• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi Belajar 1. Teori Belajar

2.3.2. Bentuk pengaruh keluarga terhadap belajar seseorang

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Keadaan lingkungan keluarga yang berbeda-beda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap pendidikan anak-anaknya di sekolah.

Saleh (2014) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pendidikan yang diterima dalam keluarga akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya disekolah. Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

Sedangkan menurut Tyas (2013) pendidikan dalam keluarga dapat memberikan seseorang berbagai pengalaman, kemampuan, kebiasaan, keterampilan berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan. Di samping itu keluarga merupakan lembaga pendidikan yang membekali anak dengan berbagai pengalaman nilai sosial dan moral. Keluarga merupakan lingkungan yang juga ikut berpengaruh bagi anak sebagai individu dalam proses terbentuknya sikap, selain pendidikan sekolah dan masyarakat.

2.3.2. Bentuk pengaruh keluarga terhadap belajar seseorang

Lingkungan keluarga merupakan salah satu lingkungan yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam belajar. Ahmadi (2007:91)

30

menyebutkan bahwa bentuk pengaruh keluarga terhadap belajar seseorang erdiri dari status ekonomi keluarga, faktor keutuhan keluarga, dan sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua. Slameto (2010:60-64) menyatakan bahwa seseorang yang sedang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul beban dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru dan pemimpin bagi anak-anaknya. Kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar. Cara orang tua dalam mendidik anaknya yang salah akan berpengaruh pada pola belajar anak.

Relasi antaraanggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu juga jika relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak baik, akan dapat menimbulkan problem sejenis.

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan memberikan

31

ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga besar yang banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah, akibatnya belajar anak menjadi kacau.

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Purwanto (2003:86-88) menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari pendidikan seseorang, diperlukan beberapa petunjuk tentang aturan-aturan pendidikan dalam lingkungan keluarga yang berdasarkan ilmu pendidikan. Adapun beberapa petunjuk penting dan perlu diperhatikan oleh para pendidik yaitu:

32

1. Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga. Kesenangan dan ketenteraman keluarga itu tidak hanya bergantung kepada banyak sedikitnya harta benda yang dimiliki atau yang diusahakan oleh keluarga itu. Di dalam keluarga yang baik selalu akan terdapat kejujuran, kesetiaan, keteguhan hati, kesabaran, kerajinan, kerapian, dan kebersihan di antara anggota keluarganya. 2. Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan

kewajiban masing-masing. Jika tiap-tiap anggota keluarga sudah tahu dan menjalankan tugas kewajibannya masing-masing menurut atura-aturan yang berlaku dalam keluarga itu, maka akan terjelmalah ketertiban dan kesenangan serta ketenteraman dalam keluarga itu.

3. Orang tua serta orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah mengetahui tabiat dan watak anak-anak. Seorang pendidik akan dapat lebih berhasil usahanya jika ia dapat mengerahui siapa yang sedang dididiknya. Lagipula , adanya pengetahuan orang tua tentang watak anak-anaknya dan adanya saling mengetahui tabiat masing-masing akan mendatangkan kerukunan serta ketenteraman dalam keluarga.

4. Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-anak. Orang tua tidak boleh sering mengejek atau mengecilkan hati anak-anak. Besarkan hati anak-anak itu dalam segala usahanya yang baik. Pujilah mereka, anjurkan kepada mereka bahwa apa yang dapat dikerjakan orang lain, dia pun dapat mengerjakannya. Janganlah selalu melarang atau menegur jika memang tidak perlu.Lebih bijaksana jika larangan-larangan itu diganti dengan suruhan.

33

5. Biarkanlah anak-anak bergaul dengan teman-temannya di luar lingkungan keluarga. Anak-anak adalah calon manusia dewasa yang akan hidup dalam masyarakat yang bermacam-macam corak ragamnya. Pergaulan dengan teman-teman sebaya penting sekali bagi pertumbuhan jiwa anak-anak, terutama pertumbuhan perasaan sosialnya dan pertumbuhan wataknya.

Slameto (2010:60-64) mengemukakan beberapa indikator dari variabel lingkungan keluarga, sehingga peneliti akan mengambil beberapa indikator tersebut dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antaranggota keluarga 3. Suasana rumah

4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Pengertian orang tua

6. Latar belakang kebudayaan.

Dokumen terkait