i
PENGARUH JALUR SELEKSI MASUK,
LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI
BELAJAR SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Rizki Rahma Pratami 7101411175
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 23 Juli 2015
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 20 Agustus 2015
Penguji I
Dra. Margunani, M.P . NIP. 195703181986012001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi
ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka merubah keadaan mereka sendiri (Ar-Ra’du:11)
Sebuah sukses lahir bukan karena kebetulan atau keberuntungan semata.
Sebuah sukses terwujud karena diikhtiarkan melalui perencanaan yang
matang kerja keras, keuletan,keyakinan dan niat yang baik (dwi Raflain
Giantera)
Persembahan
Orang tuaku Bapak Suratman dan Ibu
Robingah tercinta yang telah memberikan kasih
sayang, do’a serta dukungannya.
Dosenku yang senantiasa dirahmati Allah SWT,
terimakasih atas bimbingannya.
Teman-teman pendidikan akuntansi 2011
vi PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunianya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Perbedaan Jalur Seleksi
Masuk, Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar sebagai Variabel
Intervening terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Tahun 2014”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada program studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah mengijinkan penyusun menyelesaikan pendidikan di Universitas
Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah mengesahkan skripsi ini.
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian
vii
4. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah membimbing
dan mengarahkan penyusun dalam menyusun skripsi ini.
5. Teman Teman Kos Mayda 2
6. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2011
7. Teman-teman PPL UNNES 2011 dan teman-teman KKN Desa Barusari.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.
Semoga, skripsi yang telah tersusun ini dapat memberikan manfaat dan
menambah ilmu serta wawasan bagi pembaca.
Semarang, Juli 2015
viii SARI
Rahma, Rizki. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran 2014. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi.Unniversitas Negeri Semarang. Pembimbing. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.
Kata Kunci : Prestasi belajar, jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga, motivasi belajar.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh perbedaan jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel intervening terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi fakultas ekonomi UNNES tahun 2014 secara simultan maupun parsial. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan prestasi belajar antara jalur seleksi masuk SNMPTN, SBMPTN, dan SM. Dan megetahui adakah pengaruh perbedaan jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel intervening terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi fakultas ekonomi UNNES tahun 2014 secara simultan maupun parsial.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi fakultas ekonomi UNNES tahun 2014 dengan sampel sebanyak 110 mahasiswa. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukan (1) ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur seleksi masuk SNMPTN, SBMPTN, dan SM. (2) ada pengaruh jalur seleksi masuk terhadap prestasi belajar mahasiswa. (3) ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa. (4) ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar mahasiswa. (5) ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
ix ABSTRACT
Rahma, Rizki. 2015. Affecting Factors in Academic Achievement by Student of Accounting Education Department Faculty of Economics, State University of Semarang Academic Year 2014/2015. Thesis.Economic Education Department.State University of Semarang. Supervisor. Amir Mahmud, S.Pd., M.Sc.
Keywords: Learning achievement, the selection lines, family environment, motivation to learn.
Learning achievement is influenced by several factors, both internal factors and external factors. Issues examined in this research was the effect of differentiate in the selection lines, family environment and learning motivation as an intervening variable on student achievement majoring in accounting education UNNES economics faculty academic year 2014 simultaneously or partially. The purpose of this research is to know is there any differentiate in learning achievement between track admission SNMPTN, SBMPTN, and SM. And is there any influence between differentiate admission, family environment and learning motivation as an intervening variable on student achievement department of accounting education faculty of economic UNNES 2014/2015 forces simultaneously or partially. The study population was a student majoring in accounting education faculty of economics UNNES 2014 with a sample of 110 students. Methods of data collection using the questionnaire. While the method of data analysis used is descriptive and inferential statistical analysis.
x
21.2. Pengertian Prestasi Belajar ... 18
2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 21
2.2. Jalur Seleksi Masuk ... 24
2.3. Lingkungan Keuarga ... 28
2.3.1. Pengertian Lingkungan Keluarga ... 28
xi
2.4. Motivasi Belajar ... 34
2.4.1.Pengertian Motivasi Belajar ... 34
2.4.2.Faktor yang Mempengatuhi Motivasi Belajar ... 36
2.4.3.Macam-MacamMotivasi Belajar ... 38
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 68
3.7. Uji Hipotesis Penelitian ... 70
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ... 77
4.1.1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian... 77
4.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 82
4.1.3. Uji Hipotesis Penelitian ... 86
4.2. Pembahasan ... 98
4.2.1. Pengaruh Jalur Seleksi Masuk terhadap Prestasi Belajar ... 98
4.2.2. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar ... 99
4.2.3. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Belajar ... 100
4.2.4. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 102
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 106
5.2. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 108
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1. Predikat Kelulusan ... . 3
Tabel 1.2. Daftar IPK Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi ... . 3
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... . 40
Tabel 3.1. Populasi Penelitian ... . 56
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Lingkungan Keluarga ... . 64
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... . 65
Tabel 3.4. Hasil Reliabilitas Variabel Lingkungan Keluarga ... . 66
Tabel 3.5. Hasil Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar ... . 66
Tabel 3.6. Kriteria Analisis Deskriptif Presentase Lingkungan Keluarga ... . 69
Tabel 3.7. Kriteria Analisis Deskriptif Presentase Motivasi Belajar ... . 69
Tabel 3.8. Kriteria Analisis Deskriptif PresentasePrestasi Belajar ... . 69
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Keluarga ... . 77
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Lingkungan Keluarga Perindikator ... . 78
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ... . 79
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Perindikator ... . 80
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar ... . 81
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas ... . 82
Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinearitas ... . 84
Tabel 4.8. Hasil Uji Heterokedastisitas ... . 85
Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Berganda tahap I ... . 86
Tabel 4.10. Uji F tahap I ... . 87
Tabel 4.11. Uji t tahap I ... . 88
xiv
Tabel 4.13. Kefisien Determinasi Ganda X3 terhadap Y ... . 89
Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Berganda Tahap II ... . 90
Tabel 4.15 Uji t Tahap II ... . 91
Tabel 4.16. Koefisien Determinasi Ganda X2 terhadap X3 ... . 91
Tabel 4.17. Besar Pengaruh Langsung dan tidak Langsung ... . 93
Tabel 4.18. Hasil Uji ANOVA`` ... . 94
Tabel 4.19. Hasil Uji Lanjut Poshoc Metode LSD ... . 94
Tabel 4.20. Regresi Variabel Dummy ... . 96
Tabel 4.21. Uji F Variabel Dummy ... . 97
xv
DAFTAR BAGAN
Hal
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir ... .... 55
Gambar 4.1. Diagram Grafik Normal P-Plot ... .... 83
Gambar 4.2.Scatter Plot ... .... 85
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Daftar Pertanyaan Wawancara ... 105
2. Daftar Mahasiswa Uji Coba ... 106
3. Daftar Seleksi Masuk Responden Uji Coba ... 107
4. Daftar IPK Responden Uji Coba ... 108
5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 109
6. Angket Uji Coba ... 110
7. Hasil Uji Coba ... 117
8. Hasil Validitas dan Reliabilitas Lingkungan Keluarga ... 120
9. Hasil Validitas dan Reliabilitas Motivasi Belajar ... 123
10. Daftar Responden Penelitian Pendidikan Akuntansi A ... 127
11. Daftar Responden Penelitian Pendidikan Akuntansi B ... 129
12. Daftar Jalur Seleksi Pendidikan Akuntansi A ... 131
13. Daftar Jalur Seleksi Pendidikan Akuntansi B ... 133
14. Daftar IPK Pendidikan Akuntansi A ... 135
15. Daftar IPK Pendidikan Akuntansi b ... 137
16. Angket Penelitian ... 139
17. Hasil Penelitian Variabel Lingkungan Keluarga ... 146
18. Hasil Penelitian Variabel Motivasi Belajar ... 150
19. Analisis Deskriptif Presentase Jalur Seleksi Masuk ... 154
20. Analisis Deskriptif Presentase Lingkungan Keluarga ... 157
21. Analisis Deskriptif Presentase Motivasi Belajar ... 161
22. Hasil Uji Hipotesis ... 165
23. Surat Penelitian ... 173
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena
melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun
pendidikan bukanlah suatu hal yang mudah dicapai, melainkan harus melalui
kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangat
penting bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Dengan demikian penerapan
pendidikan haruslah dimulai sejak kecil sehingga dapat membentuk sumber daya
manusia yang berkualitas.
Salah satu wadah proses pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas adalah melalui lembaga pendidikan, dalam hal ini perguruan tinggi
atau universitas. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan
formal yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk mempersiapkan mahasiswa
sesuai dengan sistem pendidikan nasional. Selain itu perguruan tinggi dituntut
pula untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami
oleh mahasiswa sebagai peserta didik. Secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yakni perubahan tingkah laku sebagai hasil dari reaksi dengan
2
tampak nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut
diwujudkan dalam pola-pola respons yang bersifat kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Prestasi belajar selalu dihubungkan dengan hasil belajar seorang
mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan
mutu perguruan tinggi. Oleh karena itu pencapaian prestasi belajar setiap
mahasiswa tidak sama karena dipengaruhi faktor yang berlainan pula. Mahasiswa
yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
Prestasi belajar merupakan perpaduan antara kemampuan bakat, minat, perhatian,
motivasi, kemampuan tenaga pendidik, fasilitas, kebiasaan belajar, serta
lingkungan belajar yang saling berhubungan dan mempengaruhi pola perilaku
setiap mahasiswa.
Merujuk pada uraian di atas, keberhasilan suatu proses pendidikan dapat
ditentukan oleh tinggi rendahnya prestasi belajar mahasiswa yang dapat dilihat
dari nilai evaluasi belajar, baik nilai evaluasi disetiap semester maupun
rekapitulasi nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Prestasi belajar yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa yang diperoleh melalui
kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi dalam bentuk skor atau angka mereka
dapatkan dari setiap semester bisa sempurna, IPK yang sempurna yang
diwujudkan dalam indeks prestasi kumulatif (IPK).
Menurut Suherman (2000) menyatakan bahwa teori produksi merupakan
suatu proses mengubah input menjadi output. Input dalam penelitian ini adalah
3
mengharapkan Indeks Prestasi Kumulatif yang dalam hal ini yaitu apabila bisa
mencapai 4,0. Apabila mahasiswa tidak dapat mencapai IPK yang sempurna itu
berarti ada masalah dalam prestasi belajar mereka. Namun sering kali mahasiswa
tidak menyadari masalah tersebut, mereka menganggap bahwa hal tersebut bukan
masalah besar. Berikut ini pedoman standar Indeks Prestasi Mahasiswa menurut
Buku Pedoman Penilaian UNNES:
Observasi awal yang peneliti lakukan adalah dengan wawancara langsung
pada beberapa mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi UNNES, menunjukkan
bahwa prestasi belajar mahasiswa berkisar pada rentang 2,90 sampai dengan 3,7.
Dari hasil observasi tersebut, masih ditemukan indeks prestasi mahasiswa yang
rendah. Sedangkan menurut data statistik diketahui prestasi belajar mahasiswa
jurusan pendidikan akuntansi tahun 2014 sebagai berikut:
Tabel 1.2
Daftar Indeks Prestasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun 2014
Rombel IPK Maksimal IPK Minimal IPK Rata-rata
Pendidikan Akuntansi A 3,73 3,03 3,40
Pendidikan Akuntansi B 3,91 2,96 3,46
PendidikanAkuntansi C 3,96 3,17 3,56
4
Indeks Prestasi Mahasiswa (IPK) cumlaude tentunya juga menjadi harapan
bagi Universitas, karena tinggi rendahnya prestasi belajar mahasiswa
mencerminkan kualitas Universitas. Universitas Negeri Semarang memiliki visi
menjadi universitas konservasi, bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan
sejahtera. Salah satu tujuan Universitas Negeri Semarang yaitu menghasilkan
tenaga akademik, profesi, dan vokasi yang memiliki kompetensi unggul
(https://.unnes.ac.id). Merujuk dari visi dan tujuan di atas maka menjadi masalah
besar bagi Universitas apabila prestasi belajar mahasiswanya mengalami
penurunan.
Zidni (2012:383) dalam Anik (2013) menyatakan bahwa prestasi belajar
tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana belajar dan kualitas
proses pembelajaran saja, tetapi juga ditentukan oleh kualitas peserta yang masuk
/input. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi (FE),
Universitas Negeri Semarang (UNNES) berasal dari berbagai latar belakang yang
berbeda-beda. Pada kegiatan perkuliahan banyak mahasiswa yang terlibat baik
laki-laki maupun perempuan. Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi
dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, dalam penelitian ini
faktor intern yang akan diteliti yaitu motivasi belajar. Sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang ada di luar individu, yaitu lingkungan keluarga. Prestasi belajar
sudah banyak dilakukan sebagai kajian dalam penelitian, dan upaya dalam
5
dilihat dari prestasi belajar yang dicapainya. Untuk mencapai prestasi yang baik
tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajarnya.
Prestasi belajar sudah banyak diteliti, penelitian prestasi belajar bertujuan
untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya dan bagaimana
upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar. Penelitian
terdahulu mengenai prestasi belajar beberapa diantaranya, Pengaruh Tes Masuk
Berdasarkan Nilai Ujian Nasional Terhadap Prestasi Belajar Siswa
(Fransisca:2011), Hubungan Jalur Penerimaan Masuk Mahasiswa Akuntansi
Terhadap Prestasi Akademik (Abdillah Bella), Analisis Pengaruh Proses Belajar
Mengajar, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Belajar Kampus Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa (Rizkhi:2013), Prestasi Akademik Mahasiswa Berstatus Santri
Dari Jenis Kelamin Dan Kemampuan Pengaturan Diri (Imama:2014), Korelasi
Motivasi Berprestasi Dan Minat Berorganisasi Terhadap IPK Mahasiswa
Bidikmisi Biologi UNNES (Mualimin:2013).
Dari beberapa penelitian terdahulu di atas diketahui bahwa banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang telah diteliti. Dari hasil penelitian
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang banyak berpengaruh
bagi prestasi belajar mahasiswa yaitu kualitas input mahasiswa, motivasi belajar,
dan lingkungan keluarga mahasiswa.
Calon mahasiswa yang menjadi mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi
diterima melalui jalur yang berbeda-beda pula. Hal ini menunjukan adanya
6
para calon mahasiswa untuk diterima di Jurusan Pendidikan Akuntansi, FE,
UNNES. Persaingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk seleksi
jalur masuk perguruan tinggi.
Jalur seleksi masuk adalah salah satu bentuk seleksi penerimaan
mahasiswa untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak
seluruh Indonesia. Seleksi masuk perguruan tinggi negeri bertujuan untuk
menyaring calon mahasiswa yang mempunyai potensi akademik untuk mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi sesuai dengan batas waktu
yang ditetapkan. Seleksi masuk Universitas Negeri Semarang dilakukan melalui
tiga jalur yaitu jalur SNMPTN, SBMPTN, dan SPMU.
Seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) atau yang dikenal
dengan seleksi jalur undangan merupakan seleksi yang didasarkan pada
pertimbangan hasil penjaringan prestasi akademik di antaranyaa melalui nilai
rapor, nilai ujian nasional (UN) dan prestasi-prestasi pendukung lainnya selama
belajar disekolah menengah. Adapun kuota mahasiswa baru yang akan diterima
melalui jalur SNMPTN undangan tersebut adalah sekitar 50% dari total
keseluruhan (Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013).
Jalur yang kedua yaitu seleksi tertulis yang bernama seleksi bersama
masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). SBMPTN sebelumnya bernama
SNMPTN tertulis, selanjutnya akan digunakan istilah SBMPTN untuk seleksi
masuk ke perguruan tinggi melalui jalur tes tertulis. Seleksi melalui jalur tersebut
7
dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan
oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes tersebut merupakan bentuk
pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan hasil tes tertulis secara
langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat
soal yang harus dikerjakan oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes
tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan
keputusan untuk menentukan seorang calon mahasiswa baru untuk diterima
melalui jalur tersebutyaitu sekitar 305 dari total keseluruhan. Sementara
presentase sisanya, dapat dijaring ,melalui seleksi yang dilaksanakan oleh
perguruan tinggi negeri masing masing melalui seleksi mandiri ( Direktorat
Pendidikan Tinggi, 2013).
Setelah diterima sebagai mahasiswa pada Program-Program studi di
Fakultas Ekonomi UNNES, semua mahasiswa diperlakukan sama, mengambil
mata kuliah yang sama sesuai Kurikulum Program Studi yang diikutinya. Kondisi
seperti ini menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah dengan berbedanya jalur
masuk yang ditempuh calon mahasiswa juga akan membedakan prestasi belajar
yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di jurusan Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ekonomi UNNES?.
Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Asti Tyas Handayani (2013) menyatakan bahwa menunjukan
hubungan positif dan signifikan antara jalur masuk dengan prestasi belajar
mahasiswa sebesar 0,040. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
8
dengan IPK. Hasil penelitian sependapat dengan rasionalisasi bahwa keketatan
jalur masuk dapat mencerminkan tingkat kecerdasan dan kemampuan mahasiswa
dalam prestasi belajar mahasiswa.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya
prestasi akademik yang diperoleh oleh mahasiswa. Motivasi belajar merupakan
suatu dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk belajar secara maksimal
guna mencapai tujuan/keinginannya. Motivasi belajar dapat juga dikatakan
sebagai semangat untuk belajar yang biasanya diwujudkan dalam
tindakan-tindakan positif seperti berlatih keras mengerjakan soal-soal untuk mengasah
kemampuannya serta giat mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan
minatnya. Adanya motivasi belajar memungkinkan mahasiswa untuk tidak
berputus asa dalam mencapai keinginannya dalam mempelajari suatu ilmu
sehingga memperoleh prestasi yang optimalmotivasi belajar merupakan suatu
dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk belajar secara maksimal guna
mencapai tujuan/keinginannya. Motivasi belajar dapat juga dikatakan sebagai
semangat untuk belajar yang biasanya diwujudkan dalam tindakan-tindakan
positif seperti berlatih keras mengerjakan soal-soal untuk mengasah
kemampuannya serta giat mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan
minatnya. Adanya motivasi belajar memungkinkan mahasiswa untuk tidak
berputus asa dalam mencapai keinginannya dalam mempelajari suatu ilmu
sehingga memperoleh prestasi yang optimal.
Motivasi belajar merupakan syarat untuk belajar, memegang peranan
9
tidak hanya menjadi pendorong untuk mencapai hasil yang baik tetapi
mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat pemahaman
dan pengembangan dari belajar. Dengan motivasi belajar, setiap mahasiswa
dirinya untuk belajar bukan hanya untuk mengetahui tetapi lebih kepada
memahami hasil pembelajaran tersebut.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor dari dalam
(motivasi intrinsik) maupun faktor dari luar (motivasi ekstrinsik). Purwanto
(2009) mengidentifikasikan bahwa faktor motivasi intrinsik terdiri dari, minat,
cita-cita, dan kondisi siswa. Sedangkan faktor motivasi ekstrinsik terdiri dari,
kecemasan terhadap hukuman, penghargaan dan pujian, peran orang tua, peran
pengajar, dan kondisi lingkungan.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 15 mahasiswa
pendidikan akuntansi secara acak, dapat diketahui bahwa motivasi belajar
mahasiswa ada yang tergolong baik yakni ditunjukkan dengan antusiasme
mahaiswa dalam mengerjakan tugas tepat waktu, ulet menghadapi kesulitan dan
minat yang tinggi dalam menghadapi macam-macam masalah, dan selalu bekerja
mandiri saat memperoleh tugas dari dosen. Ada juga mahasiswa dengan motivasi
belajar yang tergolong kurang yakni ditunjuukkan dengan kurangnya antusiasme
dalam mengerjakan tugas dari dosen, cepat bosen dengan tugas tang rutin, dan
kurangnya bekerja mandiri dalam mengerjakan tugas dari dosen.
Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini khususnya variabel
10
meneliti bahwa motivasi berprestasi berkorelasi positif dan signifikan terhadap
indeks prestasi belajar mahasiswa. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa korelasi
berprestasi terhadap indeks prestasi belajar termasuk dalam kategori tinggi dengan
koefisien korelasi sebesar 0,656. Korelasi positif dan signifikan antara motivasi
berprestasi terhadap indeks prestasi belajar memberikan arti bahwa jika motivasi
berprestasi mahasiswa tinggi maka indeks prestasi belajar mahasiswa juga akan
tinggi. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada korelasi
antara motivasi berprestasi dan minat berorganisasi terhadap indeks prestasi
belajar mahasiswa bidikmisi jurusan Biologi FMIPA UNNES dengan koefisien
korelasi sebesar 0,687.
Munib (2012:72) menyatakan bahwa keluarga adalah yang pertama dan
utama, karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain,
lembaga inilah yang pertama ada. Pola pendidikan orang tua yang baik dan
suasana keluarga yang harmonis, menjadikan keadaan psikologis anak terkontrol.
Hal ini akan mendukung proses belajar anak akan berjalan lancar, tenang,
bersemangat, untuk belajar dan anak akan merasa diperhatikan dan juga
termotivasi untuk belajar.
Aspek yang yang harus dicapai sebagai cermin mutu sumber daya manusia
adalah motivasi belajar yang tinggi pada setiap jenjang pendidikan. Hal tersebut
tidak lepas dari peran orang tua yang memiliki wewenang secara kodrati sebagai
11
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar. Menurut Tu’u (2004:16) pengaruh pertama dan utama bagi
kehidupan, pertumbuhan, dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan keluarga yang pertama dan utama dalam
membentuk kepribadian individu. Cara orang tua mendidik anaknya akan
memberikan pengaruh besar kepada anaknya yang sedang belajar. Hal ini jelas
dipertegas oleh Sutjipto wirowidjojo dalam (Slameto,2010:61) dengan pernyataan
yang menyatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran besar
yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Melihat pernyataan tersebut, dapat dipahami betapa pentingnya peranan
keluarga dalam pendidikan anaknya. Apabila cara orang tua mendidik anaknya
menunjukkan relasi yang kurang baik, maka akan menyebabkan perkembangan
anak tersebut menjadi terhambat, belajarnya terganggu dan bahkan dapat
menimbulkan masalah-masalah psikologis yang lain.
Faktor motivasi ekstrinsik salah satunya adalah kondisi lingkungan,
kondisi lingkungan yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar. Lingkungan
yang aman, nyaman dan bisa disesuaikan sendiri dapat menumbuhkan dorongan
untuk belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga tidak
hanya mempengaruhi prestasi belajar saja tetapi juga mempengaruhi motivasi
belajar mahasiswa. Apabila motivasi belajar mahasiswa baik, maka prestasi
12
Mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi UNNES berasal dari berbagai
daerah dengan latar belakang keluarga yang pasti berbeda pula. Dengan latar
belakang keluarga yang berbeda, prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa
juga tidak sama. Berdasarkan hasil wawancara tentang lingkungan keluarga
mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi, diketahui bahwa lingkungan keluarga
dalam kategori baik yakni ditunjukkan dengan adanya perhatian orang tua
terhadap mahasiswa dengan adanya komunikasi yang baik, keadaan ekonomi
yang baik. Ada juga mahasiswa dengan keadaan lingkungan keluarga yang kurang
yakni ditunjukkan dengan keadaan ekonomi yang kurang, dan perhatian orang tua
yang kurang.
Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini khususnya variabel
lingkungan keluarga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ella Nurlaela (2013)
menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh terhadap Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UPI. Hasil
penelitian menyarankan bahwa sebaiknya mahasiswa meningkatkan motivasi
belajarnya agar memperoleh hasil belajar yang baik dan dalam lingkungan
keluarga sebaiknya mahasiswa menjalin hubungan yang baik antara anggota
keluarga sehingga keluarga merupakan tempat nyaman bagi mahasiswa untuk
belajar agar meraih hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
13 1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur SNMPTN dengan
SBMPTN jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur SNMPTN dengan
Seleksi Mandiri jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur SBMPTN dengan
Seleksi Mandiri jurusan Akuntansi FE UNNES?
4. Apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa
jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
5. Apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar
mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
6. Apakah ada pengaruh jalur seleksi masuk terhadap prestasi belajar mahasiswa
Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
7. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
8. Apakah ada pengaruh lingkungan keluarga, jalur seleksi masuk, dan motivasi
14 1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur
SNMPTN dengan SBMPTN jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur
SNMPTN dengan Seleksi Mandiri jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa jalur
SBMPTN dengan Seleksi Mandiri jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi
mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap
motivasi belajar mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
6. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jalur seleksi masuk terhadap prestasi
belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
7. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi
belajar mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNNES?
8. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan keluarga, jalur seleksi
masuk, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan
15 1.4. Manfaat penelitian
Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi
semua kalangan baik itu bagi universita, dosen, dan mahasiswa dalam
meningkatkan prestasi belajar. Adapun berbagai manfat yang diharapkan antara
lain:
a. Manfaat secara teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
terhadap perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai jalur seleksi
masuk, lingkungan keluarga, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi hasil kajian teori
mengenai jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga, dan motivasi belajar
tehadap prestasi belajar mahasiswa.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawsan
serta konsep-konsep mengenai jalur seleksi masuk, lingkungan keluarga,
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
4. Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Kampus
Sebagai masukan untuk bahan pertimbangan bagi peningkatan prestasi
16 2. Bagi Dosen
Diharapkan dapat membantu dosen untuk meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa yang dapat diperhatikan dalam jalur seleksi masuk, lingkungan
keluarga dan motivasi belajar mahasiswa sebagi tolak ukur keberhasilan
dalam belajarnya.
3. Bagi Mahasiswa
a. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar.
17 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Prestasi Belajar
2.1.1. Teori Belajar
Secara umum teori adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan
sistemetis untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu. Dengan adanya teori
belajar, seseorang dapat meningkatkan prestasi belajarnya sebagai akibat dari
adanya proses pembelajaran. Macam-macam teori belajar yang melandasi
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teori Produksi
Teori produksi merupakan analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang
pengusaha atau produsen, dalam teknologi tertentu memilh dan
mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan
sejumlah produksi tertentu, sefisien mungkin (Suherman,2000). Produksi adalah
suatu proses mengubah input menjadi output, sehinga nilai barang tersebut
bertambah. Teori produksi yang berkaitan dalam penelitian ini yaitu jalur seleksi
masuk, calon mahasiswa merupakan sebuah input dalam proses belajar. Calon
peserta didik yang akan masuk ke perguruan tinggi akan diseleksi melalui jalur
seleksi masuk perguruan tinggi.
2. Teori Tindakan Sosial
Menurut Max Weber tindakan sosial terjadi ketika individu melekatkan
18
suatu tindakan dimana beberapa aktor yang berbeda-beda, sejauh tindakan itu
mengandung makna dihubungkan serta diarahkan kepada tindakan orang lain.
Masing-masing individu berinteraksi dan saling menanggapi. Lingkungan
keluarga memberikan stimulus yaitu berupa dorongan secara sosial dalam
pencapaian prestasi belajar. Sehingga secara sederhana dapat dijelaskan bahwa
dengan dorongan dari keluarga akan membantu seseorang dalam mencapai
prestasi belajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka teori tindakan sosial
oleh Max Weber memayungi variabel Lingkungan keluarga.
3. Teori Kognitif
Teori kognitif dikembangkan oleh Rifa’i dan Anni. Menurut Rifai dan
Anni (2011:105-143) menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh
stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya
sendiri. Dengan kata lain aktifitas belajar pada diri manusia ditekankan pada
proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi. Kegiatan
pengolahan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan
perubahan perilaku seseorang. Motivasi belajar adalah faktor yang ada dalam diri
individu sehingga dengan motivasi tersebut akan memacu individu dalam
mencapai prestasi belajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka teori kognitif
memayungi variabel motivasi belajar.
2.1.2. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai
peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik
19
akan diukur dan dinilai serta diwujudkan dalam angka atau pernyataan
(Nurkencana:2005). Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang
memperlihatkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik. Tes digunakan untuk
mengukur pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik yang
diwujudkan dalam nilai dan skor. Hasil tes berupa nilai inilah yang menunjukkan
keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh peserta didik
(Suryabrata:2008).
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi
yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah dicapai
mahasiswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah
ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, dosen dapat melakukan
tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar mahasiswa.
Prestasi belajar mahasiswa ditunjukkan melalui Indeks Prestasi (IP) atau Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK). IP adalah angka yang menunjukkan prestasi atau
kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama
sampai dengan semester akhir yang telah ditempuh (BAAK Unikom 2010).
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas
atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru (Tu`u, 2004:75).
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil
20
yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf.
Keberhasilan mahasiswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat
yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi
yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang
dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain
itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong
dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tu`u, 2004: 81).
Prestasi belajar selalu dihubungkan dengan hasil belajar seorang
mahasiswa. Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui
keberhasilan mahasiswa yang mengalami proses belajar pada jangka waktu
tertentu dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Mahasiswa yang prestasimya tinggi
dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar merupakan
perpaduan antara kemampuan, bakat, minat, perhatian, motivasi, kemampuan
tenaga pendidik, fasilitas, kebiasaan belajar, serta lingkungan belajar yang saling
berhubungan dan mempengaruhi pola perilaku setiap mahasiswa.
Menurut Yusron (2011:203) dalam penelitiannya mengatakan bahwa
untuk mengetahui hasil belajar yang didapatkan setiap individu, dilakukan dengan
pengukuran. Informasi tersebut didapatkan melalui ujian, tugas-tugas, baik berupa
tugas pratikum, tugas penulisan maupun tugas-tugas latihan pendalaman materi.
Dengan demikian, maka hasil belajar yang didapatkan mahasiswa membayangkan
21
taraf tingkatan yang dicapai individu, maka akan baik pula kualitas hasil belajar
yang didapat.
2.1.3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Pada hakekatnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dalam
proses belajar, sehingga faktor yang mempengaruhinya sama dengan faktor yang
mempengaruhi belajar. Menurut Tu’u (2004:78) beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mencapai hasil belajar yang baik,
antara lain:
1. Faktor kecerdasan.
Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki siswa sangat menentukan
keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain yang
ada pada dirinya.
2. Faktor bakat.
Bakat-bakat yang dimiliki siswa apabila diberi kesempatan untuk
dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi belajar yang
diharapkan.
3. Faktor minat dan perhatian.
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah
melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu. Minat dan
perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik
bagi prestasi belajar siswa.
22
Motif selalu selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila dalam belajar,
siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal ini akan memperbesar usaha
dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.
5. Faktor cara belajar.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara belajar
yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif.
6. Faktor lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif member
pengaruh pada prestasi siswa. Terutama dalam hal mendorong, member
semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya.
7. Faktor sekolah.
Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem,
dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etika, moral, mental,
spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.
Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat
kecerdasan dan input seseorang saja tetapi juga didukung oleg lingkungan
keluarga dan motivasi pada diri seseorang tersebut. Tu’u (2004:81) mengatakan
bahwa suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan
sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses
23
Menurut Slameto (2010:54-60) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dam faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Berikut ini
diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seeorang antara lain:
1. Faktor internal, meliputi:
a. Faktor jasmani, terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor psikologis, terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kemandirian, kematangan, kelelahan.
2. Faktor eksternal, meliputi:
a. Faktor keluarga terdiri atas cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua,
dan latar belakang kebudayaan keluarga.
b. Faktor sekolah terdiri atas metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
peserta didik, relasi siswa dengan siswa,disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode mengajar, dan
tugas rumah.
c. Faktor masyarakat terdiri atas kegiatan seseorang dalam masyarakat, media
massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat yang heterogen.
2.2. Seleksi jalur masuk
Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah Sekolah
Menengah Atas. Para lulusan SMA berlomba-lomba agar dapat diterima di
24
Tinggi yaitu melalui tes tertulis, tes kemampuan bakat dan minat, dan tes-tes yang
lain sesuai dengan kebijakan masing-masing Perguruan Tinggi. Tes tertulis yang
biasanya dikenal dengan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri) yang secara serentak dilaksanakan di tingkat nasional.
Seleksi masuk adalah salah satu bentuk seleksi penerimaan mahasiswa
untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak seluruh
Indonesia. Seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) atau yang dikenal
dengan seleksi jalur undangan merupakan seleksi yang didasarkan pada
pertimbangan hasil penjaringan prestasi akademik di antaranyaa melalui nilai
rapor, nilai ujian nasional (UN) dan prestasi-prestasi pendukung lainnya selama
belajar disekolah menengah. Adapun kuota mahasiswa baru yang akan diterima
melalui jalur SNMPTN undangan tersebut adalah sekitar 50% dari total
keseluruhan (Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013).
Jalur yang kedua yaitu seleksi tertulis yang bernama seleksi bersama
masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). SBMPTN sebelumnya bernama
SNMPTN tertulis, selanjutnya akan digunakan istilah SBMPTN untuk seleksi
masuk ke perguruan tinggi melalui jalur tes tertulis. Seleksi melalui jalur tersebut
didasarkan pada pertimbangan hasil tes tertulis secara langsung. Tes dilaksanakan
dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan
oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes tersebut merupakan bentuk
pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan hasil tes tertulis secara
langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat
25
tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan
keputusan untuk menentukan seorang calon mahasiswa baru untuk diterima
melalui jalur tersebutyaitu sekitar 305 dari total keseluruhan. Sementara
presentase sisanya, dapat dijaring ,melalui seleksi yang dilaksanakan oleh
perguruan tinggi negeri masing masing melalui seleksi mandiri ( Direktorat
Pendidikan Tinggi, 2013).
Menurut Suryabrata dalam ( Amirulloh:2013) memaparkan bahwa terdapat
empat alasan utama mengapa perguruan tinggi menyelenggarakan seleksi dalam
penerimaan calon mahasiswa baru, yaitu:
1. Pendidikan di perguruan tinggi merupakan ajang penyiapan calon pemimpin
bangsa di masa yang akan datang, karena itu diperlukan suatu “kepastian”
bahwa cara calon mahasiswa yang akan belajar di perguruan tinggi memiliki
kualitas yang baik.
2. Kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi merupakan kesempatan yang
langka,terutama di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia,
sehingga perguruan tinggi mengharapkan peluang yang langka tersebut
diberikan kepada calon yang paling potensial dan paling berhak
mendapatkannya.
3. Adanya seleksi memungkinkan untuk terjaringnya calon-calon mahasiswa
yang bertalenta tinggi.
4. Kesempatan pendidikan tinggi merupakan suatu hal yang sangat mahal,
26
mahasiswa yang paling besar kemungkinannya untuk berhasil dalam belajar di
masa yang akan datang.
Berkenaan dengan hal di atas diperlukan sebuah sistem ideal dan
berkualitas untuk penerimaan calon mahasiswa baru di perguruan tinggi, sehingga
mereka yang memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi merupakan
orang-orang potensial yang memang berhak mendapatkannya. Dalam
(Depdikbud:1990) hal tersebut sekurang-kurangnya yaitu dengan
mempertimbangkan empat aspek, yaitu Efektivitas prediksi, Efektivitas ekonomi,
Ekuitas, Intensitas belajar mengajar.
Berkenaan dengan seleksi tes tertulis, pertimbangan tersebut secara
langsung membawa pada permasalahan mengenai penyediaan alat seleksi atau
perangkat tes untuk masuk perguruan tinggi. Universitas Negeri Semarang setiap
tahunnya membuka penerimaan mahasiswa baru dengan berbagai jalur masuk.
Jalur masuk yang ditetapkan oleh Universitas Negeri semarang terdiri dari tiga
jalur yaitu:
1. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
SNMPTN yang diselenggarakan semenjak 2013 sebagai pengganti SNMPTN
Jalur Undangan, merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil
penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan portofolio
akademik.
2. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)
SBMPTN secara teknis sama dengan SNMPTN Jalur Ujian Tulis 2012,
27
keterampilan. Seleksi ini dapat diikuti oleh semua lulusan
SMA/MA/SMK/MAK.
3. Seleksi Mandiri Unnes (SM-Unnes)
Seleksi Mandiri Unnes (SM-Unnes), yang selama ini disebut SPMU (Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang), merupakan seleksi
penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan secara mandiri oleh Unnes
di kampus Unnes. Seleksi ini didasarkan pada tes tertulis dan ujian
keterampilan khusus bagi yang memilih program studi olahraga atau seni.
Kesempatan untuk diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ditentukan
oleh potensi calon mahasiswa. Potensi bukan hanya ditentukan oleh pencapaian
kurikulum, karena pencapaian kurikulum berkaitan erat dengan fasilitas belajar
mengajar di sekolah. Sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap akan dapat
menyelesaikan kurikulum dalam batas yang ditetapkan. Tamatannya akan
mempunyai pengalaman belajar lebih baik dari tamatan sekolah dengan fasilitas
yang kurang. Tamatan sekolah dengan pengalaman belajar lebih banyak, yang
diakibatkan fasilitas belajar lengkap, belum tentu memiliki potensi lebih baik dari
tamatan sekolah yang mempunyai fasilitas belajar kurang (Yusro,2011:206).
2.3. Lingkungan Keluarga
2.3.1. Pengertian lingkungan keluarga
Dalyono (2007:129) menyatakan bahwa secara psikologis, lingkungan
mencangkup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam
konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat
28
kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasitas intelektual. Lingkungan sangat
berperan dalam pertumbuhan anak. Keluarga merupakan tempat dimana anak
akan diasuh dan dibesarkan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat
kemampuan orang rua dalam merawat anak juga sangat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua
besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohani anak terutama kepribadian dan
kemajuan pendidikannya.
Ihsan (2008:57) menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan
yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia
dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara
pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.
Pendidikan yang diterima inilah yang digunakan oleh anak sebagain dasar
mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.
Tu’u (2004:16) menyatakan bahwa pengaruh utama dan pertama bagi
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga.
Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan orang-orang terdekat bagi seorang
anak. Banyak kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk berjumpa dan
berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sudah pasti besar
29
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama yang sangat berpengaruh
terhadap kepribadian seseorang. Keadaan lingkungan keluarga yang berbeda-beda
akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap pendidikan anak-anaknya
di sekolah.
Saleh (2014) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pendidikan yang
diterima dalam keluarga akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya disekolah. Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar
kecilnya penghasilan, cukup kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun
atau tidaknya kedua orang tua, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian
hasil belajar.
Sedangkan menurut Tyas (2013) pendidikan dalam keluarga dapat
memberikan seseorang berbagai pengalaman, kemampuan, kebiasaan,
keterampilan berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan. Di
samping itu keluarga merupakan lembaga pendidikan yang membekali anak
dengan berbagai pengalaman nilai sosial dan moral. Keluarga merupakan
lingkungan yang juga ikut berpengaruh bagi anak sebagai individu dalam proses
terbentuknya sikap, selain pendidikan sekolah dan masyarakat.
2.3.2. Bentuk pengaruh keluarga terhadap belajar seseorang
Lingkungan keluarga merupakan salah satu lingkungan yang dapat
30
menyebutkan bahwa bentuk pengaruh keluarga terhadap belajar seseorang erdiri
dari status ekonomi keluarga, faktor keutuhan keluarga, dan sikap dan
kebiasaan-kebiasaan orang tua. Slameto (2010:60-64) menyatakan bahwa seseorang yang
sedang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anaknya.Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul beban dan
tanggung jawab sebagai pendidik, guru dan pemimpin bagi anak-anaknya.
Kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk
belajar. Cara orang tua dalam mendidik anaknya yang salah akan berpengaruh
pada pola belajar anak.
Relasi antaraanggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua
dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota
keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu
misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah
diliputi kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan
sebagainya. Begitu juga jika relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota
keluarga yang lain tidak baik, akan dapat menimbulkan problem sejenis.
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.Suasana rumah
juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja.
31
ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada
keluarga besar yang banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan
sering terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga
lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah, akibatnya
belajar anak menjadi kacau.
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan,
pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar
seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku buku dan
lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai
cukup uang.
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.Bila anak sedang
belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak
mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan
mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di
sekolah. Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
Purwanto (2003:86-88) menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik dari pendidikan seseorang, diperlukan beberapa petunjuk tentang
aturan-aturan pendidikan dalam lingkungan keluarga yang berdasarkan ilmu
pendidikan. Adapun beberapa petunjuk penting dan perlu diperhatikan oleh para
32
1. Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga. Kesenangan dan
ketenteraman keluarga itu tidak hanya bergantung kepada banyak sedikitnya
harta benda yang dimiliki atau yang diusahakan oleh keluarga itu. Di dalam
keluarga yang baik selalu akan terdapat kejujuran, kesetiaan, keteguhan hati,
kesabaran, kerajinan, kerapian, dan kebersihan di antara anggota keluarganya.
2. Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan
kewajiban masing-masing. Jika tiap-tiap anggota keluarga sudah tahu dan
menjalankan tugas kewajibannya masing-masing menurut atura-aturan yang
berlaku dalam keluarga itu, maka akan terjelmalah ketertiban dan kesenangan
serta ketenteraman dalam keluarga itu.
3. Orang tua serta orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah
mengetahui tabiat dan watak anak-anak. Seorang pendidik akan dapat lebih
berhasil usahanya jika ia dapat mengerahui siapa yang sedang dididiknya.
Lagipula , adanya pengetahuan orang tua tentang watak anak-anaknya dan
adanya saling mengetahui tabiat masing-masing akan mendatangkan
kerukunan serta ketenteraman dalam keluarga.
4. Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-anak.
Orang tua tidak boleh sering mengejek atau mengecilkan hati anak-anak.
Besarkan hati anak-anak itu dalam segala usahanya yang baik. Pujilah mereka,
anjurkan kepada mereka bahwa apa yang dapat dikerjakan orang lain, dia pun
dapat mengerjakannya. Janganlah selalu melarang atau menegur jika memang
33
5. Biarkanlah anak-anak bergaul dengan teman-temannya di luar lingkungan
keluarga. Anak-anak adalah calon manusia dewasa yang akan hidup dalam
masyarakat yang bermacam-macam corak ragamnya. Pergaulan dengan
teman-teman sebaya penting sekali bagi pertumbuhan jiwa anak-anak, terutama
pertumbuhan perasaan sosialnya dan pertumbuhan wataknya.
Slameto (2010:60-64) mengemukakan beberapa indikator dari variabel
lingkungan keluarga, sehingga peneliti akan mengambil beberapa indikator
tersebut dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Cara orang tua mendidik
2. Relasi antaranggota keluarga
3. Suasana rumah
4. Keadaan ekonomi keluarga
5. Pengertian orang tua
6. Latar belakang kebudayaan.
2.4. Motivasi belajar
2.4.1. Pengertian motivasi belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (https://.wikipedia.com)
mengartikan motivasi sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sardiman (2010:42)
34
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Uno (2012:23) mendefinisikan motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur
yang mendukung. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian motivasi belajar adalah daya pengerak yang memberikan kekuatan dan
mengarahkan aktivitas seseorang untuk melakukan usaha dalam mencapai suatu
tujuan.
Menurut Nurcahyani (2013) motivasi belajar adalah suatu dorongan atau
daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat
pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Jadi
peran motivasi bagi seseorang dalam belajar sangat penting. Demgam adanya
motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan proses belajarnya,
sehingga akan diperoleh keefektifan dalam belajar.
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam rangka seseorang
menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan dirinya, termasuk
dalam belajar. Banyak hal yang diperlukan oleh seseorang dalam rangka
mengembangkan dirinya sendiri, namun bila semua usaha itu tidak dilakukan
dengan baik bagaimana bisa sesuai dengan harapan.
Seseorang akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya ada keinginan
untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut dengan motivasi.
Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu mengetahui apa yang akan
35
dianggap sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi
(tidak mengetahui apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal
tersebut perlu dipelajari) kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil (Sardiman
2010:40).
Manusia memiliki banyak keinginan dan jarang mencapai keadaan puas.
Apabila keinginan yang satu telah terpenuhi, keinginan lainnya akan muncul
menggantikan tempat keinginan yang pertama dan akan selalu muncul keinginan
yang lainnya. Sehingga dalam sepanjang hidupnya manusia akan selalu
menginginkan sesuatu. Hal tersebut menghadapkan pada suatu keharusan untuk
menelaah hubungan antara motivasi.
Motivasi merupakan faktor penentu dan berfungsi menimbulkan,
mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik
tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan
semakin besar kesuksesan, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat belajar untuk
meningkatkan prestasi belajarnya (Alimudin:2009). Sedangkan menurut
Nurcahyani (2013) belajar dengan motivasi dan terarah dapat menghindarkan rasa
malas dan menimbulkan kegairahan seseorang dalam belajar, pada akhirnya dapat
meningkatkan daya kemampuan belajar seseorang.
2.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Motivasi belajar setiap orang pasti berbeda-beda, banyak faktor
mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut bisa dari dalam
diri seseorang maupun dari luar. Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi
36
1. Sikap, sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi dan emosi yang
dihasilkan di dalam posisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan,
peristiwa atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan.
2. Kebutuhan, kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai
kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan.
3. Rangsangan, rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau
pengalaman dengan kondisi yang membuat seseorang bersifat aktif.
4. Afeksi, konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional kecemasan,
kepedulian dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar.
5. Kompetensi, Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperolah
kompetensi dari kondisinya. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk
menguasai kondisi dan mengejar tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas.
6. Penguatan, penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau
meningkatkan kemungkinan respon.
Faktor-faktor di atas sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar
seseorang karena faktor tersebut berasal dari diri seseorang. Selain
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, faktor-faktor dari luar juga ikut serta
berpengaruh terhadap tingkat motivasi. Menurut Dimyati (2006:97-100), ada
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu cita-cita, kemampuan
belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur dinamis dalam belajar, dan
upaya guru membelajarkan siswa.
Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan perkembangan akal, moral,