• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JALUR SELEKSI MASUK, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH JALUR SELEKSI MASUK, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS N"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH JALUR SELEKSI MASUK,

LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI

BELAJAR SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS

EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2014

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Rizki Rahma Pratami 7101411175

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 23 Juli 2015

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 20 Agustus 2015

Penguji I

Dra. Margunani, M.P . NIP. 195703181986012001

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi

ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka merubah keadaan mereka sendiri (Ar-Ra’du:11)

 Sebuah sukses lahir bukan karena kebetulan atau keberuntungan semata.

Sebuah sukses terwujud karena diikhtiarkan melalui perencanaan yang

matang kerja keras, keuletan,keyakinan dan niat yang baik (dwi Raflain

Giantera)

Persembahan

Orang tuaku Bapak Suratman dan Ibu

Robingah tercinta yang telah memberikan kasih

sayang, do’a serta dukungannya.

Dosenku yang senantiasa dirahmati Allah SWT,

terimakasih atas bimbingannya.

Teman-teman pendidikan akuntansi 2011

(6)

vi PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan karunianya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Perbedaan Jalur Seleksi

Masuk, Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar sebagai Variabel

Intervening terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Tahun 2014”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada program studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan

tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah mengijinkan penyusun menyelesaikan pendidikan di Universitas

Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah mengesahkan skripsi ini.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian

(7)

vii

4. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah membimbing

dan mengarahkan penyusun dalam menyusun skripsi ini.

5. Teman Teman Kos Mayda 2

6. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2011

7. Teman-teman PPL UNNES 2011 dan teman-teman KKN Desa Barusari.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

dalam penulisan skripsi ini.

Semoga, skripsi yang telah tersusun ini dapat memberikan manfaat dan

menambah ilmu serta wawasan bagi pembaca.

Semarang, Juli 2015

(8)

viii SARI

Rahma, Rizki. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran 2014. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi.Unniversitas Negeri Semarang. Pembimbing. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.

Kata Kunci : Prestasi belajar, jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga, motivasi belajar.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh perbedaan jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel intervening terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi fakultas ekonomi UNNES tahun 2014 secara simultan maupun parsial. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan prestasi belajar antara jalur seleksi masuk SNMPTN, SBMPTN, dan SM. Dan megetahui adakah pengaruh perbedaan jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel intervening terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi fakultas ekonomi UNNES tahun 2014 secara simultan maupun parsial.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi fakultas ekonomi UNNES tahun 2014 dengan sampel sebanyak 110 mahasiswa. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil penelitian menunjukan (1) ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur seleksi masuk SNMPTN, SBMPTN, dan SM. (2) ada pengaruh jalur seleksi masuk terhadap prestasi belajar mahasiswa. (3) ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa. (4) ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar mahasiswa. (5) ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

(9)

ix ABSTRACT

Rahma, Rizki. 2015. Affecting Factors in Academic Achievement by Student of Accounting Education Department Faculty of Economics, State University of Semarang Academic Year 2014/2015. Thesis.Economic Education Department.State University of Semarang. Supervisor. Amir Mahmud, S.Pd., M.Sc.

Keywords: Learning achievement, the selection lines, family environment, motivation to learn.

Learning achievement is influenced by several factors, both internal factors and external factors. Issues examined in this research was the effect of differentiate in the selection lines, family environment and learning motivation as an intervening variable on student achievement majoring in accounting education UNNES economics faculty academic year 2014 simultaneously or partially. The purpose of this research is to know is there any differentiate in learning achievement between track admission SNMPTN, SBMPTN, and SM. And is there any influence between differentiate admission, family environment and learning motivation as an intervening variable on student achievement department of accounting education faculty of economic UNNES 2014/2015 forces simultaneously or partially. The study population was a student majoring in accounting education faculty of economics UNNES 2014 with a sample of 110 students. Methods of data collection using the questionnaire. While the method of data analysis used is descriptive and inferential statistical analysis.

(10)

x

21.2. Pengertian Prestasi Belajar ... 18

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 21

2.2. Jalur Seleksi Masuk ... 24

2.3. Lingkungan Keuarga ... 28

2.3.1. Pengertian Lingkungan Keluarga ... 28

(11)

xi

2.4. Motivasi Belajar ... 34

2.4.1.Pengertian Motivasi Belajar ... 34

2.4.2.Faktor yang Mempengatuhi Motivasi Belajar ... 36

2.4.3.Macam-MacamMotivasi Belajar ... 38

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 68

3.7. Uji Hipotesis Penelitian ... 70

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ... 77

4.1.1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian... 77

4.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 82

4.1.3. Uji Hipotesis Penelitian ... 86

4.2. Pembahasan ... 98

4.2.1. Pengaruh Jalur Seleksi Masuk terhadap Prestasi Belajar ... 98

4.2.2. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar ... 99

4.2.3. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Belajar ... 100

4.2.4. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 102

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 106

5.2. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1. Predikat Kelulusan ... . 3

Tabel 1.2. Daftar IPK Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi ... . 3

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... . 40

Tabel 3.1. Populasi Penelitian ... . 56

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Lingkungan Keluarga ... . 64

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... . 65

Tabel 3.4. Hasil Reliabilitas Variabel Lingkungan Keluarga ... . 66

Tabel 3.5. Hasil Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar ... . 66

Tabel 3.6. Kriteria Analisis Deskriptif Presentase Lingkungan Keluarga ... . 69

Tabel 3.7. Kriteria Analisis Deskriptif Presentase Motivasi Belajar ... . 69

Tabel 3.8. Kriteria Analisis Deskriptif PresentasePrestasi Belajar ... . 69

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Keluarga ... . 77

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Lingkungan Keluarga Perindikator ... . 78

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ... . 79

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Perindikator ... . 80

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar ... . 81

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas ... . 82

Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinearitas ... . 84

Tabel 4.8. Hasil Uji Heterokedastisitas ... . 85

Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Berganda tahap I ... . 86

Tabel 4.10. Uji F tahap I ... . 87

Tabel 4.11. Uji t tahap I ... . 88

(14)

xiv

Tabel 4.13. Kefisien Determinasi Ganda X3 terhadap Y ... . 89

Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Berganda Tahap II ... . 90

Tabel 4.15 Uji t Tahap II ... . 91

Tabel 4.16. Koefisien Determinasi Ganda X2 terhadap X3 ... . 91

Tabel 4.17. Besar Pengaruh Langsung dan tidak Langsung ... . 93

Tabel 4.18. Hasil Uji ANOVA`` ... . 94

Tabel 4.19. Hasil Uji Lanjut Poshoc Metode LSD ... . 94

Tabel 4.20. Regresi Variabel Dummy ... . 96

Tabel 4.21. Uji F Variabel Dummy ... . 97

(15)

xv

DAFTAR BAGAN

Hal

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir ... .... 55

Gambar 4.1. Diagram Grafik Normal P-Plot ... .... 83

Gambar 4.2.Scatter Plot ... .... 85

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Daftar Pertanyaan Wawancara ... 105

2. Daftar Mahasiswa Uji Coba ... 106

3. Daftar Seleksi Masuk Responden Uji Coba ... 107

4. Daftar IPK Responden Uji Coba ... 108

5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 109

6. Angket Uji Coba ... 110

7. Hasil Uji Coba ... 117

8. Hasil Validitas dan Reliabilitas Lingkungan Keluarga ... 120

9. Hasil Validitas dan Reliabilitas Motivasi Belajar ... 123

10. Daftar Responden Penelitian Pendidikan Akuntansi A ... 127

11. Daftar Responden Penelitian Pendidikan Akuntansi B ... 129

12. Daftar Jalur Seleksi Pendidikan Akuntansi A ... 131

13. Daftar Jalur Seleksi Pendidikan Akuntansi B ... 133

14. Daftar IPK Pendidikan Akuntansi A ... 135

15. Daftar IPK Pendidikan Akuntansi b ... 137

16. Angket Penelitian ... 139

17. Hasil Penelitian Variabel Lingkungan Keluarga ... 146

18. Hasil Penelitian Variabel Motivasi Belajar ... 150

19. Analisis Deskriptif Presentase Jalur Seleksi Masuk ... 154

20. Analisis Deskriptif Presentase Lingkungan Keluarga ... 157

21. Analisis Deskriptif Presentase Motivasi Belajar ... 161

22. Hasil Uji Hipotesis ... 165

23. Surat Penelitian ... 173

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena

melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun

pendidikan bukanlah suatu hal yang mudah dicapai, melainkan harus melalui

kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangat

penting bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Dengan demikian penerapan

pendidikan haruslah dimulai sejak kecil sehingga dapat membentuk sumber daya

manusia yang berkualitas.

Salah satu wadah proses pembentukan sumber daya manusia yang

berkualitas adalah melalui lembaga pendidikan, dalam hal ini perguruan tinggi

atau universitas. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan

formal yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk mempersiapkan mahasiswa

sesuai dengan sistem pendidikan nasional. Selain itu perguruan tinggi dituntut

pula untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami

oleh mahasiswa sebagai peserta didik. Secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yakni perubahan tingkah laku sebagai hasil dari reaksi dengan

(18)

2

tampak nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut

diwujudkan dalam pola-pola respons yang bersifat kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Prestasi belajar selalu dihubungkan dengan hasil belajar seorang

mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan

mutu perguruan tinggi. Oleh karena itu pencapaian prestasi belajar setiap

mahasiswa tidak sama karena dipengaruhi faktor yang berlainan pula. Mahasiswa

yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar.

Prestasi belajar merupakan perpaduan antara kemampuan bakat, minat, perhatian,

motivasi, kemampuan tenaga pendidik, fasilitas, kebiasaan belajar, serta

lingkungan belajar yang saling berhubungan dan mempengaruhi pola perilaku

setiap mahasiswa.

Merujuk pada uraian di atas, keberhasilan suatu proses pendidikan dapat

ditentukan oleh tinggi rendahnya prestasi belajar mahasiswa yang dapat dilihat

dari nilai evaluasi belajar, baik nilai evaluasi disetiap semester maupun

rekapitulasi nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Prestasi belajar yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa yang diperoleh melalui

kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi dalam bentuk skor atau angka mereka

dapatkan dari setiap semester bisa sempurna, IPK yang sempurna yang

diwujudkan dalam indeks prestasi kumulatif (IPK).

Menurut Suherman (2000) menyatakan bahwa teori produksi merupakan

suatu proses mengubah input menjadi output. Input dalam penelitian ini adalah

(19)

3

mengharapkan Indeks Prestasi Kumulatif yang dalam hal ini yaitu apabila bisa

mencapai 4,0. Apabila mahasiswa tidak dapat mencapai IPK yang sempurna itu

berarti ada masalah dalam prestasi belajar mereka. Namun sering kali mahasiswa

tidak menyadari masalah tersebut, mereka menganggap bahwa hal tersebut bukan

masalah besar. Berikut ini pedoman standar Indeks Prestasi Mahasiswa menurut

Buku Pedoman Penilaian UNNES:

Observasi awal yang peneliti lakukan adalah dengan wawancara langsung

pada beberapa mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi UNNES, menunjukkan

bahwa prestasi belajar mahasiswa berkisar pada rentang 2,90 sampai dengan 3,7.

Dari hasil observasi tersebut, masih ditemukan indeks prestasi mahasiswa yang

rendah. Sedangkan menurut data statistik diketahui prestasi belajar mahasiswa

jurusan pendidikan akuntansi tahun 2014 sebagai berikut:

Tabel 1.2

Daftar Indeks Prestasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun 2014

Rombel IPK Maksimal IPK Minimal IPK Rata-rata

Pendidikan Akuntansi A 3,73 3,03 3,40

Pendidikan Akuntansi B 3,91 2,96 3,46

PendidikanAkuntansi C 3,96 3,17 3,56

(20)

4

Indeks Prestasi Mahasiswa (IPK) cumlaude tentunya juga menjadi harapan

bagi Universitas, karena tinggi rendahnya prestasi belajar mahasiswa

mencerminkan kualitas Universitas. Universitas Negeri Semarang memiliki visi

menjadi universitas konservasi, bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan

sejahtera. Salah satu tujuan Universitas Negeri Semarang yaitu menghasilkan

tenaga akademik, profesi, dan vokasi yang memiliki kompetensi unggul

(https://.unnes.ac.id). Merujuk dari visi dan tujuan di atas maka menjadi masalah

besar bagi Universitas apabila prestasi belajar mahasiswanya mengalami

penurunan.

Zidni (2012:383) dalam Anik (2013) menyatakan bahwa prestasi belajar

tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana belajar dan kualitas

proses pembelajaran saja, tetapi juga ditentukan oleh kualitas peserta yang masuk

/input. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi (FE),

Universitas Negeri Semarang (UNNES) berasal dari berbagai latar belakang yang

berbeda-beda. Pada kegiatan perkuliahan banyak mahasiswa yang terlibat baik

laki-laki maupun perempuan. Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi

dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah

faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, dalam penelitian ini

faktor intern yang akan diteliti yaitu motivasi belajar. Sedangkan faktor ekstern

adalah faktor yang ada di luar individu, yaitu lingkungan keluarga. Prestasi belajar

sudah banyak dilakukan sebagai kajian dalam penelitian, dan upaya dalam

(21)

5

dilihat dari prestasi belajar yang dicapainya. Untuk mencapai prestasi yang baik

tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajarnya.

Prestasi belajar sudah banyak diteliti, penelitian prestasi belajar bertujuan

untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya dan bagaimana

upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar. Penelitian

terdahulu mengenai prestasi belajar beberapa diantaranya, Pengaruh Tes Masuk

Berdasarkan Nilai Ujian Nasional Terhadap Prestasi Belajar Siswa

(Fransisca:2011), Hubungan Jalur Penerimaan Masuk Mahasiswa Akuntansi

Terhadap Prestasi Akademik (Abdillah Bella), Analisis Pengaruh Proses Belajar

Mengajar, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Belajar Kampus Terhadap Prestasi

Belajar Mahasiswa (Rizkhi:2013), Prestasi Akademik Mahasiswa Berstatus Santri

Dari Jenis Kelamin Dan Kemampuan Pengaturan Diri (Imama:2014), Korelasi

Motivasi Berprestasi Dan Minat Berorganisasi Terhadap IPK Mahasiswa

Bidikmisi Biologi UNNES (Mualimin:2013).

Dari beberapa penelitian terdahulu di atas diketahui bahwa banyak

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang telah diteliti. Dari hasil penelitian

tersebut peneliti menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang banyak berpengaruh

bagi prestasi belajar mahasiswa yaitu kualitas input mahasiswa, motivasi belajar,

dan lingkungan keluarga mahasiswa.

Calon mahasiswa yang menjadi mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi

diterima melalui jalur yang berbeda-beda pula. Hal ini menunjukan adanya

(22)

6

para calon mahasiswa untuk diterima di Jurusan Pendidikan Akuntansi, FE,

UNNES. Persaingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk seleksi

jalur masuk perguruan tinggi.

Jalur seleksi masuk adalah salah satu bentuk seleksi penerimaan

mahasiswa untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak

seluruh Indonesia. Seleksi masuk perguruan tinggi negeri bertujuan untuk

menyaring calon mahasiswa yang mempunyai potensi akademik untuk mengikuti

dan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi sesuai dengan batas waktu

yang ditetapkan. Seleksi masuk Universitas Negeri Semarang dilakukan melalui

tiga jalur yaitu jalur SNMPTN, SBMPTN, dan SPMU.

Seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) atau yang dikenal

dengan seleksi jalur undangan merupakan seleksi yang didasarkan pada

pertimbangan hasil penjaringan prestasi akademik di antaranyaa melalui nilai

rapor, nilai ujian nasional (UN) dan prestasi-prestasi pendukung lainnya selama

belajar disekolah menengah. Adapun kuota mahasiswa baru yang akan diterima

melalui jalur SNMPTN undangan tersebut adalah sekitar 50% dari total

keseluruhan (Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013).

Jalur yang kedua yaitu seleksi tertulis yang bernama seleksi bersama

masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). SBMPTN sebelumnya bernama

SNMPTN tertulis, selanjutnya akan digunakan istilah SBMPTN untuk seleksi

masuk ke perguruan tinggi melalui jalur tes tertulis. Seleksi melalui jalur tersebut

(23)

7

dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan

oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes tersebut merupakan bentuk

pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan hasil tes tertulis secara

langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat

soal yang harus dikerjakan oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes

tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan

keputusan untuk menentukan seorang calon mahasiswa baru untuk diterima

melalui jalur tersebutyaitu sekitar 305 dari total keseluruhan. Sementara

presentase sisanya, dapat dijaring ,melalui seleksi yang dilaksanakan oleh

perguruan tinggi negeri masing masing melalui seleksi mandiri ( Direktorat

Pendidikan Tinggi, 2013).

Setelah diterima sebagai mahasiswa pada Program-Program studi di

Fakultas Ekonomi UNNES, semua mahasiswa diperlakukan sama, mengambil

mata kuliah yang sama sesuai Kurikulum Program Studi yang diikutinya. Kondisi

seperti ini menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah dengan berbedanya jalur

masuk yang ditempuh calon mahasiswa juga akan membedakan prestasi belajar

yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di jurusan Pendidikan

Akuntansi Fakultas Ekonomi UNNES?.

Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Asti Tyas Handayani (2013) menyatakan bahwa menunjukan

hubungan positif dan signifikan antara jalur masuk dengan prestasi belajar

mahasiswa sebesar 0,040. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara

(24)

8

dengan IPK. Hasil penelitian sependapat dengan rasionalisasi bahwa keketatan

jalur masuk dapat mencerminkan tingkat kecerdasan dan kemampuan mahasiswa

dalam prestasi belajar mahasiswa.

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya

prestasi akademik yang diperoleh oleh mahasiswa. Motivasi belajar merupakan

suatu dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk belajar secara maksimal

guna mencapai tujuan/keinginannya. Motivasi belajar dapat juga dikatakan

sebagai semangat untuk belajar yang biasanya diwujudkan dalam

tindakan-tindakan positif seperti berlatih keras mengerjakan soal-soal untuk mengasah

kemampuannya serta giat mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan

minatnya. Adanya motivasi belajar memungkinkan mahasiswa untuk tidak

berputus asa dalam mencapai keinginannya dalam mempelajari suatu ilmu

sehingga memperoleh prestasi yang optimalmotivasi belajar merupakan suatu

dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk belajar secara maksimal guna

mencapai tujuan/keinginannya. Motivasi belajar dapat juga dikatakan sebagai

semangat untuk belajar yang biasanya diwujudkan dalam tindakan-tindakan

positif seperti berlatih keras mengerjakan soal-soal untuk mengasah

kemampuannya serta giat mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan

minatnya. Adanya motivasi belajar memungkinkan mahasiswa untuk tidak

berputus asa dalam mencapai keinginannya dalam mempelajari suatu ilmu

sehingga memperoleh prestasi yang optimal.

Motivasi belajar merupakan syarat untuk belajar, memegang peranan

(25)

9

tidak hanya menjadi pendorong untuk mencapai hasil yang baik tetapi

mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat pemahaman

dan pengembangan dari belajar. Dengan motivasi belajar, setiap mahasiswa

dirinya untuk belajar bukan hanya untuk mengetahui tetapi lebih kepada

memahami hasil pembelajaran tersebut.

Motivasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor dari dalam

(motivasi intrinsik) maupun faktor dari luar (motivasi ekstrinsik). Purwanto

(2009) mengidentifikasikan bahwa faktor motivasi intrinsik terdiri dari, minat,

cita-cita, dan kondisi siswa. Sedangkan faktor motivasi ekstrinsik terdiri dari,

kecemasan terhadap hukuman, penghargaan dan pujian, peran orang tua, peran

pengajar, dan kondisi lingkungan.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 15 mahasiswa

pendidikan akuntansi secara acak, dapat diketahui bahwa motivasi belajar

mahasiswa ada yang tergolong baik yakni ditunjukkan dengan antusiasme

mahaiswa dalam mengerjakan tugas tepat waktu, ulet menghadapi kesulitan dan

minat yang tinggi dalam menghadapi macam-macam masalah, dan selalu bekerja

mandiri saat memperoleh tugas dari dosen. Ada juga mahasiswa dengan motivasi

belajar yang tergolong kurang yakni ditunjuukkan dengan kurangnya antusiasme

dalam mengerjakan tugas dari dosen, cepat bosen dengan tugas tang rutin, dan

kurangnya bekerja mandiri dalam mengerjakan tugas dari dosen.

Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini khususnya variabel

(26)

10

meneliti bahwa motivasi berprestasi berkorelasi positif dan signifikan terhadap

indeks prestasi belajar mahasiswa. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa korelasi

berprestasi terhadap indeks prestasi belajar termasuk dalam kategori tinggi dengan

koefisien korelasi sebesar 0,656. Korelasi positif dan signifikan antara motivasi

berprestasi terhadap indeks prestasi belajar memberikan arti bahwa jika motivasi

berprestasi mahasiswa tinggi maka indeks prestasi belajar mahasiswa juga akan

tinggi. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada korelasi

antara motivasi berprestasi dan minat berorganisasi terhadap indeks prestasi

belajar mahasiswa bidikmisi jurusan Biologi FMIPA UNNES dengan koefisien

korelasi sebesar 0,687.

Munib (2012:72) menyatakan bahwa keluarga adalah yang pertama dan

utama, karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain,

lembaga inilah yang pertama ada. Pola pendidikan orang tua yang baik dan

suasana keluarga yang harmonis, menjadikan keadaan psikologis anak terkontrol.

Hal ini akan mendukung proses belajar anak akan berjalan lancar, tenang,

bersemangat, untuk belajar dan anak akan merasa diperhatikan dan juga

termotivasi untuk belajar.

Aspek yang yang harus dicapai sebagai cermin mutu sumber daya manusia

adalah motivasi belajar yang tinggi pada setiap jenjang pendidikan. Hal tersebut

tidak lepas dari peran orang tua yang memiliki wewenang secara kodrati sebagai

(27)

11

Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar. Menurut Tu’u (2004:16) pengaruh pertama dan utama bagi

kehidupan, pertumbuhan, dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga.

Keluarga merupakan lingkungan keluarga yang pertama dan utama dalam

membentuk kepribadian individu. Cara orang tua mendidik anaknya akan

memberikan pengaruh besar kepada anaknya yang sedang belajar. Hal ini jelas

dipertegas oleh Sutjipto wirowidjojo dalam (Slameto,2010:61) dengan pernyataan

yang menyatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan

utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran besar

yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

Melihat pernyataan tersebut, dapat dipahami betapa pentingnya peranan

keluarga dalam pendidikan anaknya. Apabila cara orang tua mendidik anaknya

menunjukkan relasi yang kurang baik, maka akan menyebabkan perkembangan

anak tersebut menjadi terhambat, belajarnya terganggu dan bahkan dapat

menimbulkan masalah-masalah psikologis yang lain.

Faktor motivasi ekstrinsik salah satunya adalah kondisi lingkungan,

kondisi lingkungan yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar. Lingkungan

yang aman, nyaman dan bisa disesuaikan sendiri dapat menumbuhkan dorongan

untuk belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga tidak

hanya mempengaruhi prestasi belajar saja tetapi juga mempengaruhi motivasi

belajar mahasiswa. Apabila motivasi belajar mahasiswa baik, maka prestasi

(28)

12

Mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi UNNES berasal dari berbagai

daerah dengan latar belakang keluarga yang pasti berbeda pula. Dengan latar

belakang keluarga yang berbeda, prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa

juga tidak sama. Berdasarkan hasil wawancara tentang lingkungan keluarga

mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi, diketahui bahwa lingkungan keluarga

dalam kategori baik yakni ditunjukkan dengan adanya perhatian orang tua

terhadap mahasiswa dengan adanya komunikasi yang baik, keadaan ekonomi

yang baik. Ada juga mahasiswa dengan keadaan lingkungan keluarga yang kurang

yakni ditunjukkan dengan keadaan ekonomi yang kurang, dan perhatian orang tua

yang kurang.

Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini khususnya variabel

lingkungan keluarga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ella Nurlaela (2013)

menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh terhadap Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UPI. Hasil

penelitian menyarankan bahwa sebaiknya mahasiswa meningkatkan motivasi

belajarnya agar memperoleh hasil belajar yang baik dan dalam lingkungan

keluarga sebaiknya mahasiswa menjalin hubungan yang baik antara anggota

keluarga sehingga keluarga merupakan tempat nyaman bagi mahasiswa untuk

belajar agar meraih hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

(29)

13 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur SNMPTN dengan

SBMPTN jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur SNMPTN dengan

Seleksi Mandiri jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur SBMPTN dengan

Seleksi Mandiri jurusan Akuntansi FE UNNES?

4. Apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa

jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

5. Apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar

mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

6. Apakah ada pengaruh jalur seleksi masuk terhadap prestasi belajar mahasiswa

Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

7. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa

jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

8. Apakah ada pengaruh lingkungan keluarga, jalur seleksi masuk, dan motivasi

(30)

14 1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur

SNMPTN dengan SBMPTN jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur

SNMPTN dengan Seleksi Mandiri jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur

SBMPTN dengan Seleksi Mandiri jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi

mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap

motivasi belajar mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

6. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jalur seleksi masuk terhadap prestasi

belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

7. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi

belajar mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?

8. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan keluarga, jalur seleksi

masuk, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan

(31)

15 1.4. Manfaat penelitian

Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi

semua kalangan baik itu bagi universita, dosen, dan mahasiswa dalam

meningkatkan prestasi belajar. Adapun berbagai manfat yang diharapkan antara

lain:

a. Manfaat secara teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

terhadap perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai jalur seleksi

masuk, lingkungan keluarga, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

mahasiswa.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi hasil kajian teori

mengenai jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga, dan motivasi belajar

tehadap prestasi belajar mahasiswa.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawsan

serta konsep-konsep mengenai jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga,

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

4. Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar mahasiswa.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Kampus

Sebagai masukan untuk bahan pertimbangan bagi peningkatan prestasi

(32)

16 2. Bagi Dosen

Diharapkan dapat membantu dosen untuk meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa yang dapat diperhatikan dalam jalur seleksi masuk, lingkungan

keluarga dan motivasi belajar mahasiswa sebagi tolak ukur keberhasilan

dalam belajarnya.

3. Bagi Mahasiswa

a. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar.

(33)

17 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi Belajar

2.1.1. Teori Belajar

Secara umum teori adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan

sistemetis untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu. Dengan adanya teori

belajar, seseorang dapat meningkatkan prestasi belajarnya sebagai akibat dari

adanya proses pembelajaran. Macam-macam teori belajar yang melandasi

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teori Produksi

Teori produksi merupakan analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang

pengusaha atau produsen, dalam teknologi tertentu memilh dan

mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan

sejumlah produksi tertentu, sefisien mungkin (Suherman,2000). Produksi adalah

suatu proses mengubah input menjadi output, sehinga nilai barang tersebut

bertambah. Teori produksi yang berkaitan dalam penelitian ini yaitu jalur seleksi

masuk, calon mahasiswa merupakan sebuah input dalam proses belajar. Calon

peserta didik yang akan masuk ke perguruan tinggi akan diseleksi melalui jalur

seleksi masuk perguruan tinggi.

2. Teori Tindakan Sosial

Menurut Max Weber tindakan sosial terjadi ketika individu melekatkan

(34)

18

suatu tindakan dimana beberapa aktor yang berbeda-beda, sejauh tindakan itu

mengandung makna dihubungkan serta diarahkan kepada tindakan orang lain.

Masing-masing individu berinteraksi dan saling menanggapi. Lingkungan

keluarga memberikan stimulus yaitu berupa dorongan secara sosial dalam

pencapaian prestasi belajar. Sehingga secara sederhana dapat dijelaskan bahwa

dengan dorongan dari keluarga akan membantu seseorang dalam mencapai

prestasi belajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka teori tindakan sosial

oleh Max Weber memayungi variabel Lingkungan keluarga.

3. Teori Kognitif

Teori kognitif dikembangkan oleh Rifa’i dan Anni. Menurut Rifai dan

Anni (2011:105-143) menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh

stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya

sendiri. Dengan kata lain aktifitas belajar pada diri manusia ditekankan pada

proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi. Kegiatan

pengolahan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan

perubahan perilaku seseorang. Motivasi belajar adalah faktor yang ada dalam diri

individu sehingga dengan motivasi tersebut akan memacu individu dalam

mencapai prestasi belajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka teori kognitif

memayungi variabel motivasi belajar.

2.1.2. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai

peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik

(35)

19

akan diukur dan dinilai serta diwujudkan dalam angka atau pernyataan

(Nurkencana:2005). Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang

memperlihatkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik. Tes digunakan untuk

mengukur pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik yang

diwujudkan dalam nilai dan skor. Hasil tes berupa nilai inilah yang menunjukkan

keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh peserta didik

(Suryabrata:2008).

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi

yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah dicapai

mahasiswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah

ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, dosen dapat melakukan

tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar mahasiswa.

Prestasi belajar mahasiswa ditunjukkan melalui Indeks Prestasi (IP) atau Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK). IP adalah angka yang menunjukkan prestasi atau

kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama

sampai dengan semester akhir yang telah ditempuh (BAAK Unikom 2010).

Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas

atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru (Tu`u, 2004:75).

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil

(36)

20

yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf.

Keberhasilan mahasiswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat

yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi

yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang

dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain

itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong

dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tu`u, 2004: 81).

Prestasi belajar selalu dihubungkan dengan hasil belajar seorang

mahasiswa. Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui

keberhasilan mahasiswa yang mengalami proses belajar pada jangka waktu

tertentu dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Mahasiswa yang prestasimya tinggi

dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar merupakan

perpaduan antara kemampuan, bakat, minat, perhatian, motivasi, kemampuan

tenaga pendidik, fasilitas, kebiasaan belajar, serta lingkungan belajar yang saling

berhubungan dan mempengaruhi pola perilaku setiap mahasiswa.

Menurut Yusron (2011:203) dalam penelitiannya mengatakan bahwa

untuk mengetahui hasil belajar yang didapatkan setiap individu, dilakukan dengan

pengukuran. Informasi tersebut didapatkan melalui ujian, tugas-tugas, baik berupa

tugas pratikum, tugas penulisan maupun tugas-tugas latihan pendalaman materi.

Dengan demikian, maka hasil belajar yang didapatkan mahasiswa membayangkan

(37)

21

taraf tingkatan yang dicapai individu, maka akan baik pula kualitas hasil belajar

yang didapat.

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Pada hakekatnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dalam

proses belajar, sehingga faktor yang mempengaruhinya sama dengan faktor yang

mempengaruhi belajar. Menurut Tu’u (2004:78) beberapa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mencapai hasil belajar yang baik,

antara lain:

1. Faktor kecerdasan.

Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki siswa sangat menentukan

keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain yang

ada pada dirinya.

2. Faktor bakat.

Bakat-bakat yang dimiliki siswa apabila diberi kesempatan untuk

dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi belajar yang

diharapkan.

3. Faktor minat dan perhatian.

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah

melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu. Minat dan

perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik

bagi prestasi belajar siswa.

(38)

22

Motif selalu selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila dalam belajar,

siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal ini akan memperbesar usaha

dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.

5. Faktor cara belajar.

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara belajar

yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi

dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif.

6. Faktor lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif member

pengaruh pada prestasi siswa. Terutama dalam hal mendorong, member

semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya.

7. Faktor sekolah.

Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem,

dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etika, moral, mental,

spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat

kecerdasan dan input seseorang saja tetapi juga didukung oleg lingkungan

keluarga dan motivasi pada diri seseorang tersebut. Tu’u (2004:81) mengatakan

bahwa suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan

sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses

(39)

23

Menurut Slameto (2010:54-60) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dam faktor eksternal. Faktor

internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar,

sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Berikut ini

diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seeorang antara lain:

1. Faktor internal, meliputi:

a. Faktor jasmani, terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis, terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kemandirian, kematangan, kelelahan.

2. Faktor eksternal, meliputi:

a. Faktor keluarga terdiri atas cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua,

dan latar belakang kebudayaan keluarga.

b. Faktor sekolah terdiri atas metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

peserta didik, relasi siswa dengan siswa,disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode mengajar, dan

tugas rumah.

c. Faktor masyarakat terdiri atas kegiatan seseorang dalam masyarakat, media

massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat yang heterogen.

2.2. Seleksi jalur masuk

Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah Sekolah

Menengah Atas. Para lulusan SMA berlomba-lomba agar dapat diterima di

(40)

24

Tinggi yaitu melalui tes tertulis, tes kemampuan bakat dan minat, dan tes-tes yang

lain sesuai dengan kebijakan masing-masing Perguruan Tinggi. Tes tertulis yang

biasanya dikenal dengan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri) yang secara serentak dilaksanakan di tingkat nasional.

Seleksi masuk adalah salah satu bentuk seleksi penerimaan mahasiswa

untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak seluruh

Indonesia. Seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) atau yang dikenal

dengan seleksi jalur undangan merupakan seleksi yang didasarkan pada

pertimbangan hasil penjaringan prestasi akademik di antaranyaa melalui nilai

rapor, nilai ujian nasional (UN) dan prestasi-prestasi pendukung lainnya selama

belajar disekolah menengah. Adapun kuota mahasiswa baru yang akan diterima

melalui jalur SNMPTN undangan tersebut adalah sekitar 50% dari total

keseluruhan (Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013).

Jalur yang kedua yaitu seleksi tertulis yang bernama seleksi bersama

masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). SBMPTN sebelumnya bernama

SNMPTN tertulis, selanjutnya akan digunakan istilah SBMPTN untuk seleksi

masuk ke perguruan tinggi melalui jalur tes tertulis. Seleksi melalui jalur tersebut

didasarkan pada pertimbangan hasil tes tertulis secara langsung. Tes dilaksanakan

dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan

oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes tersebut merupakan bentuk

pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan hasil tes tertulis secara

langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat

(41)

25

tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan

keputusan untuk menentukan seorang calon mahasiswa baru untuk diterima

melalui jalur tersebutyaitu sekitar 305 dari total keseluruhan. Sementara

presentase sisanya, dapat dijaring ,melalui seleksi yang dilaksanakan oleh

perguruan tinggi negeri masing masing melalui seleksi mandiri ( Direktorat

Pendidikan Tinggi, 2013).

Menurut Suryabrata dalam ( Amirulloh:2013) memaparkan bahwa terdapat

empat alasan utama mengapa perguruan tinggi menyelenggarakan seleksi dalam

penerimaan calon mahasiswa baru, yaitu:

1. Pendidikan di perguruan tinggi merupakan ajang penyiapan calon pemimpin

bangsa di masa yang akan datang, karena itu diperlukan suatu “kepastian”

bahwa cara calon mahasiswa yang akan belajar di perguruan tinggi memiliki

kualitas yang baik.

2. Kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi merupakan kesempatan yang

langka,terutama di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia,

sehingga perguruan tinggi mengharapkan peluang yang langka tersebut

diberikan kepada calon yang paling potensial dan paling berhak

mendapatkannya.

3. Adanya seleksi memungkinkan untuk terjaringnya calon-calon mahasiswa

yang bertalenta tinggi.

4. Kesempatan pendidikan tinggi merupakan suatu hal yang sangat mahal,

(42)

26

mahasiswa yang paling besar kemungkinannya untuk berhasil dalam belajar di

masa yang akan datang.

Berkenaan dengan hal di atas diperlukan sebuah sistem ideal dan

berkualitas untuk penerimaan calon mahasiswa baru di perguruan tinggi, sehingga

mereka yang memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi merupakan

orang-orang potensial yang memang berhak mendapatkannya. Dalam

(Depdikbud:1990) hal tersebut sekurang-kurangnya yaitu dengan

mempertimbangkan empat aspek, yaitu Efektivitas prediksi, Efektivitas ekonomi,

Ekuitas, Intensitas belajar mengajar.

Berkenaan dengan seleksi tes tertulis, pertimbangan tersebut secara

langsung membawa pada permasalahan mengenai penyediaan alat seleksi atau

perangkat tes untuk masuk perguruan tinggi. Universitas Negeri Semarang setiap

tahunnya membuka penerimaan mahasiswa baru dengan berbagai jalur masuk.

Jalur masuk yang ditetapkan oleh Universitas Negeri semarang terdiri dari tiga

jalur yaitu:

1. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

SNMPTN yang diselenggarakan semenjak 2013 sebagai pengganti SNMPTN

Jalur Undangan, merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil

penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan portofolio

akademik.

2. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

SBMPTN secara teknis sama dengan SNMPTN Jalur Ujian Tulis 2012,

(43)

27

keterampilan. Seleksi ini dapat diikuti oleh semua lulusan

SMA/MA/SMK/MAK.

3. Seleksi Mandiri Unnes (SM-Unnes)

Seleksi Mandiri Unnes (SM-Unnes), yang selama ini disebut SPMU (Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang), merupakan seleksi

penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan secara mandiri oleh Unnes

di kampus Unnes. Seleksi ini didasarkan pada tes tertulis dan ujian

keterampilan khusus bagi yang memilih program studi olahraga atau seni.

Kesempatan untuk diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ditentukan

oleh potensi calon mahasiswa. Potensi bukan hanya ditentukan oleh pencapaian

kurikulum, karena pencapaian kurikulum berkaitan erat dengan fasilitas belajar

mengajar di sekolah. Sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap akan dapat

menyelesaikan kurikulum dalam batas yang ditetapkan. Tamatannya akan

mempunyai pengalaman belajar lebih baik dari tamatan sekolah dengan fasilitas

yang kurang. Tamatan sekolah dengan pengalaman belajar lebih banyak, yang

diakibatkan fasilitas belajar lengkap, belum tentu memiliki potensi lebih baik dari

tamatan sekolah yang mempunyai fasilitas belajar kurang (Yusro,2011:206).

2.3. Lingkungan Keluarga

2.3.1. Pengertian lingkungan keluarga

Dalyono (2007:129) menyatakan bahwa secara psikologis, lingkungan

mencangkup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam

konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat

(44)

28

kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasitas intelektual. Lingkungan sangat

berperan dalam pertumbuhan anak. Keluarga merupakan tempat dimana anak

akan diasuh dan dibesarkan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat

kemampuan orang rua dalam merawat anak juga sangat besar pengaruhnya

terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua

besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohani anak terutama kepribadian dan

kemajuan pendidikannya.

Ihsan (2008:57) menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan

yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia

dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara

pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan

berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.

Pendidikan yang diterima inilah yang digunakan oleh anak sebagain dasar

mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

Tu’u (2004:16) menyatakan bahwa pengaruh utama dan pertama bagi

kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga.

Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan orang-orang terdekat bagi seorang

anak. Banyak kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk berjumpa dan

berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sudah pasti besar

(45)

29

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama yang sangat berpengaruh

terhadap kepribadian seseorang. Keadaan lingkungan keluarga yang berbeda-beda

akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap pendidikan anak-anaknya

di sekolah.

Saleh (2014) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pendidikan yang

diterima dalam keluarga akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti

pendidikan selanjutnya disekolah. Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar

kecilnya penghasilan, cukup kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun

atau tidaknya kedua orang tua, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian

hasil belajar.

Sedangkan menurut Tyas (2013) pendidikan dalam keluarga dapat

memberikan seseorang berbagai pengalaman, kemampuan, kebiasaan,

keterampilan berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan. Di

samping itu keluarga merupakan lembaga pendidikan yang membekali anak

dengan berbagai pengalaman nilai sosial dan moral. Keluarga merupakan

lingkungan yang juga ikut berpengaruh bagi anak sebagai individu dalam proses

terbentuknya sikap, selain pendidikan sekolah dan masyarakat.

2.3.2. Bentuk pengaruh keluarga terhadap belajar seseorang

Lingkungan keluarga merupakan salah satu lingkungan yang dapat

(46)

30

menyebutkan bahwa bentuk pengaruh keluarga terhadap belajar seseorang erdiri

dari status ekonomi keluarga, faktor keutuhan keluarga, dan sikap dan

kebiasaan-kebiasaan orang tua. Slameto (2010:60-64) menyatakan bahwa seseorang yang

sedang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi,

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar

anaknya.Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul beban dan

tanggung jawab sebagai pendidik, guru dan pemimpin bagi anak-anaknya.

Kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk

belajar. Cara orang tua dalam mendidik anaknya yang salah akan berpengaruh

pada pola belajar anak.

Relasi antaraanggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua

dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota

keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu

misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah

diliputi kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan

sebagainya. Begitu juga jika relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota

keluarga yang lain tidak baik, akan dapat menimbulkan problem sejenis.

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang

sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.Suasana rumah

juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja.

(47)

31

ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada

keluarga besar yang banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan

sering terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga

lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah, akibatnya

belajar anak menjadi kacau.

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak

yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan,

pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar

seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku buku dan

lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai

cukup uang.

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.Bila anak sedang

belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak

mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan

mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di

sekolah. Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi

sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan

yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Purwanto (2003:86-88) menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik dari pendidikan seseorang, diperlukan beberapa petunjuk tentang

aturan-aturan pendidikan dalam lingkungan keluarga yang berdasarkan ilmu

pendidikan. Adapun beberapa petunjuk penting dan perlu diperhatikan oleh para

(48)

32

1. Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga. Kesenangan dan

ketenteraman keluarga itu tidak hanya bergantung kepada banyak sedikitnya

harta benda yang dimiliki atau yang diusahakan oleh keluarga itu. Di dalam

keluarga yang baik selalu akan terdapat kejujuran, kesetiaan, keteguhan hati,

kesabaran, kerajinan, kerapian, dan kebersihan di antara anggota keluarganya.

2. Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan

kewajiban masing-masing. Jika tiap-tiap anggota keluarga sudah tahu dan

menjalankan tugas kewajibannya masing-masing menurut atura-aturan yang

berlaku dalam keluarga itu, maka akan terjelmalah ketertiban dan kesenangan

serta ketenteraman dalam keluarga itu.

3. Orang tua serta orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah

mengetahui tabiat dan watak anak-anak. Seorang pendidik akan dapat lebih

berhasil usahanya jika ia dapat mengerahui siapa yang sedang dididiknya.

Lagipula , adanya pengetahuan orang tua tentang watak anak-anaknya dan

adanya saling mengetahui tabiat masing-masing akan mendatangkan

kerukunan serta ketenteraman dalam keluarga.

4. Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-anak.

Orang tua tidak boleh sering mengejek atau mengecilkan hati anak-anak.

Besarkan hati anak-anak itu dalam segala usahanya yang baik. Pujilah mereka,

anjurkan kepada mereka bahwa apa yang dapat dikerjakan orang lain, dia pun

dapat mengerjakannya. Janganlah selalu melarang atau menegur jika memang

(49)

33

5. Biarkanlah anak-anak bergaul dengan teman-temannya di luar lingkungan

keluarga. Anak-anak adalah calon manusia dewasa yang akan hidup dalam

masyarakat yang bermacam-macam corak ragamnya. Pergaulan dengan

teman-teman sebaya penting sekali bagi pertumbuhan jiwa anak-anak, terutama

pertumbuhan perasaan sosialnya dan pertumbuhan wataknya.

Slameto (2010:60-64) mengemukakan beberapa indikator dari variabel

lingkungan keluarga, sehingga peneliti akan mengambil beberapa indikator

tersebut dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Cara orang tua mendidik

2. Relasi antaranggota keluarga

3. Suasana rumah

4. Keadaan ekonomi keluarga

5. Pengertian orang tua

6. Latar belakang kebudayaan.

2.4. Motivasi belajar

2.4.1. Pengertian motivasi belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (https://.wikipedia.com)

mengartikan motivasi sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara

sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sardiman (2010:42)

(50)

34

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Uno (2012:23) mendefinisikan motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur

yang mendukung. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian motivasi belajar adalah daya pengerak yang memberikan kekuatan dan

mengarahkan aktivitas seseorang untuk melakukan usaha dalam mencapai suatu

tujuan.

Menurut Nurcahyani (2013) motivasi belajar adalah suatu dorongan atau

daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat

pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Jadi

peran motivasi bagi seseorang dalam belajar sangat penting. Demgam adanya

motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan proses belajarnya,

sehingga akan diperoleh keefektifan dalam belajar.

Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam rangka seseorang

menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan dirinya, termasuk

dalam belajar. Banyak hal yang diperlukan oleh seseorang dalam rangka

mengembangkan dirinya sendiri, namun bila semua usaha itu tidak dilakukan

dengan baik bagaimana bisa sesuai dengan harapan.

Seseorang akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya ada keinginan

untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut dengan motivasi.

Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu mengetahui apa yang akan

(51)

35

dianggap sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi

(tidak mengetahui apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal

tersebut perlu dipelajari) kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil (Sardiman

2010:40).

Manusia memiliki banyak keinginan dan jarang mencapai keadaan puas.

Apabila keinginan yang satu telah terpenuhi, keinginan lainnya akan muncul

menggantikan tempat keinginan yang pertama dan akan selalu muncul keinginan

yang lainnya. Sehingga dalam sepanjang hidupnya manusia akan selalu

menginginkan sesuatu. Hal tersebut menghadapkan pada suatu keharusan untuk

menelaah hubungan antara motivasi.

Motivasi merupakan faktor penentu dan berfungsi menimbulkan,

mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik

tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan

semakin besar kesuksesan, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat belajar untuk

meningkatkan prestasi belajarnya (Alimudin:2009). Sedangkan menurut

Nurcahyani (2013) belajar dengan motivasi dan terarah dapat menghindarkan rasa

malas dan menimbulkan kegairahan seseorang dalam belajar, pada akhirnya dapat

meningkatkan daya kemampuan belajar seseorang.

2.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Motivasi belajar setiap orang pasti berbeda-beda, banyak faktor

mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut bisa dari dalam

diri seseorang maupun dari luar. Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi

(52)

36

1. Sikap, sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi dan emosi yang

dihasilkan di dalam posisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan,

peristiwa atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan.

2. Kebutuhan, kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai

kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan.

3. Rangsangan, rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau

pengalaman dengan kondisi yang membuat seseorang bersifat aktif.

4. Afeksi, konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional kecemasan,

kepedulian dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar.

5. Kompetensi, Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperolah

kompetensi dari kondisinya. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk

menguasai kondisi dan mengejar tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas.

6. Penguatan, penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau

meningkatkan kemungkinan respon.

Faktor-faktor di atas sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar

seseorang karena faktor tersebut berasal dari diri seseorang. Selain

faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, faktor-faktor dari luar juga ikut serta

berpengaruh terhadap tingkat motivasi. Menurut Dimyati (2006:97-100), ada

beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu cita-cita, kemampuan

belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur dinamis dalam belajar, dan

upaya guru membelajarkan siswa.

Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan perkembangan akal, moral,

Gambar

Tabel 4.13. Kefisien Determinasi Ganda X3 terhadap Y ..................................
Tabel 1.1 Predikat Kelulusan
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir
+5

Referensi

Dokumen terkait

permasalahan yang munculdengan judul “PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA JURUSAN AKUNTANSI SMK BATIK 1

Hasil dari penelitian ini adalah motivasi belajar dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan

Menganalisis pengaruh motivasi berprestasi sebagai variabel intervening yang mempengaruhi hubungan kompensasi, kepemimpinan transformasional dan lingkungan kerja non

Dalam penelitian ini variabel motivasi tidak dapat berperan sebagai variabel intervening yang memediasi pengaruh antara persepsi dan lingkungan sosial dengan pengambilan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh variabel lingkungan keluarga dan motivasi belajar secara simultan terhadap hasil belajar

i PENGARUH PELATIHAN DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK KELUARGA BERENCANA EMPAT LAWANG DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Bepengaruhnya lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening dikarenakan hubungan pegawai dengan pegawai lain sangat harmonis, pegawai