• Tidak ada hasil yang ditemukan

Induksi Dan Bilangan Bulat - Repository UNIKOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Induksi Dan Bilangan Bulat - Repository UNIKOM"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat

adalah induksi matematik.

Cara pembuktian induksi matematik

 Untuk membuktikan pernyataan ini, kita hanya perlu

menunjukkan bahwa:

1. p(a) benar , dan

 Langkah ini disebut basis induksi

2. untuk semua bilangan bulat positif n a, jika p(n) benar maka

p(n + 1) juga benar.

Langkah ini disebut langkah induksi

 Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan

bahwa p(n) dan p(n+1) benar. Asumsi tersebut dinamakan

hipotesis induksi.  

(3)

1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.

Penyelesaian:

Deret bil ganjil positif: 1+3+5+…+(2n-1) = n2

(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama

adalah 1.

 (ii) Langkah induksi: Andaikan untuk n  1 pernyataan

p(n) 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2 adalah benar (hipotesis induksi)

[catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n – 1)].

Kita harus memperlihatkan bahwa  p(n+1)

[1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n + 1) = (n + 1)2 juga benar.

Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:

[1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n + 1) = n2 + (2n + 1)

= n2 + 2n + 1

= (n + 1)2

Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkann benar,

(4)

 Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik

bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1  Penyelesaian:

(i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh: 20 = 20+1 - 1.

Ini jelas benar, sebab 20 = 1 = 20+1-1 = 21 – 1 = 2 – 1 = 1

(ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa untuk semua bilangan bulat tidak-negatif p(n)

20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1

adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n+1) untuk [20 + 21 + 22 + … + 2n] + 2n+1 = 2(n+1) + 1 – 1 juga benar.

Ini kita tunjukkan sebagai berikut: (20 + 21 + 22 + … + 2n )+ 2n+1

= (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1

= (2n+1 - 1) + 2n+1 (dari hipotesis induksi)

= (2n+1 + 2n+1) - 1

= (2 . 2n+1) - 1

= 2n+2 - 1

= 2(n+1) + 1 - 1

(5)

1.Misalkan g = {(1,b),(2,c),(3,a)} adalah fungsi dari A ={1,2,3} dan B={a,b,c,d} dan f={(a,x),(b,y),(c,w),(d,z)} adalah fungsi dari B ke C ={w,x,y,z}.

a. Tuliskan fog sebagai himpunan pasangan terurut.

b. Apakan fungsi fog termasuk injektif, surjektif atau bijektif?

2. Buktikan melalui induksi matematik untuk soal berikut:

2 2 2 2

1 2

2

( 1)( 2)

.1(2) 2(3) ... ( 1) 1

3

1 1 1 1

. ... 1

1(2) 2(3) 3(4) ( 1) 1

(2 1)(2 1)

.1 3 5 ... (2 1) 1

3 1

.(1 ) ... 1

1

.3 3.5 3.5

n n

n n n

a n n untuk semua n

n

b untuk semua n

n n n

n n n

c n untuk semua n

a

d a a a untuk semua n

a e                                      1 3(5 1)

... 3.5 0

4

n

n   untuk semua n

(6)
(7)

 Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai

pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0

 Berlawanan dengan bilangan bulat adalah bilangan riil yang

mempunyai titik desimal, seperti 8.0, 34.25, 0.02.

 Sifat Pembagian Bilangan Bulat

 Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat dengan

syarat a  0.

 Kita menyatakan bahwa a habis membagi b (“b kelipatan a”)

jika terdapat bilangan bulat c sedemikian sehingga b = ac.

 Notasi: a | b jika b = ac, c Z dan a 0.

(Z = himpunan bilangan bulat)

 Contoh: 4 | 12 karena 12/4 = 3 (bilangan bulat) atau 12 = 4

3.

(8)

 Algoritma Euclidean adalah algoritma untuk mencari Pembagi

Bersama terbesar (PBB) dari dua buah bilangan bulat.

TEOREMA 1. Misalkan m dan n adalah dua buah bilangan bulat

dengan syarat n > 0. Jika m dibagi dengan n maka terdapat dua buah bilangan bulat unik q (quotient/hasil bagi) dan r

(remainder/sisa bagi), sedemikian sehingga

m

=

nq

+

r

dengan

0

r < n

.

 Contoh:

1. 101 dibagi dengan 24 memberikan hasil bagi 4 dan sisa 5 : berarti m=101; n=24; q = 4 dan r = 5

Sehingga jika dituliskan dengan teorema Euclidean : 101 = 24.4 + 5

2. –22 dibagi dengan 3 memberikan hasil bagi –8 dan sisa 2 : Sehingga jika dituliskan dengan teorema Euclidean :

–22 = 3(–8) + 2

(9)

Algoritma Euclidean

1. Jika n = 0 maka

m adalah PBB(m, n);

stop.

tetapi jika n  0,

lanjutkan ke langkah 2

2.Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya.

3. Ganti nilai m dengan nilai n

dan nilai n dengan nilai r, lalu ulang kembali ke langkah 1.

 

procedure Euclidean(input m, n : integer, output PBB : integer)

{ Mencari PBB(m, n) dengan syarat

m dan n bilangan tak-negatif dan m n Masukan: m dan n, m  n dan m, n  0

Keluaran: PBB(m, n) }

Deklarasi r : integer  

Algoritma:

while n 0 do rm mod n

mn nr

endwhile

{ n = 0, maka PBB(m,n) = m } PBBm

(10)

Contoh 4.

m

= 80,

n

= 12 dan dipenuhi syarat

m

n

 

Sisa pembagian terakhir sebelum 0 adalah 4, maka

PBB(80, 12) = 4.

.

(11)

 Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat tidak nol.

 Pembagi bersama terbesar (PBB – greatest common divisor

atau gcd) dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar d

sedemikian sehingga d | a dan d | b.

 Dalam hal ini kita nyatakan bahwa PBB(a, b) = d.

Contoh

 Faktor pembagi 45: 1, 3, 5, 9, 15, 45;

 Faktor pembagi 36: 1, 2, 3, 4, 9, 12, 18, 36;

 Faktor pembagi bersama dari 45 dan 36 adalah 1, 3, 9

(12)

Teorema 2. Misalkan m dan n adalah dua buah bilangan bulat

dengan syarat n > 0 sedemikian sehingga m = nq + r , 0  r < n, maka PBB(m,n) = PBB(n, r)

 Jadi, PBB dari m dan n adalah sisa terakhir yang tidak nol dari

runtunan pembagian tersebut

Contoh 3:

m = 60, n = 18, q

 60 = 18 3 + 12 r0  18 = 12.1 + 6 r1

(13)

 PBB dua buah bilangan bulat a dan b dapat dinyatakan sebagai kombinasi lanjar

(linear combination) a dan b dengan dengan koefisien-koefisennya.

Teorema 3. Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat positif, maka

terdapat bilangan bulat m dan n sedemikian sehingga PBB(a, b) = ma + nb.

 Misalnya PBB(80, 12) = 4 , dan 4 = (-1) 80 + 7 12.

80 = 6.12 + 8 …(i) 12 = 1.8 + 4 …(ii) Pada (ii) 4 = 12 + (-1).8 Pada (i) 8 = 80 + (-6).12

Substitusikan (i) ke (ii) maka 4 = 12 + (-1)(80+(-6).12) 4 = 1.12+ 6.12 + (-1)(80)

4 = 7.12 + (-1)(80) 4 = (-1)(80) + 7.12

Contoh . Nyatakan PBB(60, 18) = 6 sebagai kombinasi lanjar dari 60 dan 18.  Penyelesaian :

60 = 3.18 + 6 18 = 3.6 + 0 6 = 60 + (-3).18

(14)

 Dua buah bilangan bulat a dan b dikatakan relatif prima jika

PBB(a, b) = 1.

 Jika a dan b relatif prima, maka terdapat bilangan bulat m dan n

sedemikian sehingga ma + nb = 1

 Contoh

Bilangan 20 dan 3 adalah relatif prima karena PBB(20, 3) =1, atau dapat ditulis 2 . 20 + (–13) . 3 = 1

dengan m = 2 dan n = –13.

atau

 Faktor pembagi 20: 1, 2,4, 5,10,20;  Faktor pembagi 3: 1, 3

 Faktor pembagi bersama dari 20 dan 3 adalah 1  Sehingga PBB(45, 36) = 9.

Tetapi 20 dan 5 tidak relatif prima karena PBB(20, 5) = 5  1

sehingga 20 dan 5 tidak dapat dinyatakan dalam m . 20 + n . 5 =

(15)

 Misalkan a adalah bilangan bulat dan m adalah bilangan bulat > 0.

 Operasi a mod m (dibaca “a modulo m”) memberikan sisa jika a dibagi

dengan m.

 Notasi: a mod m = r sedemikian sehingga

a = mq + r, dengan 0  r < m.

 Bilangan m disebut modulus atau modulo, dan hasil aritmetika modulo

(16)

Beberapa hasil operasi dengan

operator modulo

:

(i) 23 mod 5 = 3

(23 = 5

4 + 3)

(ii) 27 mod 3 = 0

(27 = 3

9 + 0)

(iii) 6 mod 8 = 6

(6 = 8

0 + 6)

(iv) 0 mod 12 = 0

(0 = 12

0 + 0)

(v) – 41 mod 9 = 4

(–41 = 9 (–5) + 4)

(vi) – 39 mod 13 = 0

(–39 = 13(–3) + 0)

 P

enjelasan untuk (v):

Karena

a

negatif, bagi |

a

| dengan

m

mendapatkan sisa

r

’.

Maka

a

mod

m

=

m

r

’ bila

r

0.

(17)

 (a) Misalkan m = –101 dan n = 11.

Nyatakan m dan n dalam m = nq + r

 –101 = 11 q + r

r = –101 mod 11

= 11 – (|–101| mod 11) = 11 – 2

= 9

–111 = 11 q + 9

q = (–101 – 9)  11

= –10

–101= 11 (–11) + 10  (b) Berapa –101 mod 13?

–101 mod 13 = 13 – (|–101| mod 13) = 13 – 10

r = 3

Cara lain:

q = -101 div 11 = -10 -101=11.q + r

-101=11.(-10) + r -101=-110+r

r = -111+110 = 9 Sehingga

(18)

 Misalkan a dan b adalah bilangan bulat dan m adalah bilangan

> 0, maka ab (mod m) jika m habis membagi ab.

 Jika a tidak kongruen dengan b dalam modulus m, maka

ditulis a / b (mod m) yaitu m tidak habis membagi a-b.

Kekongruenan ab (mod m) dapat pula dituliskan dalam

hubungan a = b + km yang dalam hal ini k adalah bilangan bulat.

(19)

 17  2 (mod 3) ( 3 habis membagi 17 – 2 = 15)

 –7  15 (mod 11) (11 habis membagi –7 – 15 = –22)

 12 / 2 (mod 7) (7 tidak habis membagi 12 – 2 = 10 )

(20)

 Berdasarkan definisi aritmetika modulo, kita dapat

menuliskan a mod m = r sebagai

ar (mod m)

 Beberapa hasil operasi dengan operator modulo berikut:

(i) 23 mod 5 = 3 dapat ditulis sebagai 23  3 (mod 5)

(ii) 27 mod 3 = 0 dapat ditulis sebagai 27  0 (mod 3)

(iii) 6 mod 8 = 6 dapat ditulis sebagai 6  6 (mod 8)

(iv) 0 mod 12 = 0 dapat ditulis sebagai 0  0 (mod 12)

(v) – 41 mod 9 = 4 dapat ditulis sebagai –41  4 (mod 9)

(21)

 Misalkan m adalah bilangan bulat positif.

1. Jika ab (mod m) dan c adalah sembarang bilangan bulat

maka

(i) (a + c)  (b + c) (mod m)

(ii) acbc (mod m)

(iii) ap bp (mod m) untuk suatu bilangan bulat tak

negatif p.

2. Jika ab (mod m) dan cd (mod m), maka

(i) (a + c)  (b + d) (mod m)

(22)

 Jika a dan m relatif prima dan m > 1, maka kita dapat menemukan

balikan (invers) dari a modulo m.

 Balikan dari a modulo m adalah bilangan bulat sedemikian sehingga

a 1 (mod m)

Contoh: Tentukan balikan dari 4 (mod 9)

Penyelesaian:

Karena PBB(4, 9) = 1, maka balikan dari 4 (mod 9) ada. Dari algoritma Euclidean diperoleh bahwa

 9 = 2  4 + 1

 Susun persamaan di atas menjadi  –2  4 + 1  9 = 1

Dari persamaan terakhir ini kita peroleh –2 adalah balikan dari 4 modulo 9.

Periksalah bahwa

(23)

 Kekongruenan lanjar adalah kongruen yang berbentuk

axb (mod m)

dengan m adalah bilangan bulat positif, a dan b sembarang bilangan bulat, dan x adalah peubah bilangan bulat.

 Nilai-nilai x dicari sebagai berikut: ax = b + km

yang dapat disusun menjadi

dengan k adalah sembarang bilangan bulat. Cobakan untuk k

= 0, 1, 2, … dan k = –1, –2, … yang menghasilkan x sebagai bilangan bulat.

a

km

b

(24)
(25)
(26)

1.Cari bilangan bulat q dan r sehingga m = n.q +r

a. m = 63, n = 7

b. m = -215, n = 8

c. m = 78, n = 5

d. m = -107, n = 6

2. Perhatikan bahwa jika dan c adalah sembarang bilangan bulat, maka ?

3. Misalkan m,n, dan c adalah bilangan bulat. Tunjukkan bahwa c adalah pembagi bersama terbesar dari m dan n, maka c| (m-n) ?

(mod )

ab m

(mod )

(27)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas tomat berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman mulai dari 2 sampai dengan 7 MST, rataan berat buah (g), jumlah tandan

[r]

$ila ada diplopia pende!ita akan meli#at lampu me!a# dan puti# ja!ak kedua lampu akan be!tamba# bila mata dige!akkan ke a!a# ge!akan otot !ektus late!alis yang mengalami

Pendekatan kualitatif deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan agar penulis dapat mengetahui dan menggambarkan apa yang terjadi di lokasi penelitian secara lugas

PENGORGANISASIAN PENGORGANISASIAN Petugas I Petugas I Petugas 2 Petugas 2 Petugas 3 Petugas 3 Petugas 4 Petugas 4 Petugas 5 Petugas 5 Melakukan Melakukan wawancara wawancara

dilanjutkan dengan Kokolot, kedua mempelai, keluarga mempelai dan tamu. undangan membacakan

meskipun dengan kemampuan dan waktu yang terbatas akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “ Benefit-Cost Analysis Penundaan