• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN

PADA PERILAKU MANUSIA

Pia Sri Widiyati

Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain InterStudi

Jl. Kapten Tendean No. 2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Abstrak

Para ahli perancangan lingkungan buatan harus memahami bagaimana lingkungan buatan mempengaruhi perilaku manusia. Dengan mengetahui hubungan antara lingkungan dan perilaku manusia, rancangan yang dihasilkan dapat diharapkan lebih mampu memuaskan para manusia sebagai calon penghuni lingkungan buatan tersebut. Pada saat manusia berhadapan dengan lingkungan buatan, maka manusia akan melakukan persepsi terhadap lingkungan buatannya tersebut, setelah itu akan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan buatan tersebut melalui proses belajar atau melakukan pemecahan masalah terhadap lingkungan buatan yang dihadapi melalui proses analisa terhadap pengalaman yang telah dimilikinya. Maka sebelum melakukan perancangan sebaiknya melakukan observasi dan penggalian terhadap kebutuhan kegiatan, pola persepsi, pola adaptasi, pola pemecahan masalah, pola belajar dari manusia yang ada di dalam lingkungan buatan tersebut.

Kata kunci : Arsitektur, Buatan, Lingkungan

PENDAHULUAN

Arsitektur merupakan disiplin ilmu hasil sintesa antara teknologi, fungsi, estetika dan perilaku manusia sebagai pengguna dari hasil arsitektur tersebut. Sehingga dalam perancangan arsitektur mau tidak mau suka tidak suka harus melakukan kajian lingkungan perilaku dalam arsitektur.

Dapat dikatakan bahwa ilmu arsitektur merupakan ilmu yang bersifat

multidisipliner antara lain dalam bidang perancangan arsitektur, teknologi, perancangan interior dan eksterior, lingkungan, pengolahan limbah, psikologi lingkungan, estetika.

Perancangan arsitektur mencakup tata ruang dalam bangunan sampai dengan tata ruang lingkungan, teknologi meliputi pemikiran tentang mewujudkan perancangan tersebut untuk menjadi suatu bangunan sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan juga bisa tata letak elektrikal dan mekanikal yang ada di dalam

(2)

bangunan tersebut, sedangkan perancangan interior pola pikir dalam mengatur isi dari ruang yang telah dibangun dan perancangan eksterior merupakan pola pikir dalam mengatur taman disekitar bangunan, pemikiran tentang lingkungan meliputi pemikiran tentang lahan yang tersedia. Keselarasan antara lingkungan buatan yang sudah ada dengan yang akan dibangun, pemeliharaan atau perniagaan terhadap lingkungan alam. Pengolahan limbah merupakan pemikiran untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dengan melakukan pengolahan limbah yang sehat. Psikologi lingkungan memikirkan hubungan antara pola perilaku manusia dengan lingkunngan baik lingkungan alam maupun lingkungan buatan, estetika merupakan ilmu yang menciptakan keindahan dimana sangat dekat dengan kreativitas seseorang. Pada akhir – akhir ini disadari bahwa ilmu psikologi lingkungan sedang dikembangkan dalam rangka mendukung disiplin ilmu arsitektur, maka penulis mencoba mengajak pembaca untuk mambahas topic pengaruh lingkungan buatan terhadap perilaku manusia.

LINGKUNGAN BUATAN

Lingkungan terdiri dari lingkungan alam dimana kondisi alamiah yang belum mendapatkan sentuhan perubahan dari manusia, sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang telah mengalami perubahan yang dilakukan oleh manusia seperti gedung, jalan, jembatan. Manusia dalam hidupnya akan tinggal di kedua lingkungan yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Peran manusia terhadap lingkungan buatan sangat besar. Pengolahan lingkungan oleh manusia sehingga menghasilkan suatu lingkungan buatan

yang sesuai dengan kebutuhan manusia yang bersangkutan tersebut, dapat menimbulkan dampak baik atau kurang baik bagi lingkungan, dampak yang mana yang timbul sangat tergantung sejauh mana perancangnya mau dan mampu memperhatikan faktor lingkungan dan manusianya secara komprehensif. Apabila perancangnya

(3)

3 PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

cenderung tidak terlalu memperhatikan faktor lingkungan dan manusianya kemungkinan yang akan terjadi lebih kearah dampak yang kurang terlalu baik, namun apabila perancangnya cukup mem perhatikan faktor lingkungan dan manusianya maka hasil pengolahan lingkungan lebih cenderung kearah baik. Pengaruh lingkungan buatan terhadap pola perilaku biasanya bersifat relative menetap dan konsisten sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan buatan yang dihadapinya. Karena faktor dalam lingkungan buatan memiliki dinamika yang cukup tinggi, antara lain terjadinya pembangunan bangunan baru, perubahan jaringan jalan dan jembatan, perubahan tata kota, terjadinya renovasi terhadap gedung yang telah ada. Apabila faktor lingkungan tidak mengalami perubahan maka perilaku manusianya juga relatif tidak mengalami perubahan, namun apabila faktor dalam lingkungan banyak mengalami perubahan maka perilaku manusianya relatif juga akan berubah menyesuaikan diri.

Lingkungan memiliki keberagaman dan keunikan sendiri bagi setiap manusia yang menghadapinya. Kondisi ini terjadi karena setiap manusia memiliki kebebasan penuh untuk mempersepsikan suatu lingkungan buatan yang dihadapinya. Contohnya pada saat ini ada dua orang manusia mempersepsikan suatu ruang yang memiliki bentuk dan rancangan interior sama, namun dipersepsikan secara berbeda sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh masing – masing orang. Skema proses persepsi manusia terhadap lingkungan buatan :

Kondisi Lingkungan Persepsi terhadap Ide & sikap thd Pola perilaku Lingkungan buatan lingkungan buatan manusia yang muncul

Pengalaman Positif / Negatif

Mempengaruhi Proses berikutnya

PERILAKU MANUSIA

Perilaku manusia dalam tulisan ini dikaitkan dengan perilaku manusia yang berhubungan dengan lingkungan buatan manusia. Karena pada abad ini permukaan bumi banyak mengalami perubahan karena manusia telah melakukan perubahan terhadap permukaan bumi tersebut menjadi lingkungan buatan yang disesuaikan dengan kebutuhannya.

Pengolahan lingkungan tersebut menggunakan teknologi modern sehingga dalam dinamika perubahan lingkungan buatan terkadang melupakan peluang terjadinya perusakan terhadap lingkungannya seperti terjadinya penumpukan populasi manusia yang terlalu tinggi disuatu tempat sehingga terjadi lingkungan buatan yang kumuh yang mengakibatkan terjadinya lingkungan kurang sehat. Atau terjadinya polusi udara sehingga menimbulkan pencemaran udara , kondisi ini tentu juga mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan bagi penghuni lingkungan buatan tersebut. Atau polusi air karena pembuangan limbah di lingkungan buatan kurang mendapat pengolahan yang memadai sehingga terjadi pencemaran air bersih dilingkungan buatan tersebut maka penghuni lingkungan buatan tersebut menjadi sulit mendapatkan air bersih. Atau penataan lingkungan yang kurang harmonis, kondisi ini akan menimbulkan akibat kurang baik bagi penyediaan penyerapan air sehingga dapat menimbulkan banjir yang tidak diharapkan.

Disamping itu pada kesempatan ini juga ingin mengulas pola perilaku manusia

(4)

4 dalam menghadapi lingkungan buatan

yang ada. Karena bagaimana pola yang ditunjukan manusia sangat tergantung pengalaman atau proses belajar yang dilakukannya. Jadi focus dalam tulisan ini adalah melihat hubungan perilaku manusia dengan lingkungan buatan yang ada disekitar manusia tersebut.

Untuk memahami hubungan manusia dengan lingkungannya ada dua pendekatan menurut Holahan (1982), yaitu :

1. Pendekatan Adaptasi Dalam pendekatan ini mengutamakan proses adaptasi manusia dalam menghadapi upaya pemenuhan kebutuhan manusia yang demikian kompleks dengan lingkungan buatan yang dimiliki keterbatasan tertentu dalam memenuhi kebutuhan manusia.

Ada tiga aspek dalam pendekatan adaptasi ini, meliputi :

a. Ada proses penyesuaian antara ketersediaan lingkungan buatan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi terkait dengan kegiatan manusia.

b. Lingkungan buatan yang dihadapi manusia tidak bersifat tunggal melainkan bersifat kompleks, maka perlu adanya pola berpikir secara menyeluruh atau holistic pada saat menghadapi lingkungan buatan tersebut. Sehingga seluruh aspek dalam lingkungan buatan dapat ditangkap sebagai stimulus yang memang harus diperhatikan pada saat menyesuaikan antara kebutuhan kegiatan manusia dengan lingkungan buatan yang ada.

c. Manusia dalam melakukan penyesuaian diri terhadap

lingkungan buatannya akan melakukan upaya aktif dalam mengatasi tantangan dari lingkungan buatan yang dihadapinya.

Kondisi lingkungan ← → Proses Adaptasi ← → Konsekuensi perilaku

 Persepsi

 Cara berpikir

 Sikap

 Dll

2. Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam pendekatan ini mengemukakan proses pemecahan masalah yang dilakukan manusia dalam menghadapi upaya pemenuhan kebutuhan manusia dikaitkan dengan keunikan lingkungan buatan yang tersedia dihadapannya.

Kondisi lingkungan ← → Proses pemecahan masalah ← → Pemenuhan yang kompleks - Pengalaman, motivasi kebutuhan

Dapat dikatakan bahwa manusia dalam menunjukan suatu perilaku pada saat menghadapi lingkungan buatannya relative ada suatu perilaku yang menetap. Sebagai contoh apabila ruang yang tersedia terbatas, maka ruang tidur tidak hanya digunakan untuk tidur namun juga digunakan untuk sosialisasi atau untuk makan, sedangkan ruang makan pun PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

(5)

5 dapat digunakan untuk sosialisasi dan

memasak atau ruang mandi digunakan juga untuk mencuci dan menjemur demikian seterusnya.

Manusia pada saat menemukan suatu ruang akan menggunakan ruang tersebut untuk memenuhi kebituhannya, ruang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sangat tergantung pada bentuk ruangnya, label ruangnya. Sebab dalam menciptakan ruang biasanya ada yang jelas bentuk dan labelnya seperti ruang kelas, kamar mandi / WC, atau ruang yang kurangjelas bentuk dan labelnya sehingga penggunaannya menjadi lebih fleksibel seperti ruang keluarga atau ruang santai dalam suatu rumah tinggal. Manusia pada dasarnya memiliki kebebasan dalam memilih pemenuhan kebutuhannya dengan ketersediaan ruang atau lingkungan buatan tersebut. Namun demikian tetap disadari bahwa aturan main tertentu yang secara umum harus diikuti oleh manusia yang bersangkutan walau aturan main tersebut memiliki potensi yang besar untuk dilanggar oleh manusia. Sebagai contoh tidur di ruang tidur namun ternyata manusianya lebih nyaman tidur di ruang keluarga dan dilantai, atau makan di ruang makan, namun ternyata manusianya lebih nyaman makan di ruang teras atau di ruang keluarga sambil nonton TV. Proses manusia melakukan adaptasi sangat tergantung pada tiga hal, yaitu : 1. Persepsi manusia terhadap lingkungan

buatan yang dihadapinya, maksudnya adalah proses memahami lingkungan buatan melalui stimulus yang diterima panca indra yang dimiliki manusia. 2. Cara manusia mengkognisikan suatu

lingkungan buatan yang dihadapinya, maksudnya adalah proses menyimpan,

mengorganisir, mengkonstruksikan dan memanggil kembali imajinasi atau ciri – ciri atau kondisi lingkungan buatan yang sudah tersimpan terlebih dahulu dalam ingatan manusia. 3. Sikap manusia pada saat menghadapi

lingkungan buatan yang dihadapinya, maksudnya adalah proses memutuskan pada saat menghadapi lingkungan buatan tersebut menjadi sikap senang atau tidak senang terhadap ciri – ciri lingkungan buatan tersebut.

Persepsi manusia sangat kaya sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya, maka persepsi tidak dapat dibatasi. Manusia memiliki kebutuhan untuk privasi maka dalam menata ruang harus memperhatikan tingkat kepadatan ruang dan kesesakan ruang, supaya privasi dapat terpenuhi dengan adanya ruang tersebut. Pemetaan perilaku manusia digambarkan dalam skema dan diagram mengenai suatu area dimana manusia melakukan berbagai kegiatan, dengan cara pemetaan perilaku manusia berdasarkan mobilisasi manusia dan pemetaan perilaku manusia berdasarkan tempat yang tersedia. Peta skema atau diagram tersebut menggambarkan segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia disuatu tempat dengan tujuan untuk mencari dasar dalam perancangan yang bersifat spesifik. Manusia dalam menandai situasi suatu lingkungan buatannya akan mengambil hal – hal yang menjadi daya tariknya suatu lingkungan buatan tersebut disesuaikan dengan minat dari manusia yang bersangkutan. Contohnya manusia yang memiliki hobi makan maka lingkungan buatan yang ada kaitannya dengan makanan pasti lebih menonjol daripada lingkungan buatan yang terkait dengan bengkel namun sebaliknya kalau seorang yang berprofesi sebagai ahli mesin maka

(6)

6 ia sangat tertarik dengan bengkel

ketimbang tempat makan , demikian seterusnya.

Pada saat manusia berhadapan dengan lingkungan buatan yang baru, maka yang bersangkutan membutuhkan proses belajar, proses adaptasi yang lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN

Tata lingkungan buatan secara tunggal atau kompleks memungkinkan terjadi

perbedaan tanggapan dari manusia yang menghadapinya. Hal ini terjadi karena dalam menghadapi lingkungan buatan manusia sangat tergantung pada pola persepsi, adaptasi dan proses belajar dalam pemecahan lingkungannya. Maka sebelum merancang lebih baik melakukan penggalian kebutuhan penampungan kegiatan dalam suatu ruang secara mendetail baik secara perorangan maupun secara berkelompok, sehingga perancang lebih mampu memahami pola persepsi, pola adaptasi, pola pemecahan masalah, pola belajar dengan demikian lebih mengetahui pengaruh lingkungan buatan terhadap perilaku manusia, sehingga mampu menjembatani antara kebutuhan manusia dan setting lingkungan buatan yang disediakan untuk manusia tersebut. Lindiarto, Lingkungan Fisik Pada Perilaku Suatu Tinjauan Arsitektural, Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Wirawan, Sarlito, Psikologi Lingkungan, Penerbit Grasindo.

Parsudi, Suparlan, Manusia Budaya dan Lingkungan, Penerbit Konsorsium Antar Bidang Depdikbud.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan Indikator Kinerja Sat. Capaian Kinerja SKPD Pelaksana Targ. Meningkatnya budaya dan minat baca masyarakat 6. Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan

Contoh: hanya ada satu bayi tiap tahunnya/lebih- jika kondisi lingkungan mendukung proses kelahiran, jika tidak-induk Sirenia akan menunda kelahiran bayinya hingga musim mendatang

Selain ulangan harian penulis juga mengumpulkan hasil PTS (Penilaian Tengah Semester) yang dilaksanakan tiap pertengahan semester pertama dan hasil PAS (Penilaian

Dari analisis struktur skrip, berita tentang jatuhnya pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines MH370 pada media online Kompas.com dan Detik.com secara keseluruhan

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan omzet warung tradisional klasifikasi dua treatmentnya masih bisa dengan memberikan T Shirt tetapi untuk

Keempat tipologi ini pada dasarnya memiliki kondisi yang sama, yaitu RTR yang bersangkutan tidak sah. Oleh karena itu, pada keempat tipologi ini perlu dilakukan

Karena disana pun ada yang berdakwah kepada Allah dan menyeru kepada Aqidah ini, akan tetapi itu adalah perjuangan perorangan, berbeda dengan perjuangan disini

Sumber : ( Direksi P.O.. Perilaku petugas yang terkesan sombong dan mengabaikan penumpang, tempat duduk yang tidak sesuai dengan yang tertera di tiket