JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA
JURNAL ILMIAH FKIK UNIVERSITAS BENGKULU
ISSN 2477-3778 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
TIM REDAKSI
PELINDUNG
Rektor Universitas Bengkulu
PENASEHAT
Dekan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
PENANGGUNG JAWAB
dr. Marissadona Asteria, M.Biomed
KETUA
dr. Zayadi Zainuddin, M.Pd.Ked
SEKRETARIS
dr. Slyvia R Putri, M.SC
ANGGOTA
dr. Makbruri
SEKRETARIAT
Sumada, S,Si
ALAMAT REDAKSI :
BAGIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU
JALAN WR. SUPRATMAN KANDANG LIMUN KOTA BENGKULU
TELP/FAX: (0736) 349733
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA
JURNAL ILMIAH FKIK UNIVERSITAS BENGKULU
ISSN 2477-3778 Volume 1, Nomor 2, Desember 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR.WB
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan hidayah-Nya kepada
kita semua. Sebagai persembahan akhir tahun 2015, tim redaksi menerbitkan Jurnal
Kedokteran Raflesia (JKR) Vol 1 No 2 tahun 2015 dengan topik utama dibidang
pendidikan kedokteran. Topik ini mudah-mudahan berguna untuk mengumpukan
berbagai hasil pemikiran dan penelitian terkait perkembangan dan kemajuan ilmu
pendidikan kedokteran saat ini. Kami berharap terbitnya JKR edisi ini seterusnya dapat
membumikan iklim publikasi ilmiah dalam bidang pendidikan kedokteran di antara
civita akademika FKIK Unib sebagai salah satu sudut pandang dari berbagai cabang
ilmu kedokteran
Ucapan terima kasih kami sampaikan pada tim redaksi dan pengelola FKIK
Unib yang telah berupaya untuk menerbitkan jurnal fakultas ini. Ucapan terimakasih
juga kami sampaikan kepada segenap civitas akademika baik dosen dan mahasiswa
yang berpartisipasi dalam mewujudkan penerbitan JKR edisi ini melalui berbagai
artikel yang telah dikumpulkan. Untuk itu, demi peningkatan kualitas JKR ini, maka
kritik dan saran yang konstruktif menjadi upaya perbaikan dan pembaharuan
selanjutnya.
Semoga JKR terus maju dan berkembang sesuai cita-cita FKIK Universitas
Bengkulu Semoga JKR ini dapat memberikan manfaat dan memperluas wawasan
para dosen dan mahasiswa FKIK Unib dalam mengembangkan ilmu kedokteran dan
kesehatan. Lebih jauh semoga JKR ini dapat terus dikembangkan untuk menjadi salah
satu jurnal terakreditasi nasional yang diperhitungkan oleh berbagai fakultas
kedokteran di Indonesia.
Wassalamualaikum WR.WB
Salam,
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA
Jurnal Kedokteran Raflesia adalah publikasi per semester yang menggunakan sistem seleksi
peer-review dan redaktur. Naskah diterima oleh redaksi, mendapat seleksi validitas oleh
peer-review, serta seleksi dan pengeditan oleh redaktur. Jurnal Kedokteran Raflesia
menerima artikel
penelitian asli,
tinjauan pustaka dan laporan kasus. Tulisan merupakan
tulisan asli (bukan plagiat)
Kriteria artikel :
1.
Penelitian asli :
Hasil penelitian asli yang berkaitan dengan kedokteran dan ilmu kesehatan. Format
terdiri dari judul penelitian, nama dan lembaga pengarang, abstrak, dan teks
(pendahuluan, metode, hasil, pembahasan/diskusi, kesimpulan, dan saran).
2.
Tinjauan pustaka :
Tulisan artikel review/sebuah tinjauan terhadap suatu fenomena atau ilmu dalam dunia
kedokteran dan ilmu kesehatan, ditulis dengan memperhatikan aspek aktual dan
bermanfaat bagi pembaca.
3.
Laporan kasus :
Artikel tentang kasus yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca seputar kedokteran
dan ilmu kesehatan.
Petunjuk bagi Penulis :
1.
Jurnal Kedokteran Raflesia hanya akan memuat tulisan asli yang belum pernah
diterbitkan pada jurnal lain.
2.
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar, jelas,
lugas, serta ringkas. Naskah diketik di atas kertas A4 dengan dua spasi, kecuali untuk
abstrak satu spasi. Ketikan tidak dibenarkan dibuat timbal balik. Ketikan diberi nomor
halaman mulai dari halaman judul. Batas atas, bawah, kiri dan kanan setiap halaman
adalah 2,5 cm. Naskah terdiri dari maksimal 15 halaman.
3.
Naskah harus diketik dengan komputer dan harus memakai program
Microsoft Word.
Naskah dikirim melalui email ke alamat
jkr_fkikunib@yahoo.co.id
dengan menyertakan
identitas penulis beserta alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
4.
Untuk keseragaman penulis, khusus naskah
Penelitian asli harus mengikuti sistematika
sebagai berikut :
a)
Judul karangan (Tittle)
b)
Nama dan Lembaga Pengarang (Authors and Institution)
c)
Abstrak (Abstract)
d)
Nas (Text), yang terdiri atas :
-
Pendahuluan (Introduction)
-
Metode (Methods)
-
Pembahasan (Discussion)
-
Kesimpulan
-
Saran
e)
Daftar rujukan (Reference)
5.
Untuk keseragaman penulisan, khusus naskah
Tinjauan Pustaka harus mengikuti
sistematika sebagai berikut :
a)
Judul
b)
Nama penulis dan lembaga pengarang
c)
Abstrak
d)
Nas (Text), yang terdiri atas :
-
Pendahuluan (termasuk masalah yang akan dibahas)
-
Pembahasan
-
Kesimpulan
-
Saran
e)
Daftar rujukan (reference)
6.
Untuk keseragaman penulisan, khusus naskah
Laporan Kasus harus mengikuti
sistematika sebagai berikut :
a)
Judul
b)
Nama penulis dan lembaga pengarang
c)
Abstrak
d)
Nas (Text), yang terdiri atas :
-
Pendahuluan (termasuk masalah yang akan dibahas)
-
Metode (Methods)
-
Hasil (Results)
-
Pembahasan (Discussion)
-
Kesimpulan
-
Saran
e)
Daftar rujukan (reference)
7.
Judul ditulis dengan huruf besar, dan bila perlu dapat dilengkapi dengan anak judul.
Naskah yang telah disajikan dalam pertemuan ilmiah nasional dibuat keterangan berupa
catatan kaki.
8.
Nama penulis yang dicantumkan paling banyak enam orang, dan bila lebih cukup diikuti
dengan kata-kata : dkk atau
et al. Nama penulis harus disertai dengan asal fakultas
penulis. Alamat korespondensi ditulis lengkap dengan nomor telepon dan email.
9.
Abstrak harus dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Panjang abstrak tidak
melebihi 200 kata dan diletakkan setelah judul makalah dan nama penulis.
10. Kata kunci (key words) yang menyertai abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. Kata kunci diletakkan dibawah judul setelah abstrak. Tidak lebih dari 5 kata,
dan sebaiknya bukan merupakan pengulangan kata-kata dalam judul.
12. Contoh cara penulisan daftar pustaka dapat dilihat dibawah ini :
a.
Artikel dalam jurnal :
i. Artikel standar :
Vega Kj, Pina I, Krevsky B.Heart transplantation is associated with an increased risk
for pancreatobiliary disease. Ann Intern Med 1996 Jun 1;124(11):980-3.
Atau
Vega Kj, Pina I, Krevsky B.Heart transplantation is associated with an increased risk for
pancreatobiliary disease. Ann Intern Med 1996;124(11):980-3.
Penulis lebih dari enam orang
Parkir Dm, Clayton D, Black RJ, Masuyer E,Freidl HP,Ivanov E, et al. Childhood
leukaemia in Europe after Chernobyl: 5 year follow-up. Br j Cancer 1996;
73:1006-12
ii.
Suatu organisasi sebagai penulis :
The Cardiac Society of Australia and New Zealand. Clinical exercise stress testing.
Safety and performance guidelines. Med J Aust 1996;164:282-4.
iii.
Tanpa nama penulis :
Cancer in South Africa [editorial]. S Afr Med J 1994;84:15.
iv.
Artikel tidak dalam bahasa Inggris :
Ryder TE, Haukeland EA, Solhaug JH. Bilateral infrapatellarseneruptur hos tidligere frisk
kvinne. Tidsskr Nor Laegeforen 1996;116:41-2
v.
Volum dengan suplemen :
Shen HM, Zhang QF, Risk assessment of nickel carcinogenicity and occupational lung
cancer. Environ Health Perspect 1994;102 Suppl 1:275-82.
vi.
Edisi dengan suplemen :
Payne DK, Sullivan MD, Massie MJ. Women’s psychological reactions to breast ca
ncer.
Semin Oncol 1996;23(1 Suppl 2):89-97.
vii. Volum dengan bagian :
Ozben T, Nacitarhan S, Tuncer N. Plasma and urine sialic acid in non-insulin dependent
diabetes mellitus. Ann Clin Biochem 1995;32(Pt 3): 303-6.
viii.
Edisi dengan bagian :
Poole GH, Mills SM. One hundred consecutive cases of flap laceration of the leg in
ageing patients. N Z Med J 1990;107(986 Pt 1):377-8.
ix.
Edisi tanpa volum :
Turan I, Wredmark T, Fellander-Tsai L. Arthroscopic ankle arthrodesis in rheumatoid
x.
Tanpa edisi atau volum :
Browell DA, Lennard TW. Immunologic status of cancer patient and the effects of
blood transfusion on antitumor responses. Curr Opin Gen Surg 1993;325-33.
xi.
Nomor halaman dalam angka Romawi :
Fischer GA, Sikic BI. Drug resistance in clinical oncology and hematology. Introduction.
Hematol Oncol Clin North Am 1995 Apr;9(2):xi-xii.
b.
Buku dan monograf lain
i. Penulis perseorangan :
Ringsven MK, Bond D.Gerontology and leadership skills for nurses. 2
nded. Albany (NY):
Delmar Publishers; 1996.
ii.
Editor sebagai penulis :
Norman IJ, Redfern SJ, editors. Mental health care for elderly people. New York:
Churchill Livingstone; 1996.
iii.
Organisasi dengan penulis :
Institute of Medicine (US). Looking at the future of the Medicaid program.
Washington: The Institute; 1992.
iv.
Bab dalam buku :
Philips SJ, Whisnant JP. Hypertension and stroke. In: Laragh JH, Brenner BM, editors
Hypertension : patophysiology, diagnosis, and management. 2
nded. New York:
raven Press; 1995.p.465-78.
v.
Prosiding konferensi :
Kimura J, Shibasaki H, editor. Recent advances in clinical neurophysiology. Proceedings
of the 10
thInternational Congress of EMG and Clinical Neurophysiology; 1995 Oct
15-19;Kyoto, Japan. Amsterdam : Elsevier;1996.
vi.
Makalah dalam konferensi :
Bengstsson S, Solheim BG. Enforcement of data protection, privacy and security in
medical information. In: Lun KC, Degoulet P, Piemme TE, Rienhoff O, editors
MEDINFO 92. Proceedings of the 7
thWorld Congress on Medical Informatics; 1992
Sep 6-10; Geneva, Switzerland. Amsterdam: North-Hollan; 1992.p.1561-5.
vii. Laporan ilmiah atau laporan teknis :
1.
Diterbitkan oleh badan penyandang dana/sponsor:
Smith P, Golladay K. Payment for durable medical equipment billed during skilled
nursing facility stays. Final report. Dallas (TX): Dept. of Health and Human Services
(US),
Office
ofEvaluation
and
Inspection;
1994
Oct.
Report
No.:
2.
Diterbitkan oleh unit pelaksana :
Field MJ, Tranquada RE, Feasley JC, editors. Health service research : work force and
education issues. Washington: National Academy Press: 1995. Contract no.
AHCPR282942008. Sponsored by the Agency for Health Care Policy and research.
viii.
Disertasi :
Kaplan SJ. Post-hospital home health care: the elderly/access and utilization
(dissertation). St.Louis (MO): Wahington univ.;1995.
ix.
Artikel dalam Koran :
Lee G.Hospitalizations tied to ozone pollution : study estimates 50,000 admissions
annually. The Washington Post 1996 Jun 21; Sect A:3 (col.5)
x.
Materi audiovisual :
HIV + AIDS : the facts and the future [videocassette]. St.Louis (MO): Mosby-Year book;
1995.
c.
Materi elektronik
i. Artikel jurnal dalam format elektronik :
Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis [serial
online] 1995 Jan-Mar [cited 1996 Jun 5] :1(1):[24 screens]. Available from : URL:
HYPERLINK http ://www.cdc.gov/ncidod/EID/eid.htm.
ii.
Monograf dalam format elektronik :
CDI, clinical dermatology illustrated [monograph on CD-ROM]. Reeves JRT, Maibach H.
CMEA Multimedia Group, producers. 2
nded. Version 2.0. San Diego: CMEA;1995.
iii.
Arsip computer :
Hemadynamics III : the ups and downs of hemodynamics [computer program]. Version
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA
JURNAL ILMIAH FKIK UNIVERSITAS BENGKULU
ISSN 2477-3778 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
DAFTAR ISI
Judul/Penulis
Halaman
Hubungan Stres Oksidatif dengan Gejala Stres pada Mahasiswa
Semester I Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Bengkulu
Sylvia Rianissa Putri*), Marisadonna Asteria*), Novriantika Lestari*)
1-7
Hubungan Perubahan Kadar Malondialdehid Plasma dengan Gejala
Depresi pada Mahasiswa Semester III Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Bengkulu
Sylvia Rianissa Putri*)
8-14
Korelasi Skor Stres Akademik dengan Stres Oksidatif pada Mahasiswa
Semester III di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Bengkulu Tahun Ajaran 2014/2015
Junita Ekasti Sari*), Sylvia Rianissa Putri*), Tatik Suteky*),
15-26
Korelasi Skor Stres Akademik dengan Stres Oksidatif pada Mahasiswa
Semester V di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Bengkulu Tahun Ajaran 2014/2015
Annisa*), Sylvia Rianissa Putri*), Tatik Suteky*)
27-37
Perbedaan Skor Depresi Antara Mahasiswa Tahapan Preklinik Dan
Klinik Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu:
Imam Nafi Yana Saputra*), Andri Sudjatmoko*), Zayadi Zainuddin *)
38-45
Apakah Penilaian Objective Structure Clinical Examination (Osce)
Menggunakan Rekaman Video Merupakan Instrumen Yang Handal
Untuk Ujian Kompetensi Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran?
Zayadi Zainuddin*), Utari Hartati Suryani*), Elvira Rosana*)
46-55
Pemakaian Rancangan Simulator Sederhana
Berbahan Daur Ulang Limbah Medis Skillslab Pada Praktik
Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran
Elvira Rosana*), Makbruri*), Dian Kurnia*), Zayadi Zainuddin*).
56-66
Pengaruh Penggunaan Video Online Youtube Terhadap Kemampuan
Keterampilan Klinik Dasar Mahasiswa Kedokteran Terkait Keterampilan
Pewarnaan Gram
Utari Hartati Suryani*), Enny Nugraheni*), Zayadi Zainuddin*)
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA
JURNAL ILMIAH FKIK UNIVERSITAS BENGKULU
ISSN 2477-3778 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
DAFTAR ISI
Judul/Penulis
Halaman
Konsep Belajar Mandiri Pada Pendidikan Kedokteran
(Sebuah Tinjauan Pustaka)
Zayadi Zainuddin*)
73-84
Pengembangan Profesional Berkelanjutan Untuk Pendidik Kedokteran
(Sebuah Tinjauan Pustaka)
Zayadi Zainuddin*)
Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
38
Perbedaan Skor Depresi Antara Mahasiswa Tahapan Preklinik Dan
Klinik Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Bengkulu
Imam Nafi Yana Saputra*), Andri Sudjatmoko*), Zayadi Zainuddin *) *) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Bengkulu Email: nafi.yana@yahoo.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Depresi dapat timbul akibat berbagai faktor baik internal maupuneksternal, seperti lingkungan pendidikan, hubungan antarteman, dan faktor dari dalam individu itu sendiri yang kurang mendukung. Mahasiswa tahapan preklinik dan tahapan klinik memiliki tugas dan tanggungjawab yang tersendiri dan dapat berpengaruh terhadap terjadinya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan skor depresi yang bermakna antara mahasiswa tahapan preklinik dan tahapan klinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu.Metode: Pada bulan Juni 2014 dilakukan penelitian deskriptif analitik denganpendekatan cross sectional. Data diambil dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa tahapan preklinik dan tahapan klinik. Kuesioner yang digunakan yaitu Beck Depression Inventory-II (BDI-II) untuk menilai skor depresi dan analisa datamenggunakan uji T.Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan skor depreesi yang bermakna antaramahasiswa tahapan preklinik dan mahasiswa tahapan klinik (p= 0,001). Mahasiswa tahapan preklinik memiliki skor depresi lebih tinggi (15,35) daripada mahasiswa tahapan klinik (10,53).Simpulan: Terdapat perbedaan skor depresi yang bermakna antara mahasiswatahapan preklinik dan tahapan klinik, dimana mahasiswa tahapan preklinik memiliki skor depresi yang lebih tinggi daripada mahasiswa tahapan klinik. Perlu adanya penelusuran menyeluruh untuk mengetahui penyebab terjadinya skor pada mahasiswa tahapan preklinik lebih tinggi daripada tahapan klinik.
Kata Kunci: depresi, preklinik, klinik.
The Difference Of Depression Score Between Preclinical And
Clinical Stages Student Faculty Of Medicine And Health Sciences
University Of Bengkulu
Imam Nafi Yana Saputra*), Andri Sudjatmoko*), Zayadi Zainuddin *) *) Faculty Of Medicine and Health Science
University Of Bengkulu Email: nafi.yana@yahoo.com
ABSTRACT
Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
39 sectionalapproach. Data retrieved by distributing questionnaires to students of preclinical and clinical stages. The questionnaire used is the Beck Depression Inventory-II (BDI-II) to assess depression scores. Data were analyzed using T test with significance level α=0.05.Result:There is a significant difference in depression scores between students andstudent preclinical stages of clinical stages (p=0.001). Preclinical students have higher depression scores (15.35) than clinical students (10.53).Conclusion:There is a significant difference in depression scores between preclinicalstudents and clinical students, preclinical students have higher depression scores than clinical students. It needs a thorough search to determine the cause of the depression scores on preclinical students higher than clinical students.
Keywords: depression, preclinical, clinical.
PENDAHULUAN
Depresi merupakan perubahan
suasana hati, pemahaman terhadap diri
yang negatif, perasaan yang
menyalahkan atau mencela diri sendiri,
dan dapat pula terjadi perubahan
vegetatif, serta perubahan tingkat
aktivitas. Gangguan depresi dapat
timbul akibat berbagai faktor baik
internal maupun eksternal, seperti
lingkungan sosial ataupun keluarga
yang kurang mendukung. Depresi dapat
terjadi pada setiap orang dan setiap usia
dengan berbagai macam latar belakang
atau pencetus. Gejala awal depresi
yang tidak mudah dikenali
menyebabkan meningkatnya kejadian
depresi dengan gejala berat sehingga
dapat menimbulkan disabilitas dalam
kehidupan bahkan berpengaruh
terhadap kejadian bunuh diri (Beck dan
Alford, 2009).
. Gangguan depresif merupakan
salah satu jenis gangguan jiwa yang
paling sering terjadi. Prevalensi
gangguan depresif pada populasi dunia
adalah 3-8% dengan 50% kasus terjadi
pada usia produktif yaitu 20-50 tahun.
World HealthOrganization (WHO) menyatakan bahwa gangguan depresif
berada pada urutankeempat penyakit di
dunia. Gangguan depresif mengenai
sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki
pada suatu waktu dalam kehidupan.
Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah
penderita gangguan depresif semakin
meningkat dan akan menempati urutan
kedua penyakit di dunia (Depkes RI,
2007).
Mahasiswakedokteran merupakan
peserta didik yang harus mengikuti
jenjang pendidikan akademik (preklinik)
dan jenjang pendidikan profesi (klinik)
(UU RI No. 20, 2013). Banyak hal yang
dilalui oleh mahasiswa kedokteran pada
masa pendidikannya sebagai rutinitas
demi memenuhi kompetensi menjadi
seorang dokter. Sebuah tinjauan
sistematis menyimpulkan bahwa
pendidikan kedokteran merupakan
periode terjadinya tekanan psikologis
yang signifikan (Dyrbye dkk., 2006).
Menelaah dari berbagai hal di
Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
40 mahasiswa tahapan klinik akan memiliki
skor depresi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa
tahapan preklinik. Untuk itu, peneliti
ingin mengetahui skor depresi antara
mahasiswa tahapan preklinik dan
mahasiswa tahapan klinik serta
perbandingan diantara keduanya.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik dengan pendekatan
secara cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas
Bengkulu (FKIK UNIB) dan di Rumah
Sakit Dr. M. Yunus (RSMY) Propinsi
Bengkulu pada bulan Juni tahun 2014.
Populasi pada penelitian ini adalah
mahasiswa tahapan preklinik yang
sedang menjalani perkuliahan modul
preklinik dan mahasiswa tahapan klinik
FKIK UNIB. Sampel pada penelitian ini
adalah mahasiswa tahapan preklinik dan
klinik FKIK UNIB dan pemilihan sampel
ditentukan dengan cara total sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
mahasiswa aktif Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UNIB yang
bersedia menjadi responden (subjek)
penelitian dan sedang menjalani modul
perkuliahan tahapan preklinik dan klinik.
Sedangkan kriteria eks-klusi pada
penelitian ini adalah mahasiswa yang
sudah menikah, mahasiswa yang tidak
hadir pada saat pengambilan data,
mahasiswa yang memiliki kebiasaan
mengonsumsi alkohol, narkotika dan zat
adiktif (NAPZA), mahasiswa yang
mengalami penyakit kronik, mahasiswa
yang memiliki riwayat cedera kepala
berat, dan mahasiswa yang memiliki
riwayat keluarga dengan gangguan jiwa.
Hasil penelitian diolah menggunakan
SPSS Ver 13.00 dengan uji statistik
Mann Whitney
HASIL
Pada tabel 1 memperlihatkan
rata-rata skor depresi mahasiswa
preklinik lebih besar dibandingkan
dengan mahasiswa klinik. Perbedaan
ini terbukti bermakna secara statistik
dengan nilai p = 0,001.
Pada tabel 2 terlihat pernyataan
yang secara signifikan yang membuat
perbedaan skor antara mahasiswa
tahap preklinik dan klinik. Pernyataan
yang secara signifikan mempengaruhi
skor tersebut adalah pernyataan capek
atau lelah, mudah tersinggung,
perubahan dalam pola tidur, menangis,
pengkritikan terhadap diri sendiri,
perasaan merasa bersalah, kesedihan,
kehilangan energi dan perasaan
Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
41
Tabel 1. Hubungan depresi antara mahasiswa tahapan preklinik dan klinik.
Tabel 2. Hubungan skor setiap pernyataan kuesioner antara mahasiswa tahapan
Preklinik dan klinik
Mahasiswa Tahapan
p
Preklinik Klinik
( ) ( )
X X
Skor Depresi 15,35 10,53 0,001*
Ket : X= jumlah subek penelitian * = nilai bermakna
% = persentase
Mahasiswa
No. Pernyataan Preklinik Klinik p
( ) ( )
X X
1 Kesedihan 0.71 0.43 0.005*
2 Pesimistik 0.48 0.51 0.814
3 Kegagalan masa lalu 0.72 0.90 0.173
4 Kehilangan kesenangan 0.65 0.39 0.053
5 Perasaan bersalah 1.13 0.84 0.003*
6 Persaan merasa dihukum 0.88 0.53 0.016*
7 Benci diri sendiri 0.63 0.39 0.055
8 Pengkritikan terhadap diri sendiri 1.22 0.82 0.003*
9 Pikiran atau keinginan untuk bunuh diri 0.14 0.08 0.246
10 Menangis 0.94 0.45 0.002*
11 Tidak bisa beristirahat 0.88 0.67 0.074
12 Kehilangan minat 0.38 0.31 0.413
13 Keragu-raguan 0.61 0.55 0.665
14 Ketidak-berartian 0.31 0.27 0.571
15 Kehilangan energi 0.63 0.39 0.010*
16 Perubahan dalam pola tidur 1.32 0.92 0.002*
17 Mudah tersinggung 0.72 0.39 0.001*
18 Perubahan dalam selera makan 0.82 0.59 0.059
19 Kesulitan berkonsentrasi 0.87 0.67 0.101
20 Capek atau lelah 1.26 0.71 0.000*
21 Kehilangan minat seks 0.14 0.10 0.486
Ket : = nilai rata-rata (mean) * = nilai bermakna
X
Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
42 PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa
mahasiswa tahapan preklinik memiliki
rata-rata skor depresi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata skor
depresi mahasiswa tahapan klinik.
Kedua kelompok sampel tersebut
terbukti secara statistik memiliki
perbedaan rata-rata skor depresi.
Penelitian lain yang serupa pernah
dilakukan pada tahun 2010 oleh Yuke
Wahyu Widosari yang meneliti tentang
perbedaan kecemasan dan depresi
mahasiswa yang bermakna antara
mahasiswa tahapan preklinik dan
tahapan klinik, namun pada penelitian
diperoleh rata-rata skor depresi pada
mahasiswa tahapan klinik lebih tinggi
daripada tahapan preklinik. Penelitian
yang dilakukan oleh Nazma Sultana
tahun 2011 yang meneliti stres dan
depresi mahasiswa kedokteran di
Bangladesh diperoleh adanya
perbedaan yang tidak bermakna antara
mahasiswa tahapan preklinik dan
tahapan klinik (Widosari, 2010; Sultana,
2011).
Berdasarkan observasi yang
dilakukan, peneliti berasumsi ada
beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil skor depresi mahasiswa tahapan
preklinik lebih tinggi daripada tahapan
klinik. Lingkungan pendidikan sangat
berpengaruh pada kondisi individu yang
sedang mengikuti program
pendidikannya. Hasil penelitian di
London tahun 2012 didapatkan bahwa
kurikulum (jadwal libur; aktivitas
akademik dan beasiswa), infrastruktur
(gedung; sarana akademik dan
olahraga), kualitas pengajaran memiliki
pengaruh positif terhadap kondisi
mahasiswa (Maia-Castaldelli dkk, 2012).
Penelitian dengan Sistematic Review di Malaysia tahun2013 pada mahasiswa
kedokteran di malaysia juga
mendapatkan hasil bahwa kurikulum
dan faktor akademik berpengaruh
terhadap perkembangan individu
mahasiswa kedokteran (Salam dkk,
2013). Merujuk pada penelitian tersebut
kondisi lingkungan pendidikan di FKIK
UNIB mungkin menunjukkan adanya
pengaruh seperti ruang kelas yang
panas, halaman yang gersang, jauh dari
fasilitas penunjang seperti kantin
kampus dan taman sebagai area
bersantai. Selain itu mungkin juga
berhubungan dengan peraturan yang
sering berubah, jadwal perkuliahan yang
tidak sesuai dan penggunaan hari libur
untuk kuliah.
Menurut peneliti skor depresi
mahasiswa tahapan klinik lebih rendah
dibanding tahapan preklinik dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan
berpengaruh terhadap kondisi individu.
Mahasiswa tahapan klinik merupakan
mahasiswa yang sudah menyelesaikan
pendidikan tahapan prekilinik.
Mahasiswa tahapan klinik telah
melampaui kondisi yang ada pada
Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
43 sudah memiliki lebih terbiasa dengan
adanya tekanan yang berhubungan
dengan lingkungan pendidikan
kedokteran. Mahasiswa tahapan klinik
cenderung lebih serius dan hati-hati
dalam bertindak mengingat
tanggungjawabnya lebih besar karena
berhadapan langsung dengan pasien
sehingga membuat mengurangi tingkat
depresi di kalangan mahasiswa tahapan
klinik akan tetapi seiring berjalannya
masa pendidikan tekanan pada semakin
tinggi sehingga meningkatkan keadaan
depresi kembali (Jadoon dkk, 2010).
Faktor lain yang berpengaruh
pada skor depresi mahasiswa tahapan
klinik lebih rendah adalah pendidikan
tahapan klinik di Universitas Bengkulu
juga terbilang masih baru. Hal ini
mungkin berhubungan dengan
kemudahan yang ada pada proses
pembelajaran pada tahapan klinik di
FKIK UNIB. Penelitian yang dilakukan di
Arab pada tahun 2013 yang khusus
meneliti kelompok mahasiswa tahapan
klinik mendapatkan hasil yang sangat
berbeda. Pada awal penelitian
diperkirakan bahwa tahun pendidikan
klinik paling akhir memiliki stressor yang makin sedikit. Diyakini bahwa kondisi
paling krusial adalah saat masa
perlalihandari tahapan preklinik ke
tahapan klinik, hasil yang diperoleh
tahun pertama pendidikan tahapan klinik
memiliki stressor yang paling rendah namun ternyata tahun paling akhir dari
tahapan klinik memiliki stressor terbesar
(El-Masry dkk, 2013).
Hasil yang telah diperoleh dari
penelitian ini juga tidak terlepas dari
berbagai kelemahan yang mungkin
dapat menyebabkan bias. Beberapa
kelemahan tersebut dapat terjadi
diantaranya ketidakjujuran subjek
penelitian saat pengisian kuesioner.
Subjek yang mengisi kuesioner bisa
saja melakukan pengisian tidak sesuai
dengan kenyataan yang dialami
sehingga hasil yang dikumpulkan tidak
sesuai dengan kenyataan dilapangan.
Jumlah responden laki-laki dan
perempuan di masing-masing kelompok
yang tidak sama, apalagi penelitian
epidemiologi sebelumnya menyatakan
bahwa depresi lebih banyak dialami oleh
perempuan. Waktu yang berbeda saat
pengisian kuesioner dapat berpengaruh
terhadap kondisi sampel sehingga
mempengaruhi hasil kuesioner. Pada
penelitian ini juga tidak dilakukan
pembatasan terhadap faktor psikosial
seperti lingkungan tempat tinggal
bersama orangtua atau tinggal sendiri,
peristiwa-peristiwa masa lampau yang
Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
44 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data
dan pembahasan, serta sesuai dengan
tujuan penelitian ini, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata skor depresi pada
mahasiswa tahapan preklinik
(15,35) dan skor depresi mahasiswa
klinik (10,53) FKIK UNIB.
2. Terdapat perbedaan skor depresi
yang bermakna pada mahasiswa
tahapan preklinik dan klinik FKIK
UNIB (p=0,001).
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan kesimpulan, maka beberapa hal
yangdisarankan adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya penelusuran
menyeluruh untuk mengetahui
penyebab terjadinya skor pada
mahasiswa tahapan preklinik lebih
tinggi daripada tahapan klinik.
2. Mahasiswa perlu menyadari adanya
risiko depresi yang dapat terjadi
pada dirinya sehingga diharapkan
dapat mencegah terjadinya depresi.
3. Perlu adanya kebijakan fakultas
untuk mengurangi kejadian depresi
baik pada mahasiswa tahapan
preklinik maupun klinik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faris EA, Irfan F, Vleuten CPMVD, Naeem N, Alsalem A, Alamiri N, Alraiyes T, dkk. (2012). The
prevalence and correlates of
depressive symptoms from an arabian setting: A wake up call.
Medical Teacher 34: S32–S36
Andrade L, Caraveo-Anduaga JJ,
Berglund P, Bijl RV, Graaf RD, Vvollebergh W, Dragomirecka E, dkk. (2003). Episodes: Results from the international consortium of psychiatric epidemiology (ICPE) surveys the epidemiology of major depressive. International Journal of Methods in Psychiatric Research, Vol. 12, Number 1
Basnet B, Jaiswal M, Adhikari B, dan Shyangwa PM. (2012). Depression
among undergraduate medical
students. Kathmandu Univ med
J;39(3):56-59.
Beck AT, dan Alford BA. (2009).
Depression: Causes and Treatment second edition. Philadelphia : University of Pennsylvania 3-43 Dahlan MS. (2011). Statistik untuk
kedokteran dan kesehatan edisi 5.
Jakarta : Salemba Medika 62-64 Depkes RI. (2007). Pharmaceutical care
untuk penderita gangguan depresif. Jakarta : Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik.
Dorland WAN. (2002). Kamus
kedokteran Dorland. Jakarta : EGC 588
Dyrbye LN, Thomas MR, dan Shanafelt
TD. (2005). Medical student
distress: Causes, consequences,
and proposed solutions. Mayo Clin
Proc. 80(12):1613-1622
Dyrbye LN, Thomas MR, dan Shanafelt TD. (2006). Systematic review of depression, anxiety, and other indicators of psychological distress among US and canadian medical students. Acad Med 81:354–373. El-Masry R, Ghreiz SM, Helal RM,
Audeh AM, dan Shams T. (2013). Perceived stress and burnout among medical students during the clinical period of their education.
Ibnosina J Med BS 2013,5(4):179-188
Gelder MG, Andreasen NC, Jr JJL, dan
Geddes JR. (2009). New Oxford
texbook ofpsychiatry. Oxford : Oxford University Press 637
Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015
45 Inventory-II in Indonesia's general
population and coronary heart disease patients. International
Journal of Clinical Health
&Psychology 2013, 13: 235-242 Goebert D DPH, Thompson D MD,
Takeshita J MD, Beach C PhD, Bryson P LCSW, Ephgrave K MD,
Kent A PhD, dkk. (2009).
Depressive Symptoms in Medical
Students and Residents: A
Multischool Study. Acad Med.
2009; 84:236–241
Ignjatović-Ristić D, Hinić D, dan Jović J.
(2012). Evaluation of the Beck
depression inventory in a
nonclinical student sample. West Indian Med J 2012; 61 (5): 489
Ignjatović1-Ristić D, Hinić D,
Jakovljević1 M, Fountoulakis K,
Siepera M, and Rančić Nemanja.
(2013). A TEn-yea r st udy of dep ress ive sympto ms in SERBIAN medica l st udents. Acta Clin Croat
2013; 52:157-163 Acta Clin Croat 2013; 52:157-163
Ismail RI, dan Siste K. (2010).
Gangguan depresi : Buku ajar psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit FKUI bab 14 209-222
Jadoon NA, Yaqoob R, Raza A, Shehzad MA, dan Choudhry ZS. (2010). Anxiety and depression among medical students: A
cross-sectional study. J Pak MedAssoc
Vol. 60, No.8
Maia-Castaldelli JM MD, Martins SS MD PhD, Bhugra D MA MSc MBBS FRCP FRCPsych FFPH MPhil PhD FACP FAM, Machado MP, Guerra
de Andrade A MD PhD,
Alexandrino-Silva C MD, Baldassin SP MD PhD, dan Alves TCF MD PhD. (2012). Does ragging play a role in medical student depression
– cause or effect?. J Affect Disord. 2012 August ; 139(3): 291–297.
Muslim R. (2001). Diagnosis gangguan
jiwa: Rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta : Bag. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya; 8-13 Dinh Do Q MS. (2007). Depression and
stress among the first year medical students in university of medicine and pharmacy hochiminh city,
vietnam. Copyright of
Chulalangkong University
Salam A, Yousuf R, Baka SMA, Haque M. (2013). Stress among Medical Students in Malaysia: A Systematic Review of Literatures. International Medical Journal Vol. 20, No. 6, pp. 649 - 655 , December 2013
Sastroasmoro S, dan Ismael S. (2008).
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta : Sagung Seto
Singh A, Lal A, dan Shekhar. (2010). Prevalence of depression among medical students of a private medical college in india. Online J Health Allied Scs.;9(4):8
Styles WM. (1993). Stress in
undergraduate medical education: The mask of relaxed brilliance. Br J Gen Pract 43:46–47.
Sultana Nazma Dr. (2011). Stress and Depression among undergraduate Medical Students of Bangladesh. Bangladesh Journal of Medical Education. ISSN: 2306-0654
Presiden Republik Indonesia. (2013).
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tentang
Pendidikan Kedokteran. Jakarta.
Widosari YW. (2010). Perbedaan
derajat kecemasan dan depresi mahasiswakedokteran preklinik dan
ko-asisten di FK UNS surakarta. FK