• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

A. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SK/KD

MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

SD/MI KELAS IV

STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

MODEL INTEGRASI DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI ACUAN

1. Memahami sistem pemerintahan desa dan kecamatan. 1.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan. 1.2. Menggambarkan struktur organisasi pemerintahan desa dan kecamatan. IV/1 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan

pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani)

2. Sosiologi:

a. Menepati janji (tanggung

KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak.

KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan

BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti,

Desa merupakan gabungan dari beberapa dusun.

Pemerintahan desa terdiri atas Kepala Desa dan Badan Pemerintahan Desa (BPD) Desa dipimpin oleh Kepala Desa, sedangkan Kelurahan dipimpin oleh Lurah. Kelurahan merupakan gabungan dari beberapa RW. Pemerintahan Kelurahan terdiri atas Lurah dan Dewan Kelurahan.

Pemilihan Kepala Desa

Dalam pemilihan Kepala Desa , calon Kepala Desa disyaratkan harus merupakan penduduk desa yang bersangkutan yang memenuhi syarat untuk menjadi kepala desa. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2)

jawab)

b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil)

c. Tidak nepotisme (adil, mandiri)

d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)

3. Ekonomi:

a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam

menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan

penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum:

a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan

pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur,

dsb.)

IKHLAS: bersih hati, tulus hati. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh-sungguh bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan).

TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat si kap pihak sendiri atau pi hak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten.

JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat diper caya, berkata dan bertin dak benar, mengungkap kan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan.

penduduk dari desa yang bersangkutan yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih. Di dalam memilih kepala desa ini.para pemilih seyogyanya memperhatikan kemampuan calon yang dipilih, serta keberpihakannya kepada rakyat atau warga desa. Jangan hendaknya memiilih kepala desa didasarkan pada iming-iming uang (politik uang). Jika ini yang terjadi, maka bisa jadi kepala desa yang terpilih karena menggunakan politik uang, maka kemungkinan besar beliau akan memikirkan untuk

kepentingannya sendiri, tidak memikirkan kepentingan masyarakat secara umum. Jika Kepala Desa dipilih berdasarkan atas kemampuan dan tidak menggunakan politik uang, maka dia pasti akan memikirkan kemajuan desa dan warganya beserta kesejahteraan warganya, ( jujur, tanggung jawab). Ia pun akan bekerja secara ikhlas demi kemajuan desa dan warga desanya(ikhlas). Dia pasti akan memenuhi janji-janjinya ketika kampanye (komitmen, konsekuen, kerja keras, kebersamaan).

Selain itu Kepala Desa yang dipilih karena kemampuannya, di dalam menjalankan tugasnya tentu akan bekerja secara disiplin, jujur. Dia juga akan berlaku secara adil, serta berani mengambil resiko demi kepentingan desa dan warga desanya.. Sudah barang tentu kepala desa yang dipilih dengan cara tersebut pasti akan mempedulikan kemajuan desa dan warga desanya.(peduli).

(3)

tanggung jawab) c. tidak melakukan

pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan

penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli)

g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ m

elanggar aturan (disiplin, tanggung jawab).

KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha.

ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpi hak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan

proporsional.

BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati),

menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya

2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten,kot a, provinsi 2.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan pemerintahan kabupaten, kota, 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani)

KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang.

KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa

1. Pemerintahan kabupaten/kota Pemerintahan Kabupaten/kota merupakan gabungan dari beberapa kecamatan yang ada di sekitarnya.

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Bupati/Walikota dan DPRD.

(4)

provinsi. 2.2. Mengambarkan strutur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi. b, Melaksanakan kebijakan didasarkan pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan

pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani)

2. Sosiologi:

a. Menepati janji (tanggung jawab)

b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil)

c. Tidak nepotisme (adil, mandiri)

d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)

3. Ekonomi:

a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam

menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan

penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab)

menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak.

KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan

KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan HEMAT: berhati-hati dalam

membelanjakan uang, tidak boros, cermat.

BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)

IKHLAS: bersih hati, tulus hati.

BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi

pengalaman.

RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh-sungguh bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan).

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dipimpin oleh seorang bupati. Pemerintah Kota (Pemkot) dipimpin oleh seorang walikota.

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota , juga pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati dipilih secara langsung oleh rakyat. Dalam memilih calon pasangan ini hendaknya pemilih memperhatikan betul kemampuan pasangan calon yang bersangkutan, serta bagaimana tingkat kepedulian calon terhadap kemajuan daerahnya maupun tingkat kesejahteraan rakyatnya. Calon hendaknya tidak menggunakan uang sebagai iming-iming kepada pemilih agar memilih dirinya (politik uang).

Sementara DPRD anggota-anggotanya dipilih secara langsung oleh rakyat .Dalam Pemilu anggota-anggota DPRD ini cukup rawan dengan praktik politik uang. Calon bisa saja memberi sejumlah uang kepada calon pemilih, agar nantinya memilih dirinya. (aspek politik). Jika hal ini terjadi, maka sulitlah untuk

memperoleh anggota dewan yang benar-benar memperhatikan dan peduli kepada masa pemilihnya. Jika ini terjadi, hubungan antara pemilih dengan yang dipilih akan berakhir setelah usai pemilu.

2. Pemerintahan Provinsi

Dalam pemerintahan provinsi terdapat dua lembaga pemerintahan, yaitu kepala daerah (gubernur) dan Dewan Perwakilan Rakyat

(5)

4. Hukum:

a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan

pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan

pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan

penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli)

g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi

TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembe banan sebagai akibat si kap pihak sendiri atau pi hak lain, melaksanakan dan

menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh.

DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten.

JUJUR: lurus hati, tidak cu rang, tulus, dapat diper caya, berkata dan bertin dak benar, mengungkap kan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan.

SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang ti dak berlebihan, tidak ba nyak seluk-beluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai ke butuhan, dan rendah hati. KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu de ngan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat

Daerah(DPRD). a. Gubernur

Pemerintah provinsi dipimpin oleh seorang gubernur.

Pasangan Calon Gubernur

dan Wakil Gubernur dipilih secara langsung oleh rakyat. Dalam memilih calon pasangan ini hendaknya pemilih memperhatikan betul kemampuan pasangan calon yang bersangkutan, serta bagaimana tingkat kepedulian calon terhadap kemajuan daerahnya maupun tingkat kesejahteraan rakyatnya. Calon hendaknya tidak menggunakan uang sebagai iming-iming kepada pemilih agar memilih dirinya (politik uang)

b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dewan Perwakilan Daerah merupakan

lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan yang mempunyai fungsi, pengawasan, legalitas anggaran, pada pemerintahan daerah.

Sementara DPRD anggota-anggotanya dipilih secara langsung oleh rakyat. Dalam Pemilu anggota DPRD ini cukup rawan dengan praktik politik uang. Calon bisa saja memberi sejumlah uang kepada calon pemilih, agar nantinya memilih dirinya. (aspek politik). Jika hal ini terjadi, maka sulitlah untuk memperoleh anggota dewan yang benar-benar memperhatikan dan peduli pada masa

(6)

(jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ m

elanggar aturan (disiplin, tanggung jawab).

dalam berusaha.

MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemam puan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif.

ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memi hak /tidak pilih kasih, berpi hak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan

proporsional.

BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati),

menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, mem bela, memahami, mengha gai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya

pemilihnya. Jika ini terjadi, hubungan antara pemilih dengan yang dipilih akan berakhir setelah usai pemilu.

3. Mengenal system pemerintahan tingkat pusat 3.1 Mengenal lembaga-lembaga Negara dalam susunan pemerintahan IV/2 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil,

KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang.

KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti

Sistem pemerintahan di Indonesia mengenal adanya berbagai lembaga negara. Salah satu lembaga negara yang ada di Indonesia adalah presiden. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan di Indonesia.

(7)

tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK dll. P e n y u s u n , T i m P K n S D berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan

pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani)

2. Sosiologi:

a. Menepati janji (tanggung jawab)

b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil)

c. Tidak nepotisme (adil, mandiri)

d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)

3. Ekonomi:

a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam

menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan penyimpangan alokasi rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan (integritas), KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak.

KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat,

menyimpang dari apa yang sudah diputuskan berwatak teguh, tidak HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat.

BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)

IKHLAS:bersih hati, tulus hati. TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan

Sejak reformasi, presiden di negara kita dipilih langsung oleh rakyat. Seorang presiden bertanggung jawab penuh kepada rakyat. Oleh karena itu,meskipun presiden dipilih langsung oleh rakyat, dalam membuat kebijakan harus didasarkan pada kepentingan umum/bersama bukan mengutamakan kepentingan partai, ambisi pribadi atau kelompok tertentu. (dimensi politik)

Setiap negara mempunyai bentuk dan sistem pemerintahan sendiri-sendiri. Ada yang berbentuk kerajaan dan ada pula yang berbentuk republik. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Artinya, kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Sedangkan sistem pemerintahan suatu negara disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing. Untuk menyelenggarakannya, dibentuklah lembaga negara di Indonesia. Lembaga negara itu dalam membuat kebijakan/aturan tidak boleh deskriminasi, harus adil dan dapat menjangkau seluruh aspek kehidupan. (dimensi hukum dan sosiologi)

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga Negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Dewan

(8)

dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum:

a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan

pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan

pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan

penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli)

tugas dengan sungguh-sungguh. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak

sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional.

BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur.

Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk undang-undang.

DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Oleh karena begitu banyak tugas dan fungsi DPR, maka dalam menjalankan tugasnya DPR harus disiplin, jujur, dan tanggung jawab, sehingga kebijakan yang dibuat benar-benar membawa kemakmuran rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum.

Tugas dan wewenang DPR antara lain:

a. Membentuk undang-undang yang dibahas bersama presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Dalam membuat undang-undang harus memperhatikan kepentingan umum, tidak boleh mengikuti ambisi priadi. (dimensi politik)

b. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memerhatikan pertimbangan DPD. Ketika memilih, DPR harus benar-benar selektif, artinya memilih orang yang mempunyai kemampuan yang tinggi, jujur, sesuai bidangnya, tidak boleh KKN. (dimensi ekonomi, hukum, sosiologi) c. Memberikan persetujuan kepada presiden

atas pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi Yudisial. Artinya, orang

(9)

g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab).

yang diusulkan harus professional, dan ketika melanggar jangan segan-segan untuk memberhentikan.

d. Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi.

Dalam memberi pertimbangan DPR harus benar-benar jujur, sportif, adil, tanggung jawab,dan berani sehingga tidak merugikan kepentingan umum 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya. IV/2 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan

pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani)

2. Sosiologi:

a. Menepati janji (tanggung jawab)

b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan

KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang.

KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan (integritas), KOMITMEN:Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak.

KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan

KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan HEMAT: berhati-hati dalam

membelanjakan uang, tidak boros,

Arti globalisasi secara umum adalah suatu proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain.

Proses globalisasi akan membuat dunia menjadi seragam. Proses globalisasi juga akan menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau daerah

akan tersisih oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global.

Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus waspada menyikapi datangnya globalisasi. Jangan sampai kita terkikis oleh arus globalisasi, yang pada akhirnya akan menghilangkan rasa kebersamaan. Misalnya, hilangnya rasa saling menolong antar teman (individualis), menggunakan HP tanpa

(10)

(adil)

c. Tidak nepotisme (adil, mandiri)

d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)

3. Ekonomi:

a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam

menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan

penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum:

a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan

pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan

pencurian dana, barang,

cermat.

BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)

IKHLAS:bersih hati, tulus hati.

BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi

pengalaman.

SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan).

TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten.

JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus,

perhitungan sehingga boros, dan sebagainya. Ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi di dunia adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain terutama di bidang ekonomi, para penentu kebijakan di negeri ini harus hati-hati jangan sampai terjerumus globalisasi ekonomi. Karena hal itu akan mematikan ekonomi kerakyatan, misalnya pasar tradisional, pengrajin, pengusaha kecil, dan para pedagang kecil di ligkungan masyarakat. (dimensi ekonomi).

Globalisasi juga dapat meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, meningkatnya interaksi kultural (kebudayaan) melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, berita, dan olahraga internasional, pakaian, dan makanan). Jika generasi muda kita tidak berhati-hati menyikapi kultur yang masuk maka kita akan kehilangan jati dri sebagai bangsa Indonesia (dimensi sosial).

Contoh lain pengaruh buruk dari adanya globalisasi adalah: Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia; masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri; banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif, dan dapat menghilangkan gaya hidup sederhana. Pada

(11)

waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan

penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli)

g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab).

dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak

sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional.

BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur.

hal gaya hidup sederhana merupakan warisan leluhur kita.

Sikap antisipatif yang harus dibentengi adalah jangan sampai mengikuti gaya hidup seperti contoh tersebut. (dimensi sosiologi). Untuk dapat menghindari sikap hidup seperti itu kita harus bertekat dengan sungguh-sungguh. (nilai kerja keras) 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. IV/2 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap

KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang.

KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan (integritas),

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab.

Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di

(12)

menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan

pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani)

2. Sosiologi:

a. Menepati janji (tanggung jawab)

b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil)

c. Tidak nepotisme (adil, mandiri)

d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)

3. Ekonomi:

a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam

menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan

penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum:

KOMITMEN:Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak.

KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan

KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan HEMAT: berhati-hati dalam

membelanjakan uang, tidak boros, cermat.

BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)

IKHLAS:bersih hati, tulus hati.

BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi

pengalaman.

SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan).

TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima

Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Budaya merupakan warisan dari nenek moyang kita, oleh karena itu dengan penuh tanggung jawab, dengan komitmen yang tinggi, dan rasa kebersamaan, kita mempunyai kewajiban untuk tetap menjunjung tinggi dan melestarikannya. Globalisasi memengaruhi hampir semua bidang yang ada di masyarakat, termasuk di antaranya bidang sosial budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Nilai-nilai berkaitan dengan apa yang terdapat dalam alam pikiran. Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian yang merupakan bagian dari kebudayaan.

Oleh karena itu, sebagai generasi muda kita harus berhati-hati dan waspada dalam menyikapi globalisasi jangan sampai kita hanyut oleh pengaruh-pengaruh globalisasi. Kita harus mempunyai tanggung jawab yang tinggi, sportif, tidak bergaya hidup mewah (sederhana).

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia. Awal mula dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini.

(13)

a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan

pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan

pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan

penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli)

g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/

resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten.

JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak

sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional.

BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur.

Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan terjadi pada awal abad ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan. Sebagai suatu bangsa kita juga harus berhubungan dengan bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda. Dengan adanya kerja sama antara negara-negara di dunia maka tidak menutup kemungkinan budaya asing akan masuk ke bangsa Indonesia. Namun, tidak semua budaya asing dapat masuk ke Indonesia, karena masuknya budaya asing harus melewati penyaringan yang ketat. Penyaringan budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah dengan didasarkan pada cirri khas kepribadian bangsa yaitu Pancasila. Jika budaya itu sesuai dengan budaya bangsa kita, silakan diterima. Namun, jika budaya itu tidak sesuai dengan budaya kita jangan diterima. (dimensi sosiologi)

(14)

melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab). 4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya IV/2 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan

pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani)

2. Sosiologi:

a. Menepati janji (tanggung jawab)

b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil)

c. Tidak nepotisme (adil, mandiri)

d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)

3. Ekonomi:

a. Melakukan persaingan

KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang.

KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan (integritas), KOMITMEN:Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak.

KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan

KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan HEMAT: berhati-hati dalam

membelanjakan uang, tidak boros, cermat.

BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)

IKHLAS:bersih hati, tulus hati.

Globalisasi berkembang sangat cepat dan sudah melanda keseluruh dunia. Globalisasi sangat memengaruhi tingkah laku kehidupan masyarakat. Kita tidak bisa menolak pengaruh globalisasi dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Apabila bangsa Indonesia menolak, maka bangsa Indonesia akan semakin tertinggal dalam pergaulan antarbangsa di dunia dan menjadi bangsa yang terbelakang. Namun, kita juga tidak boleh menerima segala hal yang berasal dari luar sebagai sesuatu yang baik bagi bangsa Indonesia. Kita harus bisa lebih selektif dan kritis terhadap pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia. Pengaruh yang masuk akibat globalisasi ada yang berpengaruh positif, tetapi ada pula yang berpengaruh negatif.

Pengaruh globalisasi yang positif berarti telah disaring oleh Pancasila, sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan pengaruh yang positif juga dapat membawa kemajuan suatu bangsa. Sedangkan pengaruh negatif dari globalisasi berarti tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga tidak perlu kita terapkan melainkan harus kita hindarkan, karena dapat merusak bahkan membawa pengaruh yang lebih buruk bagi

(15)

secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam

menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan

penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum:

a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan

pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan

pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan

penipuan terhadap pihak lain (jujur)

BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi

pengalaman.

SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan).

TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten.

JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada

perkembangan bangsa.

Meskipun globalisasi terus berjalan kita tidak harus selalu mengikuti.

Untuk dapat menyikapi globalisasi yang terus berkembang dengan pesat adalah dengan membentengi diri kita yaitu dengan agama. Dengan agama kita dapat mengendalikan diri kita dari segala pengaruh.

Dengan hal-hal tersebut diharapkan kita dapat menyikapi dampak negatif dari globalisasi. Contoh budaya asing yang harus kita tolak antara lain gaya hidup berhura-hura (hedonistik) sikap atheis (tidak mengakui Tuhan), berpakaian yang sangat terbuka, individualistik, mabuk-mabukan, dan berjudi. Sebaliknya, terhadap budaya asing yang positif kita harus mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sikap etos kerja yang tinggi, menghargai waktu, dan menepati janji.

Sebagai anggota masyarakat mau tidak mau tidak akan mengalami dampak dari globalisasi. Dampak yang kita alami dapat berupa dampak positif dapat pula bersifat negatif. Kuncinya terletak bagaimana kita menyikapi, apakah kita punya prinsip dalam hidup atau kita akan hanyut mengikuti arus globalisasi. Yang bagus adalah kita tetap mempunyai jati diri sebagai bangsa. (dimensi sosial)

(16)

e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli)

g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab).

kebenaran, sepatutnya, tidak

sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional.

BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur.

(17)

B. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SILABUS

CONTOH INTEGRASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SILABUS

SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

Satuan Pendidikan : SD Indonesia

Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas

: IV (empat)

Semester

: I (satu)

Standar Kompetensi: Memahami Sistem Pemerintahan Desa dan Pemerintah Kecamatan

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU SUMBER/ BAHAN/ ALAT 1.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan. 1. Mengidentifikasi lembaga Pemerintahan Desa/ Kelurahan dan kecamatan. 2. Menjelaskan perbedaan Pemerintahan Desa dan kelurahan.

3. Menjelaskan perbedaan tugas dan wewenang Pemerintahan Desa/ kelurahan dan kecamatan.

4. Menjelaskan tata cara pemilihan Kepala Desa. 5. Mengidentifikasi praktik-praktik negatif di dalam pemilihan Kepala Desa (politik uang/sogok/beli 1. Lembaga-lembaga Pemerintahan Desa/Kelurahan dan Pemerintahan Kecamatan 2. Perbedaan

Pemerintahan Desa dan Kelurahan.

3. Tugas dan wewenang Pemerintahan Desa dan Kelurahan.

4. Tata cara Pemilihan Kepala Desa.

5. Contoh-contoh praktik-praktik negatif dalam pemilihan kepala desa. (Misalnya politik uang / sogok/ beli suara).

1. Mencatat dan merangkum arti Pemerintahan

Desa/Kelurahan dan Kecamatan.

2. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai lembaga- lembaga dalam susunan pemerintahan desa.

3. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kelurahan

4. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai tata cara pemilihan Kepala Desa. 5. Berdiskusi mengenai apa

1. Penilaian Proses. Non tes Sikap dalam bentuk skala sikap 2. Penilaian Hasil Tes tertulis bentuk uraian. 16 JP @

35 menit 1.

1.

Mari Belajar Najib Sulhan, 2008, Pendidikan

Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Jakarta,

Departemen

Pendidikan Nasional. 2. 2. Prayogo Bestari, Ati

Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan

Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional.

(18)

suara.

6. Menunjukkan contoh sikap komitmen, konsekuen, tanggung jawab, adil, disiplin, dan jujur dalam menjalankan pemerintahan desa.

6.Contoh sikap komitmen, konsekuen, tanggung jawab, adil, disiplin, dan jujur dalam menjalankan pemerintahan desa.

yang akan terjadi jika pemilihan kepala Desa terjadi politik uang. 6. Berdiskusi bagaimana

seharusnya Pemerintah Desa menjalankan fungsinya (komitmen, konsekuen, tanggung jawab, adil, disiplin, jujur)

3. 3.Berbagai kasus dari Koran, majalah, buku

Standar Kompetensi: 2.Memahami Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, Provinsi

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU SUMBER/ BAHAN/ ALAT 2.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan Kabupaten, Kota, Provinsi 1. Menyebutkan nama Kecamatan yang ada di tempat tinggal peserta didik

2. Menyebut nama bupati/wali kota setempat.

3. Menyebutkan fungsi dari lembaga Legislatif, Eksekutif di Kabupaten/Kota 4. Menyebutkan fungsi

lembaga Legislatif dan Eksekutif di Provinsi. 5. Menjelaskan tatacara pemilihan Bupati/Wabup, Walikota/Wawali, dan gubernur/wagub. 6. Mengidentifikasi kasus-1. Nama-nama kecamatan yang ada di tempat tinggal peserta didik. 2. Nama bupai/walikota

setempat.

3. Fungsi lembaga legislatif dan eksekutif

Kabupaten/Kota, dan Propinsi.

4. Fungsi lembaga ekskutif dan legislatif di kabupaten/provinsi. 5. Tatacara pemilihan Bupati/Wabub, Walikota/Wagub. 6. Kasus-kasus yang mungkin muncul di dalam pemilihan Bupati/Wabup,

1. Mencatat dan menyebutkan nama-nama kecamatan di tempat tinggal pesert a didik. 2. Mencatat dan menyebutkan

nama bupati/walikota setempat.

3. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai lembaga- lembaga dalam susunan pemerintahan Kabupaten, Kota,

4. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan Provinsi 5. Mengkaji dari berbagai

sumber mengenai pemilihan Bupati dan Wabup, Walikota dan Wakil Walikota,

1. Penilaian Proses Non tes skala sikap 2. Penilaian Hasil Tes bentuk uraian. 16 JP @ 35 menit

1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarga-negaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Departemen Pendidikan Nasional

2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan

Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional. 3. Berbagai kasus dari

(19)

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU SUMBER/ BAHAN/ ALAT kasus negatif yang

mungkin muncul di dalam pemilihan Bupati/Wabup, Walikota/Wawali,

Gubernur/ Wagub (mis politik uang, sogok, beli suara

7. Menunjukkan contoh sikap jujur, tanggung jawab, komitmen, adil, dan disiplin dalam menjalankan pemerintahan.

Walikota/Wawali, Gubernur/Wagub. 7. Contoh sikap jujur dalam

menjalankan roda pemerintahan.

Gubernur dan Wakil Gubernur.

6. Berdiskusi mengenai apa yang akan terjadi jika pemilihan Bupati/Wabup, Walikota/Wawali, dan Gubernur/Wagub terjadi politik uang/sogok/beli suara 7. Berdiskusi bagaimana

seharusnya Pemerintah Kabupaten, Kota, Provinsi menjalankan

fungsinya(komitmen, konsekuen, tanggungjawab, adil, disiplin, jujur)

(20)

Satuan Pendidikan

: Sekolah Dasar

Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester

: IV/II

Alokasi Waktu

: 4 x 35 menit

Standar Kompetensi

: 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber/Bahan/Alat 3.1 Mengenal lembaga-lembaga Negara dalam susunan Pemerintahan tingkat pusat, seperti, MPR, DPR. Presiden, MA , MK dan BPK, dll. 1. Meneyebutkan lembaga-lembaga negara tingkat pusat. 2. Menjelaskan tentang wewenang ,tugas dan tanggung jawab lembaga

pemerintahan pusat.

3. Menunjukkan contoh sikap jujur dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh pejabat tingkat pusat.

1. Lembaga

pemerintahan tingkat pusat.

2. Wewenang ,tugas dan tanggung jawab lembaga

pemerintahan pusat. 3. Contoh sikap jujur dan

tanggung jawab yang harus dimiliki oleh pejabat tingkat pusat.

1. Mencari dari berbagai sumber tentang lembaga-lembaga negara tingkat pusat. 2. Mengidentifikasi dan

mendiskusikan wewenang tugas dan tanggung jawab lembaga pemerintah pusat.

3. Mendiskusikan contoh sikap jujur dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh pejabat tingkat pusat. 1. Penilaian Proses Sikap dalam bentuk skala sikap. 2. Penilaian hasil a. Tes bentuk Pilihan Ganda. b. Tes bentuk uraian 4 JP @ 35 menit 1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarga-negaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Departemen

Pendidikan Nasional 2. Prayogo Bestari, Ati

Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan

Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta,

Departemen

Pedidikan Nasional. 3. UU No. 10 Tahun

2008.

4. Berbagai kasus dari Koran, majalah, buku

(21)

Standar Kompetensi

: 4. Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungannya

Kompetensi Dasar

Indikator Materi pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan/ Alat 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh Globalisasi di lingkungannya 1. Menjelaskan pengertian globalisasi 2. Menjelaskan pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. 3. Menyebutkan

pengaruh positif dan negatif akibat

globalisasi di masyarakat. 4. Menunjukkan

contoh sikap percaya diri dan mandiri dalam menghadapi globalisasi. 1. Pengertian globalisasi 2. Pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. 3. Pengaruh positif dan

negatif akibat globalisasi di masyarakat.

4. Contoh sikap percaya diri dan mandiri dalam menyikapi globalisasi.

1. Menggali informasi tentang pengertian globalisasi dari berbagai sumber.(dari buku, internet, dll) 2. Mendiskusikan pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. 3. Mendiskusikan

pengaruh positif dan negatif globalisasi di masyarakat.

4. Mendiskusikan contoh sikap percaya diri dan mandiri dalam menyikapi globalisasi. 1. Penilaian Proses Sikap dalam bentuk skala sikap. 2. Penilaian hasil a. Tes bentuk Pilihan Ganda. b. Tes bentuk uraian . 4 JP @ 35 menit 1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarga-negaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Departemen Pendidikan Nasional 2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan Kewarganega raan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional. 3. UU No. 10 Tahun 2008.

(22)

Kompetensi

Dasar Indikator Materi pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan/Alat 4. Berbagai kasus dari Koran, majalah, buku 4.2 Mengidentifi-kasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional. 1. Menjelaskan bermacam-macam budaya daerah Indonesia. 2. Menjelaskan budaya daerah yang ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. 3. Menunjukkan contoh sikap percaya diri terhadap kebudayaan Indonesia dalam kancah internasional.

1. Contoh bermacam-macam budaya Indonesia.

2. Contoh budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi internasional. 3. Contoh sikap percaya diri

dalam mengakui budaya Indonesia dalam kancah internasional.

1. Menggali informasi tentang budaya daerah Indonesia dari berbagai sumber.(dari buku, internet, dll)

2. Mengidentifikasi dan mendiskusikan contoh budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi internasioanl.

3. Mengidentifikasi dan mendiskusikan tentang contoh sikap percaya diri dalam mengakui budaya Indonesia dalam kancah internasional. 1. Penilaian Proses Sikap dalam bentuk skala sikap 2. Penilaian Hasil Tes bentuk Pilihan Ganda. Tes bentuk uraian Pemberian Tugas 4 JP @ 35 menit 1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarga-negaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Departemen Pendidikan Nasional 2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan Kewarganega raan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan

(23)

Kompetensi

Dasar Indikator Materi pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan/Alat Nasional. 3. UUD 1945 4. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Jakarta, 18 Juli 2011

Penyusun,

Tim PKn SD

(24)

PEMBELAJARAN (RPP)

CONTOH 1

INTEGRASI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PADA RPP

SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

Satuan Pendidikan

: SD Indonesia

Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/ Semester

: IV/ I

Jumlah Pertemuan

: 1 X (2 X 35 menit)

I. Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem Pemerintahan Desa dan Pemerintah

Kecamatan

II.

Kompetensi Dasar

: 1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan

desa dan pemerintahan kecamatan.

III. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Menyebutkan perangkat desa.

2. Menguraikan tata cara pemilihan kepala desa.

3. Menunjukkan kerawanan yang ada di dalam pemilihan kepala desa.

4. Menceritakan salah satu contoh kerawanan yang mungkin terjadi dalam pemilihan

kepala desa.

5. Menunjukkan ciri-ciri kepala desa yang baik.

6. Menunjukkan contoh sikap jujur dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa.

IV. Tujuan Pembelajaran:

Melalui kegiatan pembelajaran dengan ekspositori, eksplorasi, elaborasi dan konformasi,

peserta didik dapat:

1. Menyebutkan perangkat desa.

2. Menguraikan tata cara pemilihan kepala desa.

3. Menunjukkan kerawanan yang ada di dalam pemilihan kepala desa.

4. Menunjukkan ciri-ciri kepala desa yang baik.

5. Menyimulasikan pemilihan kepala desa di dalam kelas.

6. Menerapkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.

(25)

V. Materi Ajar:

1. Perangkat desa

2. Tata cara pemilihan kepala desa

3. Kerawanan pemilihan kepala desa.

4. Ciri-ciri kepala desa yang baik.

5. Contoh nilai-nilai dalam pemilihan kepala desa.

6. Contoh sikap jujur dalam pemilihan kepala desa serta dalam kehidupan sehari-hari.

Integrasi Pendidikan Antikorupsi pada Materi Ajar:

Penyebutan desa di Indonesia pada setiap daerah berbeda-beda. Ada yang

menyebutnya "Nagari", seperti di Sumatera Barat, "Gampong"di Nanggroe Aceh Darussalam,

"Lembang" di Sulawesi Selatan,"Kampung" di Kalimantan Selatan dan Papua, dan "Negeri" di

Maluku. Di Jawa sebutan yang digunakan adalah Desa. Namun, ciri khas suatu desa tidak

hilang.

Siapakah yang menjalankan pemerintahan di desa? Desa merupakan bagian dari

sebuah kecamatan. Salah satu lembaga yang ada di dalam pemerintahan desa adalah

Kepala Desa (Lurah).

Setiap desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh

penduduk di desa tersebut. Syarat dan tata cara pemilihannya diatur oleh peraturan daerah

yang berpedoman pada peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang

desa ini adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.72 tahun 2005.

Kepala desa bukanlah seorang pegawai negeri sipil. Masa jabatan kepala desa adalah

enam tahun. Ia dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Sesudah

itu ia tidak boleh lagi mengikuti pemilihan calon kepala desa.

Di dalam pemilihan calon kepala desa ini dapat timbul kerawanan, terutama kerawanan

dalam bentuk politik uang (aspek politik).

Jika ini yang terjadi, maka calon yang banyak

uangnyalah yang jadi, dan ini belum tentu mempunyai kemampuan untuk memimpin. Dan

ketika sudah jadi, karena sudah banyak mengeluarkan uang, maka kemungkinan di dalam

menjalankan tugasnya sebagai kepala desa tidak mendahulukan kepentingan rakyat, tetapi

bisa jadi memikirkan kepentingannya sendiri, misalnya dalam bentuk usaha bagaimana

caranya agar segera mengembalikan modal yang telah dikeluarkan, akhirnya bertindak tidak

jujur, tidak adil, tidak peduli.

(26)

jadi nantinya akan membuat kebijakan yang akan menguntungkan dirinya sendiri, misalnya

dengan cara menaikkan tarif harga tanah yang ada di wilayah desanya sehingga biaya untuk

jual beli tanah tersebut menjadi tinggi, dan ini bisa masuk ke kantong pribadi kepala desa.

Usaha menguntungkan diri sendiri juga bisa dalam bentuk pembuatan peraturan desa.

Karena peraturan desa dibentuk atas dasar persetujuan Badan Permusyawaratan Desa,

maka kepala desa dapat saja melakukan kolusi dengan anggota-anggota BPD, yang dan

kolusi ini dapat menghasilkan peraturan desa yang menguntungkan kepala desa.

Untuk itulah, mestinya para penduduk yang telah memiliki hak pilihnya, di dalam

menentukan pilihannya benar-benar mempertimbangkan kemampuan calon, serta kepedulian

calon di dalam memperjuangkan nasib para penduduk desanya.

VI. Alokasi waktu: 2 X 35 menit.

VII. Metode Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran aktif dengan menggunakan metode:

1. Tanya jawab

2. Diskusi

3. Simulasi

4. Penugasan

5. Pengamatan

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta didik/Guru A. Pendahuluan

(10 Menit)

1.

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam

2.

Guru mengamati kebersihan dan ketertiban kelas serta melakukan pengecekan kehadiran peserta didik, kegiatan piket dan kebersihan kelas. Guru menanyakan siapa yang tidak melaksanakan piket hari ini? Mengapa? dst.

3.

Guru menyampaikan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

4.

Apersepsi: Guru menanyakan materi pembelajaran minggu yang lalu, yang terkait dengan materi pembelajaran minggu ini.

B. Inti (50 Menit)

1. Eksplorasi

a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.

(27)

yang terkait dengan pemilihan kepala desa, termasuk hal-hal yang ada kaitannya dengan korupsi. Selain itu peserta didik juga mensimulasikan tentang pemilihan kepala desa.

c. kelas diminta untuk mensimulasikan cara-cara pemilihan kepala desa.

2. Elaborasi dan Konfirmasi

a. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, dan kelompok lain menanggapi.

b. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan pelurusan

c. Guru memberikan penjelasan dengan penegasan nilai- nilai Antikorupsi yang ada di dalam proses pemilihan kepala desa, proses penyusunan peraturan desa.

d. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman.

C. Penutup (10 Menit)

1. Guru menyimpulkan kembali tentang inti pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai Antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Evaluasi: Tanya jawab secara lisan

3. Refleksi: Bertanya tentang kekurangan pembelajaran hari ini.

4. Tindak lanjut: Menyuruh peserta didik mempelajari pendidikan antikorupsi. 5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

IX. Penilaian

1. Penilaian Proses

a. Format Penilaian Diskusi

Petunjuk:

Diskusikan soal/materi dalam kompetensi dasar 1 secara kelompok

dengan temanmu, selanjutnya buatlah laporan secara tertulis!

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF ”DISKUSI KELOMPOK”

No Nama peserta

didik

Indikator Perilaku yang dinilai

Jumlah Skor Tang

Jawab Kerja sama

Kedisiplinan dalam diskusi Kesopanan Menghargai pendapat teman Kejujura n 1 Sulastri 4 4 3 3 3 3 20

Keterangan:

Indikator 1 Sangat bertanggung jawab

skor 4

Bertanggung jawab

skor 3

Kurang bertangg jawab

skor 2

(28)

Bekerjsama

skor 3

Kurang bekerja sama

skor 2

Tidak mau bekerjsama

skor 1

Indikator 3 Sangat disiplin dlm diskusi

skor 4

Disiplin dalam berdiskusi

skor 3

Kurang disiplin dalam berdiskusi

skor 2

Tidak disiplin dlm bekerja sama

skor 1, dst.

Jumlah skor maksimum seluruh indikator perilaku

= 4 X 6 = 24

Jumlah skor minimum seluruh indikator perilaku = 1 X 6 = 6

Nilai ideal = 100

Misalnya Sulastri, jumlah skor = 20, maka nilai afektif diperoleh Sulastri adalah:

33 , 83 100 24 20 X

Untuk memperoleh generalisasi gambaran perilaku Sandra, maka digunakan

penggolongan atau menggunakan kelas interval, misal:

90 - 100

= A (sangat baik)

80 - 89

= B (baik)

70 - 79

= C (cukup baik)

60 - 69

= D (kurang baik).

Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Sandra tergolong: Baik

b. Format Penilaian Presentasi

Petunjuk:

Presentasikan hasil diskusi yang telah kalian susun, kelompok lain

memperhatikan, menanggapi dan menanyakan materi yang dibahas.

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK PRESENTASI/DEMONSTRASI

No Nama peserta didik

Indikator Perilaku yang dinilai

Jml Nilai Rasional Komunikasi Lisan Responsif sama Kerja Pengelolaan Emosi Menghargai pendapat

(29)

Keterangan:

Indikator 1

Sangat rasional

skor 4

Rasional

skor 3

Kurang rasional

skor 2

Tidak rasional

skor 1

Indikator 2

Komunikasi lisan sangat baik

skor 4

Komunikasi lisan baik

skor 3

Komunikasi lisan kurang

skor 2

Komunikasi lisan kurang baik

skor 1

Indikator 3

Sangat bersemangat

skor 4

Bersemangat

skor 3

Kurang bersemangat

skor 2

Tidak bersemangat

skor 1, dst.

Misalnya Dinda jumlah skor = 20, maka nilai afektif diperoleh Dinda adalah:

33 , 83 100 24 20 X

Untuk mememperoleh generalisasi gambaran praktik Dudi, maka digunakan

pengkatagorian atau menggunakan kelas interval, misal:

90 - 100 = A (sangat baik)

80 - 89 = B (baik)

70 - 79 = C (cukup baik)

60 - 69 = D (kurang baik).

Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Dinda tergolong: Baik

c.

Format Penilaian Sikap dalm Presentasi

Petunjuk:

a. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat pada waktu melakukan diskusi

kelompok.

b. Berilah tanda () pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil

pengamatanmu!

(30)

Daftar Periksa Pengamatan Sikap Diskusi Kelompok

Mata Pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan

Nama peserta didik yang diamati : ……….No. Absen: ... kelas …

No Perilaku / sikap Muncul/ dilakukan

Ya Tidak 1. Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan pendapat

2. Memotong pembicaraan teman lain 3. Menyampaikan pendapat dengan jelas 4. Mau menerima pendapat teman 5. Mau menerima kritik dari teman

6. Memaksa teman untuk menerima pendapatnya 7. Menyanggah pendapat teman dengan sopan 8. Mau mengakui kalau pendapatnya salah 9. Menerima kesepakatan hasil diskusi

10. Memberikan argumentasi berdasarkan keilmuan dan atau realita

... , ...,

Nama dan Tanda Tangan pengamat

...

Penskoran :

1. Setiap nomor apabila dijawab ”ya” mendapat nilai 10 kecuali nomor 2 dan 6.

2. Nomor 2 dan 6 apabila dijawab ”ya” mendapat nilai 0, dan apabila dijawab ”tidak”

mendapat nilai 10

3. Jumlah nilai maksimal adalah 100.

2. Penilaian Hasil

Tes tertulis bentuk uraian

1. Sebutkan apa saja yang termasuk perangkat desa!

2. Uraikan secara singkat tatacara pemilihan kepala desa!

3. Cobalah tunjukkan kerawanan yang mungkin terjadi di dalam pemilihan kepala

desa!

(31)

5. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung di dalam proses pemilihan kepala desa!

Pedoman Penskoran

:

1. Bila jawaban tiap soal sangat sempurna diberi skor 4

2. Bila jawaban sempurna diberi skor 3

3. Bila kurang sempurna diberi skor 2

4. Bila tidak sempurna diberi skor 1

5. Skor maksimum tiap soal = 4 X 5 soal = 20

6. Skor minimum tiap soal jika dijawab= 1 X 5 = 5

7. Nilai ideal = 100

8. Nilai =

Xnilaiideal

maksimum skor Jumlah anskor peroleh Jumlah

X. Sumber Belajar:

1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Departemen Pendidikan Nasional

2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional. 3. Internet (situs-situs tentang contoh pengambilan keputusan bersama).

4. UUD 1945

5. UU No. 10 Tahun 2008 tentang ... 6. Berbagai kasus dari Koran, majalah, dan buku

...,...2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Guru PKn Kelas IV

(32)

CONTOH 2

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD Indonesia

Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas

: IV (Empat)

Semester

: II (Dua)

Jumlah Pertemuan : 2 X (4 X 35 menit)

I.

Standar Kompetensi :

3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat

II. Kompetensi Dasar

:

3.1. Mengenal lembaga-lembaga Negara dalam susunan

Pemerintahan tingkat pusat, seperti, MPR, DPR.

Presiden, MA , MK dan BPK.

III. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Mengidentifikasi lembaga-lembaga negara.

2. Mengidentifikasi organisasi pemerintah tingkat pusat.

3. Menjelaskan bentuk pemerintahan.

4. Menjelaskan sistem pemerintahan.

5. Mengidenfikasi tugas dan wewenang MPR.

6. Menjelaskan tugas dan wewenang DPR

7. Menjelaskan kewajiban dan hak Presiden.

8. Menunjukkan contoh sikap jujur, adil, dan rela berkorban dalam menjalankan roda

pemerintahan.

IV. Tujuan Pembelajaran:

Melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, peserta didik dapat/mampu:

1. Menyebutkan lembaga-lembaga negara di tingkat pusat.

2. Mengidentifikasi organisasi pemerintah tingkat pusat.

3. Menjelaskan bentuk pemerintahan.

4. Menjelaskan sistem pemerintahan.

5. Mengidenfikasi tugas dan wewenang MPR.

6. Menjelaskan tugas dan wewenang DPR

7. Menjelaskan kewajiban dan hak Presiden.

(33)

V. Materi Ajar:

1. Lembaga- lembaga negara.

2. Lembaga pemerintahan tingkat pusat.

3. Bentuk pemerintahan

4. Sistem pemerintahan

5. Tugas dan wewenang MPR.

6. Tugas dan wewenang DPR.

7. Kewajiban dan hak presiden

8. Contoh sikap jujur, adil, dan rela berkorban.

Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi pada Materi Ajar:

Sistem

pemerintahan di Indonesia mengenal adanya berbagai lembaga negara.

Salah satu lembaga negara yang ada di Indonesia adalah presiden. Presiden sebagai

kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan di Indonesia.

Sejak reformasi, presiden di negara kita dipilih langsung oleh rakyat. Seorang presiden

bertanggung jawab penuh kepada rakyat. Oleh karena itu, dalam membuat kebijakan

harus didasarkan pada kepentingan umum/bersama bukan mengutamakan ambisi pribadi

atau kelompok tertentu. (dimensi politik)

Setiap negara mempunyai bentuk dan sistem pemerintahan sendiri-sendiri. Ada

yang berbentuk kerajaan dan ada pula yang berbentuk republik. Negara Indonesia adalah

negara kesatuan yang berbentuk republik. Artinya, kedaulatan ada di tangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.

Sedangkan sistem pemerintahan suatu negara disesuaikan dengan kondisi

negara masing-masing. Untuk menyelenggarakannya, dibentuklah lembaga negara di

Indonesia. Lembaga negara itu dalam membuat kebijakan/aturan tidak boleh

deskriminasi, harus adil dan dapat menjangkau seluruh aspek kehidupan. (dimensi hukum

dan sosiologi)

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga negara dalam sistem

ketatanegaraan Republik Indonesia yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat

dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah

lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan

lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk undang-undang.

(34)

banyak tugas dan fungsi DPR, maka dalam menjalankan tugasnya DPR harus disiplin,

jujur, adil, dan tanggung jawab,

sehingga kebijakan yang dibuat benar-benar membawa

kemakmuran rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang

dipilih berdasarkan hasil pemilihan Umum.

Tugas dan wewenang DPR antara lain:

1. Membentuk undang-undang yang dibahas bersama presiden untuk mendapat

persetujuan bersama. Dalam membuat undang-undang harus memperhatikan

kepentingan umum. Karena undang-undang itu sendiri akan berfungsi untuk mengatur

kehidupan masyarakat umum. (dimensi politik)

2. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memerhatikan pertimbangan

DPD. Ketika memilih, DPR harus benar-benar selektif, artinya memilih orang yang

mempunyai kemampuan yang tinggi, jujur, ahli bidangnya, tidak boleh KKN. (dimensi

ekonomi, hukum, sosiologi)

3. Memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan pemberhentian

anggota Komisi Yudisial.

4. Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima

penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian

amnesti dan abolisi.

Semua yang dilakukan oleh DPR harus benar-benar jujur, sportif, adil, dan

tanggung jawab, sehingga tidak merugikan kepentingan umum

VI. Alokasi waktu

Pertemuan Pertama: 2 x 35 menit

Pertemuan Kedua: 2 x 35 menit

VII. Metode Pembelajaran

Strategi:

Cooperative Learning technique, Think Paire and share

dengan metode

Pembelajaran:

1. Penugasan

2. Diskusi

3. Tanya jawab

Gambar

Gambar dan Lembar Informasi

Referensi

Dokumen terkait

Contoh sikap positif itu adalah perilaku hidup sehat, jujur, tanggung jawab, peduli, kreatif, kritis, percaya diri, disiplin, mandiri, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri,

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap

Guru dapat mengidentifikasi potensi peserta didik yang berkaitan dengan aspek sikap dalam mata pelajaran PKn secara benarV.

Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “ Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,

Ada 9 Pendidikan karakter Anti korupsi yang di berikan pada anak jenjang PAUD yaitu jujur, mandiri, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, sederhana, berani, peduli

Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan

Pendidikan kewarganegaraan dapat digunakan model pembelajaran blended learning untk membentuk karakter mandiri, disiplin kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, komunikasi yang saling

 Evaluasi/ tes akhir Berpikir kritis dan kreatif 4C dengan sikap jujur , disiplin, serta tanggung jawab yang tingi Karakter berkaitan dengan  Meyakini Hari Akhir, Mengakhiri