RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-1 2.1. W ilayah Administrasi
abupaten Sumba Bar at Daya membentang antar a 9°18’ – 10°20’ LS dan 118°55’ – 120°23’ BT. Dengan batas- batas wilayah geogr afis yaitu sebel ah Ti mur ber batasan dengan Kecamatan Tanah Righu, Kecamatan Loli dan Kecamatan Lamboya, dan Kabupaten Sumba Bar at. Bagian Bar at berbatasan dengan Samudr a Hindi a, sebelah Utar a ber batasan dengan Samudr a Indonesia dan sebelah Selatan ber batasan dengan Samudr a Indonesia. Kabupaten Sumba Bar at Daya mempunyai luas wilayah dar atan mencapai 1.445,32 Km2. Untuk akses dar i Ibukota Pr ovinsi ke Kabupaten Sumba Bar at Daya hanya dapat dijangkau menggunakan moda tr anspor tasi udar a dan laut.
ter sebut dar i ibukota Provinsi hanya menggunakan transpor tasi dar at dan laut.
Secar a administr asi pemer intahan wil ayah Kabupaten Sumba Bar at Daya sampai dengan tahun 2015 ter bagi dal am 11 Kecamatan dan 129 Desa/ Kelur ahan dengan Ibu Kota adalah Tambolaka yang terletak di Kecamatan Kota Tambolaka. Kondisi Topogr afi Kabupaten ini sebagian besar mer upakan kawasan ber bukit- bukit dengan kemiri ngan lebih dar i 1400 yang l uasannya mencapai 50% dar i luas wi layah. Akses menuju Kabupaten ter sebut dar i ibukota Pr ovinsi hanya menggunakan tr anspor tasi dar at dan l aut.
Tabel dan peta berik ut ak an m enjelask an k ondisi Kabupaten Sum ba Barat Daya secara
geografis dan adm inistratif.
K
PROFIL KABUPATEN
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-2 Tabel 2.1. Luas W ilayah menurut Kecamatan dan ibukota
NO KECAMATAN IBUKOTA LUAS WILAYAH
(Km²)
% Terhadap Wilayah
1 Kodi Bangedo Walla Ndimu 73,22 5,07
2 Kodi Balaghar Panenggo Ede 146,47 10,13
3 Kodi Bondo Kodi 111,86 7,74
4 Kodi Utara Kori 243,82 16,87
5 Wewewa Selatan Tena Teke 174,14 12,05
6 Wewewa Barat Waimangura 147,34 10,19
7 Wewewa Timur Elopada 139,88 9,68
8 Wewewa Tengah Ndapa Taka 109,67 7,59
9 Wewewa Utara Palla 63,26 4,38
10 Loura Karuni 138,51 9,58
11 Kota Tambolaka Tambolaka 98,95 6,85
Sumba Barat Daya Tambolaka 1.445,32 100
Sumber SBD Dalam Angka 2016
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-3 2.2. POTENSI W ILAYAH
Potensi wilayah meliputi kawasan per tanian, kawasan per ikanan, kawasan per kebunan, kawasan peter nakan, kawasan par iwisata, kawasan per mukiman dan kawasan per tambangan.
1. Pertanian
Sub Sektor Tanaman Bahan M akanan ter dir i dar i kegiatan per tanian yang menghasi lkan komoditi padi, jagung, umbi- umbian, kacang- kacangan, sayur - sayur an, buah- buahan dan per tani an bahan makanan lainnya. Sub sektor tanaman pangan merupakan kontr ibutor ter besar terhadap PDRB sektor per tanian.
Tanaman bahan makanan yang ditanam di Kabupaten Sumba Bar at Daya adalah Padi sawah dan Padi ladang, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jal ar , Kacang Tanah, Kacang Hijau. Dar i ber bagai tanaman bahan makanan yang pr oduksi tanaman ter tinggi adal ah jagung, di ikuti padi ladang dan padi sawah. Hal ini menunjukkan bahwa usaha per tani an tanaman pangan yang mendominasi adal ah jagung dan padi ladang yang ter sebar di selur uh kecamatan. Ur aian pr od pr oduksi tanaman pangan di Kabupaten Sumba Bar at Daya menurut kecamatan disaji kan dalam tabel ber ikut ini :
Tabel 2.2 .Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Sumba Barat D aya M enurut Komoditi dan Kecamatan Tahun 2015
Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016
Untuk sub sektor peternakan, populasi ternak besar yang diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten
Sumba Barat Daya adalah sapi, kuda dan kerbau yang tersebar di seluruh kecamatan. Di samping
ternak besar masyarakat di Kabupaten Sumba Barat Daya juga mengusahakan ternak kecil dan
unggas yaitu Kambing, Babi, itik/bebek dan Ayam. Berbagai jenis ternak besar yang diusahakan
didominasi oleh ternak Sapi sedangkan ternak kecil adalah babi dan unggas adalah Ayam. Rincian
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-4
Tabel 2.3. Banyaknya Ternak Besar, Ternak Kecil dan Unggas Kecamatan di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2015
Kecamatan
Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016
Kegiatan yang tercakup dalam subsektor kehutanan meliputi kegiatan penebangan segala jenis
kayu, pengambilan daun-daunan, getah-getahan, akar-akaran dan kegiatan perburuan. Jenis hutan
yang ada di wilayah ini antara lain hutan produksi tetap, hutan lindung, dan hutan produksi
dikonversi. Dalam kegiatan masyarakat di sektor pertanian masih terdapat praktek perladangan
yang berpindah-pindah sehingga terdapat wilayah hutan yang dirambah, tanpa memperhitungkan
kelestarian dan keberlanjutannya, bahkan hutan lindung sekalipun. Luas kawasan hutan di
Kabupaten Sumba Barat Daya menurut jenis disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.4. Luas Kaw asan Hutan M enurut Fungsinya di Kabupaten Sumba Barat D aya Tahun 2015
No. Jenis Hutan Luas (Ha) Persentase
1 Hutan Lindung 9.149,76 39,81 2 Hutan Produksi tetap 13.833,14 60,19
Sumba Barat Daya 22.982,9 100,00
Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016
Sub sektor perikanan dibedakan atas dua kelompok utama yaitu perikanan darat dan perikanan laut.
Kegiatan dalam Sub Sektor Perikanan meliputi penangkapan, pembenihan, dan pembudidayaan
segala sejenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar maupun air asin. Jumlah
Produksi Perikanan terbesar adalah di kecamatan Loura diikuti Kodi dan Kecamatan Kota
Tambolaka. Secara lengkap produksi perikanan menurut sektor dan kecamatan disajikan pada tabel
berikut: .
Tabel 2.5. Produksi Perikanan menurut Jenis dan Kecamatan tahun 2015
(ton)
No Kecamatan Ikan laut Perairan Darat Jumlah
1 Kodi Bangedo 41 0,54 41,54
2 Kodi Balaghar 32 0 32
3 Kodi 290 0,04 290,04
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016
2. Pertambangan dan Penggalian
Kawasan pertambangan mer upakan penambangan rakyat bahan per tambangan mi ner al yang ter dir i dar i:
c. bahan gal ian batu kar ang ter dapat disemua wilayah Kecamatan;
d. bahan gal ian Kapur alam, ter dapat di wilayah Kecamatan W ewewa Timur (W eelima).
Upaya penanganan/ pengelolaan kawasan per tambangan di ar ahkan untuk :
a. eksploitasi yang dilakukan har us seijin pejabat/ i nstansi ber wenang ber dasar kan studi kelayakan lahan dan kaji an terhadap dampak lingkungan;
b. lokasi eksploitasi jauh dar i per muki nan dan fasilitas umum.
3 . Pariwisata
Kawasan par iwisata di Kabupaten Sumba Bar at Daya, meliputi :
a. kawasan wisata alam; ter letak di Desa Dikir a ber upa panor ama ai r ter jun, di waikel o sawah ber upa ai r ter jun dan pemandi an (Kecamatan W ewewa Ti mur ), di Desa Bali Ate ber upa air ter jun W ee M asa (Kecamatan W ewewa Bar at);
b. kawasan wisata alam pantai; terl etak di Kecamatan Lour a (Pantai M ananga Aba), Kecamatan Kodi Utar a (Pantai M andor a), Kecamatan Kodi (Pantai Kar oso, Pantai Per o, dan Pantai Tosi ) Kecamatan Kodi Bangedo (Pantai Rada Kapu, Pantai Rate Gor o, Pantai Panenggo Ede dan Pantai W atu M al ando);
c. kawasan wi sata budaya, yang ter dir i dar i ;
wi sata kampung situs (kampung adat dan kubur an megalit) ter dapat di sel ur uh wi layah
kecamatan;
wi sata pasola, ter dapat di kecamatan Kodi (Bondo Kawango, Tossi dan M bukabani),
Kecamatan Kodi Bangedo (W ainyapu, Umbu Ngedo dan M aliti Bondo Ate); wi sata Seni Tar i , ter dapat diseluruh kecamatan.
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-6 a. peningkatan kesadar an masyar akat untuk menjaga, mempertahankan dan memeli har a
aset wisata;
b. peningkatan pr omosi par i wisata mel al ui CD, Leaflet dan Booklet;
c. memper baiki aksesibilitas ke kawasan wisata dengan tetap memper tahankan dan memeli har a kelestar ian lingkungan;
d. menyediakan infr astr uktur penunjang pada lokasi wisata.
Jumlah W isatawan yang ber kunjung ke tempat-tempat wisata di kabupaten Sumba Bar at Daya peri ode 5 tahun ter akhir (2011- 2015) bai k itu wisatawan mancanegar a maupun wi satawan domestik jumlahnya tidak menentu atau fluktuati f. Di tahun 2011 ber jumlah 4.144 wisatawan. Di tahun 2012 menur un dr asti s menjadi 1.934 wisatawan. Kemudian di tahun 2013 meningkat lagi menjadi 5.553 wisatawan dan di tahun 2015 menur un lagi menjadi 4.322 wi satawan. Untuk jelasnya tentang jumlah kunjungan wisatawan tahun 2011- 2015 di kabupaten Sumba Bar at Daya disajikan dalam tabel ber ikut :
Tabel 2.6. Jumlah W isatawan M ancanegara dan D omestik di Kabupaten Sumba Barat D aya Tahun 2011- 2015
Sumber : Sumba Barat Daya dalam Angka 2016
2.3. DEM OGRAFI DAN URBASNISASI
2.3.1. Penduduk
Juml ah penduduk kabupaten Sumba Bar at Daya pada tahun 2010 adalah 284.903 ji wa meningkat menjadi 312.510 jiwa di tahun 2014 dan meningkat lagi 319.119 jiwa di tahun 2015 dengan jumlah penduduk ter besar adalah di kecamatan Kodi Utar a.
Laju per tumbuhan penduduk per iode 2010- 2015 adalah 2,29% per tahun dengan kepadatan penduduk di tahun 2015 adalah 221 jiwa/ Km².
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-7 Lebih jel as mengenai penduduk kabupaten Sumba Bar at Daya ber dasar kan jeni s kelami n dan kepadatan penduduk disaji kan dalam tabel dibaw ah ini :
Tabel 2.7. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Sumba Barat Daya 2010, 2014, 2015 Serta Kepadatan Tahun 2015
Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016
2.3.2. Penduduk M iskin
Juml ah penduduk miskin di Kabupaten Sumba Bar at Daya tahun 2013 sebanyak 82.700 jiwa dan menurun di tahun 2014 menjadi 21.300 jiwa.
Secar a pr ovi nsi Jumlah penduduk miskin di Pr ovi nsi NTT sebanyak 1.006.800 Jiwa dengan jumlah penduuduk mi skin ter tinggi di tahun 2013 adalah kabupaten Kupang dengan 101.500 jiwa dan ter endah adalah kabupaten Nagekeo dengan 16.500 Jiwa. Sedangkan di tahun 2014 jumlah penduduk miskin ter tinggi adalah di kabupaten TTS dengan 122.500 jiwa dan ter endah adal ah di kabupaten Ngada dengan 16.500 Ji wa.
Rincian gar is kemiskinan, jumlah penduduk miskin dan per sentase penduduk miskin dapat di lihat pada tabel ber ikut :
Tabel 2.8
Jumlah & Persentase Penduduk M iskin Kabupaten/ Kota di NTT Tahun 2013 dan 2014
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
Sumber: Sumba Barat Daya Dalam Angka 2016
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-9 2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOM I dan LINGKUNGAN
2.4.1. Per kembangan PDRB, Potensi Ekonomi dan Pendapatan per kapita
Pada tahun 2015 PDRB Sumba Bar at Daya mencapai 2.691,68 M ilyar r upiah, dengan kontr ibusi ter besar ber asal dar i sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang mencapai 42,28% dar i Pr oduk Domenstik Regional Br uto sedangkan Sektor Administr asi Pemer i ntah, Jaminan Sosial dan Per tahanan menyumbang 13,90% ter hadap PDRB tahun 2015. Gambar 2.2. memper lihatkan per sentasi tiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Sumba Bar at Daya
Gambar 2.2. Diagram Pie PD RB Tahun 2015
Sumber :SBD Dalam Angka 2016
Ber dasar kan Data APBD Kabupaten Sumba Bar at Daya 2015 menunjukan bahwa pendapatan daer ah Tahun 2015 sebesar Rp 764.634.000.000,- dar i pendapatan ter sebut yang digunakan untuk belanja atau pengeluar an daer ah sebesar Rp 736.244.000.000,-
Untuk belanja l angsung Kabupaten Sumba Bar at Daya Tahun Anggar an 2015 sebesar Rp 446.603.000.000,- dar i anggaran belanja l angsung ter sebut yang di gunakan untuk pembiayaan bel anja pembangunan (modal) mencapai 27,59% dar i total belanja daerah Tahun Anggar an 2015 atau sebesar Rp 203.166.000.000,-
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-10 Tabel 2.10. Anggaran Pendapatan dan Belanja D aerah Kabupaten Sumba Barat D aya Tahun
Anggaran 2013 – 2015
NO APBD II 2013 2014 2015
PENDAPATAN JUMLAH (Rp)x1000 JUMLAH (Rp)x1000 JUMLAH (Rp)x1000
1 Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Lalu 39.905.626 72.372.000 129.041.000
2 Bagian Pendapatan Asli Daerah 497.175.763 36.675.000 44.630.000
3 Bagian Dana Perimbangan 451.820.373 484.286.000 590.819.000
4 Bagian Pinjaman Daerah - - -
5 Lain-lain Penerimaan yang sah 28.621.814 36.637.000 144.000
TOTAL 1.017.523.576 629.970.000 764.634.000
BELANJA JUMLAH (Rp)x1000 JUMLAH (Rp)x1000 JUMLAH (Rp)x1000
1 Belanja Tidak langsung 235.350.170 236.422.000 289.641.000
2 Belanja Langsung (Belanja Modal) 230.251.573 254.889.000 446.603.000
TOTAL 465.601.743 491.311.000 736.244.000 200- 300 m, 300- 400 m, 400-500 dan di atas 500 m. Sementar a kl asifikasi dengan ketinggian antar a 100- 200 hingga di bawah 100 m umumnya berada di wil ayah utara, bar at dan bar at daya.
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-11 dengan lapisan yang kedap air . Sebagi an besar penduduk di Kabupaten Sumba bar at Daya menggunakan air per mukaan dengan membuat sumur gali dan lainnya menggunakan ai r tanah dal am.
Kandungan air tanah terletak pada lapisan akuifer dan l apisan ini mer upakan lapisan tanah lulus ai r (per meable) yang mempunyai kemampuan menahan, menampung, dan mengali r kan dalam jumlah yang cukup. Potensi ai r tanah ter gantung pada kondisi geologi , hujan, tata guna lahan, cekungan- cekungan (tampungan) air , dan lain- lain.
Potensi ai r baku yang ber asal dar i ai r tanah, secar a umum dapat dikel ompokkan menjadi :
Ber dasar kan Per men PU No. 11A Tahun 2006 dalam Dokumen Pr ofil Balai W il ayah Sungai Nusa Tenggar a II, diketahui NTT memili ki 6 (enam) W ilayah Sungai (W S), dimana Kabupaten Sumba Bar at Daya masuk dalam W S Sumba, yakni DAS Polapar e. Dalam konteks Kabupaten Sumba Bar at Daya, ter dapat 6 (enam) ali r an sungai , masing- masi ng ter sebar pada beber apa kecamatan sebagai mana di sajikan dalam tabel ber i kut ini.
Tabel 2.11
Sungai Di Kabupaten Sumba Bar at Daya
M ata Air
Kabupaten Sumba Bar at Daya memi liki 137 (ser atus tiga puluh tujuh) buah mata air .
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
r elatif masih muda, hi ngga jenis tanah per mukaannya r elatif ber var i asi , yakni campur an antar a batu gamping, batu gamping lempungan, sisi pan nepal pasir an dan nepal tufan. Sementar a ituBer dasar kan hasi l pentar ikan r adiometr i pada gabr o semu, batuan ini mempunyai umur 61,5 juta tahun atau ber kisar umur Paleosen. For masi pr aikajelu, For masi M esu dan batuan batu l empung; ber umur M iosen Awal ter endapkan dalam l ingkungan laut dangkal. Bagian atas satuan ini menjemar i dengan For masi Tanador o yang terdir i dar i batu lempung ber umur M iosen Tengah M iosen Akhir ; ter endapakan dalam lingkungan laut dal am.
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-13 bawahnya secar a taksel ar as. Di atas satuan batuan ter sebut secar a tak selar as, ter endapkan endapan al uvial yang ter dir i dar i lempung, lanau, pasi r , kerikil dan bongkah.
M engacu pada peta Geologi l embar Sumba dapat di gambar kan bahwa, endapan per mukaan ter dir i atas beber apa for masi . Untuk wil ayah Sumba Bar at Daya ter dapat for masi sebagai beri kut :
Formasi Pamalar : Batu gamping ber sisi pan batu lempung.
Batu gampi ng; ber war na putih, ber lapis baik dan mengandung sisipan tipis batu l empung kelabu kebi ruan dibagian bawahnya. Dal am satuan ini dijumpai fosil Lepidocyclina Sumatr aensis, Austr atr ilina Howchini, M iogypsi na sp., dan Amphi stegina sp., yang menunjukkan umur M iosen Awal - M iosen Tengah; ter endapkan dalam li ngkungan laut dangkal. For masi pamala ter sebar di sebelah bar at laut Pegunungan Tanadar o dan di dua tempat di bagian ti mur Pulau Sumba; tebal satuan keseluruhan di per ki r akan l ebih dar i 200 m; menindih gr anit secar a takselar as; dan ter tindih For masi W aikabubak dan For masi Kananggar secar a tak selar as. Nama For masi diusulkan oleh Kinner dan Di eper ink (1940, dalam ber meler , 1949).
Formasi W aikabubak: Batu gamping, Batu gampi ng lempungan, si sipan napal, napal pasir an, napal tufan dan tuf. Fosil yang ditemukan dalam satuan ini adalah: Globi ger inoi des Oblicuus,
Gl obor otalia Acostaensi s dan Gl oborotalia Alti spir a; menunjukkan umur M iosen Akhir - Pliosen; ter endapkan dal am l ingkungan laut dangkal hingga dalam.
Sebar annya di jumpai ter utama di Sumba Bar at; tebal kesel uruhan di per kir akan lebih dar i 1.200 m. Satuan ini dengan For masi Kananggar mempunyai hubungan menjemar i; menindih satuan di bawahnya secar a tak selar as.
Formasi Kaliangga: Batu gamping terumbu.
M erupakan undak- undak; ber warna putih kekuningan, dan beger onggong; mengandung kor al dan cangkang ker ang. Kandungan fosil dal am satuan ini menunjukkan umur Plistosen atau lebih muda (Uliczany, F.F., Shell Inter national Petr oleum Co, Ltd, hubungan tertulis, 1975); ter endapkan dalam lingkungan laut dangkal. Sebar annya, terutama mulai dari pantai barat mener us sepanjang pantai utar a sampai bagian timur pulau; ke ar ah dar at lebar nya mencapai 25 km - 30 km dar i pantai; mencapai ketinggian antar a 500 dan 600 di atas per mukaan l aut; dan jumlahnya sampai 14 buah, dengan ketinggian antar a undak ber ki sar 1 m sampai 6 m.
Formasi Jawila: Lava, dan br eksi gunung api ber susunan andesit.
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
M usim hujan ber langsung singkat (Desember - M ar et), dan musim kemar au ber langsung kur ang lebih del apan bulan (Apr il- November). Rata- r ata kelembaban udar a juga ter golong r endah, yakni 60- 70%. Suhu minimum dan maksimum rata- r ata, masing- masing adalah 28,9°C dan 33,4°C.
Suhu yang r elatif tinggi pada satu sisi dan kel embaban udar a yang r endah pada sisi yang lain menyebabkan l aju evapotr anspi r asi yang tinggi. Rata- r ata evapotranspir asi potensial adal ah 6 mm/ har i atau 2160 mm/ tahun. Angka evapotr anspirasi yang lebih tinggi dar ipada angka cur ah hujan mengindikasikan defi sit air yang cukup besar , dan ber dampak pada r endahnya potensi air per mukaan dan air baw ah per mukaan. Kondi si ini juga ber impl ikasi pada si stem pr oduksi per tani an yang ber sifat musi man dan didominasi sistem per tanian l ahan kering atau tadah hujan.
Kawasan selatan mempunyai iklim tr opis dan cur ah hujan r ata- r ata yang cukup tinggi. Hal ini dapat member ikan manfaat yang besar ter hadap per tanian dan per kebunan yang mer upakan kegiatan dominan di kawasan sel atan. Selain i tu per lu pengantisi pasian cur ah hujan yang tinggi dengan menyediakan kawasan penyangga atau konservasi sehingga apabil a cur ah hujan yang tinggi tidak menimbulkan masal ah banjir dan juga er osi . Rata- r ata cur ah hujan tertinggi di Kabupaten Sumba Bar at Daya di atas 350 mm pada bulan Desember hingga Pebruar i sedangkan har i hujan tertinggi ber ada pada bulan Desember yaitu sebanyak 22 har i hujan.
Rata- r ata suhu dan kelembaban udar a tahun 2015 belum ter data melalui Kabupaten Dalam Angka 2016 sehingga belum bi sa diur aikan lebih lanjut.
Untuk ri nciannya dapat di lihat pada tabel dibaw ah ini.
Tabel 2.12. Rata- Rata Curah Hujan dan Hari H ujan Per Bulan di Kab. Sumba Barat D aya Tahun 2015
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-15 2.4.2.5 . Kondisi Sosial Budaya
Sekitar setengah penduduk SBD masih memel uk agama tr adisional M ar apu. Penduduk yang lain adalah pemel uk Pr otestan, Katolik, Islam, Hindu dan sisanya adalah Budha. Kenyataan i ni diakibatkan kar ena masih kuatnya pengar uh adat istiadat mer eka, ter utama di Kecamatan Kodi, W ewewa Bar at dan W ewewa Timur yang hampi r setengah penduduknya adalah pemeluk M ar apu.
Sebagian besar penduduk bergantung hidup pada sektor per tanian. Kar ena keadaan tanahnya, tanaman cokel at dan tembakau dapat tumbuh dengan baik. Sektor peter nakan juga mer upakan nafkah tambahan utama penduduk setempat. Ker bau banyak digunakan dalam pelaksanaan upacar a adat. Selai n itu, ker bau juga digunakan untuk menggar ap tanah per tanian secar a tr adi sional.
Di Kabupaten SBD masih bisa ditemukan daer ah- daer ah yang memil iki nilai histor is, baik dar i segi sejar ah maupun sosi al budayanya. Kampung Kadung Tana, W atu Kar agata dan Bulu Peka M ila mer upakan daer ah yang ter dapat makam- makam megaliti k. Juga di desa Tarung yang ber jar ak setengah kilometer dar i kota W aikabubak, ter dapat makam megalitik yang ber cir i kan tanduk ker bau dan tar ing- tar ing babi yang pada masa lalu mer upakan hewan sakr al.
Rumah tr adi si onal Sumba ter di ri dar i tiga bagi an. Lantai pali ng dasar mer upakan kandang dengan kaum per empuan. Pintu bel akang ini boleh dikatakan menjadi pi ntu kaum per empuan.
Pada masa l alu, sangat pantang bagi kaum per empuan untuk masuk melalui pintu kaum pr ia. Tapi, kini kedua pintu itu bisa dilalui kaum pr ia maupun per empuan tanpa har us mer asa ber salah. Nuansa masa l alu ki an sempur na ketika r umah tr adisional itu ber padu dengan kubur an batu, yang mengingatkan kehi dupan masa megal itikum, zaman batu besar sebagai salah satu cir r i dal am babak zaman pr asejar ah. Tak salah l agi, SBD khususnya mer upakan sor ga bagi peneliti megalit. Di setiap sudut kota dan kampung begitu mudah ditemukan
menhir, batu besar seper ti tiang atau tugu yang ditegakkan di tanah, sebagai tanda per ingatan dan lambang arwah nenek moyang. Begitu juga dolmen, monumen pr asejar ah ber upa meja batu datar yang ditopang tiang batu, dalam ber bagai ukur an sangat mudah di jumpai di setiap kampung.
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-16 gampang, kar ena membutuhkan pengor banan mater i yang cukup besar . Rupanya, faktor materi ini menyebabkan or ang l ebih memil ih untuk membuat kubur an dari beton dar i pada har us menar ik batu kubur dar i jar ak sekitar 2 atau 3 km yang menelan anggar an cukup besar . Ber bagai or namen masa lal u itu tidaklah ber dir i sendir i , melainkan terkait er at kehi dupan sebagian masyar akat Sumba yang menganut agama tr adisional M ar apu. M ar apu mer upakan agama asl i or ang Sumba sebelum di sentuh pengar uh agama Kr isten. Kini , komunitas M ar apu semakin ter desak seiring dengan tak ada jami nan dar i negar a akan eksistensi dar i keyaki nan di luar enam agama r esmi negar a. M eski tanpa pengakuan dar i negar a, komunitas M ar apu tetap eksi s dal am menjalankan upacar a keagamaan, termasuk upacar a kelahi r an, per kawinan, kematian, dan syukur an. Bahkan, komunitas M ar apu di wilayah Kota W aikabubak mengenal adanya wula podu (bulan suci) selama satu bulan sekitar Oktober dan November setiap tahun. Pasola mer upakan per ang ber kuda yang mel ibatkan dua kelompok besar pasukan ber kuda dan saling menyer ang dengan senjata lembing kayu. Pasola di gelar sekali dalam setahun, antar a Pebr uar i dan M ar et di Kecamatan Kodi.
Kecuali wula podu dan pasola, upacar a kematian dan per kawinan juga menyimpan pesona budaya ter sendir i. Seseor ang yang meninggal dunia, ti dak akan serta mer ta di kubur kan. Tapi, bisa dibiar kan antar a tiga sampai satu pekan di rumah sebelum dimakamkan. Seti ap har i, kel uar ga duka harus menjamu tamu yang melayat dengan makanan dan minuman.
Pada har i pemakaman, sejak subuh tetua adat sudah menyampaikan doa dan syair adat bagi kemuliaan r oh si mati. Penyampaian doa itu diir ingi dengan tabuhan gong ber i r ama sendu, yang bisa membangkitkan per asaan duka mendalam. Sebelum pemakaman, akan dil akukan pemotongan ter nak dengan jumlah yang sesuai dengan kemampuan keluar ga duka.
Hanya saja, pemotongan ter nak itu sangat jauh dar i per hitungan ekonomis. Bahkan, seki tar akhir dekade 1980- an, Pemda Sumba Bar at per nah mengeluar kan kebijakan untuk membatasi pemotongan ter nak maksimal l ima ekor . Pasalnya, keti ka itu Pemda menyaksikan pemotongan ter nak yang sangat ber lebihan. Upacar a per kawi nan, juga tidak kalah menyi mpan daya tar iknya yang uni k. Namun, ini membutuhkan keberuntungan wisatawan untuk menyaksikan upacar a per kawinan, ter utama ketika ter jadi pembicar aan mengenai belis (mas kawin). Sebab, bel is dalam r upa ternak itu bisa mencapai pul uhan ekor kuda, kerbau dan sapi yang har us diser ahkan ke keluar ga per empuan. Apalagi, kal au per kawinan i tu melibatkan kaum “ dar ah bir u” . Namun, mas kawin yang besar itu, biasanya mendapat i mbalan yang setimpal dar i pi hak per empuan ber upa kain dan per hiasan. Faktor keseimbangan ini bi asanya sangat ter jaga, guna menghindar i dominasi dar i satu pihak.
2.4.3. Isu- Isu Strategis
Isu-i su str ategis ter kait pembangunan infr astruktur bidang Cipta Kar ya di Kabupaten Sumba Bar at Daya mel iputi :
RPI- 2JM
K ab. Sumba B arat Daya
II-17
Pencemar an lingkungan dan per ubahan iklim Str andar Pelayanan M inimal
3 Kecamatan masuk dalam wil ayah per batasan negara dengan Negar a Timor Leste dan Negar a Austr alia sesuai Per pr es 179 Tahun 2014 tentang RTR Kawasan Per batasan Negar a di Pr ov.NTT. Kecamatan itu antar a lain : Kecamatan Kodi Bangedho, Kodi Bal aghar dan Kecamatan Kodi .