• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat. tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat. tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Betapapun kayanya sumber alam yang tersedia bagi suatu bangsa, namun tanpa adanya sumber daya manusia yang tangguh maka pembangunan akan sulit berhasil (Fasli & Sumali, 1998).

Masalah gizi penting untuk dikaji karena akan sangat mempengaruhi manusia itu sendiri dari berbagai aspek. Sebuah negara juga sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang berkualitas yang akan membawa nasib negara tersebut untuk kedepannya. Usia remaja merupakan salah satu golongan yang rentan atau rawan kekurangan gizi. Di Indonesia, prevalensi nasional anak laki-laki dan perempuan usia sekolah yang kurus adalah 13,3% dan 10,98%. Prevalensi nasional anak laki-laki dan perempuan usia sekolah yang gemuk adalah 9,5% dan 6,4%. Usia sekolah didefinisikan sebagai rentang usia 12-15 tahun

(2)

tahun 2013 menunjukkan bahwa DI Yogyakarta memiliki persentase penduduk miskin tertinggi di pulau Jawa yaitu sebesar 15,03%, bahkan lebih tinggi dibanding rerata nasional sebesar 11,47% (Badan Pusat Statistik, 2013).

Status sosial ekonomi / socioeconomic status (SES) telah lama dicermati sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi Indeks Massa Badan (IMB) yang terdiri atas tinggi dan berat badan (Fokeena & Jeewon, 2011). Sebagai contoh, di Amerika Serikat, beberapa studi menunjukkan rendahnya SES pada grup minoritas memiliki prevalensi lebih tinggi akan terjadinya obesitas. Namun, berat badan seseorang juga dapat mempengaruhi pendidikan dan pekerjaannya, dan pada akhirnya akan mempengaruhi SES. Pada orang dewasa, SES dan obesitas dapat saling menyebabkan. Namun, hubungan antara berat badan dengan SES pada anak masih belum jelas karena SES anak bergantung pada orang tua, seperti tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua (Wang & Zhang, 2006). Status sosial ekonomi dapat diketahui antara lain dengan melihat, pendidikan orang tua, dan pekerjaannya. SES akan mempengaruhi status kesehatan, kognitif, dan

(3)

sosioemosional yang dimulai sejak kehamilan hingga usia dewasa (Bradley & Corwyn, 2002).

Pada umumnya kurang gizi terjadi karena kemiskinan, pangan kurang tersedia, pengetahuan gizi rendah, kebiasaan makan yang tidak tepat, dan faktor lainnya. Penyebab langsung kurang gizi adalah asupan makanan yang tidak seimbang, baik ditinjau dari jumlah dan mutu gizinya, sehingga zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh karena ada gangguan penyerapan. Penyebab tidak langsung antara lain adalah tidak cukup tersedianya pangan di rumah tangga atau lingkungan keluarga, kurang baiknya pola pengasuhan anak terutama dalam pola pemberian makan pada balita, kurang memadainya sanitasi dan kesehatan lingkungan serta kurang baiknya pelayanan kesehatan. Semua keadaan ini berkaitan erat dengan rendahnya SES (Suhardjo, 1990).

Gizi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan kualitas sumber daya manusia, untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tentunya banyak faktor yang harus diperhatikan, antara lain faktor pangan (unsur gizi), kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi keluarga, informasi teknologi dan jasa pelayanan lainnya.

(4)

kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Betapapun kayanya sumber alam yang tersedia bagi suatu bangsa tanpa adanya sumber daya manusia yang tangguh maka sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri (Jalal dan Atmojo, 1998). Tinggi badan merupakan parameter ukuran panjang dan dapat merefleksikan pertumbuhan tulang. (Hartriyanti dan Triyanti, 2007). Tinggi badan, baik secara tunggal atau dikombinasikan dengan berat badan terbukti dapat dijadikan parameter berbagai hal, salah satunya adalah struktur dan fungsi kardiovaskuler (Svensen et al., 1991). Dalam mengukur Indeks Massa Badan, tinggi badan dihubungkan dengan berat badan (Gibson, 2005). Tinggi duduk mungkin dapat menjadi indikator kecukupan gizi yang lebih sensitif terutama pada usia remaja. Pada dewasa, apalagi lansia, tinggi duduk akan berubah dikarenakan kolaps vertebra (Willett, 1998).

Keadaan geografis dan sosioekonomi yang diyakini mempengaruhi perbedaan ukuran-ukuran antropometris antara anak usia 12-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dengan

(5)

anak usia 12-15 tahun di Kota Yogyakarta telah menjadi dasar pemilihan lokasi penelitian di Rongkop, Gunung Kidul. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan ukuran-ukuran antropometri, antara lain lingkungan tempat tinggal, mata pencarian, kebiasaan dalam konsumsi makanan serta status pendidikan dari warga setempat.

Berdasarkan data Badan Statistik Kabupaten Gunung Kidul tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Gunung Kidul tercatat berjumlah 677.998 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 327.841 jiwa dan perempuan sebanyak 350.157 jiwa dan laju pertambahan penduduk sebesar 0.38% pertahun. Sementara itu, berdasarkan data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi sampai pada tahun 2011, jumlah angkatan kerja adalah sebanyak 356.160 orang dan jumlah pengangguran terbuka pada tahun yang sama sebanyak 12.214 orang. Selain dari permasalahan pengangguran yang dihadapi oleh pemerintah Gunung Kidul, status gizi serta pendidikan turut serta menjadi perhatian dari pemerintah setempat. Sampai pada tahun 2011, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul berhasil mencatat sebanyak 0.73% balita di Gunung Kidul mengalami masalah gizi buruk.

(6)

karena pada masa pertumbuhan remaja umur 12-15 tahun adalah masa dimana pertumbuhan tulang paling cepat (Husaini 1989).

I.2. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

• Bagaimana hubungan antara status pekerjaan orang tua terhadap status gizi (IMB dan tinggi badan terhadap umur) remaja usia 12-15 tahun di sekolah menengah D.I.yogyakarta?

• Bagaimana ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap status gizi (IMB dan tinggi badan terhadap umur) remaja usia 12-15 tahun di sekolah menengah D.I.yogyakarta?

• Apakah ada perbedaan IMB, tinggi badan, berat badan, tinggi duduk, dan indeks kormik pada remaja usia 12-15 tahun di SMP Negeri 1 Rongkop serta SMP Negeri 3 Yogyakarta?

(7)

I.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji status sosial ekonomi (pekerjaan dan Pendidikan) keluarga terhadap status gizi (IMB dan tinggi badan terhadap umur) dan perbedaan IMB, tinggi badan, berat badan, tinggi duduk, indeks kormik pada remaja usia 12-15 tahun di sekolah menengah D.I.Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

• Mengetahui hubungan status pekerjaan orang tua terhadap status gizi (IMB dan tinggi badan terhadap umur) remaja usia 12-15 tahun di sekolah menengah pertama D.I.Yogyakarta.

• Mengetahui hubungan status tingkat pendidikan orang tua terhadap status gizi (IMB dan tinggi badan terhadap umur) remaja usia 12-15 tahun di sekolah menengah pertama D.I.Yogyakarta.

• Mengetahui perbedaan IMB, tinggi badan , berat badan, tinggi duduk dan indeks kormik pada remaja usia 12-15 tahun di SMP Negeri 3 Yogyakarta serta SMP Negeri 1 Rongkop

(8)

Diharapkan dari Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai gambaran status sosial ekonomi keluarga terhadap status gizi (IMB dan tinggi badan terhadap umur) dan perbedaan IMB, tinggi badan, berat badan, tinggi duduk, indeks kormik pada remaja usia 12-15 tahun di sekolah menengah D.I.Yogyakarta, sehingga hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan bahan tambahan informasi mengenai faktor sosial ekonomi yang sangat mempengaruhi status gizi anak remaja. Selain itu dapat juga untuk melihat bagaimana gambaran status gizi remaja sekarang, dimana meraka ini merupakan generasi penerus bangsa Indonesia.

I.5. Keaslian Penelitian

Penelitian oleh Susilowati et al., (2007) mengenai hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan status gizi anak usia 12-15 tahun di Kabupaten Bantul. Terdapat perbedaan dengan penelitian ini adalah subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian.

Penelitian oleh (Wijanarko et al., 2011) mengenai perbedaan pola tumbuh tinggi badan, tinggi duduk, indeks

(9)

kormik antara anak-anak daerah rural dan urban usia 13-15 tahun di Yogyakarta. Terdapat perbedaan dengan penelitian ini adalah subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian. Sementara persamaan yang dapat dilihat adalah variabel penelitian, yaitu tinggi tinggi badan dan tinggi duduk.

Penelitian oleh Kurniasih et al., (2006) mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja usia 12-18 tahun ditinjau dari tinggi badan/usia (TB/U) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat perbedaan dengan penelitian ini adalah status gizi pada penelitian ini juga meninjau berat badan dan tinggi badan terhadap umur serta tinggi duduk. Perbedaan lain antara penelitian tersebut dengan ini adalah subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian di atas sehingga penelitian ini benar-benar belum pernah dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Ucapan terimakasih tentu saja tak terluputkan kepada seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bannyak ilmu kepada penulis

Kita sering berhadapan dengan konsekuensi dari kegiatan yangyang akan di selenggarakan tetapi tidak terjadi karena koordinasi yang tidak jelas, ruh dari kegiatan

Berdasarkan fungsi dan peran penting pajak di atas, penelitian yang akan dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah ini membuat beberapa rumusan masalah untuk dijawab

Strategi menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang dirumuskan dengan langkah-langkah seperti: pemerintah mengupayakan adanya perlindungan hukum (hak cipta)

Penelitian oleh Korinthenberg dkk terhadap 51 anak dengan GBS yang berat membuktikan tidak ada perbedaan bermakna dalam efektivitas IVIg yang diberikan 2 atau 5 hari

Regresi linier sebagai alat prediksi dapat dioptimasi menggunakan evolution strategies dengan nilai kriteria informasi sebagai fitness guna menghilangkan amatan

Dalam teks, muncul kata-kata tertentu yang dominan dan dinaturalisasikan kepada pembaca. Kata tersebut selalu diulang-ulang dalam berbagai peristiwa tutur. Kata-kata

Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Magister Pascasarjana dan Program Pendidikan