• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA-SEKOLAH DI RUANG MELATI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA-SEKOLAH DI RUANG MELATI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA-SEKOLAH DI RUANG MELATI RSUD Dr.

SOEDIRMAN KEBUMEN

Karya Tulis Ilmiah ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesiakan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

SARTI

A01401964

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penulisan ... 6

D.Manfaat Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI ... 8

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN... ... 10

C. PERENCANAAN ... 10

(6)

vi

E. EVALUASI ... 13

F. HOSPITALISASI ... 14

G. KECEMASAN ... 24

H. KONSEP ANAK USIA PRASEKOLAH ... 30

I. KONSEP TERAPI BERMAIN ... 33

J. KERANGKA KONSEP ... 44

BAB III METODE STUDI KASUS A. Jenis / Desain / Rancangan ... 45

B. Subyek Studi Kasus ... 45

C. Fokus Studi Kasus ... 46

D. Definisi Operasional ... 46

E. Instrument Studi Kasus ... 47

F.Metode Pengumpulan Data ... 47

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ... 49

H. Analisis Data dan Penyajian Data ... 49

I. Etika Studi Kasus ... 50

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Kasus ... 52

B. Pembahasan ... 56

(7)

vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 66 B.Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini dengan judul “Penerapan Terapi Bermain Dengan Menggambar Dan Mewarnai Gambar Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak

Pra-Sekolah Di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

Tujuan dari penulisan proposal karya tulis ilmiah adalah sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan. Penyelesaian penulisan proposal karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar. 2. Orang tuaku tercinta Bapak Ngarsis Wiharno dan Ibu Turminah, kakakku

Arni dan adikku Triono tersayang yang telah memberikan dorongan, baik dukungan moril dan materil serta doa yang tidak henti-hentinya kepada penulis dalam menggapai cita-citanya serta dukungan dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.

3. Ibu Herniyatun,M. Kep. Sp. Mat selaku ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

4. Ibu Nurlaila, S. Kep. Ns M. Kep selaku ketua prodi D III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal karya tulis ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan saran yang membangun untuk penulis.

5. Ibu Ning Iswati, M. Kep selaku Pembimbing.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Prodi DIII Keperawatan yang telah membantu proses penulisan proposal karya tulis ilmiah.

(9)

ix

8. Teman-teman seperjuangan Kelas 3 C Program Studi D III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong yang senantiasa selalu memberikan semangat satu sama lain dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini pada waktu yang akan datang. Harapan penulis semoga proposal karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.

Gombong, 10 Juni 2017

(10)

x Program DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017

Sarti1, Ning Iswati2

ABSTRAK

PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN

ANAK PRA-SEKOLAH DI RUANG MELATI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar belakang: Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami oleh anak-anak. Dampak ini berisiko dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan proses penyembuhan pada anak. Untuk mengurangi kecemasan anak dapat dilakukan terapi bermain.

Tujuan Penulisan: Menggambarkan asuhan keperawatan dengan menerapkan terapi bermain yaitu menggambar dan mewarnai gambaruntuk menurunkan tingkat kecemasan anak pra-sekolah akibat hospitalisasi.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan studi kasus (case study approach).Subyeknya adalah anak (pasien) yang mengalami kecemasan selama hospitalisasi di RSUD Dr. SoedirmanKebumen. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Analisis dan penyajian data menggunakan teknik naratif.

HasilStudi Kasus : Setelah dilakukan penerapan terapi bermain yaitu menggambar dan mewarnai gambar,tingkat kecemasanmenurun, dari tingkatkecemasan sangat tidak senang menjadi senang.

Pembahasan:Penerapan terapi bermain dengan cara menggambar dan mewarnai gambar efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien. Terapi bermain ini juga mampu mengubah perilaku pasien, yaitu dia lebih kooperatif sehingga mempercepat proses penyembuhannya.

Kesimpulan: Terapi bermain dengan cara menggambar dan mewarnai gambardapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak akibat hospitalisasi.

Kata kunci: Hospitalisasi, kecemasan, terapi bermain

1. Mahasiswa

(11)

xi DIII Program of Nursing Department

Muhammadiyah Health ScienceInstitute of Gombomg Scientific Paper, July 2017

Sarti1, Ning Iswati2

ABSTRACT

THE APPLICATION OF DRAWING AND COLOURING AS A PLAY THERAPY TO DECREASEANXIETY LEVEL OF A PRE-SCHOOLCHILD IN MELATI WARD OF DR. SOEDIRMAN

HOSPITAL KEBUMEN

Background: Anxiety isthe impactofhospitalizationexperiencedbypre-school children. The impactofthiscandisturb the developmentandthe healingprocess of the children.Play therapy can be applied todeceasechildren’s anxiety.

Objective:Describingplay therapy as a nursing careby drawing and colouring picturesindecreasing anxietylevel of a pre-school child being hospitalized.

Method: This scientific paper is an anlytical descriptive with a case study approach.The subject is a five-year old child having anxiety. Data collection was conducted through interview, observation, physical examination, and study documentation. The analysis and presentation of the data were done by using narrative techniques.

Result: After applyingthe therapy,the anxiety level of the patientwas decreasing– from the very unhappy level to be happy level.

Discussion: The application of play therapy by drawing and coloring pictures is effective to lower down the anxiety level of the patient. This therapy canalso change the patient’s behavior to be more cooperative so as to speed up the his

healing process.

Conclusion: The application ofdrawing and colouring pictures as play therapy can decrease the child's anxiety level caused by hospitalization.

Keywords: Hospitalization, anxiety, play therapy

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Informed consent

2. Lampiran 2 : Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian (PSP) 3. Lampiran 3 : Asuhan keperawatan An. A

4. Lampiran 4 : Jurnal keperawatan terapi bermain menggambar dan mewarnai

5. Lampiran 5 : Pengukuran kecemasan

6. Lampiran 6 : Hasil observasi pengukuran kecemasan 7. Lampiran 7 : Satuan Acara Bermain (Terapi bermain

menggambar dan mewarnai alat transportasi) 8. Lampiran 8 : Hasil pemeriksaan DDST

(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga dapat jatuh sakit dan membutuhkan hospitalisasi untuk diagnosis dan pengobatan penyakitnya (Adriana, 2011). Prosentasi hospitalisasi pada anak saat ini ,mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Muniarsih (2007) hampir empat juta anak dalam satu tahun mengalami hospitalisasi. Rata-rata anak mendapat perawatan selama enam hari dan waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-anak 20-45% lebih banyak daripada waktu untuk merawat orang dewasa.

Penelitian di Miami, USA, menyebutkan kecemasan adalah keadaan yang sering terjadi pada anak, pravalensinya mulai dari 5%-25% di belahan dunia (Ehrenreich et al,2009). Sedangkan pravalensi kecemasan anak saat dirawat di Rumah Sakit yaitu sekitar 8,3-27% (Wibowo, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Universitas California, Amerika Serikat pada tuhan 2005 dari studi Eksperimental menyebutkan bahwa dari 30 anak yang menjalani perawatan di pusat pemulihan Trauma Anak, California Utara, 28 anak mengalami perubahan suasana hati (mood) dari sedih menjadi senang, setelah diberi terapi bermain termasuk didalamnya terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai gambar (Hendon dan Bohon, 2007).

(14)

2

Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan di Rumah Sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stres pada klien yang baru mengalami rawat inap di Rumah Sakit. Hospitalisasi adalah suatu proses oleh karena suatu alasan yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di Rumah Sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Jovan, 2008).

Wright (2008) dalam penelitiannya tentang efek hospitalisasi pada perilaku anak menyebutkan bahwa reaksi anak pada hospitalisasi secara garis besar adalah sedih, takut dan rasa bersalah karena menghadapi suatu yang belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman, rasa tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang bisa dialami dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan. Anak usia prasekolah memandang hospitalisasi sebagai sebuah pengalaman yang menakutkan. Ketika anak menjalani perawatan di Rumah Sakit, biasanya ia akan dilarang untuk banyak bergerak dan harus banyak beristirahat. Hal tersebut akan mengecewakan anak sehingga dapat meningkatkan kecemasan pada anak (Samiasih, 2007).

Reaksi anak usia prasekolah yang menjalani stres akibat hospitalisasi disebabkan karena mereka belum beradaptasi dengan lingkungan di Rumah Sakit, masih merasa asing sehingga anak tidak dapat mengontrol emosi dan mengalami stres, reaksinya berupa menolak makan, sering bertanya, menangis, dan tidak kooperatif dengan petugas kesehatan. Banyak metode menurunkan stres hospitalisasi pada anak. Perawat harus peka terhadap kebutuhan dan reaksi klien untuk menentukan metode yang tepat dalam melaksanakan intervensi keperawatan dalam menurunkan tingkat kecemasan (Kozier, 2010). Respon secara umun yang terjadi pada anak yang dirawat inap antara lain mengalami regresi, kecemasan perpisahan, apatis, ketakutan, dan gangguan tidur, terutama terjadi pada anak dibawah usia 7 tahun (Hockkenberry dan Wilson, 2007).

(15)

3

ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak negatif yang menggangu perkembangan anak. Lingkungan Rumah Sakit dapat merupakan penyebab stres dan kecemasan pada anak (Utami, 2014).

Kecemasan hospitalisasi pada anak dapat membuat anak menjadi susah makan, tidak tenang, takut, gelisah, cemas, tidak mau bekerja sama dalam tindakan medikasi sehingga menggangu proses penyembuhan anak (Stuart, 2007). Masa hospitalisasi pada anak prasekolah juga dapat menyebabkan post traumatic stres disorder (PSTD) yang dapat menyebabkan trauma hospitalisasi berkepanjangan bahkan setelah anak beranjak dewasa (Perkin dkk, 2013). Banyak anak menolak diajak ke Rumah Sakit, apalagi menjalani rawat inap dalam jangka waktu yang lama. Peralatan medis yang terlihat bersih dirasakan cukup menyeramkan bagi anak-anak. Begitu juga dengan bau obat yang menyengat dan penampilan pra staf Rumah Sakit dengan baju putihnya yang terkesan angker. Salah satu cara independent untuk menurunkan stres akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah adalah terapi bermain.

Terapi bermain adalah suatu aktivitas bermain yang dijadikan sarana untuk menstimulasi perkembangan anak, mendukung proses penyembuhan dan membantu anak lebih kooperatif dalam program pengobatan serta perawatan. Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang dalam keadaan sakit tetapi kebutuhan akan bermainnya tetap ada. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan (Evism, 2012).

(16)

4

Bermain dapat menjadi bahasa yang paling universal, meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dan ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Bermain juga menjadi media terapi yang baik anak-anak bermasalah selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak sangat penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008).

(17)

5

dari kata dasar warna yang berarti corak atau rupa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mewarnai gambar merupakan kegiatan memberikan warna pada gambar atau tiruan barang yang dibuat dengan coretan pensil pewarna pada kertas. Menurunkan tingkat kecemasan anak selama perawatan dengan mengajak mereka bermain menggunakan alat permainan yang tepat. Melalui menggambar dan mewarnai gambar, seorang dapat menuangkan simbolisasi tekanan atau kondisi traumatis yang dialaminya kedalam coretan dan pemilihan warna. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa individu dapat menyalurkan perasaan-perasaan yang tersimpan dalam bawah sadarnya dan tidak dapat dimunculkan kedalam realita melalui gambar. Melalui menggambar dan mewarnai gambar, seseorang secara tidak sadar telah mengeluarkan muatan amigdalanya, yaitu mengekspresikan rasa sedih, tertekan, stres, menciptakan gambaran-gambaran yang membuat kita kembali merasa bahagia, dan membangkitkan masa-masa indah yang pernah kita alami bersama orang-orang yang kita cinta. Melalui aktifitas menggambar dan mewarnai gambar, emosi dan perasaan yang ada didalam diri bisa dikeluarkan, sehingga dapat menciptakan koping yang positif. Koping positif ini ditandai dengan perilaku dan emosi yang positif. Keadaan tersebut akan membantu dalam mengurangi stres yang dialami anak (Hidayah, 2011).

(18)

6

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan pemberian Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk) dapat menurunkan tingkat kecemasan hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 Tahun) selama masa perawatan di RSUD Dr. Soedirman Kebumen ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk) terhadap penurunan tingkat kecemasan hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 Tahun) selama masa perawatan di RSUD Dr. Soedirman Kebumen. 2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan tingkat kecemasan hospitalisasi anak sebelum dilakukan Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk).

b. Menggambarkan tingkat kecemasan hospitalisasi anak setelah diberikan Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk).

D. Manfaat Penulisan

Karya tulis ini, diharapkan memberikan manfaat bagi : 1. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien usia prasekolah (3-6 tahun) yang mengalami hospitalisasi melalui Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk).

2. Bagi Pengembangan Ilmu Teknologi Keperawatan

(19)

7

tahun yang mengalami hospitalisasi melalui Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk).

3. Penulis

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Apriliawati, A. (2011). Pengaruh biblio terapi terhadap tingkat kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi di Rumah Sakit Islam Jakarta. Thesis.Depok : Universitas Indonesia.

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Bambang Sujiono. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : Universitas Terbuka.

Bernard,W,K, & Wilson,W.C. (2009). Psychological effects of physicalillness and hospitalization on the child and the family.J.H.K.C. Psych,3,9-18.

Dermawan, deden. (2012). Proses Keperawatan (Penerapan Konsep Dan Krangka Kerja). Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Devianti, Ayunita. (2013). Panduan Lengkap Mencerdaskan Otak Anak Usia 1-6 tahun. Yogyakarta : Araska

Doenges, Marilyn, E. (2008). Nursing Diagnosis Manual Lanning, Individualizing, and Documenting Client Care, 2nded. America: F. A. Davis Company.

Elina Rharisti Rufaidah. (2009). Efektifitas Terapi Kognitif terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Penderita Asma di Surakarta .Tesis. Fakultas Psikologi-UGM

Fitri Fauziah & Julianty Widuri. (2007). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Gordon B.K., T.Jaaniste ,K.Bartlett,M. Perrin, A.Jackson, A. Sandstrom ,R. Charleston, dan S.Sheehan. (2010). Child and parental surveys about pre-hospitalization information provision. Child: care, health and development.

Gunarsa, Singgih D. (2007). Pendekatan psikologis Terhadap Anak yang Dirawat dan Sikap Orang Tua,Diambil pada tanggal 03 Maret 2008, Avaiable:http://www.kalbe.co.id

Hajar Pamadhi, Evan Sukardi S, & Azizah Muis. (2010). Seni Keterampilan Anak. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.

(21)

Hendon, C & Bohon, L. M. (2007). Hospitalized Children’s Mood Differences During Play and Music Therapy. Original Article, DOI: 10.1111/J.1365-2214.00746.x.

Hidayah. (2011).Terapi Bermain Mewarnai Gambar. http//.www.umul_hidayah.

Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Hockenberry,J.M. & Wilson,D. (2007). Wong’s nursing care of infant and children. (8thedition). Canada : Mos by Company.

Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009). Essential of Pediatric Nursing. St. Louis Missoury : Mosby

Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2007).Nursing care of infants and children. (8th.). St.louis : Mosby Elsevier.

Hockenberry, J.M. & Wilson, D. (2007).Wong’s nursing care of infant and children. (8 th edition). Canada : Mosby Company.

James, S.R. & Ashwill, J.W. (2007).Nursing care of children : principles & practice. Third edition. St. Louis : Saunders Elsevier.

Jovan, Dachi.S. (2008). Stres Hospitalisasi. http://www.Jovans.multiply.com. diunduh tanggal 02 Juli 2013 pukul 19.00 WIB

Kartinawati. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Anak Usia PraSekolah (3-5 Tahun) yang Mengalami Hospitalisasi Di Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang. Kozier, Barbara.2010. Buku Ajar Fundamental Nursing.Jakarta : EGC

Kholil Lur Rochman. (2010).Kesehatan Mental. Fajar Media Press : Purwokerto.

Kusumawati & Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.

Martin. (2008). Bermain Sebagai Media Terapi, Diambil pada tanggal 20 Februari 2008, Available : http://www.tabloid-nakita.com

Mansur. (2011).Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

(22)

Muhammad, As’adi. (2009). Menghidupkan Otak Kanan Anak Anda. Yogyakarta: Power books.

Murniasih,E. (2009). Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Diperoleh pada tanggal 9 Juni 2017

Namora Lumongga Lubis. (2009).Depresi Tinjauan Psikologis. Kencana : Jakarta.

Ratna,P. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah di RSUD Dr,Moewardi. Skripsi. Surakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)‘Aisyiyah.

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta : EGC.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi2. Jakarta : Salemba Medika

Pedak, Mustamir. (2009). Metode Super Nol Menaklukan Stres. Jakarta Selatan. Hikmah

Perkins, K, dkk (2013). About PhET (online), tersedia di : http://phet.colorado.edu, diakses pada 09 Juni 2017.

Perry & Potter. (2009).Fundamental Keperawatan. Ed4. Jakarta : EGC

Potter Perry (2009). Fundamental of Nursing, Buku 1, Edisi : 7, Salemba Medika : Jakarta

Pramono. (2012). Efektifitas Alat Permainan Edukatif Puzzle Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di Ponorogo Semarang.

Ratna, E.P. (2012). Hubungan dukungan keluarga Dengan tingkat kecemasan akibat Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah di RSUD Dr, Moewardi. Skripsi. Surakarta : Sekolah Tinggi IlmuKesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah.

Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta

(23)

Ramdaniati, Sri. (2011). Analisis Determinan Kejadian Takut Pada Anak PraSekolah dan Sekolah yang Mengalami Hospitalisasi di Ruang Rawat Anak RSU Bluddr. Slamet Garut. Tesis. Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Keperawatan Universitas Indonesia.

Riwidikdo. (2007).Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Bina Pustaka.

Rokade. Internasional Conference on Chemical, Biological and Environmental Sciences: Release Of Endomorphin Hormone And Its Effects On Our Body And Moods, Jurnal tidak diterbitkan: R.B. Attal Arts, Science, & Commorce College. Page No. 436-438. (Academic Year : 2011-2012).

Samiasih, Amin. (2007). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Tindakan Keperawatan di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. http://www.academia.edu/ 3585452 /

Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia

Prasekolah Selama Tindakan Keperawatan Di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pukul 20.00 WITA

Singgih D. Gunarsa. (2008).Psikologi Perawatan. Gunung Mulia : Jakarta.

Small, L, Melnyk, B.M, & Arcoleo. (2009). The effects of gender in the coping outcomes of young children following anunanticipated critical care hospitalization.Journal for Specialists in Pediatric Nursing.

Soetjiningsih. (2012).Tumbuh kembang anak.Jakarta : EGC.

Soetjiningsih. (2014). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Stuart, Gail W. (2007).Buku Saku Keperawatan Jiwa.Edisi 5. Jakarta : EGC

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Supartini, Y. (2012).Konsep dasar keperawaatan anak.Jakarta : EGC.

Suryanti. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan Origami Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia PraSekolah di RSUD dr. R. Goetheng Taruna dibrata Purbalingga. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu

Suwarna. (2007). Menggambar Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

(24)

Utami, D.P. (2012). Masalah Mental Dan Emosional Pada Anak SMP Kelas Akselerasi dan Reguler (Studi Kasus di SMP Negeri 2 Semarang). Semarang: Universitas Diponegoro

Utami, Y. (2014). Dampak Hospitalisasi Terhadap Anak.Jurnal Ilmiah WISYA vol. 2 No 2 ; (9-20). http://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/journal-ilmiah / article / view /177.

Wilkonson, J.M. (2007).Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC

Wright, M.C. (2008). Behavioural Effect of Hospitalization in Children. Journal of Pediatric and Health, 31, 165-167.

Wijayanti, Pradita Dwi. (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Regresi Anak Prasekolah Saat Hospitalisasi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta. Skripsi. Jakarta : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wong, D.L., Hockenberry, Marylin J. (2007). Wong’s nursing care of infants and children. St Louis, Missouri : Mosby Inc.

Wong, D.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6 Volume 2, EGC, Jakarta.

Wong, D.L., Eaton, M.H., Wilson, M.L., Schwartz,P. (2009). Buku Ajar Keperawatan PediatrikVol 2. Jakarta : EGC.

Wong, D.L, Hockenberry-Eaton M, Wilson Detall. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrikedisi 6. Jakarta : EGC

Wong, D.L et al. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. (Agus Sutarma et al, Penerjemah). Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC

Wong. D. L. Hockenberry. Marylin J. (2007). Wong’s nursing care of infants and children. St Louis. Missouri : MosbyInc.

(25)

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Sarti dengan judul “Penerapan Terapi Bermain Dengan Menggambar Dan Mewarnai Gambar Untuk Menurunkan Tingkat

Kecemasan Anak Pra-Sekolah Di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman

Kebumen”.

Saya memutuskan setuju untuk ikiut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu –waktu tanpa sanksi apapun.

Gombong, 13 Juli 2017 Yang memberikan persetujuan Saksi

... ...

Gombong, 13 Juli 2017

(26)

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah Peniliti berasal dari STIKES Muhammadiyah Gombong, Program Studi DIII Keperawatan dengan ini meminta anda untuk

berpartispiasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Terapi Bermain Dengan Menggambar Dan Mewarnai Gambar Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Pra-Sekolah Di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

2. Tujuan dari studi kasus ini adalah melakukan penerapan terapi bermain menggambar dan mewarnai gambar alat transportasi (truk) dengan masalah kecemasan yang dapat memberi manfaat untuk menurunkan tingkat kecemasan pada anak. Studi kasus ini akan berlangsung selama 4 hari.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung 15-20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan atau pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan pada penelitian ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan atau tindakan yang diberikan.

5. Nama jati diri anda seluruh informasi yang saudara sampaikan akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 081542330074

Peneliti

(27)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : THYPOID FEVER DI RUANG MELATI

RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

Tanggal Masuk : 11 Juli 2017 Jam : 23.33 WIB

Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2017 Jam : 13.30 WIB

Nama Pengkaji : Sarti

Ruang : Melati

A. DATA SUBYEKTIF a. Identitas klien

Nama : An A

Tanggal lahir : 25 Januari 2017

Umur : 5 Tahun 5 Bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

BB : 12,5 kg

PB/TB : 105 cm

Alamat : Kalirancang, Alian, Kebumen

Agama : Islam

Pendidikan : TK

Suku bangsa : Jawa

No. RM : 297701

Diagnosa Medis : THYPOID FEVER

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. I

Umur : 35 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

(28)

Hubungan dengan klien : Ibu klien

c. Keluhan utama : Nyeri

d. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang ke IGD RSUD Dr Soedirman Kebumen pada tanggal 11 Juli 2017 pukul 23.33 WIB, dengan keluhan batuk pilek sejal 2 hari sebelum masuk RS, batuk berdahak (-), Demam (+), mual (+), muntah (+) 5 kali per hari, setiap muntah sekitar 1 gelas aqua (200 cc), nyeri perut. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil, Nadi : 120x/menit, Suhu : 38 0C, RR : 30x/menit. Selanjutnya klien diberikan terapi IVFD D ¼ NS 1000 cc/jam, Injeksi Ceftriaxon 300 mg, Vometa syirup ½ sdt, Paracetamol infus 10 cc, (Ambroxol, Dexametason 1/6 dan B complex ¼ puyer), kemudian klien dipindahkan ke Ruang melati pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 03.00 WIB, pada saat pengkajian pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 09.00 WIB, klien mengatakan ada nyeri pada saat bergerak dan nyeri berkurang pada saat istirahat, Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : Nyeri pada perut bagian kiri, S : Skala nyeri 6, T : Nyeri hilang timbul, 5 menit sekali. Ibu klien mengatakan klien tidak nafsu makan setiap makan klien selalu mual dan ingin muntah, klien makan hanya 2 sendok makan dari porsi yang disediakan oleh RS. Ibu klien mengatakan klien masih batuk pilek, setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil Nadi : 110x/menit, Suhu : 36,70C, RR : 30x/menit, BB : 12,5 kg. 2. Riwayat Kesehatan Dahulu

(29)

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengatakandi dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular atau menurun seperti Hipertensi, DM, Hepatitis, HIV/AIDS, dll.

4. Riwayat Kehamilan

Ibu klien mengatakan selama kehamilanselalu ANC ke Bidan secara teratur sesuai anjuran dari Bidan, Ibu klien mempunyai riwayat pre eklamsi.

5. Riwayat Persalinan

Ibu klien mengatakan An. A lahir dengan SC (Sectio Caesaria), bayi lahir langsung menangis, dengan BBL : 2000 gram, PB : 45 cm.

6. Riwayat Imunisasi

Ibu klien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap ( Hb 0, BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III, IV dan Campak.

7. Riwayat Kembang

Ibu klien mengatakan di usia anaknya sekarang 5 Tahun 5 Bulan tidak ada masalah dalam tumbuh kembangnya, anaknya sudah mampu berjalan lurus, berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik, menggambar, menangkap bola kecil dengan kedua tangan, mengenal angka, mengenal warna-warni, berpakaian sendiri tanpa dibantu.

(30)

9. Kebutuhan Cairan Kebutuhan cairan klien : BB : 12,5 kg

12,5 kg = 10 kg + 2,5 kg = 1000 ml + 2,5 kg Jawab : 1000 ml + (2,5 kg x 50 ml) =

1000 + 125 = 1125 ml/hari

10. Kebutuhan Kalori

Kebutuhan kalori : 90 x 12,5 kg = 1,125 kal/hari Kebutuhan protein : (10% x 1,125 kal) : 4

= 28 kal/hari

Kebutuhan Lemak : (20% x 1,125 kal) : 9 =25kal/hari

Kebutuhan karbohidrat: (70% x 1,125 kal) : 4 = 196 kal/hari

11. Pola Pengkajian Menurut Gordon

1. Pola Persepsi Kesehatan atau Penanganan Kesehatan Selama ini apabila anaknya sakit atau ada anggota keluarganya yang sakit maka segera dibawa ke Bidan atau Dokter terdekat apabila tidak ada perubahan langsung dibawa ke Rumah Sakit.

2. Pola Nutrisi / Metabolik

Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien makan 3 x sehari, menunya berupa nasi, ikan dan sayur-sayuran, klien selalu mengahabiskan makanan yg tersedia, klien minum air putih 5-6 gelas / hari.

(31)

yang disediakan oleh RS, minum air putih 2-3 gelas / hari. Ibu klien mengatakan setiap makan klien selalu mual dan ingin muntah.

3. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan biasanya klien BAB 1x/hari, konsistensi lembek, warna kuning dan BAK 4-7x/hari, warna kuning jernih.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien BAB 1x/hari, konsistensi padat, warna kuning, dan BAK 3-4x/hari warna kuning pekat.

4. Pola Aktivitas / Latihan

Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan tidak ada keluhan dalam aktivitasnya, klien dapat bermain dengan teman-teman sebayanya di rumah.

Saat dikaji : Klien hanya tiduran tidak bisa aktivitas seperti biasanya, ADL dibantu oleh ibunya dan perawat.

5. Pola Istirahat / tidur

Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien tidur malam sekitar pukul 19.30 WIB s.d pukul 05.00 WIB dan tidur siang sekitar 2 jam.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien tidur sekitar pukul 22.00 WIB, klien sulit tidur karena suasana lingkungan RS yang ramai.

6. Pola Perseptif Kognitif

Tidak ada keluhan tentang penglihatan, penciuman, pendengaran dan perabaan, klien berumur 5,5 Tahun kemampuan kognitifnya baik.

7. Pola Koping / Toleransi Stress

(32)

asalkan tidak melebihi waktunya beristirahat dan jika ada masalah di dalam keluarga diselesaikan secara bermusyawarah.

8. Pola Konsep Diri

Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh karena tidak tega melihat anaknya sakit.

9. Pola Seksual dan Reproduksi

Klien berjenis kelamin laki-laki usia 5,5 Tahun, tidak ada kelainan dalam alat reproduksinya.

10. Pola Peran / Hubungan

Klien sebagai anak pertama yang bertugas mematuhi dan menghormati kedua orang tuanya serta yg ada dilingkungannya. Hubungan klien dengan orang tua terjalin baik, dengan orang lain dan perawat juga baik 11. Pola Nilai / Kepercayaan

Tidak ada nilai-nilai keluarga yang bertentang dengan kesehatan.

B. DATA OBYEKTIF Pemeriksaan fisik

1. TTV

Nadi : 110x/menit Suhu : 36,70C

RR : 30x/menit

2. Antropometri

Lingkar kepala : 54 cm Lingkar Lengan Atas: 17 cm

Lingkar dada : 38 cm

BB : 12,5 kg

(33)

3. Kepala : Bentuk mesochepal, rambut hitam, lurus, bersih, tidak ada luka.

4. Mata : Simetris, sklera anikterik, konjungtiva ananemis 5. Hidung : Simetris, discharge (-), bersih

6. Mulut :Simetris, mukosa bibir kering, gigi normal, bersih, karies (-)

7. Telinga : Simetris, discharge (-), serumen dalam batas normal

8. Leher : Tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran

9. Dada Paru

Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : Fokal fremitus teraba jelas.ekspirasi dan insirasi paru kanan dan kiri seimbang (sama) Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler Jantung

Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis

Palpasi : Teraba denyut jantung ictus cordis pada ICS 4 mid clavikula

Perkusi : Pekak

Auskultasi : S1 S2 reguler tidak ada bunyi suara tambahan

10.Abdomen

Inspeksi : Simetris

Auskultasi : Bising usus 10x/menit

Palpasi : Tidak teraba massa dan nyeri tekan Perkusi : Timpani

(34)

Atas : Tidak ada oedema pada bagian ekstremitas, terpasang infus D5 ¼ NS 20 tpm di tangan kiri

Bawah : Tidak ada oedema pada bagian ekstremitas

13. Kulit : Turgor kulit elastis 14. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 00:39 WIB

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI

RUJUKAN

Hemoglobin 13.8 g/dl 10.8-15.0

Leukosit H 20.5 10^3/ul 5.0-14.5

Hematokrit 41 % 33-45

Eritrosit 5.3 10^6/ul 3.80-5.80

Trombosit H 619 10^3/ul 181-521

MCH 26 Pg 22-34

MCHC 34 g/dl 32-36

MCV 77 Fl 69-93

Eosinofil 3.00 % 1-5

Basofil 0.10 % 0-1

Netrofil H 81.40 % 50-70

Limfosit L 11.10 % 25-50

Monosit 4.40 % 1-6

Golongan Darah B

Gula Darah Sewaktu 99 mg/dl 80-100

SGOT 36 u/l <37

SGPT 18 u/l <42

Widal S. TYPHI O

(35)

S. TYPHI H Negatif Negatif

S. PARATYPHI O-A Negatif Negatif

S. PARATYPHI O-B Negatif Negatif

HbsAg Rapid Non Reaktif Non Reaktif

15. Terapi Obat

Nama Obat Dosis Rute Waktu Pemberian

IVFD D5 ¼ NS

20 tpm IV

Ceftriaxon 2 x 300 mg IV Jam 10:00 & 22:00

WIB

Ambroxol 5 mg Oral Jam 12:00 & 19:00

WIB

Dexametasone 1/6 tablet Oral Jam 12:00 & 19:00 WIB

B Complex ¼ tablet Oral Jam 12:00 & 19:00

WIB

Vometa syrup ½ sdt Oral Jam 12:00 & 19:00

WIB

C. ANALISA DATA

Waktu Data Fokus Problem Etiologi

Rabu, 12 Juli 2017 Jam 13.30 WIB

DS :

P : Klien mengatakan ada nyeri pada

saat bergerak dannyeri

berkurang pada saat istirahat, Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk R : Nyeri pada perut bagian kiri S : Skala nyeri 6

T : Nyeri hilang timbul, 5 menit

Nyeri Akut Agen cedera

(36)

sekali.

DO : Klien tampak lemah, klien tampak gelisah, klien tampak merintih kesakitan

Rabu, 12 Juli 2017 Jam 13.30 WIB

DS : Ibu klien mengatakan klien tidak nafsu makan setiap makan klien selalu mual dan ingin muntah, klien makan hanya 2 sendok makan dari porsi yang disediakan oleh RS

DO : Klien terlihat lemas, pucat, dan mukosa bibir kering, porsi makan dari RS hanya dimakan 2 sendok klien terlihat gelisah dan menangis terus, klien menolak dilakukan tindakan

Ansietas Krisis

situasional (Hospitalisasi)

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologis

2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (mual, muntah)

(37)

D. INTERVENSI KEPERAWATAN Tanggal/ja

m

Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Para

f keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri dapat

(38)

untuk mengurangi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah resiko

(39)

tubuh,

Hari/tanggal No.dx Implementasi Respon Paraf

(40)

14.05 WIB

R : Nyeri pada perut bagian kiri S : Skala nyeri 6 T : Nyeri hilang timbul,

5 menit sekali.

Do : Klien terlihat takut dan cemas, klien

(41)

14.15 WIB

(42)

Kamis, 13 Juli Do : Klien tidak terlihat

(43)

Jam 09.00 WIB 3

faktor presipitasi.

Memberikan terapi bermain menggambar dan mewarnai gambar alat transportasi (truk)

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk R : Nyeri pada perut

bagian kiri S : Skala nyeri

berkurang dari skala nyeri 6 menjadi skala nyeri 4

T : Nyeri hilang timbul, 5 menit sekali. DO : Klien tampak lemah, klien tampak gelisah, klien tampak merintih kesakitan

Ds :

(44)

F. EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal/jam No.dx SOAP TTD

Jum’at, 14 Juli

2017

Jam 08.00 WIB

1 S :

P : Klien mengatakan ada nyeri pada saat bergerak dannyeri berkurang pada saat istirahat,

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk R : Nyeri pada perut bagian kiri S : Skala nyeri 4

T : Nyeri hilang timbul, 5 menit sekali.

O : Klien tampak lemah, klien tampak gelisah, klien tampak merintih kesakitan

A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, duras,frekuensi,kwalitas dan faktor persipirasi.

- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti(suhu ruangan,pencahayaan dan kebisingan) - Latih teknik nafasdalam

- Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,berapa lama nyeri,akan berkurang dan antisipasi

ketidaknyamanan dari prosedur. - Berikan analgetik untuk mengurangi

(45)

Jum’at, 14 Juli

2017

Jam 08.05 WIB

Jum’at, 14 Juli

2017

Jam 08.10 WIB 2

3

S : Ibu klien mengatakan nafsu makan klien bertambah, dan mual sudah berkurang klien menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan oleh RS

O : Klien terlihat lemas, pucat, dan mukosa bibir lembab, klien tampak menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan oleh RS

A : Masalah keperawatan Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Kaji pola dan kebiasaan makan - Observasi adanya muntah

- Anjurkan keluarga untuk memberi makan porsi kecil tapi sering

- Berikan terapi pemberian antiemetik sesuai program

- Berikan terapi pemberian cairan sesuai program

S : Ibu klien mengatakan klien sudah lebih tenang

O : Klien terlihat lebih tenang, klien lebih kooperatif, cemas berkurang dari tingkat kecemasan berat turun menjadi tingkat kecemasan ringan

A : Masalah ansietas belum teratasi P : Lanjutkan intervensi

- Gunakan pendekatan yang menenangkan - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap

(46)

- Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress

- Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

- Dorong keluarga untuk menemani anak - Dengarkan dengan penuh perhatian - Berikan terapi bermain

(47)

Efektifitas Terapi Bermain Menggambar Terhadap Kecemasan Anak Usia Pra Sekolah Akibat Hospitalisasi

Aida Rusmariana, Nur Faridah, Rieza Ariyani

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Jl.Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan Email:aidarusmariana@ymail.com

Abstrak. Hospitalisasi pada anak merupakan suatu proses perawatan anak di rumah sakit dengan alasan yang berencana ataupun darurat untuk menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya. Hospitalisasi sering menimbulkan kecemasan bagi anak-anak. Perawat dapat mengurangi kecemasan anak-anak tersebut dengan terapi bermain. Terapi bermain yang tidak banyak mengeluarkan energi seperti terapi bermain aktif menggambar bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial anak selama hospitalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan terapi bermain menggambar terhadap kecemasan anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi. Penelitian ini dilakukan di ruang Flamboyan RSUD Batang Kabupaten Batang. Desain penelitian ini menggunakandescriptive cross-sectional studyyaitu penelitian yang dilakukan secara cross-sectional (satu titik waktu tertentu pada populasi atau penelitian pada sampel yang merupakan bagian dari populasi. Jumlah sample pada penelitian ini 15 responden dan menggunakan teknik secara purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi bermain aktif menggambar mengalami penurunan, yaitu skor kecemasan The OSBDsebelum diberikan terapi bermain aktif menggambar paling rendah 7 dan paling tinggi 16 dan setelah dilakukan terapi bermain aktif menggambar mengalami penurunan yaitu skor kecemasanThe OSBDpaling rendah 0 dan paling tinggi 9.

Kata Kunci : Terapi Bermain Menggambar, Kecemasan, Hospitalisasi Active Therapeutic Play by Drawing

Effectiveness Active Therapeutic Play by Drawing Against Anxiety Preschooler Due to Hospitalization

Abstract. Hospitalization in children is a child-care process in hospitals for reasons that are planning or emergency for therapy and treatment up repatriation. Hospitalization often cause anxiety for children. Nurses can reduce the anxiety of children with play therapy. Play therapy who do not spend a lot of energy such as active play therapy drawing can be used to meet the physical and psychosocial needs of children during hospitalization. This study aims to determine the effectiveness of therapy play draw against anxiety preschool children due to hospitalization. This research was conducted at the Flamboyan space Hospital Batang Batang. Design of this study using descriptive sectional study is research done by cross-sectional (one point in time in the population or research on samples that are part of the population. The sample in this study of 15 respondents and using the technique with purposive sampling.. Results This research showed that after therapy is playing an active drawing to decline, anxiety scores The OSBD before therapy is given to active play to draw the most low 7 and the highest 16 and after therapy play an active drawing a decline that anxiety scores The OSBD lowest 0 and most 9 high.

Kata Kunci : Terapi Bermain Menggambar, Kecemasan, Hospitalisasi

Pendahuluan

Hospitalisasi pada anak merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini 2004, h. 188). Anak-anak yang mengalami hospitalisasi akan merasakan kecemasan karena perpisahan, kehilangan kontrol, ketakutan tentang tubuh yang disakiti, dan nyeri yang nantinya akan mempengaruhi perilaku anak- anak tersebut (Wong 1995 dalam Potter & Perry

2005, hh. 666-667). Reaksi anak terhadap krisis dipengaruhi oleh usia perkembangan mereka, pengalaman mereka sebelumnya dengan penyakit, perpisahan, hospitalisasi, keterampilan koping

yang mereka miliki dan dapatkan, keparahan diagnosis, dan sistem pendukung yang ada (Wong 2008, h. 754).

Perawat dapat melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan anak-anak tersebut. Terapi bermain merupakan pedoman bagi tim kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial anak selama hospitalisasi. Terapi bermain dapat membantu mengurangi stress, memberikan instruksi dan perbaikan kemampuan fisiologis (Vessey dan Mohan dalam Suriadi & Yuliani 2006, h. 10). Jenis kegiatan pegisi waktu anak dihospitalisasi salah satunya menggambar.

(48)

terhadap peristiwa dengan beberapa cara: menurunkan kecemasan, membantu anak merasa nyaman dengan terapis, penerimaan memori, mengatur narasi, dan mendorong anak untuk menceritakan lebih rinci daripada hanya dengan wawancara verbal (Gross & Haynes dalam Malchiodi 2003, h. 21).

Tinjauan Pustaka

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai

bermain aktif menggambar di Ruang Flamboyan RSUD Batang Kabupaten Batang tahun 2012.

a. Kecemasan pada anak prasekolah akibat hospitalisasi sebelum diberikan terapi bermain aktif menggambar, sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Kecemasan Responden Sebelum Diberikan Intervensi Terapi Bermain

Aktif Menggambar di Ruang Flamboyan RSUD Batang Kabupaten Batang Tahun 2012

pemulangannya kembali ke rumah (Supartini

2004, h. 188). Stress utama masa bayi Skor Frekuensi Persen

pertengahan sampai usia prasekolah akibat hospitalisasi adalah kecemasan akibat perpisahan. Fase yang dialami anak-anak saat hospitalisasi yaitu fase protes, fase putus asa dan fase pelepasan (Wong 2008, h. 754).

Penyakit dan hospitalisasi seringkali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Berikut ini akan diuraikan stressor hospitalisasi dan reaksi anak prasekolah saat mengalami hospitalisasi (Wong 2008, hh. 754-761).

Stress utama dari masa bayi pertengahan sampai usia prasekolah, terutama untuk anak-anak yang berusia 6 sampai 30 bulan, adalah kecemasan akibat perpisahan disebut juga depresi analitik. Anak prasekolah dapat menoleransi perpisahan singkat dengan orangtua mereka dan lebih cenderung membangun rasa percaya pengganti pada orang dewasa lain yang bermakna untuknya. Akan tetapi, stress karena penyakit biasanya membuat anak prasekolah menjadi kurang mampu menghadapi perpisahan; akibatnya mereka menunjukkan banyak tahap perilaku cemas akibat perpisahan, meskipun secara umum perilaku protes yang mereka tunjukkan lebih samar dan pasif daripada yang terlihat pada anak- anak yang lebih kecil.

Metode

Desain penelitian ini menggunakan descriptive cross-sectional study yaitu penelitian yang dilakukan secara cross-sectional (satu titik waktu tertentu pada populasi atau penelitian pada sampel yang merupakan bagian dari populasi. Jumlah sample pada penelitian ini 15 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik secarapurposive sampling.

Hasil

Analisis univariat dalam penelitian ini adalah gambaran kecemasan pada anak prasekolah akibat hospitalisasi sebelum dan setelah diberikan terapi

kecemasan

Berdasarkan Tabel 4.1. Menunjukkan bahwa kecemasan anak di Ruang Flamboyan RSUD Batang kabupaten Batang sebelum diberikan terapi bermain aktif menggambar yaitu skor 7 dengan 2 responden (13,3%), skor 8 dengan 3 responden (20,0%), skor 11 dengan 2 responden (13,3%), skor 12 dengan 3 responden (20,0%), skor 14 dengan 1 responden (6,7%), skor 15 dengan 1 responden (6,7%), skor 16 dengan 1 responden (6,7%).

b. Kecemasan pada anak prasekolah akibat hospitalisasi setelah diberikan terapi bermain aktif menggambar, sebagai berikut :

Distribusi kecemasan Responden Setelah Diberikan Intervensi Terapi Bermain Aktif

Menggambar di Ruang Flamboyan RSUD Batang Kabupaten Batang Tahun

(49)

0 1 6,7%

Simpulan

Kecemasan anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi sebelum dilakukan terapi bermain mempunyai rata-rata skor kecemasan The OSBD

1 0 0,0%

2 1 6,7%

3 1 6,7%

4 7 46,7%

5 0 0,0%

6 1 6,7% 11,13. Kecemasan anak prasekolah yang

7 1 6,7% mengalami hospitalisasi setelah dilakukan terapi

bermain aktif menggambar mempunyai rata-rata skor kecemasan The OSBD 4,73. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi

8 2 13,3%

9 1 6,7%

Total 15 100,0%

Skor Frekuensi Persen The OSBD kelompok terapi bermain aktif

kecemasan menggambar 6.

Berdasarkan Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa kecemasan responden di Ruang Flamboyan RSUD Batang kabupaten Batang setelah diberikan terapi bermain aktif menggambar yaitu skor 0 dengan 1 responden (6,7%), skor 2 dengan 1 responden (6,7%), skor 3 dengan 1 responden (6,7%), skor 4 dengan 7 responden (46,7%), skor 6 dengan 1 responden (6,7%), skor 7 dengan 1 responden (6,7%), skor 8 dengan 2 responden (13,3%) dan skor 9 dengan 1 responden (6,7%).

c. Rata-rata skor kecemasan The OSBD anak prasekolah

Tabel 4.3.

Rata-rata skor kecemasanThe OSBD

sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain aktif menggambar di Ruang Flamboyan RSUD Batang Kabupaten Batang

Tahun 2012

Rata-rata skor kecemasanThe OSBD

Sebelum Sesudah Selisih

Gambar 11,13 4,73 6,40

bermain aktif menggambar mengalami penurunan, yaitu skor kecemasan The OSBD sebelum diberikan terapi bermain aktif menggambar paling rendah 7 dan paling tinggi 16 dan setelah dilakukan terapi bermain aktif menggambar mengalami penurunan yaitu skor kecemasan The OSBDpaling rendah 0 dan paling tinggi 9.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyatno, V 2005, Cara mudah menggambar dengan pensil,Kawan Pustaka, Jakarta.

Corwin, EJ, 2009,Buku saku patofisiologi, Yudha EK et al. (alih bahasa) EGC, Jakarta.

Davies, T & Craig TKJ 2009, ABC kesehatan mental,EGC, Jakarta.

Hawadi, R 2001, Psikologi perkembangan anak mengenal sifat, bakat dan kemampuan, Grasindo, Jakarta.

Hidayat, AA 2008, Pengantar ilmu kesehatan anak untuk mahasiswa kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.

Kyle, T 2008, Essentials of pediatric nursing, Wolter Kluwer Health, Philadelphia.

Malchiodi, CA 2003, Handbook of art therapy, Guilford press, New York.

2008, Creative interventions with traumatized children,Guilford press, New York. Notoadmodjo, S 2005, Metodologi penelitian kesehatan,Rineka Cipta, Jakarta.

Range skor

7-16 0-12 3-10 Nursalam 2003, Konsep dan penerapan metode

penulisan riset keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

2008, Konsep dan penerapan metodologi

Tabel di atas menunjukan rata-rata skor kecemasan The OSBD sebelum terapi bermain aktif menggambar sebesar 11,13. Rata-rata skor kecemasan The OSBD setelah terapi bermain aktif menggambar sebesar 4,73. Hasil perhitungan menunjukan rata-rata penurunan skor kecemasan

penelitian ilmu keperawatan; Pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian keperawatan, Edisi ke 2, Salemba Medika, Jakarta.

(50)

Jakarta.

Potter, PA & Perry AG 2005, Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses, dan PraktikEdisi 4 Volume 1, EGC, Jakarta.

Riyadi, S & Sukarmin 2009, Asuhan keperawatan pada anak,Graha Ilmu, Yogyakarta.

Setiadi 2007, Konsep dan penulisan riset keperawatanCetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Setiawati, S & Dermawan AC 2009, Keterampilan khusus praktik keperawatan, Trans Info Media, Jakarta.

Soejanto, A 2005, Psikologi perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta.

Somantri, S & Muhidin A 2006, Aplikasi stastika dalam penelitian, CV. Pustaka Setia, Bandung. Sugiyono, 2009, Statistika untuk penelitian, Alfabeta, Bandung.

Suherman, 2000,Buku Saku Perkembangan Anak, EGC, Jakarta.

Supartini, Y 2004, Buku ajar konsep dasar keperawatan anak,EGC, Jakarta.

Suriadi, & Yuliani, R 2006, Asuhan keperawatan pada anak,Sagung Seto, Jakarta.

Wong, DL 2008,Buku ajar keperawatan pediatrik Edisi 6 Volume 2, EGC, Jakarta.

(51)

Open Journal of Nursing, 2016, 6, 46-52 Published Online January 2016 in SciRes. h

http://dx.doi.org/10.4236/ojn.2016.61005

Comparison Stu

Therapy in Re

Children Who

Sri Ramdaniati, Susy Hermanin

Nursing Department of Bandung Hea

Received 22 December 2015; accepte

Copyright © 2016 by authors and Scie This work is licensed under the Cre

http://creativecommons.org/licen

Abstract

Pain and hospitalization cause disease makes children become behavior though more vague t treat anxiety in children, but intervention that can be done a art therapy and play therapy i experimental research design pre-school age for art therap performed purposive sampling days with duration about 3 by using the facial affective sca after the action in the art ther after the action in the play the there is no difference in anxie 0.26). So, it is concluded that pre-school school children that that the art therapy and the should be submitted to the chil

Keywords

Art Therapy, Play Therapy, Pre-Sc

How to cite this paper: Ramdaniati, S Therapy in Reducing Anxiety on Pre

. http://www.scirp.org/journal/ojn

Study of Art Therapy

Reducing Anxiety on P

ho Experience Hospitaliza

ningsih, Muryati

Health Polytechnic, Ministry of Health, Bandung, Indones

pted 26 January 2016; published 29 January 2016

Scientific Research Publishing Inc.

reative Commons Attribution International License (C

licenses/by/4.0/

used a crisis in the child’s life. At the pre-school c me less able to cope with separation. As a result, ma e than toddler age children. Various ways have been ut the most effective types of the intervention have

e are art therapy and play therapy. This study aims y in reducing anxiety on children who experience h ign with pre-post test two group design is used. Th

rapy group and 25 children for play therapy w ling. Intervention of art therapy and play therapy

30 minutes. Anxiety levels before and after the int scale. The results show that there is a difference in an herapy group (p = 0.00) and that there are differenc therapy group (0.00). But statistical tests using Man xiety levels in pre-school children who do art therap

at the art therapy and the play therapy can reduc hat experience hospitalization. Based on these conclu he play therapy can be used by nurses and the c hild.

-School Children, Hospitalization

i, S., Hermaningsih, S. and Muryati (2016) Comparison Stu Pre-School Children Who Experience Hospitalization.Open

y and Play

Pre-School

lization

nesia

(CC BY).

l children, the stress of the any children show anxious een conducted by nurses to ave not be found. Types of ms to compare the effects of e hospitalization. A quasi-The sample was 23 children with sampling techniques py each performed for 3 intervention were measured anxiety between before and ences in anxiety before and an Whitney U indicate that rapy and play therapy (p = uce the level of anxiety on clusions, it is recommended choice of the intervention

(52)

http://dx.doi.org/10.4236/ojn.2016.61005

1. Introduction

Hospitalization is a process for reasons of planning or emergency that requires the child to stay in the hospital in order to undergo treatment and medication. Nevertheless, hospitalization remains a major problem and causes anxiety and fear in children[1]. Hospitalization can also cause stress for children related to the change of envi- ronment and the status of their health. According to Hockenberry, Wilson and Winkelstein [2], the main thing that can cause stress on the process of hospitalization is the separation of parents, loss of control, and fear of bo- dily injury and pain. In addition to stress, hospitalization also causes fear and anxiety in children aged 4 - 6 years[3]. If anxiety in children is not addressed, it will result in withdrawal and rejection of the implementation of the medical or nursing action, the length of stay and increase of the severity of health conditions[4].

Various interventions can be done by nurses and parents to overcome anxiety and fear in children, such as creating a pleasant atmosphere, providing support, and giving explanation[5]. Research by Ramdaniati & Se- tiawan[6]explains that the play can reduce fear in children. In addition to playing, art therapy is a collection of therapeutic approaches that involve the creative arts. Art therapy programs vary and may include aspect of drawing, painting, photography, sculpture, dancing, creative writing and storytelling[7]. Some research suggests that stress and fear in children can be reduced with the use of the method of drawing[8]. Rollins[9]explains that drawing helps children communicate his experience so as to reduce stress and anxiety. Play therapy is the use of play as a therapy used to reduce distress, and fear in children[10]. According to Armstrong[11], playing for children is not a sheer pleasure, but it is a way to express the anxiety and fear of a situation so clear that any type of game is granted. Decreasing fear and anxiety is meaningful. This study aims to compare the art therapy with the play therapy in reducing anxiety on preschool children who experience hospitalization.

2. Methods

A quasi-experimental pretest-posttest two group design was initiated during 3 month period ending 8 October

2015 with a sample size of 48 children pre-school age for both treatment groups. Samples are taken by pur- posive sampling of pre-school age children who are being hospitalized in Al Islam Bandung Hospital. Inclusion criteria were aged from 3 - 6 years old, the first day of hospitalized and having compos mentis counciosness and the exlusion criteria were children who had limited motion in the upper extremity (not able to move right and left hands to draw or play a puzzle) and children who are pain.

The study was approved by ethical commission of Bandung Health Polytechnic and before the enrolment of this study, the parents received verbal information about the research including procedure, benefit and also gave written informed consent to participate in the study. The research process begins with the selection of the appropriate sample inclusion criteria, then the children are grouped into 2 groups of interventions based on their own choices, namely drawing (art therapy) and puzzles (play therapy). Furthermore, researchers take measure- ments of anxiety before the intervention using the modified facial affective scale[12]consisting of four images of the face, then intervention for 15 - 30 minutes in a 3-day, after that researcher taking second measurement for identified anxiety level after the intervention. The data collected is then processed and analyzed gradually rang- ing from univariate continued with bivariate. Univariate analysis using frequency distribution and proportion, while bivariate analysis using wilxocon test for each group and Man Whitney U for measurements both treat- ment groups with statistical significance difference or p value below 0.05.

3. Result

Based on Table 1, it can be seen that the average age of children who are respondents in this study is 4.21 years to 4.40 years, with the same age range between 3 to 6 years in accordance with the criteria inclusion that has been set.

Table 2 shows that more than half of the respondents in this group are male and have never been hos-pitalized.

Table 3shows that in group play therapy, more than half respondents are male and have never had the experience to be hospitalized.

(53)

Table 1.Frequency distribution of respondent age at the play therapy and art therapy group (n = 48).

Characteristics Age Mean SD Min-Max

GroupArt Therapy 4.21 0.99 3.0 to 6.0

GroupPlay Therapy 4.40 1.08 3.0 to 6.0

Table 2.Frequency distribution of respondents characteristics at the art therapy group (n = 23).

Characteristics F %

Table 3.Frequency distribution of respondent characteristics at the play therapy group (n = 25).

Characteristics F %

Table 4.Frequency distribution of anxiety levels before and after treatment at the art therapy group (n = 23).

Anxiety levels

No. Intervention Not anxiety Mild anxiety moderate anxiety Severe anxiety

F % F % F % f % Total

1. Before 0 0.0 5 21.7 8 34.8 10 43.5 23

2. After 12 52.2 8 34.8 3 13.0 0 0.0 23

none of the respondents who experienced severe anxiety.

Based on Table 5 can be seen that the play therapy group obtained the data that is currently before the treatment more than half of respondents (52%) had moderate anxiety and no one responden who do not ex-perience anxiety. At the time after treatment, most do not exex-perience anxiety and no one responden experiencing moderate and severe anxiety.

Table 6 shows that, based on analysis by using wilxocon test showed significant differences (p < 0.05) between anxiety before and after the action in each groupplay therapyandart therapygroup.

Results of the analysis inTable 7shows that the statistical test p value > 0.05, which means that at 5% alpha there is no significant difference between the level of anxiety in theplay therapyandart therapygroup by using Man Whitney U Test.

4. Discussion

Anxiety is a condition that is often found in children who undergo hospitalization. Almost at every stage of de-velopment of the child’sage, anxiety and fear due to hospitalization is still a major problem in nursing services subsidiary as disclosed by Ambarwati[13]that hospitalization can cause stress and anxiety at all age levels. For preschool children hospitalization is a frightening experience[14]and Ramdaniati[15]also explained that 53% of pre-school age children who are undergoing hospitalization experience fear.

(54)

hospitaliza-Table 5.Levels of anxiety before and after treatment at the play therapy group (n = 25).

Anxiety levels

No. Intervention Not worried Mild anxiety moderate anxiety Severe anxiety

F % F % F % f % Total

1. Before 0 0.0 8 32.0 13 52.0 4 16.0 25

2. After 16 64.0 9 36.0 0 0.0 0 0.0 25

Table 6.Distibution of anxiety levels before and after treatment at the group play therapy and art therapy.

ariables Mean Rank P Value N

roupPlay Therapy e Intervention

st Intervention 12.5 0.00 25

roupArt Therapy e Intervention

st Intervention 12.0 0.00 23

Table 7.Differences anxiety levels at the play therapy and art therapy group.

Variables Mean Rank p Value n

Play Therapy Art Therapy

22.60

26.57 0.26 48

tion. One of the nursing actions to reduce the impact of hospitalization is playing. For children, play is a routine job. Playing is an activity that is done voluntarily and there is no coercion or pressure from outside or liabilities[16]. Play is a reflection of the ability of physical, intellectual, emotional and social and play a good medium for learning because the children can speak (communicate), learn to adapt to the environment, and do what can be done[17]. Play can be carried by healthy or sick children. Although the child was ill, but there remains a need for play[18].

Games consists of various types and kinds, depending on which side of judgment. In this study, researchers tried to compare the effects between the two games isplay therapyandart therapyin reducing anxiety in pre-school children.Play therapyis done using a puzzle as media andart therapyfor children were asked to draw what she likes in a picture book provided. Selection of the type of game based on the child’s own choice. Children choose the type of game he likes. Games that like by the child makes the child feel good about the game, while if the child does not like his game then the child will not enjoy the game.

Based on the results listed in Table 5 in the previous section, the results of the univariate analysis in play therapyshowed that 52% of pre-school children experiencing moderate anxiety at the moment before the game, followed by mild anxiety and no anxiety as much as 32% and as much as 16%. This condition is changed after the intervention in the form of puzzles for 30 minutes for 3 days. Most children (64%) had not experienced anxiety and the rest (36%) experienced only mild anxiety. Then performed bivariate analysis to compare the changes that occur. Results of the analysis inTable 6 in the previous section shows thatthe play therapywith the use of the puzzle has significant value <0.05 at alpha of 0.05. This means that the play therapy by using puzzles can reduce anxiety levels pre-school age children significantly. The results are consistent with research conducted by Kaluas, Ismanto and Kundre [19] which states that playing puzzle and storytelling can reduce anxiety preschool children who experienced hospitalization at the hospital. Another study also had the same result is research de Breving, Ismanto and Onibala[20]which uses the game as well asan ice cubeas one action atraumatic carein children aged 1 - 14 years who experience anxiety. Research results by Hela and Tjahyono

[21] in the RS. William Booth Surabaya also support the conclusion that this research through play therapy affect the child’sanxiety level with a significance value of 0.00.

Gambar

Gambar Alat Transportasi (truk).
Table 1. Frequency distribution of respondent age at the play therapy and art therapy group (n = 48).
Table 7. Differences anxiety levels at the play therapy and art therapy group.
Table 8. Advantages and disadvantages of art therapy and play therapy.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Diskusi : Pemberian terapi mewarnai efektif dalam meningkatkan tingkat kooperatif anak prasekolah, karena saat anak prasekolah melakukan tindakan terapi bermain mewarnai

Simpulan dari penelitian ada pengaruh signifikan pemberian terapi bermain walkie talkie terhadap tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di

Anak prasekolah yang menjalani rawat inap di ruang Nusa Indah RSUD Pare sebelum diberikan terapi bermain mewarnai gambar mengalami kecemasan yaitu 62,5% atau

Penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi bermain terapi bermain super bubbles terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak prasekolah di RSUD Surakarta, dapat diambil

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di dapatkan hasil sebelum dilakukan terapi bermain di dapatkan skor 20 (66,6%) dengan hasil kecemasan sedang dan sesudah

Memberikan asuhan keperawatan khususnya dalam penanganan ansietas pada anak akibat hospitalisasi menggunakan terapi bermain mewarnai gambar sehingga tenaga kesehatan dapat

Dari penelitian terdahulu (Alini, 2017:7) yang dilakukan penelitian pengaruh terapi bermain playdough terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang

Hasil uji statistik pada kelompok terapi bermain puzzle dan mewarnai diperoleh nilai p value sebesar 0,291 artinya pada penelitian ini diketahui bahwa tidak