• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR LINGKUNGAN DAN KEBAKARAN HUTAN SERTA PENURUNAN EMISI CARBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR LINGKUNGAN DAN KEBAKARAN HUTAN SERTA PENURUNAN EMISI CARBON"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR LINGKUNGAN DAN

KEBAKARAN HUTAN SERTA

PENURUNAN EMISI CARBON

Disampaikan Pada :

FOCUS WORKING GROUP (FWG)

DAMPAK PP 57 TAHUN 2016 TENTANG GAMBUT

DAN IMPLEMENTASINYA

Oleh:

(2)

KEARIFAN BUDAYA MELAYU RIAU

Nilai-nilai Normatif masyarakat Melayu Riau tertuang dalam tunjuk ajar, pantun,

bidal dan gurindam berkaitan dengan pelestarian lingkungan antara lain :

tanda orang berbudi pekerti, merusak alam ia jauhi, tanda ingat kehari tua, laut

dijaga bumi dipelihara

.

kalau hidup hendak selamat, pelihara laut beserta selat, pelihara tanah

berhutan lebat, disitu terkandung rezeki dan rakhmat, disitu tamsil ibarat, disitu

terkandung aneka nikmat, disitu terkandung beragam manfaat, disitu

terkandung petuah adat

.

mencari teladan kepada hutan, mencari contoh kepada rimba, menengok yang

patut kepada laut, menengok yang baik kepada tasik, menengok pedoman

kepada bulan, menengok musim kepada bintang

Nilai-nilai Normatif inilah yang dirumuskan dalam kebijakan Pengelolaan

Lingkungan di Provinsi Riau sebagai Landasan dan kekuatan Etik Pembangunan.

(3)

KONDISI HIDROLOGIS

GAMBUT PROVINSI RIAU

(4)

KAWASAN HIDROLOGIS GAMBUT

Berdasarkan Master Plan

Ekosistem Gambut Riau

(Kementerian LH RI, 2009)

Kawasan Hidrologis Gambut

Riau seluas

5.719.583 ha

(>60% dari luas total Riau)

Kawasan Hidrologis Gambut

terdiri atas ;

A.Kawasan Budidaya Gambut:

4.026.598 ha (70%)

B.Kawasan Lindung Gambut:

1.692.985 ha (30%)

Sumber : Masterplan Pengelolaan Ekosistem

Gambut Provinsi Riau, KLH RI, 2010

(5)
(6)

Luas Kesatuan Hidrologi Gambat : + 5.098.533 Ha (56.42%) dari Luas Daratan Riau, tersebar

dalam 59 kelompok pada 11 kabupaten/ kota

No

Keberadaan

Luas (Ha)

%

1

Dalam Kawasan Hutan

3.287.676

64,48

2

Diluar Kawasan Hutan

1.810.857 35,52

Total

5.098.533 100,00

No

Kawasan Hutan

Luas (Ha)

%

1 Kawasan Suaka Alam/ Pelestarian Alam/ Taman Buru

231.690 7,05

2 Hutan Lindung

31.117 0,95

3 Hutan Produksi Terbatas

535.233 16,28

4 Hutan Produksi Tetap

1.773.811 53,95

5 Hutan Produksi yang dapat Dikonversi

715.824 21,77

(7)

LUAS KESATUAN HIDROLOGIS GAMBUT (KHG) PROVINSI RIAU

No

Kabupaten/kota

Kawasan

Budidaya

Gambut/KGB

(ha)

Kawasan

Lindung Kubah

Gambut /KLG

(ha)

Kesatuan

Hidrologis

Gambut/KHG

(ha)

1

Bengkalis

765.740

474.383

1.240.122

2

Indragiri Hilir

1.044.531

222.706

1.267.237

3

Pelalawan

670.373

234.088

904.461

4

Siak

503.845

231.990

735.835

5

Rokan Hilir

471.018

263.032

734.050

6

Dumai

175.204

123.317

298.521

7

Indragiri Hulu

117.697

107.938

225.635

8

Kampar

137.887

15.924

153.811

9

Rokan Hulu

98.036

19.607

117.645

10 Pekanbaru

42.266

0

42.266

Jumlah

4.026.598

1.692.985

5.719.583

(8)

PERIZINAN DI

PROVINSI RIAU

(9)

NO

JENIS KONSESI

(unit)

LUAS

(Ha)

1.

Hak Pengusahaan Hutan Alam

3

181.437

2.

Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

55

1.615.728

3.

Hak Pengusahaan Hutan-Restorasi Ekosistem

5

149.807

4.

Hak Pengusahaan Hutan Kemasyarakatan

5

2.792

5.

Hutan Desa (tahap : penetapan areal kerja)

7

19.949

6.

Hak Pengusahaan Hutan-Bukan Kayu

2

29.620

7.

Temporary Use Permit of Forest Area

14

9.224

Total

91

2.008.557

NO

JENIS PERIZINAN

UNIT

LUAS (HA)

1

Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

44

1.134.334

2

Hak Pengusahaan Hutan Alam

3

180.841

3

Hak Pengusahaan Hutan-Restorasi Ekosistem

5

150.191

4

Hak Pengusahaan Hutan-Non Kayu

2

29.835

5

Hutan Desa

2

4.299

(10)

NO

KABUPATEN/KOTA

LUAS PENGGUNAAN PADA LAHAN GAMBUT (Ha)

TOTAL

AREA LINDUNG

AREA BUDIDAYA

BERIZIN

BERIZIN *)

TIDAK

JUMLAH BERIZIN

BERIZIN *)

TIDAK

JUMLAH

1 BENGKALIS

2,347.43 18,692.25 21,039.68 30,759.23 173,790.00 204,549.23 225,588.91

2 DUMAI

74.05

3,341.61 3,415.66

-

45,916.64 45,916.64 49,332.30

3 INDRAGIRI HILIR

48,756.97 52,373.98 101,130.95 139,210.00 351,093.09 490,303.09 591,434.04

4 INDRAGIRI HULU

1,358.90

628.11 1,987.01 24,429.83 19,801.70 44,231.53 46,218.54

5 KAMPAR

7,332.57 12,453.87 19,786.44 82,036.13 125,884.73 207,920.86 227,707.30

6 KEP. MERANTI

-

20,434.52 0,434.52

-

79,581.52 79,581.52 100,016.04

7 PEKANBARU

-

-

-

6,421.36 30,501.77 36,923.13 36,923.13

8 PELALAWAN

9,498.09

3,380.15 12,878.24 50,403.25 70,531.79 120,935.04 133,813.28

9 ROKAN HILIR

6,402.90 45,632.90 52,035.80 56,634.11 248,383.42 305,017.53 357,053.33

10 ROKAN HULU

2,691.11

2,354.11 5,045.22 9,694.30 15,125.98 24,820.28 29,865.50

11 SIAK

14,148.21 24,108.13 38,256.34 69,525.38 131,682.74 201,208.12 239,464.46

12 KUANTAN SINGINGI

-

-

-

-

-

-

-

Total

92,610.23 183,399.63 276,009.86 469,113.59 1,292,293.38 1,761,406.97 2,037,416.83

(11)

KEBAKARAN HUTAN

DAN LAHAN

(12)

PERMASALAHAN UMUM KEJADIAN

KARHUTLA DI PROVINSI RIAU

SECARA HISTORIS KEJADIAN KARHUTLA SELALU BERULANG

BMKG, DATA HUJAN 30 TAHUN TERAKHIR DI RIAU ADA

PERUBAHAN POLA HUJAN DIMANA BULAN FEBRUARI – APRIL

MUSIM KERING, CURAH HUJAN TERBATAS SEHINGGA MUDAH

TERBAKAR

BILA SUDAH TERJADI KEBAKARAN, AKAN SULIT DI

PADAMKAN, KARENA RIAU TERDIRI LAHAN GAMBUT DENGAN

KEDALAMAN

S/D

16

METER,

YANG

BERBEDA

BILA

DIBANDINGKAN DENGAN PROPINSI LAIN

(13)

FAKTOR PEMICU KARHUTLA DI RIAU

IKLIM DAN KONDISI

GEOGRAFIS

•Dominasi lahan gambut 5,7 juta

ha (56,1 % total gambut

Sumatera).

•Cuaca ekstrim: curah Hujan

rendah dan suhu tinggi.

•Kanalisasi (pengeringan) lahan

gambut secara berlebihan.

•Arah angin cenderung ke Barat

Daya menyebabkan polusi asap

lintas batas

(Transboundary haze

polllution)

•Pola pemukiman dan pembukaan

lahan pertanian yang sporadis.

ASPEK TATA RUANG DAN

SOSIAL EKONOMI

•RTRW Provinsi Riau belum

ditetapkan

•Pilihan utama masyarakat

membuka lahan pertanian dan

perkebunan masih dengan

membakar.

•Terbatasnya kemampuan

masyarakat menerapkan

Pembukaan Lahan Tanpa Bakar

(PLTB).

•Masih dijumpai perusahaan yang

membuka lahan dengan

membakar untuk alasan efesiensi

•Pesatnya usaha perkebunan

(14)

14

DRAINAS

E

GAMBUT

KERING

KEBAKAR

AN

EMISI

GRK

SUBSIDE

NSI

DEPRESI

BANJIR

SUMBER MASALAH UTAMA

EKOSISTEM GAMBUT

(15)
(16)

TAHUN

JAN

PEB

MAR

APRIL

MEI

JUN

JULI

AGUS

SEP

OKT

NOV

DEC

2009

952

1562

34

0

99

671

1213

632

171

0

0

0

2010

92

178

79

39

144

104

113

110

182

581

109

5

2011

29

252

123

222

334

385

854

731

187

125

33

0

2012

362

232

256

168

276

1320

446

804

475

46

9

12

2013

127

167

455

209

361

1523

901

1121

295

96

13

13

2014

49

1344

1227

53

88

568

658

146

154

71

36

14

2015

120

180

188

47

73

141

500

193

352

85

3

3

2016

4

16

54

33

21

15

37

133

16

30

1

12

(17)

NO

WILAYAH

LUAS LAHAN

TERBAKAR (HA)

LUAS LAHAN

TELAH PADAM (HA)

1

KOTA PEKANBARU

163,5

162,75

2

KAB. INHU

1200

1187

3

KAB. KUANSING

255,5

255,5

4

KAB. BENGKALIS

327,5

327,5

5

KAB. SIAK

204

203

6

KAB. KEP MERANTI

142

141

7

KAB. ROHIL

435

435

8

KAB. KAMPAR

515

515

9

KAB. PELALAWAN

1139,75

1124,75

10

KAB. ROHUL

153

153

11

KAB. TEMBILAHAN

892

892

12

KOTA DUMAI

167

164

JUMLAH

5594,25

5563,50

JUMLAH LUAS LAHAN TERBAKAR PANTAUAN DARAT

MULAI TGL 24 JUN – 30 OKT 2015

(18)

DATA LUAS KARLAHUT S.D 22 OKTOBER 2015

BERDASARKAN KEGIATAN PEMADAMAN MANGGALA AGNI

Sumber Data : Laporan Harian Manggala Agni Th. 2015

No

Jenis Kawasan

Masih

Terbakar Hari

Ini (Ha)

Luas

Pemadaman

hari ini (Ha)

Total Luas

Kebakaran

(Ha)

Total luas

Pemadaman

Ket.

1

SM. Giam Siak Kecil

0

0

63,5

42

Kawasan

Konservasi

2

SM. Kerumutan

3

2

5

4

3

TWA. Sungai Dumai

0

0

3,5

3,5

4

SM. Bukit Batu

0

0

2,5

2,5

5

Bkt Rimbng/Bkt Baling

0

0

7

7

6

TNTN

0

0

12

12

7

SM. Danau P. Besar

0

0

0

0

8

Tahura SSH

0

0

7

7

9

HL. Duriangkang

0

0

0,1

0,1

Non

Kawasan

Konservasi

10

HPT

0

0

276

192

11

HPK / APL

192

17

3.602,4

1.622,9

JUMLAH

189,5

19

3.979

1.895

(19)

Data ISPU 1 s/d 30 September 2015

BLH Provinsi Riau P3E Sumatera Kementerian LHK LOKASI TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rumbai ( Pekanbaru ) 307 451 447 427 241 318 468 88 123 481 381 338 >500 387 324 378 440 310 212 93 149 74 200 141 490 >50 0 151 419 454 Minas 308 443 483 354 162 140 161 408 73 116 433 416 468 >500 327 314 434 478 274 200 80 129 77 66 125 447 241 106 364 383 Duri Camp 277 270 234 178 63 111 135 342 67 61 197 423 >500 470 93 210 350 334 322 122 67 95 45 61 78 419 235 54 370 410 Duri Field 260 294 242 176 73 189 127 360 60 54 157 317 >500 374 88 159 379 307 95 82 73 93 46 62 84 420 198 60 382 361 Dumai 140 193 180 146 73 93 135 217 89 89 203 249 488 >500 59 148 319 187 85 63 64 103 37 52 57 314 142 73 376 262 Bangko 217 344 264 202 92 105 117 342 101 48 145 392 >500 166 36 107 172 280 237 90 58 58 25 60 25 135 107 31 203 333 Libo 255 459 453 453 221 189 212 462 74 73 303 372 373 454 229 192 267 391 316 122 55 61 58 80 93 383 362 72 258 >500 Petapahan 214 392 360 332 255 224 183 298 84 114 234 298 314 408 332 184 187 238 369 116 62 95 58 72 135 404 468 100 229 476 Pekanbaru (BLH Kota) 139 282 317 263 161 >50 0 >50 0 122 170 >500 >500 454 447 353 353 >50 0 198 114 119 136 160 124 >50 0 >50 0 >50 0 AQMS Mobile PPE Sumatera di kantor PPE Pekanbaru 242 436 139 162 262 125 99 Siak 402 379 393 475 >50 0 297 >50 0 416 820 142

(20)

DAMPAK KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI RIAU

KERUSAKAN &

PENCEMARAN

LINGKUNGAN

GANGGUAN

KESEHATAN

EKONOMI

RESPON

BILATERAL

Berkurangnya

sumberdaya hutan

dan lahan gambut

Menurunnya

kesuburan tanah.

Menurunnya fungsi

ekologis hutan

Menurunnya

keanekaragaman

hayati

Memburuknya

kualitas udara

Menurunnya kualitas

air:

Meningkatnya Gas

Rumah Kaca

Terjadinya gangguan

kesehatan seperti:

penyakit pernafasan

(ISPA), iritasi mata,

keracunan darah,

penyakit kulit, dll

Terganggu aktivitas

sosial dan

perekonomian

Terganggunya aktfitas

transportasi

Terganggunya

aktifitas

belajar-mengajar.

Polusi asap lintas

batas

(

transboundary

haze pollution).

Berpotensi

menggangu

hubungan dengan

negara tetangga

(21)

Kab/kota

ISPA

Pneu Asma

Mata

Kulit

Total

Dumai

7,321

83

252

114

520

8,290

Indragiri Hilir

2,558

36

114

349

414

3,471

Kampar

3,540

16

143

109

264

4,072

Rokan Hulu

6,577

11

479

723

598

8,388

Siak

8,437

306

419

435

1,083

10,680

Meranti

1,361

30

92

11

46

1,540

Bengkalis

7,901

428

626

639

500

10,094

Pelalawan

2,875

86

122

205

246

3,534

Rokan Hilir

3,064

134

146

408

538

4,290

Kuansing

8,627

16

502

621

441

10,207

Indragiri Hulu

8,186

1

281

282

399

9,149

Pekanbaru

20,267

136

512

754

787

22,456

Total Saat

ini

80,714

1,283

3,688 4,650

5,836

96,171

(22)

UPAYA PENGENDALIAN

KARHUTLA

(23)

STRATEGI DALKAR

HUTLA

1. Pemadaman darat

Mandiri oleh Manggala Agni

Gabungan : TNI, POLRI, MA, MPA,

BPBD, RPK perusahaan perkebunan/

kehutanan dan masyarakat

2. Pemadaman udara melalui Water bombing,

modifikasi cuaca

1.

Sistem deteksi, Peringatan dini, SOP

2.

Manajemen Tata kelola air gambut dengan sekat kanal

dan embung air

3.

Patroli Terpadu Pencegahan KARHUTLA

4.

Kampanye dan peningkatan kapasitas (Sosialisasi,

pembinaan, pelatihan, bimtek)

5.

Pengawasan terhadap ketaatan perusahaan

6.

Pengembangan ProKlim dan Eko wisata

7.

Pengembangan kerjasama nasional , ASEAN dan

internasional

1. Pengumpulan data dan informasi

2. Penegakan hukum dengan pendekatan

sistem multidoors

1. Rehabilitasi

PENCEGA

HAN

PEMADA

MAN

PENANGA

NAN

PASCA

KEBAKAR

AN

(24)

TINDAKAN HUKUM TERHADAP

PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

1

Melakukan Evaluasi dan Peninjauan Ke Lapangan (tempat kejadian

kebakaran)

2

Mengidentifikasi Kejadian Kebakaran

3

Menginventarisasi data dan informasi terhadap kejadian kebakaran

4

Melakukan pendalaman terhadap kejadian pembakaran hutan dan lahan oleh

perseorangan dan atau perusahaan

5

Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus pembakaran hutan

dan lahan

6

Menetapkan tersangka dan dakwaan serta keputusan hukum terhadap pihak

yg melakukan pembakaran hutan dan lahan sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku

(25)

TARGET PENGENDALIAN KARHUTLA

TARGET

PENGENDALIAN

KARHUTLA

JANGKA

PENDEK,

PANJANG

RIAU BEBAS ASAP

Penurunan Hotspot secara significant setiap tahun

Penurunan luas kebakaran hutan dan lahan setiap

tahun

Ditetapkannya RTRW Provinsi Riau

Dilaksanakannya Rencana Aksi Pencegahan

Karhutla (Pergub No. 5 Tahun 2015)

Tata kelola air terjaga

PLTB pada sektor perkebunan dan sektor

kehutanan

Aktifnya Masyarakat Peduli Api/Bencana, setiap

desa memiliki kapasitas, sarana dan biaya

Penyelesaian konflik antara perusahaan dengan

masyarakat

Aktifnya Pos deteksi dini di setiap kab/kota

Meningkatnya koordinasi dan komunikasi para

pihak mulai dari pusat, daerah, kab/kota

sampai tingkat desa.

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

KERUGIAN NEGARA AKIBAT KARHUTLA

LAHAN GAMBUT

+

(Rp 1,2 Milyar/ha/1 X

terbakar)

GAMBUT HILANG

(31)

ANGGARAN PENGENDALIAN

KARHUTLA

TAHUN 2017

Rp. 48.307.584.699

BERADA PADA

OPD TERKAIT

RENCANA

TAHUN 2018

Rp.

208.342.726.800

BERADA PADA

OPD TERKAIT

(32)
(33)

Penerapan Kriteria Baku

Kerusakan (KBK)

Penerapan Perizinan

Pemadaman

kebakaran

Pengisolasian area

Pembuatan bangunan

pengendali air

Cara lain yang tidak

menimbulkan

dampak negatif

Suksesi Alami

Rehabilitasi

Restorasi

Cara lain sesuai

perkembangan IP

ASPEK PENGATURAN DALAM

PP 71/2014 Jo. PP 57/2016

Pengendalian

(Pasal 22 s/d 32)

Pencegahan

(Pasal 23 s/d 26)

Penanggulangan

(Pasal 27 s/d 29)

Pemulihan

(Pasal 30 s/d 32A)

Larangan

Cara pencegahan

33

(34)

Penerapan Perizinan

ASPEK PENGATURAN DALAM

PP 71/2014 Jo. PP 57/2016

1.

Penyiapan regulasi teknis;

2.

Deteksi dini;

3.

Penguatan kelembagaan;

4.

Peningkatan DARKUM;

5.

Pengamanan areal rawan dan

bekas kebakaran

KBK Ekosistem Gambut dengan fungsi

lindung:

a. Terdapat drainase buatan;

b. Tereksposnya sedimen berpirit

dan/atau kwarsa dibawah lapisan

Gambut; dan/atau

c. Terjadi pengurangan luas dan/atau

volume tutupan lahan.

KBK Ekosistem Gambut dengan fungsi

budidaya:

a. Muka air tanah di lahan gambut

lebih dari 0,4m (nol koma empat

meter) dibawah permukaan gambut

pada titik penaatan; dan/atau

b. Tereksposnya sedimen berpirit

dan/atau kwarsa dibawah lapisan

Gambut.

1.

Membuka lahan baru (land clearing);

2.

Membuat saluran drainase;

3.

Membakar lahan gambut/membiarkan

terjadinya pembakaran; danatau

4.

Melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan

terlampauinya KBK.

Cara pencegahan

(Pasal 22A )

Penerapan Kriteria Baku

Kerusakan (KBK)

(Pasal 23)

(Pasal 24 & 25)

Larangan

(Pasal 26)

Setiap usaha/kegiatan

pemanfaatan ekosistem

gambut wajib memiliki Izin

Lingkungan

(35)

Water Gate / Pintu Air

Over Flow

Drop

structure

Bangunan pelimpas/

spillway

sebagai pengatur level air

(WSL Kalbar)

Kanal

Primer

Posisi Peat dam dan Spillways

(WSL Kalbar)

Bendunga

n

Blocking

Kanal

PINTU AIR

OVER FLOW

Sumber : APHI, 2017

(36)

Kelembaban Udara Maret 2017 (RH)

100 80 RH 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Pagi 96 93 94 93 94 89,0 93,0 94,0 93,0 93,0 94,0 89,0 93,0 94,0 90,0 93,0 94,0 Siang 79 76 84 85 86 78,0 76,0 75,0 76,0 75,0 86,0 78,0 76,0 86,0 74,0 85,0 86,0 Sore 87 87 89 93 88 91,0 85,0 82,0 84,0 86,0 78,0 79,0 74,0 87,0 76,0 93,0 88,0

Curah Hujan Maret 2017

80,0 i 60,0 ar h 40,0 / m 20,0 m 0,0 -20,0 27 28 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Curah Hujan 15,0 10,0 31,0 43,0 8,0 64,0 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,0 0,0 11,8 0,0 0,0 0,0

MONITORIN

G

WATE

R

LEVEL

,

WATE

R

TABLE

,

&

SUBSIDE

N

AREAL PRODUKSI -

HTI

KAWASAN

LINDUNG

NO. LOKASI KOORDINAT M1 M2 M3

WL WT WL WT WL WT 1 SKNB004301 261495/20919 0.50 0.46 0.40 0.38 0.42 0.39 2 SKNB014901 257893/17396 0.17 0.07 0.21 0.18 0.33 0.28 3 SKNB034801 258113/10844 0.20 0.20 0.60 0.60 0.72 0.63 4 SKNB049101 257859/5804 0.41 0.35 0.28 0.27 0.41 0.35 5 SKNB072501 244398/3605 0.60 0.55 0.47 0.40 0.50 0.45 6 SKNB071201 245192/404 0.33 0.30 0.12 0.05 0.15 0.09 7 SKNB098601 265802/13541 0.38 0.30 0.31 0.28 0.51 0.40 8 Sempadan Sungai 242187/3814 0.28 0.28 0.21 0.20 0.27 0.20 9 Kawasan Lindung Gambut - KLG 249861/2017 0.45 0.37 0.30 0.30 0.40 0.38 10 Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah - KPPN 264813/8967 0.30 0.29 0.18 0.20 0.40 0.35

(37)

Over Flow

Infrastruktur penunjang Tata Air PT.THIP

Over flow

difungsikan untuk

mengeluarkan kelebihan air

sampai batas yang diperlukan

tanaman

(38)

Piezometer di fungsikan

sebagai alat untuk

memonitor level air

tanah (

Water Table

)

Sistem Pemantauan (Piezometer)

Sistem Pemantauan

Water Level Peg

Water level peg

di

fungsikan sebagai

alat kontrol level

permukaan air kanal

di waktu musim

kemarau.

(39)

Referensi

Dokumen terkait

129 Richter, Egis, Biogal, Chinoin, Alkaloida 130 Lásd.. Államilag támogatott elképzelés volt az is, hogy a két nagy szlovén gyógyszergyárat a Krka-t és a Lek-et

kegiatan Program peningkatan manajemen dan pelayanan Administrasi Persentase kinerja perkantoran yang baik Bidang pelaksana Uraian Indikator Kinerja 2016 2017 2018 2019

Dari hasil pengujian algoritma decision tree dan neural network, baik evaluasi menggunakan counfusion matrix maupun ROC curve terbukti bahwa hasil

Untuk mewujudkan perihal tersebut, perencanaan di daerah Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah baik itu dengan cara pembangunan ruas-ruas jalan baru yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan daya dukung struktur perkerasan jalan beton yang diperkaku dan diperkuat dengan sirip yang sirip dalamnya dua diagonal

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan kasihNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bentuk partisipasi politik yang terjadi di Kecamatan Bajeng yaitu bentuk Partisipasi Politik Konvensional, yaitu meliputi Ikut Serta

Bunga mawar potong kiss yang tangkainya direndam dalam larutan pulsing yang dilanjutkan dengan perendaman dalam vial isi akuades yang dikemas dalam kotak karton berukuran