• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PENGOLAHAN LABU SIAM (Sechium edule Sw.) DI KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PENGOLAHAN LABU SIAM (Sechium edule Sw.) DI KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN KELOMPOKTANI

MELALUI PENGOLAHAN LABU SIAM (Sechium edule Sw.)

DI KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN SUKABUMI

PROVINSI JAWA BARAT

Oleh:

Fitra Juliyanto

Mahasiswa Jurusan Penyuluhan Pertanian, STPP Bogor

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang pengolahan labu siam, (2) mengetahui kelayakan usaha pengolahan labu siam dan (3) menyusun rencana pengembangan pengolahan labu siam. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2006 di Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi. Metode yang digunakan adalah deskriptif, dengan responden dipilih anggota kelompoktani sebanyak 30 orang. Pembinaan dilakukan pada kelompoktani melalui pengolahan hasil labu siam yaitu manisan dan jelly labu siam. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan kelompoktani dilaksanakan pre-test dan post-test yang kemudian dirata-ratakan, sedangkan untuk mengetahui keterampilan kelompoktani setelah penyuluhan dilakukan uji keterampilan kemudian dibuat skor. Hasil yang diperoleh adalah rata-rata pengetahuan meningkat dari 50,45 (cukup terampil) menjadi 82,72 (sangat terampil) dan keterampilan tani termasuk dalam katagori sangat terampil (81,00). Berdasarkan analisis usahatani dapat diketahui bahwa produk pengolahan labu siam yang dihasilkan cukup layak dikembangkan. Rencana pengembangan produk olahan labu siam adalah melakukan pembinaan secara berkelanjutan, penumbuhan industri rumah tangga dan pembangunan sub-terminal agribisnis.

Kata kunci: Labu siam, Caringin.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Labu siam (Sechium edule Sw.) di Jawa Barat dinamakan Gambas, sedangkan di Jawa Tengah disebut waluh jipang dan di luar negeri dinamakan chayote. Buah labu siam banyak digemari orang karena rasanya yang enak dan dingin. Selain itu, tanaman tersebut mengandung vitamin A, vitamin B, dan sedikit vitamin C. Labu siam juga banyak dijadikan sebagai bahan untuk membuat ramuan obat tradisional. Salah satu khasiat dari labu siam adalah mampu mengobati penyakit darah tinggi.

Dengan keunggulan tersebut, labu siam banyak ditanami oleh masyarakat.

Berdasarkan data statistik produksi labu siam sejak tahun 1998 hingga tahun 2002 mengalami kenaikan sebesar 27,81% (BPS dan Dirjen Bina Horti, 2003). Kecamatan Caringin merupakan keca-matan yang berpotensi untuk pengem-bangan labu siam, karena di kecamatan ini labu siam dapat tumbuh dan berbuah dengan lebat. Hal ini menjadikan kekuatan tersendiri bagi Kecamatan Caringin untuk mengembangkan komoditi Labu siam (UPP Cibadak, 2005).

(2)

Produksi yang tinggi ternyata tidak selalu menguntungkan bagi petani, karena pada saat panen raya harga labu siam selalu jatuh. Saat panen raya harga buah labu siam dari petani di wilayah Sukabumi adalah Rp 100,-/buah. Rendahnya harga jual labu siam telah cukup memberatkan petani. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu petani adalah memberikan penyuluhan melalui pening-katan pengetahuan dan keterampilan pengolahan labu siam menjadi manisan dan jelly labu siam.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan petani tentang pengo-lahan labu siam.

2. Mengetahui kelayakan usaha pengo-lahan labu siam.

3. Menyusun rencana pengembangan pengolahan labu siam.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2006 di Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi.

Sumber Data

Sumber data diperoleh secara primer melalui observasi, wawancara, dan kuisioner. Responden berasal dari 3 kelompoktani Pandan Arum, Ciseupan Girang, dan Al-Mujahiddin sebanyak 30 orang. Data sekunder diperoleh dari programa penyuluhan setempat.

Pelaksanaan Kegiaatan

Kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1. Diskusi, penyebaran folder dan

ini dilaksanakan secara bergantian pada masing-masing desa. Jumlah bahan utama yang berupa labu siam disediakan sesuai dengan kemampuan setiap rumah tangga untuk melakukan produksi harian setiap produk olahan. Jumlah ini dapat diketahui setelah melakukan wawancara tentang per-alatan yang dimiliki oleh setiap rumah tangga. Untuk pembuatan manisan dan jelly labu siam masing-masing diperlu-kan 1 kg labu siam. Bahan lain disediakan sesuai dengan resep masakan untuk setiap produk olahan. 2. Perhitungan analisis usahatani

pengo-lahan labu siam dilakukan untuk mengukur sejauh mana manfaat yang diterima petani dengan menghitung nilai rasio antara penerimaan dan biaya yang dinyatakan dalam rupiah atau lebih dikenal dengan R/C ratio untuk setiap produk. R/C dihitung dari produksi harian selama satu bulan. 3. Penyusunan rencana pengembangan

pengolahan labu siam, dibagi menjadi rencana jangka pendek, menengah dan panjang.

Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif, dengan cara melakukan evaluasi terhadap perubahan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengolahan labu siam. Untuk mengukur pengetahuan kelompoktani tentang pengolahan labu siam dilakukan pre test dan post test. Pada saat pre test dan post test diberikan soal yang sama. Setiap produk diberikan sebanyak 10 soal dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 30. Analisis data dilakukan dengan menghitung rata-rata persentase peningkatan kemampuan responden, dengan rumus:

%

100

1 2

x

total

Nilai

N

N 

(3)

Keterampilan kelompoktani dalam pengolahan labu siam dievaluasi pada saat mereka membuat produk, yang didasarkan pada ketetapan komposisi bahan, kesesuaian langkah kerja, kebersihan, kerapihan dan hasil pengolahan labu siam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Tani

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan, rata-rata pengetahuan petani dikatakan kurang baik dengan skor rata-rata 50,45. Setelah dilakukan penyuluhan, pengetahuan meningkat dengan skor rata-rata 82,72 (sangat baik). Peningkatan pengetahuan yang terjadi sebesar 66,45%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Dari Tabel 1, diketahui bahwa pada pre-test pengetahuan petani labu siam di ketiga desa tersebut rata-ratanya hanya 50,45 yang berarti pengetahuan petani tentang pengolahan labu siam sangat rendah. Setelah adanya demonstrasi cara, pengetahuan petani rata-rata meningkat

sebesar 66,45%. Kenaikan tingkat pengeta-huan yang rendah ada pada Kelompoktani Ciseupan Girang yaitu sebesar 60,91% sedangkan yang tertinggi adalah Kelompoktani Pandan Arum yaitu sebesar 71,70%. Perbedaan kenaikan tingkat pengetahuan petani pada ketiga kelompok-tani tersebut berkaitan erat dengan keinginan dan motivasi yang ada pada ketiga kelompoktani tersebut.

Petani di Kelompoktani Pandan Arum mempunyai motivasi dan keinginan yang lebih besar tentang pengolahan labu siam. Keinginan petani untuk maju terutama dalam mensejahterakan keluarga-nya tidak terlepas dari peranan kelompok-tani. Kelompoktani Pandan Arum merasa pengetahuan tentang pengolahan labu siam ini sangat baik karena banyaknya bahan yang tersedia namun terbuang atau terjual dengan harga yang sangat murah. Mereka sangat berharap dengan adanya pengeta-huan tentang pengolahan labu siam ini para wanita tani yang ada di Kelompoktani Pandan Arum lebih termotivasi untuk membentuk suatu industri rumah tangga yang dapat memberikan pendapatan tambahan bagi keluarganya.

Tabel 1. Hasil evaluasi pengetahuan pengolahan labu siam

No Kelompoktani Hasil evaluasi Tingkat kemajuan Pre-test Post-test Nilai %

1 Pandan Arum 50,10 84,54 34,44 71,70% 2 Ciseupan Girang 50,75 80,78 30,03 60,91% 3 Al-Mujahiddin 50,50 82,85 32,35 66,73%

Rata-rata 50,45 82,72 32,27 66,45%

Sumber: Data primer, diolah.

Keterangan: Nilai 80 – 100 = Sangat Baik, Nilai 68 – 79 = Baik, Nilai 56 – 67 = Cukup Baik, Nilai ≤ 55 = Kurang Baik

(4)

Grafik rata-rata nilai pree test, post test, dan kenaikannya untuk aspek pengetahuan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Pandan Arum Ciseupan Girang

A l-Mujahiddin

Ke lom pok tani Nilai

Pre Test Post Test Kenaikan

Gambar 1. Grafik hasil evaluasi kemajuan petani tentang pengetahuan

agroindustri labu siam. Petani di Kelompoktani Ciseupan

Girang memiliki motivasi dan keinginan untuk mengetahui tentang pengolahan labu siam tidak sebesar seperti di Kelompoktani Pandan Arum karena selain sedikitnya jumlah petani yang mengusahakan komoditas ini, petani lebih banyak yang

mengolah pisang dan ubi kayu. Keadaan ini juga dikarenakan saat ini ada program desa yang mengarah pada komoditas tebu sehingga petani-petani di Kelompoktani Ciseupan Girang lebih memilih untuk mendalami komoditas tebu tersebut.

Tabel 2. Evaluasi keterampilan pengolahan hasil labu siam

No Kelompoktani Hasil evaluasi Indikator

Jumlah Rata-rata

1 Pandan Arum 415 83,00 Sangat Terampil 2 Ciseupan Girang 390 78,00 Terampil 3 Al-Mujahiddin 410 82,00 Sangat Terampil

Rata-rata 405 81,00 Sangat Terampil Sumber: Data primer, diolah.

Kriteria Nilai: Nilai 80-100 = Terampil, Nilai 60-80 = Cukup terampil, Nilai 40-60 = Kurang terampil.

Analisa Usahatani

Untuk mengetahui kelayakan usaha dilakukan perhitungan R/C dari setiap produk yang dihasilkan. Perhitungan dilakukan dalam periode satu bulan. Hasil

produk yang dihasilkan cukup layak untuk dikembangkan karena memiliki nilai R/C>1 yang berarti bahwa penerimaan yang diperoleh lebih besar dari pengeluaran untuk produksi. Secara jelas dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

(5)

Tabel 3. Analisis usahatani olahan hasil labu siam periode satu bulan

Produk Revenue (Rp) Cost (Rp) R/C Standar Kesimpulan

Manisan 3.600.000 2.370.000 1,51 R/C > 1 Layak Jelly 3.000.000 2.242.750 1,33 Layak Sumber: Data primer, diolah.

Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui, bahwa manisan labu siam menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan produk lain. Dari segi pembuatan jelly labu siam relatif lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan manisan, meskipun produk ini tidak tahan lama. Untuk tahap pemula produk ini bisa menjadi pilihan bagi petani.

Rencana Pengembangan

Berdasarkan kondisi yang ada di wilayah Kecamatan Caringin, maka dibuat suatu rencana pengembangan agribisnis labu siam dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Dalam jangka pendek perlu dilakukan melalui pembinaan secara berkelanjutan guna meningkatkan produk-tivitas kelompoktani. Dalam jangka menengah perlu menumbuhkan industri-industri rumah tangga pengolahan labu siam. Dalam jangka panjang perlu mengupayakan pembangunan subterminal agribisnis sebagai pusat agribisnis petani kecamatan Caringin.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaku-kan dapat disimpuldilaku-kan sebagai berikut: 1. Pengetahuan kelompoktani meningkat

dari 50,45 dengan katagori cukup baik

menjadi 82,72 dengan katagori sangat baik, sedangkan keterampilan kelom-pok tani adalah terampil (81,00). 2. Berdasarkan analisa usahatani dapat

diketahui bahwa produk pengolahan labu siam yang dihasilkan cukup layak dikembangkan.

3. Rencana pengembangan produk olahan labu siam adalah melakukan pembinaan secara berkelanjutan, penumbuhan industri rumah tangga dan pembangunan sub terminal agribisnis.

Saran

Perlu peningkatan pembinaan pengolahan labu siam secara berkelanjutan untuk meningkatkan nilai jual komoditas labu siam.

DAFTAR PUSTAKA

BPS dan Dirjen Bina Horti. 2003. Statistik

Pertanian Tahun 2003. Jakarta:

Departemen Pertanian.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian.

Sura-karta: Sebelas Maret University Press.

UPP Cibadak. 2005. Programa

Penyu-luhan Pertanian UPP Cibadak.

Gambar

Tabel 1. Hasil evaluasi pengetahuan pengolahan labu siam
Grafik rata-rata nilai pree test, post test, dan  kenaikannya untuk aspek pengetahuan
Tabel 3.  Analisis usahatani olahan hasil labu siam periode satu bulan

Referensi

Dokumen terkait

UNIT LAYANAN PENGADAAN EMPAT LINGK UNGAN PERADILAN KOORDINATOR WILAYAH JAWA T IMUR.. Jalan

[r]

Halal Jabung Mushroom Tourism memiliki dampak yang positif bagi berbagai pihak yang terkait diantaranya; (i) bagi Masyarakat Desa Jabung konsep ini dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak etanol tumbuhan kumis kucing ( Orthosiphon sp.) pada konsentrasi ekstrak terhadap pelarut 1:12, 1:8 dan 1:4

Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek (cerpen) dengan kompetensi dasar dan materi seperti yang dijelaskan di bawah ini: 1)

Dengan datasheet yang tersedia, sensor PIR dilakukan beberapa percobaan untuk mendapatkan karakteristik sensor berdasarkan pengaruh tegangan yang dikonsumsi diberikan

Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik

Dengan kajian interaksi simbolik dapat diketahui bahwa relief cerita hewan pada candi Sojiwan merupakan hasil kebudayaan yang di dalamnya memuat ide-ide seniman