• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tanaman Bunga Berwarna Biru Muda terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien yang Akan Melakukan Pencabutan Gigi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tanaman Bunga Berwarna Biru Muda terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien yang Akan Melakukan Pencabutan Gigi."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Kecemasan dental terdapat pada 1 dari 7 populasi dan membutuhkan perawatan yang hati-hati serta penanganan yang lebih oleh dokter gigi. Pencabutan gigi merupakan pencetus utama kecemasan dental. Kecemasan dental penting untuk dilakukan penanganan karena jika tidak ditangani, dapat menyebabkan tertundanya perawatan, pasien menjadi kurang kooperatif selama prosedur, yang berakibat pada kondisi kesehatan mulut dan gigi yang memburuk dan memengaruhi kualitas hidup individu. Banyak metode penanganan dalam mengatasi kecemasan seseorang, yang salah satunya adalah dengan menggunakan tanaman bunga berwarna biru muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas tanaman bunga berwarna biru muda dalam menurunkan kecemasan dental pada pasien dewasa muda yang akan melakukan pencabutan gigi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi atau semu yang menggunakan rancangan desain penelitian pre test dan post test menggunakan 32 subjek penelitian.

Subjek penelitian ditempatkan pada ruangan yang telah ditempatkan tanaman bunga berwarna biru muda, dan memperhatikan tanaman bunga tersebut selama 10 menit kemudian skor kecemasan dental pasien dibandingkan dengan ruangan tanpa tanaman bunga. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kecemasan dental sebelum dan sesudah melihat tanaman bunga (p = 0,000).

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

About 1 in 7 population experience dental anxiety and takes extra and careful treatment by dentists. Tooth extraction is major cause of dental anxiety. Dental anxiety important to be treated, because if it’s left untreated, dental anxiety can cause delays in treatment, patients become less cooperative during extraction procedure, which also result in worsening oral and dental health condition and affecting the quality of life. Many treatment methods in overcoming dental anxiety, which one of them is by using light blue flower plants.

The purpose of this study is to examine the effectiveness of light blue flowering plants in reducing dental anxiety in young adult patients that are having an extraction. This research is a quasi experimental with pre test and post test study design using 32 research subjects.

Research subjects were placed in a room that had been decorated by light blue flowering plants, and see the flowers for 10 minutes then the patient’s dental anxiety scores compared to the room without flowering plants. Data were analysed by using Wilcoxon test. Results showed a significant differences in dental anxiety before and after seeing the flowering plants (p=0,000).

Conclusions of this study are light blue flowering plants reduce dental anxiety in young adult patients that are having an extraction.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

SURAT PERSETUJUAN REVISI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Maksud Penelitian ... 4

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pemikiran ... 5

1.6 Hipotesis ... 9

1.7 Metodologi ... 10

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Kecemasan ... 11

2.1.1 Identifikasi dan Penilaian Kecemasan Dental... 11

2.1.2 Kecemasan Dental ... 13

2.1.3 Dampak Kecemasan Dental ... 13

2.1.4 Penanganan Kecemasan Dental ... 14

2.2 Pencabutan Gigi ... 21

2.2.1 Definisi ... 21

2.2.2 Indikasi ... 21

2.2.3 Kontraindikasi ... 22

2.2.4 Prosedur Pencabutan Gigi ... 22

2.2.5 Alat-Alat Dalam Pencabutan Gigi ... 23

2.2.6 Komplikasi ... 26

2.3 Tanaman Bunga ... 27

2.4 Warna ... 28

2.4.1 Hitam ... 29

2.4.2 Putih ... 29

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.4.4 Hijau ... 30

2.4.5 Kuning ... 30

2.4.6 Ungu ... 30

2.4.7 Biru ... 31

BAB III : BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Alat dan Bahan ... 32

3.1.1 Alat ... 32

3.1.2 Bahan ... 32

3.2. Subjek Penelitian ... 32

3.2.1 Populasi Penelitian ... 32

3.2.2 Besar Sampel Penelitian ... 32

3.2.3 Kriteria Sampel ... 33

3.3. Metode Penelitian ... 33

3.3.1 Desain Penelitian ... 33

3.3.2 Variabel Penelitian ... 34

3.3.3 Definisi Operasional Variabel ... 34

3.3.4 Perhitungan Besar Sampel ... 34

3.4. Prosedur Kerja ... 35

3.4.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 35

3.4.2 Pengumpulan Bahan ... 37

3.4.3 Persiapan Bahan Uji ... 37

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.5. Alur Penelitian ... 38

3.6. Metode Analisis ... 40

3.7. Hipotesis Statistik ... 41

3.8. Kriteria Uji ... 41

3.9. Aspek Etik Penelitian ... 42

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Karakteristik Subjek ... 43

4.1.2 Kecemasan Dental ... 46

4.1.3 Hasil Analisis Statistik ... 49

4.2 Pembahasan ... 50

4.3 Uji Hipotesis ... 55

4.3.1 Hipotesis Penelitian ... 55

4.3.2 Faktor Pendukung ... 55

4.3.3 Kesimpulan ... 55

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN... 56

5.1 Simpulan ... 56

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 62

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

No. Tabel Teks Halaman

Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 44 Tabel 4.2 Tabel Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 44 Tabel 4.3 Tabel Karakteristik Subjek Penelitian

Berdasarkan Pekerjaan ... 45 Tabel 4.4 Tabel Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan

Status Pendidikan ... 45 Tabel 4.5 Tabel Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan

Riwayat Pencabutan Gigi ... 46 Tabel 4.6 Tabel Karakteristik Subjek Penelitian

Berdasarkan Riwayat Pengalaman Pencabutan Gigi ... 46 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental

Subjek Penelitian ... 47 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental

Pencabutan Pertama Kali ... 48 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Teks Halaman

Gambar 2.1 Gambar Alat-alat yang digunakan dalam pencabutan

gigi sederhana... 24

Gambar 2.2 Gambar Alat-alat yang digunakan dalam pencabutan gigi dengan pembedahan ... 25

Gambar 3.1 Gambar Alur Penelitian... 38

Gambar 3.2 Gambar Tata Letak Ruang Tanpa Bunga ... 39

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Teks Halaman

Lampiran 1 Uji Validitas dan Realibilitas Kuisioner ... 62

Lampiran 2 Pemeriksaan Tekanan Darah dan Denyut Jantung ... 63

Lampiran 3 Kuisioner Kriteria Subjek ... 64

Lampiran 4 Kuisioner Modifikasi Dental Anxiety Scale (DAS) ... 65

Lampiran 5 Informed Consent ... 67

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Komisi Etik ... 68

Lampiran 7 Alat dan Bahan ... 69

Lampiran 8 Prosedur Kerja ... 71

Lampiran 9 Data Hasil Penelitian 1 ... 74

Lampiran 10 Data Hasil Penelitian 2 ... 75

Lampiran 11 Data Rekam Medis ... 76

Lampiran 12 Hasil Analisis Statistik ... 77

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian di Rumah Sakit Gigi dan Mulut ... 78

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi. Kecemasan yang dialami pasien perlu mendapatkan perhatian, karena dapat memengaruhi kinerja dokter dan keberhasilan tindakan pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi kecemasan dental yang disebabkan karena ketakutan akan prosedur penyuntikkan sebanyak 35,5%.1 Pada pasien yang memiliki kecemasan dental merasa lebih nyeri pada saat penyuntikkan anestesi lokal dan durasi yang terasa lebih lama dibandingkan pasien dengan tingkat kecemasan yang lebih rendah.2 Prevalensi kecemasan dental berdasarkan skor DAS (Dental Anxiety Scale), pada penduduk Australia dilaporkan 14,9%, Jepang sekitar 4 hingga 7%, Indonesia, Brazil dan Argentina pasien dilaporkan mengalami kecemasan berat.3 Kecemasan dental umum terjadi dimana pasien yang cemas seringkali menunda perawatan, perawatan menjadi lebih lama dan kurang puas akan perawatan yang diberikan dan dapat membuat keberlangsungan prosedur perawatan terhambat. Armfield menyatakan adanya siklus dalam kecemasan dental, dimana individu dengan kecemasan dental akan menunda perawatan,

(12)

2

Universitas Kristen Maranatha terjadi karena adanya ketakutan terhadap perawatan gigi. Pengalaman dan ekspektasi berperan penting dalam kecemasan dental, dimana pengalaman penting untuk menentukan perawatan yang diambil dalam bidang kesehatan.4,5,6 Urbanisasi berkembang dengan cepat diseluruh dunia. Lebih dari setengah penduduk tinggal pada daerah perkotaan.7 Perpindahan dari pedesaan menuju perkotaan berhubungan dengan penurunan lingkungan yang alami.8 Tanaman selain berperan dalam penyediaan makanan, serat, bahan pembangunan, minyak, obat-obatan, juga berperan dalam peningkatan kesehatan individu, dimana berkontribusi dalam penjernihan udara, membuat udara lebih sehat untuk dihirup, membuat lingkungan sekitar terasa lebih menyenangkan dan menenangkan.9

Pada usaha untuk mengurangi stres dan kecemasan dan untuk meningkatkan

(13)

3

Universitas Kristen Maranatha Penelitian oleh Mehboob menyatakan bahwa tingkat kecemasan tertinggi dialami usia dewasa muda sebesar 94%. Hal ini mungkin dikarenakan oleh adanya peningkatan status mutu-rasional dan kemampuan individu untuk bersikap rasional terhadap pengalaman seiring bertambahnya usia.14 Pada dewasa muda terdapat perubahan kognitif dan perubahan fungsi otak dalam bagian frontolimbik, yang berperan dalam ingatan, perhatian dan pelaksanaan.15 Masa dewasa muda merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan dan ekspektasi sosial yang baru. Masa dewasa muda juga merupakan periode ketegangan emosional, dimana sering diekspresikan dalam kecemasan. Menurut Hurlock, masa dewasa muda dimulai dari usia 18 tahun hingga sekitar usia 40 tahun, ketika terjadi perubahan psikologis dan fisik yang disertai dengan awal dari kehilangan kemampuan reproduktif.16

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, belum ada penelitian yang membahas mengenai pengaruh tanaman bunga berwarna biru muda terhadap kecemasan dental pada pasien dewasa muda. Maka, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh tanaman bunga berwarna biru muda terhadap kecemasan pasien dewasa muda yang akan melakukan pencabutan gigi.

1.2 Identifikasi Masalah

(14)

4

Universitas Kristen Maranatha muda dapat mengurangi kecemasan pada pasien dewasa muda yang akan melakukan pencabutan gigi.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk mengetahui keefektifan tanaman bunga berwarna biru muda dalam menurunkan tingkat kecemasan dental pada pasien dewasa muda yang akan melakukan pencabutan gigi.

1.3.2 Tujuan penelitian

Untuk mengetahui skor tingkat kecemasan setelah penempatan tanaman bunga berwarna biru muda pada pasien dewasa muda yang akan melakukan pencabutan gigi.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai pengaruh tanaman bunga berwarna biru muda terhadap penurunan tingkat kecemasan dental pada pasien dewasa muda.

1.4.2 Manfaat Praktis

(15)

5

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pemikiran

Kecemasan merupakan keadaan emosional umum dari ketidaktenangan atau stres yang berhubungan dengan cemas atau ketakutan mengenai ketidakpastian di masa mendatang.17 Kecemasan juga dapat didefinisikan dengan adanya rasa khawatir yang berlebih, dan ketakutan.18 Kecemasan dapat muncul ketika seseorang menghadapi atau berpikir mengenai suatu peristiwa di masa mendatang, dimana hal tersebut belum pasti. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecemasan yaitu stressor, kepribadian, kedewasaan, pendidikan, status ekonomi, lingkungan, usia dan jenis kelamin.19

Gejala kecemasan dapat dibagi menjadi gejala fisik, berdasarkan tegangan gerakan, dan hiperaktifitas otonom, dan gejala psikologik. Gejala psikologik terdiri dari gelisah, konsentrasi yang berkurang, kelelahan, ketakutan, sering marah, sedangkan gejala fisik terdiri dari mual, kesulitan untuk menelan, mulut kering, kesulitan buang air besar, nafas pendek, nyeri dada, palpitasi, sakit kepala, nyeri otot, kepala terasa berat, lemah, dan berkeringat.20

Kecemasan dental merupakan rasa takut abnormal yang terjadi pada saat berkunjung ke dokter gigi untuk melakukan perawatan dan kecemasan atas prosedur perawatan.21 Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kecemasan dental, yaitu karakteristik personal, ketakutan akan nyeri, trauma terhadap

(16)

6

Universitas Kristen Maranatha Dampak kecemasan dental dapat berupa menghindari perawatan gigi dalam jangka waktu yang lama, kesehatan mulut dan gigi yang memburuk, ketidakpastian akan perawatan, sehingga berpengaruh pada kualitas hidup individu dengan kecemasan dental.24 Penelitian oleh Wardle menunjukkan bahwa prosedur pencabutan gigi merupakan pencetus pertama kecemasan dental. Kecemasan terhadap prosedur pencabutan gigi sering disebabkan oleh

penggunaan benda-benda tajam, seperti jarum suntik, tang, elevator, yang dimasukkan secara bertahap maupun bergantian ke dalam mulut.25

Penanganan farmakologis dapat berupa penggunaan sedasi, pada penanganan secara non-farmakologis pasien dengan kecemasan dental dapat bermacam-macam, dapat berupa membangun kepercayaan antara dokter gigi dengan pekerja serta dengan pasien melalui komunikasi yang baik, pemberian informasi, kontrol seperti tell-show-do (memberikan penjelasan mengenai apa yang terjadi, instrumen yang dipakai, diikuti dengan prosedur yang didemonstrasikan), istirahat (dokter gigi harus melakukan istirahat saat prosedur untuk menenangkan pasien), memberi sinyal (dapat berupa mengangkat tangan untuk menghentikan prosedur), dan pendekatan psikologis lain seperti distraksi (stimulus visual atau audio dapat menguntungkan bagi pasien dengan tingkat kecemasan ringan sampai sedang), relaksasi dalam pernafasan, relaksasi otot.26,27

(17)

7

Universitas Kristen Maranatha kompleksitas, warna, perspektif maupun keseimbangan.28 Park dan Mattson menjelaskan bahwa pasien yang berada di dalam ruangan dengan adanya tanaman menunjukkan respon psikologis yang positif, terdapat penurunan kecemasan dan kelelahan serta tingkat kepuasan yang tinggi.29

Tanaman dalam ruangan termasuk tanaman bunga, memiliki warna yang menarik dan pola yang beragam. Warna dari bunga dapat menarik perhatian individu, serta ukuran dan bentuk dari bunga.30 Penelitian juga menunjukkan tanaman bunga memiliki pengaruh yang baik terhadap individu untuk peningkatan respon positif dalam perilaku, emosi, kognisi dan psikologi.31 Secara umum, kecemasan berhubungan dengan gelombang alfa yang rendah, dimana pada individu yang melihat pemandangan atau tanaman bunga memiliki aktivitas elektrik otak alfa yang tinggi, dan lebih rileks.32 Efek positif dari kealamian atau tanaman secara fisiologi juga berpengaruh pada tekanan darah, denyut jantung, gelombang otak, ketegangan otot dan tingkat hormon serta sistem imun.33,34

Lingkungan yang alami secara signifikan menurunkan konsentrasi hormon kortisol, menurunkan denyut nadi dan tekanan darah, serta menurunkan aktivitas saraf simpatetik (berhubungan dengan respon “fight or flight”) serta

(18)

8

Universitas Kristen Maranatha menit, dimana tampak respon parasimpatetik yang meningkat pada lingkungan yang alami.12

Warna ditemukan dapat memengaruhi individu secara psikologis, dan dapat meningkatkan kegairahan seseorang.36 Warna bermakna dalam penglihatan seseorang serta memberikan pengaruh psikologis yang kuat, dimana dapat menarik perhatian tanpa disadari, dimana masing-masing warna memiliki arti tersendiri tergantung budaya maupun keadaan.

Hitam merupakan warna yang menunjukkan kekuasaan, kekuatan dan melambangkan tidak terdapatnya cahaya, karena tidak memiliki gelombang warna, tampak mengancam, dan banyak individu takut akan kegelapan. Putih melambangkan warna yang berhubungan dengan kemurnian, dan netralitas. Warna abu berhubungan dengan abadi, dan kadang berhubungan dengan depresi atau adanya kekurangan percaya diri. Merah merupakan warna dengan gelombang terpanjang yang tampak kuat dan merupakan warna dasar, dapat meningkatkan respon “fight or flight”.

(19)

9

Universitas Kristen Maranatha Cokelat merupakan warna yang berhubungan dengan pertemanan, reliabilitas, serta stabilitas, dimana lebih hangat dan lebih lembut dibandingkan hitam. Merah muda merupakan warna yang melambangkan kasih sayang, cinta, serta adanya kelembutan.37 Warna biru sering dihubungkan dengan keadaan yang menenangkan. Biru yang terlalu berlebihan dapat memberikan kesan dingin dan penyampaian sikap seseorang yang tidak perhatian, sehingga biru muda lebih banyak digunakan untuk memberikan kesan menenangkan, mengurangi tingkat kecemasan dan sikap agresif.37,38

Warna biru dapat menurunkan tekanan darah, dimana warna biru tua menstimulasi pikiran yang jernih sedangkan biru muda menenangkan pikiran dan memberikan konsentrasi.39 Ketika cahaya mengenai objek yang berwarna akan masuk pada mata sebagai input visual, mengenai retina dan diterima oleh amigdala (bagian dari sistem limbik yang menerima informasi sensoris dimana berhubungan dengan insula yang memungkinkan perubahan respon fisiologis seperti denyut nadi atau tekanan darah) dan diubah menjadi impuls elektrik yang kemudian ditransmisikan pada hipotalamus yang mengatur kelenjar endokrin dimana akan memproduksi dan mensekresi hormon.40,41

1.6 Hipotesis

(20)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.7 Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental semu/ kuasi eksperimental yang dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap manusia menggunakan desain pre-test dan post-test. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat penurunan kecemasan pada subjek. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling konsekutif, dimana semua sampel yang ada apabila memenuhi kriteria subjek dalam penelitian, akan dimasukkan ke dalam penelitian sampai jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 32 subjek.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

(21)

56 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tanaman bunga berwarna biru muda efektif terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien dewasa muda yang akan melakukan pencabutan gigi permanen.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh tanaman bunga berwarna biru muda terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien dewasa muda yang akan melakukan pencabutan gigi permanen, terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh berbagai macam warna tanaman bunga terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien

2. Membandingkan penurunan tingkat kecemasan melalui tanaman bunga dengan efek durasi yang berbeda-beda

3. Mengetahui pengaruh aroma tanaman bunga terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien

(22)

PENGARUH TANAMAN BUNGA BERWARNA BIRU

MUDA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT

KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MELAKUKAN

PENCABUTAN GIGI

SKRIPSI

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

DINA NOVANIA SALIM

1390014

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(23)

vii PRAKATA

Penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulisan dan penyusunan skripsi berjudul “Pengaruh Tanaman Bunga Berwarna Biru Muda Terhadap Penurunan Tingkat

Kecemasan Pasien Yang Akan Melakukan Pencabutan Gigi” selesai dengan baik dan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kedokteran gigi.

Dalam penyusunan skripsi banyak halangan yang terjadi, namun dengan berbagai dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Winny Suwindere, drg., MS sebagai dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha.

2. Franky Oscar, drg., Sp.BM., M.Kes sebagai pembimbing utama yang telah memberikan saran, perhatian, dukungan, tenaga, waktu, arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

3. Ira Adelina, M.Psi., Psikolog sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan saran, perhatian, dukungan, tenaga, waktu, arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

(24)

viii

5. Shelly Lelyana, drg., Sp.PM sebagai dosen wali penulis yang ikut serta memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi dan pelaksanaan sidang. 6. Keluarga dan pacar dari penulis yang selalu memberikan doa, dukungan,

perhatian, kritik dan saran serta dorongan dalam penyusunan skripsi.

7. Seluruh direksi dan staf Rumah Sakit Gigi dan Mulut serta staf Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan izin dan bantuan sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

8. Seluruh sahabat dan rekan mahasiswa seangkatan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha yang ikut membantu dalam pelaksanaan penelitian, memberikan saran dan semangat dalam penyusunan skripsi. 9. Seluruh mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Kristen Maranatha yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

penulis dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengetahuan ilmu kedokteran gigi, semua pihak yang membacanya, dan juga kepada masyarakat.

Bandung, Maret 2017 Penulis,

(25)

57 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

1. Nair MA, Shankarapillai R, Chouhan V. The dental anxiety level associated with surgical extraction tooth. International Journal of Dental Clinics; 2009: 1: 23-20

2. Van WA, Hoogstraten J. Anxiety and pain uring dental injections. J Dent; 2009: 37: 700-4

3. Udoye CI, Origini AO. Origini fo dental anxiety among undergoing various dental treatments in a Nigerian teaching hospital. J Contemp Dent Pract; 2005: 15: pp.: 91-8

4. Hill KB, Hainsworth JM, Burke FJT, Fairbrother KJ. Evaluation of dentist perceived needs regarding treatment of the anxious patient. Br Dent J; 2008: 205: E13

5. Delhi J, Stewart J, Spencer AJ. The vicious cycle of dental fear: Exploring the interplay between oral health, service utilization and dental fear. BMC Oral Health; 2007: 7: 1

6. Redelmeier DA, Katz J, Kahneman D. Memories of colonoscopy: a randomized trial. Pain; 2003: 104: 187-194

7. Heilig, G. K. World urbanization prospects: The 2011 revision. New York: United Nations, Department of Economic and Social Affairs (DESA); 2012 8. Skar, M., Krogh, E. Changes in children’s nature-based experiences near

home: From spontaneous play to adult-controlled, planned and organised activities. Children’s Geograpies; 2009: 7(3): 339-354

9. Virginia IL. What are the benefits of plant indoors and why do we respond positively to them? USA: Acta Horticulturae; 2010: 881(2): 675-682

10. Schweitzer M, Giplin L, Frampton S. Healing spaces: Elements of environmental design that make an impact on health. J Altern Complement Med; 2004: 10(suppl 1): S71-S83

11. Chang C, Chen P. Human response to window views and indoor plants in workplace. HortScience; 2005: 40(5): 1354-1359

12. Rita B. The role of nature in coping with psycho-physiological stress: A literature review on restoratioveness. Behav Sci; 2014: 4: 394-409

13. Louise L, Pearce C, Chris F, Chris I. Visual art in hospitals: Case studies and review of the evidence. J R Soc Med; 2010: 103(12): 490-499

14.

Mehboob B, Khan E, Khan M. Dental anxiety scale in exodontia patients. JKCD; 2011: 1: 66-8

15. Arnone D, Mcintosh AM, Ebmeier KP, Munafo MR, Anderson IM. Magnetic resonance imaging studies in unipolar depression: Systematic review and meta-regression analyses. Eur Neuropsychopharmacol; 2012: 22: 1-16 16. Hurlock EB. Developmental Psychology. 5th ed. New Delhi: Tata McGraw-Hill

Pub. Co; 2003

(26)

58

Universitas Kristen Maranatha 18. Simpson HB, Neria Y, Lewis RF, Schneler F. Anxiety disorders- Theory,

research and clinical persepctives. Cambridge: Cambridge University Press; 2010

19. Mahanani, A. Durasi Pemberian Terapi Musik Klasik Mozart terhadap Tingkat Kecemasan pada Anak. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman; 2013 20. Greenwood M, Seymour R.A., Meechan J.G. Textbook of Human Disease in

Dentistry. UK: Wiley-Blackwell; 2009

21. Encyclopaedia of Medical Concepts. National Library of Medicine, Ontario, Canada; 2009. Tersedia di

http://www.reference.md/files/D016?mD016854.html

22. Hmud R, Walsh LJ. Dental anxiety: Causes, complications and management approaches. Journal of Minimum Intervention In Dentistry; 2009

23. Eli I, Uziel N, Blumensohn R, Baht R. Modulation of dental anxiety: The role of past experiences, psychopathologic traits and individual attachment patterns. Br Dent J; 2004: 196(11): 689-694

24. Moore R, Brodsgaard I, Rosenberg N. The contribution of embarrassment to phobic dental anxiety: A qualitative research study. BMC Psychiatry; 2004: 4: 10-21

25. Tangkere H, Opod H, Supit A. Gambaran kecemasan pasien saat menjalani prosedur ekstraksi gigi sambil mendengarkan musik Mozart di puskesmas. Jurnal e-Gigi; 2013: 1(1): 69-78

26. Armfield JM, Heaton LJ. Management of fear and anxiety in the dental clinic: A review. Aust Dent J; 2013: S 58: 390-407

27. Weiner AA. The fearful dental patient: A guide to understanding and managing. Weiner AA, editor. Ames, Iowa: Wiley-Blackwell; 2011. XXII, 286 s. p.

28. Grinde B, Grindal GP. Biophilia: Does visual contact with nature impact on health and well-being?. Int. J. Environ; 2009: 6: 2332-2343

29. Park SH, Mattson RH. Ornamental indoor plants in hospital rooms enhanced health outcomes of patients recovering from surgery. J Altern Complement Med; 2009: 15: 975-980

30. Seong HP. Randomized clinical trials evaluating therapeutic influences of ornamental indoor plants in hospital rooms on health outcomes of patients recovering from surgery. Manhattan: Kansas State University; 2006

31. Liu, M., Kim E., Mattson R.H. Physiological and emotional influences of cut flower arrangements and lavender fragrance on university students. Journal of Therapeutic Horticulture; 2003: 14: 18-27

32. Hunter, M.D., Eichkhoff, S.B., Pheasant, R.J., Douglas, M.J., Watt, G.R., Farrow, T.F., et al. The state of tranquillity: Subjective perception is shaped by contextual modulation of auditory connectivity. Neuroimage; 2010: 53: 611-618

33. Hartig T, Evans GW, Jamner LD, Davis DS, Garling T. Tracking restoration in natural and urban field setting. Journal of Environmental Psychology; 2003: 23: 109-123

(27)

59

Universitas Kristen Maranatha Evidence from field experiments in 24 forests across Japan. Environmental Health and Preventative Medicine; 2010: 15: 18-26

35. Li Q. Effect of forest bathing trips on human immune function. Environmental Health and Preventative Medicine; 2010: 15: 9-17

36. Huchendorf L. The effect of color on memory. Journal of Undergraduate Research; 2007. Tersedia di

http://www.uwlax.edu/urc/jur-online/PDF/2007/huchendorf.pdf

37. Tavaragi, M.S, Sushma C. Color and Its Significance. The International Journal of Indian Psychology; 2016: 3(2): 116-131

38. Ajilian, M.A, Talaei A, Talaei A, Rezaei A. The use of appropriate colors in the design of children’s room: A short review. International Journal of Pediatrics; 2014: 2(10): 305-312

39. Kurt S, Kingsley KO. The effects of color on the moods of college students. Sage; 2014: 1-12

40. Wright, A. How It Works. 2008 Tersedia di http://www.colour-affects.co.uk/how-it-works

41. Nanda U., PhD, Assoc. Impact of Visual Art On Waiting Behavior In The Emergency Department. Houston: American Art Resources; 2011

42. Newton JT, Buck DJ. Anxiety and pain measures in dentistry: A guide to their quality and application. J Am Dent Assoc; 2000: 131: 1449-1457

43. Armfield JM. Development and psychometric evaluation of the Index of Dental Anxiety and Fear (IDAF-4C+). Psychol Assess; 2010: 22: 279-287

44. Tomar B, Kaur NB, Kumar P, Bhatia MS, Rupal JS. The psychiatric and dental interrelationship. Delhi Psychiatric Journal; April 2011: 1(14): 138-142 45. Armfield JM, Heaton LJ. The use of virtual reality and audiovisual eyeglass

systems as adjunct analgesic techniques: A review of the literature. Ann Behav Med; 2013: 30(3): 268-278

46. De Jongh A, Adair P, Meijerink-Anderson M. Clinical management of dental anxiety: What work for whom? Int Dent J; 2005: 55: 73-80

47. Hamasaki T, Soh I, Takehara T, Hagihara A. Applicability of both dentist and patient perceptions of dentist’s explanations to the evaluation of dentist-patient communication. Community Dent Health; 2011: 28: 274-279

48. Melamed SF. Sedation: A clinical guide to patient management. 5th ed. St Louis: Mosby Elsevier; 2010

49. Buchanan H, Niven N. Selft-report treatment techniques used by dentists to treat dentally anxious children A preliminary investigation. Int J Pediatr Dent; 2003: 13: 9-12

50. Hendrie F. Tell-show-do-It’s not just for children! 2013. Tersedia di: http://www.dentalfearcentral.org/help/psychology/tell-show-do/

51. Singh H, Meshram G, Warhadpande M, Kapoor P. Effect of ‘perceived control’ in management of anxious patient undergoing endodontic therapy by use of an electronic communication system. J Conserv Dent; 2012: 15: 51-55

(28)

60

Universitas Kristen Maranatha 53. Efron LA, Sherman JA. Five tips for managing pediatric dntal anxiety. Dent

Today; 2005: 24: 104-105

54. Schaffer SD, Yucha CB. Relaxation and pain management: The relaxation response can play a role in managing chronic and acute pain. Am J Nurs; 2004: 104: 74-75, 78-79, 81-82

55. Milgrom P, Weinstein P, Heaton LJ. Treating fearful dental patients: A patient management handbook. 3rd Ed. Seattle WA: Dental Behavioral Resources; 2009

56. Morarend QA, Spector ML, Dawson DV, Clark SH, Holmes DC. The use of a respiratory rate biofeedback device to reduce dental anxiety: An exploratory investigation. Apply Psychophysiol Biofeedback; 2011: 36: 63-70

57. Bracke PE. Progressive muscle relaxation. In: Wiener IB, Craighead WE, eds. Corsini Encyclopedia of Psychology. 4th Ed. Hoboken: John Wiley & Sons; 2010: 1-2

58. Gow MA. Hypnosis in dentistry. In: Weiner AA, ed. The fearful dental patients: A guided to understanding and managing. Ames: Wiley-Blackwell; 2011: 139-171

59. Andreia AFM, Elizangela PZ, Benedicto ECDT. Prevalence and reasons for tooth loss in a sample from a dental clinic in Brazil. International Journal of Dentistry; 2012: 1-5

60. Allesandri Bonetti G, Bendandi M, Laino L, Checchi V, Checchi L. Orthodontic extraction: Riskless extraction of impacted lower third molars close to the mandibular canal. J Oral Maxillofac Surg; 2007: 65(12): 2580-6 61. Penarrocha M, Gomez D, Garcia B, Bagan JV. Treatment of bone defects produced by lower molar extraction using ultrasound-harvested autologous bone grafts. J Oral Maxillofac Surg; 2008: 66(1): 189-92

62. Haghpanah S, Vafafar A, Golzadeh MH, Ardeshiri R, Karimi M. Use of Glubran 2 and Glubran tissue skin adhesive in patients with hereditary bleeding disorders undergoing circumcision and dental extraction. Ann Hematol; 2011: 90(4): 463-8

63. Pickett FA. Biphosphonate-associated osteonecrosis of the jaw: A literature review and clinical practice guidelines. J Dent Hyg; 2006: 80(3): 10

64. Fragiskos D. Oral Surgery. New York: Springer; 2007.

65. Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark AJE. Textbook of general and oral surgery. Churchill Livingstone; 2003.

66. Lewington, A. Plants For People. Transworld: London, UK; 2003

67. O’Brien L. Trees and woodlands: Nature’s health service. Forest Research: Farnham; 2005

68. Health Council of the Netherlands. Nature and health: The influence of nature on social psychological and physical well-being. Health Council of the Netherlands and Dutch Advisory Council for Research on Spatial Planning: Hague; 2004. Tersedia di :

(29)

61

Universitas Kristen Maranatha 69. Waliczek, TM, Zajicek JM, Lineberger RD. The influence of gardening

activities on costumer perceptions of life satisfication. HortScience; 2005: 40(5): 1360-1365

70. Rappe E, Kivela S. effects of garden visits on long term care residents as related to depression. HortTechnology; 2005: 15(2): 298-303

71. Hornby, AS. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. 9th ed. United Kingdom: Oxford University Press; 2015

72. Elva N.M. Efek Aromaterapi Lavender (Lavandula spp.) Terhadap Kecemasan Pasien Dewasa Muda yang Akan Dilakukan Pencabutan Gigi. Bandung: Universitas Kristen Maranatha; 2016

73. Corah NL. Development of a dental anxiety scale. J Dent Res; 1969: 48: 596 74. J. Gothi, T. Updhyay, V. Vipul Modi. Anxiety level in Indian basketball referees at different levels of officiating. Journal of Advances in Developmental Research; 2011: 2(1); 84-86

75. Lechtzin N, Busee AM, Smith MT, dll. A randomized trial of nature scenery and sounds versus urban scenery and sounds to reduce pain in adults undergoing bone marrow aspirate and biopsy. J ALtern Complement Med; 2010: 16: 965-972

76. Dijkstra K, Pieterse ME, Pruyn A. Stress-reducing effects of indoor plants in the built healthcare environment: The medoatomg role of perceived attractiveness. Prev Med; 2008: 47: 279-283

77. Miho A, Mariko A, Haruma I, Takafumi N, Yoshifumi M. Physiological and psychological effects on high school students of viewing real and artificial pansies. Int. J Environ. Res. Public Health; 2015: 12:2321-2531

78. WenJuan Liu, JianLin Ji, Hua Chen, Chenyu Ye. Optimal color design of psychological counselling room by design of experiments and response surface methodology. Plos One; 2013: 3(9)

79. Alaki S, Alotaibi A, Almabadi E, Alanquri E. Dental anxiety in middle school children and their caregivers: Prevalences and severity. J Dent Oral Hyg; 2012: 4(1): 6-11

80. Balgis OG, Adel SA, Asim AA. The prevalence, causes, and relativity of dental anxiety in adult patients to irregular dental visits. Saudi Medical Journal; 2014: 6(35)

81. Natamiharja L, Manurung YRL. Rasa takut terhadap perawatan gigi. Dentika Dental Journal; 2007: 12(2): 245-254

82. Moh. Nazir, Ph.D. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia; 2003

83. Sugiono, Prof. Dr. Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit CV. ALFABETA; 2004

Referensi

Dokumen terkait

mutakallim. Hal ini terjadi karena keadaan manusia yang menginginkan berbicara dengan singkat tetapi dapat tersampaikan secara utuh dan lengkap. Dalam banyak

Melalui hasil perhitungan nilai Rasio Prevalensi pada penelitian ini juga menunjukkan nilai Rasio Prevalensi (RP) 2,100; dengan 95%CI (1,1586 < RP < 3,8062) nilai

Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sebelas Maret 2017, 63 halaman. Peranan sumber daya manusia (SDM) dalam

pada entitas bagian Bidang Hukum BKD memproses data persetujuan cuti yang menghasilkan permintaan cuti dan disimpan ke dalam database yang bernama tabel cuti, dan juga

Pada pemodelan tanah sebelum diperbaiki menggunakan Geotextile dapat diketahui bahwa semakin jauh jarak pembebanan dari bibir lereng, maka daya dukung tanah yang

Apliasi Ra$a, Apliasi Ra$a, Pelayar Pelayar an an Penerbangan Penerbangan

pola alir quick return flow dapat dilihat ketika sudut masuk impeller (C) 10 o dimana aliran dari discharge impeller menuju dinding, kemudian sebagian kecil dari aliran

Hal ini menjelaskan bahwa variabel pendapatan rumah tangga (X1), jumlah anggota rumah tangga (X2), pendidikan ibu rumah tangga (X3), usia ibu rumah tangga (X4),