KEGAWATDARURATAN PADA SISTEM PERNAFASAN KEGAWATDARURATAN PADA SISTEM PERNAFASAN
TRAUMA THORAX, HEMAPTOE, FISTULA BRONKO PLEURAL TRAUMA THORAX, HEMAPTOE, FISTULA BRONKO PLEURAL
Disusun untuk Memenuhi Tug
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata as Mata Kuliah Keperawatan Bedah DalamKuliah Keperawatan Bedah Dalam Dosen Pembimbing : Dwi Nur Aini, M.Kep
Dosen Pembimbing : Dwi Nur Aini, M.Kep
Disusun oleh : Disusun oleh : 1.
1. rr!i!ililina na ""inind#d#astastututii $
$.. %%aattmmaa &
&.. ''iillaanng Dg Deekka (a ( )
).. *u*ulilianana Da Diaian n ++
.. --inindda +ea +etitiawawanan
.. MMeellll##nnaa /.
/. 0a0atntna "a "ididi#i#anantiti
.. 00iirriin n kkaa 2
2.. 00iio o 33rree##
PROGRAM STUDI NERS PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI TINGGI ILMU KEILMU KESEHATSEHATAN WIDA AN WIDA HUSADAHUSADA SEMARANG
SEMARANG !"#$%!"#& !"#$%!"#&
KAT
KATA PEA PENGANNGANTTAR AR
Pu4i s#ukur kami pan4atkan
Pu4i s#ukur kami pan4atkan ke hadirat Allah +"T #ang telah melimpahkanke hadirat Allah +"T #ang telah melimpahkan rah
rahmat mat dan dan hidhida#aa#ah5Nh5N#a,#a,sehisehinggngga a kamkami i dapdapat at menmen#el#elesaiesaikan kan tugtugas as makmakalahalah den
dengan 4udul gan 4udul 6Ke6Kegawgawatdatdaruaruratratan an padpada a s#sts#stem em perperna7na7asan Trasan Traumauma a ThoThora8ra8,, (emaptoe, %istula Bronko Pleural9.
Dalam pen#usunan makalah ini,tidak luput dari berbagai kendala. Namun Dalam pen#usunan makalah ini,tidak luput dari berbagai kendala. Namun penulis
penulis men#adari men#adari bahwa bahwa kelanaran kelanaran dalam dalam pembuatan pembuatan makalah makalah ini ini tidak tidak lainlain berkat
berkat bantuan bantuan serta serta bimbingan. bimbingan. 3leh 3leh karena karena itu,penulis itu,penulis menguapkan menguapkan ban#ak ban#ak terima kasih kepada :
terima kasih kepada : 1.
1. DwDwi i NuNur r AiAinini,M,M.K.Kep ep seselalaku ku pepembmbimimbibing ng #a#ang ng seselalalu lu mememomotiti!a!asi si sesertrtaa memberikan dukungan serta bimbingann#a,
memberikan dukungan serta bimbingann#a, $.
$. +emua +emua teman teman ; tem; teman #anan #ang telg telah banah ban#ak m#ak mengeluengeluarkan iarkan inspiranspirasi.si. +emog
+emoga a dengdengan an tersusutersusunn#a makalah nn#a makalah ini ini akan menambah pengetahuakan menambah pengetahuanan bagi
bagi para para pembaa. pembaa. Kami Kami men#adari men#adari dalam dalam pen#usunan pen#usunan makalah makalah ini ini masihmasih ban#ak
ban#ak kekurangan kekurangan dan dan kesalahan kesalahan serta serta masih masih 4auh 4auh dari dari kesempurnaan. kesempurnaan. 3leh3leh kar
karena ena ituitu,ka,kami mi berberharharap ap pempembabaa a dapdapat at memmemberberikaikan n krikritik tik dan dan sarsaran an demdemii terwu4udn#a kesempurnaan dalam pen#usunan makalah.
terwu4udn#a kesempurnaan dalam pen#usunan makalah.
+emarang, </ No!ember $<1/ +emarang, </ No!ember $<1/ Penulis Penulis BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A' A' L(L()()(* B* Belel(+(+(n(n B B'' TTuu--uu((nn BAB II BAB II KONSEP TEORI KONSEP TEORI A'
A' TRTRAUAUMA MA THTHORORAK AK #
#'' PEPENGNGERERTITIANAN
Trauma thoraks adalah luka atau idera #ang mengenai rongga thoraks Trauma thoraks adalah luka atau idera #ang mengenai rongga thoraks #ang dapat men#ebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari #ang dapat men#ebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari a!um thoraks #ang disebabkan oleh benda ta4am dan benda tumpul dan a!um thoraks #ang disebabkan oleh benda ta4am dan benda tumpul dan dapat men#ebabkan gawat thoraks akut.
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada #ang disebabkan oleh benturan pada dinding dada #ang mengenai tulang r angka dada, pleura paru ; paru, dia7ragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda ta4am maupun tumpul #ang dapat men#ebabkan gangguan s#stem pernapasan. =+u@anne > +met@ler, $<<1?
!' ETIOLOGI
a. Trauma tembus -uka Tembak
-uka Tikam Tusuk b. Trauma tu mpul
Keelakaan kendaraan bermotor *atuh
Pukulan pada dada .' TANDA DAN GE/ALA
a. Ada 4e4as pada thorak
b. N#eri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi . Pembengkakan loal dan krepitasi pada saat palpasi d. Dispnea, hemoptisis, batuk, em7isema subkutan e. Per7usi 4aringan tidak adekuat
7. Peningkatan tekanan !ena sentral
g. Pasien menahan dadan#a dan berna7as pendek h. Penurunan tekanan darah
0' PROGNOSIS PENAKIT a. 3pen Pneumothorak
Timbul karena trauma ta4am, ada hubungan dengan rongga pleura sehingga paru men4adi kunup. +eringkali terlihat sebagai luka pada dinding dada #ang menghisap pada setiap inspirasi = suking hest wound?. Apabila lubang ini lebih besar dari pada $& diameter trahea, maka pada inspirasi udara lebih mudah melewati lubang dada dibandingkan melewati mulut sehingga ter4adi sesak na7as #ang hebat b. Tension Pneumothorak
Adan#a udara didalam a!um pleura mengakibatkan tension pneumothorak. Apabila ada mekanisme !entil karena lubang pada paru maka udara akan semakin ban#ak pada sisi rongga pleura, sehingga mengakibatkan :
Paru sebelahn#a akan terekan dengan akibat sesak #ang berat Mediastinum akan terdorong dengan akibat timbul s#ok
Pada perkusi terdengar hipersonor pada daerah #ang edera, sedangkan
. (ematothorak masi7
Pada keadaan ini ter4adi perdarahan hebat dalam rongga dada. Ada perkusi terdengar redup, sedang !esikuler menurun pada auskultasi.
d. %lail hest
Tulang iga patah pada $ tempat pada lebih dari $ iga sehingga ada satu segmen dinding dada #ang tidak ikut pada perna7asan. Pada ekspirasi segmen akan menon4ol keluar, pada inspirasi 4ustru masuk kedalam #ang dikenal dengan perna7asan paradoksal.
1' KOMPLIKASI
a. Cga : 7raktur multiple dapat men#ebabkan kelumpuhan rongga dada b. Pleura, paru5paru, bronkhi : hemohemopneumothoraks5em7isema
pembedahan
. *antung : tamponade 4antung ruptur 4antung ruptur otot papilar ruptur klep 4antung.
d. Pembuluh darah besar : hematothoraks. e. so7agus : mediastinitis.
7. Dia7ragma : herniasi !isera dan perlukaan hati, limpa dan gin4al 2' PEMERIKSAAN PENUN/ANG
a. 0adiologi : 7oto thora8
-ebih dari 2<E kelainan serius trauma thorak dapat terdeteksi han#a dari pemeriksaan 7oto thorak
b. 'as Darah Arteri dan Ph
Digunakan sebagai pegangan dalam penanganan selan4utn#a. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai kesimbangan asam basa dalam tubuh, kadar oksigen dalam darah, dan kadar karbondioksida dalam darah
. T5+an
+angat membantu dalam diagnose pada trauma tumpul thorak , seperti 7raktur kosta, sternum, dan sterno la!iular dislokasi
d. (emoglobin
Mengukur status dan resiko pemenuhan kebutuhan oksigen 4ar ingan tubuh $' PENATALAKSANAAN
a. Airwa#
Klien dengan trauma dada seringkali mengalami permasalahan pada 4alan napas.*ika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatan berupa airan dapat dibersihkan dengan 4ari telun4uk atau 4ari tengah #ang dilapisi dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek dengan menggunakan 4ari telun4uk #ang
dibengkokkan.Mulut dapat dibuka dengan tehnik ross %inger, dimana ibu 4ari diletakkan berlawanan dengan 4ari telun4uk Pada mulut korban. +etelah 4alan napas dipastikan bebas dari sumbatan benda asing, biasa pada korban tidak sadar tonus otot5otot menghilang, maka lidah dan epiglotis akan menutup 7arink dan larink, inilah salah satu pen#ebab sumbatan 4alan napas. Pembebasan 4alan napas oleh lidah dapat dilakukan dengan ara Tengadah kepala topang dagu =(ead tild ; hin li7t? dan Manu!er Pendorongan Mandibula =*aw Thrust Manu!er?
b. Breathing
Dada dan leher penderita harus terbuka selama dilakukan penilaian breathing dan !ena5!ena leher. Pergerakan pernapasan dan kualitas pernapasan pernapasan dinilai dengan diobser!asi, palpasi dan didengarkan. 'e4ala #ang terpenting dari trauma thora8 adalah hipoksia termasuk peningkatan 7rekuensi dan perubahan pada pola pernapasan, terutama pernapasan #ang dengan lambat memburuk. +ianosis adalah ge4ala hipoksia #ang lan4ut pada penderita. *enis trauma #ang mempengaruhi breathing harus dikenal dan diketahui selama primar# sur!e#.
. irulation
Den#ut nadi penderita harus dinilai kualitas, 7rekuensi dan keteraturann#a. Tekanan darah dan tekanan nadi harus diukur dan sirkulasi peri7er dinilai melalui inspeksi dan palpasi kulit untuk warna dan temperatur. Adan#a tanda5tanda s#ok dapat disebebkan oleh hematothora8 masi7 maupun tension pneumothora8. Penderita trauma thora8 didaerah sternum #ang menun4ukkan adan#a disritmia harus diurigai adan#a trauma miokard. *ika diperlukan pemberian 0*P =0esusitasi *antung Paru? pada penderita trauma dada, maka tindakan harus diberikan dengan sangat hati5hati agar tidak menimbulkan atau meminimalisir kompilkasi dari 0*P seperti 7raktur tulang kosta dan sebagain#a.
3pen Pneumothorak
Fsaha pertama 4ika open pneumothorad adalah menutup lubang pada dinding dada ini sehingga open pneumothora8 men4adi losed pneumothra8 =tertutup?. Prinsip penutupan bersih. (arus segera
ditambahkan bahwa apabila selain lubang pada dinding dada, 4uga ada lubang pada paru, maka usaha menutuo lubang ini seara total =olusi!e dressing? dapat mengkibatkan ter4adin#a tension pneumothora8. Dengan demikian maka #ang harus dilakukan adalah :
Menutup dengan kasa & sisi. Kasa ditutup dengan plaster pada & sisin#a, sedangkan pada sisi #ang atas dibiarkan terbuka =kasa harus dilapisi @al7so77ratule pada sisi dalamn#a supa#a kedap udara?.
Menutup dengan kasa kedap udara. Apabila dilakukan ara ini maka harus sering die!aluasi paru. Apabila tern#ata timbul pada tension pneumothora8 maka kasa harus dibuka.
Pada luka #ang besar dapat dipakai plastik in7us #ang digunting sesuai ukuran.
Tension Pneumothora8
Penatalaksanaan tension pneumothora8 adalah dengan dekompresi 6needle thoraosintesis9, #akni menusuk dengan 4arum besar pada ruang interosta $ pada garis midla!iularis. Terapi de7initi7 dengan pemasangan selang dada =hest tube? pada sela iga ke diantara garis
a8illaris dan misa8illaris. (emathora8 Masi7
*ika klien mengalami hematothora8 masi7 harus segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan operati7. Terapi awal #ang harus dilakukan adalah penggantian !olume darah #ang dilakukan bersama dengan dekompresi rongga pleura dan kebutuhan thorakotomi diambil bila didapatkan kehilangan darah awal lebih dari 1<< ml atau
kehilangan darah terus menerus $<< 4am dalam waktu $5) 4am. %lail hest
Terapi awal meliputi pemberian oksigen #ang adekuat, pemberian analgesik untuk mengurangi n#eri resusitasi airan. +esak na7as berat akibat kerusakan perenkim paru mungkin harus dilakukan !entilasi tambahan. Di rumah sakit akan dipasang respirator apabila analisis gas darah menu4ukkan p3$ #ang rendah atau p3$ #ang tinggi.
B' HEMAPTOE
(emaptoe adalah batuk #ang mengeluarkan darah atau dahak berampur darah, #ang berasal dari saluran perna7asan bawah.
!' ETIOLOGI
a. Batuk darah idiopatik
Tidak diketahui pen#ebabn#a, dengan insiden <, sampai E dengan perbandingan antara pria dan wanita $ : 1 , biasan#a ter4adi pada umur
lebih dari &< tahun. b. Batuk darah sekunder
Biasan#a disebabkan oleh : Keradangan : Tuberulosis Bronkiektasis Abses paru Pneumonia Bronkhitis Neoplasma : Karsinoma Paru Adenoma -ain ; lain : Trauma dada
'angguan pada pembekuan darah =istemik? Benda asing di saluran pernapasan
.' TANDA DAN GE/ALA a. Batuk kronis
b. Perubahan pola na7as . Dispnea
d. Demam
e. Didahului batuk keras #ang tidak tertahankan
7. Terdengar adan#a gelembung ; gelembung udara berampur darah di dalam saluran pernapasan
g. "arna darah #ang keluar merah segar berampur buih, beberapa hari kemudian warna men4adi lebih tua dan kehitaman
0' KOMPLIKASI
a. Ter4adi as7iksia oleh karena terdapatn#a bekuan darah dalam saluran pernapasan
b. *umlah darah #ang dikeluarkan selama ter4adin#a hemaptoe dapat menimbulkan re4atan hipo!olemik
. Aspirasi, #aitu keadaan masukn#a bekuan darah maupun sisa makanan ke dalam 4aringan paru #ang sehat bersama inspirasi
1' PEMERIKSAAN PENUN/ANG
a. %oto toraks dalam posisi AP dan lateral hendaklah dibuat pada setiap penderita hemoptisis masi7. 'ambaran opasitas dapat menun4ukkan tempat perdarahann#a.
b. Pemeriksaan bronkoskopi
+ebaikn#a dilakukan sebelum perdarahan berhenti, karena dengan demikian sumber perdarahan dapat diketahui. Adapun indikasi bronkoskopi pada batuk darah adalah :
Bila radiologik tidak didapatkan kelainan Batuk darah #ang berulang ; ulang
Batuk darah masi7 : sebagai tindakan terapeutik . PENATALAKSANAAN
+etiap pasien hemoptoe harus dirawat untuk obser!asi dan e!aluasi lebih lan4ut. (al5hal ini #ang perlu die!aluasi :
Ban#akn#a 4umlah perdarahan #ang ter4adi+aat ter4adin#a batuk diatat dan setiap darah #ang dibatukkan harus dikumpulkan dalam pot pengukur untuk mengetahui 4umlah seara tepat dalam suatu periode tertentu =biasan#a $) 4am?. *umlah darah #ang dikeluarkan tidak selalu menggambarkan 4umlah perdarahan #ang ter4adi karena mungkin sa4a sebagian darah tertinggal atau ter4adi aspirasi dalam paru saluran napas.
Diperhatikan adan#a insu7isiensi pernapasan atau sirkulasi, berupa hipotensi sistemik s#ok, penurunan kesadaran, takikardi, takipnea sesak napas, sianosis, dan lain5lain. Bila ditemukan ronki basah di7us di lapangan bawah paru perlu diurigai telah ter4adi aspirasi #ang akan mengganggu pernapasanPenatalaksanaan pasien hemoptisis bergantung dari beratn#a perdarahan #ang ter4adi dan keadaan klinis =keenderungan perdarahan untuk berhenti bertambah, tanda5tanda as7iksia gangguan 7ungsi paru?. Bila tidak kurang masi7 dapat ditangani seara konser!ati7 #ang bertu4uan menghentikan perdarahan #ang ter4adi dan mengganti darah #ang hilang dengan tran7usi atau pemberian airan pengganti.
3' FISTULA BRONKOPLEURAL #' PENGERTIAN
%istula bronkopleural =%BP? adalah komplikasi operasi reseksi paru #ang 4arang ter4adi, walaupun sangat serius
Bronhopleural 7istula =BP%? adalah komplikasi pembedahan paru5paru #ang 4arang namun sangat serius. Diagnosisn#a sering diabaikan dalam e!olusi klinis
%istula bronkopleural adalah hubungan #ang tidak wa4ar antara abang bronkus dan ruang pleura #ang ditandai dengan kebooran pasa pneumotoraks #ang terus berlan4ut.
!' ETIOLOGI
a. Komplikasi reseksi paru atau prosedur toraks lainn#a =termasuk pen#isipan C?
b. paru nekrotik adan#a in7eksi
. kemoterapi atau radioterapi untuk kanker paru5paru d. pneumotoraks spontan #ang persisten
e. trauma 7. tuberkulosis
g. komplikasi !entilasi mekanis =misaln#a pada A0D+? .' TANDA DAN GE/ALA
gejala yang mungkin diharapkan terjadi setelah infeksi dan operasi paru-paru, seper batuk terus-menerus, batuk darah, atau sesak napas.
0' KOMPLIKASI
a. kegagalan ekspansi ulang paru
b. kehilangan se4umlah besar setiap TG #ang dikirim . kehilangan PP
d. ketidakmampuan untuk mempertahankan !entilasi al!eolar e. kematian
%itur radiogra7i 0adiogra7 polos
Pada radiogra7i dada, 7itur #ang mungkin terlihat meliputi:
Peningkatan mantap di wila#ah udara intrapleural
munuln#a koleksi airan pleura udara intrapleural baru 5 #aitu
hidropneumotoraks
Tingkat airan udara biasan#a meluas ke dinding dada dan menun4ukkan
dimensi linier #ang tidak sama pada pandangan ortogonal #ang sesuai dengan ruang pleura
Perubahan pada tingkat 7luida udara sudah ada perkembangan pneumotoraks ketegangan
penurunan airan di udara melebihi $m =4ika pasien tidak memiliki tabung
dada di tempat?
T dianggap sebagai teknik penitraan pilihan untuk mem!isualisasi kan dan mengkarakterisasi 7istula bronkopleural $. T dapat menun4ukkan:
Pneumotorak (idropneumotorak Pneumomediastinum dasar patologi paru
demonstrasi komunikasi 7istulous aktual . PENATALAKSANAAN
Dapat dilakukan dengan pembedahan, atau endoskopi melalui :
a. tabung bronkoskop =kadang5kadang ini adalah satu5satun#a metode #ang tersedia 4ika pasien tidak stabil?
b. Dapat dilakukan drainase airan di ruang pleura =melalui thoraentesis atau perawatan tabung dada? dan antibiotik intra!ena
. Pembedahan digunakan untuk menutup 7istula.
d. Bronhosop# 5 Dalam prosedur ini, 7istula diakses dan lem atau sealant dimasukkan untuk menutup lorong. Bahan kimia ini =biasan#a perak nitrat? men#ebabkan peradangan di 7istula #ang men#ebabkan 4aringan parut dan penutupan, seara e7ekti7 menempelkan bagian #ang tidak
normal tertutup.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN A' PENGKA/IAN
Pada dasarn#a tu4uan pengka4ian adalah mengumpulkan data ob4ekti7 dan sub4ekti7 dari klien.Adapun data #ang terkumpul menakup klien, keluarga, mas#arakat, lingkungan, atau kebuda#aan. =M %arland > m %arlane, $<</?
Adapun hal5hal #ang perlu diperhatikan selama pengka4ian antara lain:
1. Memahami seara keseluruhan situasi #ang sedang dihadapi oleh klien dengan ara memperhatikan kondisi 7isik, psikologi, emosi, soial kultural, dan spiritual #ang bisa mempengaruhi status kesehatann#a.
$. Mengumpulkan semua in7ormasi #ang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu #ang berpotensi men4adi masalah bagi klien guna membuat Pengka4ian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, !eri7ikasi, dan komunikasi data tentang klien. %ase proses keperawatan ini menakup dua langkah #aitu pengumpulan data dari sumber primer =klien? dan sumber sekunder =keluarga, tenaga kesehatan?, dan analisis
data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan =Bandman dan Bandman, $<</?.
Metode pengumpulan data meliputi berikut ini : Melakukan wawanara.
0iwa#at kesehatankeperawatan. Pemeriksaan 7isik.
Mengumpulkan data penun4ang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta atatan kesehatan =rekam medik?
Pada pasien dengan gangguan s#stem respirasi #aitu sebagai berikut : (' 0iwa#at Kesehatan
0iwa#at kesehatan #ang dika4i meliputi data saat ini dan #ang telah lalu.Perawat 4uga mengka4i keadaan pasien dan keluargan#a.Ka4ian tersebut ber7okus kepada mani7estasi klinik keluhan utama, ke4adian #ang membuat kondisi sekarang ini, riwa#at kesehatan masa lalu, riwa#at kesehatan keluarga, dan riwa#at psikososial.0iwa#at kesehatan dimulai dari biogra7i pasien. Aspek #ang sangat erat hubungann#a dengan gangguan sistem pernapasan adalah usia, 4enis kelamin, peker4aan, tempat ker4a dan tempat
4' Keluhan Ftama
Keluhan utama akan mentukan prioritas inter!ensi dan mengka4i pengetahuan pasien tentang kondisin#a saat ini. Keluhan utama #ang biasa munul antara
lain :
Batuk =Cough?
Batuk merupakan ge4ala utama pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan. Tan#akan berapa lama pasien mengalami batuk dan bagaimana hal tersebut timbul dengan waktu #ang spesi7ik atau hubungann#a dengan akti7itas 7isik. Tentukan apakah batuk produkti7 atau non produkti7.
Peningkatan Produksi +putum
+putum merupakan suatu substansi #ang keluar bersama dengan batuk atau bersihan tenggorokan. Perabangan trakheobronkial seara normal memproduksi sekitar &ons mukus setiap hari sebagai bagian dari mekanisme pembersihan normal. Produksi sputum akibat batuk adalah tidak normal. Tan#akan dan atat warna, konsistensi, bau, dan 4umlah dari sputum. *ika ter4adi in7eksi, sputum dapat berwarna kuning atau hi4au, putih atau kelabu dan 4ernih. Pada keadaan edema paru5paru, sputum berwarna merah muda karena mengandung darah dengan 4umlah #ang ban#ak.
Dispnea
Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapasnapas pendek dan merupakan perasaan sub4ekti7 pasien.Perawat mengka4i tentang kemampuan pasien saat melakukan akti!itas.
(emoptisis
(emoptisis adalah darah #ang keluar dari mulut saat batuk. Perawat mengka4i apakah darah tersebut berasal dari paru5paru, perdarahan hidung atau perut. Darah #ang berasal dari paru5paru biasan#a berwarna merah terang karena darah dalam paru5paru distimulasi segera oleh re7lek batuk.
hest Pain
N#eri dada dapat berhubungan dengan dengan masalah 4antung dan paru5 paru.'ambaran lengkap dari n#eri dada dapat menolong perawat untuk
5' 0iwa#at Kesehatan Masa -alu
Hang perlu ditan#akan perawat kepada pasien tentang riwa#at pen#akit pernapasan adalah:
0iwa#at merokok
Merokok merupakan pen#ebab utama kanker paru5paru, em7isemia, dan bronkitis kronis.+emua keadaan itu sangat 4arang menimpa. Anamnesis harus menangkup usia mulain#a merokok seara rutin, rata5 rata 4umlah rokok #ang dihisap per hari, dan usia menghentikan kebiasaan merokok.
Pengobatan saat ini dan masa lalu Alergi
Tempat tinggal
6' 0iwa#at Kesehatan Keluarga
Tu4uan menan#akan riwa#at keluarga dan sosial pasien pen#akit paru5paru ada tiga hal #aitu:
Pen#akit in7eksi
Khususn#a tuberkulosis paru ditularkan melalui satu orang ke orang lain. Man7aat menan#akan riwa#at kontak dengan orang terin7eksi akan dapat diketahui sumber penularann#a.
e' 0iwa#at alergi
#7 Ins8e+si
Prosedur inspeksi #ang dilakukan oleh perawat adalah:
a? Pemeriksaan dada dimulai dari dada posterior dan pasien harus dalam keadaan duduk.
b? Dada diobser!asi dengan membandingkan satu sisi dengan #ang lainn#a.
d? Cnspeksi dada posterior terhadap warna kulit dan kondisin#a =skar, lesi dan massa? dan gangguan tulang belakang =ki7osis, skoliosis dan lordosis?.
e? atat 4umlah =7rekuensi napas?, irama =regulerirreguler?, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.
7? 3bser!asi tipe pernapasan seperti: pernapasan hidung atau pernapasan dia7ragma serta penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi interostae.
g? +aat mengobser!asi respirasi, atat durasi dari 7ase inspirasi =C? dan 7ase ekspirasi =?. 0asio pada 7ase ini normaln#a adalah 1 : $. %ase ekspirasi #ang meman4ang menun4ukkan adan#a obstruksi pada 4alan napas dan sering ditemukan pada pasien dengan Chronic Airflow Limititation =A-? Chronic Obstructive Pulmonary Disease =3PD?.
h? Ka4i kon7igurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior =AP? dengan diameter lateraltrans!ersal =T?. 0asio normal berkisar antara 1:$ sampai :/, tergantung dari kondisi airan tubuh pasien.
i? Kelainan pada bentuk dada adalah:
1) Barrel chest
Timbul akibat ter4adin#a o!er in7lation paru5paru. Terdapat peningkatan diameter AP:T =1:1?, sering ter4adi pada pasien em7isemia.
2) Funnel chest !ectus e"cavatum)
Timbul 4ika ter4adi depresi pada bagian bawah dari sternum. (al ini akan menekan 4antung dan pembuluh darah besar #ang mengakibatkan murmur. Kondisi ini
dapat timbul pada riketsia, marfan#s syn$rome atau akibat keelakaan ker4a.
Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum #ang mengakibatkan ter4adi peningkatan diameter AP. Ter4adi pada pasien dengan ki7oskoliosis berat.
&) 'y!hoscoliosis =ki7oskoliosis?
Terlihat dengan adan#a ele!asi sapula #ang akan mengganggu pergerakan paru5 paru. Kelainan ini dapat timbul pada pasien dengan osteoporosis dan kelainan musuloskeletal lain #ang mempengaruhi toraks. Ki7osis adalah meningkatn#a kelengkungan normal olumna !ertebrae thoraalis men#ebabkan pasien tampak bongkok. +edangkan skoliosis adalah melengkungn#a !ertebrae thoraalis ke
samping, disertai rotasi !ertebrae.
i? 3bser!asi kesimetrisan pergerakan dada. 'angguan pergerakan atau tidak adekuatn#a ekspansi dada mengindikasikan pen#akit pada paru5paru atau pleura.
4? 3bser!asi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, #ang dapat mengindikasikan obstruksi 4alan napas.
!7 P(l8(si
Palpasi dilakukan untuk mengka4i kesimetrisan pergerakan dada dan mengobser!asi abnormalitas, mengidenti7ikasi keadaan kulit, dan mengetahui !oaltatile premitus =!ibrasi?. Palpasi toraks berguna untuk mengetahui abnormalitas #ang terka4i saat inspeksi seperti massa, lesi, dan bengak. Perlu dika4i 4uga kelembutan kulit terutama 4ika pasien mengeluh n#eri.Perhatikan adan#a getaran dinding dada #ang dihasilkan ketika berbiara =vocal !remitus?.
.7 Pe*+usi
Perawat melakukan perkusi untuk mengka4i resonansi pulmoner, organ #ang ada di sekitarn#a, dan pengembangan =ekskursi? dia7ragma. *enis suara perkusi ada dua 4enis #aitu:
1) (esonan sonor): dihasilkan pada 4aringan paru5paru dan normaln#a bergaung dan bersuara rendah.
2) Dullness: dihasilkan di atas bagian 4antung atau paru5paru
%) ym!any: dihasilkan di atas perut #ang berisi udara umumn#a bersi7at musial.
b? +uara perkusi abnormal
1) *i!erresonan: bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru5paru #ang abnormal berisi udara.
2) Flatness: nadan#a lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada perkusi daerah paha, dimana seluruh arean#a berisi 4aringan.
07 Aus+ul)(si
Auskultasi merupakan pengka4ian #ang sangat bermakna menangkup mendengar suara napas normal dan suara tambahan =abnormal?.+uara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui 4alan napas dari laring ke al!eoli dan bersi7at bersih.
a? *enis suara napas normal adalah:
1) Bronchial : sering 4uga disebut tubular sound karena suara ini dihasilkan oleh udara #ang melalui suatu tube =pipa?, suaran#a terdngar keras, n#aring, dengan hembusan #ang lembut. %ase ekspirasin#a lebih pan4ang daripada inspirasi dan tidak ada 4eda di antara kedua 7ase tersebut = I C?. Normal terdengar di atas trahea atau daerah lekuk suprasternal.
2) Bron+ovesi+ular : merupakan gabungan dari suara napas bronkhial dan !esikular. +uaran#a terdengar n#aring dengan intensitas sedang. Cnspirasi sama
pan4ang dengan ekspirasi = J C?. +uara ini terdengar di daerah dada dimana bronkus tertutupoleh dinding dada.
%) ,esi+ular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi5sepoi. Cnspirasi lebih pan4ang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan = C?.
b? *enis suara napas tambahan adalah:
1) -hee.ing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara n#aring, musial, suara terus5menerus #ang disebabkan aliran udara melalui 4alan napas #ang men#empit.
2) (onchi: terdengar selama 7ase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan, n#aring, dan suara mengorok terus5menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan produksi sputum.
%) Pleural fiction rub: terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara kasar, beriut, dan suara seperti gesekan akibat dari in7lamasi pada daerah pleura. +ering kali pasien mengalami n#eri saat bernapas dalam.
&) Crac+les, dibagi men4adi dua 4enis #aitu:
1. Fine crac+les: setiap 7ase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara meletup, terpatah5patah akibat udara melewati daerah #ang lembab di al!eoli atau bronkhiolus. +uara seperti rambut #ang digesekkan.
$. Coarse crac+les: lebih menon4ol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan terpotong akibat terdapatn#a airan atau sekresi pada 4alan napas #ang besar. Mungkin akan berubah ketika pasien batuk.
#' 5' Pen+(-i(n 8si+ososi(l
Pengka4ian psikososial meliputi ka4ian tentang aspek kebiasaan hidup pasien #ang seara signi7ikan berpengaruh terhadap 7ungsi respirasi.Beberapa kondisi respiratori timbul akibat stres. Pen#akit pernapasan kronis dapat men#ebabkan
perubahan dalam peran keluarga dan hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan, peker4aan, atau ketidakmampuan. Dengan mendiskusikan mekanisme pengobatan, perawat dapat mengka4i reaksi pasien terhadap masalah stres psikososial dan menari 4alan keluar.
Di(nos( +e8e*(9()(n
Berdasarkan etiologi #ang ada, maka diagnosa keperawatan #ang diangkat pada pasien tuberulosis paru adalah:
a. Ketidake7ekti7an bersihan 4alan na7as berhubungan dengan lingkungan =merokok, perokok pasi7, menghisap asap?, 3bstruksi 4alan napas =spasme 4alan napas, mukus dalam 4umlah berlebihan, eksudat dalam al!eoli, materi asing dalam 4alan napas, adan#a 4alan napas buatan, sekresi #ang tertahan, sekresi dalam bronki?, %isiologis =4alan napas alergik, asma, pen#akit paru obstruksi kronis, in7eksi?. b. Ketidake7ekti7an pola pernapasan berhubungan dengan ansietas, posisi tubuh,
de7ormitas tulang, de7ormitas dinding dada, keletihan, hiper!entilasi, gangguan muskuloskeletal.
. 'angguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran el!eolar5 kapiler, !entilasi5per7usi.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan 7aktor biologis, 7aktor ekonomi, ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien, ketidakmampuan menerna makanan, ketidakmampuan menelan makanan, anoreksia.
e. Cntoleransi akti!itas berhubungan dengan kelemahan umum, tirah baring, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, imobolitas, ga#a hidup monoton.
7. 0esiko pen#ebaran in7eksi berhubungan dengan pengetahuan #ang tidak ukup untuk menghindari pema4anan patogen, pertahanan tubuh primer #ang tidak adekuat =gangguan peristalsis, kerusakan integritas kulit?, malnutrisi.
.' In)e*ensi +e8e*(9()(n'
a. Ketidake7ekti7an bersihkan 4alan na7as berhubungan dengan lingkungan =merokok, perokok pasi7, menghisap asap?, obstruksi 4alan napas =spasme 4alan napas, mukus dalam 4umlah berlebihan, eksudat dalam al!eoli, materi asing dalam 4alan napas,
adan#a 4alan napas buatan, sekresi #ang tertahan, sekresi dalam bronki?, 7isiologis =4alan napas alergik, asma, pen#akit paru obstruksi kronis, merokok, in7eksi?
(HD: Mempertahankan 4alan na7as pasien. Cnter!ensi:
1? Ka4i 7ungsi pernapasan, ontoh bun#i napas, keepatan irama, dan kedalaman dan penggunaan otot aksesori..
0: Penurunan bun#i napas dapat menun4ukkan ateletasis.
$? atat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa batuk e7ekti7, atat karakter 4umlah sputum, adan#a hemopt#sis
0: Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal, sputum berdarah kental atau darah erah diakibatkan oleh kerusakan =ka!itas? paru atau luka bronhial dan dapat memerlukan e!aluasi inter!ensi lan4ut.
&? Berikan pasien posisi semi 7owler tinggi.
0: Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upa#a pernapasan.
)? Bersihkan sekret dari mulut dan trakea pengisapan sesuai keperluan.
0: Menegah obstruksi aspirasi. Penghisapan dapat diperlukan bila pasien tak mampu mengeluarkan seret.
? Pertahankan masukan airan sedikitn#a $<<ml hari keuali kontra indikasi.
0: Pemasukan tinggi airan membantu untuk mengenerkan sekret, membuatn#a mudah dikeluarkan.
? Kolaborasi pemberian obat 3AT, agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid. 0: 3AT pengobatan tuberolusis #ang terbagi men4adi $ 7ase, #aitu 7ase intensi7 =$5&? bulan dan 7ase lan4utan =)5/? bulan. Agen mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengkapan sekret paru.
b. Ketidake7ekti7an pola pernapasan #ang berhubungan dengan ansietas, posisi tubuh de7omitas tulang, de7ormitas dinding dada, keletihan, hiper!entilasi, gangguan muskuloskeletal.
(HD: Menun4ukan pola napas e7ekti7 dengan 7rekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru 4elas bersih.
Cnter!ensi:
1? Ka4i 7rekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan,dan ekspansi paru, atat upa#a pernapasan.
0: Keepatan biasan#a meningkat, dispnea dan ter4adi peningkatan ker4a napas, kedalaman pernapasan ber7ariasi tergantung dera4at gagal napas.
$? Auskultasi bun#i na7as
0: Bun#i napas dapat menuruntak ada pada area kolaps #ang meliputi satu lobus, segmen paru, atau seluruh area paru =unilateral?.
&? Berikan posisi 7owler semi 7owler tinggi dan miring pada sisi #ang sakit, bantu klien latihan na7as dalam dan batuk e7ekti7.
0: Posisi 7owler memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upa#a bernapas. )? 3bser7asi pola batuk dan karakter sekret.
0: Kongesti al!eolar mengakibatkan batuk kering iritasi, sputum berdarah dapat diakibatkan oleh kerusakan 4aringan atau antikoagulan berlebihan.
? Dorong bantu pasien untuk tarik napas dalam dan latihan batuk
0: Dapat meningkatkan ban#akn#a spuntum dimana gangguan !entilasi dan ditambah ketidakn#amanan upa#a bernapas.
? Kolaborasi siapkan untuk bantu bronkoskopi.
0: Kadang5kadang berguna untuk membuang bekuan darah dan membersihkan 4alan napas.
. 'angguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran al!eolar5 kapiler, 7entilasi5per7usi.
(HD: Tidak adan#a penurunan dispnea, menun4ukkan perbaikan !entilasi dan kadar oksigen 4aringan adekuat dengan gas darah arteri dalam rentang normal Cnter!ensi:
1? Ka4i dispnea, takipnea, bun#i na7as, peningkatan upa#a pernapasan ekspansi thoraks dan kelemahan.
0: TB baru mengakibatkan e7ek luas pada paru dari bagian keil bronhopneumonia sampai in7lamasi di7usi #ang luas, nekrosis, e7usi pleura dan 7ibrosis #ang luas. 7ekn#a terhadap pernapasan ber!ariasi dari ge4ala ringan, dispnea berat sampai distress pernapasan.
$? !aluasi perubahan tingkat kesadaran, atat sianosis dan perubahan warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku.
0: Akumulasi seret dan berkurangn#a 4aringan paru #ang sehat dapat menggangu oksigenasi organ !ital dan 4aringan tubuh.
&? Tun4ukkan dan dukung pernapasan bibir selama ekspirasi paru khususn#a untuk klien dengan 7ibrosis dan kerusakan parenkim paru.
0: Membuat tahanan melawan udara luar untuk menegah kolaps pen#empitan 4alan napas sehingga membantu men#ebarkan udara melalui paru dan mengurangi
napas pendek.
)? Tingkatkan tirah baring, batasi akti!itas dan bantu kebutuhan perawatan diri sehari5hari sesuai keadaan klien
0: Menurunkan komsumsi oksigen selama periode penurunan pernapasan dan dapat menurunkan beratn#a ge4ala.
? Kolaborasi pemeriksaan 'DA, pemberian oksigen sesuai kebutuhan tambahan #ang sesuai.
0: Pemeriksaan 'DA dengan adan#a penurunan kadar 3$ =Pa3$? dan atau saturasi
dan peningkatan Pa3$ menun4ukkan kebutuhan untuk inter!ensi perubahan
program terapi. Pemberian oksigen dapat mengoreksi hipoksemia #ang ter4adi akibat penurunan !entilasi menurunn#a permukaan al!eolar paru.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan 7aktor biologis, 7aktor ekonomi, ketidakmampuan untuk menerna makanan, ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien, ketidakmampuan untuk menelan, anoreksia.
(HD: Nutrisi klien dapat kembali terpenuhi. Cnter!ensi:
1? atat status nutrisi pasien pada penerimaan, atat turgor kulit, berat badan dan dera4at kekurangan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan ketidakmampuan menelan, adan#a tonus usus, riwa#at mual muntah atau diare. 0: Berguna dalam mende7enisikan dera4at luasn#a masalah dan pilihan inter!ensi #ang tepat.
$? 3bser!asi intake dan output pasien
0: Berguna dalam mengukur kee7ekti7an nutrisi dan airan. &? Timbang berat badan setiap & hari.
0: Mengetahui kee7ekti7an nutrisi.
)? An4urkan makan sedikit tapi sering terutama makanan tinggi protein dan karbohidrat
0: Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan #ang tak perlu Kebutuhan energi dari makan5makanan ban#ak dan menurunkan iritasi gaster.
? An4urkan keluarga memberikan makanan #ang sesuai kesukaan pasien bila tidak ada kontradikasin#a untuk pen#akit pasien.
0: Mendorong dan meningkatkan na7su makan. ? Berikan perawatan oral setiap hari
0: Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum atau obat untuk pengobatan respirasi #ang merangsang pusat muntah.
/? Kolaborasi dengan ahli gi@i untuk menetapkan komposisi dan 4enis diet #ang tepat.
0: Merenanakan diet dengan kandungan gi@i #ang ukup untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi dan kalori sehubungan dengan status
e. Cntolerasi akti!itas berhubungan dengan kelemahan umum, tirah baring, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, imobilitas, ga#a hidup monoton
(HD: Menun4ukkan peningkatan toleransi terhadap akti!itas #ang dapat diukur dengan tidak adan#a dispnea, kelemahan berlebihan dan tanda !ital dalam rentang normal.
Cnter!ensi:
1? *elaskan akti!itas dan atat laporan dispnea kelemahan kelelahan dan perubahan tanda !ital selama dan setelah akti!itas
0: Menetapkan kemampuan kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan inter!ensi.
$? Berikan lingkungan tenang dan batasi pengun4ung selama 7ase akut sesuai indikasi.
0: Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
&? *elaskan pentingn#a istirahat dalam renana pengobatan dan perlun#a keseimbangan akti!itas dan istirahat.
0: Pertahankan selama 7ase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk pen#embuhan.
)? Bantu pasien memilih posisi n#aman untuk istirahat dan atau tidur.
0: Pasien mungkin dengan kepala tinggi, tidur dikursi, atau menunduk kedepan me4a atau bantal.
? Bantu akti!itas perawaan diri#ag diperlukan. Berikan kema4uan peningkatan akti!itas selama 7ase pen#embuhan.
0: Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
7. 0esiko pen#ebaran in7eksi berhubungan dengan pen#akit kronis,=DM, obesita? pengetahuan #ang tidak ukup untuk menghindari pema4anan pathogen, pertahanan tubuh primer #ang tidak adekuat =gangguan peritalsis, kerusakan
integritas kulit?, malnutrisi.
(HD: Mengidenti7ikasi inter!ensi untuk menegah menurunkan resiko pen#ebaran in7eksi dan menun4ukkan teknik melakukan perubahan pola hidup
untuk meningkatkan lingkungan #ang aman. Cnter!ensi:
1? Ka4i patologi pen#akit =akti7 7ase tak akti7: diseminasi in7eksi melalui bronkus untuk membatasi 4aringan atau melalui aliran darah sistem lim7atik? dan potensial
pen#ebaran in7eksi melalui droplet selama batuk, bersin, meludah, biara, tertawa, men#an#i.
0: Membantu pasien men#adari menerima perlun#a mematuhi program pengobatan untuk menegah pen#akit berulang komplikasi.
$? Cdenti7ikasi orang lain #ang beresiko. ontoh anggota keluarga dan teman.
0: 3rang5orang #ang terpa4an ini perlu program terapi obat untuk menegah pen#ebaran ter4adin#a in7eksi.
&? An4urkan pasien untuk batuk bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah.
0: Perilaku #ang diperlukan untuk menagah pen#ebaran in7eksi.
)? Cdenti7ikasi 7aktor risiko indi!idu terhadap pen#akit berulang tuberulosis.
0: Pengetahuan tentang 7aktor ini membantu pasien untuk mengubah pola hidup. ? Tekankan pentingn#a tidak menghentikan terapi obat
0: Periode singkat berakhir $5& hari setelah kemoterapi awal, tetapi pada adan#a rongga atau pen#akit sedang, risiko pen#ebaran in7eksi dapat berlan4ut sampai & bulan.
? Berikan pen4elasan pada pasien dan keluarga tentang pen#ebaran dan penegahan pen#akit.
0: Pasien dapat mengurangi potensial pen#ebaran pen#akit.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Volume 2. Jakarta: E!
"oen#es, E. $., (2000). Rencana Auhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: E!
%eather. %. , (2012), "ia#nosis 'eeraatan: "e*inisi dan 'lasi*ikasi 2012+201, Jakarta: E!
$-oi. , (2013), Jumlah Penyakit Tuberkulosis Di Indonesia an!at Tin!!i , a/alai-le at www"poskotanews"com diakses tan##al 3 ril 201
$edison, ., (200). Pedoman #asional Penan!!ulan!an Tuberculosis" Edisi 2. "eartemen 'esehatan 4eu-lik ndonesia
$utta5in, ., (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Den!an $an!!uan istem Pernapasan" Jakarta: Salem-a $edika.
ais6ah, . . ., (201). Pro%il Kesehatan Kota Makassar . kses 17 $ei 201. kl 22.00 9ita. Jurnal
aar, (201). Tuberculosis Paru" htt:;;.in*eksi.<om. kses 1 ril 201
Soemantri, ., (2012). Asuhan Keperawatan Klien den!an $an!!uan istem Pernapasan" Jakarta: Salem-a $edika
Soemantri, ., (2008), Asuhan Keperawatan Pada Klien Den!an $an!!uan istem Pernapasan" Jakarta: Salem-a $edika
Susila6anti, S., (2012). Dr" Pusat In%ormasi Penyakit In%eksi&Penyakit Tuberkulosis, htt;;:. n*eksi. <om
S6ai*uddin, %., (201). Anatomi 'isiolo!i (ntuk Mahasiswa Keperawatan" Edisi 3. Jakarta: E!