• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAH LAKU HEWAN DISUSUN OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAH LAKU HEWAN DISUSUN OLEH:"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK PRAKTIKUM

TINGKAH LAKU HEWAN

DISUSUN OLEH:

Mujahidin Ahmad, M.Sc

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM 2013

(2)

Bismillahirrahmaanirrahiim

ﺓﱪﻌﻟ ﻡﺎﻌﻧﻷﺍ ﰲ ﻢﻜﻟ ﻥﺇﻭ

"Dan sungguh, di dalam binatang-binatang ternak itu ( An'aam ), benar-benar terdapat pelajaran bagi kalian. ( QS. Al An'am : 66).

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan Petunjuk dan KemurahanNya buku petunjuk praktikum “Tingkah Laku Hewan” ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Buku petunjuk praktikum Tingkah Laku Hewan (TLH) ini sengaja

disusun untuk membantu dan mempermudah mahasiswa

mempelajari dan mengamati TLH di laboratorium dan lapangan. Secara khusus kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga pada Ibu Dr. Drh. Bayyinatul Muchtaromah, M.Si yang telah berkenan memberikan masukan dan saran yang berharga dalam penyusunan buku ini.

Tentu buku ini masih jauh dari sempurna, perbaikan akan terus dilakukan pada edisi berikutnya. Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal shaleh bagi kita semua yang mempelajarinya. Amiin

Malang, 26 Dzulqo’dah 1434 H 1 Oktober 2013 M

(3)

PETUNJUK PRAKTIKUM TINGKAH LAKU HEWAN

Semua organisme memiliki tingkah laku. Tingkah laku merupakan bentuk respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Suatu respons dikatakan tingkah laku bila respons tersebut telah berpola, yakni memberikan respons tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu. Tingkah laku juga dapat diartikan sebagai aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam mengamati tingkah laku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia), yaitu interpretasi tingkah laku organisme lain seperti tingkah laku manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan tingkah laku tersebut secara antropomorfik. Seringkali suatu tingkah laku hewan terjadi karena pengaruh genetis (tingkah laku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan.

Pada perkembangan ekologi tingkah laku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa tingkah laku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu tingkah laku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.

Umumnya prilaku yang muncul oleh suatu organisme memiliki beberapa tujuan, yaitu :

1. Untuk mencari makanan dan minum 2. Mendapat dan menjaga daerah teroterial 3. Untuk melindungi diri

(4)

Dari tujuan tersebut maka umumnya tingkah laku atau

behavior merupakan suatu kegiatan yang melibatkan semua system

dalam tubuh yang dipengaruhi oleh sistem syaraf dan endokrin sebagai pusat koordinasi. Adakalanya tingkah laku hewan berkaitan dengan adaptasi. Namun adaptasi ini merupakan suatu bentuk usaha untuk menyeimbangkan berbagai proses metabolisme dan tingkah laku dengan perubahan secara siklik yang terjadi di sekelilingnya atau lingkungannya.

Bagaimana tingkah laku atau tingkah laku hewan ini terbentuk tergantung dengan keadaan serta perubahan lingkungan. Dimana sensori input dalam tubuh kemudian terjadi penyaringan sensori yang membuka informasi genetik dan pengalaman, kemudian pembentukan pola dalam tubuh dan akan dikeluarkan respons motorik menjadi behavior. Dalam tubuh organisme segala bentuk masukan (sensori) input akan mengalami proses penyaringan dalam system syaraf. Dan hasilnya kemudian disampaikan sebagai informasi yang dapat ditunjukkan kepada penerimanya.

Dua macam respon tingkah laku adalah innate (nature, alami, serentak) dan learned (nurture, melalui proses belajar), innate respon muncul seketika secara spontan dan konsisten terhadap suatu rangsangan. Sedangkan learned respon adalah respon yang muncul dan mengalami perubahan seiring dengan adanya pengalaman dan hasil belajar dari organisme tersebut, sehingga respon yang muncul akan lebih tepat dan sesuai sesui dengan rangsangan yang ada karena sebelumnya ia telah dipicu dengan rangsangan yang sama dan diberikan berkali-kali.

Merekam TLH dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

a. continuous recording; yaitu pengamatan secara terus

menerus pada setiap perilaku dalam durasi tertentu (5 menit, 10 menit dst)

b. behaviour sampling; yaitu pengamatan pada TL khusus

secara detail (proses kawin, berburu, berdiri dll)

c. point sampling; yaitu pengamatan TL pada interval waktu

(5)

Praktikum 1

Investigasi tingkah laku hewan Mencit (Mus musculus)

Tingkah laku manusia dan hewan diatur oleh beberapa faktor, diantaranya sifat genetik, stimulus lingkungan dan reaksi kimia-biologis yang terjadi pada tubuh organisme tersebut. Mekanisme penurunan sifat saja, bagaimanapun juga tidak akan mampu untuk menjadikan hewan beradaptasi dengan baik ketika terjadi perubahan lingkungan yang terus menerus. Oleh karena itu, fungsi adaptif seperti belajar dan penggunaan memori, diperlukan oleh manusia dan hewan untuk terus menyesuaikan diri dari pengaruh perubahan lingkungan alam dan sosial.

Yang sangat menakjubkan, kapasitas dan kemampuan belajar yang luar biasa dari otak memungkinkan kita untuk mengenali dan memahami tugas/respons yang berbeda sesuai dengan jenis perubahan lingkungan/tantangan yang ada. Terjadilah proses belajar untuk menghasilkan jawaban/respons yang paling tepat dari setiap pertanyaan atau tantangan untuk setiap kasus perubahan lingkungan. Sistem regulasi untuk tingkah laku hewan didasarkan pada motivasi, dorongan internal dan emosi dari hewan. Proses belajar dan memori, sebenarnya merupakan sistem pengaturan sekunder, yang dibangun dan terbentuk berdasarkan faktor primer (genetis dan dorongan internal).

Karenanya beberapa ujicoba pada hewan untuk mengamati tingkah laku hewan dan proses belajarnya menjadi sangat menarik untuk diamati melalui praktikum.

(6)

Pengaruh lingkungan baru pada tingkah laku hewan

Sebuah stimulus yang tiba-tiba akan memicu respons spontan secara otomatis pada pola tingkah laku hewan di alam sekitar. Respon primer (pertama) adalah reaksi terkejut, yaitu ketika hewan "membeku" untuk sementara karena situasi yang tidak diketahuinya. Respon kedua (sekunder) adalah reaksi eksploratif, di mana perhatian sensorik diaktifkan terhadap stimulus dalam rangka meraba arah maknanya. Stimulus dapat berupa sesuatu yang menarik atau menggoda sehingga menjadikan hewan ingin tahu lebih dekat, atau dapat bersifat menolak atau menakutkan, yang mengarahkan tingkah laku untuk melarikan diri.

Makna reaksi eksploratif sangat jelas, yaitu hewan harus mencari tahu jawaban tingkah laku yang paling cocok dengan situasi yang ada. Sedangkan ketakutan dan kecemasan adalah 2 hal yang bertolak belakang dengan tingkah laku eksplorasi, namun rasa ingin tahu juga dapat berperan sampai batas tertentu dalam situasi ini.

Memahami dasar tingkah laku eksploratif dan “ketakutan” akan sangat diperlukan selama uji tingkah laku.

Praktikum 1: Tingkah laku mencit Alat dan bahan:

• Kotak kandang 50x50 cm

• 2 ekor mencit (Mus musculus) dewasa yang lapar

• Labirin dengan lorong acak

• Labirin Y (bisa dengan Pipa bentuk Y/T)/maze

• Etanol 70%

(7)

a. Uji Tingkah laku mencit di lapangan terbuka Prosedur

Lapangan terbuka harus memiliki penerangan merata, dan kebisingan di sekitar harus diminimalkan. Siapkan sebidang tanah/kotak (dengan diberi pembatas) yang dapat digunakan untuk mengikuti gerakan hewan dalam percobaan lapangan dengan ukuran 50x50 cm. Amatilah aktivitas dan tingkah laku mencit tersebut selama interval waktu 5 menit (continuous recording). Catat elemen dasar tingkah laku hewan secara urut dan tuliskan pada kuadran mana hewan tersebut beraktivitas selama eksplorasi.

Adapun elemen dasar yang dapat diamati adalah: • J: berjalan/walking

• E: mengendus/sniffing

• B: berjingkrak (berdiri dengan kaki belakang) • D: Diam/ immobile

• G: Grooming/perawatan diri (menggaruk, menjilat kulit dll)

• L: lainnya (O; others; merekam unsur lainnya-tuliskan dengan jelas)

Urutan unsur-unsur tingkah laku yang berbeda harus dicatat. Dalam kasus berjalan, arah dapat diikuti dengan mengamati dan menuliskan nomor kuadran yang dikunjungi dalam kotak. Dengan demikian, setelah 5 menit, rekaman tingkah laku dapat diperoleh sebagai berikut:

misalnya J, E, B, J1,2,8,9-13, S, G, L. ... dll

Analisis karakteristik utama dari tingkah laku hewan selama waktu pengamatan tersebut !, termasuk elemen tingkah laku dan jalur utama ketika berjalan yang paling sering! Pada bagian mana hewan tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya ? selama setengah periode pengamatan pertama dan kedua dalam percobaan? Apakah anda mengamati adanya perubahan antar unsur-unsur tingkah laku

(8)

yang berbeda, berdasar lamanya waktu hewan dihabiskan setelah dimasukkan di dalam kotak ? Cobalah untuk menjelaskan temuan Anda!

b. Pengujian efek interaktivitas / hubungan sosial pada tingkah laku hewan

Setelah diamati tingkah laku mencit laboratorium di lapangan terbuka selama 5 menit, masukkan mencit lain ke dalam kotak. Ikuti tingkah laku kedua hewan dengan waktu yang sama (5 menit), sebagaimana pengamatan seperti tugas 1.

Bandingkan unsur tingkah laku kedua hewan tersebut, apakah ada tingkah laku yang baru pada mencit 1 dan bagaimana dengan mencit yang baru dimasukkan ? apakah eksplorasi pertama mencit pertama pada waktu sebelumnya memiliki pengaruh terhadap perubahan tingkah laku ketika kedatangan “tamu baru ?”. Rekam data tersebut dan laporan analisis anda tentang bagaimana binatang bereaksi terhadap satu sama lain. Diskusikan apakah ada unsur-unsur tingkah laku baru yang muncul dalam tingkah lakunya !

c. Tingkah laku belajar arah spasial dalam sebuah labirin

Rodentia/bangsa tikus dikenal sangat baik dalam menemukan jalan mereka di terowongan, tabung, dll. Selain rasa ingin tahu yang merupakan tingkah laku sederhana, rasa lapar atau haus juga akan

lebih memotivasi mencit untuk mengeksplorasi

terowongan/labirin/lorong buatan yang memiliki beberapa jalur. Motivasi yang kuat pada mencit juga akan meningkatkan kemampuan untuk belajar.

Bersihkan permukaan bagian dalam labirin (maze) yang memiliki beberapa jalur tersebut dengan etanol untuk menghilangkan bau hewan sebelumnya. Buatlah denah labirin tersebut dengan garis

(9)

dasar pada buku lab Anda sehingga anda akan dapat merekam trek/jalur mencit selama pengujian. Letakkan beberapa "hadiah", seperti makanan, di ujung labirin (pintu keluar)

Tempatkan satu ekor mencit yang lapar dari laboratorium ke pintu masuk yang tersedia rekamlah dengan teliti bagaimana cara mencit tersebut melalui lorong labirin. Catatlah juga waktu yang dibutuhkan untuk berjalan menuju “sasaran”. Amati apakah mencit memasuki beberapa “gang buntu" dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengenali gang buntu tersebut sehingga dia sadar dan menuju “jalan yang benar”. Setelah hewan mencapai “hadiah”, jangan biarkan dia makan seluruhnya ( jika tidak, mencit ini akan kehilangan motivasi untuk mencari hadiah lagi) !

Tempatkan lagi mencit di pintu masuk dan ulangi ters yang pertama. Ulangi perlakuan ini sampai waktu yang diperlukan mencit untuk mencari hadiah konstan dan tidak menurun lagi.

Dalam buku laporan lab, buatlah gambar denah labirin/lorong buatan, dan tunjukkan rute yang berbeda yang dibuat oleh hewan selama sesi pencobaan yang berbeda. Catat juga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai hadiah selama tes secara berturut-turut. Bisakah mencit menemukan jalan terpendek untuk meraih makanan ? Bisakah Anda mengamati perubahan dalam tingkah laku binatang itu selama tes? Apakah binatang dapat mempelajari rute dan mencapai hadiah lebih cepat secara bertahap ?

(10)

Praktikum 4: Belajar arah di labirinth bentuk Y

Labirin Y terdiri dari 3 lengan yang sama, yang tertandai dengan bintik-bintik berwarna berbeda di awal mereka. Rodentia hewan yang sangat baik dalam belajar dan merasakan arah yang berbeda, yang dapat diuji dengan tugas utama ini sangat sederhana. Tujuannya adalah untuk mengajarkan mencit haus agar mempelajari arah yang benar (sisi kiri atau sisi kanan) untuk mendapatkan setetes air. Bersihkan labirinth dengan etanol, dan tentukan ke arah mana anda ingin mengajari mencit (misalnya sisi kanan).

Tempatkan satu tetes air di tepi satu lengan, lalu tempatkan mencit haus di tengah. Mencit akan segera berjalan ke salah satu lengan arah. Setelah itu terjadi, segera tutup jalan belakang mencit dengan tongkat plastik . Jika mencit lari ke lengan yang berisi air, biarkan konsumsi. Jika tidak (arahnya salah) usaplah tetesan air tersebut dan tempatkan setetes air baru ke dalam lengan dimana mencit tersebut mengarah kepadanya. Setelah siap, angkat tongkat plastik dan biarkan mencit memasuki lengan lain. Ketika mencit memasuki arah lengan ke kanan, biarkan dia mengkonsumsi air. Jika mencit memilih lengan kiri atau kembali ke lengan aslinya, tutup jalan di di belakangnya, sekalah air dan mulai lagi dengan menempatkan setetes air ke lengan yang terletak di sebelah kanan dari hewan. Ulangi seluruh prosedur sampai mencit belajar bahwa ia harus pergi ke arah tertentu untuk mendapatkan air.

Dalam laporan lab, termasuk pilihan yang dibuat oleh mencit, dari satu ke sesi lainnya. berapakah waktu yang diperlukan untuk mengajari mencit arah yang benar untuk mendapatkan air ? Setelah hewan telah belajar, cobalah untuk mengubah arah dan mengamati berapa lama waktu bagi hewan untuk terbiasa dengan persyaratan baru.

(11)

Praktikum 2

Tingkah Laku lalat buah (Drosophila melanogaster)

Kinesis merupakan salah satu tingkah laku orientasi yang sederhana dimana organisme-organisme akan merespon secara tidak langsung terhadap rangsangan. Taksis juga merupakan tingkah laku orientasi untuk hewan-hewan yang dapat menentukan jarak dengan sumber rangsang. Respon yang banyak dilakukan antara lain fototaksis yaitu pengaruh rangsang cahaya terhadap suatu organisme, termotaksis yaitu pengaruh suhu terhadap organisme, geotaksis biasanya diamati dengan menjauhi atau mendekati bumi dan kemotaksis pengaruh zat kimia terhadap organisme.

Adapun tujuan dari praktikum pada kesempatan kali ini yaitu diantaranya:

1. Untuk mengetahui respon lalat buah (Drosophila

melanogaster) terhadap rangsangan yang diberikan baik

berupa rangsangan secara geotaksis, fototaksis, maupun secara kemotaksis

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

iritabilitas/rangsangan pada hewan Drosophila

melanogaster terhadap sumber rangsangan Prosedur Percobaan

a. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini diantaranya:

 Alat : Toples kecil/tabung gelas, lakban/selotip, lampu senter, plastik buram/hitam

 Bahan : Tape, Drosophila melanogaster/lalat buah

b. Prosedur Kerja

Berikut ini akan dijelaskan prosedur/langkah kerja pada praktikum kali ini.

(12)

A. Percobaan Fototaksis

Langkah kerjanya:

1. Ambil19 ekor lalat buah dari dalam kantong plastik yang berisi populasi lalat buah

2. Tempatkan 19 ekor lalat buah tadi pada tabung gelas dan ditutup dengan tabung satunya, lalu digabungkan dan diikat dengan selotip

3. Tutup salah satu tabung gelas tadi dengan menggunakan

plastik buram/hitam, dan membiarkan salah satu sisinya terbuka

4. Sinari salah satu tabung gelas yang terbuka dengan lampu senter selama 3 menit

5. Amati jumlah lalat buah yang mendekati sinar senter dan menghitung sisa lalat yang tidak mendekati sumber sinar senter tadi

Berikut ini rancangan percobaannya:

B. Percobaan Kemotaksis

Langkah kerjanya:

1. Ambil 7 ekor lalat buah dari dalam kantong plastik yang berisi populasi lalat buah

2. Meletakkan tape pada salah satu tabung gelas, kemudian

memasukkan 7 ekor lalat buah tadi pada tabung yang kosong, lalu gabungkan kedua tabung gelas yang berisi tape dan yang berisi lalat buah dengan cara memberikan selotip pada sisi ujung tutup kedua tabung

3. Lalu mengamati jumlah lalat buah yang hinggap pada tape dan yang tidak hinggap pada tape selama 5 menit

Berikut ini rancangan percobaannya:

C. Percobaan Geotaksis

Langkah kerjanya:

1. Ambil 18 ekor lalat buah dari dalam kantong plastik yang berisi populasi lalat buah

(13)

2. Ambil 1 buah tabung gelas lalu tabung tersebut diisi dengan 18 ekor lalat buah, kemudian digabungkan dengan tabung gelas yang lain yaitu dengan cara memberikan selotip pada sisi ujung tutup kedua tabung

3. Secara perlahan-lahan, angkat kedua tabung yang berisi 18 ekor lalat buah tadi secara horizontal/berdiri

4. Lalu amati jumlah lalat buah yang bergerak/berada di atas tabung dan yang berada di dasar tabung selama 3 menit Berikut ini rancangan percobaannya:

Rangsangan Yang Diberikan Kemo taksis Foto taksis Geotaksis  Bahan/Sumber Rangsangan Pemicu Tape Sinar Senter Gaya Gravitasi Bumi  Jumlah Lalat Keseluruhan  Waktu

 Total Lalat Buah

Yang Mendekati Sumber Rangsangan  Jumlah Lalat Buah Yang Menjauhi Sumber Rangsangan

(14)

Praktikum 3 Pengamatan di Lapangan (Taman Safari/Kebun Binatang) A. Dasar Teori

1. Tingkah laku Makan

Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum yang dapat memilih di antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan bertingkah laku sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari pencarian makanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin melalui perkembangan “citra mencari” untuk macam makanan yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan tempatnya yang khusus. Banyak pula hewan yang menggunakan energinya untuk membangun perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar berada dalam jangkauannya. Sebagian besar kehidupan hewan sosial berkisar pada makan bersama.

2. Tingkah laku Mempertahankan diri

Tingkah laku berkisar dari melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru).

3. Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik

Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya.

(15)

4. Tingkah laku Reproduktif

Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Individu ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.

B. Prosedur Pengamatan:

- Bentuklah kelompok pengamatan (5 orang/kelompok)

- Tentukan salah satu spesies yang anda sukai dari Aves atau Mamalia dan pilih satu individu saja, kemudian amati

mekanisme mereka dalam aktivitas makan/minum,

tidur/berbaring, berjalan, tingkah laku kawin, dan tingkah laku ofensif/defensif untuk mempertahankan diri

- Amatilah tingkah laku hewan tersebut dengan cara

Continuous recording, behaviour sampling dan poin sampling

- Tentukan sendiri durasi dan cara pengamatannya dengan

metode yang ada: Continuous recording (minimal 10 menit),

behaviour sampling (berdiri, kawin, berburu dll) minimal 3

perilaku, dan minimal 4 kali pengamatan untuk point

(16)

- Contoh Tabel Pengamatan Tingkah Laku Hewan Species:_______________ Pengamatan 1 Pukul: 09:00-10:00 Pengamatan 2 Pukul: 13:00-14:00 Total Durasi

No Aktivitas Tingkah laku Frekuensi Ket Frekuensi Ket 120 menit

1 Makan (Ma)/Minum (Mi) 2 Berjalan/Berpindah Tempat (J) 3 Tingkah Laku Kawin/Birahi (K) 4 T.Laku (Ofensif(O)/Defensif (D) 5 Tidur/Diam Di Tempat (T)

6 Ekskresi (BAB dan

Kencing)(K)

7 Grooming (G)

- Sebelum membahas data yang anda dapatkan, jelaskanlah

kondisi lingkungan hewan yang anda amati ! perkirakanlah luas kandang/tempat hidupnya ! berapakah populasi di kandang tersebut ? apakah di kandang tersebut hanya dihuni 1 spesies ? apakah adanya spesies yang beragam dalam satu komunitas mempengaruhi tingkah laku hewan tersebut ? mengapa ? tingkah laku apa yang paling mencolok pada individu yang anda amati dalam populasi tersebut ?

- Bagaimanakah cara makan dan minum hewan yang anda

amati ? berapa kali frekuensi yang tercatat selama pengamatan ? apakah dia memiliki preferensi dalam memilih pakan ? berapa kali dia minum ? dan dalam posisi apa dia minum ?. tingkah laku apa yang teramati ketika hewan tersebut sedang makan ?

(17)

- Bagaimanaka cara berjalan atau berpindah tempat hewan yang anda amati ? berapa kali/lama durasi perjalanan selama pengamatan? dapatkah anda mengestimasi jarak yang

ditempuh selama durasi tersebut ? dapatkah anda

menyeebutkan sebab-sebab mengapa dia berpindah ? adakah stimulus spesifik yang menyebabkan dia berpindah tempat ?

- Apakah anda menemui tingkah laku kawin pada hewan yang

anda amati ? Jika ya jelaskan prosesnya mulai dari awal hingga akhir !, tahukah anda ciri-ciri hewan yang birahi ? apakah anda menemukan tingkah laku birahi pada hewan yang anda amati ? jelaskan tanda-tanda berahi pada hewan yang anda amati, jika tidak lakukan studi literatur !

- Adakah hewan yang bertarung untuk mempertahankan diri ?

apa penyebabnya ? bagaimana cara hewan tersebut mempertahankan dirinya dari ancaman eksternal ?

- Berapa lama hewan yang anda amati tidak beraktifitas ? tidur

atau diam di tempat. Gerakan apa yang menonjol dari anggota tubuhnya ketika dia diam di tempat ?, adakah tingkah laku preferensi untuk memilih tempat istirahat ?

- Selama dalam pengamatan anda, berapa kalikah hewan

tersebut meng ekskresikan feses dan urinnya ?, bagaimana cara dia ber ekskresi ?

- Jika ada tingkah laku lain yang tidak terdapat dlaam tabel, tuliskan dan jelaskan secara deskriptif kemudian bandingkan dengan literatur yang ada.

- Dengan melakukan studi literatur berapa lamakah aktivitas

seperti berjalan, tidur, dll terjadi pada suatu spesies hewan dalam 1 hari (24 jam) ? bandingkan dari spesies yang ada (Sapi, Kambing, Kuda, Domba dan Babi ) !

(18)

Praktikum 4

Tingkah laku Bekicot (Achatina fulica)

Bekicot termasuk keong darat yang pada umumnya mempunyai kebiasaan hidup di tempat lembab dan aktif di malam hari (nocturnal). Sifat nocturnal bekicot bukan semata-mata ditentukan oleh factor gelap di waktu malam tetapi ditentukan oleh factor suhu dan kelembaban lingkungannya. Di waktu siang setelah hujan, banyak ditemukan bekicot berkeliaran dimana-mana.

Bekicot termasuk golongan mollusca karena memiliki badan lunak dan coelom tanpa segmen. Badan ditutup oleh cangkang, panjang sekitar 90 mm. Bekicot dapat hidup normal sampai umur 3 tahun. Bekicot senang berada di tempat yang lembab dan banyak terdapat sampah. Hewan ini memakan berbagai tanaman budidaya, oleh karena itu bekicot termasuk salah satu hama tanaman. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bekicot sebagai hewan yang rakus, cepat berkembang biak, dan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan. Bekicot memiliki toleransi yang luas terhadap berbagai macam makanan. Bahkan dikatakan bahwa bekicot tahan terhadap persediaan makanan yang terbatas. Bekicot tidak tahan terhadap sinar matahari langsung. Kondisi lingkungan optimal untuk hidupnya adalah di daerah tropis basah. Suhu minimal letal adalah 45 ˚F atau 7,22 ˚C dan bekicot senang di daerah yang mempunyai pH antara 7-8. Selain itu lingkungan yang berkapur mempunyai korelasi terhadap kehidupan bekicot.

(19)

Metode Praktikum A. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini

sebagai berikut:

1. Alat : meteran gulung timbangan analitik, senter, ember, mistar, stpwatch, Hygrometer, kertas label

2. Bahan: Bekicot (Achatina fulica sebanyak 20 ekor), ATK

(Kertas ballpoint, tusuk sate.tiang bendera, tissue)

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum pengamatan tingkah laku hewan bekicot (Achatina fulica) sebagai berikut:

1. Mengumpulkan bekicot (Achatina fulica) sebanyak 80 ekor.

2. Menimbang dan mencatat hasil timbangan berat bekicot

(Achatina fulica)

3. Membagi atau mengelompokkan bekicot (Achatina

fulica) (A dan B) masing-masing berjumlah 10 ekor.

4. Meletakkan pada suatu area yang mudah diamati nantinya.

5. Mengamati dan mengukur jarak mobilitasnya setiap 2 jam

sekali selama 24 jam serta menandainya dengan bendera yang telah diberi nomor.

6. Mengukur suhu basah dan kering dengan menggunakan

(20)

Tabel Pengukuran dan pengamatan aktivitas/tingkah laku bekicot Pengamatan Ke 1 No Panjng cangkang Bobot Badan Jarak pergerakan

Aktifitas/Tingkah laku Bekicot (Siang, Jam: Suhu: RH: )

(cm) (gr) (cm)

Tidak

Aktif Bergerak Makan

Mem anjat Kawin 1 2 3 4 5 s/d 10

Lakukan pengamatan tersebut pada 4 kondisi sebagai berikut:

- Siang (Pukul 10:00)

- Malam (Pukul 19:00)

- Siang di tempat gelap (Pukul 10:00)

(21)

Referensi

Anonymous. (n.d.). Investigating animal behaviour The effects of new environment on animal behaviour,

http://physiology.elte.hu/gyakorlat/angol/Investigating%20ani mal%20behaviour_introduction.pdf

Balumbi, M., 2011. Ekologi Bekicot (Acatina fulica).

http://musbiology08.wordpress.com/2011/04/23/ekologi-hewan-bekicot-achatina-fulica/ (diakses pada 10 September 2013)

Fraser, A.F., and Broom, D.M., 1990. Farm Animal Behaviour and Welfare. Third Edition. ELBS.

Hickman, Cleveland P., Roberts, Larry S., and Larson, Allan, 2001. Integrated Principles of Zoology, 11st. Ed. Mc-Graw Hill Jakob, E. M., Hodge, M., Jakob, E. M., Hall, T., & Hodge, M. (n.d.).

Animal Behavior Exercises in the Exercise 6 : The Collection of Behavioral Data.

http://sites.sinauer.com/alcock10e/Alcock10e_Lab_Manual_Sa mple(Student).pdf

Lestari. 2012. Tingkah laku Hewan: Respon lalat buah (Drosophila

melanogaster) dalam melakukan tingkah laku orientasi

terhadap sumber rangsangan berupa gerakan taksis (fototaksis, geotaksis, dan

kemotaksis).http://taripanya.blogspot.com/2012/12/tingkah

lakuhewan-behavior-praktikum.html (diakses pada 11 September 2013)

Gambar

Tabel  Pengukuran  dan  pengamatan  aktivitas/tingkah  laku  bekicot  Pengamatan Ke 1   No  Panjng  cangkang  Bobot  Badan  Jarak  pergerakan

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Jamalus (1988:44) mengemukakan bahwa semua bentuk kegiatan musik memerlukan kemampuan mendengar, oleh karena itu kegiatan musik didasarkan pada dua kemampuan penting, yaitu

Kajian bertujuan untuk melihat perubahan diversiti komuniti semut kanopi dan semut daun sarap di hutan fragmen E, Kalabakan, Tawau dan hutan dara, OG2 di Lembangan Maliau selepas

Dapat juga disebabkan oleh radang ditempat lain yang berdekatan misalnya radang tenggorokan, radang Amandel, radang pada gigi geraham atas, kadang juga disebabkan

Surat penawaran adalah surat yang dikirim pihak penjual kepada calon pembeli untuk menawarkan barang dagangannya yang berisi informasi keadaan suatu barang/jasa yang hendak

[r]

Hasil penelitian ini dapat membantu karyawan dalam meningkatkan produktivitas kerjanya dengan terlibat aktif dalam pengelolaan stres yang dilakukan perusahaan..

Guru fisika SMA YAPIP Makassar selama ini menerapkan pembelajaran yang konvensional yaitu pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan metode ceramah terhadap siswa,