• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

7   

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori – teori Dasar / Umum

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Connolly dan Begg (2005, p283), sistem adalah suatu cara untuk mengumpulkan, mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. Menurut O’Brien (2003, p8), sistem adalah kumpulan elemen yang saling terhubung atau berinteraksi membentuk suatu kesatuan atau sekumpulan komponen yang saling terhubung dan bekerja sama untuk mencapai sasaran dengan menerima

input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang

terorganisir. Jadi, sistem adalah kumpulan dari semua elemen yang saling berinteraksi, saling mendukung dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.2 Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2003, p13), data adalah fakta – fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis. Menurut Elmasri (2000, p4), data adalah fakta – fakta yang dapat

(2)

disimpan dan memiliki pengertian yang implisit. Jadi, data adalah sesuatu yang masih bersifat mentah mengenai suatu kejadian dan memiliki pengertian yang implisit.

Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003, p15), informasi adalah kumpulan fakta (data) yang disusun dalam beberapa cara sehingga kumpulan fakta tersebut bisa berarti bagi penerimanya. Sedangkan sistem informasi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi untuk sebuah tujuan tertentu.

2.1.3 Pengertian Database

Menurut C.J Date (2000, p5), database adalah suatu sistem yang pada dasarnya menyimpan record di dalam suatu sistem yang dilakukan secara terkomputerisasi yang tujuannya secara keseluruhan adalah untuk memelihara informasi dan untuk membuat informasi tersebut tersedia berdasarkan permintaan. Menurut O’Brien (2003, p145), database adalah sebuah kumpulan data yang terintegrasi dari elemen data yang terhubung secara logikal. Elemen data mendeskripsikan entitas – entitas dan hubungan antara entitas – entitas. Menurut Connolly dan Beg (2005, p15), database adalah sekumpulan data yang berhubungan secara logikal dan deskripsi mengenai data itu sendiri yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi.

(3)

Jadi, database adalah sebuah tempat penyimpanan data tunggal yang memiliki kapasitas besar yang dapat digunakan secara simultan oleh

banyak departemen dan pengguna. Database tidak hanya dimiliki oleh

sebuah departemen tetapi menjadi sebuah sumber bersama perusahaan.

Database menyimpan tidak hanya data operasional organisasi tetapi juga

deskripsi dari data. Oleh karena itu, database juga disebut sebagai a

self-describing collection of integrated records. Deskripsi data tersebut

dikenal sebagai system catalog (atau kamus data atau metadata – ‘data

mengenai data’). Hal tersebut merupakan sifat dasar database yang

menyediakan program-data independence.

2.1.4 Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), DBMS adalah suatu

sistem perangkat lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan

(define), membuat (create), memelihara basis data dan menyediakan

kendali dalam mengakses database. Menurut Date (1990, p42), DBMS

adalah perangkat lunak yang mengatur semua akses menuju database.

Jadi, DBMS adalah suatu sistem perangkat lunak yang mampu melakukan semua fungsi – fungsi yang diperlukan untuk mengakses

database.

2.1.5 Database Application LifeCycle (Siklus Hidup Aplikasi Basisdata)

Sistem database merupakan sebuah komponen dasar dari sistem

(4)

Hidup Aplikasi Basisdata) sering dihubungkan dengan lifecycle dari sistem informasi.

Penting untuk mengetahui tahapan – tahapan dari Database

Application LifeCycle (Siklus Hidup Aplikasi Database) yang tidak

secara sempurna berurutan, tetapi meliputi sejumlah repetisi / pengulangan dari tahap – tahap sebelumnya melalui putaran balik

(feedback loops).

Untuk aplikasi database yang kecil, dengan jumlah pengguna

yang sedikit, lifecycle yang dibutuhkan tidak terlalu kompleks.

Bagaimanapun, ketika mendesain aplikasi database medium ke aplikasi

database yang besar dengan sepuluh sampai ribuan pengguna,

menggunakan ratusan query dan program aplikasi, lifecycle dapat

menjadi sangat kompleks (Connolly dan Begg, 2002, p271). Tahapan – tahapan tersebut terlihat pada gambar 2.1.

(5)
(6)

2.1.5.1 Database Planning (Perencanaan Basisdata)

Database planning merupakan aktifitas yang berupa

tahapan – tahapan di dalam aplikasi database agar dapat di

realisasikan se-efisien dan se-efektif mungkin. Tahapan yang

paling penting pada Database Planning adalah untuk

mendefinisikan mission statement serta meng-identifikasi mission

objective pada proyek database yang ada (Connolly dan Begg,

2002, p274).

- Mission statement menjelaskan tujuan utama dari aplikasi database. Mission statement juga membantu menjelaskan tujuan dari proyek

database dan juga menyediakan jalur yang lebih jelas dalam

pembuatan aplikasi database yang lebih efisien dan efektif (Connolly dan Begg, 2002, p274).

- Mission objective menjelaskan suatu tugas tertentu yang mana harus

didukung oleh database. Dengan asumsi jika database mendukung

mission objective maka mission statement-nya juga akan sesuai

(Connolly dan Begg, 2002, p274). 2.1.5.2 System Definition (Definisi Sistem)

System Definition mendeskripsikan ruang lingkup dan

batasan – batasan dari aplikasi database serta pandangan utama dari pengguna (userview) (Connolly dan Begg, 2002, p274).

(7)

User view mendefinisikan kebutuhan aplikasi database

dari sisi peranan jabatan tertentu (seperti Manager atau

Supervisor) atau aplikasi kantor – kantor pemerintahan untuk

bidang tertentu (Connolly dan Begg, 2002, p275). 2.1.5.3 Requirements Collection and Analysis

Requirements collection and analysis merupakan suatu

proses mengumpulkan dan menganalisa informasi mengenai bagian dari organisasi yang didukung dengan aplikasi database, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan user dari sistem yang baru (Connolly dan Begg, 2002, p276).

Terdapat beberapa cara dalam mengumpulkan informasi – informasi tersebut, disebut juga fact-finding techniques. Fact –

finding techniques adalah proses formal dalam menggunakan

teknik tertentu, seperti wawancara dan kuisioner untuk mengumpulkan fakta mengenai sistem serta kebutuhan – kebutuhannya (Connolly dan Begg, 2002, p302). Ada 5 macam

teknik yang biasa digunakan di dalam Fact-finding techniques

(8)

1. Memeriksa berkas – berkas atau dokumen – dokumen yang telah ada

Memahami jalannya sistem yang ada diperusahaan saat ini akan sangat membantu dalam pengembangan analisis yang dibutuhkan oleh

database perusahaan tersebut. Dengan cara

memeriksa berkas – berkas, dokumen – dokumen, laporan – laporan dan file – file yang berhubungan dengan sistem yang sedang berjalan (Connolly dan Begg, 2002, p305).

2. Wawancara

Teknik wawancara dapat mengumpulkan informasi seperti pengumpulan fakta – fakta yang ada, memeriksa fakta, mengklarifikasi fakta, membangkitkan semangat, melibatkan pengguna akhir, mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan, dan mengumpulkan ide – ide dan pendapat (Connolly dan Begg, 2002, p306).

3. Pengamatan pada sistem yang sedang berjalan Melakukan pengamatan pada sistem yang sedang berjalan merupakan salah satu dari

(9)

beberapa fact-finding techniques yang cukup efektif. Teknik ini sangat berguna pada saat pemeriksaan kelengkapan data yang dikumpulkan melalui metode lain dalam bentuk pertanyaan ataupun dapat digunakan untuk pencegahan apabila terdapat penjelasan yang kurang dipahami.

4. Penelitian

Peneletian merupakan Fact-finding

techniques yang sangat berguna, yaitu dengan

melakukan penelitian terhadap aplikasi dan masalah yang ada. Jurnal komputer, buku – buku referensi dan internet merupakan sumber informasi yang cukup baik (Connoly dan Begg, 2002, p307). 5. Kuesioner

Teknik terakhir di dalam fact-finding

techniques adalah dengan cara menggunakan

survei berupa kuesioner. Kuesioner adalah dokumen dengan tujuan khusus yang memungkinkan fakta – fakta terkumpul dari orang banyak sambil menjaga kontrol dari tanggapan yang diberikan (Connolly dan Begg, 2002, p307).

(10)

Informasi – informasi tersebut kemudian akan dianalisa untuk mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan atau fitur – fitur

yang akan dimasukkan ke aplikasi database. Kebutuhan -

kebutuhan ini dideskripsikan dalam dokumen, yang disebut requirements specification.

Tahap ini merupakan tahap awal sebelum masuk ke tahap

database design (perancangan database). Banyaknya data yang

dikumpulkan tergantung dari masalah kantor itu sendiri. Data yang dikumpulkan pada tahap ini mungkin masih belum terstruktur dan terdapat permintaan - permintaan lainnya, sehingga harus dikonversi menjadi data - data yang lebih terstruktur. Hal ini bisa dicapai dengan menggunakan

requirements specification techniques, seperti Data Flow

Diagram (DFD).

Hal Penting lainnya pada tahap ini adalah bagaimana mengatasi situasi dimana terdapat lebih dari satu user view yang menggunakan aplikasi database. Beberapa pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain :

Centralized Approach

Kebutuhan untuk setiap user view digabungkan menjadi satu untuk aplikasi

(11)

View Integration Approach

Kebutuhan untuk setiap user view digunakan untuk membuat model data yang

terpisah untuk mewakilkan user view tersebut.

• Gabungan dari keduanya

2.1.5.4 Database Design (Desain Basisdata)

Database Design adalah proses dalam membuat rancangan

database yang akan mendukung kegiatan dan tujuan-tujuan

perusahaan (Connolly dan Begg, 2002, p279). Pada Tahap ini terdapat tiga tahap, yaitu perancangan konseptual, logikal, dan fisikal.

Ada dua pendekatan utama dalam merancang database,

yaitu bottom-up dan top-Down. Pendekatan bottom-up cocok untuk merancang database yang sederhana, dengan jumlah atribut

yang kecil. Sedangkan pendekatan top-down merupakan strategi

yang cocok digunakan untuk merancang database yang kompleks.

2.1.5.5 DBMS Selection (Seleksi DBMS)

DBMS Selection merupakan pemilihan DBMS yang sesuai

untuk mendukung aplikasi database (Connoly dan Begg, 2002,

(12)

Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi

database dapat dilakukan kapanpun sebelum menuju desain

logikal asalkan terdapat cukup informasi mengenai kebutuhan sistem. Tahap-tahap utama memilih DBMS :

o Mendefenisikan terminologi studi referensi

Terminologi referensi untuk pemilihan DBMS dibuat, menentukan tujuan dan ruang lingkup studi, dan tugas yang perlu diambil alih. Data tersebut juga termasuk deskripsi dari kriteria (berdasarkan spesifikasi permintaan pengguna) untuk digunakan dalam mengevaluasi produk DBMS.

o Mendaftarkan dua atau tiga produk DBMS yang ada

Kriteria dalam pemilihan DBMS sangat dipertimbangkan sebagai suatu yang ‘kritis’ untuk mencapai implementasi yang sukses, yang bisa digunakan untuk menghasilkan sebuah daftar pendahuluan dari produk – produk DBMS untuk di evaluasi.

o Evaluasi produk

Fitur-fitur yang digunakan dalam evaluasi produk-produk DBMS dikelompokkan menjadi defenisi data, defenisi fisik, kemampuan akses, penanganan keperluan-keperluan, pengembangan, dan fitur-fitur lainnya.

(13)

o Rekomendasi pilihan dan laporan produk

Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah mendokumentasikan prosesnya dan membuat pernyataan dalam penemuan dan rekomendasi atas produk DBMS tertentu.

2.1.5.6 Application Design (Desain Aplikasi)

Application design merupakan Design user interface dan

program aplikasi yang akan digunakan dan memproses database.

Design Database dan aplikasi merupakan aktifitas paralel yang

meliputi dua aktifitas penting, yaitu : o Transaction Design

Transaksi adalah suatu aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan

oleh user tunggal atau program aplikasi yang mengakses atau

mengubah isi dari database. Kegunaan dari desain transaksi

adalah untuk menetapkan dan keterangan karakteristik high level dari suatu transaksi yang dibutuhkan pada database, diantaranya :

ƒ Data yang akan digunakan oleh transaksi

ƒ Karakteristik fungsional dari suatu transaksi

ƒ Output transaksi

(14)

ƒ Tingkat kegunaan yang diharapkan Terdapat tiga tipe transaksi yaitu : ƒ Retrieval Transaction

Digunakan untuk pemanggilan (Retrieve) data untuk ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu laporan. ƒ Update Transaction

Digunakan untuk menambah record baru,

menghapus record lama, atau memodifikasi record

yang sudah ada didalam database.

ƒ Mixed Transaction

Meliputi pemanggilan dan perubahan data. o User Interface Design

Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user

interface :

Meaningful Title

Comprehensible Instruction

Logical Grouping

(15)

Consistent Use of Colors

Visible Space and Boundaries for data entry fields

Convenient cursor movement

Error correction for individual characters and

entire fields

Error message for unacceptable values

Optional fields marked clearly

Explanatory messages for fields

Completion signal

2.1.5.7 Prototyping (Bentuk Dasar)

Prototyping adalah membuat model kerja suatu aplikasi

database. Sebuah prototyping merupakan sebuah model kerja

yang tidak normal mempunyai semua yang mencakup bagian-bagian atau melengkapi semua fungsinya terhadap sistem akhir (Connolly dan Begg, 2002, p291). Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah :

• Untuk mengidentifikasikan feature dari sistem

(16)

• Untuk memberikan perbaikan atau penambahan fitur baru

• Untuk klarifikasi kebutuhan user

• Untuk evaluasi feasibilities (kemungkinan yang

akan terjadi) dari

desain sistem khusus.

Terdapat dua macam strategi prototyping yang

digunakan saat ini, yaitu : • Requirements Prototyping

Menggunakan prototype untuk menentukan

kebutuhan dari aplikasi database yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi maka prototype akan dibuang.

Evolutionary Prototyping

Digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya,

prototype tidak dibuang tetapi dengan

pengembangan lanjutan menjadi aplikasi database

(17)

2.1.5.8 Implementation (Implementasi)

Implementation merupakan realisasi fisik dari database

dan desain aplikasi (Connolly dan Begg, 2002, p292).

Implementasi database dicapai dengan menggunakan :

• DDL (Data Defenition Language) untuk membuat skema

database dan dokumen basisdata kosong.

• 3GL dan 4GL untuk membuat program aplikasi. Termasuk

transaksi database disertakan dengan menggunakan DML

(Data Manipulation Language), atau ditambahkan pada

bahasa pemograman.

2.1.5.9 Data Conversion and Loading (Perubahan dan Pengambilan Data)

Data Conversion and Loading adalah pemindahan data

yang ada kedalam database baru dan mengkonversikan aplikasi yang

ada agar dapat digunakan pada database yang baru (Connolly dan

Begg, 2002, p292). Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem database baru menggantikan sistem yang lama. DBMS biasanya memiliki utilitas yang memanggil ulang file yang sudah ada kedalam database baru. Dapat juga mengkonversi dan menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.

(18)

2.1.5.10 Testing (Pengujian)

Testing adalah suatu proses eksekusi program aplikasi

dengan tujuan untuk menemukan kesalahan (Connolly dan Begg, 2002, p293). Dengan menggunakan strategi tes yang direncanakan dan data yang sesungguhnya.

2.1.5.11 Operational Maintenance (Perawatan Operasional)

Operational maintenance adalah suatu proses pengawasan

dan pemeliharaan sistem setelah instalasi (Connolly dan Begg, 2002, p293). Meliputi aktivitas :

- Pengawasan performa sistem, jika performa

menurun maka memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang database.

- Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi database

(jika dibutuhkan).

- Penggabungan kebutuhan baru ke dalam aplikasi

database.

2.1.6 Perancangan Database

Perancangan database adalah suatu proses dalam membuat

(19)

perusahaan (Connolly dan Begg, 2002, p279). Terdapat tiga tahap dalam tahap ini, yaitu perancangan konseptual, logikal, dan fisikal.

Dua pendekatan utama dalam merancang database yaitu top-down

dan bottom-up. Pendekatan top-down merupakan strategi yang tepat

digunakan dalam merancang database yang kompleks. Sedangkan

pendekatan bottom-up tepat untuk merancang database yang sederhana dan dalam jumlah atribut yang kecil.

2.1.6.1 Perancangan Konseptual

Perancangan Konseptual adalah suatu proses dalam membuat sebuah model informasi yang digunakan pada sebuah perusahaan, dan terlepas dari semua pertimbangan – pertimbangan fisik perusahaan tersebut (Connolly dan Begg, 2002, p419).

Tujuan dari perancangan konseptual adalah untuk

membangun representasi konseptual dari database, yang

didalamnya termasuk identifikasi dari entity yang terpenting,

relationship dan attribute (Connolly dan Begg, 2002, p417).

Langkah – langkah dalam pembuatan perancangan konseptual

(20)

o Langkah 1 Membangun Local Conceptual Data Model untuk setiap pandangan user

1. Identifikasi tipe entity

Dengan mengidentifikasi kata benda pada requirements

specification (spesifikasi kebutuhan pengguna) suatu entity

dapat dikenali.

2. Identifikasi tipe relationship

Dengan mencari kata kerja tipe relationship dapat

diidentifikasikan. Tujuan dari identifikasi tipe relationship

adalah menentukan relasi antar entity yang telah

diidentifikasi sebelumnya.

3. Mengidentifikasikan dan menghubungkan attribute

dengan entity dan tipe relationship

Tujuannya adalah menghubungkan attribute dengan entity atau tipe relasi yang sesuai. Karakteristik yang harus

dimiliki oleh setiap entity dan relationship yaitu

simple/composite attributes, single/multi-valued attributes

dan derive attributes.

(21)

Dalam menentukan domain attribute dalam model data

lokal konseptual adalah tujuannya. Domain adalah

sekumpulan nilai yang di dalamnya terdapat satu atau lebih attribute (Connolly dan Begg, 2002, p430).

5. Menentukan candidate dan primary key dari suatu

attribute

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi candidate key

untuk setiap tipe entity, apabila terdapat lebih dari satu

candidate key untuk dipilih menjadi primary key.

Untuk memilih primary key diantara candidate key,

terdapat beberapa panduan yang dapat digunakan (Connolly dan Begg, 2002, p431), yaitu :

Candidate key dengan sekumpulan attribute

yang minimal

Candidate key yang nilainya tidak berubah

Candidate key dengan karakter – karakter yang

paling sedikit (untuk textual attributes)

Candidate key dengan nilai maksimum yang

(22)

Candidate key yang paling mudah digunakan dari sisi user

6. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling

concept (optional)

Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan penggunaan

konsep enhanced modeling, seperti spesialisasi,

generalisasi, agregasi dan komposisi.

Spesialisasi merupakan proses memaksimalkan perbedaan – perbedaan antar anggota dari sebuah entity dengan cara mengidentifikasikan karakteristik yang membedakan

entity tersebut (Connolly dan Begg, 2002, p362).

Generalisasi merupakan proses meminimalkan perbedaan

– perbedaan antar entity dengan mengidentifikasikan

karakteristik umum entity (Connolly dan Begg, 2002,

p363).

Agregasi menggambarkan hubungan ‘mempunyai’ atau ‘merupakan bagian-dari’ antara tipe – tipe entity dimana yang satunya mewakili ‘whole’ (seluruhnya) dan satunya lagi mewakili ‘part’ (bagian) (Connolly dan Begg, 2002, p371).

(23)

Komposisi merupakan bentuk spesifik dari agregasi yang

menggambarkan sebuah hubungan antar entities, dimana

terdapat kepemilikan yang kuat dan waktu hidup yang sama antara ‘whole’ dan ‘part’ (Connolly dan Begg, 2002, p372).

7. Memeriksa model dari redundancy

Tujuannya adalah untuk memeriksa adannya redundansi (pengulangan) dalam model. Model data konseptual lokal akan diperiksa, dengan tujuan spesifiknya adalah mengidentifikasi apakah terdapat redundansi dan menghilangkannya jika ada. Aktifitas pada tahap ini adalah memeriksa kembali one-to-one relationships dan menghilangkan redundansi.

8. Memvalidasi local conceptual model dengan transaksi

pengguna

Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa model konseptual lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh view.

(24)

9. Meninjau kembali local conceptual data model bersama pengguna

Tahap ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa model data konseptual yang telah dibuat merupakan representasi yang sebenarnya dari view.

2.1.6.2 Perancangan Logikal

Logikal database design adalah suatu proses membangun sebuah

model dari informasi yang digunakan di perusahaan berdasarkan sebuah model data spesifik, tapi terlepas dari DBMS dan pertimbangan fisik lain (Connolly dan Begg, 2002, p441).

o Langkah 2 Membangun dan validasi Local Logical Data Model untuk setiap pengguna

1. Menghilangkan fitur – fitur yang tidak cocok dengan

model relasional (optional)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghilangkan many

to many (*:*) binary relationship types, menghilangkan

many to many (*:*) recursive relationships types,

menghilangkan complex relationship types, dan

(25)

2. Menghasilkan relasi – relasi untuk local logical data model

Tujuannya adalah menciptakan relasi – relasi untuk local

logical data model untuk mempresentasikan entity –

entity, relationship – relationship dan atribut – atribut

yang telah diidentifikasikan.

3. Validasi dengan menggunakan normalisasi

Normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan himpunan relasi dengan properti yang diinginkan berdasarkan kebutuhan – kebutuhan data suatu organisasi (Connolly dan Begg, 2002, p376).

Proses normalisasi dimulai dengan memindahkan data sumber ke bentuk tabel dengan format baris dan kolom. Tabel ini berbentuk tidak normal dan disebut dengan

unnormalized table (Connolly dan Begg, 2002, p388).

Unnormalized form (UNF) adalah suatu tabel yang terdiri

dari satu atau lebih kelompok yang berulang (repeating

group) (Connolly dan Begg, 2002, p387). Repeating group

adalah sebuah atribut atau himpunan atribut di dalam tabel yang memiliki lebih dari satu nilai (multiple value) untuk

(26)

begg, 2002, p388). Tingkatan normalisasi terdiri dari tiga tahap yaitu :

1) First Normal Form (1NF)

Suatu relasi dikatakan 1NF jika titik temu tiap baris dan kolom pada relasi tersebut mengandung satu dan hanya satu nilai (Connolly dan Begg, 2002, p388).

Sebuah relasi akan berada dalam bentuk 1NF

jika repeating groupnya sudah hilang. Ada dua

pendekatan untuk menghilangkan repeating group

pada tabel yang tidak normal, yaitu :

• Dengan memasukkan data yang sesuai ke

dalam kolom yang kosong dari baris yang mengandung data berulang.

• Dengan menempatkan data yang berulang

bersama salinan atribut kunci pada relasi yang terpisah. Sebuah primary key diidentifikasikan ke dalam relasi yang baru.

2) Second Normal Form (2NF)

Relasi dikatakan 2NF jika relasi tersebut berada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key

(27)

bergantung penuh (fully functionally dependent)

terhadap primary key (Connolly dan Begg, 2002,

p392).

Fully functionally dependency terjadi jika A dan

B merupakan atribut dari suatu relasi, dan B dikatakan bergantung penuh terhadap A (A Æ B), jika B bergantung terhadap A, namun bukan subset dari A (Connolly dan Begg, 2002, p391).

Untuk menghasilkan relasi dalam bentuk 2NF

melibatkan penghilangan ketergantungan sebagian

(partial dependency) dan menempatkannya pada relasi

yang baru bersama salinan atribut penentunya

(determinant attribute).

3) Third Normal Form(3NF)

Suatu relasi dikatakan 3NF jika relasi tersebut

berada dalam bentuk 1NF dan 2NF, dan tidak ada

atribut bukan primary key bergantung secara transitif

(transitively dependent) terhadap primary key

(Connolly dan Begg, 2002, p394).

Transitive dependency ialah sebuah kondisi

(28)

jika A→B dan B→C maka C disebut bergantung secara transitif (transitively dependent) terhadap A melalui B (A tidak functionally dependent terhadap B atau C) (Connolly dan Begg, 2002, p394).

4. Validasi relasi dengan transaksi user

Tujuan pada tahap ini adalah untuk meyakinkan bahwa model data logikal mendukung transaksi yang diperlukan oleh view.

5. Menetapkan integrity constraint

Batasan integrity merupakan batasan yang digunakan

untuk melindungi basisdata dari keadaan yang tidak konsisten. Ada lima jenis batasan integrity (Connolly dan Begg, 2002 ,p457), yaitu:

Required Data (data yang diminta)

Beberapa attribute harus memiliki nilai yang valid, dengan kata lain tidak diperbolehkan

memiliki nilai null (kosong) (Connolly dan

(29)

Attribute Domain Constraints

Setiap attribute memiliki domain, yaitu

sekumpulan nilai yang diperbolehkan (legal) (Connolly dan Begg, 2002, p457).

Entity Integrity

Primary key pada entity tidak boleh berupa

nulls (kosong) (Connolly dan Begg, 2002,

p458).

Referential integrity

Referential integrity berarti, apabila foreign key

memiliki nilai, maka nilai tersebut harus sudah

berada dalam hubungan dengan induk (parent

relation) (Connolly dan Begg, 2002, p457).

Enterprise Constraints

Kegiatan update entity dapat dibatasi oleh

peraturan pemerintah atau organisasi yang mengatur transaksi yang direpresentasikan oleh

(30)

6. Meninjau kembali local logical data model bersama pengguna

Tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan local

logical data model telah lengkap dan di dokumentasikan.

o Langkah 3 Membangun dan validasi Global Logical Data Model

1. Menggabungkan beberapa local logical data model

menjadi global model

Pada tahap ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain (Connolly dan Begg, 2002, p463) :

1. Melihat kembali nama dan isi dari entity/

relations dan candidate key yang ada.

2. Melihat kembali nama dan isi dari relationship / foreign key.

3. Menggabungkan beberapa entity /relation yang ada pada local data model.

4. Memasukkan (tanpa menggabungkan) entity /

(31)

5. Menggabungkan beberapa relationship/foreign key yang ada pada local data model.

6. Memasukkan (tanpa menggabungkan)

relationship / foreign key yang unik ke setiap

local data model.

7. Memeriksa untuk entity / relation dan

relationship/foreign key yang lepas (tertinggal).

8. Memeriksa foreign key.

9. Memeriksa integrity constraint.

10.Menggambar ER/relation diagram global.

11.Update dokumentasi.

2. Validasi global logical data model

Tujuan pada tahap ini adalah untuk melakukan validasi terhadap relation yang dibuat dari global

logical data model dengan menggunakan teknik

normalisasi dan untuk meyakinkan bahwa model tersebut mendukung kebutuhan dari transaksi-transaksi yang ada.

(32)

3. Memeriksa perkembangan di masa yang akan datang.

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan adanya perubahan pada waktu mendatang dan memperkirakan global logical data model tersebut dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut.

4. Meninjau kembali global logical data model

dengan pengguna

Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan bahwa global logical data model tersebut adalah representasi yang benar untuk organisasi yang membutuhkan.

2.1.6.3 Perancangan Fisikal

Physical Database Design adalah suatu proses untuk

menghasilkan gambaran dari implementasi suatu database pada tempat

penyimpanan secondary, juga menggambarkan base relation,

pengaturan data, dan indeks yang digunakan untuk pencapaian akses

data yang efisien, dan hubungan integrity constraint dan tingkat

(33)

o Langkah 4 Menterjemahkan Global Logical Data Model untuk target DBMS

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan sebuah relational database schema dari global logical

data model yang dapat di implementasikan ke dalam

target dari DBMS (Connolly dan Begg, 2002, p479). Tiga kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu : a. Merancang base relations

Tujuan dari tahap ini adalah untuk memutuskan

bagaimana cara untuk mewakilkan base relation

yang teridentifikasi di dalam global logical data

model ke dalam target DBMS.

b. Merancang reprensentasi dari derive data

Tujuan dari tahap ini adalah untuk memutuskan bagaimana menggambarkan data turunan di dalam model data logikal global pada target DBMS.

c. Merancang batasan perusahaan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk merancang batasan-batasan perusahaan untuk target DBMS.

(34)

o Langkah 5 Merancang Representasi Fisikal

Tujuannya adalah untuk memeriksa organisasi file yang

optimal untuk menyimpan base relations dan indexnya yang diperlukan untuk mencapai performa yang diinginkan, yaitu cara relasi dan tuples disimpan pada

secondary storage (Connolly dan Begg, 2002, p484).

Faktor-faktor yang mengukur efisiensi penyimpanan

data yaitu:

Transaction throughput

Transaction throughput adalah jumlah transaksi

yang dapat diproses pada rentang waktu yang diberikan (Connolly dan Begg, 2002, p484).

Response time

Response time adalah waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan sebuah transaksi (Connolly dan Begg, 2002, p484).

Disk storage

Disk storage adalah besarnya ukuran penyimpanan

untuk menyimpan database (Connolly dan Begg,

(35)

Untuk meningkatkan kinerja, perancang basisdata fisik harus memperhatikan bagaimana cara interaksi keempat dasar perangkat keras karena berpengaruh terhadap kinerja sistem (Connolly dan Begg, 2002, p485). Komponen-komponen tersebut yaitu:

Main memory

Akses main memory lebih cepat dibandingkan

dengan akses secondary storage, terkadang

puluhan atau ratusan bahkan ribuan kali lebih

cepat. Pada umumnya, semakin banyak main

memory dipakai untuk DBMS dan aplikasi

basisdata, aplikasi akan berjalan semakin cepat.

CPU (Central Processing Unit)

CPU mengontrol perintah-perintah dari sumber daya sistem lain dan mengeksekusi proses yang diminta oleh user. Komponen ini harus dijaga agar tidak terjadi bottleneck.

Disk I/O

Dengan DBMS yang besar, berarti disk I/O

(36)

data. Penyimpanan harus didistribusikan secara

merata ke semua drive yang ada untuk

mengurangi masalah pada kerja sistem. Prinsip dasar dalam pendistribusian data yaitu :

o File sistem operasi harus dipisahkan

dari filedatabase

o File utama database harus dipisahkan

dari file indeks

o File log recovery harus dipisahkan dari

database yang sedang tidak digunakan.

Network

Ketika jumlah lalu – lintas data menjadi besar, atau ketika jumlah tabrakan di dalam jaringan menjadi besar, akan terjadi bottleneck di dalam jaringan. Kegiatan yang harus dilakukan pada tahap representasi perancangan fisikal yaitu :

o Analisis transaksi

Tujuan dari tahap ini adalah untuk memahami fungsi dari transaksi yang sedang berjalan dan untuk menganalisa

(37)

transaksi – transaksi yang penting. Dalam menganalisa transaksi – transaksi, kriteria kinerja yang harus diidentifikasikan yaitu :

ƒ Transaksi yang sering dijalankan

dan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja

ƒ Transaksi yang penting untuk

kegiatan operasi bisnis

ƒ Waktu selama beberapa hari atau

minggu dimana akan ada permintaan yang tinggi terhadap basisdata atau peak load (Connolly dan Begg, 2002, p486).

Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasikan bagian – bagian dari basisdata yang mungkin mempunyai masalah kinerja. Untuk fokus pada daerah yang menjadi masalah, proses yang dilakukan adalah :

(38)

ƒ Merencanakan semua langkah – langkah transaksi untuk dihubungkan

ƒ Menentukan hubungan dari akses

yang sering dipakai dalam transaksi

ƒ Menganalisa pemakaian data

transaksi terpilih yang terlibat o Memilih file organisasi

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan organisasi file yang efisien

untuk setiap hubungan dasar (base

relation). Yang utama dalam perancangan

database fisik adalah penyimpanan data

pada jalur yang efisien. Untuk memahami organisasi file dan indeks secara lengkap, petunjuk untuk memilih dasar organisasi file yaitu :

ƒ Heap

(39)

ƒ Indexed Sequential Access Method (ISAM)

ƒ B –tree

ƒ Clusters

o Memilih indeks

Tujuan tahap ini adalah menentukan apakah penambahan indeks akan meningkatkan unjuk kerja sistem. Ada tiga jenis indeks yaitu :

ƒ Primary index

Pengindeksan dilakukan pada

kolom kunci (key field), yang

diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial.

ƒ Clustering index

Pengindeksan dilakukan pada kolom bukan kunci (non-key field), yang sudah diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial. Kolom bukan kunci itu disebut juga dengan

(40)

clustering attribute (Connolly dan Begg, 2002, p1155).

ƒ Secondary index

Pengindeksan yang dilakukan pada kolom yang tidak terurut di dalam file data (Connolly dan Begg, 2002, p1155).

o Memperkirakan ruang yang dibutuhkan

untuk penyimpanan

Tujuan tahap ini adalah untuk memperkirakan besarnya ruang penyimpanan yang dibutuhkan untuk

mendukung implementasi database pada

tempat penyimpanan kedua. Hal ini sangat tergantung pada target DBMS dan perangkat keras yang digunakan. Perkiraan ukuran dapat dilakukan dengan mengukur besar data tiap baris dan jumlah baris pada setiap relasi.

(41)

o Langkah 6 Merancang Pandangan Pengguna (user view)

Tujuannya adalah untuk merancang pandangan pengguna yang diidentifikasikan selama tahap pengumpulan dan analisa

kebutuhan pada aplikasi database relasional lifecycle

(Connolly dan Begg, 2002, p502).

o Langkah 7 Merancang Mekanisme Keamanan

Tujuannya adalah untuk merancang mekanisme keamanan

database. Kemanan bagi basisdata sangat diperlukan karena

basisdata merupakan sumber daya perusahaan yang penting.

Dua tipe keamanan database (Connolly dan Begg, 2002,

p502), yaitu :

ƒ Keamanan sistem

Memberikan perlindungan terhadap akses dan penggunaan

database pada tingkat sistem, seperti user name dan

password.

ƒ Keamanan data

Memberikan perlindungan akses dan penggunaan obyek

database, seperti relasi dan view dan aksi terhadap obyek

(42)

o Langkah 8 Mempertimbangkan Pengenalan Pengontrolan Redundancy

Tujuan tahap ini adalah untuk menentukan apakah pengenalan

pengontrolan redundancy dengan mengendurkan aturan

normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem. o Langkah 9 Memantau Operasi Sistem

Bertujuan untuk memantau operasional sistem dan meningkatkan unjuk kerja sistem untuk memperbaiki keputusan desain yang tidak sesuai atau menggambarkan kebutuhan – kebutuhan perubahan.

2.1.7 Entity, Attribute dan Relationship

Entity (entitas) merupakan penyajian obyek, kejadian atau konsep

dunia nyata yang keberadaannya secara eksplisit diidentifikasikan dan

disimpan dalam database. Attribute (atribut) adalah keterangan –

keterangan yang menjelaskan karakteristik dari suatu entitas. Sedangkan

relationship (hubungan) merupakan hubungan atau interaksi antara satu

entitas dengan yang lainnya.

2.1.8 Entity – Relationship Modelling (E–R Modelling)

Entity Relationship Modelling (ER) model adalah pendekatan

(43)

mengidentifikasi data penting yang disebut entity dan relationship antar data yang direpresentasikan ke dalam model. Saat akan menambahkan detil dari suatu informasi, harus mengetahui tentang entity – entity dan hubungannya yang bisa disebut attributes dan semua constraints di dalam

entity, hubungan dan atribut – atributnya (Connolly dan Begg, 2002,

p330). 2.1.9 Keys

Candidate key adalah himpunan atribut yang minimal secara unik

mengidentifikasikan setiap occurrence dari sebuah tipe entitas (Connolly dan Begg, 2002, p352).

Composite key adalah sebuah candidate key yang terdiri atas dua

atau lebih atribut (Connolly dan Begg, 2002, p353).

Primary key adalah candidate key yang terpilih untuk

mengidentifikasikan secara unik setiap occurrence dari sebuah tipe

entitas (Connolly dan Begg, 2002, p353). Pada sebuah tipe entitas biasanya terdapat lebih dari satu candidate key yang salah satunya harus dipilih untuk menjadi primary key. Pemilihan primary key didasarkan pada panjang atribut, jumlah minimal atribut yang diperlukan, dan keunikannya.

(44)

Alternate key dan setiap candidate key yang tidak terpilih menjadi

primary key, atau biasa disebut dengan secondary key (Whitten, 2004,

p298).

Foreign key adalah sebuah primary key pada sebuah entitas yang

digunakan pada entitas lainnya untuk mengidentifikasikan sebuah

relationship (Whitten, 2004, p301).

Gambar 2.2 Representasi diagram entitas pegawai dan cabang beserta atribut

dan primary key serta foreign key-nya

Pegawai NoPeg (PK) nama jabatan gaji TotPeg Cabang NoCab (PK) NoPeg (FK) alamat jalan kota kodepos telp [1 .. 3] Multi-valued attribute mengatur memiliki Primary Key Foreign Key

(45)

2.1.10 Data Flow Diagram (Diagram Aliran Data)

Data Flow Diagram (Diagram Aliran Data) adalah suatu model

proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan proses kerja yang dilakukan oleh sistem (Whitten, Bentley dan Dittman, 2004, p344). Berikut ini adalah simbol – simbol yang digunakan dalam DAD pada penulisan skripsi ini :

Tabel 2.1 Tabel Simbol – simbol DAD dan keterangannya

Bentuk Simbol Nama Keterangan

Terminal Penanda untuk memulai,

mengakhiri, ataupun interupsi. Digunakan juga untuk mengindikasikan partai eksternal

Dokumen / Laporan Dokumen dapat ditulis

secara manual atau dapat dicetak dari komputer

(46)

Jumlah kopian dari sebuah dokumen

Digambarkan dengan menumpuk simbol dokumen dan dituliskan jumlah kopian dari dokumen di setiap lembarnya

Operasi manual Operasi proses yang

dilakukan secara manual

File permanen File / dokumen yang

disimpan secara permanen dan dapat dicari

Dokumen sementara / Jurnal / Ledger

Digunakan untuk menandakan dokumen yang bersifat sementara, mengindikasikan jurnal akuntansi ataupun ledger

Penghubungan dalam

satu halaman

Digunakan untuk menghubungkan alur prose untuk halaman yang sama

(47)

Penghubung beda halaman

Digunakan untuk menghubungkan alur proses untuk halaman yang berbeda

Anotasi Digunakan untuk

penambahan komentar deskripsi atau catatan penjelasan

Alternative Merepresentasikan

alternative

Seleksi Digunakan untuk proses

pemilihan (seleksi)

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Analisis Sistem

Menurut Mulyadi (2001, p41), analisis sistem membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya. Analisis sistem mewawancarai pemakai informasi, seperti mengajukan pertanyaan “ Informasi apa yang ingin saudara terima sekarang ? ”, “ Jenis informasi apa yang saudara

(48)

perlukan untuk melaksanakan pekerjaan saudra? ”. Masalah yang seringkali dihadapi oleh analisis sistem pada tahap ini adalah membedakan apa yang diminta, dengan apa yang diinginkan, dan dengan apa yang diperlukan oleh pemakai informasi.

Analisis sistem menghasilkan dokumen tertulis yang menyajikan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan sistem atau hasil pekerjaan pelaksanaan tahap pengembangan sistem. Dokumen tertulis tersebut diserahkan kepada pemakai informasi sebagai media bagi analisis sistem untuk mengkomunikasikan pekerjaannya kepada pemakai informasi.

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p176), analisis sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dana komponen – komponennya. Hal itu dilakukan sebagai prasyarat disain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru dan diperbaiki.

2.2.2 Perancangan Sistem

Menurut Mulyadi (2001, p51), perancangan sistem adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan. Tahap perancangan sistem ini dibagi menjadi lima tahap :

(49)

2. Penyusunan usulan perancangan sistem secara garis besar 3. Evaluasi sistem

4. Penyusunan laporan final perancangan sistem secara garis

besar

5. Perancangan sistem secara rinci

6. Penyusunan laporan final perancangan sistem secara rinci. Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p176), perancangan sistem didefinisikan sebagai tugas yang fokus pada spesifikasi solusi detail berbasis komputer. Jika analisis sistem menekankan pada masalah bisnis, maka sebaliknya perancangan sistem fokus pada segi teknis atau implementasi dari sebuah sistem.

2.2.3 Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki seseorang individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya (Malayu Hasibuan, 1997, p269).

2.2.4 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah bekerja dengan orang – orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan –

(50)

tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau

kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). (Martoyo, 1987, p3).

2.2.5 Pengertian Perektrutan atau Seleksi

Menurut sumber dari internet http://en.wikipedia.org perekrutan

atau recruitment adalah proses menemukan kandidat untuk suatu

pekerjaan tertentu. Menurut sumber dair internet http://organsisasi.org persiapan dan seleksi tenaga kerja yang dilakukan perusahaan diantaranya :

1. Persiapan, dilakukan perencanaan akan kebutuhan sumber

daya manusia dengan menentukan pekerjaan yang mungkin timbul, dengan melakukan perkiraan atau

forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlah, waktu dan

sebagainya.

2. Rekrutmen tenaga kerja, suatu proses untuk mencari calon

atau kandidat pegawai, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia organisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan atau

job description dan juga spesifikasi pekerjaan atau job

(51)

3. Seleksi tenaga kerja, adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari kandidat yang ada.

Tujuan seleksi adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku sesuaut jabatan tertentu.

2.2.6 Cuti

Jenis cuti merupakan hak dari setiap pegawai adalah :

1. Cuti istri melahirkan

2. Cuti perkawinan

3. Cuti khitanan / pembaptisan anak

4. Cuti kematian

5. Cuti perkawinan anak

6. Cuti melahirkan

7. Cuti tahunan

2.2.7 Absensi

Menurut Jean dan Mary (1985, p14), banyak perusahaan khawatir melihat angka absen yang tinggi. Dalam hal ini harus diadakan catatan sederhana, berupa catatan perorangan. Ini akan menunjukkan luasnya persoalan, alasan – alasannya (misalnya sakit tanpa keterangan),

(52)

pengaruhnya pada bagian atau pada kategori karyawan (misalnya golongan wanita yang sudah nikah).

2.2.8 Promosi, Mutasi dan Demosi

Promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. (Martoyo, 1987, p67). Promosi adalah perpindahan yang memperbesar

authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di

dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilannya semakin besar. (Malayu Hasibuan, 1997, p121)

Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertical (promosi/demosi) di dalam suatu organisasi. (Malayu Hasibuan, 1997, p114)

Demosi adalah penurunan pangkat atau jabatan seorang pegawai yang dilakukan di dalam suatu organisasi. (Malayu Hasibuan, 1997, p129)

2.2.9 Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan. Dengan pemberhentian ini berarti berakhirnya keterikatan kerja karyawan terhadap perusaahan tersebut. (Malayu Hasibuan, 1997, p231). Pemberhentian harus

(53)

didasarkan atas undang – undang nomor 12 tahun 1964. (Malayu Hasibuan, 1997, p230).

2.2.10 Surat Perjalanan Dinas (SPD)

Merupakan surat pengantar karyawan yang ditujukan untuk perusahaan dan digunakan sebagai keterangan melaksanakan tugas di suatu cabang perusahaan tersebut.

Gambar

Gambar 2.1  Siklus Hidup Aplikasi Database
Tabel 2.1 Tabel Simbol – simbol DAD dan keterangannya

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lingkungan internal dalam penelitian ini dilihat dari sumberdaya yang ada di Puskesmas Padangsari, menggunakan 6M yang terdiri dari Man (staf yang ditugaskan

Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Corporate Social Responsibility (Csr) Sebagai Variabel Intervening ( Studi Empiris pada Perusahaan

Skripsi ini oleh Penulis diberi judul “ Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Pada

Pada penelitian kali ini, penerapan Corporate Governance akan dilihat melalui mekanismenya yang diproksikan dengan komposisi dewan komisaris independen,

Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada

Badan Pengurus Pusat berwenang untuk membekukan sementara waktu Perkumpulan Wilayah sampai dengan Badan Pengawas menyatakan membubarkan Perkumpulan Wilayah atau sampai

Ketahuilah bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, itulah yang diperintahkan

Pembangkit yang digunakan untuk merubah panas bumi menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan berbasis panas bumi,