• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi Belajar 1. Teori Belajar

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

taraf tingkatan yang dicapai individu, maka akan baik pula kualitas hasil belajar yang didapat.

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Pada hakekatnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dalam proses belajar, sehingga faktor yang mempengaruhinya sama dengan faktor yang mempengaruhi belajar. Menurut Tu’u (2004:78) beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mencapai hasil belajar yang baik, antara lain:

1. Faktor kecerdasan.

Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain yang ada pada dirinya.

2. Faktor bakat.

Bakat-bakat yang dimiliki siswa apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

3. Faktor minat dan perhatian.

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

22

Motif selalu selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila dalam belajar, siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal ini akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.

5. Faktor cara belajar.

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif.

6. Faktor lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif member pengaruh pada prestasi siswa. Terutama dalam hal mendorong, member semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya.

7. Faktor sekolah.

Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem, dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etika, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat kecerdasan dan input seseorang saja tetapi juga didukung oleg lingkungan keluarga dan motivasi pada diri seseorang tersebut. Tu’u (2004:81) mengatakan bahwa suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar.

23

Menurut Slameto (2010:54-60) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dam faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Berikut ini diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seeorang antara lain: 1. Faktor internal, meliputi:

a. Faktor jasmani, terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis, terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kemandirian, kematangan, kelelahan.

2. Faktor eksternal, meliputi:

a. Faktor keluarga terdiri atas cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar belakang kebudayaan keluarga.

b. Faktor sekolah terdiri atas metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi siswa dengan siswa,disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat terdiri atas kegiatan seseorang dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat yang heterogen. 2.2. Seleksi jalur masuk

Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah Sekolah Menengah Atas. Para lulusan SMA berlomba-lomba agar dapat diterima di Perguruan tinggi impian mereka. Banyak cara agar diterima diterima di Perguruan

24

Tinggi yaitu melalui tes tertulis, tes kemampuan bakat dan minat, dan tes-tes yang lain sesuai dengan kebijakan masing-masing Perguruan Tinggi. Tes tertulis yang biasanya dikenal dengan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang secara serentak dilaksanakan di tingkat nasional.

Seleksi masuk adalah salah satu bentuk seleksi penerimaan mahasiswa untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia. Seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) atau yang dikenal dengan seleksi jalur undangan merupakan seleksi yang didasarkan pada pertimbangan hasil penjaringan prestasi akademik di antaranyaa melalui nilai rapor, nilai ujian nasional (UN) dan prestasi-prestasi pendukung lainnya selama belajar disekolah menengah. Adapun kuota mahasiswa baru yang akan diterima melalui jalur SNMPTN undangan tersebut adalah sekitar 50% dari total keseluruhan (Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013).

Jalur yang kedua yaitu seleksi tertulis yang bernama seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). SBMPTN sebelumnya bernama SNMPTN tertulis, selanjutnya akan digunakan istilah SBMPTN untuk seleksi masuk ke perguruan tinggi melalui jalur tes tertulis. Seleksi melalui jalur tersebut didasarkan pada pertimbangan hasil tes tertulis secara langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan hasil tes tertulis secara langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes

25

tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan keputusan untuk menentukan seorang calon mahasiswa baru untuk diterima melalui jalur tersebutyaitu sekitar 305 dari total keseluruhan. Sementara presentase sisanya, dapat dijaring ,melalui seleksi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi negeri masing masing melalui seleksi mandiri ( Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013).

Menurut Suryabrata dalam ( Amirulloh:2013) memaparkan bahwa terdapat empat alasan utama mengapa perguruan tinggi menyelenggarakan seleksi dalam penerimaan calon mahasiswa baru, yaitu:

1. Pendidikan di perguruan tinggi merupakan ajang penyiapan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, karena itu diperlukan suatu “kepastian” bahwa cara calon mahasiswa yang akan belajar di perguruan tinggi memiliki kualitas yang baik.

2. Kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi merupakan kesempatan yang langka,terutama di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, sehingga perguruan tinggi mengharapkan peluang yang langka tersebut diberikan kepada calon yang paling potensial dan paling berhak mendapatkannya.

3. Adanya seleksi memungkinkan untuk terjaringnya calon-calon mahasiswa yang bertalenta tinggi.

4. Kesempatan pendidikan tinggi merupakan suatu hal yang sangat mahal, sehingga harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien oleh para calon

26

mahasiswa yang paling besar kemungkinannya untuk berhasil dalam belajar di masa yang akan datang.

Berkenaan dengan hal di atas diperlukan sebuah sistem ideal dan berkualitas untuk penerimaan calon mahasiswa baru di perguruan tinggi, sehingga mereka yang memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi merupakan orang-orang potensial yang memang berhak mendapatkannya. Dalam (Depdikbud:1990) hal tersebut sekurang-kurangnya yaitu dengan mempertimbangkan empat aspek, yaitu Efektivitas prediksi, Efektivitas ekonomi, Ekuitas, Intensitas belajar mengajar.

Berkenaan dengan seleksi tes tertulis, pertimbangan tersebut secara langsung membawa pada permasalahan mengenai penyediaan alat seleksi atau perangkat tes untuk masuk perguruan tinggi. Universitas Negeri Semarang setiap tahunnya membuka penerimaan mahasiswa baru dengan berbagai jalur masuk. Jalur masuk yang ditetapkan oleh Universitas Negeri semarang terdiri dari tiga jalur yaitu:

1. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

SNMPTN yang diselenggarakan semenjak 2013 sebagai pengganti SNMPTN Jalur Undangan, merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan portofolio akademik.

2. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

SBMPTN secara teknis sama dengan SNMPTN Jalur Ujian Tulis 2012, merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil tes tertulis/ujian

Dokumen terkait