• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 1. Overview Materi Pembahasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul 1. Overview Materi Pembahasan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bermain Pendahuluan

Kata “bermain” mungkin kita semua pernah, dengar, lihat, atau alami, mulai dari anak-anak samapai orang tua; khususnya pada masa kanak-kanak ihwal bermain menjadi suatu hal dominan dan sesuai dengan karakteristik dunia anak yaitu dunia bermain. Di lihat dari kedudukannya anak adalah tunas bangsa dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang kelak akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Oleh karena itu, anak perlu mendapatkan perhatian, peran dan pendidikan yang benar sejak dini. Dalam hal ini, pendidikan jasmani mempunyai peran dalam mengembangkan potensi anak khususnya melalui aktifitas jasmani. Di samping itu, pendidikan jasmani memberikan pengalaman gerak dan berbagai keterampilan lain yang dikemas secara menyenangkan dalam aktifitas bermain sehingga para peserta dalam pendidikan jasmani merasa senang untuk melakukannya.

Bagi anak bermain merupakan dunia yang penuh warna dan menyenangkan. Dari kata bermain dapat diartikan bahwa kegiatan ini berdampak memberikan penyegaran pikiran yang ditandai dengan canda dan tawa serta tidak mengenal lelah. Menurut para pakar pendidikan dan psikologi bahwa bermain khususnya bagi anak mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sarana untuk perkembangan anak.

Pentingnaya bermain bagi anak telah menjadi perhatian serius terutama dari pemerintah, karena disadari benar bahwa mereka yang akan menjadi penerus generasi yang ada sekarang. Untuk mewujudkan generasi penerus yang tangguh dan mampu berkompetisi diperlukan upaya pengembangan anak yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya. Maka salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak yaitu: fisik. Aspek ini akan dapat berkembang dengan baik apabila pemahaman mengenai aspek fisik oleh guru pendidikan jasmani di sekolah juga baik.

Modul 1.

(2)

Anak pada usia sekolah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dioptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk aspek fisik. Artinya aspek fisik sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan gerak, dan kontrol gerak, Keterampilan gerak anak tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan kontrol gerak. Kontrol gerak tidak akan optimal tanpa kebugaran tubuh. Kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa latihan fisik.

Dalam pendidikan di sekolah seringkali aspek fisik ini diabaikan atau bahkan dilupakan oleh orang tua, pembimbing atau bahkan guru sendiri. Hal ini lebih dikarenakan belum pahamnya mereka bahwa aspek fisik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak, agar semua pihak yang berkepentingan memahami dan mampu menerapkan pada anak didiknya.

Salah satu aspek fisik ini yang sering kita dengar di sekolah yaitu motorik; ini adalah istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi motorik ruang lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik. Meskipun secara umum motorik sinonim digunakan dengan istilah gerak, sebenarnya psikomotorik mengacu pada gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektorik dari pusat otot besar.

Dalam aktifitas bermain terdapat 3 (tiga) ranah yang saling berkaitan yaitu afektif, kognitif, dan motorik (gerak). Ketiga ranah tersebut dapat dikembangkan melalui aktifitas bermain; dalam aktifias berman terjadi interaksi antara satu orang pelaku dengan pelaku lainnya yang melibatkan unsur emosi. Selanjutnya hubungan antara ketiga ranah tersebut dapat digambarkan berikut ini:

Kognitif

Kognitif Motorik

Perkembangan Afektif

(3)

Gambar 2

Interaksi Perkembangan Kognitif dan Perkembangan Motorik

Piaget dalam Mahendra dan Saputra (2006) mengkatagorikan perilaku kedalam 4 (empat) tahap perkembangan kognitif, yaitu:

1. Sensorimotorik Lahir s/d 2 tahun 2. Preoperasional 2 tahun s/d 8 tahun 3. Konkret operasional 8 tahun s/d 11 tahun 4. Formal operasional 11 tahun s/d 12 tahun

Berdasarkan pendapat Piaget, perkembangan kognitif terjadi melalui suatu proses yang dia sebut dengan adaptasi. Selanjutnya Agus mahendara dan Yudha Saputra (2006) menjelaskan bahwa:

Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tuntutan lingkungan dan intelektual melalui dua hal yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses yang anak upayakan untuk menafsirkan pengalaman barunya yang di dasarkan pada interprestasinya saat sekarang mengenai dunianya.

Dikaitkan dengan aktvitas bermain pada anak, yang melibatkan eksplorasi gerakan guna mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan teman, lingkungan, dan alam sekitarnya. Sedangkan pada orang dewasa aktifitas bermain dijelaskan sebagai sarana untuk menghibur diri. Meskipun demkian pada esensinya tujuan bermain bagi anak-anak dan orang dewasa yaitu sebagai sarana sosialisasi, adapatasi, dan tentunya sebagai sarana belajar.

A. Overview materi pembahasan

Secara umum tujuan pembahasan dalam modul ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif tentang bermain dan permainan secara konseptual dalam usaha pendidikan materi pemabahasan dibagi menjadi 6 (enam) bab, yaitu sebagai berikut:

1. Bab 1 tentang pendahaluan yang berisi overview materi pembahasan, kompetensi yang diharapkan, pentingnya mempelajari modul ini, dan tujuan yang diharapkan.

(4)

2. Bab 2 membicarakan tentang bermain, yang berisi 5 lima) sub pokok bahasan, yaitu pandangan filosofis dan pandangan sosiologis , teori-teori bermain, fungsi bermain dalam pendidikan, makna bermain dalam pendidikan, dan bentuk-bentuk bermain;

3. Bab 3 mengenai gerak dan permainan yang memuat 4 (empat) sub pokok bahasan, yaitu konsep gerak dan permainan, pertumbuhan dan perkembangan anak, jenis permainan dan pengelompokkan permainan;

4. Bab 4 mengungkap mengenai pembelajaran permainan. Di dalamnya memuat 5 (lima) sub pokok bahasan, yaitu: pengertian pembelajaran, tujuan pembelajaran, komponen-komponen pembelajaran, fungsi bermain dan permainan dalam pembelajaran, dan makna bermain dan permainan dalam pembelajaran;

5. Bab 5 menguraikan mengenai pendidikan jasmani yang didalamnya akan dibahas 3 (tiga) pokok bahasan utama yaitu pengertian pendidikan jasmani, komponen-komponen pendidikan jasmani, dan implementasi bermain dan permainan dalam pendidikan jasmani;

6. Bab 6 memaparkan tentang olahraga yang di dalamnya dibagi menjadi 5 sub pokok bahasan yaitu sejarah olahraga, jenis-jenis olahraga, nilai-nilai olahraga, implementasi olahraga dalam pendidikan, serta hubungan olahraga dengan bermain dan permainan.

Halaman awal setiap bab memuat sub pokok bahasan dan tujuan pembahasan untuk memberi gambaran materi yang dibahas dan tujuan instruksional secara umum. Setelah itu dilanjutkan dengan uraian setiap sub pokok bahasan. Uraian dikemas secara variatif dalam bentuk teks yang mudah dipahami dan dalam sub pokok bahasan tertentu dilengkapi dengan contoh agar lebih jelas dan lebih dipahami. Setelah pembahasan sub pokok bahasan diberikan ringkasan materi yang dibahas dan soal-soal latihan untuk melatih dan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai materi dalam bab yang bersangkutan. Selanjutnya pada akhir modul ini memuat daftar pustaka.

(5)

B. Kompetensi yang Diharapkan

Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa FPOK UPI, melalui modul ini yaitu dapat mengetahui dan memahami tentang konsep bermain dan permainan serta fungsi dan makna permainan dalam usaha pendidikan jasmani di sekolah. secara khusus, mahasiswa diharapkan:

1. Mengetahui dan memahami tentang konsep bermain dan permainan dalam pendidikan;

2. Mengetahui dan memahami fungsi dan makna bermain dalam pendidikan; 3. Memiliki pemahaman tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan anak; 4. Mengetahui dan memahami implementasi permainan dalam pembelajaran

pendidikan jasmani;

5. Memahami cara-cara mengajarkan setiap jenis permainan olahraga dalam pendidikan jasmani;

6. Memahami konsep dan nilai-nilai olahraga dalam pendidikan;

7. Memiliki pemahaman hubungan bermain, permainan dan olahraga dalam pendidikan jasmani.

Selanjutnya sebagai seorang calon guru pendidikan jasmani, kompetensi berupa pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang dimilikinya diharapkan bisa menjadi bekal yang sangat berharga untuk bisa diaplikasikan dan diajarkaan kepada siswanya ketika mereka mengajar pendidikan jasmani di sekolah.

C. Pentingnya Mempelajari Modul ini

Modul ini memiliki nilai strategis untuk dipelajari dan dikuasai oleh para mahasiswa sebagai calon guru pendidikan jasmani, terutama jika dihubungkan dengan keharusan bahwa jenis-jenis permainan harus diajarkan di sekolah, Bagaimana nilai strategis yang dimaksud akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Permainan merupakan salah satu materi ajar yang diberikan kepada para siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas;

2. Sudah menjadi satu kenyataan bahwa bermain permainan merupakan salah satu bagian integral dalam kehiduan manusia dan menjadi satu-satu sarana

(6)

untuk merelaksasi pikiran dan mengurangi stress.;

3. Dilihat dari sisi sejarah, orang yang terlibat bermain permainan olahraga khususnya dikalangan masyarakat dan pelajar menunjukkan sebagai suatu mata rantai dari siklus kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa permainan olahraga merupakan bagian budaya yang memasyarakat termasuk di kalangan pelajar sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dan atas. 4. Dengan dikuasainya modul ini, guru pendidikan jasmani memiliki

pemahaman dan keterampilan standar dalam pembelajaran permainan-permainan olahraga, selanjutnya dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh para siswanya di sekolah.

5. Nilai strategis modul ini tidak hanya terbatas untuk para mahasiswa FPOK UPI, tetapi juga dapat digunakan oleh guru pendidikan jasmani dan masyarakat luas karena dilengkapi dengan permainan-permaian tradisional yang mudah untuk dipelajari.

D. Tujuan yang Diharapkan

Dengan mempelajari modul ini, diharapkan para mahasiswa FPOK UPI: 1. Mengetahui dan memahami konsep bermain dan permainan dalam usaha

pendidikan;

2. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengimplementasikan bermain dan permainan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani;

3. Memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan aplikatif untuk mengajarkan permainan – permainan olahraga kepada siswa;

4. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan jenis-jenis permainan;

5. Memiliki apresiasi terhadap aktifitas bermain dan hubungannya nilai-nilai olahraga seperti, menghargai lawan, jujur, sopan, ulet dan rajin, sportif dan kerjasama.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kegiatan mengkaji materi modul Kelompok Kompetensi (KK) Pedagogik Perencanaan Pembelajaran Matematika SMP ini guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi I (pedagogik), fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi I ,guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada.. in service learning 1 (IN1).

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B, yang berisi materi pedagogi tentang teori dan peinsip-prinsip pembelajaran dan materi profesional

pembelajaran, berisi tujuan-tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa setelah mempelajari modul serta tujuan akhir yang diharapkan; 3) tes awal, digunakan

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi I Pedagogi SD kelas Tinggi, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang

Tujuan khusus modul ini diharapkan setelah menempuh proses pembelajaran peserta mampu: memahami materi kompetensi pedagogik yang terdiri atas pendekatan, strategi, metode dan