• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SPASIAL SUMBERDAYA PESISIR KABUPATEN BANGKA BARAT UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN AMINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SPASIAL SUMBERDAYA PESISIR KABUPATEN BANGKA BARAT UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN AMINI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SPASIAL SUMBERDAYA PESISIR

KABUPATEN BANGKA BARAT UNTUK PENGEMBANGAN

BUDIDAYA PERIKANAN

AMINI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Spasial Sumberdaya Pesisir Kabupaten Bangka Barat untuk Pengembangan Budidaya Perikanan adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2009

AMINI NIM. A156070244

(3)

RINGKASAN

AMINI. Analisis Spasial Sumberdaya Pesisir Kabupaten Bangka Barat untuk Pengembangan Budidaya Perikanan. Dibimbing oleh KOMARSA GANDASASMITA dan WIDIATMAKA

Kabupaten Bangka Barat memiliki potensi wilayah pesisir yang cukup luas, namun sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terlihat antara lain dari rendahnya sumbangan subsektor perikanan pada PDRB Kabupaten Bangka Barat Tahun 2006 dan belum adanya kegiatan budidaya perikanan baik budidaya pantai maupun laut di daerah pesisir Kabupaten Bangka Barat. Karena itu perlu dilakukan identifikasi sumberdaya wilayah pesisir Kabupaten Bangka Barat untuk penggunaan budidaya perikanan laut dan pantai dilihat dari karakter biofisik wilayah dan permasalahan yang berkembang, sehingga tercapai pengelolaan secara terintegrasi antar segenap pengguna (stakeholder). Tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis kesesuaian lokasi untuk budidaya pantai dan laut di wilayah pesisir Kabupaten Bangka Barat khususnya untuk budidaya tambak, budidaya kerapu dalam karamba jaring apung (KJA), dan budidaya rumput laut berdasarkan karakteristik biofisik wilayah, 2) menganalisis kelayakan usaha budidaya tambak (udang vannamei), budidaya Kerapu Tikus dalam karamba jaring apung (KJA), dan budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan metode jalur di Kabupaten Bangka Barat, 3) menentukan desa-desa prioritas untuk pengembangan budidaya perikanan laut/pantai di desa-desa pesisir Kabupaten Bangka Barat, 4) merumuskan arahan strategi pengelolaan budidaya perikanan pada masing-masing cluster/kelompok desa pesisir.

Analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: 1) analisis Kesesuaian Lahan/Lokasi yang meliputi kesesuaian untuk budidaya

tambak, budidaya kerapu dalam KJA dan budidaya rumput laut. Metode yang digunakan pada evaluasi kesesuaian lokasi adalah dengan mencocokkan (matching) antara parameter lokasi dengan kriteria yang ditentukan untuk kebutuhan penggunaan tertentu dengan menggunakan analisis SIG. Hasil akhir dari analisis SIG adalah diperolehnya kelas kesesuaian lokasi untuk masing-masing penggunaan (budidaya tambak, budidaya kerapu di KJA, budidaya rumput laut), 2) analisis Kelayakan usaha yang menggunakan kriteria kelayakan berupa Net Present Value (NPV), Net B/C Ratio dan Internal Rate of Return (IRR). NPV merupakan nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan selama masa penanaman investasi. Metode ini menghitung manfaat sekarang suatu usaha dikurangi dengan biaya sekarang dari suatu usaha pada tahun tertentu. Apabila nilai NPV lebih besar dari nol (positif) maka kegiatan tersebut dianggap layak untuk dilaksanakan dan apabila bernilai negatif maka tidak layak untuk dilaksanakan. Net B/C Ratio merupakan perbandingan nilai ekuivalen semua manfaat terhadap nilai ekuivalen semua biaya. Sehingga jika net B/C > 1, suatu kegiatan layak dilakukan dan jika net B/C <1, kegiatan tersebut tidak layak dilakukan. IRR menunjukkan persentase keuntungan yang akan diperoleh tiap tahun atau merupakan kemampuan usaha dalam mengembalikan bunga Bank. Suatu usaha layak dilakukan apabila IRR > suku bunga (discount factor). Dalam penelitian ini discount factor yang digunakan adalah 15% berdasarkan suku bunga yang tertinggi pada tahun 2008 yaitu bunga kredit investasi dari Bank Pemerintah

(4)

Daerah dengan nilai 14,56% (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Januari 2009 yang diterbitkan Bank Indonesia), 3) analisis Pengelompokan Desa. Analisis yang digunakan adalah Analisis Multivariate yang meliputi Analisis Faktor (PCA), Analisis Cluster dan Analisis Diskriminan. Analisis dilakukan terhadap desa-desa pesisir di Kabupaten Bangka Barat dengan maksud untuk melihat kemungkinan pengembangan budidaya perikanan laut/pantai di desa-desa pesisir Kabupaten Bangka Barat. Pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor-faktor yang dianggap berpengaruh dalam pengembangan budidaya perikanan laut/pantai di Kabupaten Bangka Barat yaitu aktivitas pesisir, aktivitas pertambangan dan tingkat aksesibilitas, 4) analisis SWOT untuk merumuskan arahan strategi pengelolaan kegiatan budidaya perikanan untuk masing-masing kelompok (cluster) desa pesisir.

Hasil analisis kesesuaian lahan/lokasi menunjukkan bahwa ± 4,210 Ha (1.87 %) cukup sesuai (S2) dan ± 21,830 Ha (9.70 %) sesuai marginal (S3) dan

sisanya N (tidak sesuai) untuk budidaya tambak, dari luasan lahan pesisir ± 225,000 Ha. Namun setelah memperhatikan penggunaan lahan, Peta

Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Bangka Belitung, green belt area dan sempadan sungai, dari lokasi yang sesuai untuk budidaya tambak seluas 26,040 Ha, lokasi yang dapat dimanfaatkan hanya seluas ± 1,960 Ha atau ± 7.53 % (S2) dan ± 1,530 Ha atau ± 5.88 % (S3) sisanya ± 86.59% tidak dapat dimanfaatkan baik karena pembatas kawasan hutan (hutan konservasi, lindung dan hutan produksi), permukiman, geen belt area maupun sempadan sungai. Perairan yang sesuai untuk budidaya KJA tersebar di sekitar perairan Teluk Kelabat sebelah luar, sepanjang perairan dari Desa Air Putih sampai dengan Desa Ketap, dan sepanjang perairan dari desa Simpang Tiga sampai Desa Tanjung selebihnya tidak sesuai (N). Perairan yang sesuai untuk budidaya rumput laut di sekitar perairan Teluk Kelabat sebelah dalam dan luar, sepanjang perairan dari Desa Teluk Limau sampai Desa Air Gantang dan sepanjang perairan dari Desa Air Putih sampai Desa Tanjung selebihnya tidak sesuai (N).

Berdasarkan hasil Analisis Kelayakan Usaha, ketiga jenis budidaya (tambak, kerapu dalam KJA dan rumput laut) layak diusahakan karena memenuhi kriteria analisis finansial yang digunakan yaitu NPV >0, net B/C ratio >1 dan IRR > discount rate sosial (discount factor). Hasil Analisis Kelayakan Usaha untuk budidaya tambak, kerapu dalam KJA dan rumput laut dengan metode jalur menunjukkan nilai NPV berturut-turut adalah sebesar Rp 27,091,562; Rp 113,963,435 dan Rp 6,606,947. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat suku bunga 15% nilai NPV untuk ketiga jenis budidaya tersebut masih positif sehingga pada tingkat discount factor 15% investasi masih layak diusahakan di Kabupaten Bangka Barat. Hasil perhitungan net B/C ratio untuk budidaya tambak, kerapu dalam KJA dan rumput laut dengan metode jalur berturut-turut adalah sebesar 1.23; 1.88 dan 1.23. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiga budidaya tersebut masih layak dilakukan di Kabupaten Bangka Barat karena net B/C ratio > 1. Nilai IRR dari hasil analisis pada budidaya tambak, kerapu dalam KJA dan rumput laut dengan metode jalur berturut-turut 24.43%; 48.24% dan 24.49%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa budidaya tambak, kerapu dalam KJA dan rumput laut dengan metode jalur layak dilakukan di Kabupaten Bangka Barat karena nilai IRR > dari suku bunga/discount factor (15%).

(5)

Dihasilkan 3 kelompok (cluster) desa pesisir dari Analisis Pengelompokan Desa yang mengelompokkan desa-desa tersebut berdasarkan aktivitas pesisir, aktivitas pertambangan dan tingkat aksesibilitas. Cluster 1 adalah desa-desa yang mempunyai penciri sangat tingginya aktivitas pesisir, cluster 2 merupakan desa-desa yang mempunyai ciri rendahnya aktivitas pesisir, sangat tingginya aksesibilitas dan aktivitas pertambangan, dan cluster 3 merupakan desa-desa dengan penciri rendahnya aktivitas pesisir dan sangat rendahnya aksesibilitas dan aktivitas pertambangan. Dari penciri tersebut dapat disimpulkan bahwa desa pesisir yang termasuk ke dalam cluster 1 dan mempunyai lokasi yang sesuai untuk kegiatan budidaya perikanan baik laut maupun pantai merupakan prioritas untuk pengembangan budidaya perikanan, dilanjutkan dengan desa cluster 2 dan terakhir cluster 3.

Analisis SWOT berhasil merumuskan 10 arahan strategi yaitu: 1) penyusunan peraturan dan program yang mendukung kegiatan budidaya

perikanan laut/pantai misalnya peraturan tentang kewajiban memperhatikan

kaidah daya dukung lingkungan dalam melakukan kegiatan budidaya, 2) menggalakkan kegiatan budidaya perikanan laut /pantai pada lokasi yang

sesuai, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD antara lain dengan kegiatan pilot project budidaya perikanan laut/pantai, 3) penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan untuk menghindari terjadinya konflik, serta tekanan terhadap sumberdaya secara berlebihan dengan melibatkan semua stakeholder, 4) peningkatan pemahaman masyarakat terhadap budidaya laut/pantai antara lain melalui penyuluhan/pendampingan, 5) penciptaan lapangan kerja baru yang bersifat renewable (budidaya laut/pantai) untuk

mengatasi tingginya aktivitas pertambangan yang bersifat unrenewable, 6) penyusunan peraturan alokasi pemanfaatan ruang (termasuk budidaya

laut/pantai) yang diintegrasikan dengan RTRW untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan tekanan berlebihan terhadap sumberdaya dengan melibatkan semua stakeholders, 7) penguatan permodalan untuk kegiatan budidaya laut/pantai, antara lain melalui bantuan modal (bergulir) untuk kegiatan budidaya laut/pantai disertai pendampingan dari dinas terkait, 8) penyediaan akses informasi budidaya perikanan termasuk benih dan pemasaran, 9) peningkatan aksesibilitas yang sesuai ke desa-desa pesisir untuk menunjang kegiatan budidaya perikanan, 10) penyusunan program pemanfaatan lahan bekas tambang.

Key words : Kesesuaian Lahan/Perairan, Wilayah Pesisir, Pengelolaan Budidaya Perikanan

(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

(7)
(8)

Judul Tesis : Analisis Spasial Sumberdaya Pesisir Kabupaten Bangka Barat Untuk Pengembangan Budidaya Perikanan

Nama : Amini

NIM : A156070244

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita, M.Sc Ketua

Dr. Ir. Widiatmaka, DEA Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

(9)

PRAKATA

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “Analisis Spasial Sumberdaya Pesisir Kabupaten Bangka Barat untuk Pengembangan Budidaya Perikanan” berhasil diselesaikan. Tesis ini ditulis berdasarkan hasil penelitian penulis dan terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita, M.Sc dan Dr. Ir. Widiatmaka, DEA sebagai Komisi Pembimbing yang telah mencurahkan segenap waktu, pemikiran serta dengan sabar memberi pengarahan mulai dari persiapan penelitian hingga selesainya penulisan tesis ini.

2. Dr. Setiahadi, MS selaku penguji luar komisi yang telah memberi koreksi dan masukan bagi perbaikan penulisan tesis ini.

3. Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor atas bantuan dan kerjasamanya.

4. Pemerintah Kabupaten Bangka Barat yang telah memberikan izin untuk mengikuti program tugas belajar ini, khususnya Bapak Drs. Syafei Ramli dan rekan-rekan di Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Bangka Barat (Pak Herzon, Winda, Rukiman, Lita, Elly dan Ijah), Amar (Bappeda) yang sudah banyak membantu dalam pengumpulan data-data dalam penelitian ini.

5. Bapak Prof. Dr. Asikin Djamali yang sudah mengizinkan saya menggunakan data-data penelitian LIPI.

6. Kepala Pusbindiklatren Bappenas yang telah mengalokasikan anggaran beasiswa tugas belajar 13 bulan.

7. Segenap dosen pengajar pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor atas bimbingan dan dukungan semangatnya.

8. Suamiku tercinta (Supriyadi) atas segala pengertian dan pengorbanannya serta tempat berbagi. Buah hatiku tersayang (Faris Abid Zakly) dengan kehadirannya telah memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi ini. 9. Ibunda Romni serta Ayah Abidin yang selalu mendukung dan mendoakan

penulis di setiap saat demi kelancaran studi penulis dan adik-adik ku tersayang.

10.Rekan-rekan sesama kelas khusus Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Angkatan 2007 atas bantuan dan saran-sarannya serta kebersamaan selama proses belajar hingga selesai. 11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dan

dukungannya.

Penulis menyadari keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis sehingga dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis hargai, dan semoga tulisan ini nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Bogor, Agustus 2009

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 04 Juni 1973 di Bendul Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung. Penulis adalah putri pertama dari empat bersaudara dari Bapak Abidin Aleh dan Ibu Romni Abidin. Pada tahun 1992 penulis mulai menempuh pendidikan tinggi di Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang dan lulus pada tahun 1997. Tahun 2007 penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan S2 di Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah atas bantuan pendidikan dari Pusat Pembinaan, Pendidikan, Pelatihan Perencanaan (Pusbindiklatren) Bappenas dan atas tugas belajar dari Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak tahun 2002 yaitu pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bangka Belitung. Kemudian pada tahun 2004 bertugas pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bangka Barat hingga sekarang.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………..….……….. iv

DAFTAR GAMBAR ………... vii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix PENDAHULUAN ………. 1 Latar Belakang ………... 1 Perumusan Masalah ……….………... 2 Tujuan Penelitian... Manfaat Penelitian... 3 4 TINJAUAN PUSTAKA ………... 5

Wilayah Pesisir dan Pengelolaannya... 5

Prospek Budidaya Perikanan...………... 6

Evaluasi Kesesuaian Lahan/Lokasi ... 7

Budidaya Tambak... 8

Budidaya Ikan Kerapu... 9

Budidaya Rumput Laut... 11

METODE PENELITIAN ... 13

Lokasi dan Waktu Penelitian...………...…………... 13

Pengumpulan Data…...…... 13

Analisis Data... 14

Analisis Kesesuaian Lokasi untuk Budidaya Perikanan... 16

Analisis Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Pantai (Tambak).. 16

Analisis Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Laut... 19 Analisis Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Kerapu

dalam KJA...

19 Analisis Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Rumput

Laut...

21

(12)

Halaman

Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Perikanan... 22

Net Present Value (NPV)... 22

Net Benefit Cost Ratio... 23

Internal Rate of Return (IRR)... 23

Penentuan Desa-Desa Prioritas untuk Mengembangkan Budidaya Perikanan ... 24 Analisis Faktor (PCA)... 24

Analisis Cluster (Kelompok)... 26

Analisis Diskriminan... 26

Arahan Strategi Pengelolaan Budidaya Perikanan Laut/Pantai di Wilayah Pesisir Kabupaten Bangka Barat... 27 Keterbatasan Penelitian... 28

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 30

Letak Geografis dan Administratif... 30

Kependudukan... 31

Keadaan Iklim... 33

Sungai dan Jalan... 34

Struktur Perekonomian... 34

Tanah... 35

Kondisi Peraian (Laut)... 37

HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 39

Analisis Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Tambak…...………….. 39

Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Kerapu di Karamba Jaring Apung... 42

Kesesuaian Lokasi untuk Budidaya Rumput Laut………. 45

IkhtisarAnalisis Kesesuaian Lokasi untuk Budidaya Perikanan ... 46

Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Perikanan... 49

Kelayakan Usaha Budidaya Tambak………... 50

Kelayakan Usaha Budidaya Kerapu di KJA……….... 51

Kelayakan Usaha Budidaya Rumput Laut………..………. 53

(13)

Halaman

Penentuan Desa-Desa Prioritas untuk Mengembangkan Budidaya Perikerikanan ………..….

54

Analisis Faktorial/PCA………..……….. 55

Analisis Kelompok (Cluster)………..………. 56

Analisis Diskriminan……… 58

Arahan Pengelolaan Budidaya Perikanan Laut/Pantai Di Kabupaten Bangka Barat (Analisis SWOT)... 62 Cluster 1……….……… 63

Cluster 2... 67

Cluster 3... 71

Ikhtisar Analisis SWOT ... 75

KESIMPULAN DAN SARAN ………. 78

Kesimpulan ……… 78 Saran ……….. 79 DAFTAR PUSTAKA ………... 80 LAMPIRAN ……….. 83

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian... 14 Tabel 2 Jenis data, tahun, skala dan sumber data yang digunakan

dalam penelitian………...… 15 Tabel 3 Tujuan penelitian, metoda analisis, output yang diharapkan

dan data yang dibutuhkan... 17 Tabel 4 Kriteria kesesuaian lahan untuk budidaya tambak menurut

kriteria Departemen Kelautan dan Perikanan (2001), diacu dalam

Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007)...

18

Tabel 5 Kriteria kesesuaian perairan untuk budidaya kerapu dalam karamba jaring apung menurut Bakosurtanal (2004)...

20

Tabel 6 Kriteria kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut (Bakosurtanal, 2004)...

21

Tabel 7 Variabel-variabel yang digunakan dalam analisis multivariate 26 Tabel 8 Matriks pemberian bobot untuk setiap unsur dari kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman...

27 Tabel 9 Matriks strategi SWOT... 28 Tabel 10 Matriks keterkaitan unsur-unsur SWOT... 28 Tabel 11 Wilayah administrasi Kabupaten Bangka Barat... 30 Tabel 12 Luas lahan dan kepadatan penduduk di 5 kecamatan

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2007...

32

Tabel 13 Data tingkat pendidikan di 5 kecamatan Kabupaten Bangka

Barat (%)... 32 Tabel 14 Data PDRB Kabupaten Bangka Barat Th 2007 berdasarkan

harga konstan... 35 Tabel 15 Deskripsi jenis tanah di Kabupaten Bangka Barat... 35 Tabel 16 Luasan dan persentase kelas kesesuaian lahan untuk

budidaya tambak di Desa Pesisir Kabupaten Bangka Barat...

39

Tabel 17 Luasan dan persentase kelas kesesuaian lahan aktual setelah memperhatikan fungsi kawasan dan pentupan lahan…………

41

Tabel 18 Kriteria kelayakan usaha budidaya tambak (udang vannamei) di Kabupaten Bangka Barat……….…….

50

Tabel 19 Gambaran biaya usaha budidaya tambak selama 1 tahun/Ha

(15)

Halaman Tabel 20 Kriteria kelayakan usaha budidaya kerapu tikus di Kabupaten

Bangka Barat... 52 Tabel 21 Gambaran biaya usaha budidaya kerapu tikus di Kabupaten

Bangka Barat... 52 Tabel 22 Kriteria kelayakan usaha budidaya rumput laut di Kabupaten

Bangka Barat... 53 Tabel 23 Gambaran biaya usaha budidaya rumput laut di Kabupaten

Bangka Barat... 54 Tabel 24 Faktor Loading hasil Analisis Faktor (PCA) yang

menunjukkan penciri dari masing-masing Faktor Utama... 55 Tabel 25 Nilai eigenvalue dan persentase total varian eigenvalue yang

lebih dari 1... 56 Tabel 26 Pengelompokan Desa-desa di Kabupaten Bangka Barat

dengan teknik Tree-Clustering... 58 Tabel 27 Pengelompokan desa pesisir hasil Analisis Diskriminan……. 58 Tabel 28 Matriks korelasi antara variabel (faktor penciri utama)

dengan skor fungsi klasifikasi... 59 Tabel 29 Matriks Pengelompokan Desa di Kabupaten Bangka Barat

berdasarkan pencirinya (analisis Diskriminan)...

59 Tabel 30 Lokasi yang tersedia untuk budidaya laut/pantai di

masing-masing desa pesisir pada setiap cluster desa... 61 Tabel 31 Identifikasi faktor internal dan eksternal pengelolaan

budidaya perikanan pada cluster 1...

64

Tabel 32 Pemberian bobot untuk setiap unsur dari kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman pada cluster 1... 65 Tabel 33 Formulasi strategi pengelolaan budidaya perikanan

laut/pantai pada cluster 1 di Kabupaten Bangka Barat………. 66 Tabel 34 Penentuan prioritas strategi pengelolaan budidaya perikanan

pada cluster 1 di Kabupaten Bangka Barat………... 67 Tabel 35 Identifikasi faktor internal dan eksternal pengelolaan

budidaya perikanan pada cluster 2... 68 Tabel 36 Pemberian bobot untuk setiap unsur dari kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman pada cluster 2... 69 Tabel 37 Formulasi strategi pengelolaan budidaya perikanan

laut/pantai pada cluster 2 di Kabupaten Bangka Barat………. 70 Tabel 38 Penentuan prioritas strategi pengelolaan budidaya perikanan

pada cluster 2 di Kabupaten Bangka Barat………...

71

(16)

Halaman

Tabel 39 Identifikasi faktor internal dan eksternal pengelolaan budidaya perikanan pada cluster 3...

72

Tabel 40 Pemberian bobot untuk setiap unsur dari kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman... 73 Tabel 41 Formulasi strategi pengelolaan budidaya perikanan

laut/pantai pada cluster 3 di Kabupaten Bangka Barat………. 74 Tabel 42 Penentuan prioritas strategi pengelolaan budidaya perikanan

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Jenis ikan kerapu yang telah dibudidayakan... 9 Gambar 2 Karamba jaring apung di laut... 11 Gambar 3 Lokasi titik sampling oseanografi... 15 Gambar 4 Proses overlay (tumpang susun) pada penentuan

kesesuaian lahan untuk budidaya tambak di Kabupaten Bangka Barat...

19

Gambar 5 Proses overlay (tumpang susun) pada penentuan kesesuaian lokasi budidaya kerapu dalam KJA di Kabupaten Bangka Barat...

20

Gambar 6 Proses overlay (tumpang susun) pada penentuan kesesuaian lokasi untuk budidaya rumput laut di Kabupaten Bangka Barat...

21

Gambar 7 Diagram alur penelitian………..……... 29

Gambar 8 Peta wilayah administrasi Kabupaten Bangka Barat... 31

Gambar 9 Rata-rata curah hujan bulanan di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2004-2006 (Dinas Pertanian Kab. Bangka Barat 2007)...

33 Gambar 10 Peta kesesuaian lahan aktual untuk budidaya tambak di

Kabupaten Bangka Barat...

41

Gambar 11 Peta Lokasi yang sesuai dan tersedia untuk budidaya tambak di Kabupaten Bangka Barat...

43

Gambar 12 Peta kesesuaian perairan untuk budidaya kerapu dalam karamba jaring apung di Kabupaten Bangka Barat…….

44

Gambar 13 Peta kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut di Kabupaten Bangka Barat ……….……...

46

Gambar 14 Rencana Struktur Ruang dalam RTRW Kabupaten

Bangka Barat Tahun 2008 (belum diperdakan)………..

47

Gambar 15 Lokasi budidaya perikanan laut/pantai yang tersedia di Kabupaten Bangka Barat...

49

Gambar 16 Pengelompokan desa-desa di Kabupaten Bangka Barat

dengan teknik Tree- Clustering...

57

Gambar 17 Grafik amalgamation schedule yang menunjukkan

peningkatan drastis pada koefisien (linkage distance) pada tahap ke 28-32-36 (tiga cluster)………..

(18)

Halaman

Gambar 18 Sebaran cluster (kelompok) desa pesisisir berdasarkan hasil analisis cluster dan diskriminan ………...

60

Gambar 19 Peta prioritas pengembangan budidaya perikanan

laut/pantai di Kabupaten Bangka Barat...

63

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data rataan pasang tinggi dan surut rendah harian perairan Kabupaten Bangka Barat (Tahun 2007)...

84

Lampiran 2 Perhitungan MLWL, MHWL dan Greenbelt Area di

Kabupaten Bangka Barat berdasarkan data pasut dan komponen pasang surut utama...

85

Lampiran 3 Peta jenis tanah di Kabupaten Bangka Barat... 86

Lampiran 4 Peta elevasi tanah di Kabupaten Bangka Barat... 87

Lampiran 5 Peta curah hujan di Kabupaten Bangka Barat... 88

Lampiran 6 Peta Lereng di Kabupaten Bangka Barat... 89

Lampiran 7 Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Bangka Barat tahun 2007 (SK Menhut No. 357 Tahun 2004)... 90

Lampiran 8 Peta penggunaan lahan di Kabupaten Bangka Barat tahun 2007... 91 Lampiran 9 Data pengukuran salinitas di Kabupaten Bangka Barat... 92 Lampiran 10 Peta sebaran salinitas di Kabupaten Bangka Barat... 93

Lampiran 11 Data pengukuran suhu di Kabupaten Bangka Barat.... 94

Lampiran 12 Peta sebaran suhu di Kabupaten Bangka Barat... 95

Lampiran 13 Data pengukuran oksigen terlarut (DO) di Kabupaten Bangka Barat... 96 Lampiran 14 Peta sebaran oksigen terlarut di Kabupaten Bangka Barat... 97 Lampiran 15 Data pengukuran kecepatan arus di Kabupaten Bangka Barat (cm/det)... 98 Lampiran 16 Peta sebaran arus di Kabupaten Bangka Barat... 99

Lampiran 17 Data pengukuran pH perairan Kabupaten Bangka Barat... 100 Lampiran 18 Peta sebaran pH di Kabupaten Bangka Barat... 101 Lampiran 19 Peta batimetri (kedalaman perairan) di Kabupaten

Bangka Barat tahun 2007...

102

Lampiran 20 Data curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2004-2006 (untuk menentukan bulan kering)...

(20)

Halaman

Lampiran 21 Kelas kesesuaian lahan aktual untuk budidaya tambak...

104 Lampiran 22 Analisis kelayakan usaha budidaya tambak udang

vannamei di Kabupaten Bangka Barat...

107

Lampiran 23 Perkiraan biaya dan penerimaan pada budidaya tambak udang vannamei per Ha di Kabupaten Bangka Barat...

108 Lampiran 24 Analisis kelayakan usaha budidaya kerapu dalam

KJA di Kabupaten Bangka Barat...

109

Lampiran 25 Perkiraan biaya dan penerimaan pada budidaya

kerapu dalam KJA di Kabupaten Bangka

Barat...

110

Lampiran 26 Analisis kelayakan usaha budidaya rumput laut dengan metode jalur di Kabupaten Bangka Barat...

111

Lampiran 27 Perkiraan biaya dan penerimaan pada budidaya rumput laut metode jalur di Kabupaten Bangka Barat...

112 Lampiran 28 Persentase nelayan di desa-desa pesisir Kabupaten

Bangka Barat...

113

Lampiran 29 Persentase luas pertambangan timah di desa-desa pesisir Kabupaten Bangka Barat...

114

Lampiran 30 Rasio panjang jalan per luas lahan di desa-desa pesisir Kabupaten Bangka Barat...

115

Lampiran 31 Proses pemberian bobot untuk faktor internal dan eksternal pada cluster 1...

116 Lampiran 32 Proses pemberian bobot untuk faktor internal dan

eksternal pada cluster 2...

117

Lampiran 33 Proses pemberian bobot untuk faktor internal dan eksternal pada cluster 3...

118

Gambar

Tabel 32  Pemberian  bobot  untuk  setiap  unsur  dari  kekuatan,

Referensi

Dokumen terkait

Pada faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, dapat dilihat bahwa karyawan memperoleh kepuasan fisik, kepuasan psikologik dan kepuasan sosial, karena ketiga faktor

Agar proses pembuatan dan pengiriman tagihan tidak dilakukan secara manual maka dikembangkan sebuah sistem otomatisasi tagihan yang memiliki tujuan secara otomatis membuat

Apabila dilihat dari parameter urin dan penampang makroskopis lambung tidak menunjukkan adanya perbaikan, sehingga efek samping yang ditimbulkan dari senyawa asam

Pembangunan perikanan budidaya, khususnya rumput laut memberikan kontribusi yang cukup baik bagi perkembangan pendapatan petani rumput laut di Maluku utara maupun

Analisis Komparasi Stabilitas Perbankan Syariah dan Konvensional (Bank Umum Devisa Non Go Public di Indonesia).. Jurnal

aka kehadiran Saudara diharapkan tepat pa erdasarkan Perpres Nomor 54 Tahun 201 dia Pekerjaan Konsultansi Bagian B 1.h.2 cara melihat keaslian dokumen dan memi

[r]

Orang tua menjelaskan contoh sikap yang tidak sesuai dengan sila ketiga di masyarakat beserta akibatnya.. Ketika menolak permintaan orang lain, kita harus mengucapkannya