• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Petai (Parkia speciosa hassk) termasuk suku Mimosaceae, berasal dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Petai (Parkia speciosa hassk) termasuk suku Mimosaceae, berasal dari"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A Tanaman Petai

1. Klasifikasi Tanaman

Petai (Parkia speciosa hassk) termasuk suku Mimosaceae, berasal dari Malaysia. Dengan klasifikasi sebagai berikut :

Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae Genus : Parkia

Species : Parkia speciosa hassk

(www.wikipedia/enslikopedia/indonesia.com) 2. Morfologi Tanaman

Tanaman ini berbentuk pohon dengan tingginya mencapai 5-25 m dan bercabang banyak, kulit batang berwarna coklat kemerah-merahan, daunnya menyirip ganda, bunganya ketika masih muda (belum tumbuh benang-benang sari dan putik-putiknya) berwarna hijau, keras dan berbentuk bongkol, bunga ini setelah dewasa ditumbuh benang-benang sari dan putik berwarna kuning sehingga ukurannya membesar dan empuk seperti spon, dalam bahasa Jawa disebut “pendul”.bentuk buahnya berpolong-polong dan berisi biji-biji, dan biji tersebut agak lunak ketika masih muda agak keras setelah menjadi tua. Tanaman petai tumbuh baik di daerah dataran rendah sampai daerah pegunungan dengan

(2)

ketinggian 1.500 m diatas permukaan laut dengan lingkungan yang terbuka atau tidak terlindungi oleh pepohonan lain, sebab tanaman petai sangat membutuhkan sinar matahari sepanjang hari.

Di daerah Jawa hanya dikenal 2 jenis petai yaitu : a Tanaman petai jenis gajah

Tanaman jenis ini menghasilkan buah petai yang setiap buahnya dapat berisi petai sebanyak 15-18 biji, panjang buahnya mencapai 25-30 cm. b Tanaman petai jenis kacang

Tanaman ini menghasilkan buah petai yang setiap buahnya hanya mengandung 10-12 biji, panjang buah hanya sekitar 20 cm dan ukuran bijinya lebih kecil jika dibandingkan dengan petai jenis gajah.

Di berbagai daerah di Indonesia, ternyata mempunyai nama-nama yang berlainan untuk menyebut petai. Di daerah Ambon disebut Pateh, di daerah Batak Karo disebut Parira, di daerah Batak Toba disebut Pelia, di daerah Lampung disebut Petar, di Jawa disebut Tengah dan Jawa Timur disebut Pete. Namun secara umum di Indonesia disebut Petai.

3. Syarat Tumbuh a Lokasi

Tanaman petai dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut. Namun tanaman ini akan tumbuh baik dan berproduksi tinggi jika ditanam di daerah antara 500 sampai 1.000 m di atas permukaan laut

(3)

b Tanah

Tanaman petai dapat tumbuh dengan baik di daerah-daerah yang tanahnya bertekstur halus dengan pH antara 5,5 sampai 6,5. Tanah yang bertekstur halus ini, pada umumnya adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari debu dan lempeng atau tanah yang tidak berpasir. Yang paling cocok untuk tanaman petai adalah jenis tanah mediteran atau latosol

c Iklim

Tanaman petai tumbuh baik di daerah-daerah yang mempunyai tipe iklim B (basah) dan tipe iklim C (agak basah). Penentuan tipe iklim ini didasarkan pada rumus Schmidt-Fergusson, yaitu perbandingan antara rata-rata jumlah bulan kering dengan jumlah bulan basah yang dinyatakan dalam persen.Tanaman petai kurang cocok dengan daerah-daerah yang mengalami musim kemarau yang sangat kering.

d Lingkungan

Secara konvensional (tradisional) sebagian petunjuk (indikator), tanaman petai dapat tumbuh baik di suatu tempat/daerah jika daerah tersebut tanaman cengkeh tumbuh baik.

Tanaman petai dapat tumbuh baik ditempat-tempat yang terbuka atau tidak terlindungi pepohonan lain, sebab tanaman petai sangat membutuhkan sinar matahari sepanjang hari.

(4)

4. Potensi Produksi

Tanaman petai yang syarat-syarat tumbuhnya terpenuhi dapat berproduksi (berbuah) pada umur 4 tahun. Sebuah bunga petai mengalami penyerbukan dengan baik dan dalam kondisi pertumbuhan tanaman yang baik pula akan menghasilkan buah petai sebanyak 15-20 polong (dalam bahasa Jawa: 15-20 keris).Sejak penyerbukan buah petai sampai siap dipetik membutuhkan waktu 3-4 bulan. Pohon petai yang kondisinya baik menurut Hasskarl dapat menghasilakan 4.000-5.000 polong buah petai pertahun. Masa-masa panen buah petai itu terdiri dari panen raya dan masa-masa panen kecil. Hal ini dapat diketahui melalui tabel 1 berikut ini :

Tabel. 1. Masa panen tanaman petai

Panen Raya Panen Kecil

1. Desember 2. Januari 3. Februari 1. April 2. Juni 3. September 5. Kandungan Gizi

Penyebab biji petai bau adalah kandungan asam-asam amino yang didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur sulfur (S), ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau.

Salah satu gas yang terbentuk dari unsur itu adalah H2S (Hidrogen sulfida) yang terkenal sangat bau. Untuk menghilangkan bau petai dapat dilakukan dengan mengunyah sedikit bubuk kopi selama beberapa menit,

(5)

kemudian minum air putih dingin.Konsumsi mentimun juga dapat mengurangi bau petai (www.cyberindo/aditama/senior/2007).

Biji petai mempunyai kandungan mineral, gizi dan vitamin sebagaimana tercantum dalam tabel 2 berikut ini :

Nama Dalam 100 gram biji petai segar Energi Air Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Besi Vitamin Vitamin B1 Vitamin C 142 kalori 60,5 mg 10,4 mg 2,0 mg 22,0 mg 95 mg 115 mg 1,2 mg 200 SI 0,17 mg 36 mg

Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan , Direktorat Gizi Deperteman Kesehatan RI (1981).

6. Manfaat Petai

Menurut Dr.Aminudin AHK dari Departement of Physiologi Medical Faculty of Universitas Kebangsaan Malaysa, Kuala Lumpur bahwa petai dapat digunakan sebagai obat anemia, gigitan nyamuk, stress, sindroma pramenstruasi, depresi, sakit perut, liver, diabetes, cacingan, dan beberapa gangguan kesehatan lainya. Menurut riset dalam “The New England Jurnal of Medicine”, makan petai sebagai bagian dari makanan sehari-hari akan berpengaruh sangat baik bagi pencernaan karena teksturnya yang lembut dan halus dan mampu menetralkan asam lambung dan mengurangi iritasi dengan melapisi permukaan dalam

(6)

lambung. Kombinasi sukrosa, fruktosa, glukosa dan serat mampu memberikan dorongan tenaga yang instant yang cukup lama dan cukup besar efeknya. Sedangkan kandungan zat besi yang dapat membantu menstimulasi produksi sel darah merah dan membantu apabila terjadi anemia (Cempaka, Edisi XVII,2006). B Zat Besi

Zat besi merupakan mineral mikro yang mempunyai rumus molekul Fe dan mempunyai berat atom 55,847 yang mempunyai sifat hablur, kegunaanya sebagai oksidator dan ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri. Besi total adalah jumlah ferro (Fe2+) dan ferri (Fe3+). Besi dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh untuk metabolisme glukosa, lemak dan protein menjadi energi (ATP), sebagai alat angkut electron di dalam sel dan sebagai bagian dari berbagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh. Kandungan besi dalam tubuh adalah 25 mg per kg berat pada wanita dan 50 mg per kg berat badan pria (Winarno F.G,2004).

Defisiensi besi atau kekurangan zat besi dapat mengakibatkan kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari nilai normalnya, yang disebut anemia. Faktor yang mempengaruhi rendahnya kadar hemoglobin adalah makanan yang dikonsumsi setiap hari sedikit mengandung zat besi, adanya zat penghambat dalam penyerapan zat besi yaitu adanya parasit dalam tubuh dan kehilangan darah yang cukup banyak. Dalam keadaan normal tubuh manusia dapat menyerap 5-10% besi dan orang yang kekurangan dapat menyerap 10-20% zat besi (Winarno F.G,2004).

(7)

Gejala-gejala tubuh apabila kekurangan besi adalah cepat lelah, lesu, kurang nafsu makan, pucat, pusing, menurunya kekebalan tubuh. Pada anak-anak kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung menurunya kemampuan untuk berkonsentrasi dalam belajar. Indikator yang paling umum untuk mengetahui kekurangan besi adalah pengukuran jumlah dan ukuran sel darah merah, dan nilai hemoglobin darah. Untuk indikator yang paling peka adalah dengan mengukur nilai feritrin dalam serum darah. Nilai ini menggambarkan persediaan besi dalam tubuh .(Almatsier S, 2004).

Menurut Fairbanks, dkk (1971) penyebaran besi dalam tubuh seperti pada tabel 3. berikut :

Tabel. 3. Penyebaran besi dalam tubuh

No Bagian Banyak besi (mg) Prosentase (%)

1 2 3 4 5 6 Hemoglobin

Cadangan (feritrin dan hemosiderin) Mioglobin Pool labil Enzim Pengangkut 2500 1000 130 80 8 3 67,19 26,87 3,50 2,51 0,21 0,08 Jumlah 3721 100,0

Sumber : Fairbanks, Fahey dan Beatler (1971).

WHO menganjurkan bahwa jumlah besi yang harus dikonsumsi sebaiknya berdasarkan jumlah kehilangan besi dalam tubuh. Jumlah besi yang dikeluarkan tubuh sekitar 1,0 mg perhari, untuk wanita masih ditambah 0,5 mg hilang karena menstruasi, karena jumlah besi yang diserap hanya sekitar 10 %

(8)

maka konsumsi yang dianjurkan adalah 10 mg untuk orang dewasa per hari, atau 18 mg untuk wanita dengan usia 11-50 tahun (Winarno.F.G 2004). Sumber besi adalah makanan hewani seperti, telur, daging, ayam, dan ikan sedangkan yang berasal dari nabati antara lain, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau misalnya petai dan beberapa jenis buah.(Almatsier S, 2004). Pada perebusan biji petai dapat menurunkan kandungan nutrisi dan dan vitamin termasuk zat besi. Hal ini disebabkan karena pada perebusan sebagian dari zat besi larut dalam air (Agus Krisno, 2002).

1. Analisa Besi (Fe)

Analisa besi total dilakukan secara kualitatif dan secara kuantitatif. Berdasarkan buku Vogel identifikasi besi total secara kualitatif sebagai berikut :

a. Uji kualitataif

1. 1 ml sample + 1 ml NaS → ↓ hitam

2. 1 ml sample + 1 ml NaOH → ↓ hijau kotor coklat 3. 1 ml sample + 1 ml K3Fe(CN)6 → ↓ biru Prussian 4. 1 ml sample + 1 ml K4Fe(CN)6 → ↓biru turnbull

b. Uji Kuantitatif

Metode : Spektrofotometri

(9)

O O O

cara mendidihkannya dengan asam dan Hidroksilamin HCl, kemudian direduksikan dengan 1,10 fenantrolin pada pH 3,2 – 3,3. Tiga molekul fenantrolin dengan satu atom besi ferro membentuk senyawa kompleks berwarna merah jingga. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan baku yang telah diketahui kadarnya secatra spektrofotometer dengan panjang gelombang 510 nm.

Reaksi : Fe3+ + 1,10 Phenantrolin Fe2+ Unsur-unsur yang dapat menggangu pada analisa zat besi dengan cara spektrofotometer dan dapat dihilangkan dengan pemanasan antara lain sebagai berikut :

- CN, NO2, Polifosfat hilang pada saat pemanasan atau pendidihan - Cr, Zn, CO, Ni hilang dengan penambahan Hidroksilamin - Bi, Cd, Hg, Mo, Ag, dapat diendapkan oleh 1,10 fenantrolin]

- Warna zat organik dapat dihilangkan dengan cara ekstraksi dengan eter sebanyak 3 kali.

C Spektrofotometer

Prinsip spektrofotometri didasarkan adanya interaksi dari energi radiasi elektromagnetik dengan zat kimia atau suatu materi yang berupa molekul.

(10)

Instrumen yang digunakan disebut spektrofotometer yang berfungsi untuk mengukur transmitan atau absorbance suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan sample pada suatu panjang gelombang tunggal dapat dilakukan. Komponen yang penting sekali dari suatu spektrofotometer secara skema sebagai berikut:

    

Sumber  monokromator  sampel detektor  pengganda  rekorder Keterangan :

1. Sumber cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah spektrum 2. Monokromator yaitu suatu alat yang menghubungkan antara pita sempit

dengan panjang gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

3. Wadah untuk sampel (kuvet).

4. Detektor berupa transduser yang mengubah energi cahaya menjadi suatu isyarat listrik.

5. Suatu pengganda (amplifier) dan rangkaian yang berkaitan yang membentuk isyarat listrik itu menandai untuk dibaca.

6. Suatu sistem baca yang mana diperagakan besarnya isyarat listrik (Aloysius HP, 1989).

1. Teknik-teknik analisis spektrofotometri

Ada 3 teknik yang biasa dipakai dalam analisis secara spektrofotometri, yaitu :

(11)

Y

X

Y = Absorbansi X = Konsentrasi

a = Titik potong (intersep) b = Lereng (slope)

Y = bx + a

1. Metode Standar Tunggal

Metode ini sangat praktis karena hanya menggunakan satu larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya yang selanjutnya absorbsi larutan standar dan absorbsi larutan sampel diukur dengan spektrofotometri.

2. Metode Kurva Kalibrasi

Dalam metode ini dibuat suatu seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi selanjutnya absorbsi masing-masing larutan tersebut diukur dengan spektrofotometer. Kemudian dibuat grafik antara konsentrasi versus absorbsi yang merupakan garis lurus melawati titik nol

Keterangan :

3. Metode Adisi Standar

Metode dipakai secara luas karena mampu meminimalkan kesalahan yang disebabkan karena perbedaan kondisi lingkungan

(12)

(matriks) sampel dan standar. Dalam metode ini dua atau lebih sejumlah volume tertentu dari sampel dipindah ke dalam labu ukur. Satu larutan diencerkan sampai volume tertentu kemudian diukur absorbsinya tanpa ditambah zat standar, sedangkan larutan yang lain sebelum diukur absorbsinya ditambah lebih dahulu sejumlah tertentu larutan standar dan diencerkan seperti pada larutan yang pertama.

(13)

Biji petai segar Di cuci dan ditiriskan Di timbang 5 gr Di rebus dengan air mendidih 50 ml Lama perebusan 0 5 10 15 20 (menit)

Biji petai yang sudah di rebus ditiriskan dan dihaluskan + aquades sampai

volume 250 ml (labu ukur) Di saring

Analisa Kualitatif Analisa Kuantitatif Filtrat

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Self efficacy akan akademik berpengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik. Individu yang memiliki Self efficacy akademik yang tinggi mau menerima tugas-tugas akademik

Terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran Lectora yang dipadukan Ulead yang memiliki gaya belajar

Hal yang paling penting juga yaitu orang tua harus selalu membicarakan atau selalu berkomunikasi tentang pendidikan dengan anak ketika sedang berada di rumah agar anak bisa

Lebih lanjut, Integrasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) juga dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai- nilai

Asset game yang digunakan dalam pembuatan game pilah sampah adalah tempat sampah organic, tempat sampah anorganik, tempat sampah b3, sampah organic, sampah anorganik,

Dari hasil analisis risiko tersebut didapatkan hasil dokumentasi risiko teknologi informasi dan rekomendasi penanganan risiko dalam aspek personil yaitu penambahan

Hasil dari penelitian ini berbeda dengan teori yang menjadi sumber acuan dalam penelitian ini, menurut teori pengeluaran pemerintah dari sisi belanja pemerintah dan