• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cervical Polip Pipit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cervical Polip Pipit"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PRESENTASI KASUS PRESENTASI KASUS

“CERVICAL POLYP”

“CERVICAL POLYP”

 Disusun Untuk Memenuhi Seba

 Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik din Klinik di  Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekolo

 Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD Panembahan gi RSUD Panembahan Senopati Bantul Senopati Bantul 

Disusun oleh : Disusun oleh :

Vitis Finivera Syafitriningrum, S. Ked Vitis Finivera Syafitriningrum, S. Ked

(20080310043) (20080310043)

Dokter

Dokter Pembimbing Pembimbing :: dr. HMA Ashari, Sp.OG (K) dr. HMA Ashari, Sp.OG (K)

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

2012 2012

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PENGESAHAN

POLIP SERVIKS

POLIP SERVIKS

 Disusun Untuk Memenuhi Seba

 Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikutigian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Obstetr

Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologii dan Ginekologi  RSUD Panembahan S

 RSUD Panembahan Senopati Bantul enopati Bantul 

Disusun Oleh: Disusun Oleh:

Vitis Finivera Syafitriningrum, S. Ked Vitis Finivera Syafitriningrum, S. Ked

20080310043 20080310043

Telah dise

Telah disetujui datujui dan dipresen dipresentasikan ntasikan pada tapada tanggal nggal Desember Desember 20122012 Oleh : Oleh : Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing dr. HMA Ashari, Sp. OG (K) dr. HMA Ashari, Sp. OG (K)

(3)

KATA PENGANTAR 

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, hanya itu kalimat pujian yang pantas penulis  persembahkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, petunjuk dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan pesentasi kasus ini yang diberi judul “Cervical Polyp“. Shalawat dan salam untuk junjungan alam

 Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Presentasi kasus ini selain disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir di bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi, dan juga untuk  memberikan informasi kepada masyarakat tentang penatalaksanaan hiperemesis gravidarum.

Penulis menyadari presentasi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan. Dalam kesempatan yang sangat  baik ini perkenankanlah penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang

tidak ternilai kepada:

1. Allah SWT, telah memberikan segala nikmat yang tidak terhingga sehingga

mampu menyelesaikan Krya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

2. dr. Ani Ashari, Sp. OG (K), selaku dokter pembimbing dalam menyelesaikan  presentasi kasus ini. Terima kasih atas perhatian dan bimbingan yang sangat  bermanfaat.

3. dr. Bambang Basuki, Sp. OG, terima kasih atas bimbingan selama ini.

4. Teman-teman Co-Assistensi seperjuangan di RSUD Panembahan Senopati

Bantul.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Bantul, Desember 2012 Penulis

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Serviks merupakan bagian uterus yang berada di bagian bawah,  be rup a s a l u r a n y a n g m e n g h u b u n g k a n u t e r u s d e n g a n v a g i n a . P a d a d a e r a h i n i s e r i n g didapatkan pola pertumbuhan jaringan abnormal,  baik jinak maupun ganas. Salah s a t u k a s u s y a n g d a p a t d i t e m u k a n a d a l a h b e n t uk p o l i p s er v i k s . P o l i p s er vi k s merupakan  pe rtu mb uh an ma ss a po li p at au tu mo r be rtangk ai , yang beras al

dari p e r m u k a a n k a n a l s e r v i k s . P o l i p s e r v i k s t u m b u h d a r i k a n a l s e r v i k s d e n g a n pertumbuhan ke arah vagina. Terdapat  be rba ga i uk ur an dan bi as an ya ber bent uk ge lembu ng -gel em bu ng dengan tangkai yang kecil. Secara histopatologi, polipserviks sebagian  be sar be rs if at jinak (bu ka n me rup ak an kegan as an ) da n dap at terjadi pada

seseorang atau kelompok populasi.

P o l i p s e r v i k s d a p a t t u m b u h d a r i l a p i s a n p e r m uk a a n l u a r   ser vik s dan disebut sebagai polip ektoserviks. Polip ektoserviks sering diderita oleh wanitayang telah memasuki periode paska-menopause, meskipun dapat pula diderita oleh wanita usia produktif. Prevalensi kasus polip serviks berkisar antara 2 hingga 5% wanita. Pada wanita  premenopause (di atas usia 20 tahun) dan telah memiliki setidaknya satu anak,  pertumbuhan polip sering berasal dari bagian dalam serviks, atau disebut polip endoserviks. Meskipun pembagian polip serviks menjadi polip e k t o s e r v i k s d a n e n d o s e r v i k s c u k u p p r a k t i s u n t u k m e n e n t u k a n l o k a s i l e s i b e r d a s a r k a n u s i a , n a m u n h a l i t u b u k a n m e r u p a k a n u k u r a n a b s o l u t u n t u k menetapkan letak polip secara pasti. Sejumlah  prosedur lain tetap harus dilakukan sebelum tindakan bedah dan pengobatan

dilakukan.

Polip serviks memiliki ukuran kecil, yaitu antara 1 hingga 2 cm.  Nam un ,ukuran polip dapat melebihi ukuran rata-rata dan disebut polip serviks

(5)

raksasa bilam e l e b i h i d i a m e t e r 4 c m . P o l i p s s e r v i k s b e r u k u r a n  b e s a r j a r a n g d i t e m u k a n d i p o p u l a s i d a n g a m b a r a n m e n g e n a i  p e n y a k i t i n i s e d i k i t s e k a l i d i b a h a s d a l a m lite ra tur -li te rat ur 

ginekologi. Dalam laporan kasus international yang termuat di MEDLINE, hanya terdapat 8 kasus yang dilaporkan sepanjang periode 1966  – 2002, menggambarkan kecilnya angka kejadian tersebut di dunia.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Serviks

Secara anatomi makro, serviks memiliki ukuran diameter antara 2,5-3 cm dan  p a n j a n g 3 - 5 c m . P o s i s i a n a t o m i s e r v i k s n o r m a l a d a l a h s e d i k i t

a n g u l a s i k e b a w a h - d e p a n . D i b a g i a n b a w a h , s e r v i k s b e r h u b u n g a n d en ga n v ag in a s eb ag ai p or ti o v ag in al is d an b ag ia n k an al serviks yang berhubungan dengan vaginadisebut orifi cium uterina externus atau mulut rahim. Kanal serviks berukuran se ki tar 8 mm . B a g i an a n t a ra e n d o s er v i k s d a n k a v u m u t e r i d i s e b u t i t s m u s d a n merupakan bagian dari segmen bawah rahim.

S i r k u l a s i l i m f a t i k s e r v i k s y a n g u t a m a m e l i p u t i n o d u s p a r a m e t r i a l , obturator, iliaka internal, dan iliaka eksternal. Aliran limfe sekunder meliputinodus presakral, iliaka komunis, dan nodus  para-aortika. Innervasi serviks adalah pl ex us Fr anken ha us er , yan g merupakan bagian terminal dari plexus presakral. Serabut saraf memasuki segmen bawah rahim dan bagian atas serviks membentuk pleksus semisirkuler. Vaskularisasi utama serviks berasal dari cabang desendens a r t e r i u t e r i n a d a n c a b a n g s e r v i k a l a r t e r i v a g i n a l i s . A l i r a n v e n a m e n g i k u t i pembuluh darah arteri.

Secara anatomi mikroskopis, stroma servikal terdiri atas campuran serabut fibrous, muskular (15%) dan jaringan elastik. Epitel tersusun atas skuamosa di bagian ektoserviks dan kolumnar di bagian endoserviks. Di antara kedua area tersebut, terdapat bentuk peralihan antara epitel di ektoserviks dan endoserviks yang disebut squamocolumnar junction. Pada bagian dis tal area ini ters usun atas epitel metaplastik squamosa yang imatur. Trauma, iritasi kronis, dan infeksi berperan penting terjadinya  pe rke mb an ga n da n mat ur it as epitel ser vik s me nj ad i bentuk neoplastik.

A. Definisi

Polip serviks adalah tumor jinak berupa adenoma maupun adenofibroma yang tumbuh menonjol dan bertangkai, tumbuh di permukaan mukosa serviks

(7)

ataupun pada saluran endoserviks dan biasanya menonjol keluar dari mulut serviks.

B. Etiologi/ Patofisiologi

Etiologi dari polip serviks belum diketahui pada beberapa kasus, namun ada beberapa teori yang menspekulasi etiologi polip serviks. Pertumbuhan polip merupakan implikasi dari degenerasi hiperplastik fokal di daerah ser vik s, yang merupakan reaks i sekunder dari inflamasi serviks lalu berikutnya akibat stimulasi hormonal seperti estrogen, kongesti pembuluh darah pada canalis cervicalis. Polip tersusun atas stroma jaringan ikat vaskuler dan dilapisi oleh kolumner, skuamosumkolumner atau epitel skuamosa. Kejadian polip sering dihubungkan dengan hiperplasia endometrial, yang menunjukkan adanya keterlibatan faktor estrogen yang berlebihan.

Polip serviks dapat mengakibatkan perdarahan abnormal. Perdarahan dapat terjadi saat jeda antar menstruasi, setelah berhubungan seksual dan setelah menstruasi.

C. Morfologi Polip Serviks

Morfologi polip serviks biasanya lembut, berwarna kemerahan dan  berbentuk seperti jari. Biasanya memiliki tangkai yang pendek, namun beberapa

dapat memiliki dasar yang lebar. Namun sebagian lainnya dapat memiliki tangkai yang panjang hingga keluar dari canalis cervicalis. Epitel yang melapisinya  biasanya merupakan epitel endoserviks yang pada beberapa kasus dapat pula mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis serta mudah berdarah. Maka dari itu sebenarnya polip harus ditegakkan apakah polip tersebut suatu adenoma, sarcoma botriodes, adenokarsinoma serviks ataupun mioma melalui pemeriksaan histologic setelah dilakukan pengangkatan.

Polip endoserviks biasanya berwarna merah, dengan ujung seper ti nyala api, fragil, dan bervariasi dalam ukuran, dari beberapa mm hingga mencapai lebar 3 c m d a n p a n j a n g b e b e r a p a c m ( g a m b a r   1 ) . P o l i p s e r i n g k a l i t u m b u h d i endoserviks yang berbatasan dengan ektoserviks, berbasis lebat, dan mengandung jar ingan ikat fib ros a.

(8)

Karena sering terjadi ekstravasasi darah ke jaringan, maka sering terjadi  perdarahan pada kelainan ini. Infiltrasi sel-sel radang menyebabkan leukorea.

P ol ip e kt os er vi ks b er wa rn a a ga k p uc at a ta u m er ah daging, lunak, dan tumbuh melingkar atau memanjang dari pedikel. Polip ini tumbuh di area porsio dan jarang sekali menimbulkan  pe rda ra han sebag ai man a po lip end os er vi ks at au degenerasi polipoid maligna. Secara mikroskopis, jaringan polip ektoserviks lebih banyak  mengandung serat fibrosa di banding polip endoserviks. Polip ektoserviks m em il i ki a ta u b ah ka n t id ak m en ga nd un g k el en ja r m uk os a. Bagian luar polip ektoserviks dilapisi oleh epitel stratifikatum skuamosa.

Perubahan sel menjadi ganas dapat terjadi, terutama pada polip ektoserviks yang disertai inflamasi kronik, yang sering menyebabkan nekrosis di  bagian ujung po li p. In si de ns i de ge ne ras i ma li gn a dari pol ip ek to ser vik s diperkirakan kurang d a r i 1 % . K a r s i n o m a s e l s k u a m o s a m e r u p a k a n y a n g t e r s e r i n g , m e s k i p u n adenokarsinoma juga pernah dilaporkan.

Struktur polip memiliki vaskularisasi yang adekuat, sehingga  bi la ter ja di t o r s i a t a u t r a u m a ( s a a t k o i t u s ) d a p a t t e r j a d i  p e r d a r a h a n . S e l a i n i t u , d a p a t p u l a t e r j a d i i n f e k s i d a n i n f l a m a s i y a n g c u k u p b e r p o t e n s i m e l u a s k e o r g a n - o r g a n sekitar. Karena setiap polip memiliki kemungkinan untuk berdegenerasi maligna, m a k a  p e m e r i k s a a n s i t o l o g i p e r l u d i l a k u k a n s e t e l a h p o l i p

(9)

D. Diagnosis Polip Serviks

Diagnosis polip serviks dibuat dengan cara menginspeksi serviks menggunakan spekulum. Jika terdapat perdarahan harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kelainan, terutama keganasan serviks dan endometrium. Gejala dari polip serviks biasanya intermenstrual bleeding , postcoital bleeding, leukorea , hipermenorrhea dan tidak terasa nyeri.

1. Gejala dan Tanda

P ol ip s er vi ks s er in g k al i t id ak b er gej al a, n am un p er lu dipertimbangkan bila ternyata terdapat riwayat:

- Leukorea

- Perdarahan di luar siklus menstruasi - Perdarahan setelah koitus

- Perdarahan setelah menopause

- P e r d a r a h a n i n t e r m e n s tr u a l a t au p a s ka - k o i t u s d e n g a n hi pe rm en or ea me ru pa ka n ge ja la um um untuk polip serviks.

- P ad a k as us i nf er t il i ta s w an it a j ug a p at ut d il ac ak a pa ka h t e r d a p a t adanya peradangan serviks atau polip.

Polip serviks tampak sebagai massa kecil, merah, dan tampak  seperti jari yang keluar melalui kanal serviks dan biasanya berukuran  pa nj ang 1- 2 cm da ndiameter 0,5-1 cm. Umumnya, polip ini teraba lunak bila

dilakukan pemeriksaan menggunakan jari. 2. Pemeriksaan Radiologi

P o l i p y a n g t e r l e t a k j a u h d i e n d o s e r v i k s d a p a t d i e v a l u a s i m e l a l u i pe me ri ks aa n h is te r os al fi ng og ra f i a t au s o n o h i s t e r o g r a f i d e n g a n i n f u s s a l i n . B i a s a n y a , h a s i l  p e m e r i k s a a n i n i m e m b e r i k a n h a s i l y a n g b e r m a k n a d a l a m

mengetahui adanya polip atau kelainan lainnya. 3. Pemeriksaan Laboratorium

Sitologi vagina dapat menunjukkan adanya tanda infeksi dan sering kali d i t e m u k a n s e l - s e l a t i p i k . P e m e r i k s a a n d a r a h d a n u r i n t i d a k t e r l a l u b a n y a k membantu menegakkan diagnosis. 4. Pemeriksaan Khusus

Polip yang terletak jauh di kanal endoserviks tidak dapat dinilai melalui in speculo biasa, tetapi dapat dilakukan pemeriksaan khusus menggunakan speculum endoserviks atau histeroskopi. Seringkali polip endoserviks ditemukan secar a tidak sengaja pada saat dilakukan pemeriksaan perdarahan abnormal. Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk menyingkirkan adanya massa atau polip yang tumbuh dari uterus.

(10)

E. Diagnosis Banding

Massa polipoid yang tampak tumbuh dari serviks tidak selalu didiagnosis sebagai polip serviks. Adenokarsinoma endometrium atau sarkoma endometrial dapat tumbuh di bagian mulut rahim, dan sering kali kelainan ini menyebabkan perdarahan dan leukorea lebih sering. Pada das ar nya, pol ip s er vi ks ti dak s uli t d i b e d a k a n d e n g a n b e n t u k   k e l a i n a n p o l i p o i d l a i n n y a s e c a r a i n s p e k s i . B e n t u k p e r t u m b u h a n ulseratif dan atipik merupakan ciri mioma submukosa pedenkel kecil a t a u p o l i p e n d o m e t r i a l y a n g t u m b u h d i b a g i a n b a w a h u t e r u s . Bia san ya kelainan ini menyebabkan dilatasi serviks, dan keluar  mel alu i OUE meny erupai polip. Hasil konsepsi, misalnya desidua, dapat mendorong keluar serviks sehinggamenyerupai jaringan polipoid.

Mioma geburt merupakan mioma pedunkulata submukosa yang memiliki tangkai. Bersumber dari rongga rahim dan dapat keluar sampai ke vagina melalui canalis cervicalis. Sedangkan polip serviks merupakan suatu adenoma ataupun adenofibroma yang berasal dari mukosa endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari OUE. Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endo yang dapat juga mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis sehingga membuatnya mudah berdarah. Hal inilah yang membedakannya dari Mioma Geburt dimana bagian yang mudah berdarah  bukan merupakan ujung mioma tapi merupakan endometrium yang mengalami

hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain itu juga terjadi atropi endometrium di atas mioma submukosa. Selain mioma geburt, Endometrial sarcoma, adenocarcinoma, condylomata, submukosa myoma, polypoid carcinoma juga termasuk diagnosis banding pada beberapa kasus.

F. Faktor Resiko :

Kemungkinan terjadinya polip serviks akan meningkat ketika wanita tersebut menderita:

(11)

2. Vaginitits berulang 3. Servisitis

4. Usia reproduksi terutama usia 40 tahun hingga 50 tahun 5. Wanita hamil

G. Komplikasi

Polip serviks dapat terinfeksi, biasanya oleh kelompok Staphylococcus, Streptococcus, dan jenis patogen lainnya. Infeksi serius biasanya terj adi se telah dilakukan instrumentasi medik untuk menegakkan diagnosis atau setelah membuang polip. Antibiotik spektrum luas perlu diberikan bila tanda awal infeksi telah tampak. Inisiasi atau eksaserbasi salfingitis akut dapat terjadi sebagai konsekuensi polipektomi.

H. Penatalaksanaan

- Dilakukan ekstirpasi pada tangkainya

- Dilakukan curettage sehingga seluruhnya dapat dikeluarkan - Hasil pemeriksaan menentukan terapi lebih lanjut

Sebagian besar polip serviks dapat dihilangkan di poliklinik  atau tempat p r a kt i k . H a l i n i k a r en a s e b ag i a n b e s a r p o l i p s e r v i k s b e r u k u r a n k e c i l . T e k n i k p em bu an ga n p ol ip s er vi ks y an g  berukuran kecil umumnya tidak sulit. Biasanya d e n g a n c a r a m e m f i k s a s i p e d i k e l m e n g g u n a k a n h e m o s t a t a t a u i n s t r u m e n t pemfiksasi lain kemudian memutar pedikel hingga lepas. Perdarahan yang terjadi biasanya sedikit. Polip serviks yang berukuran besar   biasanya dilakukan eksisi di r u a n g o p e r a s i . P a d a t i n d a k a n i n i ,  p a s i e n p e r l u d i a n e s t e s i d a n s e l a m a e k s i s i dilakukan,  perdarahan harus dikontrol.

Bila serviks lunak dan berdilatasi, sedangkan polip cukup  besar, maka histeroskopi harus dilakukan, terlebih lagi bila pedikel sukar dilihat. Eksplorasi s e r v i k s d a n k a v u m u t e r i m e n g g u n a k a n h i s t e r o s k o p d i l a k u k a n u n t u k m en gi de nt if ik as i ad an ya p ol ip l ai n di d ae ra h it u. S el ur uh  jaringan yang diambil p e r l u d i p e r i k s a s e c a r a h i s t o P A u n t u k 

(12)

m en i l a i s ec ar a s p es i f i k ap ak a h m as s a polipoid berdegenerasi jinak,  pre-maligna, atau malignansi. Bila dari hasil pemeriksaan sekret serviks ditemukan profil sel-sel infektif, at au s e ca r a k l i ni s da n l ab or a to r i s m e n g a r a h k e p a d a i n f e k s i , m a k a p e m b e r i a n antibiotik dianjurkan untuk kasus ini.

Sebelumnya pasien dipuasakan 8 jam, lalu dipasangi infus glukosa. Pasien diposisikan litotomi, lalu dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentkan  besar dan letak uterus serta ada tidaknya kelainan pada uterus dan organ adneksa. Pasien diberikan drip oksitosin 10 IU untuk kontraksi dinding uterus dan mencegah kemungkinan perforasi uterus. Setelah itu pasang speculum sims  posterior dan anterior. Pasang tenaculum pada serviks jam 11 dan jam 1, lalu lepas speculum anterior, sedangkan speculum posterior dipegang oleh asisten. Kemudian anastesi lidocain diinjeksikan pada fornix dextra dan sinistra sebanyak  2 ml (40 mg) yang diencerkan dalam 2 ml NaCl. Dilakukan pemuntiran polip dengan menggunakan klem ovarii. Selanjutnya sondase dilakukan untuk  mengetahui seberapa panjangnya cavum uteri dan arahnya anteflexi ataukah dorsoflexi. Lalu dilakukan dilatasi canalis cervicalis dengan busi hegar dari nomor yang terkecil namun tidak boleh lebih dari busi nomor 12 pada multipara. Lalu kuretasi dilakukan boleh dengan kuret tajam maupun tumpul, searah dengan  jarum jam.

Setelah kuretase pasien diberikan terapi berbagai macam obat untuk   profilaksis dan pencegahan perdarahan dan berupa suplemen zat besi. Yaitu yang  pertama amoxicillin diberikan sebagai profilaksis. Lalu asam mefenamat diberikan sebagai analgesic. Sulfas ferrous diberikan sebagai suplemen zat besi dan dikombinasikan dengan pemberian vitamin C untuk membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Yang terakhir metergin diberikan agar  kontraksi uterus tetap terjaga dan mencegah perdarahan.

I. Prognosis

Pengangkatan polip merupakan tindakan yang cukup kuratif, biasanya keluhan sudah dapat teratasi sepenuhnya, namun tetap harus diwaspadai jika sebelumnya polip sudah terinfeksi terlebih dahulu karena bisa menjadi salpingitis.

(13)

BAB II

PRESENTASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN  No RM : 487835  Nama : Ny. SN Umur : 43 tahun

Alamat : Panjang RT4 Panjangrejo, Pundong, Bantul Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta Paritas : P2A0

Tgl masuk RS : 22 Desember 2012

B. ANAMNESA

- Keluhan Utama : Massa 0,5x0,5x1 yang keluar dari canalis cervicalis.

- Keluhan Tambahan : Perut bawah terasa tidak nyaman.

- Riwayat Penyakit Sekarang : Seorang pasien P2A0 usia 43 tahun datang

melalui poli obsgyn RSUD Bantul dengan membawa surat rujukan dari  puskesmas dengan keterangan polip serviks. Adanya polip diketahui setelah  pasien melakukan pemeriksaan IVA pada tanggal 18 Desember 2012 untuk   pertama kalinya. Riwayat perdarahan abnormal, perdarahan di luar siklus

menstruasi, perdarahan pasca berhubungan sexual, keputihan, serta nyeri pada  bagian perut bawah dan alat genital disangkal. Pasien dan suami tidak pernah menderita penyakit kelamin dan tidak pernah berhubungan intim dengan orang lain. Pasien tidak pernah merasa sakit setelah hubungan seksual dan tidak ada gangguan pada BAK dan BAB.

- Riwayat Obstetri: I ♀ 13th, 3400, spontan, aterm

II ♂ 8th, 3200, spontan, aterm

(14)

- Riwayat keguguran : (-)

- Riwayat pernikahan : Menikah 1x dengan suami sekarang saat umur 25th - Riwayat menstruasi : Cenderung teratur namun pernah beberapa kali tidak 

teratur 

- Riwayat Akseptor KB : Suntik KB sejak 8 tahun yang lalu, 1 tahun terakhir   berhenti.

- Riwayat pemeriksaan USG : (-)

- Riwayat Operasi (SC, curetage, dll) : (-)

- Riwayat Penyakit Dahulu :.

- Riwayat alergi / Asma : disangkal - Riwayat gangguan mentruasi : disangkal - Riwayat perdarahan selama kehamilan :

disangkal.,

- Riwayat keputihan : disangkal - Riwayat penyakit menular seksual : disangkal

- Riwayat Penyakit paru-paru, Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi), DM :disangkal

- Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat Penyakit paru-paru : disangkal - Riwayat Penyakit Jantung : disangkal - Riwayat Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) : disangkal - Riwayat Penyakit gula (DM) : disangkal - Riwayat Asma : disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK 

1. Status Generalis

• Keadaan umum : baik, sadar, tak anemis

• Vital sign : T = 120/80 S = 36,30C

 N = 80 x/mnt R = 16 x/mnt TB = 152 Cm BB = 40kg

(15)

• Kepala : Mesochepal, rambut hitam, panjang, tidak mudah

dicabut.

• Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem

 palpebra (-/-).

• Hidung : dbn • Telinga :dbn • Mulut : dbn

• Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran

kelenjar .

• Thoraks

Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak  Pa : Ictus cordis kuat angkat Pe : redup (+)

A : S1 > S2 murni, tidak ada bising

Pulmo : I : simetris tidak ada ketinggalan gerak, retraksi dada tidak ada

Pa : vokal fremitus ka = ki Pe : Sonor seluruh lapang paru A : Suara Dasar : vesikuler +/+

Suara Tambahan : ronkhi (-), wheezing (-)

• Extremitas : Nadi teraba kuat, simetris, oedem - / -, dan varises - /

-, turgor kulit normal, capillary refill<2”.

2. Status Gynekologi

Inspeksi :Perut simetris, tidak tampak luka bekas operasi, tak 

tampak stria.

Palpasi : Abdomen supel, nyeri tekan (-), massa tumor (-).Fundus

Uteri tak teraba, Nyeri tekan epigastrika (+)

Perkusi : timpani

Auskultasi : peristaltic (+)

Inspekulo : Terlihat massa keluar dari OUE sebagai pertumbuhan yang tumpul,pucat, dan rapuh (mudah berdarah).

(16)

Periksa Dalam : V/U tenang, dinding vagina licin, portio mencucu teraba massa 0,5x0,5x1 cm bisa digerakkan dan tidak nyeri.

D

.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Hematologi :  Gol. Darah : B  Hb : 12.6 g% (normal)  AL : 8.4 ribu/mm3(normal)  AT : 278 ribu/ul (normal)  HMT : 37.4% (normal)  PPT : 12.6 detik (normal)  APTT : 31.5 detik (normal)  HbsAg : (-)

.F

DIAGNOSIS

Polip serviks pada P2A0

G.

PENATALAKSANAAN

 Dilatasi & kuretase dan pemuntiran

H. FOLLOW UP 22 Desember 2012

Ax: Perut bawah terasa tidak nyaman Px: KU : baik, composmetis

TD : 140/100 mmHg  N : 82x/menit

S : 36 ºC RR : 20x/menit

Diagnosis: Polip Serviks pada P2A0

(17)

23 Desember 2012 Jam 10.00

Dilakukan ekstirpasi dan kuretase iringan Laporan kuretase:

• Pasien litotomi, dilakukan toilet vulva vagina dengan iodine, pasang duk steril. • Spekulum sims posterior anterior dipasang, servik ditampilkan.

• Tenaculum dipasang pada servik bagian anterior (pukul 11 dan 01), speculum

sims anterior dilepas.

• Dilakukan injeksi lidokain 2% 4cc (diencerkan 1:1) pada para servikal. • Dilakukan sondase uterus antefleksi 7 cm.

• Dilakukan pemuntiran polip dan kuretase iringan / sisa polip dengan sendok 

kuretase tajam no.2 sampai kesan bersih.

• Keluar jaringan ± 1 cc dan darah ± 1 cc.

• Tenakulum dilepas, control perdarahan, speculum sims posterior dilepas. • Pemuntiran dan kuretase polip selesai.

24 Desember 2012

Ax: perut bawah terasa mulas dan tidak nyaman. Keluar sedikit flek dari jalan lahir  Px: KU: Baik, composmentis, konjuntiva tidak anemis

VS: TD: 110/70 mmHg N: 24x/menit RR: 84x/menit S: 36,1ºC

Dx: post ekstirpasi dan kuretase iringan atas indikasi polip serviks Tx: Amoxycillin 3x500 mg

Asam mefenamat 3x500 mg Sulfas Ferosus 2x1 tab Vit.C 2x1 tab

(18)

BAB III

PEMBAHASAN

Diagnosis polip pada kasus ini diketahui ketika pasien melakukan pemeriksaan IVA secara mandiri di puskesmas pada tanggal 18 desember 2012. Pada pemeriksaan ditemukan adanya massa yang keluar dari canalis servicalis. Dengan kata lain sebenarnya meskipun pasien memiliki polip serviks namun belum ada gangguan yang timbul. Karena dari anamnesis didapatkan riwayat perdarahan abnormal, perdarahan di luar siklus menstruasi, perdarahan pasca berhubungan sexual, keputihan, serta nyeri  pada bagian perut bawah dan alat genital disangkal. Pasien dan suami tidak pernah menderita penyakit kelamin dan tidak pernah berhubungan intim dengan orang lain dan pasien tidak pernah merasa sakit setelah hubungan seksual.

Pertumbuhan polip merupakan implikasi dari degenerasi hiperplastik fokal di daera h servi ks, yang merup akan reaks i sekunder dari inflamasi serviks lalu  berikutnya akibat stimulasi hormonal seperti estrogen, serta kongesti pembuluh darah  pada canalis cervicalis. Timbulnya polip belum dapat dijelaskan secara pasti, namun  jika menghubungkan dengan teori yang dibahas pada bab sebelumnya, kemungkinan timbulnya polip ada hubungannya dengan riwayat pemakaian kontrasepsi, karena fungsi alat kontrasepsi tersebut memang untuk mengganggu konsepsi, dan tidak  menutup kemungkinan terjadi inflamasi walaupun dalam derajat yang kecil. Namun hal tersebut bukan suatu kepastian karena penyebab polip itu sendiri masih belum dapat dipastikan dan pasien memiliki faktor resiko lainnya seperti usia.

Prognosis polip sendiri cenderung baik setelah dilakukan pengangkatan dengan metode pemuntiran yang dilanjutkan dengan kuretase. Seharusnya setelah dilakukan pengangkatan jaringan yang diangkat diperiksa secara histologi karena meskipun kecil tetap ada kemungkinan polip merupakan keganasan sekitar 1%. Setelah kuretase pasien diberikan terapi berbagai macam obat untuk profilaksis dan  pencegahan perdarahan dan berupa suplemen zat besi. Yaitu yang pertama amoxicillin diberikan sebagai profilaksis. Lalu asam mefenamat diberikan sebagai analgesic. Sulfas ferrous diberikan sebagai suplemen zat besi dan dikombinasikan dengan pemberian vitamin C untuk membantu meningkatkan penyerapan zat besi.

(19)

BAB IV

KESIMPULAN

1. Diagnosis pada pasien ini adalah polip serviks.

2. Polip serviks sering timbul tanpa gejala klinis seperti perdarahan di luar siklus menstruasi, perdarahan pasca berhubungan sexual, keputihan, serta nyeri pada  bagian perut bawah dan alat genital, Sehingga penegakan diagnosis didapatkan

dengan melakukan inspekulo.

3. Pada inspekulo sering didapatkan: terlihat massa keluar dari OUE sebagai  pertumbuhan yang tumpul,pucat, dan rapuh (mudah berdarah).

4. Penanganan pada polip serviks adalah dilakukan ekstirpasi atau pemuntiran polip dan diikuti kuretase iringan untuk membersihkan sisa-sisa polip dari serviks. 5. Setelah dilakukan pengangkatan jaringan yang diangkat diperiksa secara histologi

karena meskipun kecil tetap ada kemungkinan polip merupakan keganasan sekitar  1%.

(20)

6.

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, C M. 2004. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta

Bucella D, Frédéric B, Noël JC. Giant cervical polyp: a case report andreview of a rare entity. Arch Gynecol Obstet 2008;278(3):295-8

Cunningham., et al . 2005. Obstetri Williams.Ed 21. Alih bahasa, Hartono A, et al. EGC. Jakarta.

Merck Manual Professional. Benign Gynecologic Lession: Cervical Polyp.Gynecology and Obstersics, 2008.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi, Ed 2. EGC. Jakarta.  NHS Foundation Trust. Cervical Polyp. Doncaster and Bassetlaw Hospital

Gynecology 2002.

Sipahutar, A. 2005. Hiperemesis Gravidarum ( http://zerich150105.wordpress.com/) diakses tgl 4/7/11.

Wiknjosastro, H., et al . 2007. Ilmu Kebidanan, Ed ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Dirk C, Yves vB, Guido V, Xavier dM, Edgar dM, Rudi C. Hysteroscopicfinding in  patients with a cervical polyp. Am J Obstet Gynecol 1993;169(6):1563-5

Referensi

Dokumen terkait

Gerakan gelombang berjalan dari daya yang ditransmisikan atau disalurkan dalam sebuah waveguide dihasilkan oleh tegangan dan arus input yang mana secara kombinasi muncul sebagai

Dalam analisis butir pertanyaan yang dilakukan peneliti, untuk peningkatan pengetahuan dalam pertanyaan yang menyangkut pengertian dan penyebab terjadinya

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang

Dengan kursi makan convertible ini, selain dapat digunakan oleh orang dewasa juga dapat digunakan oleh anak sehingga anak ikut serta dalam aktivitas makan

Metode penelitian yang dilakukan untuk verifikasi cara uji cemaran arsen metode biru molybdenum ini meliputi uji: linearitas dan rentang, uji presisi, uji akurasi, uji

2007 “Perbaikan Kondisi Kerja Dengan Pendekatan Ergonomi Total Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal Dan Kelelahan Serta Meningkatkan Produktivitas Dan Penghasilan Perajin

Dalam keadaan maqdur ‘alaih, hewan dapat disembelih dengan cara nahr, yaitu penyembelihan yang ditujukan pada bagian pangkal leher di atas dada dan dengan cara zabh.. Zabh

Dalam perkembangan selanjutnya, selain digunakan sebagai uji kualitatif untuk mengetahui keberadaan suatu antibodi atau antigen dengan menggunakan antibodi atau antigen