LANDASAN TEORI
2.4. Motivasi belajar
2.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Motivasi belajar setiap orang pasti berbeda-beda, banyak faktor mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut bisa dari dalam diri seseorang maupun dari luar. Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar menurut Rifa’i dan Anni (2012:137) yaitu:
36
1. Sikap, sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi dan emosi yang dihasilkan di dalam posisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. 2. Kebutuhan, kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai
kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan.
3. Rangsangan, rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan kondisi yang membuat seseorang bersifat aktif.
4. Afeksi, konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional kecemasan, kepedulian dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar. 5. Kompetensi, Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperolah
kompetensi dari kondisinya. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menguasai kondisi dan mengejar tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. 6. Penguatan, penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau
meningkatkan kemungkinan respon.
Faktor-faktor di atas sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang karena faktor tersebut berasal dari diri seseorang. Selain faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, faktor-faktor dari luar juga ikut serta berpengaruh terhadap tingkat motivasi. Menurut Dimyati (2006:97-100), ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu cita-cita, kemampuan belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur dinamis dalam belajar, dan upaya guru membelajarkan siswa.
Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang juga menimbulkan adanya
37
perkembangan kepribadian. Siswa yang merasa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka akan mendorong dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malas untuk berbuat sesuatu.
Kondisi siswa dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis, karena siswa dalah makluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi fisik siswa lebih cepat diketahui daripada kondisi psikologis. Hal ini dikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.
Unsur-unsur yang dinamis adalah unsur-unsur yang keberadaannya di dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi siswa dan lain-lain. Usaha guru membelajarkan siswa dalah usaha guru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil belajar siswa. 2.4.3. Macam-macam Motivasi
Motivasi dapat dilihat dari sudut pandang, yaitu motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang disebut dengan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang berasal dari luar diri seseorang (Sardiman, 2010:89). Motivasi
38
intrinsik dan motivasi ekstrinsik berjalan setara dalam diri seseorang. Apabila mempunyai motivasi intrinsik yang kuat, namun motivasi ekstrinsiknya kurang maka dorongan yang ada dalam diri seseorang tersebut tidak kuat. Tetapi apabila motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik erat kaitannya maka dorongan yang ada pada diri seseorang akan lebih kuat.
1. Motivasi Intrinsik
Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena ada dalam diri setiap individu suatu dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan memiliki tujuan untuk menjadi orang yang terdidik dan ditunjukkan dengan tingginya aktivitas yang dilakukan, terutama aktivitas dalam belajar. Dorongan yang menggerakkan tersebut bersumber pada suatu kebutuhan yatu kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yyang terdidik.
Motivasi intrinsik sangat diperlukan dalam aktivitas belajar, terutama jika yang dilakukan adalah belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali untuk melakukan aktivitas belajar secara terus menerus, sebaliknya seorang yang memiliki motivasi intrinsik akan selalu ingin melakukan aktivitas belajar. Keinginan itu dilatar belakangi oleh keinginan positif, bahwa pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan kini dan masa yang akan datang. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tidak pernah terlepas dari kegiatan seseorang yang memiliki motivasi intrinsik (Alimuddin:2009).
39
Purwanto (2009) memyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang berasal dari seseorang itu sendiri yaitu terdiri dari minat, cita-cita, dan kondisi siswa. Minat merupakan keterkaitan individu terhadap sesuatu, dimana minat belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar seseorang menjadi lebih mudah dan cepat. Selain minat, cita-cita juga mempengaruhi motivasi instrinsik. Apabila seseorang dengan kemauan besar serta didukung oleh cita-cita yang sesuai maka akan menimbulkan semangat dan dorongan yang besar untuk bisa meraih apa yang diinginkan. Kondisi fisik serta pikiran yang sehat akan menumbuhkan motivasi belajar.
2. Motivasi Ekstrinsik
Moti-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik merupakan bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik seseorang yaitu, penghargaan dan pujian, peran orang tua, peran pengajar, dan kondisi lingkungan (Purwanto:2009).
Baik orang tua maupun pengajar memiliki cara yang berbeda untuk menumbuhkan motivasi belajar anak. Motivasi bisa muncul jika terdapat penghargaan atau pujian yang layak yang menyertai atau melandasi pembelajaran. Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar perlu diusahakan, baik berupa perhatian bimbingan kepada anak dirumah maupun
40
berprestasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan kegiatannya, serta memperhatikan kesulitan yang dialami anak dalam proses belajar. Selain peran lingkungan keluarga peran pengajar juga sangat berpengaruh dalam motivasi belajar, dimana strategi utama dalam membangkitkan motivasi belajar pada dasarnya terletak pada guru atau pengajar itu sendiri. Membangkitkan motivasi belajar tidak hanya terletak bagaimana peran pengajar, namun banyak hal yang mempengaruhinya.
Menurut Alimuddin (2009) menjelaskan bahwa motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Bagaimanapun juga siswa yang mendapat motivasi dari luar pasti akan melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian, siswa tersebut akan mendapat manfaat dari kegiatannya itu terlepas dari faktor yang mempengaruhi dirinya untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama-sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak dan penyeleksi perbuatan.