mempelajari hal-hal baru) yang

diperlukan anak untuk masa depannya.

B. Review Penelitian Sebelumnya

1. Analisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan pada

Larissa Skin Care and Hair Treatment. Pesta Yuliana Situmorang, angkatan

2002. Studi kasus pada Larissa Skin Care and Hair Treatment. Sampel yang

diteliti sebanyak 100 responden. Rumusan masalah berisikan bagaimana

(40)

 

apakah kualitas layanan secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan, dan apakah kualitas layanan secara simultan berpengaruh

terhadap kepuasan pelanggan. Metode pengambilan sampel yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Teknik analisis data menggunakan analisis presentase, dan regresi linier

berganda. Kesimpulannya adalah kualitas layanan secara parsial memiliki

pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, dan kualitas layanan secara

simultan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

2. Pengaruh dimensi kualitas produk, dimensi harga, dimensi emosional, dan

dimensi kemudahan produk pasta gigi pepsodent terhadap kepuasan

pelanggan. Yani Purnawati, angkatan 2002. Studi kasus pada mahasiswa

Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Sampel yang diteliti sebanyak 150 responden. Rumusan masalah

berisikan bagaimana karakteristik responden, kemudian apakah variabel

dimensi kualitas produk, harga, emosional, dan kemudahan produk secara

parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, dan apakah

variabel-variabel tersebut secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan. Metode pengambilan sampel yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah accidental sampling.

Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda.

Kesimpulannya adalah variabel dimensi kualitas produk, harga, emosional,

dan kemudahan produk secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap

kepuasan pelanggan.

(41)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual diatas peneliti membuat hipotesis :

1. Untuk menjawab permasalahan pertama, penulis tidak mengajukan hipotesis.

2. Kualitas layanan yang terdiri dari reliability, responsiveness, assurance,

empathy, dan tangibles secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan pelanggan kursus matematika Kumon.

Kursus Kumon  Kepuasan Pelanggan Kualitas Layanan :

reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Husein Umar (2005:21-29) menyatakan bahwa secara umum ada beberapa

jenis penelitian, yaitu metode penelitian sejarah, deskriptif (yang terdiri dari studi

kasus, survei, riset pengembangan, lanjutan, dokumen, kecenderungan dan

korelasi), eksperimen, kausal komparatif, dan partisipatori.

Dari beberapa jenis penelitian tersebut, penulis memilih jenis penelitian studi

kasus, yaitu suatu penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama

kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk

lingkungan dan kondisi masa lalunya. Penelitian ini dilakukan terhadap

pelanggan yang mengkursuskan anaknya di kursus matematika Kumon

Tirtodipuran, menggunakan kuesioner kemudian data diolah dan dianalisis,

sehingga kesimpulan yang akan diambil hanya pada objek yang diteliti.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang mempunyai kompetisi dan kapabilitas

untuk dimintai data atau keterangan yang berkaitan dengan objek penelitian.

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah orangtua / wali dari siswa tetap

dan terdaftar resmi di PT. Kumon Institute of Education Indonesia dan

melaksanakan kursus di Kumon Tirtodipuran, Jalan Tirtodipuran No. 21,

(43)

Objek penelitian adalah data / variabel yang akan dicari sehubungan dengan

masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini. Objek dalam penelitian adalah

kualitas layanan dari dimensi kualitas jasa yang meliputi reliability,

responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu penelitian

1 Agustus - 31 Agustus 2010.

2. Lokasi penelitian

Kursus Matematika Kumon Tirtodipuran, Jalan Tirtodipuran No. 21,

Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:31).

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel bebas (Independent Variable) :

Variabel bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat

(Sugiyono, 2004:33). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1) Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang

(44)

 

2) Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam

membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan

tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan melayani pelanggan,

kecepatan karyawan menangani transaksi, dan penanganan keluhan.

3) Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan

terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian

dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam

memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan

di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan

dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Dimensi ini merupakan gabungan dari sub dimensi kompetensi

(competence), kesopanan (courtesy), dan kredibilitas (credibility).

4) Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk

menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk

berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk

memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi ini

merupakan gabungan dari sub dimensi akses (access), komunikasi

(communication), dan pemahaman pelanggan.

5) Tangibles, meliputi penampilan fisik, seperti gedung dan ruangan

front office, tersedianya tempat parker, kebersihan, kerapian dan

kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan

penampilan karyawan.

(45)

b. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2004:33)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan, yaitu

merupakan penilaian bahwa fitur produk atau jasa itu sendiri

memberikan tingkat pemenuhan berkaitan dengan konsumsi yang

menyenangkan, khususnya bagi pelanggan yang dalam hal ini adalah

orangtua siswa Kumon Tirtodipuran.

2. Pengukuran variabel

Untuk memperoleh data, penulis membagikan kuesioner yang berisikan

daftar pertanyaan yang dibagi menjadi beberapa bagian:

a. Bagian I

Pertanyaan mengenai profil dan karakteristik responden penelitian

(pelanggan yang mengkursuskan anaknya di Kumon Tirtodipuran).

b. Bagian II

Berisikan pernyataan tentang variabel bebas yaitu kualitas layanan

yang meliputi reliability ሺܺ), responsiveness ሺܺ), assurance ሺܺ),

empathy ሺܺ), dan tangibles ሺܺ). Skala pengukuran yang digunakan

adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau

gejala sosial (Riduwan, 2008:38).

Adapun skala yang digunakan untuk pengukuran variabel-variabel

(46)

 

Gambaran Variabel Independen

Variabel Indikator

Reliability ሺܺ)

- Kebijaksanaan pembimbing dan asisten - Pelayanan pekerjaan rumah (PR) - Pemenuhan janji

- Kebutuhan Informasi pelanggan - Lembar kerja Kumon (worksheet)

Responsiveness ሺܺ)

- Pelayanan akan keluhan pelanggan - Kesediaan dalam membantu

- Kecepatan dalam pelayanan administrasi - Ketanggapan dalam permintaan khusus - Ketanggapan mengenai belajar di kelas

Assurance ሺܺ)

- Komunikasi pembimbing dan asisten - Perhatian pembimbing dan asisten - Keterampilan pembimbing dan asisten - Kemampuan dalam penguasaan materi - Penanaman kepercayaan pelanggan

Empathy ሺܺ)

- Membina hubungan baik dengan anak - Pemahaman akan kondisi tertentu - Kemudahan dalam menghubungi - Kesesuaian jam kursus

- Penerimaan masukan dan saran

Tangibles ሺܺ)

- Kenyamanan ruang kelas

- Kebersihan dan kerapian ruang kelas - Kelengkapan alat bantu belajar di Kumon - Penampilan pembimbing dan asisten - Tempat parkir kendaraan

(47)

c. Bagian III

Bagian ini berisi pertanyaan tentang kepuasan pelanggan (Y).

Adapun skala yang digunakan adalah sebagai berikut:

Sangat Puas (SP) = skor 5

Puas (P) = skor 4

Netral (N) = skor 3

Tidak Puas (TP) = skor 2

Sangat Tidak Puas (STP) = skor 1

Tabel III.2

Gambaran Variabel Dependen

Variabel Indikator

Kepuasan Pelanggan ()

Kualitas pembimbing dan asisten; kualitas pelayanan; biaya kursus; pemahaman belajar anak; metode belajar di Kumon.

E. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2004:72) memberikan pengertian bahwa, populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua /

wali yang mengkursuskan anaknya di Kumon Tirtodipuran.

Sugiyono (2004:73) memberikan pengertian bahwa sampel adalah bagian

(48)

 

F. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling atau dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling

yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan

tertentu didalam pengambilan atau penentuan sampelnya (Riduwan, 2008:20).

G. Sumber Data

Data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

(Umar, 2005:42) :

1. Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian

kuesioner.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.

H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara

lain :

1. Kuesioner, adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada

responden guna memperoleh informasi, dalam hal ini mengenai kualitas

layanan kursus matematika Kumon Tirtodipuran.

(49)

2. Dokumentasi, adalah data yang diperoleh dari catatan, data-data dan

dokumen-dokumen historis yang relevan.

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan

suatu instrumen dimana terdapat kemampuan alat pengukur dalam mengukur

apa yang ingin diukur. Untuk mengukur validitas kuesioner yang dibagikan

kepada responden digunakan teknik analisis korelasi Pearson Product

Moment dengan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2008:227) :

ݎ

௫௬

ܰሺσ ܻܺሻ െ ሺσ ܺሻሺσ ܻሻ

ඥሼܰ σ ܺ

െ ሺσ ܺሻ

ሽ ሼܰ σ ܻ

െ ሺσ ܻሻ

Keterangan :

ݎ௫௬ = Koefisien korelasi tiap item

σ ܺ = Jumlah skor X

σ ܻ = Jumlah skor Y

σ ܻܺ = Jumlah hasil kali antara X dan Y

ܰ = Banyaknya responden

Apabila nilai ”୦୧୲୳୬୥ • ”୲ୟୠୣ୪, dengan taraf signifikansi 5% (Į = 0,05) maka kuesioner dinyatakan valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana

(50)

 

atau lebih. Untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus Cronbach’s Alpha

(Į). Rumus ini ditulis seperti berikut (Umar, 2002:207-208) :

ݎ

ଵଵ

ൌ ൤

݇ െ ͳ൨ ቈͳ െ

݇

σ ߪ

௕ ଶ

ߪ

௧ଶ

Keterangan :

ݎଵଵ = Reliabilitas instrumen

݇ = Banyak butir pertanyaan

ߪ௧ଶ = Varians total

σ ߪ௕ଶ = Jumlah varians butir

dimana,

ߪ ൌ

σ ܺ

ሺσ ܺሻ

݊

݊

Keterangan :

݊ = Jumlah responden

ܺ = Nilai skor yang dipilih

Apabila nilai ”୦୧୲୳୬୥ • ”୲ୟୠୣ୪, dengan taraf signifikansi 5% (Į = 0,05) maka kuesioner tersebut dinyatakan sudah memenuhi syarat reliabilitas.

J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif

Analisis ini digunakan untuk penganalisaan secara argumentatif

berdasarkan data-data bersifat karakteristik atas jawaban kuesioner yang

telah diperoleh dari responden. Untuk permasalahan pertama, jawaban dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(51)

kuesioner mengenai karakteristik pelanggan yang meliputi jenis kelamin,

usia, pekerjaan, pendapatan dan lama anak mereka kursus di Kumon akan

dianalisis dengan analisis persentase, yaitu:

ܲ ൌ

݊

ܰ ൈ ͳͲͲΨ

Dimana :

ܲ = Persentase

݊ = Jumlah responden yang akan dianalisis

ܰ = Jumlah total responden

2. Analisis Kuantitatif

Analisis secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui sikap responden

dengan menguji secara statistik ada tidaknya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Hasil perolehan data dari responden tersebut

kemudian dianalisis menggunakan regresi linier berganda yang sebelumnya

dilakukan uji asumsi klasik. Dalam penelitian ini, perhitungan uji-uji tersebut

dilakukan dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 19.

a. Uji Asumsi Klasik dalam Regresi Berganda

Sebelum hasil persamaan regresi dipergunakan untuk mengukur

pengaruh variabel bebas (independent variable) yang lebih dari satu

variabel terhadap variabel terikat (dependent variable), perlu dilakukan

langkah uji asumsi klasik, apakah data-data yang ada sudah memenuhi

asumsi yang diberlakukan untuk pengukuran menurut teori regresi.

(52)

 

multikolinieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, data berdistribusi

normal, dan tidak terjadi autokorelasi (Sunyoto, 2007:89–105).

1) Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya

hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model

regresi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna,

maka disebut multikolinieritas sempurna.

Bila terjadi multikolinieritas maka konsekuensi yang akan

diperoleh adalah (Suharjo, 2008:98):

a) Standar deviasi dari penaksir cenderung besar, akibatnya adalah

kepercayaan bagi parameter akan menjadi besar pila dengan

demikian ketepatan estimasi parameter menjadi berkurang.

b) Penaksiran koefisien regresi menjadi sangat sensitif terhadap

perubahan data (sangat votatil) yang berakibat pada kurang

pastinya hasil estimasi dan tidak baik apabila dipergunakan untuk

peramalan kedepan.

c) Tidak memungkinkan untuk mengisolasi pengaruh suatu variabel

bebas secara individual.

Pemeriksaan multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan

VIF (Variance Inflation Factor), yaitu (Suharjo 2008:98):

ܸܫܨሺܺ௛ሻ ൌͳ െܴͳ ௛ଶ

(53)

Dengan ܴଶ adalah korelasi kuadrat dari ܺ dengan variabel bebas

lainnya. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari koefisien

korelasi antara ܺ dan ܺ. Selanjutnya dicari VIF nya.

Menurut Sunyoto (2007:89-90), ada beberapa yang bisa

dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas, yaitu:

a) Nilai tolerance adalah besanya tingkat kesalahan yang

dibenarkan secara statistik ሺߙሻ.

b) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah faktor inflasi

penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance ሺߙሻ dan VIF dapat dicari dengan

menggabungkankedua nilai tersebut sebagai berikut:

Besar nilai tolerance ሺߙሻ :

ߙ = 1 / VIF

Besar nilai Variance Inflation Factor (VIF) :

VIF = 1 / ߙ

Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : ߙ hitung < ߙ

dan VIF hitung > VIF. Variabel bebas tidak mengalami

multikolinieritas jika: ߙ hitung > ߙ dan VIF hitung < VIF.

Untuk mengatasi multikolinieritas yang dilakukan adalah:

a) Menghilangkan salah satu atau lebih variabel bebas yang

mempunyai koefisien korelasi tinggi atau menyebabkan

(54)

 

b) Jika tidak dihilangkan, hanya digunakan untuk membantu

memprediksi dan tidak untuk diinterpretasikan.

c) Mengurangi hubungan linier antar variabel bebas dengan

menggunakan logatritma natural (ln).

d) Menggunakan metode lain misalnya metode regresi Bayesian,

dan metode regresi ridge.

2) Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai

sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan

observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama

disebut homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau

berbeda disebut heteroskedastisitas (Sunyoto, 2007:93-94).

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui

grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan

variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya

(SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y

riil).

Homoskedastisitas terjadi pada scatterplot titik-titik hasil

pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah

manapun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak

mempunyai pola yang teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada

scatterplot titik-titiknya mempunyai pola teratur baik menyempit,

melebar, maupun bergelombang.

(55)

Dampak dari adanya problem heterokedastisitas adalah (Alhusin,

2003:223):

a) Penaksir (estimator) yang diperoleh menjadi tidak efisien, hal ini

disebabkan karena variansnya sudah tidak minim lagi (tidak

efisien).

b) Kesalahan baku koefisien regresi akan terpengaruh, sehingga

akan memberikan indikasi yang salah dan koefisien determinasi

memperlihatkan daya penjelasan yang terlalu besar.

3) Uji Asumsi Klasik Normalitas

Uji asumsi klasik selanjutnya adalah uji normalitas, dimana akan

menguji data variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) pada

persamaan regresi yang dihasilkan. Jika berdistribusi normal maka

dapat dikatakan baik.

Ada beberapa cara uji asumsi klasik normalitas (Sunyoto,

2007:96-104):

a) Cara Statistik

Dalam menguji data variabel bebas dan terikat berdistribusi

normal atau tidak melalui nilai kemiringan kurva (skewness = Į3) atau nilai keruncingan kurva (kurtosis = Į4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.

Rumus nilai Z skewness:

ܼߙ͵ ൌ ߙ͵

(56)

 

Rumus nilai Z kurtosis:

ܼߙͶ ൌ ߙͶ

ටʹͶܰ

Dimana N = banyak data

Ketentuan analisis:

(1) Variabel (bebas dan terikat) berdistribusi normal jika Z

hitung (ܼߙ͵ƒ–ƒ—ܼߙͶሻ < Z tabel dengan menggunakan

alpha = 0,05.

(2) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung

(ܼߙ͵ƒ–ƒ—ܼߙͶሻ > Z tabel.

b) Cara Grafik Histogram dan Normal Probability Plots

Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data

berdistribusi normal atau tidak, cukup membandingkan antara

data riil/nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah

mendekati normal atau memang normal sama sekali. Jika data riil

membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean,

maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal dan

sebaliknya. Grafik histogram cocok untuk data yang relatif

banyak.

Langkah-langkah lain dalam uji kenormalan adalah sebagai

berikut (Suharjo, 2008:103-104):

H0 : X berdistribusi normal

H1 : X tidak berdistribusi normal

(57)

Langkah berikutnya adalah pengamatan ܺ, ܺ, ܺ,ܺ, ܺ

diubah menjadi bentuk bilangan baku ܼ, ܼ, ܼ,ܼ, ܼ

dengan transformasi:

ܼ௜ ൌ௑೔ି௑ത

ݏ ൌ ඨσ ሺܺ௡௜ିଵ݊ െ௜െ ܺതሻଶ

Langkah ketiga, dari bilangan baku yang dihasilkan dan

menggunakan daftar distribusi normal dicari peluang ܨሺܼሻ ൌ

ܲሺܼ ൑ ܼ௜ሻ.

Kemudian dihitung proporsi ܼ, ܼ, ܼ,ܼ, ܼ yang lebih

kecil atau sama dengan ܼ yaitu:

ܵሺܼ௜ሻ ൌ„ƒ›ƒ›ƒܼଵǡ ܼ݊ଶǡ ܼଷǡ ܼସǡ ܼହ ൑ ܼ௜

Lalu dihitung selisih mutlak dari ȁܨሺܼሻ െ ܵሺܼሻȁ. Nilai

terbesar dari selisih-selisih mutlak bersebut (sebut = L0),

selanjutnya dibandingkan nilai L0 dengan nilai kritis uji Lilliefors.

Jika nilai L0 lebih dari nilai kritis Lilliefors, maka hipotesis bahwa

X berdistribusi normal ditolak.

4) Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu korelasi antara nilai variabel dengan

nilai variabel yang sama pada lag satu atau lebih sebelumnya

(58)

 

korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t

(berada) dengan kesalahan penggangu periode t-1 (sebelumnya).

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson

(DW) dengan rumus:

݀ ൌσ ሺ݁௡௜ୀଶσଵെ ݁݁ ௜ିଵሻଶ

௜ଶ ௡ ௜ୀଵ

Ada beberapa ketentuan yang bisa ditempuh untuk menentukan

ada tidaknya autokorelasi, yaitu (Sunyoto, 2007:105):

a) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2).

b) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan

+2 atau -2 ” DW ” +2.

c) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW diatas +2 (DW > +2).

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengukur pengaruh variabel bebas (independent variable)

yang lebih dari satu variabel terhadap variabel terikat (dependent

variable) digunakan analisis regresi linier berganda. Dalam penelitian ini

analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh

variabel reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles

terhadap kepuasan pelanggan kursus matematika Kumon. Dalam

penelitian ini, perhitungan regresi linier berganda dilakukan dengan

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 19.

Berikut ini merupakan persamaan umum regresi linier berganda

(Sugiyono, 2009:277), dan untuk lima prediktor adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(59)

ܻ ൌ ܽ ൅ ܾ

ܺ

൅ ܾ

ܺ

൅ ܾ

ܺ

൅ ܾ

ܺ

൅ ܾ

ܺ

Keterangan :

ܻ = Variabel terikat (kepuasan konsumen)

ܽ = Nilai konstanta

ܾଵ = Koefisien regresi variabel reliability

ܾଶ = Koefisien regresi variabel responsiveness

ܾଷ = Koefisien regresi variabel assurance

ܾସ = Koefisien regresi variabel empathy

ܾହ = Koefisien regresi variabel tangibles

ܺଵ = Variabel reliability

ܺଶ = Variabel responsiveness

ܺଷ = Variabel assurance

ܺସ = Variabel empathy

ܺହ = Variabel tangibles

Jika mencari koefisien regresi ܾ, ܾ, ܾ, ܾ dan ܾ secara

manual dapat digunakan persamaan simultan sebagai berikut:

1) σ ݔݕ ൌ ܾσ ݔଶ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ

2) σ ݔݕ ൌ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔଶ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ

3) σ ݔݕ ൌ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔଶ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ

4) σ ݔݕ ൌ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔଶ൅ ܾσ ݔݔ

5) σ ݔݕ ൌ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔݔ൅ ܾσ ݔ

dengan :

(60)

 

෍ ݔଶଶ ൌ ෍ ܺଶଶെሺσ ܺଶሻ ଶ

݊

෍ ݔଷଶ ൌ ෍ ܺଷଶെሺσ ܺଷሻ ଶ

݊

෍ ݔସଶ ൌ ෍ ܺସଶെሺσ ܺସሻ ଶ

݊

෍ ݔହଶ ൌ ෍ ܺହଶെሺσ ܺହሻ ଶ

݊

෍ ݔଵݕ ൌ ෍ ܺଵܻ െሺσ ܺଵ݊ሻሺσ ܻሻ

෍ ݔଶݕ ൌ ෍ ܺଶܻ െሺσ ܺଶ݊ሻሺσ ܻሻ

෍ ݔଷݕ ൌ ෍ ܺଷܻ െሺσ ܺଷ݊ሻሺσ ܻሻ

෍ ݔସݕ ൌ ෍ ܺସܻ െሺσ ܺସ݊ሻሺσ ܻሻ

෍ ݔହݕ ൌ ෍ ܺହܻ െሺσ ܺହ݊ሻሺσ ܻሻ

෍ ݔଵݔଶൌ ෍ ܺଵܺଶെሺσ ܺଵሻሺσ ܺ݊ ଶሻ

෍ ݔଵݔଷൌ ෍ ܺଵܺଷെሺσ ܺଵሻሺσ ܺ݊ ଷሻ

෍ ݔଵݔସൌ ෍ ܺଵܺସെሺσ ܺଵሻሺσ ܺ݊ ସሻ

෍ ݔଵݔହൌ ෍ ܺଵܺହെሺσ ܺଵሻሺσ ܺ݊ ହሻ

෍ ݔଶݔଷ ൌ ෍ ܺଶܺଷെሺσ ܺଶሻሺσ ܺ݊ ଷሻ

෍ ݔଶݔସ ൌ ෍ ܺଶܺସെሺσ ܺଶሻሺσ ܺ݊ ସሻ

(61)

෍ ݔଶݔହ ൌ ෍ ܺଶܺହെሺσ ܺଶሻሺσ ܺ݊ ହሻ

෍ ݔଷݔସ ൌ ෍ ܺଷܺସെሺσ ܺଷሻሺσ ܺ݊ ସሻ

෍ ݔଷݔହ ൌ ෍ ܺଷܺହെሺσ ܺଷሻሺσ ܺ݊ ହሻ

෍ ݔସݔହ ൌ ෍ ܺସܺହെሺσ ܺସሻሺσ ܺ݊ ହሻ

Setelah dimasukkan dalam rumus tersebut yang sebelumnya

menggunakan model substitusi dan eliminasi maka ditemukanlah hasil

koefisien regresi ܾ, ܾ, ܾ, ܾ dan ܾ. Kemudian untuk mencari

koefisien ܽ baru digunakan rumus :

ܽ ൌ ܻത െ ܾ

ܺത

െ ܾ

ܺത

െ ܾ

ܺത

െ ܾ

ܺത

െ ܾ

ܺത

1) Pengujian secara simultan (Uji F)

Untuk mengetahui apakah secara simultan ada pengaruh

signifikan antara reliability, responsiveness, assurance, empathy,

dan tangibles terhadap kepuasan pelanggan kursus matematika

Kumon digunakan uji F dengan rumus (Suharjo, 2008:79-80) :

ܨ௛௜௧௨௡௚ ൌ

ܴଶ

݇ ሺͳ െ ܴଶ

ሺ݊ െ ݇ െ ͳሻ

dimana,

ܴଶ ܾଵσ ݔଵݕ ൅ܾଶσ ݔଶݕ ൅ ܾଷσ ݔଷݕ ൅ ܾସσ ݔସݕ

(62)

 

Keterangan :

ܴଶ = Koefisien determinasi

݇ = banyaknya variabel bebas (independent variable)

݊ = banyaknya sampel / responden

Dengan taraf keyakinan 95% (Į = 0,05), jika ୦୧୲୳୬୥୲ୟୠୣ୪, maka hipotesis diterima atau dengan kata lain ditolak atau

diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel reliability,

responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan kursus

matematika Kumon. Jika ୦୧୲୳୬୥୲ୟୠୣ୪ maka hipotesis ditolak

atau dengan kata lain diterima atau ditolak. Hal ini dapat

diartikan bahwa variabel reliability, responsiveness, assurance,

empathy, dan tangibles secara simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan pelanggan kursus matematika Kumon.

Untuk lebih jelasnya dapat gambarkan pada gambar kurve berikut

ini :

Gambar III.1 Gambar Kurve F tabel

H0 diterima

H0 ditolak

(63)

Pada gambar diatas dapat dilihat, diterima jika ୦୧୲୳୬୥ lebih

kecil atau sama dengan ൅ ୲ୟୠୣ୪ sedangkan ditolak jika ୦୧୲୳୬୥

lebih besar dari ൅ ୲ୟୠୣ୪.

2) Pengujian secara parsial (Uji t)

Untuk mengetahui apakah secara parsial variabel reliability,

responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles terhadap

kepuasan pelanggan kursus matematika Kumon, maka perlu

dilakukan uji t pada masing-masing variabel dengan rumus sebagai

berikut (Suharjo, 2008:84):

ݐ

൫௡ିሺ௞ାଵሻ൯

ܾ

ݏሺܾ

െ Ͳ

dimana,

ݏሺܾ௜ሻ ൌ ඨ ݏ௬Ǥଵଶǥ௞

൫σ ݔ௜௝൯ሺͳ െ ܴ ௜ ଶ

dan ݏ௬Ǥଵଶǥ௞ଶ dapat dihitung dari :

ܴଶ ൌ ͳ െሺ݊ െ ݇ െ ͳሻݏ௬Ǥଵଶǥ௞ଶ

ሺ݊ െ ͳሻݏ௬ଶ

ݏ௬ଶ ൌ σሺܻ௜ െ ܻതሻ ଶ

݊ െ ͳ

Keterangan :

ݐ

൫௡ିሺ௞ାଵሻ൯ = t hitung koefisien ke i

ܾ௜ = koefisien regresi variabel ke i

Gambar

Tabel Judul
Gambar Judul
Gambar II.1
Gambar II.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

c) jumlah advokat yang dimiliki paling sedikit 5 orang; dan d) jumlah paralegal yang dimiliki paling sedikit 5 orang. 2) rata-rata dalam 1 (satu) tahun menyerap anggaran

¾ Pemanfaatan hasil samping ( by product ) pertanian (brangkasan tanaman, limbah agroindustri dan kohe) untuk pakan ternak, pupuk organik, pembenah tanah dan bahan bakar

Inhibitor yang diuji pada penelitian ini adalah ekstrak daun meniran dan daun lidah buaya, dengan ekstrak tiap tanaman masing-masing pada kadar 25, 50, 100, 150, 200, 300, 400

Sardjito terhadap pengobatan dan memperbaiki kontrol glikemik kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompokkontrol dengan masing-masingnilai p adalah 0,023(p&lt;0,05)

Pengujian fitur penghitung nilai output bertujuan menguji apakah proses defuzzyfication menghasilkan nilai output yang benar Skenario pengujian adalah dengan cara

 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh Kelurahan Pancuran Bambu Kecamatan Sibolga Sambas.  Pembangunan

Chapter 2 shows that participation in the PNPM-Rural decision-making process is limited to the elite, particularly village offi cials, and activist groups. Th e majority group

(1) Manfaat jaminan kecelakaan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) diberikan pada fasilitas kesehatan milik Pemerintah atau swasta yang memenuhi syarat