• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegawatdaruratan Pada Sistem Pernafasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kegawatdaruratan Pada Sistem Pernafasan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KEGAWATDARURATAN PADA SISTEM PERNAFASAN KEGAWATDARURATAN PADA SISTEM PERNAFASAN

TRAUMA THORAX, HEMAPTOE, FISTULA BRONKO PLEURAL TRAUMA THORAX, HEMAPTOE, FISTULA BRONKO PLEURAL

Disusun untuk Memenuhi Tug

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata as Mata Kuliah Keperawatan Bedah DalamKuliah Keperawatan Bedah Dalam Dosen Pembimbing : Dwi Nur Aini, M.Kep

Dosen Pembimbing : Dwi Nur Aini, M.Kep

Disusun oleh : Disusun oleh : 1.

1. rr!i!ililina na ""inind#d#astastututii $

$.. %%aattmmaa &

&.. ''iillaanng Dg Deekka (a ( )

).. *u*ulilianana Da Diaian n ++ 

.. --inindda +ea +etitiawawanan 

.. MMeellll##nnaa /.

/. 0a0atntna "a "ididi#i#anantiti 

.. 00iirriin n kkaa 2

2.. 00iio o 33rree##

PROGRAM STUDI NERS PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH

SEKOLAH TINGGI TINGGI ILMU KEILMU KESEHATSEHATAN WIDA AN WIDA HUSADAHUSADA SEMARANG

SEMARANG !"#$%!"#& !"#$%!"#&

KAT

KATA PEA PENGANNGANTTAR AR 

Pu4i s#ukur kami pan4atkan

Pu4i s#ukur kami pan4atkan ke hadirat Allah +"T #ang telah melimpahkanke hadirat Allah +"T #ang telah melimpahkan rah

rahmat mat dan dan hidhida#aa#ah5Nh5N#a,#a,sehisehinggngga a kamkami i dapdapat at menmen#el#elesaiesaikan kan tugtugas as makmakalahalah den

dengan 4udul gan 4udul 6Ke6Kegawgawatdatdaruaruratratan an padpada a s#sts#stem em perperna7na7asan Trasan Traumauma a ThoThora8ra8,, (emaptoe, %istula Bronko Pleural9.

(2)

Dalam pen#usunan makalah ini,tidak luput dari berbagai kendala. Namun Dalam pen#usunan makalah ini,tidak luput dari berbagai kendala. Namun  penulis

 penulis men#adari men#adari bahwa bahwa kelanaran kelanaran dalam dalam pembuatan pembuatan makalah makalah ini ini tidak tidak lainlain  berkat

 berkat bantuan bantuan serta serta bimbingan. bimbingan. 3leh 3leh karena karena itu,penulis itu,penulis menguapkan menguapkan ban#ak ban#ak  terima kasih kepada :

terima kasih kepada : 1.

1. DwDwi i NuNur r AiAinini,M,M.K.Kep ep seselalaku ku pepembmbimimbibing ng #a#ang ng seselalalu lu mememomotiti!a!asi si sesertrtaa memberikan dukungan serta bimbingann#a,

memberikan dukungan serta bimbingann#a, $.

$. +emua +emua teman teman ; tem; teman #anan #ang telg telah banah ban#ak m#ak mengeluengeluarkan iarkan inspiranspirasi.si. +emog

+emoga a dengdengan an tersusutersusunn#a makalah nn#a makalah ini ini akan menambah pengetahuakan menambah pengetahuanan  bagi

 bagi para para pembaa. pembaa. Kami Kami men#adari men#adari dalam dalam pen#usunan pen#usunan makalah makalah ini ini masihmasih  ban#ak

 ban#ak kekurangan kekurangan dan dan kesalahan kesalahan serta serta masih masih 4auh 4auh dari dari kesempurnaan. kesempurnaan. 3leh3leh kar

karena ena ituitu,ka,kami mi berberharharap ap pempembabaa a dapdapat at memmemberberikaikan n krikritik tik dan dan sarsaran an demdemii terwu4udn#a kesempurnaan dalam pen#usunan makalah.

terwu4udn#a kesempurnaan dalam pen#usunan makalah.

+emarang, </ No!ember $<1/ +emarang, </ No!ember $<1/ Penulis Penulis BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A' A' L(L()()(* B* Belel(+(+(n(n B B'' TTuu--uu((nn BAB II BAB II KONSEP TEORI KONSEP TEORI A'

A' TRTRAUAUMA MA THTHORORAK AK  #

#'' PEPENGNGERERTITIANAN

Trauma thoraks adalah luka atau idera #ang mengenai rongga thoraks Trauma thoraks adalah luka atau idera #ang mengenai rongga thoraks #ang dapat men#ebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari #ang dapat men#ebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari a!um thoraks #ang disebabkan oleh benda ta4am dan benda tumpul dan a!um thoraks #ang disebabkan oleh benda ta4am dan benda tumpul dan dapat men#ebabkan gawat thoraks akut.

(3)

Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada #ang disebabkan oleh  benturan pada dinding dada #ang mengenai tulang r angka dada, pleura paru ;   paru, dia7ragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda ta4am maupun tumpul #ang dapat men#ebabkan gangguan s#stem pernapasan. =+u@anne > +met@ler, $<<1?

!' ETIOLOGI

a. Trauma tembus  -uka Tembak 

 -uka Tikam  Tusuk   b. Trauma tu mpul

 Keelakaan kendaraan bermotor   *atuh

 Pukulan pada dada .' TANDA DAN GE/ALA

a. Ada 4e4as pada thorak 

 b. N#eri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi . Pembengkakan loal dan krepitasi pada saat palpasi d. Dispnea, hemoptisis, batuk, em7isema subkutan e. Per7usi 4aringan tidak adekuat

7. Peningkatan tekanan !ena sentral

g. Pasien menahan dadan#a dan berna7as pendek  h. Penurunan tekanan darah

0' PROGNOSIS PENAKIT a. 3pen Pneumothorak 

Timbul karena trauma ta4am, ada hubungan dengan rongga pleura sehingga paru men4adi kunup. +eringkali terlihat sebagai luka pada dinding dada #ang menghisap pada setiap inspirasi = suking hest wound?. Apabila lubang ini lebih besar dari pada $& diameter trahea, maka pada inspirasi udara lebih mudah melewati lubang dada dibandingkan melewati mulut sehingga ter4adi sesak na7as #ang hebat  b. Tension Pneumothorak 

Adan#a udara didalam a!um pleura mengakibatkan tension  pneumothorak. Apabila ada mekanisme !entil karena lubang pada paru maka udara akan semakin ban#ak pada sisi rongga pleura, sehingga mengakibatkan :

 Paru sebelahn#a akan terekan dengan akibat sesak #ang berat  Mediastinum akan terdorong dengan akibat timbul s#ok 

 Pada perkusi terdengar hipersonor pada daerah #ang edera, sedangkan

(4)

. (ematothorak masi7 

Pada keadaan ini ter4adi perdarahan hebat dalam rongga dada. Ada  perkusi terdengar redup, sedang !esikuler menurun pada auskultasi.

d. %lail hest

Tulang iga patah pada $ tempat pada lebih dari $ iga sehingga ada satu segmen dinding dada #ang tidak ikut pada perna7asan. Pada ekspirasi segmen akan menon4ol keluar, pada inspirasi 4ustru masuk kedalam #ang dikenal dengan perna7asan paradoksal.

1' KOMPLIKASI

a. Cga : 7raktur multiple dapat men#ebabkan kelumpuhan rongga dada  b. Pleura, paru5paru, bronkhi : hemohemopneumothoraks5em7isema

 pembedahan

. *antung : tamponade 4antung  ruptur 4antung  ruptur otot papilar  ruptur klep 4antung.

d. Pembuluh darah besar : hematothoraks. e. so7agus : mediastinitis.

7. Dia7ragma : herniasi !isera dan perlukaan hati, limpa dan gin4al 2' PEMERIKSAAN PENUN/ANG

a. 0adiologi : 7oto thora8

-ebih dari 2<E kelainan serius trauma thorak dapat terdeteksi han#a dari  pemeriksaan 7oto thorak 

 b. 'as Darah Arteri dan Ph

Digunakan sebagai pegangan dalam penanganan selan4utn#a. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai kesimbangan asam basa dalam tubuh, kadar oksigen dalam darah, dan kadar karbondioksida dalam darah

. T5+an

+angat membantu dalam diagnose pada trauma tumpul thorak , seperti 7raktur kosta, sternum, dan sterno la!iular dislokasi

d. (emoglobin

Mengukur status dan resiko pemenuhan kebutuhan oksigen 4ar ingan tubuh $' PENATALAKSANAAN

a. Airwa#

Klien dengan trauma dada seringkali mengalami permasalahan pada 4alan napas.*ika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatan  berupa airan dapat dibersihkan dengan 4ari telun4uk atau 4ari tengah #ang dilapisi dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek dengan menggunakan 4ari telun4uk #ang

(5)

dibengkokkan.Mulut dapat dibuka dengan tehnik ross %inger, dimana ibu 4ari diletakkan berlawanan dengan 4ari telun4uk Pada mulut korban. +etelah 4alan napas dipastikan bebas dari sumbatan benda asing, biasa  pada korban tidak sadar tonus otot5otot menghilang, maka lidah dan epiglotis akan menutup 7arink dan larink, inilah salah satu pen#ebab sumbatan 4alan napas. Pembebasan 4alan napas oleh lidah dapat dilakukan dengan ara Tengadah kepala topang dagu =(ead tild ; hin li7t? dan Manu!er Pendorongan Mandibula =*aw Thrust Manu!er?

 b. Breathing

Dada dan leher penderita harus terbuka selama dilakukan penilaian  breathing dan !ena5!ena leher. Pergerakan pernapasan dan kualitas  pernapasan pernapasan dinilai dengan diobser!asi, palpasi dan didengarkan. 'e4ala #ang terpenting dari trauma thora8 adalah hipoksia termasuk peningkatan 7rekuensi dan perubahan pada pola pernapasan, terutama pernapasan #ang dengan lambat memburuk. +ianosis adalah ge4ala hipoksia #ang lan4ut pada penderita. *enis trauma #ang mempengaruhi breathing harus dikenal dan diketahui selama primar# sur!e#.

. irulation

Den#ut nadi penderita harus dinilai kualitas, 7rekuensi dan keteraturann#a. Tekanan darah dan tekanan nadi harus diukur dan sirkulasi peri7er dinilai melalui inspeksi dan palpasi kulit untuk warna dan temperatur. Adan#a tanda5tanda s#ok dapat disebebkan oleh hematothora8 masi7 maupun tension pneumothora8. Penderita trauma thora8 didaerah sternum #ang menun4ukkan adan#a disritmia harus diurigai adan#a trauma miokard. *ika diperlukan pemberian 0*P =0esusitasi *antung Paru? pada penderita trauma dada, maka tindakan harus diberikan dengan sangat hati5hati agar  tidak menimbulkan atau meminimalisir kompilkasi dari 0*P seperti 7raktur  tulang kosta dan sebagain#a.

 3pen Pneumothorak 

Fsaha pertama 4ika open pneumothorad adalah menutup lubang pada dinding dada ini sehingga open pneumothora8 men4adi losed  pneumothra8 =tertutup?. Prinsip penutupan bersih. (arus segera

(6)

ditambahkan bahwa apabila selain lubang pada dinding dada, 4uga ada lubang pada paru, maka usaha menutuo lubang ini seara total =olusi!e dressing? dapat mengkibatkan ter4adin#a tension  pneumothora8. Dengan demikian maka #ang harus dilakukan adalah :

Menutup dengan kasa & sisi. Kasa ditutup dengan plaster pada & sisin#a, sedangkan pada sisi #ang atas dibiarkan terbuka =kasa harus dilapisi @al7so77ratule pada sisi dalamn#a supa#a kedap udara?.

Menutup dengan kasa kedap udara. Apabila dilakukan ara ini maka harus sering die!aluasi paru. Apabila tern#ata timbul pada tension  pneumothora8 maka kasa harus dibuka.

Pada luka #ang besar dapat dipakai plastik in7us #ang digunting sesuai ukuran.

 Tension Pneumothora8

Penatalaksanaan tension pneumothora8 adalah dengan dekompresi 6needle thoraosintesis9, #akni menusuk dengan 4arum besar pada ruang interosta $ pada garis midla!iularis. Terapi de7initi7 dengan  pemasangan selang dada =hest tube? pada sela iga ke  diantara garis

a8illaris dan misa8illaris.  (emathora8 Masi7 

*ika klien mengalami hematothora8 masi7 harus segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan operati7. Terapi awal #ang harus dilakukan adalah penggantian !olume darah #ang dilakukan bersama dengan dekompresi rongga pleura dan kebutuhan thorakotomi diambil  bila didapatkan kehilangan darah awal lebih dari 1<< ml atau

kehilangan darah terus menerus $<< 4am dalam waktu $5) 4am.  %lail hest

Terapi awal meliputi pemberian oksigen #ang adekuat, pemberian analgesik untuk mengurangi n#eri resusitasi airan. +esak na7as berat akibat kerusakan perenkim paru mungkin harus dilakukan !entilasi tambahan. Di rumah sakit akan dipasang respirator apabila analisis gas darah menu4ukkan p3$ #ang rendah atau p3$ #ang tinggi.

B' HEMAPTOE

(7)

(emaptoe adalah batuk #ang mengeluarkan darah atau dahak berampur darah, #ang berasal dari saluran perna7asan bawah.

!' ETIOLOGI

a. Batuk darah idiopatik 

Tidak diketahui pen#ebabn#a, dengan insiden <, sampai E dengan  perbandingan antara pria dan wanita $ : 1 , biasan#a ter4adi pada umur

lebih dari &< tahun.  b. Batuk darah sekunder 

Biasan#a disebabkan oleh : Keradangan :  Tuberulosis  Bronkiektasis  Abses paru  Pneumonia  Bronkhitis   Neoplasma :  Karsinoma Paru  Adenoma -ain ; lain :  Trauma dada

 'angguan pada pembekuan darah =istemik?  Benda asing di saluran pernapasan

.' TANDA DAN GE/ALA a. Batuk kronis

 b. Perubahan pola na7as . Dispnea

d. Demam

e. Didahului batuk keras #ang tidak tertahankan

7. Terdengar adan#a gelembung ; gelembung udara berampur darah di dalam saluran pernapasan

(8)

g. "arna darah #ang keluar merah segar berampur buih, beberapa hari kemudian warna men4adi lebih tua dan kehitaman

0' KOMPLIKASI

a. Ter4adi as7iksia oleh karena terdapatn#a bekuan darah dalam saluran  pernapasan

 b. *umlah darah #ang dikeluarkan selama ter4adin#a hemaptoe dapat menimbulkan re4atan hipo!olemik 

. Aspirasi, #aitu keadaan masukn#a bekuan darah maupun sisa makanan ke dalam 4aringan paru #ang sehat bersama inspirasi

1' PEMERIKSAAN PENUN/ANG

a. %oto toraks dalam posisi AP dan lateral hendaklah dibuat pada setiap  penderita hemoptisis masi7. 'ambaran opasitas dapat menun4ukkan tempat  perdarahann#a.

 b. Pemeriksaan bronkoskopi

+ebaikn#a dilakukan sebelum perdarahan berhenti, karena dengan demikian sumber perdarahan dapat diketahui. Adapun indikasi  bronkoskopi pada batuk darah adalah :

 Bila radiologik tidak didapatkan kelainan  Batuk darah #ang berulang ; ulang

 Batuk darah masi7 : sebagai tindakan terapeutik  . PENATALAKSANAAN

+etiap pasien hemoptoe harus dirawat untuk obser!asi dan e!aluasi lebih lan4ut. (al5hal ini #ang perlu die!aluasi :

 Ban#akn#a  4umlah perdarahan #ang ter4adi+aat ter4adin#a batuk  diatat dan setiap darah #ang dibatukkan harus dikumpulkan dalam  pot pengukur untuk mengetahui 4umlah seara tepat dalam suatu  periode tertentu =biasan#a $) 4am?. *umlah darah #ang dikeluarkan tidak selalu menggambarkan 4umlah perdarahan #ang ter4adi karena mungkin sa4a sebagian darah tertinggal atau ter4adi aspirasi dalam  paru  saluran napas.

(9)

 Diperhatikan adan#a insu7isiensi pernapasan atau sirkulasi, berupa hipotensi sistemik  s#ok, penurunan kesadaran, takikardi, takipnea  sesak napas, sianosis, dan lain5lain. Bila ditemukan ronki basah di7us di lapangan bawah paru perlu diurigai telah ter4adi aspirasi #ang akan mengganggu pernapasanPenatalaksanaan pasien hemoptisis  bergantung dari beratn#a perdarahan #ang ter4adi dan keadaan klinis =keenderungan perdarahan untuk berhenti  bertambah, tanda5tanda as7iksia  gangguan 7ungsi paru?. Bila tidak  kurang masi7 dapat ditangani seara konser!ati7 #ang bertu4uan menghentikan perdarahan #ang ter4adi dan mengganti darah #ang hilang dengan tran7usi atau  pemberian airan pengganti.

3' FISTULA BRONKOPLEURAL #' PENGERTIAN

(10)

%istula bronkopleural =%BP? adalah komplikasi operasi reseksi paru #ang 4arang ter4adi, walaupun sangat serius

Bronhopleural 7istula =BP%? adalah komplikasi pembedahan paru5paru #ang 4arang namun sangat serius. Diagnosisn#a sering diabaikan dalam e!olusi klinis

%istula bronkopleural adalah hubungan #ang tidak wa4ar antara abang  bronkus dan ruang pleura #ang ditandai dengan kebooran pasa  pneumotoraks #ang terus berlan4ut.

!' ETIOLOGI

a. Komplikasi reseksi paru atau prosedur toraks lainn#a =termasuk pen#isipan C?

 b. paru nekrotik adan#a in7eksi

. kemoterapi atau radioterapi untuk kanker paru5paru d. pneumotoraks spontan #ang persisten

e. trauma 7. tuberkulosis

g. komplikasi !entilasi mekanis =misaln#a pada A0D+? .' TANDA DAN GE/ALA

gejala yang mungkin diharapkan terjadi setelah infeksi dan operasi paru-paru, seper batuk terus-menerus, batuk darah, atau sesak napas.

0' KOMPLIKASI

a. kegagalan ekspansi ulang paru

 b. kehilangan se4umlah besar setiap TG #ang dikirim . kehilangan PP

d. ketidakmampuan untuk mempertahankan !entilasi al!eolar e. kematian

(11)

%itur radiogra7i 0adiogra7 polos

Pada radiogra7i dada, 7itur #ang mungkin terlihat meliputi:

 Peningkatan mantap di wila#ah udara intrapleural

 munuln#a koleksi airan pleura udara intrapleural baru 5 #aitu

hidropneumotoraks

 Tingkat airan udara biasan#a meluas ke dinding dada dan menun4ukkan

dimensi linier #ang tidak sama pada pandangan ortogonal #ang sesuai dengan ruang pleura

 Perubahan pada tingkat 7luida udara sudah ada  perkembangan pneumotoraks ketegangan

 penurunan airan di udara melebihi $m =4ika pasien tidak memiliki tabung

dada di tempat?

T dianggap sebagai teknik penitraan pilihan untuk mem!isualisasi kan dan mengkarakterisasi 7istula bronkopleural $. T dapat menun4ukkan:

  Pneumotorak    (idropneumotorak    Pneumomediastinum   dasar patologi paru

  demonstrasi komunikasi 7istulous aktual . PENATALAKSANAAN

Dapat dilakukan dengan pembedahan, atau endoskopi melalui :

a. tabung bronkoskop =kadang5kadang ini adalah satu5satun#a metode #ang tersedia 4ika pasien tidak stabil?

 b. Dapat dilakukan drainase airan di ruang pleura =melalui thoraentesis atau perawatan tabung dada? dan antibiotik intra!ena

. Pembedahan digunakan untuk menutup 7istula.

d. Bronhosop# 5 Dalam prosedur ini, 7istula diakses dan lem atau sealant dimasukkan untuk menutup lorong. Bahan kimia ini =biasan#a perak  nitrat? men#ebabkan peradangan di 7istula #ang men#ebabkan 4aringan  parut dan penutupan, seara e7ekti7 menempelkan bagian #ang tidak 

normal tertutup.

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN A' PENGKA/IAN

(12)

Pada dasarn#a tu4uan pengka4ian adalah mengumpulkan data ob4ekti7 dan sub4ekti7 dari klien.Adapun data #ang terkumpul menakup klien, keluarga, mas#arakat, lingkungan, atau kebuda#aan. =M %arland > m %arlane, $<</?

Adapun hal5hal #ang perlu diperhatikan selama pengka4ian antara lain:

1. Memahami seara keseluruhan situasi #ang sedang dihadapi oleh klien dengan ara memperhatikan kondisi 7isik, psikologi, emosi, soial kultural, dan spiritual #ang bisa mempengaruhi status kesehatann#a.

$. Mengumpulkan semua in7ormasi #ang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu #ang berpotensi men4adi masalah bagi klien guna membuat Pengka4ian keperawatan adalah proses sistematis dari  pengumpulan, !eri7ikasi, dan komunikasi data tentang klien. %ase proses keperawatan ini menakup dua langkah #aitu pengumpulan data dari sumber   primer =klien? dan sumber sekunder =keluarga, tenaga kesehatan?, dan analisis

data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan =Bandman dan Bandman, $<</?.

Metode pengumpulan data meliputi berikut ini :  Melakukan wawanara.

 0iwa#at kesehatankeperawatan.  Pemeriksaan 7isik.

 Mengumpulkan data penun4ang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta atatan kesehatan =rekam medik?

Pada pasien dengan gangguan s#stem respirasi #aitu sebagai berikut : (' 0iwa#at Kesehatan

0iwa#at kesehatan #ang dika4i meliputi data saat ini dan #ang telah lalu.Perawat 4uga mengka4i keadaan pasien dan keluargan#a.Ka4ian tersebut  ber7okus kepada mani7estasi klinik keluhan utama, ke4adian #ang membuat kondisi sekarang ini, riwa#at kesehatan masa lalu, riwa#at kesehatan keluarga, dan riwa#at psikososial.0iwa#at kesehatan dimulai dari biogra7i  pasien. Aspek #ang sangat erat hubungann#a dengan gangguan sistem  pernapasan adalah usia, 4enis kelamin, peker4aan, tempat ker4a dan tempat

(13)

4' Keluhan Ftama

Keluhan utama akan mentukan prioritas inter!ensi dan mengka4i pengetahuan  pasien tentang kondisin#a saat ini. Keluhan utama #ang biasa munul antara

lain :

 Batuk =Cough?

Batuk merupakan ge4ala utama pada pasien dengan gangguan sistem  pernapasan. Tan#akan berapa lama pasien mengalami batuk dan bagaimana hal tersebut timbul dengan waktu #ang spesi7ik atau hubungann#a dengan akti7itas 7isik. Tentukan apakah batuk produkti7 atau non produkti7.

Peningkatan Produksi +putum

+putum merupakan suatu substansi #ang keluar bersama dengan batuk atau  bersihan tenggorokan. Perabangan trakheobronkial seara normal memproduksi sekitar &ons mukus setiap hari sebagai bagian dari mekanisme  pembersihan normal. Produksi sputum akibat batuk adalah tidak normal. Tan#akan dan atat warna, konsistensi, bau, dan 4umlah dari sputum. *ika ter4adi in7eksi, sputum dapat berwarna kuning atau hi4au, putih atau kelabu dan 4ernih. Pada keadaan edema paru5paru, sputum berwarna merah muda karena mengandung darah dengan 4umlah #ang ban#ak.

 Dispnea

Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapasnapas pendek dan merupakan perasaan sub4ekti7 pasien.Perawat mengka4i tentang kemampuan  pasien saat melakukan akti!itas.

 (emoptisis

(emoptisis adalah darah #ang keluar dari mulut saat batuk. Perawat mengka4i apakah darah tersebut berasal dari paru5paru, perdarahan hidung atau perut. Darah #ang berasal dari paru5paru biasan#a berwarna merah terang karena darah dalam paru5paru distimulasi segera oleh re7lek batuk.

 hest Pain

 N#eri dada dapat berhubungan dengan dengan masalah 4antung dan paru5  paru.'ambaran lengkap dari n#eri dada dapat menolong perawat untuk 

(14)

5' 0iwa#at Kesehatan Masa -alu

Hang perlu ditan#akan perawat kepada pasien tentang riwa#at pen#akit  pernapasan adalah:

 0iwa#at merokok 

Merokok merupakan pen#ebab utama kanker paru5paru, em7isemia, dan bronkitis kronis.+emua keadaan itu sangat 4arang menimpa. Anamnesis harus menangkup usia mulain#a merokok seara rutin, rata5 rata 4umlah rokok #ang dihisap per hari, dan usia menghentikan kebiasaan merokok.

 Pengobatan saat ini dan masa lalu  Alergi

 Tempat tinggal

6' 0iwa#at Kesehatan Keluarga

Tu4uan menan#akan riwa#at keluarga dan sosial pasien pen#akit paru5paru ada tiga hal #aitu:

 Pen#akit in7eksi

Khususn#a tuberkulosis paru ditularkan melalui satu orang ke orang lain. Man7aat menan#akan riwa#at kontak dengan orang terin7eksi akan dapat diketahui sumber penularann#a.

e' 0iwa#at alergi

#7 Ins8e+si

Prosedur inspeksi #ang dilakukan oleh perawat adalah:

a? Pemeriksaan dada dimulai dari dada posterior dan pasien harus dalam keadaan duduk.

 b? Dada diobser!asi dengan membandingkan satu sisi dengan #ang lainn#a.

(15)

d? Cnspeksi dada posterior terhadap warna kulit dan kondisin#a =skar, lesi dan massa? dan gangguan tulang belakang =ki7osis, skoliosis dan lordosis?.

e? atat 4umlah =7rekuensi napas?, irama =regulerirreguler?, kedalaman  pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.

7? 3bser!asi tipe pernapasan seperti: pernapasan hidung atau pernapasan dia7ragma serta penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi interostae.

g? +aat mengobser!asi respirasi, atat durasi dari 7ase inspirasi =C? dan 7ase ekspirasi =?. 0asio pada 7ase ini normaln#a adalah 1 : $. %ase ekspirasi #ang meman4ang menun4ukkan adan#a obstruksi pada 4alan napas dan sering ditemukan  pada pasien dengan Chronic Airflow Limititation  =A-?  Chronic Obstructive  Pulmonary Disease =3PD?.

h? Ka4i kon7igurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior =AP? dengan diameter lateraltrans!ersal =T?. 0asio normal berkisar antara 1:$ sampai :/, tergantung dari kondisi airan tubuh pasien.

i? Kelainan pada bentuk dada adalah:

1) Barrel chest 

Timbul akibat ter4adin#a o!er in7lation paru5paru. Terdapat peningkatan diameter  AP:T =1:1?, sering ter4adi pada pasien em7isemia.

2) Funnel chest !ectus e"cavatum)

Timbul 4ika ter4adi depresi pada bagian bawah dari sternum. (al ini akan menekan  4antung dan pembuluh darah besar #ang mengakibatkan murmur. Kondisi ini

dapat timbul pada riketsia, marfan#s syn$rome atau akibat keelakaan ker4a.

(16)

Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum #ang mengakibatkan ter4adi  peningkatan diameter AP. Ter4adi pada pasien dengan ki7oskoliosis berat.

&) 'y!hoscoliosis =ki7oskoliosis?

Terlihat dengan adan#a ele!asi sapula #ang akan mengganggu pergerakan paru5  paru. Kelainan ini dapat timbul pada pasien dengan osteoporosis dan kelainan musuloskeletal lain #ang mempengaruhi toraks. Ki7osis adalah meningkatn#a kelengkungan normal olumna !ertebrae thoraalis men#ebabkan pasien tampak   bongkok. +edangkan skoliosis adalah melengkungn#a !ertebrae thoraalis ke

samping, disertai rotasi !ertebrae.

i? 3bser!asi kesimetrisan pergerakan dada. 'angguan pergerakan atau tidak  adekuatn#a ekspansi dada mengindikasikan pen#akit pada paru5paru atau pleura.

 4? 3bser!asi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, #ang dapat mengindikasikan obstruksi 4alan napas.

!7 P(l8(si

Palpasi dilakukan untuk mengka4i kesimetrisan pergerakan dada dan mengobser!asi abnormalitas, mengidenti7ikasi keadaan kulit, dan mengetahui !oaltatile premitus =!ibrasi?. Palpasi toraks berguna untuk mengetahui abnormalitas #ang terka4i saat inspeksi seperti massa, lesi, dan bengak. Perlu dika4i 4uga kelembutan kulit terutama 4ika pasien mengeluh n#eri.Perhatikan adan#a getaran dinding dada #ang dihasilkan ketika berbiara =vocal !remitus?.

.7 Pe*+usi

Perawat melakukan perkusi untuk mengka4i resonansi pulmoner, organ #ang ada di sekitarn#a, dan pengembangan =ekskursi? dia7ragma. *enis suara perkusi ada dua 4enis #aitu:

(17)

1) (esonan sonor): dihasilkan pada 4aringan paru5paru dan normaln#a  bergaung dan bersuara rendah.

2) Dullness: dihasilkan di atas bagian 4antung atau paru5paru

%) ym!any: dihasilkan di atas perut #ang berisi udara umumn#a bersi7at musial.

 b? +uara perkusi abnormal

1) *i!erresonan: bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru5paru #ang abnormal berisi udara.

2) Flatness: nadan#a lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada perkusi daerah paha, dimana seluruh arean#a berisi 4aringan.

07 Aus+ul)(si

Auskultasi merupakan pengka4ian #ang sangat bermakna menangkup mendengar  suara napas normal dan suara tambahan =abnormal?.+uara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui 4alan napas dari laring ke al!eoli dan  bersi7at bersih.

a? *enis suara napas normal adalah:

1) Bronchial : sering 4uga disebut tubular sound karena suara ini dihasilkan oleh udara #ang melalui suatu tube =pipa?, suaran#a terdngar keras, n#aring, dengan hembusan #ang lembut. %ase ekspirasin#a lebih pan4ang daripada inspirasi dan tidak ada 4eda di antara kedua 7ase tersebut = I C?. Normal terdengar di atas trahea atau daerah lekuk suprasternal.

2) Bron+ovesi+ular : merupakan gabungan dari suara napas bronkhial dan !esikular. +uaran#a terdengar n#aring dengan intensitas sedang. Cnspirasi sama

(18)

 pan4ang dengan ekspirasi = J C?. +uara ini terdengar di daerah dada dimana  bronkus tertutupoleh dinding dada.

%) ,esi+ular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi5sepoi. Cnspirasi lebih  pan4ang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan =  C?.

 b? *enis suara napas tambahan adalah:

1) -hee.ing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara n#aring, musial, suara terus5menerus #ang disebabkan aliran udara melalui 4alan napas #ang men#empit.

2) (onchi: terdengar selama 7ase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan, n#aring, dan suara mengorok terus5menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan produksi sputum.

%) Pleural fiction rub: terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara kasar, beriut, dan suara seperti gesekan akibat dari in7lamasi pada daerah pleura. +ering kali pasien mengalami n#eri saat bernapas dalam.

&) Crac+les, dibagi men4adi dua 4enis #aitu:

1.  Fine crac+les: setiap 7ase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter  suara meletup, terpatah5patah akibat udara melewati daerah #ang lembab di al!eoli atau bronkhiolus. +uara seperti rambut #ang digesekkan.

$. Coarse crac+les: lebih menon4ol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan terpotong akibat terdapatn#a airan atau sekresi pada  4alan napas #ang besar. Mungkin akan berubah ketika pasien batuk.

#' 5' Pen+(-i(n 8si+ososi(l

Pengka4ian psikososial meliputi ka4ian tentang aspek kebiasaan hidup pasien #ang seara signi7ikan berpengaruh terhadap 7ungsi respirasi.Beberapa kondisi respiratori timbul akibat stres. Pen#akit pernapasan kronis dapat men#ebabkan

(19)

 perubahan dalam peran keluarga dan hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan, peker4aan, atau ketidakmampuan. Dengan mendiskusikan mekanisme pengobatan, perawat dapat mengka4i reaksi pasien terhadap masalah stres psikososial dan menari 4alan keluar.

Di(nos( +e8e*(9()(n

Berdasarkan etiologi #ang ada, maka diagnosa keperawatan #ang diangkat pada  pasien tuberulosis paru adalah:

a. Ketidake7ekti7an bersihan 4alan na7as berhubungan dengan lingkungan =merokok,  perokok pasi7, menghisap asap?, 3bstruksi 4alan napas =spasme 4alan napas, mukus dalam 4umlah berlebihan, eksudat dalam al!eoli, materi asing dalam 4alan napas, adan#a 4alan napas buatan, sekresi #ang tertahan, sekresi dalam bronki?, %isiologis =4alan napas alergik, asma, pen#akit paru obstruksi kronis, in7eksi?.  b. Ketidake7ekti7an pola pernapasan berhubungan dengan ansietas, posisi tubuh,

de7ormitas tulang, de7ormitas dinding dada, keletihan, hiper!entilasi, gangguan muskuloskeletal.

. 'angguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran el!eolar5 kapiler, !entilasi5per7usi.

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan 7aktor biologis, 7aktor ekonomi, ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien, ketidakmampuan menerna makanan, ketidakmampuan menelan makanan, anoreksia.

e. Cntoleransi akti!itas berhubungan dengan kelemahan umum, tirah baring, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, imobolitas, ga#a hidup monoton.

7. 0esiko pen#ebaran in7eksi berhubungan dengan pengetahuan #ang tidak ukup untuk menghindari pema4anan patogen, pertahanan tubuh primer #ang tidak  adekuat =gangguan peristalsis, kerusakan integritas kulit?, malnutrisi.

.' In)e*ensi +e8e*(9()(n'

a. Ketidake7ekti7an bersihkan 4alan na7as berhubungan dengan lingkungan =merokok,  perokok pasi7, menghisap asap?, obstruksi 4alan napas =spasme 4alan napas, mukus dalam 4umlah berlebihan, eksudat dalam al!eoli, materi asing dalam 4alan napas,

(20)

adan#a 4alan napas buatan, sekresi #ang tertahan, sekresi dalam bronki?, 7isiologis =4alan napas alergik, asma, pen#akit paru obstruksi kronis, merokok, in7eksi?

(HD: Mempertahankan 4alan na7as pasien. Cnter!ensi:

1? Ka4i 7ungsi pernapasan, ontoh bun#i napas, keepatan irama, dan kedalaman dan  penggunaan otot aksesori..

0: Penurunan bun#i napas dapat menun4ukkan ateletasis.

$? atat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa batuk e7ekti7, atat karakter   4umlah sputum, adan#a hemopt#sis

0: Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal, sputum berdarah kental atau darah erah diakibatkan oleh kerusakan =ka!itas? paru atau luka bronhial dan dapat memerlukan e!aluasi inter!ensi lan4ut.

&? Berikan pasien posisi semi 7owler tinggi.

0: Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upa#a  pernapasan.

)? Bersihkan sekret dari mulut dan trakea pengisapan sesuai keperluan.

0: Menegah obstruksi aspirasi. Penghisapan dapat diperlukan bila pasien tak  mampu mengeluarkan seret.

? Pertahankan masukan airan sedikitn#a $<<ml hari keuali kontra indikasi.

0: Pemasukan tinggi airan membantu untuk mengenerkan sekret, membuatn#a mudah dikeluarkan.

? Kolaborasi pemberian obat 3AT, agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid. 0: 3AT pengobatan tuberolusis #ang terbagi men4adi $ 7ase, #aitu 7ase intensi7  =$5&? bulan dan 7ase lan4utan =)5/? bulan. Agen mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengkapan sekret paru.

 b. Ketidake7ekti7an pola pernapasan #ang berhubungan dengan ansietas, posisi tubuh de7omitas tulang, de7ormitas dinding dada, keletihan, hiper!entilasi, gangguan muskuloskeletal.

(HD: Menun4ukan pola napas e7ekti7 dengan 7rekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru 4elas bersih.

Cnter!ensi:

1? Ka4i 7rekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan,dan ekspansi paru, atat upa#a  pernapasan.

0: Keepatan biasan#a meningkat, dispnea dan ter4adi peningkatan ker4a napas, kedalaman pernapasan ber7ariasi tergantung dera4at gagal napas.

$? Auskultasi bun#i na7as

0: Bun#i napas dapat menuruntak ada pada area kolaps #ang meliputi satu lobus, segmen paru, atau seluruh area paru =unilateral?.

(21)

&? Berikan posisi 7owler semi 7owler tinggi dan miring pada sisi #ang sakit, bantu klien latihan na7as dalam dan batuk e7ekti7.

0: Posisi 7owler memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upa#a bernapas. )? 3bser7asi pola batuk dan karakter sekret.

0: Kongesti al!eolar mengakibatkan batuk kering iritasi, sputum berdarah dapat diakibatkan oleh kerusakan 4aringan atau antikoagulan berlebihan.

? Dorong bantu pasien untuk tarik napas dalam dan latihan batuk 

0: Dapat meningkatkan ban#akn#a spuntum dimana gangguan !entilasi dan ditambah ketidakn#amanan upa#a bernapas.

? Kolaborasi siapkan untuk bantu bronkoskopi.

0: Kadang5kadang berguna untuk membuang bekuan darah dan membersihkan  4alan napas.

. 'angguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran al!eolar5 kapiler, 7entilasi5per7usi.

(HD: Tidak adan#a penurunan dispnea, menun4ukkan perbaikan !entilasi dan kadar oksigen 4aringan adekuat dengan gas darah arteri dalam rentang normal Cnter!ensi:

1? Ka4i dispnea, takipnea, bun#i na7as, peningkatan upa#a pernapasan ekspansi thoraks dan kelemahan.

0: TB baru mengakibatkan e7ek luas pada paru dari bagian keil  bronhopneumonia sampai in7lamasi di7usi #ang luas, nekrosis, e7usi pleura dan 7ibrosis #ang luas. 7ekn#a terhadap pernapasan ber!ariasi dari ge4ala ringan, dispnea berat sampai distress pernapasan.

$? !aluasi perubahan tingkat kesadaran, atat sianosis dan perubahan warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku.

0: Akumulasi seret dan berkurangn#a 4aringan paru #ang sehat dapat menggangu oksigenasi organ !ital dan 4aringan tubuh.

&? Tun4ukkan dan dukung pernapasan bibir selama ekspirasi paru khususn#a untuk  klien dengan 7ibrosis dan kerusakan parenkim paru.

0: Membuat tahanan melawan udara luar untuk menegah kolaps pen#empitan  4alan napas sehingga membantu men#ebarkan udara melalui paru dan mengurangi

napas pendek.

)? Tingkatkan tirah baring, batasi akti!itas dan bantu kebutuhan perawatan diri sehari5hari sesuai keadaan klien

0: Menurunkan komsumsi oksigen selama periode penurunan pernapasan dan dapat menurunkan beratn#a ge4ala.

(22)

? Kolaborasi pemeriksaan 'DA, pemberian oksigen sesuai kebutuhan tambahan #ang sesuai.

0: Pemeriksaan 'DA dengan adan#a penurunan kadar 3$ =Pa3$? dan atau saturasi

dan peningkatan Pa3$ menun4ukkan kebutuhan untuk inter!ensi perubahan

 program terapi. Pemberian oksigen dapat mengoreksi hipoksemia #ang ter4adi akibat penurunan !entilasi menurunn#a permukaan al!eolar paru.

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan 7aktor biologis, 7aktor ekonomi, ketidakmampuan untuk menerna makanan, ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien, ketidakmampuan untuk menelan, anoreksia.

(HD: Nutrisi klien dapat kembali terpenuhi. Cnter!ensi:

1? atat status nutrisi pasien pada penerimaan, atat turgor kulit, berat badan dan dera4at kekurangan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan ketidakmampuan menelan, adan#a tonus usus, riwa#at mual muntah atau diare. 0: Berguna dalam mende7enisikan dera4at luasn#a masalah dan pilihan inter!ensi #ang tepat.

$? 3bser!asi intake dan output pasien

0: Berguna dalam mengukur kee7ekti7an nutrisi dan airan. &? Timbang berat badan setiap & hari.

0: Mengetahui kee7ekti7an nutrisi.

)? An4urkan makan sedikit tapi sering terutama makanan tinggi protein dan karbohidrat

0: Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan #ang tak perlu Kebutuhan energi dari makan5makanan ban#ak dan menurunkan iritasi gaster.

? An4urkan keluarga memberikan makanan #ang sesuai kesukaan pasien bila tidak  ada kontradikasin#a untuk pen#akit pasien.

0: Mendorong dan meningkatkan na7su makan. ? Berikan perawatan oral setiap hari

0: Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum atau obat untuk pengobatan respirasi #ang merangsang pusat muntah.

/? Kolaborasi dengan ahli gi@i untuk menetapkan komposisi dan 4enis diet #ang tepat.

0: Merenanakan diet dengan kandungan gi@i #ang ukup untuk memenuhi  peningkatan kebutuhan energi dan kalori sehubungan dengan status

(23)

e. Cntolerasi akti!itas berhubungan dengan kelemahan umum, tirah baring, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, imobilitas, ga#a hidup monoton

(HD: Menun4ukkan peningkatan toleransi terhadap akti!itas #ang dapat diukur  dengan tidak adan#a dispnea, kelemahan berlebihan dan tanda !ital dalam rentang normal.

Cnter!ensi:

1? *elaskan akti!itas dan atat laporan dispnea kelemahan kelelahan dan perubahan tanda !ital selama dan setelah akti!itas

0: Menetapkan kemampuan kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan inter!ensi.

$? Berikan lingkungan tenang dan batasi pengun4ung selama 7ase akut sesuai indikasi.

0: Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.

&? *elaskan pentingn#a istirahat dalam renana pengobatan dan perlun#a keseimbangan akti!itas dan istirahat.

0: Pertahankan selama 7ase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk pen#embuhan.

)? Bantu pasien memilih posisi n#aman untuk istirahat dan atau tidur.

0: Pasien mungkin dengan kepala tinggi, tidur dikursi, atau menunduk kedepan me4a atau bantal.

? Bantu akti!itas perawaan diri#ag diperlukan. Berikan kema4uan peningkatan akti!itas selama 7ase pen#embuhan.

0: Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

7. 0esiko pen#ebaran in7eksi berhubungan dengan pen#akit kronis,=DM, obesita?  pengetahuan #ang tidak ukup untuk menghindari pema4anan pathogen,  pertahanan tubuh primer #ang tidak adekuat =gangguan peritalsis, kerusakan

integritas kulit?, malnutrisi.

(HD: Mengidenti7ikasi inter!ensi untuk menegah menurunkan resiko  pen#ebaran in7eksi dan menun4ukkan teknik melakukan perubahan pola hidup

untuk meningkatkan lingkungan #ang aman. Cnter!ensi:

1? Ka4i patologi pen#akit =akti7 7ase tak akti7: diseminasi in7eksi melalui bronkus untuk membatasi 4aringan atau melalui aliran darah sistem lim7atik? dan potensial

(24)

 pen#ebaran in7eksi melalui droplet selama batuk, bersin, meludah, biara, tertawa, men#an#i.

0: Membantu pasien men#adari menerima perlun#a mematuhi program  pengobatan untuk menegah pen#akit berulang komplikasi.

$? Cdenti7ikasi orang lain #ang beresiko. ontoh anggota keluarga dan teman.

0: 3rang5orang #ang terpa4an ini perlu program terapi obat untuk menegah  pen#ebaran ter4adin#a in7eksi.

&? An4urkan pasien untuk batuk bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah.

0: Perilaku #ang diperlukan untuk menagah pen#ebaran in7eksi.

)? Cdenti7ikasi 7aktor risiko indi!idu terhadap pen#akit berulang tuberulosis.

0: Pengetahuan tentang 7aktor ini membantu pasien untuk mengubah pola hidup. ? Tekankan pentingn#a tidak menghentikan terapi obat

0: Periode singkat berakhir $5& hari setelah kemoterapi awal, tetapi pada adan#a rongga atau pen#akit sedang, risiko pen#ebaran in7eksi dapat berlan4ut sampai &  bulan.

? Berikan pen4elasan pada pasien dan keluarga tentang pen#ebaran dan penegahan  pen#akit.

0: Pasien dapat mengurangi potensial pen#ebaran pen#akit.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Volume 2. Jakarta: E!

(25)

"oen#es, E. $., (2000). Rencana Auhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: E!

%eather. %. , (2012), "ia#nosis 'eeraatan: "e*inisi dan 'lasi*ikasi 2012+201, Jakarta: E!

$-oi. , (2013), Jumlah Penyakit Tuberkulosis Di Indonesia an!at Tin!!i , a/alai-le at www"poskotanews"com diakses tan##al 3 ril 201

$edison, ., (200). Pedoman #asional Penan!!ulan!an Tuberculosis" Edisi 2. "eartemen 'esehatan 4eu-lik ndonesia

$utta5in, ., (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Den!an $an!!uan istem Pernapasan" Jakarta: Salem-a $edika.

ais6ah, . . ., (201). Pro%il Kesehatan Kota Makassar . kses 17 $ei 201. kl 22.00 9ita. Jurnal

aar, (201). Tuberculosis Paru" htt:;;.in*eksi.<om. kses 1 ril 201

Soemantri, ., (2012).  Asuhan Keperawatan Klien den!an $an!!uan istem Pernapasan" Jakarta: Salem-a $edika

Soemantri, ., (2008), Asuhan Keperawatan Pada Klien Den!an $an!!uan istem Pernapasan" Jakarta: Salem-a $edika

Susila6anti, S., (2012). Dr" Pusat In%ormasi Penyakit In%eksi&Penyakit Tuberkulosis, htt;;:. n*eksi. <om

S6ai*uddin, %., (201). Anatomi 'isiolo!i (ntuk Mahasiswa Keperawatan" Edisi 3. Jakarta: E!

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga dalam penelitian Mizruchi (2002) yang menyatakan bahwa perusahaan Interlocking Directorate terjadi ketika satu orang terkait dengan suatu organisasi dan

Hasil Uji Hipotesis t diperoleh nilai t hitung variabel kompetensi profesional sebesar 0,001 &lt; sig α =0,05 artinya secara parsial kompetensi profesional

Dalam pengusahaan ekowisata, KPHL Model Solok perlu mendorong pemerintah daerah untuk mewujudkan paket wisata yang yang terintegrasi antara objek wisata daerah dan

Dari lapangan minyak kami di Riau, Sumatera dan di operasi lepas pantai Kalimantan Timur, kami telah menghasilkan lebih dari 12 miliar barel minyak untuk memenuhi kebutuhan

Aplikasi TIK dalam bidang Keuangan, o  Penjelasan dengan argumentasi factual, o  Penjelasan berdasarkan pengelaman, o  Positive responsibility terhadap pengalaman belajar

Perencanaan proses mencakup perancangan dan implementasi suatu sistem kerja untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan jumlah yang diinginkan pada waktu yang sesuai dan

Terlibat dalam Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) Pada tanggal 10 Februari 1958 Dewan Perjuangan mengumumkan mukadimah piagam perjuangan untuk bangkit

Tingkat kemampuan berfikir abstraksi peserta didik pada suatu kelas berbeda- beda. Berpikir abstrak dalam hal ini adalah suatu kemampuan menemukan cara- cara dalam